Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA KEGIATAN

TERAPI BERMAIN MEMBUAT PERAHU DARI KERTAS


ANAK USIA PRASEKOLAH ( 3-6 Th )
DI DESA SENGGRENG

Disusun Oleh:

GERRY SANDHYA SANTANA


NIM 203106104

SUB DEPARTEMEN PROFESI NERS


STIKes WIDYA CIPTA HUSADA MALANG
2020-2021
SATUAN ACARA KEGIATAN (SAK) TERAPI BERMAIN

Topik : Terapi bermain pada anak di desa senggreng


Sub Bahasan : Memubuat perahu dari kertas
Sasaran : Anak usia prasekolah di desa senggreng
Tempat : Desa senggreng
Waktu : Jum’at, 12 februari 2021
Media : Kertas lipat

A. Tujuan Intruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 45 menit, anak diharapkan Stimulasi
untuk mengasah motorik halus, Melatih kosentrasi anak, Melatih ketelitian dalam
melipat kertas.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu kali diharapkan anak mampu :
a. Stimulasi untuk mengasah motorik halus
b. Melatih kosentrasi anak
c. Melatih ketelitian dalam melipat kertas
d. Sebagai sarana penyaluran emosi anakUntuk meningkatkan konsentrasi anak
e. Sarana ekpresi diri bagi anak
f. Sebagai sarana pelepas jenuh yang efektif bagi anak
g. Membuat anak menjadi lebih kreatif
h. Meningkatkan kemampuan diri anak
i. Meningkatkan mood anak
j. Menghilangkan stress
B. Kegiatan Terapi Bermain

No Fase/Tahap Kegiatan Waktu Parameter

1 Persiapan a. Melibatkan anak untuk 1-5 Anak terlibat dalam


bersama melakukan proses persiapan dan
tindakan persiapan menit
memahami tujuan dan
b. Memberikan salam prosedur pembuatan
terapeutik dan bermain melipat
c. Menjelaskan bahwa
kertas
akan dilakukan
permainan terapi
bermain melipat kertas
d. Menjelaskan prosedur
yang akan dilakukan
e. Menyiapkan alat dan
bahan
2 Pelaksanaan Mengajarkan anak – anak 5-20 Anak terlibat dalam
cara bermain melipat kertas pelaksaana
menit
yang meliputi: permainan dengan
a. siapkan selembar menggunakan kertas
kertas lipat
b. lipat menjadi dua lipat anak antusias
c. lipat bagian samping selama kegiatan
d. Lipat bagian bawah berlangsung.
e. Dibagian bawah
dibuka
f. Kemudian kedua sisi
bawah di lipat keatas
g. Kemudian buka bagian
bawah
h. Kemudian tarik
kekanan dan kekiri
bagian atas untuk
membukanya
3 Evaluasi Merapikan alat – alat 1-5 Anak dapat menerima
setelah bermain dan memahami
Memberikan reinforcement menit permainan melipat kertas
kepada anak
Menanyakan perasaan anak.
C. Setting Tempat
Keterangan :

: Penyaji
: Peserta

D. Media Terapi Bermain


Kertas lipat
E. Metode Penyuluhan
Bermain Bersama
F. Target
Anak-anak usia 3-6 tahun di desa senggreng
G. Kriteria Anak
1) Kriteria Inklusi
a) Anak dengan pendiam
b) Anak yang sering menangis
c) Anak yang sukar makan
d) Anak yang terlihat sedih
2) Kriteria Eksklusi
a) Anak yang sakit yang harus beristirahat
b) Anak yang tidak boleh terlalu banyak aktivitas
c) Anak yang memakai bantuan alat medis
H. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) Anak dan keluarga anak hadir selama terapi bermain berlangsung.
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di desa senggreng
c) Pengorganisasian penyelenggaran penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2) Evaluasi Proses
a) Fasilitator memperkenalkan anak-anak yang ikut bermain
b) Fasilitator memberikan contoh
c) Anak mamapu bermain melipat kertas dan dapat mencetak sesuai keinginan anak
d) Anak dapat aktif menjawab dan dapat mengembangkan kreatifitasnya
e) Anak mampu bertahan dalam kegiatan tersebut sampai selesai
3) Evaluasi Hasil
a) Anak mampu mengembangkan kreatifitasnya dalam bermain melipat kertas dan
sesuai keiginan anak
b) Anak merasa senang, koping positif, perilaku positif
c) Anak dapat menyebutkan hal-hal yang telah dipelajari
d) Anak dapat mengetahui cara dan aturan permainan
e) Anak tidak ragu dalam melaksanakan permainan

TERAPI BERMAIN MELIPAT KERTAS


Pengertian
Bermain merupakan aktivitas yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan

anak baik secara fisik maupun secara psikologis (Diani, 2013). Melalui bermain semua

aspek perkembangan anak di tumbuhkan sehingga anak menjadi lebih sehat dan cerdas.

Bermain pada anak usia pra sekolah telah terbukti mampu meningkatkan perkembangan

mental dan kecerdasan anak. daya pikir anak terangsang untuk mendayagunakan aspek

emosional, sosial, serta fisiknya. Kesenangan merupakan salah satu elemen pokok dalam

bermain. Anak akan terus bermain sepanjang aktivitas tersebut menghibur anak dan saat

anak bosan mereka akan berhenti bermain. Permainan memberikan kesempatan latihan

untuk anak- anak pra sekolah mengenal aturan-aturan, mematuhi norma-norma dan

larangan- larangan dan bertindak secara jujur dan setia.

Macam-macam permainan

Ada dua sifat bermain pada anak yaitu sifat aktif dan pasif. Bermain aktif jika anak

berperan secara aktif dalam permainannya memberikan rangsangan dan melaksanakannya.

Bermain pasif anak akan memberi respon pasif terhadap permainan dan orang atau

lingkungan yang memberikan respon secara aktif (Diani, 2013). Bermain aktif antara lain

(1) Bermain dengan mengamati atau menyelidiki (Exploratory) dimana perhatian pertama

anak tertuju pada alat bermain memeriksa alat tersebut, memperhatikan, mengocok ngocok

apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang membongkar (2) Bermain

Konstruktif (construction play), (3) bermain drama bermain peran sesuai dengan tokoh

idola, main boneka-bonekaan, mainan dokter-dokteran, bermain masak- masakan dengan

teman. Sedangkan bermain pasif melihat gambar di buku atau majalah, mendengarkan cerita

atau musik, menonton telivisi dan lain-lain (Diani, 2013).

Fungsi bermain
Bermain pada anak dapat merangsang perkembangan sensorimotor, perkembangan

intelektual, sosialisasi, kreativitas, kesadaran diri, nilai moral, dan perkembangan

terapeutik.

1. Perkembangan sensorimotor

Aktivitas sensorimotor adalah komponen utama bermain pada semua usia. Permainan

aktif penting untuk perkembangan otot dan bermanfaat melepas kelebihan energi. Pada anak

usia pra sekolah sangat menyukai gerakan tubuh dan mengeksplorasi segala sesuatu di

ruangan.

2. Perkembangan intelektual

Melalui eksplorasi dan manipulasi anak-anak belajar mengenal warna, bentuk, ukuran,

tekstur, dan fungsi objek-objek.

3. Sosialisasi

Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya.

Melalui bermain anak belajar membentuk hubungan sosial dan menyelesaikan masalah,

belajar saling memberi dan menerima, menerima kritikan, serta belajar pola perilaku dan

sikap yang diterima masyarakat. Anak akan belajar tentang benar dan salah, standar

masyarakat, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka

4. Kreativitas

Anak-anak bereksperimen dan mencoba ide mereka dalam bermain. Kreativitas terutama

merupakan hasil aktivitas tunggal, meskipun, berpikir kreatif sering di tingkatkan dalam

kelompok. Anak merasa puas ketika menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

5. Kesadaran diri

Melalui bermain anak akan mengembangkan kemampuannya dalam mengatur tingkah

laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuan diri dan membandingkannya dengan

orang lain, kemudian menguji kemampuannya dengan mencoba berbagai peran serta

mempelajari dampak dari perilaku mereka pada lain orang.

6. Nilai moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya terutama dari orangtua dan

guru. Melalui aktivitas bermain, anak akan memperoleh kesempatan untuk menerapkan

nilai-nilai tersebut sehingga dapat di terima di lingkungannya. Selain itu anak juga akan

belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah,

serta belajar bertanggung jawab terhadap tindakkan yang dilakukannya.

7. Manfaat terapeutik

Bermain bersifat terapeutik pada berbagai usia. Bermain memberikan sarana untuk

melepaskan diri dari keteganggan dan stres yang dihadapi di lingkungan. Dalam bermain

anak dapat mengekspresikan emosi dan melepaskan implus yang tidak dapat diterimah

dalam cara yang dapat diterimah di masyarakat. Melalui bermain anak-anak mampu

mengkomunikasikan kebutuhan, rasa takut, dan keinginan mereka kepada pengamat yang

tidak dapat mereka ekspresikan karena keterbatasan keterampilan bahasa mereka.


DAFTAR PUSTAKA

Diani, N. (2013) Tumbuh kembang dan terapi bermain pada anak. Kedua. Edited by E. Raptika.
Jakarta: Salemba Medika

Ramdaniati, S. and Hermaningsih, S. (2016) ‘Comparison Study of Art Therapy and


Play Therapy in Reducing Anxiety on Pre-School Children Who Experience
Hospitalization’, (January), pp. 46–52.

Sandra, K. (2014) ‘Manfaat Bermain Slime’, in Terapi Bermain. Jakarta: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai