Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah matrikulasi
Keperawatan Maternitas
yang dibina oleh Ibu Fitriana Kurniasari, S.Kep, Ns. M.Kep

Oleh
FENNY MELLIKE (P17212215083)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS

2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

Tanggal Kunjungan : 23 Agustus 2021 Jam : 13.00 WIB


Ruang : Flamboyan

PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
IBU PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. T Nama : Tn. B
Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Malang Alamat : Malang

2. Keluhan Utama
: Pusing
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Ny.T merasakan lemas, pusing, merasa sering mengantuk, nafsu makan menurun,
mata berkunang-kunang.
4. Riwayat Menstruasi
 Menarche : 17 tahun
 Siklus : teratur 28 hari
 Lama menstruasi : 7 hari
 Banyaknya ganti pembalut : 3 kali/hari
 Dismenorea/tidak : Ya pada hari pertama

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Anak Tanggal U Jenis Tempat Komplikasi Bayi Nifas
Ke- Lahir/Um K Persali- Persalinan Penolong Bayi Ibu PB/B Keadaan Keadaan laktasi
ur nan B
1. Hamil (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)
ini/ 26
tahun
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
 G1 P0 A0
 HPHT : 23 Februari 2021
 Usia Kehamilan : 24 Minggu
 Kunjungan ANC: Teratur frekuensi: 6 kali
 Tempat ANC : Bidan
 Obat yang biasa dikonsumsi selama hamil : (-)
 Gerakan Janin : 20 kali/hari
 Pergerakan janin pertama 10 kali pada usia kehamilan 16 minggu
 Imunisasi Toxoid Tetanus sebanyak 2 kali yaitu:
TT 1 : 23 Januari 2021
TT 2 : 23 Agustus 2021
 Tanda-tanda bahaya : (-)
 Tanda-tanda persalinan : belum muncul

7. Riwayat Kesehatan Sekarang/yang Lalu


 Jantung : (-)
 Hipertensi : (-)
 Diabetes Melitus : (-)
 Ginjal : (-)
 Asma : (-)
 Hepatitis : (-)
 Lain-lain : (-)

8. Riwayat Operasi Abdomen/SC


 Tempat : (-)
 Penolong : (-)
 Tanggal : (-)

9. Riwayat Penyakit Keluarga:


 Jantung : (-)
 Hipertensi : (-)
 Diabetes Melitus : (-)
 Hepatitis : (-)
 Asma : (-)
 Ginjal : (-)
 Riwayat bayi kembar : (-)

10. Riwayat KB : (-)


11. Riwayat Sosial Ekonomi & Psikologis
 Status Perkawinan : Kawin Kawin:1 kali
 Lama menikah: 1 tahun
 Umur menikah pertama kali: 25 tahun
 Kehamilan ini direncanakan/Tidak direncanakan: Direncanakan
 Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan: Senang dan bahagia
 Pengambilan keputusan dalam keluarga: Suami
 Tempat dan petugas yang diinginkan untuk membantu persalinan: Rumah Sakit
 Tempat rujukan jika terjadi komplikasi: Rumah Sakit
 Persiapan menjelang persalinan: Selalu menjaga kesehatan

12. ACTIVITY DAILY LIVING


a. Pola makan & minum
Frekuensi : 3 kali sehari
Jenis : Nasi, sayur, lauk pauk
Porsi : Sedikit
Keluhan/Pantangan : Mual
b. Pola Istirahat
Tidur siang : 2 jam
Tidur malam : 7-8 jam
Keluhan : (-)
c. Pola eliminasi
BAK 6 kali/hari, konsistensi cair warna jernih
BAB 1-2 kali/hari, warna kuning, lendir darah: (-)
d. Personal Hygiene
Mandi : 2 kali sehari
Ganti pakaian dan pakaian dalam : 2 kali sehari
e. Aktifitas
Pekerjaan sehari-hari : Ibu Rumah Tangga
Keluhan : Pusing
Hubungan seksual : 2 kali/minggu
f. Kebiasaan hidup
Merokok : (-)
Minum-minuman keras : (-)
Konsumsi obat terlarang : (-)
Minum jamu : (-)

B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Suhu : 36,6 ˚ C
Respirasi : 23 kali/menit
Tinggi badan : 158 cm
Berat badan : 55 kg
Kenaikan BB selama hamil : 5 kg
LILA : 25 cm

3. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Postur Tubuh : Baik
Kepala : Kepala bersih, tidak ada benjolan atau bekas luka
Rambut : Rambut bersih, tidak kusam, kulit bersih
Muka : Simetris cloasma: (-) oedeme: (-)
Hidung : Tidak ada sekret, polip: (-)
Gigi dan mulut : Bersih, mukosa bibir kering, karies gigi (-)

4. Leher
Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak terlihat pembengkakan vena jugularis dan kelenjar
tyroid (-)

5. Payudara
Bentuk simetris : Simetris kanan dan kiri
Keadaan putting susu : Menonjol
Aerola mamae : Menghitam
Colostrum : Kekuningan

6. Abdomen
Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan/tidak
Linea nigra : Tampak
Bekas luka/operasi : Tidak ada

7. Genetalia
Varises : Tidak ada
Odema : Tidak ada
Pembesaran Kelenjar bartholini : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Tidak
ada
Bekas luka/jahitan perineum : Tidak ada
Anus : Bersih, tidak ada kelainan
Haemoroid/tidak : Tidak

8. Tangan dan Kaki


Simetris/tidak : Simetris
Odeme pada tungkai bawah : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Pergerakan : Normal

PALPASI
Payudara
Colostrum : Kekuningan
Benjolan : Tidak ada
Abdomen
TFU : 24 cm
Leopold I : 3 jari diatas pusat, pada fundus teraba bagian lunak,
kurang bulat, kurang melenting
Leopold II : Pada sebelah kiri teraba bagian keras, panjang,
mendatar, dan bagian kanan ibu terasa bagian
kecil janin
Leopold III : Pada SBR terasa bagian keras, lunak dan melenting,
belum masuk PAP
Leopold IV : Tidak dilakukan
Taksiran Berat Badan Janin ( TBJ ) : 1,6 KG
Kontraksi: (-) kali/10mnt. Lama (-) detik, kuat/lemah, teratur/tidak
Kandung Kemih : Penuh

AUSKULTASI
DJJ
Frekuensi : 142x/menit
Punctum maksimum : Jelas

PEMERIKSAAN PANGGUL
Lingkar panggul : Tidak terkaji
Distansia cristarum : Tidak terkaji
Distansia spinarum : Tidak terkaji
Conjungata Bourdeloque : Tidak terkaji
PEMERIKSAAN DALAM
Atas indikasi: (-) Pukul: (-) Oleh: (-)
Dinding vagina : Tidak erkaji
Portio : Tidak terkaji
Pembukaan servik : Tidak terkaji
Konsistensi : Tidak terkaji
Ketuban : Tidak terkaji
Presentasi Fetus : Tidak terkaji
Posisi : Tidak terkaji
Penurunan Bagian Terendah : Tidak terkaji

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal : 23 Agustus 2021 Jenis Pemeriksaan: Laboratorium

Hasil :
Hb : 7,7 g/dL (Normal 11g/dL)
Hematokrit : 38 % (Normal 37-41 %)
Eritrosit: 3 juta/mm3 (normal 4,2-5,4 juta mm3)
Trombosit: 250.000 (normal 200.000-400.000/mel)

ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
Data subjektif : Penurunan kadar Hb Defisit Pengetahuan
 Ibu mengatakan lemas,
pusing, merasa sering Kepatuhan Konsumsi
mengantuk, nafsu makan Tablet Kurang
menurun, mata berkunang-
kunang.
 Ny. T rutin memeriksakan Kurangnya Pengetahuan
kehamilannya di Bidan, Ibu Mengenai Anemia
namun Ny. T mengaku
kadang tidak teratur minum
tablet penambah darah
yang diberikan bidan.
Data objektifnya :
 Pasien tampak
pucat,konjungtiva anemis
 TTV : TD: 11O/80
MmHg, N: 84 x/ mnt,
RR: 23 x/mnt, S: 36,6 C˚
 Hb 7,7 gr/dl
Data subjektif : Penurunan kadar Hb Keletihan
 Ibu mengatakan lemas,
pusing, merasa sering Oksigen dan nutrisi tidak
mengantuk, mata ditransport secara adekuat
berkunang-kunang.
Data objektifnya :
 Pasien tampak Keletihan
pucat,konjungtiva anemis
 TTV : T: 11O/80 MmHg,
N: 84 x/ mnt, RR: 23
x/mnt, S: 36,6 C˚
 Hb 7,7 gr/dl
Data subjektif : Penurunan Kadar Hb Defisit Nutrisi
 Ibu mengatakan sering
mual, muntah, dan nafsu Nafsu Makan Menurun
makan menurun.
Data objektifnya :
Defisit Nutrisi
 Pasien tampak
pucat,konjungtiva anemis,
bibir tampak kering
 TTV : T: 11O/80 MmHg,
N: 84 x/ mnt, RR: 23
x/mnt, S: 36,6 C˚
 Hb 7,7 gr/dl

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi ditandai dengan menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran
2. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia) ditandai dengan pasien
tampak lesu
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (tidak mau makan) ditandai
dengan nafsu makan menurun
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. T


Umur : 26 tahun
No. Reg : 255433
No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan TT

1. Senin/ 23 Agustus Defisit pengetahuan Tujuan: Setelah dilakukan 1. Identifikasi kesiapan dan Fenny
2021 tentang kehamilan dan tindakan keperawatan 1x24 kemampuan menerima informasi
persalinan berhubungan jam diharapkan tingkat 2. Jelaskan faktor resiko yang
dengan kurang terpapar pengetahuan membaik dapat mempengaruhi kesehatan
informasi ditandai Kriteria Hasil: 3. Ajarkan perilaku hidup sehat
dengan menunjukkan 1. Perilaku sesuai anjuran
perilaku tidak sesuai meningkat
anjuran 2. Kemampuan menjelaskan
pengetahuan sesuai topik
meningkat
3. Pertanyaan tentang
masalah yang dihadapi
menurun
4. Persepsi yang keliru
terhadap masalah menurun
5. Menjalani pemeriksaan
yang tidak tepat
menurun
2. Senin/ 23 Agustus Keletihan berhubungan Tujuan: Setelah dilakukan 1. Sediakan materi dan media Fenny
2021 dengan kondisi tindakan keperawatan 1x24 pengaturan ativitas dan istirahat
fisiologis anemia jam diharapkan tingkat 2. Anjurkan menyusun
ditandai dengan pasien keletihan membaik jadwal aktivitas dan
tampak lesu Kriteria Hasil: istirahat
1. Verbalisasi kepulihan
energi meningkat
2. Kemampuan melakukan
aktivitas rutin
meningkat
3. Pola istirahat membaik
4. Pola napas membaik
3. Senin/ 23 Agustus Defisit nutrisi Tujuan: Setelah dilakukan 1. Identifikasi asupan nutrisi dan Fenny
2021 berhubungan dengan tindakan keperawatan 1x24 monitor adanya mual muntah
faktor psikologis jam diharapkan status nutri 2. Jelaskan jenis makanan yang
(kengganan untuk terpenuhi bergizi tinggi
makan) ditandai dengan Kriteria Hasil:
nafsu makan menurun 1. Porsi makanan yang
dihabiskan meningkat
2. Berat badan/IMT
meningkat
3. Frekuensi makan meningkat
4. Nafsu makan meningkat
5. Perasaan cepat kenyang
meningkat
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : Ny. T


Umur : 26 tahun
No. Reg : 255433
No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan
1. Senin/ 23 Agustus Defisit pengetahuan Pukul 11.00
2021 tentang kehamilan dan 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
persalinan berhubungan Hasil: Pasien siap dan mampu menerima pendidikan kesehatan
dengan kurang terpapar Pukul 11.15
informasi ditandai 2. Menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
dengan menunjukkan Hasil: Pasien mampu menjelaskan pengetahuan sesuai topik
perilaku tidak sesuai Pukul 11.30
anjuran 3. Mengajarkan perilaku hidup sehat
Hasil: Pasien mampu mengubah persepsi masalah kesehatan dengan benar dan
menunjukkan perilaku sesuai dengan anjuran dengan rutin meminum tablet Fe.
2. Senin/ 23 Agustus Keletihan berhubungan Pukul 11.45
2021 dengan kondisi 1. Menyediakan materi dan media pengaturan ativitas dan istirahat
fisiologis anemia Hasil: Pasien mampu menerima pendidikan kesehatan pengaturan ativitas dan
ditandai dengan pasien istirahat
tampak lesu Pukul 12.00
2. Menganjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
Hasil: Pasien mampu menyusun jadwal aktivitas dan istirahat

3. Senin/ 23 Agustus Defisit nutrisi Pukul 12.15


2021 berhubungan dengan 1. Mengidentifikasi nutrisi dan monitor adanya mual muntah
faktor psikologis Hasil: Mengedukasi pasien untuk menjaga pola makan terutama untuk rajin
(kengganan untuk makan sayur
makan) ditandai dengan Pukul 12.20
nafsu makan menurun 2. Jelaskan jenis makanan yang tinggi gizi
Hasil: Pasien mampu pendidikan kesehatan makanan yang bergizi tinggi
EVALUASI
Nama Pasien : Ny. T
Umur : 26 tahun
No. Reg : 255433
No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Senin/ 23 Agustus Defisit pengetahuan S: Klien dapat menjelaskan kembali apa yang sudah dijelaskan oleh perawat
2021 tentang kehamilan dan O: Klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat mengenai
persalinan berhubungan anemia dan pencegahannya
dengan kurang terpapar A:Masalah teratasi
informasi ditandai P: Masalah teratasi
dengan menunjukkan
perilaku tidak sesuai
anjuran
2. Senin/ 23 Agustus Keletihan berhubungan S: Klien dapat menjelaskan kembali apa yang sudah dijelaskan oleh perawat
2021 dengan kondisi O: Klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat mengenai pola
fisiologis anemia aktivitas dan istirahat
ditandai dengan pasien A:Masalah Teratasi
tampak lesu P: Masalah Teratasi

3. Senin/ 23 Agustus Defisit nutrisi S: Klien dapat menjelaskan kembali apa yang sudah dijelaskan oleh perawat
2021 berhubungan dengan O: Dapat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat mengenai pola makan sehat
faktor psikologis dan bergizi
(kengganan untuk A:Masalah Teratasi
makan) ditandai dengan P: Masalah Teratasi
nafsu makan menurun
JURNAL GIZI DAN
Rendahnya DIETETIK
asupan besi dan tingkat kepatuhan mengonsumsi tablet besi berhubungan dengan kejadian anemia 41
zat gizi INDONESIA
Vol. 3, No. 1, Januari 2015: 41-50

Rendahnya asupan zat besi dan kepatuhan


mengonsumsi tablet besi berhubungan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas I Kembaran, Banyumas
The relationship between nutrient intake and level of compliance in consuming iron tablet
with incidence of anemia in pregnant women at work area of Puskesmas I Kembaran
Banyumas

Ari Purwoko Widji Utomo1, Detty Siti Nurdiati2, Retna Siwi Padmawati3

ABSTRACT

Background: One of the nutritional problems that frequently occur in pregnant women is anemia,
which is the biggest problem of micronutrient and the most difficult to overcome in the world. Anemia
occurs at all stages of the life cycle, more commonly attacked pregnant women and children. The
cause of anemia is iron deficiency which is needed to the formation of a hemoglobin (Hb). Defficiency
of iron in the body is due to lack of consumption of food sources of iron and the non-compliance of
pregnant women in consuming iron tablets. Supplementation of iron tablets and improvement of
nutrient intake especially good source of iron is one of anemia prevention that has been done.
Objectives: To determine the relationship between nutrient intake and the level of compliance in
consuming iron tablets with incidence of anemia in pregnant women at work area of Puskesmas I
Kembaran Banyumas.
Methods: This was an observational study (survey) with a cross sectional design with 50 subjects of
the third trimester pregnant women. The research used both quantitative and qualitative approaches.
Results: The percentage of anemia in pregnant women in this study was 56.0%. The results of the
multivariable analysis showed that only compliance-related iron tablets consumption significantly had
relationship (p=0.001, RP=3.7, 95% CI:2.06-6.82) with the incidence of anemia in pregnant women.
The high cost of animal food sources, the limitation of animal food sources diversity, and the dislike
animal food sources consumption caused pregnant women choosing plant-based foods that where
cheap and easily obtainable.
Conclusions: This study proved that the intake of nutrients, especially iron and compliance of
pregnant women in consuming iron tablets was still be the cause of anemia in pregnant women.
Therefore, it needs to reduce and prevent maternal anemia by increasing the diversity of the
consumption of iron food sources, awareness of pregnant women to consume iron tablets, and the role
of husband in encouraging pregnant women to consume iron tablets.

KEYWORDS: anemia, compliance in consuming iron tablets, nutrient intake

ABSTRAK

Latar belakang: Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemia gizi, yang
merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruh dunia. Hasil Riskesdas tahun 2010
menunjukkan 80,7% wanita usia subur (WUS) yang hamil mendapat/membeli tablet besi, namun sebagian besar
diketahui tidak patuh mengonsumsinya. Kekurangan besi dalam tubuh disebabkan kurangnya konsumsi
makanan sumber zat besi dan ketidakpatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet besi. Suplementasi

1
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Jl. RA. Wiryaatmaja No 4 Purwokerto Kabupaten Banyumas, e-mail: aripurwoko_wu@ yahoo.com
2
Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Sardjito, Jl. Kesehatan, Yogyakarta, e-mail: dnurdiaty@yahoo.com
3
Bagian Program Studi Gizi dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran UGM, Jl. Farmako Sekip Utara, Yogyakarta
Rendahnya asupan zat gizi besi dan tingkat kepatuhan mengonsumsi tablet besi berhubungan dengan kejadian anemia 42

tablet besi dan perbaikan asupan zat gizi terutama sumber zat besi merupakan upaya
penanggulangan anemia yang banyak dilakukan.
Tujuan: Mengetahui hubungan asupan zat gizi dan tingkat kepatuhan mengonsumsi tablet besi
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas I Kembaran Kabupaten
Banyumas.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional (survey) dengan rancangan cross sectional
dengan subjek penelitian 50 ibu hamil trimester III. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif
dan kualitatif.
Hasil: Persentase anemia pada ibu hamil sebesar 56,0%. Hasil analisis multivariat hanya kepatuhan
mengonsumsi tablet besi yang berhubungan bermakna (p=0,001, RP=3,7; 95% CI:2,06-6,82) dengan
kejadian anemia pada ibu hamil. Harga sumber makanan hewani yang mahal, keanekaragaman
sumber makanan hewani yang terbatas, dan ketidaksukaan mengonsumsi sumber makanan hewani
menyebabkan ibu hamil memilih sumber makanan nabati yang murah dan mudah didapat.
Kesimpulan: Asupan zat gizi terutama zat besi dan kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet besi
masih menjadi penyebab anemia pada ibu hamil. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya
penanggulangan dan pencegahan anemia ibu hamil dengan cara peningkatan keanekaragaman
konsumsi bahan makanan sumber zat besi, kesadaran ibu hamil untuk mengonsumsi tablet besi, dan
peran serta suami dalam mendorong ibu hamil mengonsumsi tablet besi.

KATA KUNCI: anemia, kepatuhan minum tablet besi, asupan zat gizi

PENDAHULUAN oleh rendahnya kepatuhan ibu hamil untuk minum


tablet besi (5).
Anemia merupakan masalah kesehatan
Hasil Riskesdas tahun 2010 menunjukkan
masyarakat global baik di negara berkembang maupun
80,7% wanita usia subur (WUS) yang hamil
di negara maju dengan konsekuensi besar bagi
mendapat/membeli tablet besi. Sebanyak 18,0% minum
kesehatan manusia serta sosial ekonomi. Anemia
tablet besi dengan jumlah hari 90 atau lebih, 19,3%
terjadi pada semua tahap siklus hidup, namun lebih tidak minum tablet besi dan 15,3% yang menjawab
umum menyerang ibu hamil dan anak-anak (1). Ibu tidak tahu. Ibu hamil tidak minum tablet Fe untuk
hamil yang mengalami anemia memiliki risiko mencegah anemia yang tinggal di pedesaan (24,8%)
kematian hingga 3,6 kali lebih besar dibandingkan lebih tinggi dibanding ibu yang tinggal di perkotaan
dengan ibu hamil yang tidak mengalami (2). (14,1%) (6). Profil Kesehatan Puskesmas I Kembaran
Masalah yang sering terjadi pada ibu hamil yaitu 2013 menunjukkan cakupan ibu hamil yang mendapat
tidak menyadari adanya peningkatan kebutuhan gizi tablet Fe 1 sebesar 98,03% (Banyumas: 95,78%) dan Fe
selama hamil dan perilaku gizi yang salah sehingga 3 sebanyak 89,26% (Kabupaten Banyumas: 89,73%).
terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi dan Prevalensi ibu hamil anemia yaitu 21,9% lebih tinggi
kebutuhan. Pola makan yang salah pada ibu hamil dari prevalensi anemia ibu hamil Kabupaten Banyumas
membawa dampak terhadap terjadinya gangguan gizi, (18,24%), dengan prevalensi anemia lebih dari 20%
antara lain: anemia, pertambahan berat badan yang sudah merupakan masalah kesehatan masyarakat di
kurang pada ibu hamil, dan gangguan pertumbuhan wilayah kerja Puskesmas I Kembaran (7). Penelitian ini
janin (3). dilakukan untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi
Program suplementasi besi merupakan dan tingkat kepatuhan mengonsumsi tablet besi dengan
penanggulangan anemia yang paling banyak kejadian anemia pada ibu hamil.
dilakukan, di samping upaya lain seperti fortifikasi
bahan makanan dengan zat besi dan pendidikan gizi
BAHAN DAN METODE
lewat strategi komunikasi, informasi, dan edukasi (4).
Namun demikian, hal ini belum bisa mengatasi P enel iti an ini merupakan penel iti an
masalah anemia pada ibu hamil yang disebabkan observasional (survei) dengan rancangan potong
lintang (cross sectional) yaitu rancangan penelitian bivariabel, dan multivariabel dengan menggunakan uji
yang mempelajari hubungan antara paparan (faktor statistik chi-square dan uji regresi logistik.
penelitian) dan penyakit atau efek pada saat bersamaan,
diukur menurut keadaan atau statusnya pada waktu
dilakukan observasi (8). Penelitian ini menggunakan HASIL
pendekatan secara kuantitatif dan kualitatif. Karakteristik responden
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas I
Kembaran, Kabupaten Banyumas selama 4 bulan yaitu Untuk studi kuantitatif latar belakang pendidikan
dari bulan November 2013 hingga Februari 2014. responden terdiri dari sekolah dasar (SD), sekolah
Populasi dalam penelitian ini adalah 172 ibu hamil menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas
trimester III yang berada di wilayah kerja Puskesmas I (SMA) sedangkan pekerjaan responden sebagian besar
Kembaran Kabupaten Banyumas. Pemilihan subjek adalah ibu rumah tangga. Rentang umur responden
untuk data kuantitatif menggunakan teknik simple berada antara 17–40 tahun. Karakteristik responden
random sampling sehingga didapatkan sampel sebesar berdasarkan umur, pendidikan, dan pekerjaan ibu
50 responden, sedangkan pemilihan subjek untuk data ditampilkan pada Tabel 1.
kualitatif
Tabel 1. Gambaran umum karakteristik subjek
penelitian
menggunakan metode purposive sampling dengan
pendekatan maximum variation sampling sehingga Kelompok responden Jumlah
didapat sampel 21 informan. Informan terdiri dari Pendidikan ibu
Dasar (SD, SMP) 37
informan utama yaitu subjek yang terlibat langsung Lanjut (SMA) 13
dalam interaksi sosial yang diteliti dan informan Pekerjaan
pendukung subjek yaitu yang dapat memberikan Ibu rumah tangga 48
informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam Karyawan swasta 2
Umur ibu
interaksi sosial yang diteliti. Informan utama terdiri Berisiko (>35 tahun dan <20 tahun) 14
dari 8 ibu hamil. Informan pendukung yaitu keluarga Tidak berisiko 36
terdekat/suami dari ibu hamil sejumlah 8 orang dan 5
orang petugas kesehatan. Untuk studi kualitatif latar belakang pendidikan
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah informan utama terdiri dari SD, SMP, dan SMA,
asupan zat gizi dan kepatuhan mengonsumsi tablet besi. sedangkan pekerjaan informan utama adalah ibu rumah
Variabel terikat adalah anemia pada ibu hamil, tangga. Latar belakang pendidikan informan pendukung
sedangkan variabel luarnya adalah pendidikan ibu, adalah SD, SMA, dan sarjana muda (DIII dan DIV).
umur ibu, jarak kelahiran, dan paritas.
Data kuantitatif diperoleh melalui wawancara Distribusi frekuensi responden berdasarkan
dengan menggunakan kuesioner kepatuhan, variabel penelitian
kuesioner food recall 3 x 24 jam dengan waktu yang
Tabel 2 menunjukkan bahwa 56% responden
tidak berurutan dengan alat bantu ukuran rumah tangga
menderita anemia. Untuk asupan zat gizi menunjukkan
(URT) dan alat pengukur hemoglobin (Hb) darah,
bahwa 60% responden asupan energinya kurang dari
sedangkan data kualitatif diperoleh melalui wawancara angka kecukupan gizi (AKG), 24% responden asupan
mendalam (in-depth interview). Penelitian proteinnya kurang dari AKG, 36% responden asupan zat
dilaksanakan setelah memperoleh Surat Kelaikan besinya kurang dari AKG, dan 58% responden asupan
Etik (ethical clearence) dengan nomor: vitamin C nya kurang dari AKG. Untuk tingkat
KE/FK/1134/EC tahun 2014. Analisis data kepatuhan responden minum tablet besi menunjukkan
menggunakan software program Stata Intercooled bahwa 40% responden tidak patuh. Umur ibu yang
Versi 11.0 Universitas Gadjah Mada, Public Health berisiko untuk melahirkan sebanyak 28% responden.
CHR dengan langkah-langkah: analisis univariabel,
Jarak kelahiran dari kelahiran anak sebelumnya dan Pada penelitian ini dilakukan recall makanan
atau melahirkan pertama kali sebagian besar responden terhadap responden. Analisis food recall 3 x 24 jam
≥2 atau anak pertama yaitu 68%. Jumlah anak yang diperoleh hasil rata-rata asupan zat gizi responden
dilahirkan (paritas) responden sebagian besar ≤2 yaitu dibandingkan dengan AKG. Tabel 3 diketahui bahwa
90% dan untuk pendidikan ibu sebanyak 74% responden rata-rata asupan energi responden dibandingkan AKG
menempuh pendidikan dasar. sebesar 91,8%, rata-rata asupan protein dibandingkan
AKG sebesar 98,66%, rata-rata asupan zat besi
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden
dibandingkan AKG sebesar 124% untuk asupan zat
berdasarkan variabel penelitian
besi yang berasal dari makanan

Persentase dan suplemen tablet besi, sedangkan 11,40% untuk


Variabel
(%) asupan zat besi yang hanya berasal dari asupan
Freku
ensi makanan saja dan rata-rata asupan vitamin C
(f) 56,0
Status anemia 44,0
dibandingkan AKG sebesar 70,67%.
Anemia 28
Tidak anemia 22 60,0 Hubungan asupan zat gizi, tingkat kepatuhan
Asupan energi 40,0 mengonsumsi tablet besi, umur ibu,
Kurang 30
Baik 20 pendidikan ibu, jarak kelahiran, dan paritas
24,0
Asupan protein 76,0 dengan kejadian anemia
Kurang 12
Baik 38
Berdasar Tabel 4 diketahui bahwa dari
36,0
Asupan besi 64,0 semua variabel yang diteliti hanya asupan zat besi,
Kurang 18 tingkat kepatuhan mengonsumsi tablet besi, dan umur
Baik 32 58,0 ibu yang mempunyai hubungan bermakna dengan
Asupan vitamin C 42,0 kejadian anemia pada ibu hamil, sedangkan asupan
Kurang 29
Baik 21 40,0
energi, asupan protein, asupan vitamin C, pendidikan
Tingkat kepatuhan minum 60,0 ibu, jarak kelahiran, dan paritas tidak mempunyai
tablet besi 20 hubungan bermakna dengan kejadian anemia pada ibu
Tidak patuh 30
hamil.
Patuh
Umur ibu Berdasarkan data kualitatif dapat diketahui
Berisiko 14 28,0 berbagai informasi tentang pengetahuan anemia,
Tidak berisiko 36 72,0
74,0 asupan zat gizi ibu hamil, dan kepatuhan ibu hamil
Pendidikan ibu 26,0 dalam mengonsumsi tablet besi yang belum terungkap
Dasar 37
Lanjut 13 yang mendukung dan menguatkan hasil dari analisis
32,0
Jarak kelahiran (tahun) 68,0 kuantitatif.
<2 16 Berdasarkan hasil wawancara mendalam
≥2 atau anak pertama 34 10,0 diketahui bahwa informan utama ada yang
Paritas (anak) 90,0
>2 5
≤2 45

Tabel 3. Asupan zat gizi rata-rata responden dibandingkan dengan angka kecukupan gizi (AKG)

AKG ibu hamil Rata-rata asupan zat gizi Rata-rata asupan zat gizi
Zat gizi trimester 3 responden dibandingkan AKG
Energi (kkal)
Umur 19-29 tahun 2200 1981,22 91,8%
Umur 30-49 tahun 2100
Protein (gram) 67 66,1 98,66%
Zat besi (mg) 39 48,7 (dengan tablet besi) 124,87 %
11,4 (tanpa tablet besi) 29,10 %
Vitamin C (mg) 85 60,1 70,67 %
Tabel 4. Hubungan asupan zat gizi, tingkat kepatuhan mengonsumsi tablet besi, umur ibu, pendidikan ibu,
jarak kelahiran, dan paritas dengan kejadian anemia ibu hamil
Anemia Tidak anemia
Variabel χ2 p PR 95% CI
n % N %
Asupan energi
Kurang 20 66,67 10 33,3 3,46 0,063 1,6 0,92–3,01
Baik 8 40,00 12 60,00
Asupan protein
Kurang 8 66,67 4 33,33 0,72 0,30 1,27 0,76-2,09
Baik 20 52,63 18 47,37
Asupan besi
Kurang 18 100,0 0 0,00 22,09 0,000* 3,2 1,91-5,35
Baik 10 31,25 22 68,75
Asupan vitamin C
Kurang 18 62,07 11 37,93 1,03 0,310 1,3 0,77-2,21
Baik 10 47,62 11 52,38
Tingkat mengonsumsi tablet besi
Tidak Patuh 20 100 0 0
Patuh 8 26,67 22 73,33 26,19 0,000* 3,75 2,07-6,78
Umur ibu
Berisiko 11 78,57 3 21,43 4,02 0,044 1,7 1,07-2,58
Tidak berisiko 17 47,22 19 52,78
Pendidikan ibu
Dasar 23 62,16 14 37,84 2,19 0,12 1,6 0,78 – 3,36
Lanjut/menengah 5 38,46 8 61,54
Jarak kelahiran (tahun)
<2 3 75,00 1 25,00
≥ 2 atau anak pertama 25 54,35 21 45,5 0,64 0,40 1,38 0,74- 2,58
Paritas (anak)
>2 3 60,00 2 40,00 0,036 0,62 1,1 0,50- 2,31
≤2 25 55,56 20 44,44
* Bermakna (p<0,05)

memahami dan tidak memahami pengertian anemia berbeda ini menyebabkan ibu hamil mengonsumsi
pada ibu hamil. Informan utama yang memahami energi sama atau kurang dari biasa untuk memenuhi
pengertian anemia menyebutkan bahwa seorang ibu asupan energinya, sehingga menyebabkan rata-rata
hamil dikatakan anemia apabila Hb di bawah 11 g%. asupan energi ibu hamil kurang dari AKG. Asupan
Informan yang tidak memahami pengertian anemia, energi responden sebagian besar berasal dari
tidak bisa menyebutkan batasan anemia ibu hamil. karbohidrat. Karbohidrat bukan sumber zat besi,
Informan mempunyai pemahaman yang sama sehingga tidak mempengaruhi status anemia.
tentang penyebab dan gejala anemia. Penyebab anemia Kebutuhan protein selama kehamilan penting
pada ibu hamil adalah makanan yang kurang bergizi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan
dan tidak minum tablet besi, sedangkan gejala anemia janin. Informan memahami bahwa protein berguna
adalah lemah, letih, lesu, pusing, dan berkunang- untuk kesehatan janin yang dikandungnya. Harga
kunang. bahan makanan sumber protein hewani yang mahal,
Berdasarkan hasil wawancara mendalam, faktor ekonomi keluarga, ketersediaan bahan makan
informan mengatakan bahwa selama hamil sumber protein hewani yang kurang atau tidak tersedia
membutuhkan asupan energi dengan cara makan di sekitar tempat tinggal, perasaan bosan, dan tidak
bergizi, menambah jumlah porsi, dan jenis makanan. suka terhadap lauk hewani menjadi penyebab asupan
Sementara itu, ada informan lain yang mengatakan protein hewani informan utama kurang. Hal ini
bahwa selama hamil mereka makan seperti biasa menyebabkan infoman memilih ke sumber protein
seperti saat sebelum hamil. Pemahaman yang nabati yang lebih murah.
Informan memahami asupan zat besi penting Analisis regresi logistik hubungan asupan zat
untuk mencegah anemia selama kehamilan. Angka gizi dan tingkat kepatuhan mengonsumsi
kejadian anemia masih cukup tinggi. Hal ini tablet besi dengan kejadian anemia
disebabkan asupan zat besi yang berasal dari makanan,
terutama sumber hewani masih terbilang kurang. Analisis multivariabel dilakukan untuk
Kebutuhan zat besi responden sebagian besar berasal mengetahui pengaruh variabel bebas (asupan zat gizi
dari suplementasi tablet besi. Di samping itu, kejadian dan kepatuhan mengonsumsi tablet besi) dengan variabel
anemia disebabkan informan lebih memilih makanan terikat (anemia pada ibu hamil) dengan
sumber nabati (non-heme) yang lebih murah dan mengikutsertakan variabel luar yaitu umur ibu. Model 3
mudah didapat, akan tetapi memiliki bioavailabilitas sebagai model yang secara statistik lebih mudah
zat besi yang rendah. menjelaskan bahwa ada hubungan bermakna tingkat
Konsumsi buah-buahan sebagai sumber utama kepatuhan mengonsumsi tablet besi dengan kejadian
vitamin C menjadi kendala. Kendala ini disebabkan anemia pada ibu hamil ditunjukkan dengan p= 0,0001
harga buah-buahan yang relatif mahal, ketersediaan (PR=3,7, 95% CI: 2,06-6,82, R2: 12,80). Hal ini berarti
buah-buahan yang kurang di lingkungan sekitar, dan ibu hamil tidak patuh mengonsumsi tablet besi
ketergantungan terhadap musim untuk buah- buahan mempunyai risiko 3,7 kali lebih besar untuk menderita
tertentu serta tidak menyukai beberapa jenis buah. Hal anemia dan tingkat kepatuhan mengonsumsi tablet besi
ini menyebabkan rata-rata asupan vitamin C informan memberikan kontribusi sebesar 12,8% untuk terjadinya
kurang dibandingkan dengan AKG. anemia pada ibu hamil. Hasil analisis regresi logistik
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa ditampilkan pada Tabel 5.
informan utama (informan ibu hamil anemia) tidak
patuh mengonsumsi tablet besi disebabkan lupa, malas BAHASAN
minum, bau amis, dan tidak bisa menelannya,
sedangkan untuk informan utama (ibu hamil tidak Hubungan asupan energi dengan kejadian
anemia) patuh mengonsumsi tablet besi disebabkan anemia
takut kalau menderita anemia dan takut janin yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan
dikandungnya tidak sehat. energi responden sebagian besar berasal dari

Tabel 5. Analisis regresi logistik hubungan asupan zat gizi dan tingkat kepatuhan
mengonsumsi tablet besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil

Model 1 Model 2 Model 3


Variabel RP(95% CI) RP (95% CI) RP (95% CI)
(p) (p) (p)
Kepatuhan minum tablet besi
Tidak patuh 3,61(1,94-6,72) 3,6(1,97-6,71) 3,7(2,06-6,82)
0,0001 0,0001 0,0001
Patuh 1 1 1
Asupan zat besi
Kurang 1,01(0,93-1,09;)
0,885
Baik 1
Umur ibu
Berisiko 1,11(0,81-1,54) 1,1(0,81-1,54)
0,507 0,507
Tidak berisiko 1 1
R2 12,88 12,88 12,80
sumber karbohidrat. Rata-rata konsumsi energi adalah protein nabati. Untuk membantu penyerapan protein
1.981,22 kkal dan persentase asupan energi nabati dibutuhkan vitamin C. Suatu penelitian
dibandingkan dengan AKG sebesar 91,8% (Tabel 3). menyatakan bahwa protein nabati merupakan sumber
Hal ini menunjukkan asupan energi ibu hamil masih zat besi non-heme yang dalam proses penyerapannya
kurang. lebih efektif bila ada vitamin C, sedangkan protein
Uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan hewani merupakan sumber zat besi heme yang bisa
yang bermakna antara tingkat kecukupan energi langsung diabsorpsi oleh tubuh (11). Protein berperan
dengan kejadian anemia (p=0,063) (Tabel 4). Tidak penting dalam transportasi zat besi dalam tubuh.
adanya hubungan bermakna antara asupan energi Penelitian lain menyatakan bahwa kekurangan
dengan kejadian anemia diasumsikan bahwa asupan asupan protein akan menyebabkan transportasi zat
energi responden sebagian besar berasal dari sumber besi terganggu, sehingga menyebabkan defisiensi zat
karbohidrat. Karbohidrat bukan sumber zat besi besi (anemia).
sehingga tidak mempengaruhi status anemia (9). Walau Hasil analisis kualitatif diketahui bahwa
bukan sumber zat besi, karbohidrat yang cukup akan mahalnya harga lauk hewani, keanekaragaman bahan
mencegah penggunaan protein untuk energi (sebagai makan sumber protein hewani yang kurang di sekitar
penghemat protein). Di antara 30 ibu hamil yang lingkungan tempat tinggal, bosan, dan tidak suka lauk
asupan energinya kurang, masih terdapat 66,67% yang hewani menyebabkan responden lebih memilih ke
mengalami anemia (Tabel 2, Tabel 4), sesuai dengan sumber protein nabati yang relatif murah dan mudah
penelitian yang menunjukkan pada ibu hamil dengan didapat.
anemia gizi besi memiliki asupan energi secara
signifikan lebih rendah dari yang tidak anemia dan Hubungan asupan zat besi dengan kejadian
asupan zat besi dari diet juga secara signifikan lebih anemia ibu hamil
sedikit (10).
Hasil penelitian menunjukkan 18 (36%)
Berdasakan hasil analisis kualitatif diketahui
responden memiliki asupan zat besi kurang dari AKG
bahwa pemahaman yang berbeda tentang
dan semua menderita anemia (Tabel 4). Rata-rata
pengetahuan dan praktik makan menyebabkan asupan
konsumsi zat besi responden dari makanan sebesar
energi informan kurang dari AKG. Berdasarkan hasil
11,4 mg dan dari tablet besi sebesar 48,7 mg. Asupan
food recall 3 x 24 jam, diketahui bahwa asupan energi
zat besi yang berasal dari makanan dibanding AKG
informan sebagian besar berasal dari karbohidrat,
sebesar 29,10%. Hal ini menunjukkan asupan zat besi
sehingga tidak mempengaruhi status anemia.
ibu hamil sangat kurang, sedangkan bila asupan zat
besi digabungkan antara asupan dari makanan dan dari
Hubungan asupan protein dengan kejadian
suplemen zat besi, maka tingkat konsumsi rata-rata zat
anemia
besi sebesar 124,87% dibandingkan AKG (Tabel 3).
Hasil penelitian menunjukkan 12 (24%) Hal ini menunjukkan asupan zat besi lebih dari AKG.
responden memiliki asupan protein kurang dari AKG Uji statistik menunjukkan adanya hubungan
(Tabel 2) dan 66,67% menderita anemia (Tabel 4). bermakna antara asupan zat besi dengan kejadian
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata anemia pada ibu hamil (p=0,001). Hasil penelitian
konsumsi protein responden adalah 66,1 gram dan menunjukkan bahwa ibu hamil yang asupan zat
asupan protein dibandingkan dengan AKG sebesar besinya kurang mempunyai risiko 3,2 kali untuk
98,66% (Tabel 3). Hal ini menunjukkan asupan protein menderita anemia (Tabel 4). Hal ini diasumsikan
ibu hamil sudah baik. bahwa asupan zat besi responden yang berasal dari
Uji statistik membuktikan tidak ada hubungan makanan kurang dan sebagian asupan zat besi berasal
yang bermakna antara asupan protein dengan kejadian dari suplementasi zat besi serta kepatuhan
anemia pada ibu hamil (p=0,30) (Tabel 4). Hal ini
diduga disebabkan asupan protein yang dikonsumsi
responden sebagian besar berasal dari
responden untuk mengonsumsi tablet besi masih AKG. Selain itu, vitamin C yang berfungsi sebagai zat
rendah yang memungkinkan terjadinya anemia gizi yang membantu proses penyerapan zat besi akan lebih
besi. Di samping itu, responden mempunyai kebiasaan efektif bila disertai dengan konsumsi sumber zat besi
untuk mengonsumsi sumber protein nabati (zat besi yang tinggi. Fasilitator absorpsi zat besi adalah asam
non heme). Sumber zat non heme mempunyai askorbat (vitamin C) yang dapat meningkatkan
bioavailabilitas yang rendah. DeMaeyer menyatakan absorpsi zat besi non heme secara signifikan (11,13).
bahwa zat besi merupakan mikronutrien yang esensial Fishman menyatakan bahwa vitamin C berperan dalam
bagi tubuh. Sumber zat besi berasal dari asupan penyerapan zat besi dalam usus dan mobilisasi dari
makanan dan suplementasi zat besi. Sumber zat besi penyimpanan zat besi dalam feritin. Konsumsi 25-75
dari makanan berasal dari heme dan non-heme (12). mg vitamin C dapat meningkatkan penyerapan empat
Zat besi heme merupakan penyusun hemoglobin dan kali zat besi non-heme.
mioglobin yang akan langsung diabsorpsi oleh tubuh, Fungsi vitamin C menjadi tidak berarti apabila
sedangkan zat besi non-heme membutuhkan vitamin tidak disertai dengan konsumsi pangan sumber zat besi
C dalam proses absorpsinya. Hal yang sama disebutkan yang tinggi. Penelitian lain menyatakan bahwa untuk
bahwa penyebab utama anemia defisiensi zat besi menurunkan prevalensi anemia dan defisiensi zat besi
adalah konsumsi zat gizi yang tidak memadai (11). perlu diperhatikan keragaman hayati tinggi zat besi,
Banyak orang bergantung hanya pada makanan nabati pengenalan sumber makanan dengan bioavaibilitas zat
yang memiliki absorpsi terhadap zat besi yang rendah besi yang tinggi, konsumsi buah dan sayur yang
dan terdapat beberapa zat dalam makanan tersebut yang mengandung vitamin C (14).
menghambat absorpsi zat besi. Hasil analisis kualitatif diketahui bahwa
Hasil analisis kualitatif diketahui bahwa asupan mahalnya harga buah, keberadaan beberapa buah
zat besi yang berasal dari makanan terutama sumber bersifat musiman, keanekaragaman buah di lingkungan
hewani (heme) masih tergolong kurang. Kebutuhan zat sekitar terbatas, jauh dari pasar, dan tidak menyukai
besi selama hamil sebagian besar berasal dari suplemen buah tertentu menyebabkan konsumsi buah kurang. Hal
tablet besi. Di samping itu, informan lebih memilih ini menyebabkan asupan vitamin C informan rata-rata
makanan sumber nabati (non-heme) yang relatif di bawah AKG.
murah dan mudah didapat, akan tetapi memiliki
bioavailabilitas zat besi yang rendah. Hubungan umur ibu dengan kejadian anemia
pada ibu hamil
Hubungan asupan vitamin C dengan kejadian
anemia ibu hamil Dari 14 ibu hamil yang umurnya berisiko
(Tabel 2), terdapat 11 ibu hamil yang menderita
Hasil penelitian menunjukkan 29 (58%) anemia (78,57%) dan 3 ibu hamil yang tidak menderita
responden memiliki asupan vitamin C kurang dari anemia (21,43%). Sebanyak 36 ibu hamil yang umurnya
AKG (Tabel 2) dan 62,1% menderita anemia (Tabel tidak berisiko, terdapat 17 ibu hamil yang menderita
4). Rata-rata konsumsi vitamin C responden sebesar anemia (47,22%) (Tabel 4).
60,1 mg dan persentase asupan vitamin C Pada penelitian ini menunjukkan adanya
dibandingkan dengan AKG adalah 70,67% (Tabel 3). hubungan bermakna antara tingkat kepatuhan minum
Hal ini menunjukkan asupan vitamin C ibu hamil tablet besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil
kurang dibandingkan AKG. (p=0,045). Nilai PR = 1,7 menunjukkan umur ibu yang
Penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan berisiko mempunyai risiko menderita anemia 1,7 kali
bermakna antara tingkat konsumsi vitamin C dan (Tabel 4). Kondisi ini diasumsikan bahwa umur ibu
kejadian anemia pada ibu hamil (p=0,310) (Tabel 4). hamil yang berisiko sebagian besar menderita anemia.
Tidak adanya hubungan ini diasumsikan asupan Hal ini disebabkan ibu hamil umur berisiko di bawah
vitamin C kurang dibandingkan dengan 20 tahun sedang dalam masa pertumbuhan yang
membutuhkan zat
besi lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan diri suami dapat meningkatkan kepatuhan minum tablet besi
sendiri dan di saat yang bersamaan janin yang (kemungkinan patuh 8,5 kali) dan meningkatkan kadar
dikandungnya juga membutuhkan zat besi unuk Hb. Selain itu, kepatuhan ibu hamil dalam
pertumbuhannya. Sementara itu, ibu hamil umur mengonsumsi tablet besi dengan pengawasan suami lebih
berisiko di atas 35 tahun dimungkinkan berkaitan
tinggi daripada tanpa pengawasan suami.
dengan paritas yang tinggi dan jarak kelahiran yang
Berdasarkan penelitian kualitatif diketahui bahwa
dekat sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk
ketidakpatuhan konsumsi tablet besi disebabkan tidak
memperbaiki cadangan zat besi di dalam tubuh dan
teratur minum, lupa, tablet susah ditelan, dan
berisiko untuk kekurangan zat besi, sehingga menderita
kurangnya dukungan suami untuk mendorong ibu
anemia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
hamil dalam mengonsumsi tablet besi.
yang dilakukan di India yang mengatakan bahwa
prevalensi anemia lebih tinggi ditemukan pada ibu
hamil usia di atas 30 tahun (15), sedangkan penelitian KESIMPULAN DAN SARAN
yang dilakukan di Kota Bogor menyatakan bahwa tidak
Penelitian ini menunjukkan bahwa asupan zat
ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian anemia
besi yang rendah, umur ibu berisiko, dan
pada ibu hamil (16).
ketidakpatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet besi
menjadi penyebab anemia pada ibu hamil. Perlu
Hubungan kepatuhan minum tablet besi
dilakukan suatu upaya penanggulangan dan pencegahan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil
anemia secara lintas sektoral dan lintas program. Hal ini
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20 (40%) dapat dilakukan melalui program perbaikan kualitas
responden yang tidak patuh mengonsumsi tablet besi konsumsi pangan seperti penganekaragaman
semua menderita anemia. Penelitian ini menunjukkan bahan makanan sumber zat besi, distribusi bahan
adanya hubungan bermakna antara tingkat kepatuhan makanan yang merata, pemberdayaan ekonomi
minum tablet besi dengan kejadian anemia pada ibu keluarga, peningkatan kesadaran ibu hamil agar patuh
hamil (p=0,001). Hasil penelitian juga menunjukkan untuk mengonsumsi tablet besi disertai dengan
bahwa ibu hamil yang tidak patuh mengonsumsi tablet peningkatan peran serta suami dalam mendorong ibu
besi mempunyai risiko 3,7 kali lebih besar untuk hamil mengonsumsi tablet besi. Peran petugas kesehatan
menderita anemia (Tabel 4). Hal ini terjadi diasumsikan juga diperlukan dalam peningkatan kesadaran
ketidakpatuhan responden dalam mengonsumsi tablet penyuluhan dan konseling gizi dan kesehatan kepada
besi. Penelitian lain menyatakan adanya kecenderungan ibu hamil, anggota keluarga dan masyarakat.
bahwa semakin kurang patuh mengonsumsi tablet besi,
maka akan semakin tinggi kejadian anemia (16).
RUJUKAN
Ketidakpatuhan responden disebabkan tidak
teratur dalam minum besi, lupa mengonsumsi tablet 1. Conrad M. Iron deficiency anemia [Internet]. 2006
besi, menolak mengonsumsi tablet besi karena tablet [cited 2012 Oct 12]. Available from: medicine.
susah ditelan, dan kurangnya dukungan suami untuk medscape.com.http://www.com.
mendorong ibu hamil untuk mengonsumsi tablet besi. comMED/Topic1188
Penelitian lain menyatakan bahwa pengawasan suami 2. Rush D. Nutrition and maternal mortality in
terhadap ibu hamil dalam hal minum tablet besi telah devel oping world. Am J Clin Nutr.
mengurangi kelupaan ibu hamil untuk minum tablet 2000;72(Suppl):212S – 40S.
besi. Lupa merupakan faktor penting yang menurunkan 3. Ojofeitimi E, Ogunjuyigbe P, Sanusi R, Orji E,
kepatuhan minum tablet besi (17). Lebih lanjut dalam Akinlo A, Liasu S, et al. Poor dietary intake of
penelitian tersebut menyatakan bahwa pemberian tablet energy and retinol among pregnant women:
besi kepada ibu hamil dengan pengawasan implications for pregnancy outcome in Southwest
Nigeria. Pak J Nutr. 2008;7(3):480–4.
4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman pemberian 12. DeMaeyer E. Pencegahan dan pengawasan anemia
besi bagi petugas. Jakarta: Departemen defisiensi besi. Jakarta: Widya Medika; 1993.
Kesehatan RI; 1996. 13. Fishman S, Christian P, West PJ. The role of
5. Schultink W, Ree M, Matulessi P, Gross R. Low vitamins in the prevention and control of anaemia.
compliance with an iron supplementation program: J Public Heal Nutr. 3AD;20:125– 50.
a study pregnant women in Jakarta, Indonesia. Am 14. Tatatala S, Svanberg U, Mduma B. Low dietary
J Clin Nutr. 1993;57:135–9. iron availability is a major cause of anemia: a
6. Departemen Kesehatan RI. Laporan nasional riset nutrition survey in the Lindi District Of
kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2010. Jakarta: Tanzania1–3. Am J Clin Nutr. 1998;68:171–8.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 15. Agarwal K, Varsha C, Agarwal V, Agarwal A,
Depkes RI; 2010. Rajeev K, Sharma M. Prevalence and
7. Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas. determinants of anemia in pregnancy at
Profil kesehatan Puskesmas I Kembaran Kab. Private Hospital Of Bareilly District. NJIRM.
Banyumas Tahun 2013. Banyumas: Puskesmas I 2011;2(4):29–32.
Kembaran Kab. Banyumas; 2014. 16. Herlina N. Faktor risiko kejadian anemia pada ibu
8. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar hamil di wilayah kerja Puskesmas Bogor
metodologi penelitian klinis. Jakarta: Bina Rupa [Internet]. 2012 [cited 2012 Oct 12]. Available
Aksara; 1995. from: http://alijeco.blogspot.co.id/2008/05/ faktor-
9. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT. resiko-kejadian-anemia-pada-ibu.html
Gramedia Pustaka Utama; 2001. 17. Hadi H, Lestariana W, Widagdo D. Pengaruh
10. School T. Iron status during pregnancy : setting the suplementasi tablet Fe dengan supervisi suami
stage for mother and infanf. Am J Clin Nutr. pada ibu hamil terhadap umur kehamilan di
2005;81(suppl):1218S – 22S. Kabupaten Bantul. J Gizi Klin Indones.
11. Vijayaraghavan K. Anemia karena defisiensi zat 2005;1:22–7
besi Dalam gizi kesehatan masyarakat. Gibney,
Michael.J. et al, editor. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.

Anda mungkin juga menyukai