NISA ULLATIFA
NPM 148020044
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis beban kerja
tenaga perawat pada Instalasi Rawat Inap RSUD X, Faktor-faktor penghambat
yang menjadi kendala dalam peningkatan kualitas, pelayanan pasien di Instalasi
Al-ikhlas RSUD X, Jumlah kebutuhan tenaga perawat berbasis beban kerja
dengan menggunakan WISN untuk meningkatkan kualitas palayanan pasien pada
Instalasi Rawat Inap Al-ikhlas RSUD X, Kesenjangan tenaga perawat pada
Instalasi Rawat Inap. Untuk Itu penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang diolah
diperoleh dari data sekunder yang didapat dari situs internet dan lembaga/institusi
yang kredibel sedangkan data primer diperoleh dari observasi, wawancara
mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan
keperawatan langsung di RSUD X yaitu (38,1%) dan kegiatan keperawatan tidak
langsung (48,3%). Proporsi waktu yang diperoleh dari komponen beban kerja
kegiatan langsung dan kegaiatan tidak langsung sudah mencapai batas maksimal
yaitu (86,4%). Perhitungan kebutuhan tenagan perawat berdasarkan beban kerja
44,76, tenaga perawat dengan rasio WISN 0,8. Hasil penelitian menyarankan bagi
manajemen RSUD X untuk melakukan pengelolahan tenaga keperawatan secara
optimal, untuk mencapai pelayanan keperawatan yang berkualitas
mempertimbangkan beban kerja perawat sebagai acuan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan pasien.
This research aims to identify, assess and analyze the workload of nurses on
Inpatient Installation RSUD X, Inhibiting factors that become obstacles in
improving the quality, patient service at Installation Al-ikhlas RSUD X, Number
of needs of nurses based Workload by using WISN to improve the quality of
patient service on Installation of Inpatient Al-Ikhlas RSUD X Gaps of nurse staff
at Inpatient Installation Al-ikhlas RSUD X. For this study used used qualitative
research methods through observation, interviews and documentation study. The
processed data obtained from secondary data obtained from the internet site of
the agency / institution that is credible. White primary data obtained from
observation, interview and documentatio. The results showed that the that direct
nursing activity in RSUD X (38,1%) and indirect nursing activity (48,3%). The
proportion of time obtained from workload components of direct activities and
indirect activity has reached the maximum limit (86.4%). Calculation of nurses'
nurse requirement based on work load 44,76, nurse staff with WISN ratio
0,8.result of the research suggest for hospital siti aisyah management to consider
the work of nurses as a reference in determining the needs of nurses and
necessary to perfrom optimal management of nursing in increasing the quality o
patient care.
1. PENDAHULUAN
Keberadaan rumah sakit dewasa ini dihadapkan pada kondisi tingkat
persaingan yang semakin ketat dan pelanggan (customer) semakin mempunyai
pilihan yang selektif, hal ini merupakan tantangan yang akan mempengaruhi
keberlanjutan rumah sakit. Kondisi lingkungan persaingan yang semakin ketat
tersebut menuntut rumah sakit harus meningkatan kualitas jasa dan mutu layanan
agar rumah sakit mampu memiliki daya saing berkelanjutan (sustainable
competitive advantage).
Kebutuhan akan layanan rumah sakit yang bermutu semakin meningkat
seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dan derajat kesehatan
masyarakat. Dalam beberapa tahun belakangan ini, rumah sakit di Indonesia telah
mengalami perkembangan yang cukup signifikan dengan diterbitkannya berbagai
peraturan dan perundang-undangan yang bertujuan untuk mendorong investasi
dan menciptakan kondisi bisnis jasa rumah sakit yang lebih baik. Terbukti, tidak
hanya pemerintah yang memang berkewajiban menyediakan jasa layanan
kesehatan kepada masyarakat, para pelaku bisnis pun kini semakin aktif
berinvestasi di industri rumah sakit Indonesia. Hal ini lah yang menjadi
pendorong bermunculannya berbagai rumah sakit swasta baru dalam kurun waktu
beberapa tahun terakhir ini.
Dalam meningkatkan kualitas pelayanan tersebut, diperlukan SDM yang
berkualitas yang dapat memberikan pelayanan secara maksimal. SDM merupakan
unsur utama dalam sebuah organisasi baik sebagai perencana, pelaksana,
pengaturan dan juga pengendali. Dalam mengatur dan mengembangkan SDM,
sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima kepada pasien, diperlukan
proses perencanaan yang merupakan proses berpikir ke depan mengontrol masa
depan, peramalan, dan pengambilan keputusan secara terpadu dan merupakan
prosedur formula dalam organisasi. Perencanaan ini mutlak dibutuhkan karena
kebutuhan SDM yang handal dan berkualitastidak dapat diperoleh dengan
seketika. SDM perlu direncanakan jauh hari sebelum waktu dibutuhkan.
Pada tahun 2004 Dapertemen Kesehatan Republik Indonesia melalui
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81/MENKES/SK/2004 telah mengeluarkan
pedoman pelayanan perencanaan SDM Kesehatan di tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit, dalam pedoman ini yang paling menarik dan
tepat digunakan di rumah sakit adalah penghitungan kebutuhan SDM dengan
menggunakan metode Workload Indicators Staff Need (WISN). Metode WISN
adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada
beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada
tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Metode ini meliputi lima langkah,
yakni: menetapkan waktu kerja tersedia; menetapkan unit kerja dan kategori
SDM; menyusun standar beban kerja; menyusun standar kelonggaran dan
perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja (Depkes, 2004). Langkah-langkah
menjabarkan setiap kegiatan yang meliputi fungsi administratifdan fungsi medis.
Metode WISN adalah alat manajemen sumber daya yang menghitungkan
kebutuhan staf berdasarkan beban kerja untuk kategori staf tertentu dan jelas
fasilitas dan jenis fasilitas kesehatan. Alat ini dapat diterapkan secara nasional,
regional, fasilitas kesehatan yaitu mudah digunakan baik secara teknis,
komprehensif, realistis serta memberikan kemudahan dalam menentukan variasi
kebutuhan SDM dalam berbagai tipe layanan kesehatan seperti puskesmas
maupun rumah sakit.
Dalam perencanaan kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit, masing-
masing jenis tenaga harus dikait atau dianalisis agar kegiatan dari masing-masing
bagian / instalasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien, serta dapat memenuhi
tuntutan masyarakat akan layanan yang bermutu/professional. Hal ini
menyebabkan pihak manajemen rumah sakit sering menghadapi masalah yang
berhubungan dengan ketenaga kerjaan, baik medis, paramedik maupun
administrasi. Kesesuaian jenis dan jumlah tenaga di rumah sakit dengan beban
kerja yang harus mereka kerjakan akan mempengaruhi mutu pelayanan dirumah
sakit (Nuryanto, 2005). Menurut Tappen (1995), outcome dari pelayanan
kesehatan berkaitan dengan hasil dari aktivitas yang diberikan oleh petugas
kesehatan. Dimana hasil dari pelayanan keperawatan adalah peningkatan derajat
kesehatan pasien dan kepuasan pasien, kedua indikator tersebut yang dijadikan
indikator dalam menilai mutu pelayanan keperawatan.
Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian dan mengingat sangat
luas kajian di bidang manajemen sumber daya manusia, maka peneliti
memfokuskan penelitian sebagai berikut :
1. Tema pokok yang diteliti adalah kebutuhan tenaga perawat berdasarkan beban
kerja dengan menggunakan metode WISN kaitannya dengan peningkatan
kualitas pelayanan.
2. Lokus penelitian di fokuskan pada di instalasi Rawat Inap Ruang Al-ikhlas
RSUD X.
3. Unit informan adalah Kepala Bagian SDM, Kepala Bidang Keperawatan,
Kepala Ruangan Al-ikhlas, Perawat Pelaksana.
4. Pendekatan penelitian menggunakan kualitatif analisis.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian pada latar belakang penelitian dan fokus penelitian
yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya, maka peneliti merumuskan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana analisis beban kerja tenaga perawat pada Instalasi Rawat Inap Al-
ikhlas RSUD X?
2. Faktor-faktor penghambat apa saja yang menjadi kendala peningkatan
kualitas pelayanan pasien di Instalasi Rawat Inap Al-ikhlas RSUD X?
3. Bagaimana analisis kebutuhan tenaga perawat berbasis beban kerja dengan
menggunakan WISN untuk meningkatkan kualitas palayanan pasien pada
Instalasi Rawat Inap Al-ikhlas RSUD X?
4. Bagaimana analisis kesenjangan tenaga perawat pada Instalasi Rawat Inap
Al-ikhlas RSUD X?
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan uraian pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang
ingin dicapai adalah untuk mengetahui, menganalisis dan mengkaji :
1. Analisis beban kerja tenaga perawat pada Instalasi Rawat Inap RSUD X
2. Faktor-faktor penghambat yang menjadi kendala dalam peningkatan kualitas
pelayanan pasien di Instalasi Al-ikhlas RSUD X
3. Jumlah kebutuhan tenaga perawat berbasis beban kerja dengan menggunakan
WISN untuk meningkatkan kualitas palayanan pasien pada Instalasi Rawat
Inap Al-ikhlas RSUD X
4. Analisis kesenjangan tenaga perawat pada Instalasi Rawat Inap Al-ikhlas
RSUD X
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat baik secara
teoritis maupun praktis, yakni:
1. Kegunaan Teoritis
a. Sebagai sumbangan pengembangan ilmu manajemen, khususnya
manajemen sumber daya manusia.
b. Sebagai kontrol teori manajemen sumber daya manusia, teori perilaku
organisasi, khususnya dalam aspek anilisis kebutuhan tenaga kerja
berbasis beban kerja kaitannya dengan peningkatan kualitas layanan.
2. Kegunaan Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi
Instalasi Rawat Inap Al-ikhlas RSUD X dalam upaya peningkatan
kualitas layanan melalui pengkajian analisis kebutuhan perawat
berbasis beban kerja.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan
penulis dalam aspek SDM, serta bagi pihak yang berkepentingan
sebagai rujukan dan perbandingan dalam penelitian yang sama di
tempat lain.
2. Proposisi Penelitian
Proposisi adalah suatu istilah yang digunakan untuk kalimat pertanyaan
yang memilki arti penuh dan utuh, yang berarti suatu kalimat harus dapat
dipercaya, disangkal, disangsikan atau dibuktikan kebenarannya. Dengan kata
lain, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau
salahnya. Sejalan dengan rumusan masalah yang diuraikan pada bab sebelumnya,
maka penilis mengajukan proposisi sebagai berikut :
1. Beban kerja tenaga perawat pada Instalasi Rawat Inap RSUD X perlu dianalisis
dengan tepat sesuai kebutuhan.
2. Faktor-faktor penghambat dalam peningkatan kualitas pelayanan pasien perlu
diketahui dan dimimalisir.
3. Analisis kebutuhan tenaga perawat berbasis beban kerja dengan menggunakan
WISN dapat meningkatkan kualitas palayanan pasien pada Instalasi Rawat
Inap Al-ikhlas RSUD X.
4. Analisis kesenjangan antara kebutuhan jumlah tenaga perawat berdasarkan
WISN dengan jumlah tenaga perawat tersedia saat ini perlu diketahui.
Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Tenaga Perawat Dan Jumlah Pasien di Instalasi
Rawat Inap Al-ikhlas RSUD X Tahun 2017
Shift
No Hari/Tanggal Pagi Siang Malam
Perawat Pasien Perawat Pasien Perawat Pasien
1 Senin, 3 April 2017 7 36 7 36 7 36
2 Selasa, 4 April 2017 7 36 7 36 7 36
3 Rabu, 5 April 2017 7 40 7 40 7 40
4 Kamis, 6 April 2017 7 45 7 45 7 45
5 Jumat, 7 April 2017 7 49 7 49 7 49
6 Sabtu, 8 April 2017 7 43 7 43 7 43
7 Minggu, 9 April 7 42 7 42 7 42
2017
Rata-Rata 7 42 7 42 7 42
WISN RATIO
2,0 1,5 1 1,5 2,0
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis adalah sebagai
berikut :
1. Jumlah waktu kegiatan perawat di Instalasi Rawat Inap Tulip dengan kegiatan
keperawatan langsung sebesar 38,1% dan jumlah waktu kegiatan keperawatan
tidak langsung adalah 48,3%, sedangkan jumlah waktu kegiatan pribadi
sebesar 11,2% dan jumlah waktu kegiatan non produktif yang digunakan oleh
perawat sebesar 2,5%. Jumlah beban kerja hasil dari penjumlahan kegiatan
keperawatan langsung dan keperawatan tidak langsung mencapai lebih dari
batas waktu kerja produktif 80% yaitu (86,4%), oleh karena itu perlunya ada
penambahan tenaga perawat.
2. Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam peningkatan kualitas
pelayanan pasien di RSUD X adalah Budaya Kerja yang Terkadang dalam
membuat laporan asuhan keperawatan perawat masih belum lengkap dan
tidak detail, sikap perawat yang kurang ramah dan perhatian terhadap pasien,
kurang menghargai teman sekerja dikarenakan datang terlambat pada saat
pertukaran shift sehingga temannya terpaksa menunggu ia datang serta
banyak perawat yang kurang disiplin banyak perawat yang datang dan pulang
tidak on time, selanjutnya faktor penghambat lainya yaitu SDM, Kesesuaian
pasien dan tenaga perawat sehingga mengakibatkan beban kerja yang tinggi,
dan faktor penghambat berikutnya yaitu Kesesuaian Finansial dengan beban
kerja.
3. Waktu kerja yang tersedia perawat di Instalasi Rawat Inap Al-ikhlas RSUD X
dalam 1 tahun 238 hari atau 1902 jam atau 114.096 menit. Selanjutnya
Standar beban kerja dihitung berdasarkan penggunaan waktu kegiatan
keperawatan langsung sebagai kegiatan pokok perawat, Standar kelonggaran
perawat di Instalasi Rawat Inap Al-ikhlas adalah sebesar 1,58 tanaga dan
adapun jumlah kebutuhan SDM di Inatalasi Rawat Inap Al-ikhlas yang
didapatkan dari perhitungan WISN sebanyak 43.35.
4. Kesenjangan antara kebutuhan jumlah tenaga perawat berdasarkan WISN
dengan jumlah tenaga perawat yang tersedia saat ini dapat di lihat dari ratio
WISN. Total kebutuhan tenaga perawat di Instalasi Rawat Inap Al-ikhlas
berdasarkan WISN adalah 44 tenaga dengan rasio WISN 0,8. Dari rasio
WISN dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga saat ini lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk menjalankan
beban kerja yang ada. Perlu adanya penambahan tenaga sebanyak 9 orang
dari jumlah tenaga yang ada sebanyak 35 orang untuk mencapai keadaan
yang seimbang.
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Instalasi Rawat Inap
Al-ikhlas RSUD X, penulis mengajukan beberapa saran yang mungkin dapat
menjadi bahan pertimbangan bagi pihak manajemen rumah sakit, yakni :
1. Untuk menentukan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pada masa yang
akan datang, perlu dibuat perencanaan kebutuhan jumlah tenaga perawat yang
dibutuhkan di rumah sakit umum X sesuai dengan beban kerja sehingga
memperoleh jumlah tenaga keperawatan yang tepat dan sesuai sehingga
produktif perawat akan tinggi dan dapat melayani pasien dengan optimal
2. Untuk mengatasi faktor-faktor penghambat peningkatan kualitas pelayanan
pasien hendaknya dapat memperbaiki memperbaiki budaya kerja perawat
yang masih rendah dengan meningkatkan disiplin perawat dalam
kehadirannya ditempat kerja, Menerapkan budaya kerja dengan membentuk
pribadi yang menawan dengan menerapkan 5R ( Ringkas,rapi, rawat, resik,
rajin) dan 5S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, Santun), dapat memberikan
pelatihan kepada perawat tentang pembuatan laporan atau asuhan
keperawatan, memberikan sanksi yang tegas bagi perawat yang datang dan
pulang tidak tepat waktu, mengoptimalkan sumber daya dengan mengatur
shift kerja staf dengan sebaik-baiknya dan membuat sistem kerja yang lebih
efektif dan efisien, mempertimbangkan lagi antara imbalan finansial dan
beban kerja dengan meningkatakan imbalan untuk perawat agar menjadi
motivasi bagi perawat untuk melakukan tanggung jawabnya sebagai perawat.
3. Pengelolaan tenaga keperawatan secara optimal untuk mencapai pelayanan
keperawatan seperti mengadakan pelatihan secara rutin yang berkaitan
dengan kegiatan asuhan keperawatan. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan
dan pertimbangan manajemen rumah sakit untuk mengambil kebijakan
penambahan tenaga perawat di ruang Al-ikhlas RSUD X.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak
Rumah Sakit Umum X karena jumlah tenaga perawat berdasarkan
perhitungan WISN saat ini lebih kecil dibanding dengan jumlah tenaga yang
dibutuhkan, maka perlu dilakuan penambahan jumlah staf upaya
meningkatkan kualitas pelayanan pasien
DAFTAR PUSTAKA
Azrul Azwar M.P.H. (2010). Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara.
Tangerang
Alimun A,H. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta
: Salemba Medika
Arwani & Supriyanto. (2006). Manajemen Bangsal keperawatan. ( Cetakan
Pertama ). Jakarta : EGC.
Cain, B (2007). A Review of The Menta I Workload Literature. Defence
Research and Development Canada Toroto. Human System Integration
Section: Canada
Depertemen kesehatan., RI (1992). UU RI No.23 Tahun 1992. Tentang
Kesehatan. Depkes RI.
Depertemen Kesehatan RI Dan Deutsche Gesell Fur Technissche
Zusammenarbelt (GTZ). (2009). Perlengkapan Kerja WISN
Perlengkapan Untuk Pengembangan Indikator Beban Kerja Petugas
(WISN) Untuk Memperbaiki Perencanaan Dan Manajemen Tenaga
Kerja Kesehatan Dalam Sistem Kesehatan Yang Di Sentralisasi
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik
Indonesia No 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit.Depertemen
Kesehatan Republik Indonesia.