A. Latar Belakang
B. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kebutuhan tenaga keperawatan di setiap instalasi RSD Madani
Kota Pekanbaru khususnya dengan menggunakan metode Analisis Beban Kerja (menurut
Yaslis Ilyas).
C. Tujuan Khusus
1. Mengetahui kegiatan staf keperawatan berkaitan dengan fungsi dan tugasnya
pada waktu jam kerja
2. Mengetahui proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif
atau tidak produktif
3. Mengetahui beberapa metode penghitungan tenaga keperawatan
4. Menentukan jumlah tenaga keperawatan di setiap instalasi RSD Madani Kota
Pekanbaru
BAB II
ISI
C. Manajemen Keperawatan
Di rumah sakit, jenis tenaga yang paling dominan adalah tenaga perawat yaitu
hampir 75% personel. Manajemen keperawatan adalah pelayanan keperawatan
professional dengan pengelolaan sekelompok perawat dengan menggunakan fungsi
manajemen, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien (Subekti, 2007).
Sebagai pemberi pelayanan profesional dalam asuhan keperawatan, perawat
profesional bekerja sama dengan klien, dan tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan
lingkup kewenangan dan tanggungjawabnya. Menurut Djojodibroto (1997), manajemen
keperawatan lebih banyak mengatur pelaksanaan keperawatan. Pelayanan perawatan
memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan di
rumah sakit.
Perawat harus bisa menentukan masalah keperawatan pasien sehingga dapat
merencanakan dan memberi tindakan keperawatan yang tepat. Apabila sering dijumpai
keluhan pasien atau keluarga pasien tentang mutu perawatan rumah sakit maka keluhan
ini bisa disebabkan oleh karena pelayanan yang memang tidak memuaskan akibat
kurangnya tenaga, tetapi bisa juga oleh karena kurangnya pemahaman dan penghayatan
provider akan konsep-konsep keperawatan yang melandasi kegiatan pelayanan perawatan.
Untuk mengatasi hal ini seluruh staf rumah sakit harus tahu konsep keperawatan,
tanggung jawab profesi keperawatan dan proses keperawatan (Djojodibroto 1997). Dalam
memberikan asuhan keperawatan professional, perawat menggunakan pengetahuan
teoritik yang mantap dan kokoh yang didasari oleh ilmu dan kiat keperawatan. Karena
pentingnya pemberian asuhan keperawatan professional tersebut, maka seorang perawat
harus menunjukkan kemampuan ketrampilan dan pengetahuan yang berkembang secara
terus menerus (Subekti, 2007). Perawat harus bisa menentukan masalah keperawatan
pasien sehingga dapat merencanakan dan memberi tindakan keperawatan yang tepat.
Apabila sering dijumpai keluhan pasien atau keluarga pasien tentang mutu perawatan
rumah sakit maka keluhan ini bisa disebabkan oleh karena pelayanan yang memang tidak
memuaskan akibat kurangnya tenaga, tetapi bisa juga oleh karena kurangnya pemahaman
dan penghayatan provider akan konsep-konsep keperawatan yang melandasi kegiatan
pelayanan perawatan. Untuk mengatasi hal ini seluruh staf rumah sakit harus tahu konsep
keperawatan, tanggung jawab profesi keperawatan dan proses keperawatan (Djojodibroto
1997).
Sejumlah peneliti, praktisi dan asosiasi telah melakukan riset untuk dapat
menghitung tenaga perawat dengan mengembangkan formula khusus sehingga dapat
memberikan kemudahan para manajer rumah sakit menghitung jumlah kebutuhan perawat
secara rasional. Perhitungan tenaga perawat dengan menggunakan formula pada dasarnya
hanya menghitung kebutuhan perawat pada instalasi rawat inap. Hal ini disebabkan
formula yang dikembangkan berasal dari karakteristik rumah sakit maju seperti Amerika
Serikat yang tidak lagi memberikan pelayanan rawat jalan atau tidak tersedia layanan
poliklinik (Ilyas, 2004).
Keterangan :
TM : Tenaga Medis
TT : Tempat Tidur
c) Kategori III : Total care/ Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/ hari
- semua kebutuhan klien dibantu
- perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
- observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
- makan dan minum melalui selang lambung
- pengobatan intravena “perdrip”
- dilakukan suction
- gelisah/ disorientasi
- perawatan luka kompleks
Dst
3) Metode Gillies
TP = A x B x 365
(365 – C) x jam kerja/hari
TP = Tenaga perawat
TP = Tenaga perawat
5) Metode Swanburg
TP = A x B x 365
255 x jam kerja/hari
TP = Tenaga Perawat
A = Jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang
dibutuhkan pasien)
TP = Tenaga Perawat
A = Jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang
dibutuhkan pasien)
(365 - (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x 3/4 =
255 hari)
TP = Tenaga Perawat
D = Jumlah jam perawatan 24 jam
(365 - (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x 3/4 =
255 hari)
Keterangan :
A1 = Waktu Keperawatan pasien kasus gawat darurat (Standar 87
menit)
A2 = Waktu Keperawatan pasien kasus mendesak (Standar 71 menit)
A3 = Waktu Keperawaatan pasien kasus tidak mendesak (Standar
34menit)
Adm Time = Waktu Administrasi (Standar 45 menit)
TP = Tenaga Perawat
A x B x 313
TP =
(365-92) x Jam Kerja/hr
Keterangan :
A = Jam Keperawatan/ 24 jam (15 menit)
A x B x 365
TP =
(365 – C ) x Jam Kerja/ hr
Keterangan :
A = Jam perawatan/ 24 jam
B = Sensus harian ( BOR x Jumlah tempat tidur )
C = Jumlah hari libur
f) Hitung tenaga perawat ruang kebidanan
Kamar Bersalin
Rumus yang digunakan adalah :
A X B X 365
TP =
255 X E
Keterangan :
A = Jam Keperawatan/ 24 jam
B = Rata-rata pasien perhari ( 5 orang )
E = Jam Kerja efektif perhari (Standar 6 jam)
A X B X 365
TP =
(365 – C ) X Jam Kerja/ hr
Keterangan :
A = Jam perawatan/ 24 jam
B = Sensus harian ( BOR x Jumlah tempat tidur )
C = Jumlah hari libur
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen SDM Rumah Sakit merupakan aspek penting yang menentukan
fungsi RS dapat berjalan dengan baik atau tidak. Salah satu bagian dari manajemen RS
adalah manajemen keperawatan. Pengaturan SDM keperawatan dapat dilakukan
berdasarkan analisa beban kerja. Manajemen keperawatan adalah pelayanan keperawatan
professional dengan pengelolaan sekelompok perawat dengan menggunakan fungsi
manajemen, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien (Subekti, 2007).
Sebagai pemberi pelayanan profesional dalam asuhan keperawatan, perawat profesional
bekerja sama dengan klien, dan tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan lingkup
kewenangan dan tanggungjawabnya. Menurut Djojodibroto (1997), manajemen
keperawatan lebih banyak mengatur pelaksanaan keperawatan. Pelayanan perawatan
memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan di
rumah sakit.
B. Saran
Disarankan agar isi dalam makalah ini dapat menjadi pedoman dalam
menentukan jumlah ketenagaan keperawatan di RS. Selain itu, disarankan juga bagi
staf keperawatan dapat lebih meningkatkan dan memperbaharui ilmu pengetahuan agar
pelayanan yang diberikan kepada pasien dapat berjalan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Tjandra Yoga, 2004, Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi Kedua,
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Godam64, 2006, Definisi, Pengertian, Tugas & Fungsi Manajemen Sumber Daya
Manusia / SDM - Ilmu Ekonomi Manajemen - Manajer MSDM, 04/07/2006,
dari http:/www.google. [14 Juli 2008].
Ilyas, Yaslis, 2004, Perencanaan SDM Rumah Sakit. Teori, Metoda dan Formula,
Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM – UI, CV. Usaha Prima.
Ilyas, Yaslis. 2012. Perencanaan SDM Rumah Sakit, Teori, Metode dan Formula, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Cetakan Ke-4, Depok, Jawa Barat.
Irnalita. 2008. Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Beban Kerja dengan
Menggunakan Metode Work Sampling pada Instalasi Gawat Darurat BPK-RSU
dr. Zainoel Abidin-Banda Aceh Tahun 2008.
Lukman & Kristiani, 2005, Analisis Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Puskesmas
di Kabupaten Aceh Besar. Working Paper Series No. 10, First Draft, dari
http://www.google. [14 Juli 2008]
Palestin, Bondan, 2006, Fungsi Perawat Spesialis Agar Terhindar Dari Masalah
Etik Maupun Hukum. Jurnal Keperawatan dan Penelitian Kesehatan, dari
http:www.google. [2 Agustus 2008]