tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Macam media
yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien
yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang
memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi
dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbeda-beda
terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberjasilan kultivasi berbagai tipe
bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai.
Perkembangbiakkan bakteri dipengaruhi beberapa faktor, yaitu ;
- Suhu
- Cahaya
- Pengeringan (kelembaban)
- Keasaman (pH)
Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh dipermukaan medium yaitu :
b. Bentuk
c. Kenaikan permukaan
f. Warna
g. Kepekaan
Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi.
Sedangkan sifat-sifat koloni pada agar-agar miring berisikan pada bentuk dan tepi koloni.
(dr. Indan Entjang, 2003. Mikrobiologi dan Parsitologi).
Jamur merupakan salah satu anggota dari fungi. Kadang pertumbuhannya pada makanan
mudah dilihat karena tampak berserabut seperti kapas. Mula-mula berwarna putih à jika
sudah ada spora à terbentuk warna (tergantung jenis jamurnya). Ada tiga macam
morfologi hifa, yaitu :
Istilah jamur berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus (mushroom) yang
berarti tumbuh dengan subur. Istilah ini selanjutnya ditujukan kepada jamur yang
memiliki tubuh buah serta tumbuh atau muncul di atas tanah atau pepohonan
(Tjitrosoepomo, 1991). Organisme yang disebut jamur bersifat heterotrof, dinding sel
spora mengandung kitin, tidak berplastid, tidak berfotosintesis, tidak bersifat fagotrof,
umumnya memiliki hifa yang berdinding yang dapat berinti banyak (multinukleat),
atau berinti tunggal (mononukleat), dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi
(Gandjar, et al., 2006).
Jamur mempunyai dua karakter yang sangat mirip dengan tumbuhan yaitu
dinding sel yang sedikit keras dan organ reproduksi yang disebut spora. Dinding sel
jamur terdiri atas selulosa dan kitin sebagai komponen yang dominan. Kitin adalah
polimer dari gugus amino yang lebih memiliki karakteristik seperti tubuh serangga
daripada tubuh tumbuhan. Spora jamur terutama spora yang diproduksi secara seksual
berbeda dari spora tumbuhan tinggi secara penampakan (bentuk) dan metode
produksinya (Alexopoulus dan Mimms, 1979).
Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur
saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan
buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat
makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik
dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. (Anonim, 2008)
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organismelainnya, jamur tidak memangsa dan
mencernakan makanan. untuk memperolehmakanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa
dan miseliumnya,kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakankonsumen
maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat,protein, vitamin, dan senyawa kimia
lainnya. Semua zat itu diperoleh dari2
lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat,parasit fakultatif, atau saprofit
Jamur benang yang berukuran kecil dan biasanya bersifat uniseluler dapatdiamati dengan mikroskop.
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkankita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat
kecil. Hal ini membantumemecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Ada
dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskopdua dimensi
(mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo).Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya,
mikroskop dibedakan menjadi mikroskopcahaya dan mikroskop elektron. (anonim, 2008)