Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

DI RUANG WIJAYA KUSUMA RS MEDIKA HUSADA


SEMARANG

Di Sususn Oleh :

Fanny Desfa Hapsari (2008141)


Isti Nurkhikmah (2008154)
Mila Zaskia (2008159)
Nurul kisna Kamalia Z (2008163)
Rambu Eri Lika Amah (2008167)
Yosina Corina Kwaar (2008194)
Kharisma Lestina Ale (2008153)
 
Analisa Situasional
Ruang Wijaya Kusuma di Rumah Sakit Medika Husada merupakan ruang yang memiliki visi menjadi
bangsal prima. Metode penugasan asuhan keperawatan adalah Metode Moduler yaitu metode modifikasi
antara Tim dan Primer. Memiliki kapasitas total tempat tidur 30 tempat tidur, dengan 3 tempat tidur untuk
pasien dengan pengawasan (total care). Jumlah SDM perawat terdiri 1 orang Kepala ruang dengan
pendidikan Ners, 5 orang katim dan sekaligus PPJA dengan pendidikan Ners, 3 orang PPJA dengan tingkat
pendidikan DIII Keperawatan dengan masa kerja lebih dari 5 tahun, 9 orang sebagai perawat pelaksana
dengan tingkat pendidikan DIII Keperawatan. Manajemen Keperawatan memiliki kebijakan untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, serta adanya penerapan proses kredensialing/ rekredensialing
dengan pelaksanaan jenjang karir perawat. Selain itu berdasarkan kebijakan akreditasi Rumah Sakit
dokumentasi asuhan keperawatan saat ini adalah dokumentasi SDKI, SIKI dan SLKI sedangkan di rumah
sakit Medika Husada masih menggunakan dokumentasi asuhan keperawatan dengan pendekatan Nanda
NOC dan NIC. Ruang Wijaya Kusuma memiliki rata rata BOR 90% dengan beban kerja perawat yang
tinggi. Pendokumentasian asuhan keperawatan masih secara paper base. Pada lembar pengkajian
keperawatan, diagnosa dan intervensi keperawatan dilakukan secara ceklist sedangkan implementasi dan
evaluasi keperawatan dilakukan dengan ditulis secara narasi. Hasil temuan manajemen keperawatan :
adanya komplain dari pasien karena seringkali perawat terlambat memberikan obat, dokumentasi pengkajian
hanya lengkap 75%, diagnosa hanya lengkap 85% dengan mengangkat masalah keperawatan nyeri atau
cemas dari pasien masuk sampai dengan pasien pulang. Pemberian edukasi yang hanya dilakukan pada saat
pasien mau pulang dengan penjelasan cara minum obat dan waktu kontrol saja. Dokumentasi discharge
planning juga diisi bila pasien sudah pulang. Perawat mengatakan bila pasien rawat inap terisi penuh, tidak
sempat melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan, dan akan diisi bila pekerjaan sudah berkurang.
Perawat mengatakan motivasi menurun karena untuk kegiatan kredensialing belum tersosialisasi dari
Manajemen Keperawatan, serta belum adanya reward yang sesuai dengan kinerja perawat. Data kepatuhan
perawat dalam mencuci tangan masih rendah karena tidak sesuai protokol 6 langkah cuci tangan dan tidak 5
moment cuci tangan. Proses pelaksanaan supervisi hanya dilakukan bila akan dilakukan akreditasi rumah
sakit
A. Pengkajian Manajemen Ruang Keperawatan
1. Planning
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan kepala ruang dan
perawat ditemukan hasil bahwa Ruang Wijaya Kusuma berkomitmen
menjadi bangsal prima dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
pasien sehingga menyebabkan beban kerja yang tinggi dirasakan oleh
perawat. Belum adanya sistem reward dan sangsi yang tidak jelas.
Kepatuhan perawat dalam mencuci tangan masih rendah atau tidak sesuai
dengan protokol dan adanya komplain dari pasien dan keluarga karena
pelayanan dalam pemberian obat yang dirasa kurang cepat.
Berdasarkan kajian data tersebut, Ruang Wijaya Kusuma tidak
memiliki sistem perencanaan yang baik, karena tidak sesuai dengan misi
yang diterapkan pada bangsal tersebut yang mana menjadi bangsal prima
dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien. Hal itu dapat
diukur dari adanya komplain mengenai pelayanan pemberian obat yang
kurang cepat.
2. Organizing

Struktur organisasi sudah tersusun di Ruang


Wijaya Kusuma namun kepala ruang mengatakan
beban kerja yang tinggi dirasakan oleh perawat
dan belum optimalnya sistem pengawasan,
pengarahan pada staf perawat.
3. Staffing
Ketenagaan
Ruang Wijaya Kusuma memiliki 20
Perawat diantaranya :

Jenjang pendidikan Pelatihan Jumlah


Profesi Ners BTCLS 6
D III Keperawatan BTCLS 12
Total 18
 
Ruang Wijaya Kusuma di RS kota Demak rata-rata jumlah pasien yaitu :

Kategori JumlahPasien
Minimal care 12
Parsial care 15
Total care 3
Total 30
4. Pergerakan / actuating
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa proses penggerakan
atau pengarahan pada proses keperawatan diruang Wijaya Kusuma,
kurang berjalan dengan baik. Karena fungsi manajemen yang
memantau dan menyesuaikan perencanaan, proses dan sumber
efektif tidak terealisasikan dengan baik, sehingga salah satu
dampaknya adalah kinerja dan sistem reward dan sanksi yang tidak
optimal dan proses pelaksanaan supervise yang hanya dilakukan
bila akan dilakukan akreditasi RS. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya perilaku kepatuhan perawat dalam mencuci tangan masih
rendah, tidak sesuai dengan protocol 6 langkah cuci tangan dan
tidak 5 moment mencuci tangan.
5. Kontroling
a. Pengarahan
Belum optimalnya sistem pengawasan, pengarahan pada staf
perawat berpengaruh pada kinerja perawat, sehingga perawat
bekerja tidak optimal dan kepatuhan perawat dalam mencuci
tangan masih rendah atau tidak sesuai dengan protocol.
b. Pengendalian
Sistem reward dan sangsi yang tidak jelas dan supervise yang
dilakukan pada saat akan dilakukan akreditasi RS.
c. Evaluasi
Proses evaluasi dirasakan kurang yang berdampak pada tidak
optimalnya kinerja perawat.
ANALISA SWOT

STRENGHT WEAKNESS OPORTUNITY TREAT


(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) (ANCAMAN)

Tenaga kesehatan Kurangnya jumlah -Dapat merekrut Terdapat RS lain


M1 yang telah
tenaga perawat, perawat fresh graduate dengan tenaga
harusnya 20 lulusan 10 terbaik -
(ketenagaan) memiliki sebagaimana Sebagai tempat
kesehatan dengan
sertifikasi mengikuti rumus kompetensi
pendidikan & pelatihan
perhitungan Douglas, bagi tenaga kesehatan
setingkat dengan
RS Medika
-Peralatan
Proses kalibrasi Husada
kedokteran yang Dapat mengajukan
alkes yang kurang
canggih dan Perjanjian Kerja Letak demografis
M2 terjadwal secara
mutakhir. Sama (PKS) yang kurang
rutin,
(Material) mempunyai SOP
Pendokumentasian
dengan beberapa kondusif sehingga
tentang standar asuransi kesehatan sering melakukan
masih dilakukan
asuhan milik swasta perbaikan sarana
secara narasi
keperawatan maupun BPJS. dan prasarana
Belum optimalnya
Adanya SOP sistem Dapat Kualitas nakes
tentang sistem pengawasan, mengirimkan yang lebih rendah
M3 (metode) pemberian sanksi pengarahan pada tenaga perawat dari RS lain
dan penghargaan staf perawat untuk mengikuti karena tidak
terhadap perawat berpengaruh pada pelatihan tentang adanya system
kinerja perawat kredensial kredensial
keperawatan di
RSUP.
METODE CONTOH
FISHBONE
ENVIRONMENT - kepatuhan perawat dalam MAN
Hampir semua perawat mencuci tangan masih rendah
melakukan cuci tangan karena tidak sesuai protokol 6
Kurangnya kesadaran diri
langkah cuci tangan dan 5 perawat untuk melakukan
tidak sesuai dengan 6
moment cuci tangan. cuci tangan sesuai protocol
langkah cuci tangan & 5 - pelaksanaan supervisi hanya 6 langkah cuci tangan dan
moment cuci tangan dilakukan bila akan dilakukan 5 moment cuci tangan
akreditasi rumah sakit.  
   
   
  KURANGNYA
  KEPATUHAN
CUCI TANGAN
 

TERDAPAT WASTAFEL Terdapat anggaran


CUCI TANGAN DAN TERDAPAT SOP
untuk pengadaan
HANDSRUB DI TIAP- MENCUCI
rutin handwash dan
TIAP BED PASIEN TANGAN.
handscrub
MAUPUN DI LORONG
RUANGAN.
  MONEY MECHINE
 MATERIAL
 
 
 
METODE MAN
ENVIRONMENT Belum adanya Perawat Kurang Antusias
sosialisasi tentang dalam melakukan
pendokumentasian sesuai
Kurangnya motivasi pendokumentasian SOP
perawat untuk askep sesuai dengan Perawat belum memahami
mempelajari askep pendekatan 3S askep dengan pendekatan
dengan pendekatan 3S 3S
 
  BELUM
  OPTIMALNYA
  PENDOKUMENTASI
AN ASUHAN
KEPERAWATAN
DENGAN STANDAR
KEPERAWATAN
DENGAN
PENDEKATAN 3S
 

  Belum ada usulan


- PENDOKUMENTASIAN BELUM Belum tersedia
DILAKUKAN SECARA LENGKAP anggaran untuk
askep pendekatan
SERTA IMPLEMENTASI DAN membuat askep
EVALUASI MASIH DILAKUKAN 3S dengan sistem
SECARA NARASI pendekatan 3S dengan
computer based
- PENDOKUMENTASIAN sistem computer based
DILAKUKAN SECARA PAPERBASE
- PENDOKUMENTASIAN
PENGKAJIAN HANYA LENGKAP
75%, DIAGNOSA HANYA LENGKAP
MONEY MECHINE
85%.
 
 
 
  MATERIAL
 
ENVIRONMENT METODE MAN
BELUM ADANYA
Lingkungan kerja yang URAIAN TUGAS Belum mengetahui
tidak peduli dengan MASING-MASING tentang perhitungan
PERAWAT. kebutuhan perawat
permasalahan ruangan
sesuai standar
 
 
 
  KURANGNYA
 
JUMLAH
TENAGA
PERAWAT

Belum adanya proposal TERDAPAT SOP


Alokasi dana tersedia
pengajuan tenaga untuk perekrutan
PEREKRUTAN
perawat tambahan TENAGA
tenaga perawat baru
  PERAWAT.

MATERIAL MONEY MECHINE


ENVIRONMENT METODE MAN
Sarana dan prasarana - PELAKSANAAN SUPERVISI Perawat belum
HANYA DILAKUKAN BILA
yang tidak AKAN DILAKUKAN
memiliki
mendukung AKREDITASI RUMAH SAKIT. pengetahuan yang
  - BELUM ADANYA PROSES cukup tentang proses
KREDENSIALING PERAWAT. kredensial perawat
 
 
BELUM
 
OPTIMALNYA
SISTEM
PENGAWASAN,
PENGARAHAN
PADA STAF
PERAWAT

Terdapat Alokasi SUDAH MEMILIKI


Terdapat Alokasi dana SOP PELAKSANAAN
dana untuk
untuk pemeberian pemeberian reward
SUPERVISI DAN
KREDENSIALING
reward   PERAWAT.
   
 
MATERIAL MONEY MECHINE
ENVIRONMENT METODE MAN
-Discharge planning hanya
Sarana dan - Jumlah tenaga perawat
dilakukan pada saat pasien kurang
prasarana untuk mau pulang - Asumsi perawat bahwa
discharge planning -Kurangnyaa sosialisasi discharge planning hanya
sudah tersedia tentang SOP pelaksanaan dilakukan ketika pasien
  discharge planning akan pulang saja
 
 
  BELUM
OPTIMALNYA
PELAKSANAAN
DISCHARGE
PLANNING

DOKUMENTASI Tidak memerlukan TERDAPAT SOP


DISCHARGE PLANNING alokasi dana khusus PELAKSANAAN
DIISI BILA PASIEN untuk melakukan DISCHARGE
discharge planning PLANNING
PULANG
   
   
 MATERIAL   MONEY MECHINE
   
   
 
PRIORITAS MASALAH

Priorita
No Masalah C A R L Skor
s

1 Kurangnya kepatuhan cuci tangan 5 5 5 5 625 I

2 Kurangnya tenaga perawat 5 4 4 5 400 II

3 Belum optimal discharge planning 4 4 4 4 256 IV

4 Belum optimalnya sistem pengawasan 4 4 4 5 320 III

5 Belum optimal askep 3S 4 4 4 3 192 V


Perencanaan/Planning Of Action (POA)

No. Uraian Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Media Dana Waktu PJ

1 Mengobservasi perawat dalam Untuk mengoptimalkan Perawat Melakukan infocus Swad - -


pelaksanaan dokumentasi pelaksanaan pendokumentasian ruang demonstrasi s aya
SDKI, SIKI dan SLKI . asuhan keperawatan menggunakan rawat pendokumentasi
SDKI, SIKI dan SLKI inap an askep 3S

2 Mendiskusikan dengan Karu Untuk mengetahui jumlah Perawat Diskusi LCD - - -


tentang kebutuhan jumlah kebutuhan perawat berdasarkan ruang
perawat berdasarkan rumus rumus douglass rawat inap
douglass
3 Melakukan sosialisasi tentang untuk mengoptimalkan sistem Perawat Melakukan
pentingnya pelaksanaan pengawasan, pengarahan pada staf ruang sosialisasi
supervisi yang rutin perawat berpengaruh pada kinerja rawat inap
perawat

4 Melakukan demonstrasi Untuk mengoptimalkan Perawat Melakukan - - - -


tentang discharge planning pelaksanaan discharge planning ruang demonstrasi
rawat
inap
5 Memberikan edukasi tentang Meningkatkan pengetahuan, Perawat Melakukan - - - -
pentingnya cuci tangan sesuai kesadaran dan kepatuhan perawat ruang coaching
protokol 6 langkah cuci tangan dalam mencuci tangan rawat
dan 5 moment cuci tangan inap
IMPLEMENTASI / PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN DI RUANGAN

Proses pembelajaran lapangan tersebut dilaksanakan dengan beberapa tahapan :

1. Persiapan Lapangan
Persiapan lapangan dilakukan berdasarkan buku pedoman praktek. Setelah terjun
dilapangan yaitu di ruang Wijaya Kusuma, diberikan pengarahan dan orientasi
tentang struktur program dan metode kerja selama berada di lahan praktek, selain
itu didapatkan masalah material termasuk alat-alat kesehatan diruangan yang
belum lengkap dan tidak tertata rapi, serta pendokumentasian asuhan keperawatan
yang belum optimal.

2. Pelaksanaan Praktek
Praktek manajemen pada dasarnya adalah belajar menemukan, merencanakan,
mengatasi, mengevaluasi dan menindak lanjuti dari permasalahan. Secara garis
besar proses praktik diruang wijaya kusuma dilakukan dengan menganalisa alat-alat
kesehatan diruangan seperti kekurangan dan kerapian alat serta pendokumentasian
yang kurang optimal dan tidak sesuai dengan JCI
Kesimpulan
Hasil dari praktek menajemen keperawatan di ruang Wijaya Kusuma
Rumah Sakit Medika Husada yang dimulai dari tahap pengkajian sampai
evaluasi ada beberapa yang harus diperbaiki salah satunya adalah
mengenai kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan 6 langkah
cucitangan dan 5 momen cuci tangan

Saran
Di harapkan dalam asuhan keperawatan dilakukan dengan seoptimal
mungkin dari sisi cuci tangan dan pendokumetasian tersebut
menggunakan SDKI, SIKI dan SLKI sesuai dengan kebijakan rumah
sakit.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai