Anda di halaman 1dari 13

SAP TAK ORIENTASI REALITAS

PANUM KEP JIWA

Disusun Oleh :

1. Fani Desfa Hapsari


2. Mila Zaskia
3. Miktam Herdianto
4. Erina Savitri
5. Nurul Kisna
6. Debora Ruhupatty
7. Prisilia Uneputty
8. Isti Nurkhikmah

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN : ORIENTASI REALITA

A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk social yang hidup berkelompok dimana satu dengan
yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan social. Kebutuhan social
yang dimaksud antara lain: rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan
pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan pernytaan diri.
Secara individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu berada dalam
satu keluarga. Dengan demikian ada dasarnya individu memerlukan hubungan timbal
balik, hal ini bisa melalaui kelompok. Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan
jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan dalam upaya pencegahan,
pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan seseorang.
Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian dan
memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku pasien/klien, dan
meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptive. Beberapa
keuntungan yang diperoleh individu atau klien melalui terapi aktivitas kelompok melalui
dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan
hubungan internasional dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien
dengan gangguan orientasi realitas ( Birckhead, 1989).
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa,
bahkan dewasa ini terapi aktivitas kelompok merupakan hal yang penting dari
keterampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi
kesehatan. Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong
anggota kelompok untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan
penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat juga adaptif menilai respon klien
selama berada dalam kelompok. Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami
penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat,
waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing
dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini,
maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang
realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan,
yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Klien mampu mengenali orang, tempat dan waktu.
b. Tujuan Khusus
1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
2. Klien mampu mengenal waktu dengan tepat.
3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya dengan tepat
C. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Selasa, 23 Maret 2021
Jam : 13.00 - Selesai
Tempat : Ruang Zoom
D. Media dan Alat
1. Persiapan alat yang digunakan, antara lain :
a. Spidol
b. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
c. Boneka
d. Mp3
2. Persiapan terapis :
Rawlins, Williams dan Beck (1993) mengidentifikasi tiga area yang perlu
dipersiapkan untuk menjadi terapis atau pemimpin terapi kelompok, yaitu persiapan
teoritis melalui pendidikan formal, literatur, bacaan dan lokakarya; praktik yang
disupervisi pada saat berperan sebagai pemimpin kelompok; dan pengalaman
mengikuti terapi kelompok.
Perawat diperkenankan memimpin terapi kelompok jika telah dipersiapkan secara
professional. American Nursing Association (ANA) menetapkan pada praktik
keperawatan psikiatri dan klinikal spesialis dapat berfungsi sebagai terapis kelompok.
Sertifikat dari ANA sebagai spesialis klinik dalam keperawatan psikiatri-kesehatan
jiwa menjamin perawat mahir dan kompeten sebagai terapis kelompok.
Perawat yang memimpin kelompokterapeutik dan kelompok tambahan TAK,
persyaratannya harus mempunyai pengetahuan tentang masalah klien dan mengetahui
metode yang dipakai untuk kelompok khusus serta terampil berperan sebagai
pemimpin.
3. Persiapan klien :
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik klien yang
dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok gangguan orientasi realita ini adalah klien
dengan masalah halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah
mengenal orang lain, tempat dan waktu.
E. Setting dan Tempat

L
K3 Co

F K1

K2 F

Keterangan : 
L     : Leader
Co : Wakil Leader
K    : Klien
F     : Fasilitator
O    : Observer
Posisi Klien saling
berhadapan

F. Pengorganisasian
1. Susunan perawat pelaksana TAK sebagai berikut:
a. Leader : Debora
b. Co Leader : Erina Savitri
c. Fasilitator : Fani Desfa Hapsari dan Isti Nurhikmah
d. Observer : Miktam
e. Klien : Mila Zaskia, Nurul Kisna, Prisilia
G. Pembagian Tugas
a. Peran Leader
1. Memimpin jalannya kegiatan
2. Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
3. Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
4. Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
5. Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
6. Memberi reinforcement positif pada klien
7. Menyimpulkan kegiatan (Lilik, 2011)
b. Peran Co-Leader
1. Membantu tugas leader
2. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
3. Mengingatkan leader tentang kegiatan
4. Bersama leader menjadi contoh kegiatan
c. Peran Observer
1. Mengobservasi jalannya acara
2. Mencatat jumlah klien yang hadir
3. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
4. Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
5. Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas
6. Membuat laporan hasil kegiatan
d. Peran Fasilitator
1. Memfasilitasi jalannya kegiatan
2. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
3. Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
4. Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok
e. Peran pasien
Kriteria Klien :
1. Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR) yaitu halusinasi, ilusi, waham,
dan depersonalisasi yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain.
2. Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu, dan tempat yang sudah dapat
berinteraksi dengan orang lain.
3. Penderita kooperatif.
4. Dapat berkomunikasi verbal dengan baik.
5. Kondisi fisik dalam keadaan sehat.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : ORIENTASI REALITA

A. Pelaksanaan

1. Sesi 1 : Pengenalan orang


a. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang
b) Terapis menjelaskan aturan terapi berikut :
(1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
(2) Lama kegiatan 45 menit.
(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
b. Tahap kerja
1) Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien.
2) Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan di papan
nama yang dibagikan.
3) Terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara berurutan,
searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi menyebutkan : nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi.
4) Terapis menjelaskan langkah-langkah berikutnya : musik akan dinyalakan, saat
musik didengarkan boneka dipindahkan dari satu klien ke klien yang lain. Saat
musik dihentikan, klien yang memegang boneka menyebutkan akan memilih
balon dan meledakkan dengan jarum jahit, lalu melakukan perintah yang ada
dalam balon tersebut misalnya menyebutkan nama lengkap, nama panggilan,
asal dan hobi klien yang lain yang ada disebelah kanan (minimal nama
panggilan).
5) Ulangi langkah 4 sampai semua klien mendapat giliran.
6) Terapis memberi pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan mengajak klien
lain bertepuk tangan.
c. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai nama panggilan
3) Kontrak yang akan datang
a) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang, yaitu ”mengenal
tempat”
b) Menyepakati waktu dan tempat.
2. Pengenalan Tempat
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak pada klien peserta Sesi 1 TAK orientasi realitas.
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
2) Terapis dan klien memakai papan nama.
3) Evaluasi/ validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini.
b) Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama klien yang lain.
4) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat yang biasa
dilihat.
b) Terapis menjelaskan aturan terapi berikut :
(1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin
kepada terapis.
(2) Lama kegiatan 45 menit.
(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama ruangan, klien
diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada klien yang mampu menjawab
dengan tepat.
2) Terapis menjelaskan dengan mengajarkan sebuah lagu “chiki chaka” yang
kalah diminta menyebutkan nama rumah sakit dan nama ruangan tempat klien
dirawat dan jika klien mampu menjawab pertanyaan dari terapis maka akan
mendapatkan hadiah.
3) Kegiatan ini diulang sampai semua peserta mendapat giliran.
4) Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan benar.
5) Terapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan fungsi
ruangan yang ada. Kantor perawat,  kamar amandi, WC, ruang istirahat, ruang
TAK, dan ruangan lainnya
d. Tahap terminasi
Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
c) Tindak lanjut.
Terapis menganjurkan klien untuk menghafal nama-nama tempat.
d) Kontrak yang akan datang
(1) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang, yaitu mengenal waktu.
(2) Menyepakati waktu dan tempat
B. EVALUASI :
1. Sesi 1 : pengenalan orang
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan klien yang
diharapkan adalah dapat menyebutkan nama, panggilan, asal dan hobi klien
lain. Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi 1: TAK Orientasi realitas orang


Kemempuan mengenal orang lain

Nama klien
No. Aspek yang dinilai
K1 K2 K3
1 Menyebutkan nama
klien lain
2 Menyebutkan nama
panggilan klien lain
3 Menyebutkan asal
klien lain
4 Menyebutkan hobi
klien lain

Petunjuk :
Dilakukan =1
Tidak dilakukan = 0
Evaluasi keberhasilan klien dan kelompok dalam bentuk presentase.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan pada catatan proses keperaeatan tiap klien. Contoh: klien
mengikuti TAK orientasi realitas orang. Klien mampu menyebutkan nama,
panggilan, asal dan hobi klien lain di sebelahnya. Anjurkan klien mengenal
klien lain di ruangan.

2. Sesi 2: Pengenalan tempat


a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realita tempat, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mengenal tempat di rumah sakit.

Sesi 2 : TAK
Orientasi Realitas Tempat
Kemempuan Mengenal Tempat Di Rumah Sakit

Nama klien
No. Aspek yang dinilai
K1 K2 K3
1 Menyebutkan nama rumah
sakit
2 Menyebutkan nama ruangan
3 Menyebutkan letak kantor
perawat
4 Menyebutkan letak kamar
mandi, WC
5 Menyebutkan letak kamar
tidur

Petunjuk :
Dilakukan =1
Tidak dilakukan = 0
Evaluasi keberhasilan klien dan kelompok dalam bentuk presentase.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatn tiap klien. Contoh :klien mengikuti sesi 2, TAK orientasi
Realita tempat. Klien mampu menyebutkan nama ruangan dan letak kamar
tidur yang lain belum mampu. Orientasikan klien dengan tempat-tempat di
ruangan.

LAMPIRAN MATERI TAK


A. Pengertian
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu
dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama,
stuart & Laraia (2001) dalam Keliat (2005).
Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus
ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif,
kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik (Yalom,1995 dalam Stuart & 
Laraia, 2001).
Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar
(sharing) tujuan, umpamanya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam
berhubungan dengan orang lain, mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk
membantu merubah perilaku destruktif menjadi konstruktif.
Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) Orientasi Realitas adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/tempat, dan waktu.
Klien dengan gangguan jiwa Psikotik mengalami penurunan daya nilai realitas
( reality testing ability ). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang
di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus
terjadinya ansietass pada klien. Untuk menamggulangi hendayaini, maka perlu ada
aktivitas yang member stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di
sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri
sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
Terapi aktivitas kelompok orientasi realita adalah pendekatan untuk
mengorieantasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya dilaksanakan
pada kelompok yang mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan
tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi bebas maupun
secara didaktif.
B. Tujuan
Tujuan terapi aktivitas kelompok oriantasi realita meliputi :
1. Penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (pikiran, perasaan, sensasi
somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar)
2. Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan.
3. Pembicaraan penderita sesuai realitas.
4. Penderita mampu mengenali diri sendiri.
5. Penderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat.
C.  Jenis-jenis TAK Orientasi Realitas
1. TAK Orientasi Realitas pengenalan orang
2. TAK Orientasi Realitas pengenalan tempat
3. TAK Orientasi Realitas pengenalan waktu
D. Indikasi Keperawatan
Klien yang mempunyai indikasi keperawatan TAK orientasi realitas adalah klien
dengan :
1. Halusinasi
2. Dimensia
3. Kebingungan
4. Tidak kenal dirinya
5. Salah mengenal orang lain, tempat dan waktu
6. Waham

DAFTAR PUSTAKA
 Keliat, Budi Anna. 2005. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok.Jakarta : EGC
 Prabowo, 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogjakarta: Nuha
Medika
 Wahyu Purwaningsih, S.Kep, & Ina Karlina, S.Kep.Ns. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa
Dilengkapi Terapi Modalitas dan Standart Operating Prosedure (SOP). Yogjakarta :
Nuha Medika Press.

Anda mungkin juga menyukai