Anda di halaman 1dari 13

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)

1. Pengertian / Definisi
Hoffart dan Woods (1996), mendefinisikan Model Praktik Keperawatan
Profesional sebagai sebuah sistem yang meliputi struktur, proses, dan nilai
professional
pemberian

yang
asuhan

memungkinkan
keperawatan

perawat
dan

professional

mengatur

mengatur

lingkungan

untuk

menunjang asuhan keperawatan. Sebagai suatu model berarti sebuah


ruang rawat dapat menjadi contoh dalam praktik keperawatan professional
di Rumah Sakit.
2. Tujuan Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional
a. Meningkatkan mutu askep melalui penataan sistem pemberian
asuhan keperawatan.
b. Memberikan kesempatan kepada perawat untuk belajar
melaksanakan praktik keperawatan profesional.
c. Menyediakan kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan
penelitian keperawatan.
3. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Praktik KeperawatanProfesional
Terdapat enam unsur utama dalam penentuan pemilihan metode
pemberian asuhan keperawatan, yaitu sesuai dengan visi-misi Rumah Sakit,
dapat diterapkannya proses keperawatan, efisien dan efektif dalam
penggunaan biaya, terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat,
kepuasan kerja perawat dan terlaksananya komunikasi yang adekuat.
4. Komponen Model Praktik Keperawatan Profesional
a. Nilai Profesional
Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional didasarkan pada
nilai professional . Nilai professional merupakan inti dari Model Praktik
Keperawatan Profesional , yang meliputi : nilai intelektual, komitmen
moral, otonomi, kendali dan tanggung gugat.
b. Pendekatan manajemen
Pendekatan manajemen digunakan untuk mengelola sumber daya yang
ada meliputi : ketenagaan, alat, fasilitas serta menetapkan Standar
Asuhan Keperawatan (SAK) . Pada Model Praktik Keperawatan Profesional
ini kemampuan manajemen keperawatan yang dikembangkan terutama
dalam hal mengelola perubahan dan pengambilan keputusan.
c. Sistem pemberian asuhan keperawatan

Sistem pemberian asuhan keperawatan (care delivery system) merupakan


metode

penugasan

bagi

tenaga

perawat

yang

digunakan

dalam

memberikan pelayanan keperawatan kepada klien. Sistem atau metode


tersebut merefleksikan falsafah organisasi, struktur, pola ketenagaan dan
populasi klien. Saat ini dikenal lima jenis metode pemberian asuhan
keperawatan, yang terdiri dari : metode kasus, fungsional, tim, primer
dan manajemen kasus.
d. Hubungan professional
Pengembangan Model

Praktik

Keperawatan

Profesional

(MPKP)

memungkinkan terjadinya hubungan professional di antar perawat dan


praktisi kesehatan lainnya. Hubungan ini dapat terjadi melalui sistem
pendokumentasian keperawatan, operan tugas jaga, konferensi awal dan
akhir, dan pembahasan kasus.
e. Kompensasi dan penghargaan
Pada suatu layanan professional, seseorang mempunyai hak atas
kompensasi dan penghargaan. Kompensasi merupakan salah. faktor yang
dapat

meningkatkan

motivasi,

pada

Model

Praktik

Keperawatan

Profesional karena masing-masing perawat mempunyai peran dan tugas


yang jelas sehingga dapat dibuat klasifikasi yang obyektif sebagai dasar
pemberian kompensasi dan penghargaan.
5. Aspek Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional
Menurut Sitorus (1996) yang diperkuat oleh Nursalam (2002), berdasarkan
tingkat perkembangan keperawatan di Indonesia untuk dapat menerapkan
Model Praktik Keperawatan Profesional ada tiga aspek yang perlu
dikembangkan yang meliputi :
a. Ketenagaan
Dalam pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional, aspek
ketenagaan merupakan komponen pertama yang harus
dipertimbangkan, sehingga tujuan pelayanan dapat dicapai. Menurut
Werdati (2005) dalam penerapan sistem pemberian asuhan
keperawatan terdapat 3 strategi manajemen yang penting dalam
mengelola sumber daya keperawatan yaitu
1) Sistem klasifikasi pasies
Sistem ini dikembangkan untuk mewujudkan asuhan keperawatan
yang bermutu dan efisisien, karena pelayanan diberikan sesuai
dengan tingkat kebutuhan pasien, merupakan metode untuk
memperkirakan dan mengkaji jumlah kebutuhan pasien terhadap
pelayanan keperawatan, sehingga dapat diketahui jam efektif
perawat untuk melakukan pelayanan keperawatan. Depkes (2001)

menetapkan indikator jumlah jam kontak perawat dengan pasien


rata-rata selama 4,5 jam / hr

(25)

2) Stafing
Staffing merupakan salah satu fungsi khusus manajemen
keperawatan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan : mengidentifikasi
jenis dan jumlah dan kategori tenaga yang dibutuhkan pasien,
mengalokasikan anggaran tenaga,merekrut, seleksi dan
penempatan perawat, orientasi dan mengkombinasikan tenaga pada
konfigurasi yang baik.
3) Penjadwalan
Penetapan jumlah tenaga dan penjadualan adalah merupakan
proses pengorganisasian sumber daya yang berharga untuk
menentukan berapa banyak dan kriteria tenaga seperti apa yang
dibutuhkan untuk setiap shift . Sedangkan menurut Komisi Akreditasi
Rumah Sakit (KARS) menyebutkan bahwa agar pelayanan
keperawatan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan seorang
Kepala Ruang harus menyusun jadual dinas yang dapat
mencerminkan jumlah dan kategori tenaga yang berkemampuan
baik pada setiap shift dan ada penunjukan perawat sebagai
penanggung jawab shift dengan sertai pembagian tugas yang jelas.
b. Penerapan sistem pemberian asuhan keperawatan
Merupakan metode penugasan yang dipilih dalam memberikan
pelayanan asuhan keperawatan sesuai dengan kondisi yang ada di
Rumah Sakit. Sistem pemberian asuhan keperawatan harus
merefleksikan falsafah organisasi, struktur, pola ketenagaan dan
karakteristik populasi pasien yang dilayani. Untuk memperoleh
gambaran penerapan sistem ini dapat dilihat dari tanggung jawab,
pelaksanaan uraian tugas dan pelaksanaan wewenang perawat
pelaksana.

PENETAPAN JENIS TENAGA


Penetapan jenis tenaga keperawatan dipengaruhi oleh metode pemberian
asuhan keperawatan yang digunakan pada MPKP, Metode pemberian asuhan
keperawatan yang digunakan adalah metode modifikasi keperawatan primer.
Dengan demikian, dalam satu ruang rawat terdapat beberapa jenis tenaga,
meliputi kepala ruang rawat, CCM,Perawat primer (PP) dan perawat Asosiet (PA)
1. Kepala Ruang Rawat
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala ruang rawat adalah perawat
dengan kemampuan DIII Keparawatan yang berpengalaman dan MPKP tingkat
I adalah perawat dengan kemampuan S. Kep/Ns yang berpengalaman. Kepala
ruang rawat bertugas sesuai jam kerja yaitu dinas pagi.
Tugas dan tanggung jawab kepala ruang rawat
Mengatur pembagian tugas jaga perawat (jadwal dinas)
Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan.
Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah
diruangan
Membimbing siswa/ mahasiswa bekerja sama dengan pembimbing
klinik dalam pemberian asuhan keperawatan di ruangan dengan
mengikuti sistem MPKP yang sudah ada.
Melakukan kegiatan administrasi dari surat-menyurat
Mengorientasikan pegawai baru, residen, mahasiswa kedokteran, dan
mahasiswa keperawatan yang akan melakukan praktik diruangan
(disepakati dengan CCM) dengan menggunakan format orientasi.
Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan
klien dan keluarga dan tim kesehatan lain.
Memelihara kelengkapan persediaan status keperawatan minimal lima
set setiap hari
Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam hal implementasi
MPKP termasuk sikap dan tingkah laku profesional.
Bila PP cuti, tugas dan tangggung jawab PP dapat dilegasikan kepada PA
senior ( wakil PP pemula yang ditunjuk) tetapi tetap dibawah
pengawasan kepala ruang rawat dan CCM
Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasiltas yang dibutuhkan
ruangan.
Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga yang ada
diruangan, membuat DP3, dan usulan kenaikan pangkat.
Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat setiap bulan untuk
membahas kebutuhan diruangan.

Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan keperawatan


bersama (CCM)
Membuat peta risiko di ruang rawat.
2. Clinical Care Manajer (CCM)
Pada ruang rawat dengan MPKP Pemula, CCM adalah S.Kep/ Ners dengan
pengalaman dan pada MPKP Tingkat I adalah seorang ners spesialis. Pada
MPKP Tingkat II jumlah Ners Spesialis lebih dari satu orang tetapi disesuaikan
dengan kekhususan (majoring) kasus yang ada CCM bertugas sesuai dengan
jam kerja yaitu dinas pagi dan sebaikny CCM sudah mempelajari pengalaman
sebagai PP minimal 6 bulan
Tugas dan Tanggung Jawab CCM
Membimbing PP pada implementasi MPKP, kegiatan yang dilakukan adalah
sbb:
Bersama dengan PP memvalidasi setiap diagnosis keperawatan yang
sudah

ditetapkan

PP.

CCM

menganalisis

data

klien

berdasarkan

dokumentasi bila perlu CCM melakukan pemeriksaan langsung kepada


klien atau bertemu dengan keluarga klien.
Beberapa pertanyaan yang perlu dipikirkan:
Apakah diagnosis sudah sesuai dengan kondisi klien?
Apakah ada diagnosis yang belum diidentifikasi
Apakah tindakan keperawatan diidentifikasi PP sudah tepat? Baca
setiap tindakan yang ada pada renpra terkait diagnosis tersebut.?
Apakah ada tindakan keperawatan tambahan ?Hasil penelitian?
Berdasarkan validasi, berikan masukan kepada PP termasuk pemberian

penguatan misalnya, pujian.


Bila ada dokumentasi klien, belum ada renpra yang sudah dievaluasi PP,
maka bersama-sama PP menetapkan diagnosis keperawatan yang sesuai
kondisi klien , dengan menggunakan standar renpra yang telah

disepakati.
Membahas dengan PP tentang pembagian tugas PA. Apakah penetapan

sudah sesuai dengan panduan?bila belum, berikan masukan!


Mengobservasi dan memberi masukan kepada PP Terkait dengan
bimbingan yang diberikan PP kepada PA. Apakah sudah baik? Beri

masukan.
Memberi masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP dan PA
Mempresentasekan isu-isu terbaru terkait dengan asuhan keperawatan
Mengidentifikasi fakta temuan yang memerlukan pembuktian.
Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan melakukan

penelitian.
Menerapkan hasil-hasil penelitian dalam memberikan asuhan keperawatan

Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal: melakukan evaluasi


tentang

mutu

keprawatan

mengkoordinasi,

mengarahkan,

dan

mengevaluasi mahasiswa praktik, serta membahas dan mengevaluasi


tentang implementasi MPKP
Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan memberi
masukan untuk perbaikan.
Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil evaluasi/ penelitian
tentang asuhan keperawatan.
Mengevaluasi implementasi

MPKP

dengan

menggunakan

instrumen

evaluasi implementasi MPKP oleh CCM


3. Perawat Primer
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, perawat primer (PP) pemula adalah
perawat lulusan DIII keperawatan dengan pengalaman minimal 4 tahun dan
pada MPKP Tingkat I adalah perawat S. Kep/ Ns dengan pengalaman minimal
satu tahun. PP dapat bertugas pada pagi, sore atau malam hari, namun
sebaiknya PP hanya bertugas pada pagi dan sore saja karena bila bertugas
malam hari, PP akan libur beberapa hari sehingga sulit menilai perkembangan
klien.
Tugas dan Tanggung Jawab Perawat Primer
Melakukan kontrak dengan klien/keluarga pada awal masuk ruangan
sehingga tercipta hubungan teraupeutik.
Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi pengkajian
yang sudah dilakukan PP pada sore, malam, atau hari libur
Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis standar
renpra sesuia dengan hasil pengkajian
Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA dibawah tanggung

jawabnya sesuai klien yang dirawat (preconference)


Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien, setiap giliran

jaga (shift).
Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA dalam melakukan
tindakan keperawatan, apakah sesuai dengan SOP
Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA
Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA
Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi keperawatan dan
tindakan keperawatan yang tidak dapat dilakukan PA
Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium.
Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung jawab bersama
dengan PA
Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung jawabnya , Bila PP tidak
ada visite didampingi oleh PA sesuia timnya

Melakukan evaluasi askep dan membuat catatan perkembangan klien


setiap hari.
Melakukan pertemuan dengan klien/ keluarga minimal setiap 2 hari untuk
membahas kondisi keperawatan klien (bergantung pada kondisi klien)
Bila PP cuti/ libur tugas-tugas PP didelegasikan kepada PA yang telah
ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan kepala ruangan dan CCM.
Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien/ keluarga
Membuat perencanaan pulang
Bekerja sama dengan CCM dalam mengidentifikasi isu yang memerlukan
pembuktian sehingga tercipta EBP
4. PERAWAT ASOSIET
Perawat asosiet (PA) pada MPKP pemula atau MPKP Tingkat I, sebaiknya
adalah perawat dengan kemampuan DIII keperawatan. Namun, pada beberapa
kondisi bila belum semua tenaga mendapat pendidikan tambahan, beberapa
MPKP, PA adalah perawat dengan pendidikan SPK tetapi mempunyai
pengalaman yang cukup lama dirumah sakit tersebut.
Tugas dan Tanggung Jawab PA
Membaca renpra yang telah ditetapkan PP
Mmebina hubungan terapeutik dengan klie/keluarga, sebagai lanjutan
kontrak yang sudah dilakukan PP
Menerima klien baru (kontrak)dan memberikan informasi berdasarkan
format orientasi klien/keluarga jika PP tidak ada ditempat.
Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya berdasarkan renpra
Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan

dan

mendokumentasikan nya pada format yang tersedia


Mengikuti visite dokter bila PP tidak ditempat
Memeriksa kerapian dan kelangkapan status keperawatan
Membuat laporan pergantian dinas setelah selesai diparaf
Megkomunikasikan kepada PP/Pj dinas bila menemukan masalah yang perlu

diselesaikan.
Menyiapkan

klien

untuk

pengobatan,tindakan.
Berperan serta dalam

pemeriksaan

memberikan

diagnostik

pendidikan

laboratorium,

kesehatan

pada

klien/keluarga yang dilakukan oleh PP


Melakukan inventarisasi fasilitas yang terkait dengan timnya.
Membantu tim lain yang membutuhkan.
Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien yang menjadi
tanggung jawabnya dan berkoordinasi dengan PP.
PENETAPAN FORMAT DOKUMENTASI KEPERAWATAN MPKP

Salah satu unsur pemting dalam MPKP adalah adanya renpra seperti yang
dijelaskan sebelumnya. Selain standar renpra, format dokumentasi keperawatan
lain yang diperlukan adalah:
Format pengkajian awal keperawatan
Format implementasi tindakan keperawatan
Format kardeks (grafik Tekanan darah, Nadi, Suhu dan daftar obat.
Format catatan perkembangan
Format daftar infus termasuk instruksi/ pesanan dokter
Format laporan pergantian shift
Resume Perawatan
TAHAP PELAKSANAAN MPKP
Pada tahap pelaksanaan MPKP dilakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Pelatihan MPKP
2. Memberi bimbingan kepada perawat primer (PP) dalam melakukan
konferensi
3. Memberi bimbingan kepada PP dalam melakukan ronde dengan perawat
asosiet (PA)
4. Memberi bimbingan kepada PP dalam membuat kontrak/orientasi dengan
klien/keluarga
5. Memberi bimbingan PP dalam melakukan presentasi kasus dalam tim
6. Memberikan bimbingan kepada CCM dalam membimbing PP dan PA
7. Memberi bimbingan kepada TIM tentang dokumentasi keperawatan.
Penjelasan
1. PELATIHAN MPKP
Pelatihan MPKP diberikan kepada semua perawat yang terlibat di ruang rawat
yang sudah ditentukan. Topik pelatihan meliputi:
a. Kolaborasi antara insitusi pendidikan dan layanan keperawatan melalui
b.
c.
d.
e.
f.

MPKP
Model praktik keperawatan profesioneL (MPKP)
Nilai-nilai profesional sebagai komponen utama dalam MPKP
Metode modifikasi keperawatan primer
Dokumentasi keperawatan diruang MPKP termasuk standar renpra
Pengadaan fasilitas keperawatan dan kesehatan yang diperlukan di ruang

MPKP
g. Hubungan perawat-klien/ keluarga diruang MPKP
h. Kerja sama profesionel antara PP dan PA serta tenaga kesehatan lainnya
i. Stimulasi pemberian asuhan keperawatan di Ruang MPKP
2. BIMBINGAN PP DALAM MELAKUKAN KONFERENSI
Konferensi merupakan pertemuan TIM yang dilakukan setiap hari. Konferensi
dilakukan setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan
jadwal dinas PP. Konferensi sebaiknya dilakukan ditempat tersendiri sehingga
dapat mengurangi gangguan dari luar. Konferensi bertujuan untuk:

Membahas masalah setiap klien berdasarkan renpra yang telah dibuat


oleh PP
Menetapkan klien yang menjadi tanggung jawab masing-masing PA
Membahas rencana tindakan keperawatan untuk setiap klien pada
setiap itu.
Mengidentifikasi tugas PA untuk setiap klien yang menjadi tanggung
jawab
PANDUAN PP PP MELAKUKAN KONFERENS
o Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas
o
o

pagi/sore sesuai dengan jadwal dinas PP


Konferensi dihadiri oleh PP dan PA dalam timnya masing-masing
Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam. Hal-hal yang

disampaikan oleh PP meliputi:


Keadaan umum klien
Keluahan klien
Tanda-tanda Vital dan kesadaran
Hasil pemeriksaan LAB/Diagnostik terbaru
Masalah keperawatan
Rencana keperawatan hari ini.
Perubahan terapi medis
Rencana Medis
o PP mendiskusikan dan mengarahkan PA tentang masalah yang terkait
dengan keperawatan klien meliputi:
Keluhan yang terkait dengan

pelayanan

seperti:

keterlambatan,

kesalahan pemberian makan, kebisingan pengunjung lain, ketidakhadiran

dokter yang dikonsulkan.


Ketepatan pemberian infus
Ketepatan pemberian obat oral atau injeksi
Ketepatan pemantauan asupan dan haluaran cairan (I/O)
Ketepatan dokumentasi.
Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan
Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan

kemajuan masing-masing PA
Membantu PA menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikannya.

3. BIMBINGAN PP MELAKUKAN RONDE DENGAN PA


Defenisi Ronde adalah Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh Perawat Primer dan
atau Konsuler, Karu, Perawat Associate, dengan melibatkan seluruh anggota
tim.

Tujuan Ronde:

Agar PP & PA bersama-sama melihat proses asuhan keperawatan yg


diberikan sejak pasien masuk, saat dilakukan ronde dan discharge

o
o

planning
Menumbuhkan cara berfikir secara kritis
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal

dari masalah klien


o Meningkatkan vadilitas data klien
o Menilai kemampuan justifikasi
o Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
o Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan
Karakteristik Ronde
o Klien dilibatkan secara langsung
o Klien merupakan fokus kegiatan
o Perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi
o
o
o

bersama
Konsuler adalah S2 keperawatan (CCM)/Perawat S1 Senior/DIII Senior.
Konsuler memfasilitasi kreatifitas
Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,
perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi

4.

masalah.
Panduan bagi PP dalam melakuka Ronde dengan PA
o PP menetukan 2-3 klien yang akan dironde
o Sebaiknya dipilih klien yang membutuhkan perawatan
o Rondde dilakukan setiap hari, terutama pada waktu ketika intensitas
o
o
o

kegiatan di ruang rawat sudah efektif tenang


Waktu yang dilakukan untuk melakukan keseluruhan ronde kurang 1 jam.
PA mempresentasikan kondisi klien dan tindakan yang telah dilakukan.
PP memberikan masukan kepada PA dan memberikan pujian pada hal-hal

tertentu.
Masalah yang sensitif sebaiknya tidak didiskusikan di hadapan klien.

BIMBINGAN MELAKUKAN TIMBANG TERIMA


Defenisi
Timbang terima/operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan

menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.


Tujuan
o Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien
o Menyampaikan hal- hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
o Tersusunnya rencan kerja untuk dinas berikutnya.
Panduan dalam melakukan timbang terima.
o Persiapan
Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap
Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
o Pelaksanaan.

Dalam penerapan sistem MPKP: Primer, timbang terima dilaksanakan


oleh perawat primer kpeada perawat primer yang mengganti jaga pada
shift berikutnya:
Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift/operan
Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan
timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang
berkaitan dengan maslah keperawatan pasien, rencana tindakan
yang sudah dan belum dilaksanakn serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dilimpahkan.
Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perin cian yang
lengkap

sebaiknya

dicatat

secara

khusus

untuk

kemudian

diserahterimakan kepada perawat yang jaga berikutnya.


Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah:
Identitas pasien dan diagnosa medis
Masalah keperawatan yang kemungkina masih muncul
Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
Intervensi kolaboratif dan dependensi
Rencana umum dan oersiapan yang perlu dilakukan.
Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi tanya jawab dan melakuakan validasi terhadap hal-hal
yang ditimbangterimakan dan berhak menayakan mengenai halhal yang kurang jelas.
Penyampaian timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5
menit
Penyampaian timbang terima secara singkay dan jelas
Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada
5. BIMBINGAN

buku laporan ruangan oleh perawat primer.


PP
DALAM
MEMBUAT
KONTRAK/ORIENTASI

DENGAN

KLIEN/KELUARGA
Kontrak antara perawat dan klien/keluarga merupakan kesepakatan antara
perawat dan klien/keluarganya dalam pemberian asuhan keperawatan.
Kontrak ini diperlukan agar hubungan saling dipercaya antara perawat dan
klien.
PANDUAN DALAM MELAKUKAN KONTRAK/ORIENTASI DENGAN KLIEN/KELUARGA
o Orientasi dilakukan saat pertama kali klien datang (24 jam pertama) dan
o

kondisi klien sudah datang.


Orientasi dilakukan oleh PP. Bila PP tidak ada, PA dapat memberikan

orientasi untuk klien dan keluarga.


Orientasi diberikan kepada klien dan didampingi oleh anggota keluarga

yang dilakukan dikamar klien dengan menggunakan format orientasi.


Setelah orientasi berikan daftar nama TIM atau badge kepada klien dan
keluarga kemudian gantungkan daftar nama tersebut pada laci klien.

Orientasi ini diulang kembali minimal setiap 2 hari oleh PP atau yang

mewakili. Terutama tentang daftar nama TIM yang sudah diberikan.


Pada saat pergantian dinas (dikamar klien) ingatkan klien nama perawat
yang bertugas saat itu. Bila perlu anjurkan klien atau keluarga melihat pada
daftar nama TIM.

MANAJEMEN KEPERAWATAN

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN


PROFESIONAL (MPKP)

STIKES TANAWALI PERSADA TAKALAR


PROGRAM PROFESI NERS 2014/2015

Anda mungkin juga menyukai