Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

“MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL”

NAMA: RANI NINA KOJONGIAN


NIM : 19062027
CT : WAHYUNY LANGELO, BSN., M.Kes

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2020
A. Definisi
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses
dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan
tersebut (Murwani & Herlambang, 2012). Model praktik keperawatan profesional
(MPKP) adalah suatu sistem didalamnya struktur, proses dan nilai-nilai profesional, yang
memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna & Yuli, 2006).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model praktik keperawatan (MPKP)
merupakan suatu sistem yang di dalamnya ada perawat profesional yang mengatur dalam
memberikan asuhan keperawatan serta didalamnya juga termasuk lingkungan sekitar
yang diberikan asuhan keperawatan.

B. Tujuan
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan dan asuhan keperawatan bagi
setiap tim keperawatan.

C. Manfaat
1. Apabila MPKP tersebut di implementasikan di rumah sakit diharapkan dapat
meningkatkan mutu asuhan keperawatan
2. Prinsip pemanfaatan ketenagaan yang diterapkan pada MPKP dapat di manfaatkan
berbagai RS untuk menata ketenagaan keperawatan dalam upaya menuju layanan
yang profesional
3. Ruang MPKP merupakan lahan praktik yang baik untuk proses belajar bagi
mahasiswa keperawatan karena mereka dapat melihat secara jelas bagaimana sistem
pemberian asuhan keperawatan yang profesional
4. Ruang rawat MPKP sangat menunjang program pendidikan ners spesialis
keperawatan, karena pada MPKP seseorang PP

D. Karakteristik MPKP
1. Penetapan jumlah tenaga keperawatan
2. Penempatan jenis tenaga keperawatan
3. Penerapan standar rencana asuhan keperawatan
4. Penggunaan metode modifikasi keperawatan primer
E. Metode Penugasan MPKP
1. Metode Kasus
Metode ini satu perawat akan memberikan asuhan keperawatan kepada seorang klien
secara total dalam satu periode dinas. Jumlah klien yang dirawat oleh satu perawat
bergantung pada kemampuan perawat terebut dan kompleksnya kebutuhan klien.
2. Metode Fungsional
Metode fungsional, pemberian asuhan keperawatan ditekankan pada penyelesaian
tugas atau prosedur. Setiap perawat diberi satu atau beberapa tugas untuk
dilaksanakan kepada semua klien di satu ruangan.
Pada metode ini, kepala ruangan menentukan tugas setiap perawat dalam satu
ruangan. Perawat akan melaporakan tugas yang dikerjakannya kepada kepala
ruangan dan kepala ruangan tersebut bertanggungjawab dalam pembuatan laporan
klien. Metode fungsional mungkin efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas apabila
jumlah perawat sedikit, tetapi klien tidak mendapatkan kepuasan asuhan yang di
terimanya.
3. Metode Tim
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan yaitu seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif. Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok
mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan
sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab yang tingg.
Pelaksanaan meode tim berlandaskan konsep berikut:
a. Ketua tim, sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang
prioritas perencanaan, supervisi dan evaluasi asuhan keperawatan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas renpra terjamin. Komunikasi
yang terbuka dapat dilakukan melalui berbagai cara, terutama melalui renpra
tertulis yang merupakan pedoman pelaksanaan asuhan, supervisi dan evalusai.
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d. Peran kepala ruangan penting dalam metode tim. Metode tim akan berhasil baik.
4. Metode Perawat Primer
Metode keperawatan primer perawat yang bertanggungjawab terhadap pemberian
asuhan keperawatan disebut perawat primer (PP). Metode keperawatan primer
dikenal dengan ciri yaitu akuntabilitas, otonomi, otoritas, advokasi, ketegasan dan
kontinuitas, komunikasi, kolaborasi, koordinasi, dan komitmen (5K).
5. Differentiated Practice
Diferrentiated practice adalah suatu pendekatan yang bertujuan menjamin mutu
asuhan melalui pemanfaatan sumber-sumber keperawatan yang tepat. Terdapat dua
model yaitu model kompetensi dan model pendidikan. Pada model kompetensi,
perawat terdaftar diberi tugas berdasarkan tanggungjawab dan struktur peran yang
sesuai dengan kemampuannya. Pada model pendidikan, penetapan tugas keperawatan
didasarkan pada tingkat pendidikan, perawat akan ditetapkan apa yang menjadi
tanggungjawab setiap perawat dan bagaimana hubungan antar tenaga tersebut diatur.
6. Manajemen Kasus
Manajemen kasus merupakan sistem pemberian asuhan kesehatan secara multi
disiplin yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan fungsi berbagai anggota tim
kesehatan dan sumber-sumber yang ada sehingga dapat dicapai hasil akhir asuhan
kesehatan yang optimal. Metode manajemen kasus meliputi beberapa elemen utama
yaitu, pendekatan berfokus pada klien, koordinasi asuhan dan pelayanan antar
institusi, berorientasi pada hasil, efisiensi sumber dan kolaborasi.

F. Penetapan Jenis Tenaga di MPKP


Pada MPKP metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah metode
modifikasi keperawatan primer. Dengan demikian, dalam suatu ruang rawat terdapat
beberapa jenis tenaga, meliputi:
1. Kepala Ruang Rawat
Tugas dan tanggung jawab kepala ruang rawat yaitu:
a. Mengatur pembagian tugas jaga perawat
b. Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan
c. Mengadakan diskusi dengan staf untuk mencegah masalah di ruangan
d. Membimbing siswa/mahasiswa (bekerja sama dengan pembimbing klinik)
dalam pemberian asuhan keperawatan diruangan, dengan mengikuti system
MPKP yang sudah ada
e. Melakukan kegiatan administrasi dan surat menyurat
f. Mengorientasi perawat baru, residen, mahasiswa kedokteran dan mahasiswa
keperawatan yang akan melakukan praktik di ruangan
g. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan
klien/keluarga dan tim kesehatan lain
h. Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan minimal 5 set setiap
hari.
i. Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam hal implementasi MPKP
termasuk sikap dan tingkah laku profesional
j. Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP dapat di delegasikan kepada PA
senior
k. Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang dibutuhkan di
ruangan
l. Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga yang ada
diruangan, membuat DP3 dan usulan kenaikan pangkat
m. Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat setiap bulan untuk
membahas kebutuhan di ruangan
n. Merencanakan pertemuan rutin dengan semua perawat setiap bulan untuk
membahas kebutuhan di ruangan
o. Merencanakan dan melaksanakan kebutuhan di ruangan
p. Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan keperawatan
q. Membuat peta resiko di ruangan rawat.

2. Clinical Care Manager


Tugas clinical care manager yaitu:
a. Membimbing PP pada implementasi MPKP
b. Memberikan masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP dan PA
c. Mempersentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan keperawatan
d. Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan pembuktian
e. Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan melakukan
penelitian
f. Menerapkan hasil-hasil penelitian dalam memberi asuhan keperawatan
g. Bekerja sama dengan kepala ruangan
h. Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan memberi masukan
untuk penelitian
i. Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil evaluasi/penelitian tentang
askep
j. Mengevaluasi implementasi MPKP dengan menggunakan instrumen evaluasi
implementasi MPKP
3. Perawat Primer
Tanggung jawab perawat primer yaitu:
a. Melakukan kontak dengan klien dan keluarga pada awal masuk ruangan
sehingga tercipta hubungan terapeutik
b. Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi pengkajian yang
sudah dilakukan PP pada sore, malam, dan hari libur
c. Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis standar renpra
sesuai dengan hasil pengkajian
d. Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA di bawah
tanggungjawabnya sesuai klien yang dirawat
e. Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien, setiap kali giliran
f. Melakukan bimbingan dan evaluasi PA dalam melakukan tindakan
keperawatan apakah sudah sesuai SOP atau belum
g. Memonitor dokumentasi yang telah dilakukan PA
h. Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA
i. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium
j. Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung jawabnya bersama
dengan PA
k. Mendampingi dokter visit klien dibawah tanggung jawabnya. Bila PP tidak
ada, visit di dampingi oleh PA dan sesuai timnya
l. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan perkembangan
klien setiap hari
m. Melakukan pertemuan dengan klien atau keluarga minimal 2 hari sekali untuk
membahas kondisi keperawatan klien
n. Bila PP libur atau cuti, tugas-tugas PP di delegasikan kepada PA yang telah
ditunjuk (wakil PP). Dengan bimbingan kepala ruangan atau CCM
o. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien atau keluarga
p. Membuat perencanaan pulang
q. Bekerja sama dengan clinical care manager (CCM) dalam mengidentifikasi isu
yang memerlukan pembuktian sehingga tercipta evidence based practice
(EBP).
4. Perawat Asosiet
Tanggung jawab perawat asosiet yaitu:
a. Membaca renpra yang telah ditetapkan PP
b. Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga
c. Menerima klien baru dan memberikan informasi berdasarkan format orientasi
klien/keluarga jika PP tidak ada ditempat
d. Melakukan tindakan keperawatan pada klien berdasarkan renpra
e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikannya pada format yang tersedia
f. Mengikuti visite dokter bila PP tidak ada di tempat
g. Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan
h. Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai diparaf
i. Mengkomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila menemukan masalah
j. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic, laboratorium, pengobatan dan
tindakan
k. Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada klien/keluarga
l. Melakukan inventarisasi fasilitas yang terkait dengan timnya
m. Membantu tim lain yang membutuhkan
n. Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien yang menjadi
tanggun jawabnya dan berkoordinasi dengan PP.

G. Komponen MPKP
1. Pendekatan Management
Dalam melakukan asuhan keperawatan adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia, yang bilamana ingin memenuhi kebutuhan dasar tersebut seorang
perawat harus melakukan pendekatan penyelesaian masalah, sehingga dapat
diidentifikasi masalah klien, dan nantinya dapat diterapkan terapi keperawatan
yang tepat untuk masalah klien.
2. Sistem Pemberian Asuhan
Dalam perkembangan keperawatan menuju layanan yang profesional, digunakan
beberapa metode pemberian asuhan keperawatan, misalnya metode kasus,
fungsional, tim, dan keperawatan primer, serta manajemen kasus. Dalam praktik
keperawatan profesional, metode yang paling memungkinkan pemberian asuhan
keperawatan profesional adalah metode yang menggunakan the breath of
keperawatan primer.
3. Nilai-nilai Profesional
Nilai-nilai profesional menjadi komponen utama pada suatu praktik keperawatan
profesonal. Nilai-nilai profesional ini merupakan inti dari MPKP. Nilai-nilai
seperti penghargaan atas otonomi klien, menghargai klien, dan melakukan yang
terbaik untuk klien harus tetap ditingkatkan dalam suatu proses keperawatan.
4. Hubungan Profesional
Pemberian asuhan kesehatan kepada klien diberikan oleh beberapa anggota tim
kesehatan. Namun, fokus pemberian asuhan kesehatan adalah klien. Karena
banyaknya anggota tim kesehatan yang terlibat, maka dari itu perlu kesepakatan
tentang cara melakukan hubungan kolaborasi tersebut.
5. Kompensasi dan Penghargaan
Pada suatu layanan profesional, seorang profesional mempunyai hak atas
kompensasi dan penghargaan. Pada suatu profesi, kompensasi yang di dapat
merupakan imbalan dan kewajiban profesi yang terlebih dahulu dipenuhi.
Kompensasi dan penghargaan yang diberikan pada MPKP dapat disepakati di
setiap institusi dengan mengacu pada kesepakatan bahwa layanan keperawatan
adalah pelayanan profesional.

H. Struktur Organisasi MPKP

Kepala
Ruang Rawat

Manager
Asuhan Klinik

Wakil Kepala
Ruang

Perawat
Primer

Perawat Pembantu Tenaga


Pelaksana Perawat Penunjang

Struktur pengorganisasian sebagai berikut, perawat pelaksana bertanggung jawab


terhadap perawat primer di pagi hari, perawat primer bertanggung jawab terhadap kepala
ruangan, sedangkan pada shift malam dan sore perawat pelaksana bertanggung jawab
terhadap ketua shift, alasannya karena ketua tim membawahi dua orang perawat
pelaksana.

I. Pilar-Pilar MPKP
1. Pilar I: Pendekatan manajemen keperawatan
a. Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP
meliputi: perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek,
harian, bulanan dan tahunan.
b. Pengorganisasian dengan menyusun struktur organisas, jadwal dinas, dan
daftar alokasi pasien.
c. Pengarahan, terdapat kegiatan delegasi, supervisi, menciptakan iklim motivasi,
manajemen waktu, komunikasi efektif yang mencakup pre dan post conference,
dan managemen konflik.
2. Pilar II: Sistem penghargaan
Manajemen sumber daya manusia di ruang MPKP berfokus pada proses rekruitmen,
seleksi kerja orientasi, penilaian kerja, staf perawat. Proses ini selalu dilakukan
sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawatan baru.
3. Pilar III: Hubungan Profesional
Hubungan profesional dalam pemberian pelayanan keperawatan (tim kesehatan)
dalam penerimaan pelayanan keperawatan (klien dan keluarga). Pada
pelaksanaannya hubungan profesional secara internal artinya hubungan yang terjadi
antara pembentuk pelayanan kesehatan misalnya perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain, sedangkan hubungan profesional secara eksternal adalah
hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.
4. Pilar IV: Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan yang diterapkan di MPKP adalah asuhan
keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan.

J. Langkah-langkah Implementasi MPKP


Tahap Persiapan
1. Pembentukan tim, terdiri dari koordinator departemen, kepala ruang rawat, perawat
ruangan, ketua MPKP
2. Rancangan penilaian mutu, kelompok kerja yang membuat rencana asuhan
keperawatan yang meliputi kepuasan klien
3. Presentasi MPKP, untuk mendapatkan nilai dukungan dari semua yang terlibat pada
saat presentasi
4. Penetapan tempat implementasi, dalam menentukan tempat implementasi perlu
memperhatikan mayoritas tenaga perawatan apakah ada staf baru
5. Identifikasi jumlah klien, kelompok klien terdiri dari 3 kriteria yaitu, minimal,
parsial, dan total
6. Penetapan tenaga keperawatan
7. Penetapan jenis tenaga yaitu, kepala ruang rawat, clinical care manager, perawat
primer, perawat acociate
8. Pengembangan standar asuhan keperawatan, bertujuan untuk mengurangi waktu
perawat untuk menulis, sehingga waktunya habis untuk melakukan tindakan
keperawatan
9. Penetapan format dokumentasi keperawatan
10. Identifikasi fasilitas: badge atau kartu nama tim, papan nama, dan papan MPKP
Tahap Pelaksanaan
1. Pelatihan MPKP
2. Memberikan bimbingan kepada PP dalam melakukan konferensi
3. Memberikan bimbingan kepada PP dalam melakukan ronde PA
4. Memberi bimbingan kepada PP dalam memanfaatkan standar renpra
5. Memberi bimbingan kepada PP dalam membuat kontrak dengan klien
6. Memberi bimbingan dalam melakukan presentasi dalam tim
7. Memberi bimbingan kepada CCM dalam bimbingan PP dan PA
8. Memberi bimbingan tentang dokumentasi keperawatan
Tahap Evaluasi
1. Memberikan instrumen evaluasi kepuasan klien/keluarga untuk setiap klien pulang
2. Mengevaluasi kepatuhan perawat terhadap standar penilaian
3. Penilaian infeksi nosokomial di ruang rawat
4. Penilaian rata-rata lama hari rawat.

K. Kekurangan Penerapan Sistem MPKP


1. Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi tim, membutuhkan
waktu dimana sulit melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk
2. Akuntabilitas pada tim konsep
3. Beban kerja tinggi
4. Pendelegasian tugas terbatas
5. Kelanjutan keperawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab
klien bertugas.

L. Kelebihan MPKP
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah di atasi dan
memberikan kepuasan pada anggota tim
4. Bila diimplementasikan di rs dapat menngkatkan mutu asuhan keperawatan
5. Ruang MPKP merupakan lahan praktek yang baik untuk proses belajar
6. Ruang rawat MPKP sangat menunjang program pendidikan nursing
DAFTAR PUSTAKA

Krisnawati Komang. 2017. Empat Pilar Metode Keperawatan Profesional. Di akses pada tanggal
23 April 2020, jam 16.33 di https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir_/
5426925f4d6aaa4250af87c2a50761bd.pdf&ved=2ahUKEwiHhp_J7YDpAhVVfSsKHZPEAsQQ
FjAEegQlBxAB&usg=AovVaw2M7wAlY7o3c1yDRadfvca
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
(edisi 4). Jakarta: Salemba Medika. Di akses pada tanggal 23 April 2020, pukul 18.15 di
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/0%2520BUKU%2520MANAJEMEN-MAK%2520165%252
0197.pdf&ved=2ahUKEwiHhp_J7YDpAhVVfSsKHZPEAsQQFjABegQlAxAB&usg=AovVaw
1sKCc742d66GC0Dry5DbnA
Santoso Agus. 2014. MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional) dan SP2KP (Sistem
Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional). Semarang. Di akses pada tanggal 23 April
2020, pukul 15.45 di dokumen.tips/documents/makalah-mpkp-dan-sp2kp.html

Anda mungkin juga menyukai