Survei tim Keperawatan – HPEQ Dikti yang dilakukan tahun 2010 dan
2011 di 32 Provinsi terhadap Direktur RS, Jajaran Manajemen RS,
Perawat Pelaksana dan klien/masyarakat yang dirawat di Rumah Sakit
dan Puskesmas, diperoleh hasil 97,4% menyatakan Perawat yang
diinginkan adalah perawat yang memiliki kompetensi profesional. Untuk
menjamin kompetensi perawat dalam pelayanannya yang aman dan
berkualitas, maka salah satunya perlu dilakukan kredensial perawat di
rumah sakit (standar kompetensi perawat, 2013).
Kompetensi Perawat
Berdasarkan standar akreditasi rumah sakit versi 2012 (Standar KPS 12)
dan standar akreditasi rumah sakit yang terbaru, SNARS, ed.1 (standar
KKS,13) bahwa rumah sakit diharuskan memiliki proses yang efektif
untuk mengumpulkan, memverifikasi dan mengevaluasi kredensial staf
keperawatan (pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan
pengalaman). Rumah sakit perlu memastikan untuk mempunyai staf
keperawatan yang kompeten sesuai dengan misi, sumber daya, dan
kebutuhan pasien.
Kredensial Keperawatan dalam Akreditasi Rumah Sakit
Berdasar PMK no.40 tahun 2017 bahwa dirumah sakit yang bertugas
melakukan proses kredensial keperawatan adalah bidang keperawatan
dan komite keperawatan. Bidang keperawatan melakukan assessment
kompetensi melalui assesor kompetensi dan Komite keperawatan
melalui sub komite kredensial melakukan proses verifikasi kewenangan
klinis perawat. Berdasarkan hasil proses kredensial, Komite
Keperawatan merekomendasikan kepada kepala/ direktur rumah sakit
untuk menetapkan penugasan klinis yang akan diberikan kepada tenaga
keperawatan berupa Surat Penugasan Klinis (clinical privilege)yang
berisi daftar rincian kewenangan klinis (clinical appointment).
Dalam melaksanakan proses kredensial ternyata tidak mudah,banyak hal
dan konsekuensi yang harus dihadapi mulai dari : pemahaman bidang
keperawatan tentang kredensial, penyiapan sumber daya keperawatan
sebagai assesor internal keperawatan, anggaran yang harus dipersiapkan,
proses pelaksanaan yang menyita waktu, mitra bestari yang belum siap,
serta dampak yang dirasakan oleh perawat dari kredensial, serta belum
dimasukannya dalam sistem remunerasi yang pada akhirnya akan
menempatkan posisi perawat pada jenjang perawat klinis/ karir tertentu
dirumah sakit.
MEMUTUSKAN
MENIMBANG : 1. Bahwa kredensial dan rekredensial perawat
merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan
kompetensi keperawatan.
2. Bahwa proses kredensial merupakan salah satu cara profesi
keperawatan mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas
persiapan pendidikan anggotanya.
3. Bahwa untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi
tenaga keperawatan di Rumah Sakit , maka perlu dilakukan
kredensial dengan mengacu pada panduan kredensial yang sudah
ditetapkan.
4. Bahwa untuk maksud tersebut diatas maka perlu ditetapkan
Panduan Kredensial dan rekredensial perawat di Rumah Sakit dengan
Surat Keputusan Direktur
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : Memberlakukan Panduan nomor : 39/PND/ RS/IX/2013,
tentang
Kredensial dan rekredensial perawat di Rumah Sakit sebagaimana
terlampir dalam Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dan akan
dilakukan
evaluasi minimal 1 (satu) tahun sekali.
KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan
dan perbaikan,
maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di :
Tanggal :
RUMAH SAKIT
Direktur Utama
TEMBUSAN Yth :
1. Komite Keperawatan
2. Manajer Keperawatan
3. Manajer SDI
4. Bagian Personalia
5. Arsip
A. PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan, secara paripurna yang
menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia
terus
berkembang baik jumlah ( saat ini 1516 ), jenis maupun kelas rumah
sakit sesuai
dengan kondisi atau masalah kesehatan masyarakat, letak geografis,
perkembangan
IPTEK, peraturan serta kebijakan yang ada. Pelayanan kesehatan di
rumah sakit terdiri
dari berbagai jenis pelayanan seperti: pelayanan medik, pelayanan
keperawatan dan
penunjang medik yang diberikan kepada pasien dalam bentuk upaya
promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
B. TUJUAN
Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga
keperawatan
yang memberikan asuhan keperawatan memiliki kompetensi dan
kewenangan klinik
yang jelas, pengakuan dan penghargaan terhadap praktik klinik
keperawatan yang
berada di semua level, pengembangan profesional diri melalui jenjang
karier, dan
penguatan dalam proses rekrutmen tenaga keperawatan.
C. DASAR HUKUM
1. Undang - Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang - Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. PerMenKes No:HK 02.02/MENKES/148/1/2010 tentang Registrasi
dan Praktek
Perawat
4. PermenKes No 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan
5. Standar Profesi Keperawatan
6. KMK No. 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar profesi bidan
7. KMK No. 378/Menkes/SK/2007 tentang standar profesi perawat gigi
D. PENGERTIAN
Kredensial adalah proses review/ telaah validasi terhadap dokumen
pendidikan, pelatihan, pengalaman pekerjaan, sertifikasi, lisensi dan
dokumen
profesional lainnya yang dimiliki oleh tenaga keperawatan. Proses
kredensial
memberi keputusan dan menjamin apakah tenaga keperawatan yang
bersangkutan
layak diberi kewenangan klinis (clinical privilege) untuk melakukan
asuhan
keperawatan di rumah sakit.
Rekredensial adalah proses Re Evaluasi terhadap tenaga
keperawatan yang
telah memiliki kewenagan klinis (Clinical prevelege ) untuk
menentukan apakah yang
bersangkutan masih layak diberi kan kewenangan klinis untuk suatu
periode tertentu
yaitu 4 tahun.
E. KEBIJAKAN
Direktur menetapkan bahwa setiap SDM keperawatan meliputi
Perawat, Bidan
dan Autoref yang bekerja Rumah Sakit :
1. Mengikuti Kredensial Keperawatan yang dilaksanakan oleh Komite
Keperawatan
dalam hal ini sub komite kredensial, terdiri dari ketua, sekertaris dan
anggota serta
dibantu oleh Mitra Bestari
2. Mengikuti Re-Kredensial yang dilaksanakan setiap 4 tahun dengan
bertepatan
dengan kenaikan golongan oleh para perawat di Rumah sakit .
3. Memiliki Ijasah pendidikan keperawatan / kebidanan yang
dikeluarkan oleh
lembaga pendidikan tinggi keperawatan / kebidanan yang
terakreditasi oleh
lembaga yang berwenang.
4. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) perawat / bidan yang
dikeluarkan oleh
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI).
5. Memiliki Surat Ijin Kerja (SIK) perawat/bidan yang dikeluar oleh
pemerintah
daerah yang berwenang bagi SDM Keperawatan yang akan Re-
kredensial.
6. Memiliki pelatihan keperawatan atau mandatory training
7. Jenjang Perawat Klinis (PK) adalah SDM Keperawatan yang
bekerja dan
melakukan praktik keperawatan di RS dan di dibuktikan dengan Surat
Keputusan/
Surat Tugas dari Direktur RS.
8. Jenjang Perawat Manajer (PM) adalah penugasan yang terkait
pelayanan
keperawatan dibuktikan dengan Surat Keputusan/ Surat Tugas dari
Direktur RS.
9. Jenjang Perawat Pendidik (PP) adalah penugasan yang terkait
pendidikan
keperawatan dibuktikan dengan Surat Keputusan/ Surat Tugas dari
Direktur RS.
10. Jenjang Perawat Riset (PR) adalah penugasan yang terkait
penelitian keperawatan
dibuktikan dengan Surat Keputusan/ Surat Tugas dari Direktur RS.
F. PENGORGANISASIAN
Kredensial dan Rekredensial Keperawatan dilaksanakan oleh Komite
Keperawatan dalam hal ini sub komite kredensial, terdiri dari ketua,
sekertaris dan
anggota serta dibantu oleh Mitra Bestari keperawatan . Adapun tugas
sub komite
kredensial adalah :
1. Menyusun dan membuat daftar kewenangan klinis sesuai jenjang
karir,
berdasarkan masukan dari kelompok staf keperawatan.
2. Melakukan assesmen dan pemeriksaan :
a. Kelengkapan berkas kredensial
b. Kompetensi
c. Status kesehatan
d. Perilaku
e. Etika profesi
3. Melaporkan hasil assesmen dan pemeriksaan serta memberikan
rekomendasi
kewenangan klinik kepada komite keperawatan.
4. Melakukan proses kredensial masa berlaku surat penugasan klinik
dan adanya
permintaan khusus dari komite keperawatan.
G. KEGIATAN
Adapun kegiatan dari proses kredensial adalah :
1. Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi sesuai
area praktik yang
ditetapkan oleh rumah sakit,
2. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria sesuai dengan
persyaratan kredensial
dimaksud,
3. Melakukan assesmen kewenangan klinik dengan berbagai metode
yang disepakati,
4. Membuat keputusan untuk pemberian kewenangan klinik dengan
memberikan
rekomendasi kepada komite keperawatan,
5. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinik secara
berkala,
6. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di
tetapkan.
K. PENUTUP
Pelayanan asuhan keperawatan paripurna dapat terlaksana jika
asuhan
keperawatan dilakukan secara terencana dan terarah sehingga dapat
menjamin
bahwa sistem pemberian pelayanan – asuhan keperawatan yang
diterima oleh pasien,
diberikan oleh perawat dari berbagai jenjang kemampuan atau
kompetensi dengan
benar (scientific) dan baik (ethical) serta dituntun oleh etika profesi
keperawatan.
Dengan adanya Pedoman Kredensial dan Re kredensial
Keperawatan,
diharapakan dapat digunakan sebagai acuan komite keperawatan
dalam
melaksanakan kredensial keperawatan, sehingga pelayanan
keperawatan dapat
terarah sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit