Anda di halaman 1dari 6

KREDENSIAL

Kredensial, menurut ketentuan Pasal 1 angka 5 Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor : 49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit diartikan
sebagai proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan
pemberian kewenangan klinis. Sedangkan yang dimaksud dengan kewenangan klinis adalah
uraian intervensi keperawatan dan kebidanan yang dilakukan yang dilakukan oleh tenaga
keperawatan berdasarkan area prakteknya.
PENGERTIAN KREDENSIAL
Istilah kredensial merupakan serapan dari bahasa Inggris, yaitu "credentialing" yang berarti
'mandat'. Selain pengertian kradensial sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
tersebut di atas, terdapat beberapa pengertian kredensial yang dikenal, diantaranya adalah :
Kredensial adalah proses untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi perawat.
Kredensial adalah proses telaah validasi terhadap dokumen pendidikan, pelatihan, pengalaman
pekerjaan, registrasi, sertifikasi, lisensi, dan dokumen profesional lainnya yang dimiliki oleh tenaga
keperawatan.
Kredensial adalah proses evaluasi oleh Komite Keperawatan Rumah Sakit terhadap tenaga
keperawatan (perawat dan bidan) untuk menentukan kewenangan profesi sesuai dengan
kompetensinya.
Tahapan Proses Kredensial Keperawatan. Menurut Robert Priharjo, proses kredensial adalah salah
satu cara profesi keperawatan mempertahankan standar praktek dan akuntabilitas persiapan
pendidikan anggotanya. Kredensial merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan
kompetensi praktek keperawatan. Proses kredensial terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya lisensi,
registrasi, sertifikasi, dan akreditasi.

Proses atau metode yang digunakan dalam kredensial ditentukan oleh masing-masing institusi, dan
dituangkan dalam peraturan internal staf keperawatan. Beberapa proses atau metode yang dapat
digunakan dalam proses kradensial diantaranya adalah metode porto folio dan metode asesmen
kompetensi. Proses kredensial pada umumnya adalah sebagai berikut :
Perawat atau bidan mengajukan permohonan kepada Ketua Komite Keperawatan untuk memperoleh
kewenangan klinis.
Ketua Komite Keperawatan menugaskan kepada sub komite kredensial untuk melakukan proses
kredensial.
Sub komite kredensial membentuk panitia ad hoc untuk melakukan review, verifikasi dan evaluasi
dengan metode yang telah disepakati.
Sub komite memberikan laporan kepada Ketua Komite Keperawatan hasil kredensial sebagai bahan
rapat menentukan kewenangan klinis.
Seluruh proses kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan klinis selanjutnya dilaporkan secara
tertulis oleh sub komite kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan kepada
direktur dan dijadikan bahan rekomendasi kepada direktur.
Direktur mengeluarkan penugasan klinis terhadap perawat atau bidan bersangkutan.
Sedangkan tahapan proses kredensial, menurut :

1. Robert Priharjo.
Robert Priharjo menyebutkan bahwa proses kredensial memiliki empat tahap, yaitu :
Lisensi, seperti Surat Ijin Kerja (SIK) dan Surat Ijin Praktek Perawat (SIPP).
Registrasi, seperti Surat Tanda Registrasi (STR).
Sertifikasi, seperti Surat Uji Kompetensi Profesi dan sertipikat pelatihan.
Akreditasi, terkait dengan ijazah, sertipikat dan dokumen seperti tersebut di atas sudah terakreditasi
atau belum.

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 49 Tahun 2013.


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan tersebut, proses kredensial memliki empat tahap, yaitu :
Perawat dan/atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh kewenangan klinis kepada Ketua
Komite Keperawatan.
Ketua Komite Keperawatan menugaskan sub komite kredensial untuk melakukan proses kredensial
(dapat dilakukan secara individu atau kelompok).
Sub komite membentuk panitia ad hoc untuk melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan
berbagai metode : porto folio, asesmen kompetensi. Misalnya : verifikasi ijazah, Surat Tanda
Registrasi, sertipikat kompetensi, logbook yang berisi uraian capaian kinerja.
Sub komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan menentukan kewenangan klinis bagi
setiap tenaga keperawatan.

Tujuan Kredensial Keperawatan. Dalam Himpunan Peraturan Perundang-undangan bidang Tenaga


Kesehatan, menyebutkan bahwa tugas dari kredensial keperawatan adalah untuk:
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
melindungi masyarakat atas tindakan keperawatan yang dilakukan.
menetapkan standar pelayanan keperawatan.
menilai boleh tidaknya melaksanakan praktek keperawatan.
menilai kesalahan dan kelalaian.
melindungi masyarakat dan perawat.
memilih dan mempertahankan kompetensi keperawatan.
membatasi pertolongan kewenangan dalam melaksanakan praktek keperawatan hanya bagi yang
kompeten.
meyakinkan masyarakat bahwa yang melaksanakan praktek memiliki kompetensi yang diperlukan.
Hasil kredensial keperawatan di rumah sakit berupa surat penugasan klinis yang berisi rincian
kewenangan klinis yang merupakan daftar kompetensi seorang perawat boleh memberikan tindakan
asuhan keperawatan pada pasien. Hanya saja, rincian kewenangan klinis tersebut hanya berlaku di
rumah sakit yang bersangkutan. Jika perawat pindah ke rumah sakit lain, maka rincian kewenangan
tersebut tidak berlaku dan perawat yang bersangkutan harus mengikuti kredensial ulang.

Proses kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan pelayanan


keperawatan kepada pasien sesuai dengan standar profesi. Dengan demikian, kredensial merupakan
elemen penting dalam menurunkan resiko litigasi (gugatan hukum di pengadilan) terhadap rumah
sakit dan tenaga keperawatan yang bekerja di dalamnya. Proses kredensial yang efektif dapat
menurunkan rediko adverse events pada pasien dengan meminimalkan kesalahan tindakan yang
diberikan oleh tenaga keperawatan tertentu yang memegang kewenangan klinis tertentu di rumah
sakit tersebut.
Kredensial adalah proses review/telaah validasi terhadap dokumen pendidikan, pelatihan, pengalaman
pekerjaan, registrasi, sertifikasi, lisensi dan dokumen profesional lainnya yang dimiliki oleh tenaga
keperawatan. Proses kredensial memberi keputusan dan menjamin apakah tenaga keperawatan yang
bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (clinical privilege) untuk melakukan asuhan
keperawatan di rumah sakit. Kredensial merupakan sistem yang terintegrasi dalam layanan kesehatan
di berbagai negara. Di USA proses kredensial telah menjadi standar di setiap rumah sakit. Sama
halnya seperti negara tersebut, Indonesia juga membutuhkan proses kredensial untuk menjamin
akuntabilitas tenaga kesehatan. Walaupun istilah kredensial sendiri bukan hal yang baru dalam sistem
layanan kesehatan di Indonesia, namun gambaran implementasi proses dan pencapaian
tujuankredensial bervariasi di berbagai institusi. Kondisi ini yang menyebabkan proses kredensial
yang di lakukan oleh komite keperawatan di Indonesia saat ini masih belumadekuat (Herkutanto &
Susilo, 2009 : 141).

Kredensial perawat merupakan salah satu unsur dalam penilaian akreditasi rumah sakit. Proses
kredensial sebagai dasar pemberian kewenangan klinik kepada perawat, pada kenyataannya belum
sepenuhnya terlaksana dengan baik. Semangat rumah sakit untuk melaksanakan kredensial
keperawatan masih dipengaruhi oleh adanya tuntutan penilaian standar akreditasi rumah sakit oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) atau Joint Comission International (JCI). Hal ini seharusnya
bersinergi dan saling menguatkan, namun pada kenyataannya karena tuntutan rumah sakit yang ingin
segera dilakukan penilaian, sehingga proses kredensial menjadi kurang bermakna dan cenderung
sebatas formalitas.
Perawat adalah seseorang yang lulus pendidikan tinggi keperawatan baik di dalam maupun di luar
negeri yang diakui oleh pemerintah RI sesuai peraturan perundangan dan telah disiapkan untuk
memiliki kompetensi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia serta teregistrasi.
Perawat terdiri dari Perawat Ahli Madya, Ners dan Ners spesialis. Berdasarkan standar kompetensi
perawat (PPNI, AIPNI, AIPDiKI,2013), kompetensi perawat meliputi praktik profesional, etis, legal
dan peka budaya, pemberian asuhan dan manajemen asuhan keperawatan, dan pengembangan kualitas
personal dan profesional.
Pelayanan keperawatan merupakan rangkaian tindakan yang dilandasi aspek etik legal dan peka
budaya untuk memenuhi kebutuhan klien. Kegiatan tersebut meliputi tindakan prosedural,
pengambilan keputusan klinik yang memerlukan analisis kritis serta kegiatan advokasi dengan
menunjukkan Perilaku Caring. Pengelolaan pelayanan keperawatan merupakan kewenangan dan
tanggung jawab perawat yang memiliki kompetensi sebagai manager. Asuhan keperawatan dilakukan
melalui tindakan keperawatan mandiri dan atau kolaborasi oleh tim keperawatan (Perawat Ahli
Madya, Ners dan Ners Spesialis) maupun dengan tim kesehatan lainnya. Dalam pelaksanaannya,
tindakan oleh tim keperawatan dilakukan sesuai dengan batasan Kewenangan dan Kompetensi
masing-masing jenis tenaga Perawat.

Kredensial Keperawatan dalam Akreditasi Rumah Sakit


Kredensial merupakan proses validasi terhadap dokumen pendidikan, pelatihan, pengalaman
pekerjaan, sertifikasi, lisensi dan dokumen profesional lainnya yang dimiliki oleh tenaga keperawatan,
kemudiandilaksanakan proses asessment kompetensi yang apabila lulus akan mendapatkan sertifikat
lulus uji kompetensi.kemudian dilakukan proses verifikasi terhadap butir kegiatan keperawatan yang
akan menjadi kewenangannya, dan terakhir akan diberikan surat penugasan kewenangan klinik oleh
pimpinan instansi sebagai surat ijin untuk dapat memberikan pelayanan kepada pasien. Hal tersebut
membuktikan bahwa perawat yang kompeten yang boleh memberikan pelayanan kepada pasien sesuai
dengan kewenangannya.
Berdasar PMK no.40 tahun 2017 bahwa dirumah sakit yang bertugas melakukan proses kredensial
keperawatan adalah bidang keperawatan dan komite keperawatan. Bidang keperawatan melakukan
assessment kompetensi melalui assesor kompetensi dan Komite keperawatan melalui sub komite
kredensial melakukan proses verifikasi kewenangan klinis perawat. Berdasarkan hasil proses
kredensial, Komite Keperawatan merekomendasikan kepada kepala/ direktur rumah sakit untuk
menetapkan penugasan klinis yang akan diberikan kepada tenaga keperawatan berupa Surat
Penugasan Klinis (clinical privilege)yang berisi daftar rincian kewenangan klinis (clinical
appointment).
Dalam melaksanakan proses kredensial ternyata tidak mudah,banyak hal dan konsekuensi yang harus
dihadapi mulai dari : pemahaman bidang keperawatan tentang kredensial, penyiapan sumber daya
keperawatan sebagai assesor internal keperawatan, anggaran yang harus dipersiapkan, proses
pelaksanaan yang menyita waktu, mitra bestari yang belum siap, serta dampak yang dirasakan oleh
perawat dari kredensial, serta belum dimasukannya dalam sistem remunerasi yang pada akhirnya akan
menempatkan posisi perawat pada jenjang perawat klinis/ karir tertentu dirumah sakit.
Beberapa rumah sakit dalam melaksanakan kredensial keperawatan karena alasan penilaian standard
akreditasi rumah sakit oleh KARS atau JCI. Tuntutan rumah sakit yang ingin segera dilakukan
penilaian akreditasi sehingga proses kredensial menjadi kurang bermakna dan cenderung sebatas
formalitas. Mulai dari pelaksanaan assesmen kompetensi, yang seharusnya menjadi tanggung jawab
bidang keperawatan dan masih dilimpahkan kepada komite keperawatan. Kemudian pelaksanaannya
masih beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit. Ada yang melalui mekanisme uji tulis
saja, ada juga yang hanya satu kompetensi di assemen dan dianggap telah mewakili rincian
kompetensi lain. Ada juga yang dilakukan pemutihan berdasarkan lama bekerja dan syarat
administrative lainnya. Hal ini menjadi dasar penerbitan surat penugasan klinis yang
direkomendasikan oleh komite keperawatan.

Saat ini, perawat di rumah sakit khusunya PNS dihadapkan pada beberapa proses assesmen
kompetensi diantaranyabahwa ketika seorang perawat melanjutkan pendidikan profesi keperawatan,
saat akan lulus diharuskan mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai
salah satu syarat untuk pengajuan pembuatan Surat Tanda Registrasi (STR), saat akan naik jenjang
perawat klinik dilakukan assesmen kompetensi, kemudian yang terbaru saat akan naik jabatan
fungsional juga harus dilakukan uji kompetensi.

Kemudian sub kredensial komite keperawatan bersama mitra bestari saat melakukan proses verifikasi
kewenangan klinis perawat, seharusnya mitra bestari bisa dari para tenaga perawat yang expert
dibidangnya sesuai area kliniknya, tetapi kenyataanya proses verifikasi kewenangan klinis dilakukan
oleh mitra bestari yang belum tentu sama peminatan area kliniknya sehingga menjadikan hasil yang
didapat kurang memadai. Rumah sakit seharusnya bisa bekerjasama dengan himpunan perawat yang
ada di organisasi profesi perawat maupun institusi pendidikan keperawatan.

Proses kredensial keperawatan dirumah sakit belum sepenuhnya optimal, karena kurangnya komitmen
dari pimpinan rumah sakit sehingga kegiatan kredensial terhambat. Kegiatan kredensial seyogyanya
dilakukan berkesinambungan untuk memelihara kompetensi perawat. Kendala lain yang ditemukan
adalah kepala bidang keperawatan dijabat bukan dari perawat, pengurus subkomite kredensial
keperawatan masih merangkap menjadi perawat fungsional di unit tertentu padahal untuk mengurusi
kegiatan kredensial diperlukan waktu, tenaga, konsentrasi pikiran dan biaya untuk pelaksanaannya.

Upaya kredensial keperawatan di rumah sakit masih perlu ditingkatkan. Perkembangan pengetahuan
dan teknologi kesehatan khususnya keperawatan harus diimbangi dengan kesiapan sumber daya
keperawatan. Kompetensi perawat perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Untuk melaksanakan
kredensial yang berkesinambungan,perlu adanya dukungan dari manajemen rumah sakit dan
pemerintah dalam bentuk komitmen yang kuat serta monitor dan evaluasi dalam pelaksanaannya.

Proses kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan pelayanan


keperawatan kepada pasien sesuai dengan standar profesi. Proses kredensial yang efektif dapat
menurunkan risiko adverse events pada pasien dengan meminimalkan kesalahan tindakan yang
diberikan oleh tenaga keperawatan dirumah sakit.Pelayanan keperawatan yang aman (Manajemen
pasien safety) memegang peranan sangat penting dalam peningkatan mutupelayanan. Adanya insiden
yang merugikan pasien akan menyebabkan kerugian baik bagipasien maupun pihak rumah sakit.

ARTI KATA KREDENSIAL MENURUT (KBBI)


Arti Kredensial - Kredensial memiliki 2 arti. Kredensial adalah sebuah homonim karena arti-artinya
memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Kredensial memiliki arti dalam
kelas nomina atau kata benda sehingga kredensial dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat,
atau semua benda dan segala yang dibendakan dan adjektiva atau kata sifat sehingga kredensial dapat
mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi
lebih spesifik.
Arti kata kredensial adalah sertifikat, surat, atau pernyataan yang menyatakan kemampuan seseorang
melakukan sesuatu
Arti kata kredensial adalah menjamin kepercayaan atau kerahasiaan
Demikian arti kata kredensial di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
DAFTAR PUSTAKA

 http://legalstudies71.blogspot.com/search?q=kredensial
 https://joglosemarnews.com/2018/05/kredensial-perawat-antara-tuntutan-akreditasi-dan-
jaminan-kompetensi/
 https://lektur.id/arti-kredensial/

Anda mungkin juga menyukai