Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
masyarakat yang sangat penting di Indonesia. Adapun yang dimaksud denga Puskesmas adalah
satuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata, dapat dierima,dan terjangkau oleh masyarakat. Peran dan
kedudukan Puskesmas bila ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia,
maka Puskesmas sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Keberadaan
staf medis dalam Puskesmas merupakan suatu keniscayaan karena kualitas pelayanan
puskesmas sangat ditentukan oleh kinerja para staf medis puskesmas tersebut. Yang lebih
penting lagi kinerja staf medis akan sangat mempengaruhi keselamatan pasien di puskesmas.
Untuk itu puskesmas perlu menyelenggarakan tata kelola klinis (clinical governance) yang baik
untuk melindungi pasien. Hal ini sejalan dengan amanat peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan kesehatan. Undang-undang tentang Puskesmas yang baru ditetapkan menuntut
puskesmas untuk melindungi keselamatan pasien, antara lain dengan melaksanakan clinical
governance tersebut bagi para klinisnya. Setiap dokter di puskesmas harus bekerja dalam
koridor kewenangan klinis (clinical privileges) yang ditetapkan oleh kepala puskesmas. Salah
satu faktor krusial dalam keselamatan pasien adalah kewenangan dokter untuk melakukan
tindakan medis yang saat ini tidak dikendalikan dengan adekuat oleh kepala puskesmas. Dalam
hal seorang kurang kompeten dalam melakukan tindakan medis tertentu karena sebab apapun,
belum ada mekanisme yang mencegah dokter untuk melakukan tindakan medis tersebut
dipuskesmas. Pada gilirannya kondisi ini dapat menimbulkan kecelakaan pada pasien. Demi
menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis yang dilakukan oleh dokter/petugas medis
yang kurang kompeten, puskesmas perlu mengambil langkah-langkah pengamanan dengan cara
pemberian kewenangan klinis melalui mekanisme kredensial yang dilaksanakan oleh tim
kredensial. Untuk menjaga kualitas mutu staf medik, Puskesmas Walantaka membentuk tim
kredensial yang terdiri dari beberapa sub tim kredensial, salah satunya yaitu Sub tim Kredensial
yang tugasnya yaitu mendapatkan dan memastikan staf medis yang profesional dan akuntabel
bagi pelayanan di Puskesmas Walantaka. Dengan terkendalinya tindakan medis di Puskesmas
Walantaka maka pasien lebih terlindungi dari tindakan medis yang dilakukan oleh dokter yang
tidak kompeten.
B. Tujuan Umum
1. Tujuan Umum
Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi keselamatan pasien melalui
mekanisme kredensial dan rekredensial staf medis di Puskesmas Walantaka.
2. Tujuan Khusus
a. Membantu i SDM dalam proses mendapatkan dan memastikan staf medis yang kompeten dan
profesional di Puskesmas Walantaka.
b. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan rekredensial bagi para dokter di Puskesmas
. Walantaka.
C. Ruang Lingkup
1. Staf medis yaitu dokter umum, dokter gigi, yang akan bergabung di Puskesmas Walantaka.
2. Staf medis yang sudah bekerja di Puskesmas Walantaka yang masa kewenangan klinisnya
berakhir sesuai kebijakan tim kredensial yaitu setiap 3 (tiga) tahun sekali.
D.Landasan Hukum
A. Definisi Proses Kredensial (Credentialing) Proses kredensial (credentialing) adalah proses evaluasi oleh
suatu puskesmas terhadap seseorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi
kewenangan klinis (clinical privilege) menjalankan tindakan medis tertentu dalam lingkungan puskesmas
tersebut untuk suatu periode tertentu.
C. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) Kewenangan klinis (clinical privelege) adalah kewenangan klinis
untuk melakukan tindakan medis tertentu dalam lingkungan sebuah puskesmas tertentu berdasarkan
penugasan yang diberikan kepala puskesmas.
Surat penugasan adalah surat tang diterbitkan oleh kepala puskesmas kepada seorang dokter/petugas
medis untuk melakukan tindakan medis di puskesmas berdasarkan daftar kewenangan klinis yang
ditetapkan baginya.
A. Tata Laksana
Proses Kredensial Kepala Puskesmas Walantaka menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur
bagi staf medis untuk memperoleh kewenangan klinis dengan berpedoman pada peraturan
iternal tim kredensial Selain itu, Kepala puskesmas bertanggung jawab atas tersedianya berbagai
sumber daya yang dibutuhkan agar kegiatan ini dapat terselenggara. Untuk melaksanakan
kredensial dibutuhkan beberapa instrumen, antara lain daftar rincian kewenangan klinis untuk
setiap spesialisasi medis, Setiap puskesmas mengembangkan instrumen tersebut sesuai
dengan kebutuhannya. Secara garis besar proses kredensial di Puskesmas Walantaka, yaitu
sebagai berikut:
3. tim kredensial melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode:
verifikasi ijazah, Surat Tanda Registrasi (STR), sertifikat kompetensi.
5. Kepala menerbitkan surat penugasan klinis (clinical appointment) kepada staf medis
tersebut jika staf medis tersebut sudah bergabung dengan Puskesmas walantaka.
B. Proses Rekredensial
Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap staf medis (dokter umum, dokter gigi umum,) yang
telah memiliki kewenangan klinis (clinical privilege) dan surat penugasan klinis (clinical appointment)
untuk menentukan kelayakan kembali pemberian kewenangan klinis tersebut. Walaupun seorang
dokter/perawat/bidan telah mendapatkan surat penugasan (clinical appointment) dari Kepala namun
surat penugasan tersebut mempunyai masa berlaku. Masa berlaku surat penugasan dari Kepala
Puskesmas Walantaka yaitu selama 3 tahun, hal tesebut sesuai dengan kebijakan tim untuk pelayanan
medis. Selain itu, surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga medis tersebut dinyatakan
tidak kompeten untuk melakukan tindakan medis tertentu. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan
tersebut, puskesmas harus melakukan rekredensial terhadap tenaga medis. Proses rekredensial ini lebih
sederhana dibandingkan dengan proses kredensial awal sebagaimana diuraikan diatas karena
puskesmas telah memiliki informasi setiap dokter yang melakukan tindakan medis dipuskesmas
tersebut. Proses Rekredensial mempertimbangkan
1. Perawatan pasien-praktis menyediakan perawatan pasien melayani sepenuh hati, tepat, dan
efektif untuk promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, dan perawatan
pasien terminal.
2. Pengetahuan medis/klinis akan bidang biomedis, klinis dan ilmu sosial yang ada dan
berkembang.
pengetahuan tersebut pada perawatan pasien dan menyalurkan ilmu kepada orang lain.
3. Pembelajaran dan perbaikan berbasis praktik dengan menggunakan bukti dan metode ilmiah
untuk menyelidiki, mengevaluasi dan memperbaiki praktikpraktik perawatan pasien.
6. Praktik berbasis sistem melalui pemahaman konteks dan sistem dimana pelayanan kesehatan
disediakan.
Proses rekredensial didokumentasikan dalam formulir penilaian kinerja dokter spesialis (On
Going Professional Review). Berdasarkan hasil kesepakatan dari tim Kredensial, secara garis besar proses
rekredensial di Puskesmas Walantaka yaitu sebagai berikut :
a. Kepala puskesmas mengajukan permohonan kepada Tim Kredensial dan Rekredensial dan
dilanjutkan kepada tim Kredensial untuk melakukan rekredensial kepada staf medis.
PENUTUP
Puskesmas memiliki proses efektif untuk mengumpulkan, memverifikasi dan mengevaluasi kredensial
(lisensi, pendidikan, pelatihan, kompetensi dan pengalaman) staf klinis yang diizinkan untuk
memberikan perawatan pasien tanpa pengawasan. Untuk itu puskesmas perlu menyelenggarakan tata
kelola klinis yang baik untuk melindungi pasien. Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis
yang dilakukan oleh dokter yang kurang kompeten, puskesmas perlu mengambil langkah-langkah
pengamanan dengan cara pemberian kewenangan klinis melalui mekanisme kredensial yang
dilaksanakan oleh tim kredensial. Untuk menjaga kualitas mutu pelayanan yang diberikan oleh staf
medis, maka Puskesmas Walantaka melakukan kredensial dan rekredensial untuk para staf medis-nya.
Kredensial dilakukan untuk staf klinis. Tujuannya membantu Kepala Puskesmas Walantaka untuk
menentukan kewenangan klinis hingga diterbitkan surat penugasan klinis yang sesuai dengan
kompetensinya. Selain itu dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun atau sesuai dengan masa diberlakukannya
surat penugasan klinis sebelumnya, staf medis tersebut di evaluasi kembali melalui proses rekredensial.
Sehingga diharapkan dapat tercapai dan terjaganya mutu pelayanan medis yang baik untuk diberikan
kepada pasien