Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS DARING

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Di Susun Oleh :
Kelompok 13

PROGRAM STUDI
SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI
NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LAPORAN KASUS DARING
MANAJEMEN KEPERAWATAN

I. KASUS MANAJEMEN KEPERAWATAN


A. PROFIL RUANGAN
Ruang IGD di Rumah Sakit Solo merupakan salah satu ruang yang
memberikan pelayanan untuk perawatan pasien umum. Ruang IGD
memiliki 15 tempat tidur.
B. INPUT
1. Man
Jumlah tenaga perawat diruang IGD terdapat 1 bagian adminitrasi, dan 12
perawat, yang terdiri dari 1 orang sebagai Kepala Ruang, dan 11 perawat
pelaksana. Tingkat pendidikan S1 Profesi Ners berjumlah 5 orang dan yang
berpendidikan sebagai D3 keperawatan sebanyak 7 orang. Pelatihan yang
sudah diikuti oleh seluruh perawat adalah 83 % Pelatihan BTCLS, 100 %
Pelatihan PPGD, 41,7 % Pelatihan CI. Kasus terbesar dalam 3 bulan
terakhir adalah Dispesia 115 kasus, Vulnus laceratum 97 kasus, DHF 93
kasus, Diare 70 kasus, Astma Bronchial 61 kasus, Stroke 48 kasus, ISPA
36 kasus, Chest Pain 28 kasus, Head injury 21 kasus, ISK 18 kasus.
2. Money
Pengelolaan keuangan di IGD di kelola 1 pintu yaitu keuangan RS
Solo, sedangkan untuk kebutuhan sarpras dengan sistem
mengajukan bon / droping.
3. Methods
Metode penugasan yang dilakukan adalah metode kasus namun
belum ada pembagian tugas yang jelas. Proses pelaksanaan
timbang terima merupakan cara dalam menyampaikan dan
menerima suatu laporan yang berkaitan dengan kondisi pasien.
Komunikasi belum maksimal dimana perawat belum memahami
prosespra transfer, peralatan transfer, dan komunikasi saat transfer.
Transfer pasien ke ruang lain belum sesuai SOP sehingga
komunikasi belum efektif baik dengan sesama perawat, tenaga
medis maupun pasien. Hasil wawancara dengan 3 perawat
mengatakan penerapan SBAR saat transfer pasien tidakpenting.
Masalah yang terkadang terjadi akibat komunikasi yang kurang
efektif adalah informasi yang disampaikan kurang jelas dan
mengakibatkan perawat bangsal menelefon kembali untuk
memvalidasi informasi padaperawat UGD. Data dari bidang
keperawatan angka kesalahan transfer pasien 10%. Alur
penerimaan pasien baru di IGD disampaikan beberapa hal yaitu
mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tatatertib
ruangan. Namun dalam pelaksanaan penerimaan pasien belum
sesuai SOP. Dokumentasi askep mulai dari pengkajian sampai
dengan evaluasi menggunakan format kegawat daruratan yang
sudah tersedia di ruangan. Kegiatan ronde keperawatan terakhir
dilakukan satu tahun yang lalu karena kesibukan perawat.Ruang
IGD mempunyai 80 SPO tentang tindakan keperawatan, tentang
pemeliharaan alat, pengoperasian alat-alat kesehatan, d a n tentang
PPI.
4. Materials
Berdasarkan dari data pengkajian inventaris alat medis didapatkan
total inventaris alat medis sebanyak 30 jenis, ada beberapa yang
tidak cukup seperti jam dengan jarum detik, stetoskop, nebulizer,
pen light, termometer, defibrilator. Tetapi menurut wawancara
dengan ketua tim dan perawat ada beberapa alat lainnya yang
tersimpan dan belum dikeluarkan dikarenakan kondisi ruang IGD
yang belum tertata, kurangnya peralatan dalam pelayanan ke
pasien.
5. Machine
Ruang IGD memiliki tempat tidur yang berjumlah 10 dan
kondisinya baik
C. PROSES
1. Planning
Ruang IGD memiliki misi menjadi emergency terbaik dalam
pelayanan gawat darurat. Kegiatan pre conference di ruang IGD
belum dilaksanakan dengan rutin karena ada perbedaan persepsi
dari perawat bahwa conference dilaksanakan apabila ada kasus
kegawatan saja. Proses pre conference dan post conference belum
berjalan efektif.
2. Organizing
Hasil wawancara dengan kepala Ruang IGD Rumah Sakit X
didapatkan data secara struktur organisasi sudah dibuat
berdasarkan model asuhan keperawatan kasus, namun dalam
keseharian belum diterapkan dan yang berperan aktif adalah
koordinator shift sehingga job decription perawat di IGD belum
jelas.
3. Actuating
Pemberian penghargaan bagi perawat belum terlaksana. Hasil
wawancara dengan kepala ruang untuk punishment diberikan
kepada perawat yang melakukan pelanggaran. Punishment yang
berikan berupa teguran dari pihak ruangan khususnya karu dengan
cara dibicarakan secara baik-baik atau penyampaian teguran secara
asertif dan kedua secara tertulis. Motivasi yang dilakukan dengan
mengajak karyawan untuk refreishing bersama pada saat tertentu
4. Controlling
Penilaian kinerja perawat di IGD dilakukan kepala ruang
berdasarkan laporan dari koordinator shift mengenai pelaksanaan
tugas dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan kegawat
daruratan yang telah dilakukan. Sistem supervisi dilakukan oleh
seorang perawat Supervisi / case manager, yang bertugas setiap
jaga pagi hari minggu atau libur nasional, jaga sore dan malam
hari. Petugas Supervisiini bertugas menyelesaikan permasalahan
yang ada di dalam pelayanan keperawatan.
D. OUTPUT
1. Patient safety
Berdasarkan data bidang keperawatan tentang indikator mutu di
ruang IGD selama 1 bulan terakhir didapatkan data angka
keterlambatan pelayanan pertama gawat darurat > 5 menit sejumlah
7 %, angka kegagalan pemasangan infus (> 2 kali) sejumlah 4 %,
angka kesalahan pengambilan darah 0% dan angka kesalahan
pemberian obat 2 %. Ruang IGD belum memiliki alur pelaksanaan
sentralisasi obat.
2. Kepuasan pasien
Hasil pemberian angket kepada pasien didapatkan data kepuasan
pasien 60 %.Kategori kecemasan yang dialami pasien adalah
kecemasan sedang disebabkan oleh banyak sekali factor
diantaranya kurangnya pengetahuan pasien tentang kondisi
penyakit yang dialaminya. Berdasarkan wawancara dengan 8 orang
pasien diruang IGD, 5 orang pasien belum begitu jelas mengetahui
penyakit yang meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala pasti
penyakitnya dan status kegawatan yang dialami.
II. ANALISA MASALAH
A. Identifikasi masalah
1. Analisis SWOT
PENGKAJIA SUB SWO
N ITEM T
INPUT Man Strenght : Weakness :
Pelatihan yang - Hanya ada 3
sudah diikuti oleh orang perawat
seluruh perawat dengan
adalah 87 % kualifkasi
Pelatihan BTCLS, pendidikan
100 % PelatihanPPG S1 Ners.
D, 8 7 % - Jumlah perawat
PelatihanCI yang kurang
mencukupi
- Rata-rata jumlah
pasien x jumlah
jam perawatan /
hari
jam kerja efektif
-

26
x4
7
= 15
- Loss day
= (624/287)
=2
- Jadi total
kebutuhan
perawat
berjumlah 17
orang
Opportunity : Threatened :
Sebagian besar - Adanya tuntutan
perawat sudah yang tinggi dari
mengikuti pelatihan masyarakat untuk
pelayanan yang
profesional
- Adanya
persaingan global
khususnya dalam
pelayanan
keperawatan
Money Strenght : Weakness :
Pengelolaan Tidak ada anggaran
keuangan di IGD tambahan selain dari
di kelola 1 pintu Rumah Sakit yang
yaitu keuangan RS bisa digunakan
X. untuk keperluan lain
(takziyah, bezuk,dll)
Opportunity : Threatened :
Untuk kebutuhan Adanya
sarpras dengan pengurangan
sistem mengajukan anggaran dari
bon / droping. RS yang
membuat
kinerja perawat
menjadi terhambat
Methods Strenght : Weakness :
Ruang - Belum ada
IGD mempunyai 80 pembagian tugas
SPO tentang yang jelas
tindakan - Alur penerimaan
keperawatan, pasien baru di IGD
tentang disampaikan
pemeliharaan alat, beberapa hal yaitu
pengoperasian alat- mengenai
alat kesehatan, orientasi ruangan,
d a n tentangPPI. perawatan, medis,
dan tatatertib
ruangan. Namun
dalam pelaksanaan
penerimaan pasien
belum sesuai SOP.
- Komunikasi belum
efektif baik dengan
sesama perawat,
tenaga medis
maupun pasien
- Transfer pasien ke
ruang lain belum
sesuai SOP
- Hasil wawancara
dengan 3 perawat
mengatakan
penerapan

SBAR
saat transfer
pasien tidak
penting
Opportunity : Threatened :
IGD memiliki 80 Kekurangan tenaga
SPO yang dapat di kesehatan yang akan
jalankan secara membuat ketidak
berlahan dan maksimalan dalam
meningkatkan menjalankan tugas
kepatuhan petugas karena kelehan
dalam menjalankan
tugas sesuai SPO
Materials Strenght : menurut Weakness :
wawancara dengan Ada peralatan yang
ketua tim dan tidak cukup seperti
perawat ada jam dengan jarum
beberapa alat detik, stetoskop,
lainnya yang tersim nebulizer, pen light,
pan dan belum termometer,
dikeluarkan defbrilator
dikarenakan kondisi
ruang IGD
yang belum
tertata,
kurangnya peralatan
dalam
pelayanan ke
pasien.
Opportunity : Threatened :
Alat yang belum di Ketika kebutuhn
keluarkan dapat di ruangan tidak
keluarkan dan di tata lengkap, itulah salah
sesuai satu factor yang
kebutuhan ruangan dapat mempengaruhi
yang ada petugas untuk tidak
melaksanakan SPO

Machine Strenght : Weakness : -


Ruang IGD memiliki
tempat
tiduryangberjumlah
10 dan kondisinya
baik
Opportunity : Threatened :
Ruangan masih Kurangnya
memiliki 3 bed yang kemampuan pasien
tidak terpakai atau penunggu
sehingga suatu saat pasien dalam
ada bed yang rusak mengoprasikan bed
dapat langsung di dengan baik
ganti dan ketika tiba
tiba pasien
membludak IGD
masik

memiliki
cadangan
PROSES Planning Strenght : Weakness :
Ruang IGD memiliki 1. Proses
misi menjadi preconfrence dan
emergency terbaik post conference
dalam pelayanan belum berjalan
gawat darurat. efektif
2. Terdapat
perbedaan
persepsi dari
perawat bahwa
conference
dilaksanakan
apabila ada kasus
kegawatan saja.
3. Kurangnya
pemahaman
tentang
pre& post
conference
4. Tidak adanya
SPO tentang
ronde
keperawatan
Opportunity : Threatened :
Adanya kesempatan Tingginya pesaing
ruang IGD untu Rumah Sakit untuk
menjadi emergency meningkatkan setiap
terbaik dalam pelayanan kepada
memberikan pasien.
pelayanan gawat
darurat.
Organizi Strenght : Weakness :
ng Secara struktur Dalam keseharian
organisasi sudah belum diterapkan
dibuat berdasarkan dan yang berperan
model asuhan aktif adalah
keperawatan kasus koordinator
shif
sehingga job
decripton perawat
di IGD belum jelas.
Opportunity : Threatened :
Perawat dapat Adanya human eror
mengaplikasikan dan pada setiap
melaksanakan semua tanggung jawab dan
tindakan tupoksi yang sudah
keperawatan. diberikan.
Actuactn Strenght : Weakness :
g Kepalaruang Pemberian
memberikan penghargaanbagi
punishmentkepada perawat belum
perawat yang terlaksana
melakukan
pelanggaran.
Opportunity : Threatened :
Motivasi yang Adanya kesenjangan
dilakukan dengan antar sesama
mengajak karyawan perawat yang
untuk refreishing mendapat
bersama pada saat punishment
tertentu sehingga
menambah
keakraban antar
sesama perawat

Controlli Strenght : Weakness :


ng 1. Penilaian kinerja -
perawat di IGD
dilakukan kepala
ruang
berdasarkan
laporan
darikoordinator
shif.
2. Sistem supervisi
dilakukan oleh
seorang perawat
Supervisi /
casemanager
Opportunity : Threatened :
PetugasSupervisi Setiap perawat yang
memiliki peluang tidak dilakukan
untuk menyelesaikan supervisi merasa
setiap permasalahan lebih baik dari
yang ada di dalam perawat yang lain.
pelayanan
keperawatan

OUTPUT Strenght : Weakness :


Angka kesalahan 1) Selama 1 bulan
pengambilan darah terakhir
0% didapatkan data
angka
keterlambatan
pelayanan
pertama gawat
darurat > 5
menit sejumlah
7 %, angka
kegagalan
pemasangan
infus (> 2 kali)
sejumlah 4 %,
angka kesalahan
pengambilan
darah 0% dan
angka kesalahan
pemberian obat
2 %.
2) Ruang
IGD belum
memiliki alur
pelaksanaan
sentralisasi
obat.
3) Hasil pemberian
angket kepada
pasien
didapatkan data
kepuasan
pasien 60 %.
Opportunity Threatened :
1. Kategori
kecemasan dalam
kategori sedang.
2. Disebabkan oleh
banyak factor
diantaranya
kurangnya
pengetahuan
pasien
tentangkondisipe
nyakityang
dialaminya.
3. Berdasarkan
wawancara
dengan 8 orang
pasiendiruang
IGD,5orang
pasien
belumbegitujelas
mengetahuipeny
akityang
meliputipengerti
an,
penyebab,tandag
ejala pasti
penyakitnyadans
tatus kegawatan
yang dialami.
4. Masyarakat
sudah kritis
terhadap
pelayanan
kesehatan saat
ini

2. Analisa Data

N Data Fokus Problem


o
1 Data Subjektif : Belum optimalnya sumber
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala daya manusia : jumlah
ruang jumlah tenaga perawat diruang IGD kebutuhan tenaga (perawat)
sebanyak 8 perawat, yang terdiri dari 1 orang
sebagai Kepala Ruang, dan 7 perawat pelaksana.
Tingkat pendidikan S1 Profesi Ners berjumlah 3
orang, yang berpendidikan sebagai D3
keperawatan sebanyak 3 orang, terdapat 2 orang
berpendidikan D3 Keperawatan. Pelatihan yang
sudah diikuti oleh seluruh perawat adalah 87 %
Pelatihan BTCLS, 100 % Pelatihan PPGD,8 7 %
Pelatihan CI.
Data Objektif :
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah perawat
perawat belum mencukupi kebutuhan tenaga
yang seharusnya berjumlah 12 orang.
2 Data Subjektif : Belum optimalnya timbang
- Hasil wawancara dengan 3 perawat terima pasien menggunakan
mengatakan penerapan SBAR saat transfer metode SBAR
pasien tidak penting.
Data Objektif :
- Komunikasi belum maksimal dimana perawat
belum memahami proses pra transfer,peralatan
transfer, dan komunikasi saat transfer.
- Komunikasi belum efektif baik dengan sesama
perawat, tenaga medis maupun pasien
- Masalah yang terkadang terjadi akibat
komunikasi yang kurang efektif adalah
informasi yang disampaikan kurang jelas dan
mengakibatkan perawat bangsal menelefon
kembali untuk memvalidasi informasi
padaperawat UGD.
3 Data Subyektif : Belum optimalnya proses pre
Berdasarkan hasil wawancaradengan kepala conference dan post
ruang kegiatan preconference di ruang IGD conference
belum dilaksanakan dengan rutin karena ada
perbedaan persepsi dari perawat bahwa
conference dilaksanakan apabila ada kasus
kegawatan saja.
Data Obyektif :
Proses pre conference dan post conference belum
berjalan efektif.
4 Data Subyektif : Belum optimalnya
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala pelaksanaan ronde
ruang kegiatan ronde keperawatan terakhir keperawatan di ruang IGD RS
dilakukan satu tahun yang lalu karena kesibukan X.
perawat.
Data Obyektif :
Berdasarkan hasil observasi selama pengkajian,
di ruang IGD Rumah Sakit X belum melakukan
ronde keperawatan.
5 Data Subjektif : Belum optimalnya dalam
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua tim pengelolaan sarana dan
dan perawat ada beberapa alat lainnya yang prasarana diruang IGD Rumah
tersimpan dan belum dikeluarkan dikarenakan Sakit X
kondisi ruang IGD yang belum tertata, kurangnya
peralatan dalam pelayanan ke pasien.
Data Objektif :
Berdasarkan data pengkajian inventaris alat
medis didapatkan total inventaris alat medis
sebanyak 30 jenis, ada beberapa yang tidak
cukup seperti jam dengan jarum detik,
stetoskop, nebulizer, pen light, termometer,
defibrilator.
6 Data Subyektif : Belum optimalnya model
Hasil wawancara dengan kepala Ruang IGD asuhan keperawatan kasus
Rumah Sakit X didapatkan data secara struktur yang digunakan di IGD
organisasi sudah dibuat berdasarkan model Rumah Sakit X.
asuhan keperawatan kasus, namun dalam
keseharian belum diterapkan dan yang berperan
aktif adalah koordinator shift.
DataObyektif :
Berdasarkan hasil observasi perawat yang
berperan aktif adalah koordinator shift sehingga
job decription perawat di IGD belum jelas.
7 Data Subyektif : Belum optimalnya alur
Hasil wawancara dengan perawat didapatkan penerimaan pasien di IGD
pelaksanaan penerimaan pasien belum sesuai Rumah Sakit X
SOP
Data Obyektif :
Berdasarkan observasi dari bidang keperawatan
angka kesalahan transfer pasien 10 % yaitu
mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis,
dan tata tertib ruangan.
8 Data Subyektif : Belum optilmalnya standart
Ruang IGD belum memiliki alur pelaksanaan sentralisasi obat di IGD
sentralisasi obat. Rumah Sakit X
Data Obyektif :
- Berdasarkan data bidang keperawatan tentang
indikator mutu di ruang IGD selama 1 bulan
terakhir didapatkan dataangka kesalahan
pemberian obat 2 %. Ruang IGD belum
memiliki alur pelaksanaan sentralisasi obat.
- Belum terdapat standart sentralisasi obat
Identifikasi penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan diagram tulang ikan (fish bone diagram)

MAN
Hanya ada 3 orang
perawatdengan
kualifikasi pendidikan
S1 Ners.

Jumlah perawat yang


Belum optimalnya kurang mencukupi
sumber daya manusia :
jumlah kebutuhan tenaga
(perawat)
Belum ada
pembagian

Pelaksanaan
penerimaan pasien
belum sesuai SOP

METHOD
MAN
Komunikasi belum
maksimal

Perawat
mengatakanpenerapan
Belumoptimalnya
SBARsaattransfer pasien
timbangterima pasien
tidakpenting
menggunaka metod
n SBAR e
Perawat belum
memahamiprosespra
transfer,peralatantransfer,
dankomunikasisaat

Transfer pasien ke
ruang lain belum

Komunikasi belum
efektif baik dengan
sesama perawat,

METHOD
MAN

Terdapa perbedaan persepsi dari


t bahw conference
perawat a
dilaksanakanapabilaadakasus
kegawatan saja

Belum optimalnya Proses pre confrence dan post


proses pre conference belum berjalan efektif
conference
dan post conference
Kurangnya pemahama
tentang n
pre& pos
conference t

Tidak adanya SPO


tentang pre& post
conference

METHOD
MAN

di ruang IGD Rumah Sakit X belum


melakukan ronde keperawatan.

Kurangnyakepatuhanperawat
Belum optimalnya dalammelakukanronde
pelaksanaan ronde keperawatan
keperawatan di
ruang kegiatan ronde keperawatan
IGD RS X. terakhir dilakukan satu tahun
yang lalu karena kesibukan

Tidak berjalannya SPO


tentang ronde
keperawatan

METHOD

MAN
Kurangnya peralata dalam
pelayanan ke n
pasien.
Ada beberapa alat lainnya yang tersimpan
belum dikeluarkan dikarenakan kondisi ruang
Belum optimalnya IGD yang belum tertata
dalam pengelolaan
sarana dan
prasarana diruang
IGD Rumah beberapa yang tidak cukup
Sakit X seperti jam dengan jarum
detik,

Tidak adanya lembar


pemeliharaan alat
keperawtan

METHOD

MAN

dalam keseharian belum diterapkan


dan yang berperan aktif adalah
koordinator shift.
Berdasarkan hasil observasi perawat yang
Belum optimalnya
berperan aktif adalah koordinator shift sehingga
model asuhan
job decription perawat di IGD belum jelas
keperawatan kasus
yang digunakan di IGD
Rumah Sakit X.
Tidak adanya coordinator
per shift

Tidak berjalannya
struktur di IGD

METHOD

MAN

Didapatkan pelaksanaan penerimaan


pasien belum sesuai SOP

angka kesalahan transfer pasien 10 % yaitu mengenai


orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib
ruangan
Belum optimalnya alur
penerimaan pasien di
IGD Rumah Sakit X
Kurangnya kepatuhan
perawat memberikan
orientasi ruangan

Tidak tersampainya orientasi ruangan ke


pasien

METHOD

MAN

ada beberapa alat lainnya yang tersimpan dan belum


dikeluarkan dikarenakan kondisi ruang IGD yang
belum tertata,
Belum optimalnya
dalam pengelolaan
sarana dan
prasarana diruang
IGD Rumah
Sakit X
ada beberapa yang tidak cukup seperti jam
dengan jarum detik, stetoskop, nebulizer, pen
light, termometer, defibrilator.

kurangnya peralatan dalam


pelayanan ke pasien.

METHOD

MAN

Ruang IGD belum memiliki alur


pelaksanaan sentralisasi obat.
Indikator mutu di ruang IGD selama 1 bulan terakhir
didapatkan dataangka kesalahan pemberian obat 2
%. Ruang IGD belum memiliki alur pelaksanaan
Belum optilmalnya sentralisasi obat
standart
sentralisasi obat di
IGD Rumah Belum terdapat standart
Sakit X
sentralisasi obat

Belum ada tempat


sentralisasi obat yang
layak

METHOD
3. Prioritas Masalah
Penetapan prioritas masalah sebagai berikut :

No Masalah Aspek yang dinilai Total


M S Mn Nc Af Skor
1 Belum optimalnya timbang 5 5 5 5 5 3125
terima pasien menggunakan
metode SBAR
2 Belum optimalnya proses 5 5 5 5 4 2500
pre conferens dan post
conference
3 Belum optimalnya 5 5 5 5 4 2500
pelaksanaan ronde
keperawatan di ruang IGD
RS X.
4 Belum optimalnya sumber 4 5 4 5 5 2000
daya manusia : jumlah
kebutuhan tenaga (perawat)
5 Belum optimalnya model 4 5 4 4 5 1600
asuhan keperawatan kasus
yang digunakan di IGD
Rumah Sakit X.
6 Belum optimalnya dalam 4 4 4 4 5 1280
pengelolaan sarana dan
prasarana diruang IGD
Rumah Sakit X
7 Belum optimalnya alur 5 4 5 4 5 2000
penerimaan pasien di IGD
Rumah Sakit X
8 Belum optilmalnya standart 4 4 4 4 5 1280
sentralisasi obat di IGD
Rumah Sakit X

III. PERENCANAAN
A. Perencanaan
No Masalah Rencana Tindakan
.
1 Belum optimalnya timbang 1. Berikan sosialisasi ke perawat
terima pasien menggunakan tentangpenggunaan metode SBAR dalam
metode SBAR pelaksanaan timbang terima
2. Lakukan proses timbang terima
menggunakan metode SBAR
3. Berikan sosialisasi ke perawat tentang
penggunaan komunikasi yang efektif
4. Lakukan tindakan keperawatan sesuai
dengan SOP yang ada di rumah sakit.
5. Buat buku saku atau modul tentang
komunikasi SBAR
6. Lakukan roleplay komunikasi SBAR
saat operan, transfer pasien dan
komunikasi
dengan dokter
2 Belum optimalnya proses pre 1. Berikan sosialisasi ke perawat tentang
conference dan post pelaksanaan pre conference dan post
conference conference
2. Berikan roleplay pre conferencedan post
conference
3. Lakukan proses pre conference dan post
conferen
4. Buat materi conference
3 Belum optimalnya1. Berikan sosialisasi ke perawat tentang
pelaksanaan ronde pelaksanaan ronde keperawatan
keperawatan di ruang IGD RS 2. Berikan role play proses ronde
X. keperawatan
3. Lakukan proses ronde keperawatan
4. Buat materi ronde keperawatan
5. Buat proposal ronde keperawatan
4 Belum optimalnya sumber Koordinasi dengan kepala ruang IGD
daya manusia : jumlah tentang pentingnya SDM (jumlah,
kebutuhan tenaga (perawat) kualifkasi dan pengembangan)

5 Belum optimalnya model 1. Berikan sosialisasi mengenai job


asuhan keperawatan kasus description yang sesuai dengan model
yang digunakan di IGD Rumah asuhan keperawatan kasus
Sakit X. 2. Koordinasi dengan kepala ruang tentang
struktur organisasi dengan model askep
kasus.
6 Belum optimalnya dalam 1. Lakukan penataan ruangan yang
pengelolaan sarana dan optimal
prasarana diruang IGD Rumah 2. Buat denah untuk saran dan prasarana.
Sakit X 3. Koordinasi dengan kepala ruang tentang
sarpras sesuai dengan level IGD

7 Belum optimalnya alur 1. Buat alur penerimaan pasien


penerimaan pasien di IGD 2. Berikan sosialisasi alur penerimaan
Rumah Sakit X pasien
3. Buat SOP dan mekanisme penerimaan
pasien baru
8 Belum optilmalnya standart 1. Buat standart sentralisasi obat
sentralisasi obat di IGD 2. Koordinas dengan kepala ruang
Rumah Sakit X tentang sentralisasi obat (alur
pengelolaan obat, proposal
pelaksanaan sentralisasi obat)
B. Seleksi Alternatif Perencanaan Penyelesaian Masalah
No Perencanaan Penyelesaian C A R L Skor
Masalah
1 1. Berikan sosialisasi ke 4 3 3 3 13
perawat tentangpenggunaan
metode SBAR dalam
pelaksanaan timbang terima
2. Lakukan proses timbang 4 3 2 3 12
terima menggunakan
metode SBAR
3. Berikan sosialisasi ke 4 4 2 4 14
perawat tentang
penggunaan komunikasi
yang efektif 3 3 3 3 12
4. Lakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan
SOP yang ada di rumah 3 3 2 3 11
sakit.
5. Membuat buku saku atau
modul tentang komunikasi 4 3 3 4 14
SBAR
6. Lakukan roleplay
komunikasi SBAR saat
operan, transfer pasien dan
komunikasi dengan dokter

2 1. Berikan sosialisasi ke 4 3 3 4 14
perawat tentang
pelaksanaan pre conference
dan post conference 4 3 2 3 12
2. Berikan roleplay pre
conferens dan post 3 3 3 3 12
conference
3. Lakukan proses pre 4 3 3 3 13
conference dan post
conference
4. Membuat materi
conference
3 1. Berikan sosialisasi ke 3 3 3 4 13
perawat tentang
pelaksanaan ronde
keperawatan 3 3 2 3 11
2. Berikan roleplay proses
ronde keperawatan 3 3 3 3 12
3. Lakukan proses ronde
keperawatan 4 2 3 3 12
4. Membuat materi ronde
keperawatan 3 2 3 3 11
5. Membuat proposal ronde
keperawatan
4 1. Menyarankan perawat agar 2 1 2 4 9
melanjutkan pendidikan S1
ners
2. Menyarankan untuk
menambah tenaga perawat 3 3 3 3 12
di ruang IGD
5 1. Berikan sosialisasi 4 3 3 3 13
mengenai job description
yang sesuai dengan model
asuhan keperawatan kasus
2. Membuat struktur
organisasi
6 1. Lakukan penataan ruangan 4 3 2 2 11
yang optimal
2. Membuat tempat untuk 3 3 2 2 10
meletakkan alat
medis( lemari khusus )
3. Lakukan pendataan sarana 4 4 2 3 13
dan prasarana setiap hari
4. Lakukan perawatan sarana 3 3 3 3 12
dan prasarana
5. Membuat denah untuk
saran dan prasarana
7 1. Membuat alur penerimaan 3 3 3 3 12
pasien
2. Memberikan sosialisasi alur 4 3 4 3 14
penerimaan pasien
8 1. Membuat standart 4 3 2 3 12
sentralisasi obat
2. Koordinas dengan kepala 4 3 3 2 12
ruang tentang sentralisasi
obat (alur pengelolaan obat,
proposal pelaksanaan
sentralisasi obat)
C. Rencana Kegiatan Penyelesaian Masalah
Masalah Tujuan Strategi Sasaran Kegiatan Waktu Kriteria
Belum Perawat Memberikan Kepala 1. Berikan 8-11 April Evaluasi Struktur :
optimalnya dapat SPO tentang ruang, sosialisasi ke 2020 Adanya SPO tentang
timbang melakukan metode SBAR perawat perawat tentang metode SBAR dalam
terima pasien metode dalam timbang penggunaan pelaksanaan timbang
menggunaka SBAR terima metode SBAR terima
n metode dalam dalam Evaluasi Proses :
SBAR timbang pelaksanaan Antara perawat jaga
terima timbang terima dapat melakukan
2. Lakukan proses tindakan saat timbang
timbang terima terima menggunakan
menggunakan metode SBAR
metode SBAR Evaluasi hasil :
3. Buatkan usulan Perawat dapat melakukan
SPO tentang metode timbang terima
metode SBAR menggunakan metode
4. Berikan SBAR
sosialisasi ke
perawat tentang
penggunaan
komunikasi yang
efektif
5. Buat buku saku
atau modul
tentang
komunikasi
SBAR
6. Lakukan roleplay
komunikasi
SBAR saat
operan, transfer
pasien dan
komunikasi
dengan dokter
Belum Perawat Melakukan Kepala 1. Berikan 15 April 2020 Evaluasi Struktur :
optimalnya dapat role play pre ruang, sosialisasi ke Adanya form tentang
proses melakukan conference dan perawat perawat tentang ronde keperawatan
pre pre post pelaksanaan pre Evaluasi Proses :
conferece conferenc conference Semua perawat terlibat
dan e dan post conference dan dalam proses pre
conferenc post conference conference dan post
post e secara 2. Berikan roleplay conference
conference maksimal pre conference Evaluasi hasil :
dan post Perawat dapat melakukan
conference pre conference dan post
conference secara rutin
3. Lakukan proses
pre conference
dan post
conference
4. Membuat materi
conference
Belum Perawat Memberikan Kepala 1. Berikan 13-16 April Evaluasi Struktur :
Optimalnya dapat form tentang ruang, sosialisai 2018 Adanya form tentang
proses ronde melakukan ronde perawat, tentang ronde ronde keperawatan
keperawatan ronde keperawatan dokter, ahli keperawatan Evaluasi Proses :
keperawata gizi 2. Melakukan Perawat dan pasien dapat
n secara ronde bekerjasama melakukan
maksimal keperawatan ronde keperawatan
3. Berikan Evakuasi hasil :
roleplay proses Perawat dapat melakukan
ronde ronde keperawatan
keperawatan secara mandiri
4. Membuat
materi ronde
keperawatan
5. Membuat
proposal ronde
keperawatan
Belum Untuk Menyediakan Kepala 1. Menyarankan 23 April 2020 Evaluasi Struktur :
optimalnya meningkata data terkait ruang perawat agar - Adanya penambahan
sumber daya n sumber pemenhan melanjutkan jumlah kebutuhan
manusia : daya sumber daya pendidikan S1 perawat
jumlah manusia manusia : ners - Adanya penyetaraan
kebutuhan dengan kebutuhan 2. Menyarankan jenjang pendidikan
tenaga jumlah tenaga medis untuk menambah Evaluasi Proses :
(perawat) kebutuhan (perawat) tenaga perawat di Kepala ruang dapat
tenaga ruang IGD memperhitungkan
medis yang kembali kebutuhan
sesuai perawat yang di
butuhkan
Evaluasi hasil :
Kinerja perawat dapat
meningkat
Belum Dapat Menyediakan Kepala Berikan sosialisasi 20-22 April Evaluasi Struktur :
optimalnya menerapkan form job ruang, mengenai job 2020 Adanya sosialisasi terkait
model asuhan job description perawat description yang penerapan job
keperawatan description sesuai asuhan sesuai dengan model describtion
yang yang sesuai keperawatan asuhan keperawatan Evaluasi Proses :
digunakan di dengan kasus Kepala ruang, perawat
IGD Rumah asuhan primer dan perawat
Sakit X. keperawata asociate dapat bekerja
n sama
Evaluasi hasil :
Kinerja perawat dapat
meningkat
Belum Perawat Menyediakan Perawat 1. Lakukan 16-18 April Evaluasi Struktur :
optimalnya dapat form penataan ruangan 2020 - Adanya form
dalam mengelola kebutuhan yang optimal pendataan sarana dan
pengelolaan sarana dan sarana dan 2. Membuat tempat prasarana
sara dan prasarana di prasarana untuk meletakkan - Adanya ketentuan
prasarana ruangan ruangan alat perawatan alat medis
diruang IGD dengan medis( lemari (sebelum shift atau
Rumah Sakit tepat khusus ) sesudah di gunakan)
X 3. Lakukan - Lengkapi atau
pendataan sarana rencanakan
dan prasarana pelengkapan kebutuhan
setiap hari alat medis ruangan
4. Lakukan Evaluasi Proses :
perawatan sarana Perawat dapat
dan prasarana bekerjasama dalam
5. Membuat denah perawatan alat medis
untuk saran dan Evaluasi hasil :
prasarana Perawat dapat
menerapkan perawatan
alat medis setiap hari
dan dan melakukan list
kebutuhan alat medis
setiap minggu

Belum Perawat Memberikan Perawat 1. Membuat alur 17 April 2020 Evaluasi Struktur :
optimalnya dapat SPO tentang penerimaan - Adanya SPO tentang
alur memahami alur pasien alur penerimaan pasien
alur penerimaan 2. Memberikan - Adanya sosialisasi
penerimaan
penerimaan pasien sosialisasi alur terkait alur penerimaan
pasien di pasien di penerimaan pasien
IGD Rumah IGD pasien Evaluasi Proses :
Sakit X Perawat dapat
memahami alur
penerimaan pasien
Evaluasi Hasil :
Perawat dapat mengerti
tentang alur penerimaan
pasien
Belum Perawat Memberikan Kepala 1. Membuat 20 April 2020 Evaluasi Struktur :
optilmalnya dapat perlindungan ruang, standart - Pelaksanaan
standart mengelola pasien perawat sentralisasi obat
sentralisasi obat secara terhadap sentralisasi obat dilaksanakan di IGD
obat di IGD tepat dan tindakan 2. Koordinasi - Persiapan dilakukan
Rumah Sakit benar sesuai kelalaian dengan kepala sebelumnya
6T dan 1W, ruang tentang - Perawat yang bertugas
X
dan sentralisasi obat Evaluasi Proses :
meningkatk (alur pengelolaan - Pelaksanaan
an kepuasan obat, proposal sentralisasi obat
pasien pelaksanaan dilakukan sesuai
sentralisasi obat) dengan ruangan yang
telah ditentukan
- Pelaksanaan
sentralisasi obat sesuai
dengan alur yang
ditentukan
Evaluasi Hasil :
- Pasien puas dengan
hasil pelaksanaan
sentralisasi obat
- Obat dapat diberikan
secara tepat 6T dan 1W
- Perawat dapat mudah
mengontrol pemberian
obat
- Pendokumentasian
pemberian obat dapat
dilakukan dengan benar

Anda mungkin juga menyukai