“FISTUAL GENETALIA”
Disusun Oleh;
KELOMPOK 7
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas membuat makalah dengan judul
"FISTUAL GENETALIA”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
PENDAHULUAN
mendapat pelayanan yang menjamin sehingga berlangsung lama dan terjebak pada
persalinan kasip. Angka kejadian pasti di Indonesia sulit didapatkan oleh karena banyak
laporan hanya menggambarkan kejadian yang datang ke rumah sakit. WHO (1991)
melaporkan kejadian di Afrika 55-80 per 100.000 kelahiran hidup. Di Ethopia 90%
disebabkan oleh persalinan kasip. Terjadinya perkembangan jalan lahir oleh kepala bayi
dalam waktu lama, seperti pada partus lama iskemi kemudian nekrosis lambat, atau
akibat terjepit oleh alat pada persalinan buatan kejadian ini sering ditemukan di negara
berkembang, dengan pelayanan
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa memahami Pengertian Fistula Genitalia
2. Mahasiswa memahami Etiologi Fistula Genitalia
3. Mahasiswa memahami patofisiologi Fistula Genitalia
4. Mahasiswa memahami Fistula Genitalia
5. Mahasiswa memahami manifestasi klinis Fistula Genitalia
6. Mahasiswa memahami Pemeriksaan penunjang Fistula Genitalia
7. Mahasiswa Tanda dan Gejala Fistula Genitalia
8. Mahasiswa memahami komplikasi Fistula Genitalia
9. Mahasiswa memahami penatalaksanaan Fistula Genitalia
10. Mahasiswa memahami Pencegahan Fistula Genitalia
11. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan anak dengan Fistula Genitalia
2.1 PENGERTIAN
Tinjauan Teori
Fistual adalah kejadian hubungan antara rongga alat dalam dengan dunia luar. Fistula
saluran yang berasal dari rongga atau tabung normal kepermukaan tubuh atau ke rongga lain,
fistula ini diberi nama sesuai dengan nama (misalnya: rekto-vaginal, kolokutaneus) (Sylvia
A. Price, 2005). Genitalia acara organ. Fistula genitalia dalah kejadian hubungan antara
traktus genitalia dengan traktus urinarius atau, gastrointestinal dan dapat ditemukan satu atau
gabungan dua kelainan secara bersamaan.
2.2 ETIOLOGI
1. Sebab obstetrik Terjadinya jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti pada
partus lama iskemia kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat pada persalinan
buatan. Partus dengantindakan, seperti pada tindakan SC, kranioklasi, dekapitasi,
ekstraksidengan cunam, seksio-histerektomia.
2. Sebab ginekologik
a. Proses keganasan / carcinoma terutama mobilinomaserviks, radiasi / penyinaran,
trauma operasi atau kelainan kongenital
b. Histerektomi totalis. c. Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran 1-2 mm
Terjadi akibat terjepit oleh klem atau jahitan oleh jahitan.
3. Sebab trauma terjadi karena trauma (abortus kriminalis).
Fistula biasanya berkembang ketika terjadi persalinan yang lama anak yang belum lahir
begitu erat di jalan lahir yang dipotong aliran darah ke jaringan sekitarnya yang necrotise dan
akhirnya membusuk. Cedera ini dapat disebabkan oleh pemotongan kelamin perempuan,
aborsi, atau panggul patah tulang. Penyebab lainnya yang secara langsung potensial untuk
pengembangan fistula obstetrik adalah pelecehan seksual dan perkosaan, terutama dalam
konflik / pasca konflik daerah, trauma bedah lainnya, kanker ginekologi atau radioterapi
pengobatan terkait lainnya, dan mungkin yang paling penting, terbatas atau tidak memiliki
akses ke perawatan kandungan atau layanan darurat.
2.4 KLASIFIKASI
1. Fistula enterokutan adalah bagian dinding GI yang terbuka sehingga keluarnya isi
perut dan keluarnya melalui kulit. 2. Fistula enterovesikuler (vesikovaginal dan
uretrovaginal) Fistula vesikovaginal adalah ostium antara kandung kemih dan vagina
sedangkan fistula uretrovaginal adalah ostium antara uretra dan vagina. Fistula pada bagian
ini dapat mengakibatkan terjadinya kejadian infeksi saluran kemih. 3. Fistula rektovaginalis
Adalah suatu ostium antara rectum dan vagina atau merupakan alur granulomatosa kronis
yang berjalan dari anus hingga bagian luar kulit anus, atau dari suatu abses anus atau daerah
perianal. 4. Fistula enterocolic Adalah saluaran yang melibatkan usus besar atau kecil. 5.
Fistula multiple
2.8 KOMPLIKASI
1. Infeksi
2. Gangguan dalam fungsi
3. Gangguan dalam berkemih
4. Gangguan dalam defekasi
5. Ruptur / perforasi organ yang terkait
2.9 PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara operasi. Operasi untuk
kasus ini tanpa komplikasi memiliki tingkat pencapaian 90%. Operasi ini sukses dapat
memungkinkanperempuan untuk hidup normal dan memiliki anak lagi. Perawatan pasca
operasi sangat penting untuk mencegah infeksi. Beberapa wanita yang tidak bersedia untuk
operasi ini, dapat mencari pengobatan yang disebut urostom
Asuhan keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Biasanya berisi nama, jenis kelamin, alamat, No Rekam Medis,
penanggung jawab, agama, alamat, tanggal masuk, dan lain-lain.
2. Tanda-Tanda Vital Tekanan Darah
: Biasanya normal Suhu
: Biasanya normal
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu biasanya terjadi partus lama, partus dengan tindakan SC,
karsinoma, radiasi, trauma operasi atau kelainan bawaan, aborsi, pelecehan seksual
atau pemerkosaan.
b. Riwayat kesehatan sekarang Biasanya terjadi kelumpuhan, inkontinensia urin,
biasanya tidak terpengaruh cairan, kulit sekitar yang tebal, infeksi pada jalin lahir,
dinding vesika menonjol keluar, dan keluar dari rektum.
c. Riwayat kesehatan keluarga
d. Riwayat menstruasi biasanya klien tidak terganggu dengan kejadian amnorrhoe
sekunder.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut Biasanya rambut klien bersih, tidak ada ketombe.
b. Mata Biasanya simertsi kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, dan pupil isokor.
c. Hidung Biasanya tidak ada edema, tidak ada lesi dan simetris kiri dan kanan
d. Telinga Biasanya simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik
e. Mulut Biasanya mukosa bibir lembab.
f. Leher Biasanya tidak pembesaran dan pembengkakan pemegang getah bening
g. Payudara Biasanya simetris kiri dan kanan, dan tidak ada pembengkakan, papilla
mamae keluar dan tidak ada nyeri saat menyusui.
h. Jantung I: biasanya ictus cordis tidak terlihat P: biasanya ictus cordis teraba P:
biasanya pekak A: biasanya BJ I dan BJ II teratur i. Inspeksi Abdomen: biasanya
tidak asites Auskultasi: biasanya bising usus normal Palpasi: biasanya tidak terdapat
nyeri tekan dan nyeri lepas Perkusi: biasanya tympani
j. Genitalia Biasanya keluar cairan dari rektum dan vagina, kulit di sekitar anus tebal,
infeksi pada jalin lahir, dan dinding vesika menonjol keluar
k. Ekstremitas Biasanya terjadi kelumpuhan pada ekstermitas bawah akibat trauma
operasi.
B. DIGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri hubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasi
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, proses
pembedahan
3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan pola defekasi.
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
5. Hubungan hubungan dengan hubungan kurang informasi, kesalahan interpretasi.
B. INTERVENSI KEPRAWATAN
Tidak Ada Diagnosa
1.NOC NIC Nyeri bd Tingkat nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri. iritasi Pengendalian nyeri
2. Observasi reaksi mukosa, Tingkat kenyamananroses inflamasi
Kriteria hasil:
a. Mampu mengontrol nyeri.
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan nyeri nyeri.
c. Mampu mengatasi nyeri.
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
pengendalian nyeri. 2.
Resiko tinggi Status kekebalan infeksi bd Pengetahuan: kontrol
penurunan infeksi daya tahan Kontrol risiko
Kecemasan Kontrol mengecam