Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“FISTUAL GENETALIA”

Disusun Oleh;
KELOMPOK 7

1. Ach arifin (193210018)


2. Nia Fitri Qhoiriyatul Latifah (193210025)
3. Irawati (193210018)
4. Agus (193210004)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2021-2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas membuat makalah dengan judul
"FISTUAL GENETALIA”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jombang , 11 Maret 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
2.2 Tujuan.............................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah...........................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................ii
2.11. Apakah definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis,
pemeriksaan penunjang, komplikasi, penatalaksanaan medis dan cara pencegahan
penyakit Fistula
Genitalia? .....................................................................................................................2
2.2 Bagaimana cara yang tepat untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak
dengan Fistula
Genitalia............................................................................................................2
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................................iii
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................3
3.2 Saran........................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................iiii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reproduksi merupakan masalah Yang Penting untuk review mendapatkan perhatian
terutama dikalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, dan
berbagai kesempatan, dan mengahadapi risiko-risiko kesehatan.Resiko kesehatan ini
dapat diandalkan oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, misalnya untuk menikah
dan hubungan seksual, akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, pengawasan perhatian
terhadap kebersihan organisasi, ketidaksetaraan jender, kekerasan seksual, dan pengaruh
media massa maupun gaya hidup. Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk
menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya
dan melestarikan jenis agar tidak punah. Sistem survei pada manusia akan mulai
berfungsi ketikaseseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik. Fistula
genitalia banyak ditemukan di negara berkembang akibat sebagai persalinan yang lama
maupun penanganan yang kurang baik. Dinegara maju kasus ini yang paling banyak
disebabkan oleh tindakan tindakan histerektomi maupun secara abdominal (Sarwono,
2009). Fistula genitalia ini merupakan kasus yang tidak seorangpun membayangkan akan
terjadi pada penderitanya. Penderitaan pasien, bukan hanya difisik saja tetapi berupa
mudah mengalami ISK, namun memiliki dampak psikososial yang dirasakan lebih
menyakitkan. Penderita merasa nyaman dari pergaulan, keluarga dan lingkungan kerja
karena enantiasa mengeluarkan urin dan bau yang tidak sedap setiap saat. Tidak jarang
pasangan meninggalkannya dengan alasan karena tidak terpenuhinya kebutuhan biologis
dengan wajarnya (Sarwono, 2010).

mendapat pelayanan yang menjamin sehingga berlangsung lama dan terjebak pada
persalinan kasip. Angka kejadian pasti di Indonesia sulit didapatkan oleh karena banyak
laporan hanya menggambarkan kejadian yang datang ke rumah sakit. WHO (1991)
melaporkan kejadian di Afrika 55-80 per 100.000 kelahiran hidup. Di Ethopia 90%
disebabkan oleh persalinan kasip. Terjadinya perkembangan jalan lahir oleh kepala bayi
dalam waktu lama, seperti pada partus lama  iskemi kemudian nekrosis lambat, atau
akibat terjepit oleh alat pada persalinan buatan  kejadian ini sering ditemukan di negara
berkembang, dengan pelayanan

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa memahami Pengertian Fistula Genitalia
2. Mahasiswa memahami Etiologi Fistula Genitalia
3. Mahasiswa memahami patofisiologi Fistula Genitalia
4. Mahasiswa memahami Fistula Genitalia
5. Mahasiswa memahami manifestasi klinis Fistula Genitalia
6. Mahasiswa memahami Pemeriksaan penunjang Fistula Genitalia
7. Mahasiswa Tanda dan Gejala Fistula Genitalia
8. Mahasiswa memahami komplikasi Fistula Genitalia
9. Mahasiswa memahami penatalaksanaan Fistula Genitalia
10. Mahasiswa memahami Pencegahan Fistula Genitalia
11. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan anak dengan Fistula Genitalia

1.3 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, pemeriksaan
penunjang, komplikasi, penatalaksanaan medis dan cara pencegahan penyakit Fistula
Genitalia? 
2. Bagaimana cara yang tepat untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan
Fistula Genitalia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Tinjauan Teori
Fistual adalah kejadian hubungan antara rongga alat dalam dengan dunia luar. Fistula
saluran yang berasal dari rongga atau tabung normal kepermukaan tubuh atau ke rongga lain,
fistula ini diberi nama sesuai dengan nama (misalnya: rekto-vaginal, kolokutaneus) (Sylvia
A. Price, 2005). Genitalia acara organ. Fistula genitalia dalah kejadian hubungan antara
traktus genitalia dengan traktus urinarius atau, gastrointestinal dan dapat ditemukan satu atau
gabungan dua kelainan secara bersamaan.

2.2 ETIOLOGI
1. Sebab obstetrik Terjadinya jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti pada
partus lama iskemia kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat pada persalinan
buatan. Partus dengantindakan, seperti pada tindakan SC, kranioklasi, dekapitasi,
ekstraksidengan cunam, seksio-histerektomia. 
2. Sebab ginekologik
a. Proses keganasan / carcinoma terutama mobilinomaserviks, radiasi / penyinaran,
trauma operasi atau kelainan kongenital
b. Histerektomi totalis. c. Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran 1-2 mm
Terjadi akibat terjepit oleh klem atau jahitan oleh jahitan.
 3. Sebab trauma terjadi karena trauma (abortus kriminalis).
Fistula biasanya berkembang ketika terjadi persalinan yang lama anak yang belum lahir
begitu erat di jalan lahir yang dipotong aliran darah ke jaringan sekitarnya yang necrotise dan
akhirnya membusuk. Cedera ini dapat disebabkan oleh pemotongan kelamin perempuan,
aborsi, atau panggul patah tulang. Penyebab lainnya yang secara langsung potensial untuk
pengembangan fistula obstetrik adalah pelecehan seksual dan perkosaan, terutama dalam
konflik / pasca konflik daerah, trauma bedah lainnya, kanker ginekologi atau radioterapi
pengobatan terkait lainnya, dan mungkin yang paling penting, terbatas atau tidak memiliki
akses ke perawatan kandungan atau layanan darurat.

2.3 PATOFISIOLOGI PENYAKIT


Salah satu etiologi dari terbentuknya fistel adalah dari pembedahan. Biasanya karena terjadi
ke sterilan alat atau kerusakan intervensi bedah yang merusak perut. Maka Kuman akan
MASUK kedalam peritoneum Hingga terjadinya peradangan PADA peritoneum sehingga
keluarnya eksudat fibrinosa (abses), terbentuknya abses biasanya Disertai DENGAN Demam
Dan rasa Nyeri PADA LOKASI abses. Infeksi biasanya akan meninggalkan jaringan parut
dalam bentuk pita jaringan (perlengketan / adesi), karena adanya perlengketan maka akan
terjadi kebocoran pada permukaan
tubuh yang mengalami perlengketan sehingga akan menjadi sambungan abnormal diantara 2
permukaan tubuh. Maka dari dalam fistel akan mengeluarkan drain atau feses. Karena
terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami perlengketan maka akan
menyumbat usus dan gerakan peristaltik usus akan berkurang sehingga cairan akan tertahan
didalam usus halus dan usus besar (yang bisa menyebabkan edema), jika tidak di tangani
secara cepat maka cairan akan merembes kedalam rongga peritoneum sehingga pelaksanaan
dehidrasi.

2.4 KLASIFIKASI
1. Fistula enterokutan adalah bagian dinding GI yang terbuka sehingga keluarnya isi
perut dan keluarnya melalui kulit. 2. Fistula enterovesikuler (vesikovaginal dan
uretrovaginal) Fistula vesikovaginal adalah ostium antara kandung kemih dan vagina
sedangkan fistula uretrovaginal adalah ostium antara uretra dan vagina. Fistula pada bagian
ini dapat mengakibatkan terjadinya kejadian infeksi saluran kemih. 3. Fistula rektovaginalis
Adalah suatu ostium antara rectum dan vagina atau merupakan alur granulomatosa kronis
yang berjalan dari anus hingga bagian luar kulit anus, atau dari suatu abses anus atau daerah
perianal. 4. Fistula enterocolic Adalah saluaran yang melibatkan usus besar atau kecil. 5.
Fistula multiple

2.5 KLINIS MANIFESTASI


Gejala tergantung pada kekhususan defek. Pus atau feses dapat bocor secara konstan
dari lubang kutaneus. Gejala ini mungkin pasase flatus atau feses dari vagina atau kandung
kemih, tergantung pada saluran fistula. Fistula yang tidak teratasi dapat menyebabkan infeksi
sistemik gejala yang berhubungan.

2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Darah lengkap 2. CT 3. BT 4. Golongan darah 5. Urium creatiumi 6. Protein 7. Albumin
2.7 TANDA DAN GEJALA
Gangguan yang biasanya mencakup:
1. Inkontinensia urine
2. Infeksi parah dan ulserasi pada saluran vagina
3. Terjadi kelumpuhan yang terjadi akibat kerusakan
4. Wanita merasa tidak nyaman
5. Tidak terganggu, amenorrhoe sekunder
6. Kulit di sekitar anus tebal
7. Infeksi pada jalan lahir
8. Pada pemeriksaan spekulum terlihat dinding vesika menonjol keluar
9. Flatus dari vagina, cairan keluar dari rektum.

2.8 KOMPLIKASI
1. Infeksi
2. Gangguan dalam fungsi
3. Gangguan dalam berkemih
4. Gangguan dalam defekasi
5. Ruptur / perforasi organ yang terkait

2.9 PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara operasi. Operasi untuk
kasus ini tanpa komplikasi memiliki tingkat pencapaian 90%. Operasi ini sukses dapat
memungkinkanperempuan untuk hidup normal dan memiliki anak lagi. Perawatan pasca
operasi sangat penting untuk mencegah infeksi. Beberapa wanita yang tidak bersedia untuk
operasi ini, dapat mencari pengobatan yang disebut urostom

Asuhan keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Biasanya berisi nama, jenis kelamin, alamat, No Rekam Medis,
penanggung jawab, agama, alamat, tanggal masuk, dan lain-lain. 
2. Tanda-Tanda Vital Tekanan Darah
: Biasanya normal Suhu

: Biasanya normal Pernafasan

: Biasanya normal nadi

: Biasanya normal

3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu biasanya terjadi partus lama, partus dengan tindakan SC,
karsinoma, radiasi, trauma operasi atau kelainan bawaan, aborsi, pelecehan seksual
atau pemerkosaan. 
b. Riwayat kesehatan sekarang Biasanya terjadi kelumpuhan, inkontinensia urin,
biasanya tidak terpengaruh cairan, kulit sekitar yang tebal, infeksi pada jalin lahir,
dinding vesika menonjol keluar, dan keluar dari rektum. 
c. Riwayat kesehatan keluarga
d. Riwayat menstruasi biasanya klien tidak terganggu dengan kejadian amnorrhoe
sekunder. 

4. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut Biasanya rambut klien bersih, tidak ada ketombe. 
b. Mata Biasanya simertsi kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, dan pupil isokor.
c. Hidung Biasanya tidak ada edema, tidak ada lesi dan simetris kiri dan kanan
d. Telinga Biasanya simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik
e. Mulut Biasanya mukosa bibir lembab.
f. Leher Biasanya tidak pembesaran dan pembengkakan pemegang getah bening
g. Payudara Biasanya simetris kiri dan kanan, dan tidak ada pembengkakan, papilla
mamae keluar dan tidak ada nyeri saat menyusui.
h. Jantung I: biasanya ictus cordis tidak terlihat P: biasanya ictus cordis teraba P:
biasanya pekak A: biasanya BJ I dan BJ II teratur i. Inspeksi Abdomen: biasanya
tidak asites Auskultasi: biasanya bising usus normal Palpasi: biasanya tidak terdapat
nyeri tekan dan nyeri lepas Perkusi: biasanya tympani
j. Genitalia Biasanya keluar cairan dari rektum dan vagina, kulit di sekitar anus tebal,
infeksi pada jalin lahir, dan dinding vesika menonjol keluar
k. Ekstremitas Biasanya terjadi kelumpuhan pada ekstermitas bawah akibat trauma
operasi.

B. DIGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri hubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasi
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, proses
pembedahan
3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan pola defekasi.
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
5. Hubungan hubungan dengan hubungan kurang informasi, kesalahan interpretasi.

B. INTERVENSI KEPRAWATAN
Tidak Ada Diagnosa
1.NOC NIC Nyeri bd  Tingkat nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri. iritasi Pengendalian nyeri
2. Observasi reaksi mukosa, Tingkat kenyamananroses inflamasi

Kriteria hasil:
a. Mampu mengontrol nyeri. 
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan nyeri nyeri. 
c. Mampu mengatasi nyeri. 
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.

komunikasi terapeutik untuk melihat pengalaman nyeri pasien. 


3. Kaji kultur nyeri pasien yang mempengaruhi nyeri
4. Evaluasi pengalaman nyeri
5. Evaluasi bersama pasien dan im kesehatan lain
6. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dukungan. 
7. Mengurangi faktor mengatasi nyeri
8. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
9. Berikan anlgetik untuk mengurangi nyeri
10.Evaluasi keefektifan

pengendalian nyeri. 2.
Resiko tinggi  Status kekebalan infeksi bd  Pengetahuan: kontrol
penurunan infeksi daya tahan  Kontrol risiko

tubuh, prosesKriteria hasil: pembedahan

a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi


b. Mendeskripsikan proses

1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien


2. Pertahankan teknik isolasi
3. Batasi pengunjung bila perlu
4. Cuci tangan sesudah dan sebelum metindakan keperawatan
penularan penyakit.
5. Pertahankan lingkungn
c. Menunjukkan aseptik selama pemasangan
kemampuan untuk review alat mencegah timbulnya
6. asupan Tingkatkan nutrisi Infeksi
7. Memantau Tanda Dan gejala
d. Menunjukkan perilaku sistemik dan lokal.hidup sehat 3.

Kecemasan Kontrol mengecam

1.Gunakan pendekatan yang berhubungan Koping menenangkan dengan Kriteria


Hasil
2.Nyatakan perubahan
a. Klien mampu harapan status mengungkapkan gejala pasien kesehatan cemas
3.Temani
b.Mengidentifikasi, mengungkapkan keamanan dan mengungkapkan pelaku pasien
untuk mengurangi keluarga
d.Postur klien untuk relaksasi teknik tubuh
ekspresi tubuh c.Vital tanda hearts Batas
4.Libatkan mengontrol cemas
5.Instrusikan yang normal Jelas Terhadap menujjukan teknik untuk review
6.Bantu wajah dan tingkat aktivitas situasi yang menujukkan untuk mendampingi
klien DENGAN Pasien Yang Mengenal menyebabkan berkurangnya kecemasan
7. Kelola Pemberian obat anti cemas
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Fistula genitalia dalah kejadian hubungan antara traktus genitalia dengan traktus
urinarius atau, gastrointestinal dan dapat ditemukan satu atau gabungan dua kelainan secara
bersamaan. Pelayanan asuhan keperawatan pada harus sesuai dengan petunjuk
dokter. Asuhan yang diberikan kepada ibu tersebut, seperti mengontrol keadaan umum ibu
dan tanda-tanda vital, mengabaikan ibu untuk istirahat total dan banyak minum air putih
sesuai yang diinstruksikan dokter, menghapus ibu untuk makan yang cukup dan
mengingatkan ibu untuk rutinitas yang diresepkan dokter obat .
 3.1 SARAN
Semoga dalam pembuatan makalah ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan
khusunya berguna bagi penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu. Dalam
pembuatan makalah ini,
DAFTAR PUSTAKA

Leoni I, dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Fistual Genetalia. Diakses pada 1 Oktober 2019


dari https://id.scribd.com/doc/289667624/Askep-FisulaGenetalia. Yue Pz, 2013. Laporan
pendahuluan Fistual Genetalia. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2019 dari
https://id.scribd.com/doc/155138199/LaporanPendahuluan-Fistual. Witri A, dkk. 2013.
Asuhan Keperawatan Dengan Ibu Dengan Gangguan Fistula Genetalia. Diakses pada taggal 2
Oktober 2019 dari https://dokumen.tips/download.link.askep-pada-ibu-dengan-
fistulagenetalis Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai