Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN REFLEKSI

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


ANAMNESA KUNJUNGAN AWAL ANC
DI PMB NANTA WIDAYANI S.Tr.Keb

Disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik Stase Kehamilan


Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh:

NAMA: RAFIA RUMADAY


NIM : G3E022007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022/2023
ESSAY REFLEKSI

DI PMB NANTA WIDAYANI, S.Tr.Keb

Introduction

Essay pada kasus ini menggunakan Gibs Reflection Cycle (1998), melalui
refleksi ini dapat sebagai bahan untuk pengembangan diri dan pengetahuan saya
kedepannya.

Description

Pada rotasi kedua ini kami di stase Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
di PMB Nanta Widayani ini adalah mengenai Asuhan kebidanan pada kehamilan
di PMB Nanta Widayani. merupakan PMB swasta dimana terdiri dari kasus-kasus
hamil, persalinan, nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita dan usia prasekolah.
Penatalaksanaan tindakan dalam suatu kasus disini dilakukan secara komprehensif
disertai skrining kemungkinan lainnya. Kebanyakan di PMB Nanta Widayani
dalam memberikan asuhan pada ibu hamil khusunya pada asuhan kebidanan
belum komprehensif sebagian dalam memberikan asuhan masih belum
komprehensif.

Hal yang menarik perhatian saya di PMB Nanta Widayani adalah dalam
Pelayanan antenatal memiliki peranan sangat penting, di antaranya agar dapat
dilakukan deteksi dan tata laksana dini komplikasi yang timbul pada saat
kehamilan Sehingga asuhan kebidanan khususnya anamnesa pada ibu hamil
menjadi indikator penting bagi kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan yang diberikan
secara berkelanjutan (continuity of care) sejak kehamilan, persalinan, nifas, dan
bayi baru lahir. Saat melakukan anamnesa perlu diingat pentingnya keterampilan
berkomunikasi yang baik. Cara orang melakukan komunikasi dengan ibu
menentukan informasi apa dan berapa banyak yang dapat diperoleh dari ibu
tersebut. Jika bidan melakukan pendekatan dengan penuh rasa persahabatan dan
penghargaan terhadap ibu, besar kemungkinan ibu akan bersikap jujur dan mau
menginformasikan kepada bidan keadaan kehamilannya secara rinci. Disini saya
menemukan perbedaan dalam acuan untuk melakukan pelayanan asuhan
kehamilan khususnya pada anamnesa kunjungan awal dan kunjungan ulang ada
beberapa yang harus di kaji seperti data subyektif tentang: (1). Keluhan utama /
alasan berkunjung. (2). Status obstetric dan riwayat obstetric. (3). Riwayat
menstruasi.(4).Riwayat kehamilan sekarang. (5). Pola makan dan minum. (6).
Riwayat perkawinan. (7). Pola aktivitas dan istirahat (8). Pola eliminasi. (9). Pola
seksual. (10). Personal hygiene. (11). Riwayat kontrasepsi. (12). Riwayat
kesehatan. (13). Riwayat alergi. (14). Kebiasaan yang kurang baik, misalnya
merokok, minum jamu.(15). Keadaan psikososial dan spiritual. (16). Persiapan
persalinan. Sependek pengetahuan saya dalam memberikan pelayanan asuhan
kebidanan pada ibu hamil khususnya anamnesis harus di kaji semuanya namun
disini belum dilakukan sesuai standar pelayanan kebidanan dan sesuai dengan
situasi nyata di lahan praktik. Perbedaan ini yang membuat saya bertanya, apa
yang mendasari perbedaan dalam melakukan anamnesa saat kunjungan awal
maupun kunjungan ulang

Evaluation

Pada umumnya ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya


keadaan pelayanan kebidanan (Maternity Care) dalam suatu negara atau daerah
ialahkematian maternal (Maternal Mortality) (Wiknjosastro 2002,).Mortalitas dan
mordibitas pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah besar dinegara
berkembang (Saifudin 2002). Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara
ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka
kematian perinatal. Angka kematian ibu lebih mencerminkan kesanggupan suatu
negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Di Indonesia angka kematian ibu
masih tinggi sehingga memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih
bermutu.Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih menduduki
peringkat tertinggi dibandingkan dengan Negara -negara ASEAN lainnya
Asuhan kebidanan merupakan pelayanan kesehatan utama yang diberikan
kepada ibu, anak, keluarga, dan masyarakat. Setiap ibu hamil akan menghadapi
resiko yang bisa mengancam jiwanya. Maka dari itu, setiap ibu hamil memerlukan
asuhan antenatal selama masa kehamilannya (Salmah2006 )
Perawatan tali pusat sebaiknya dilakukan menggunakan perawatan tali
pusat terbuka, meskipun ada juga yang menggunakan kasa kering untuk
perawatannya. Perawatan tali pusat terbuka ialah perawatan tali pusat yang tidak
diberikan perlakuan apapun. Tali pusat dibiarkan terbuka, tidak diberikan kasa
kering maupun antiseptik lainnya. Pelepasan tali pusat dengan bantuan udara.
Perawatan terbuka akan membantu pengeringan tali pusat lebih cepat karena pada
tali pusat terdapat Jeli Wharton yang banyak mengandung air yang jika terkena
udara akan berubah strukturnya dan secara fisiologis berubah fungsi menjadi
padat dan mengeklem tali pusat secara otomatis sehingga menyebabkan aliran
darah pada pembuluh darah di dalam sisa tali pusat terhambat atau bahkan tidak
mengalir lagi yang membuat tali pusat kering dan layu yang kemudian sisa tali
pusat akan terlepas. Paparan udara menyebabkan penguapan pada kandungan air
dalam JeliWharton dan pembuluh darah, sehingga kandungan air berkurang
bahkan menghilang. Tali pusat mengalami mumifikasi kemudian mengering dan
mengalami perubahan (Asiyah, 2017)
Bidan sangat perlu menjalin hubungan yang baik dan dapat dipercayai
oleh kliennya. Apabila klien mempercayai bidan, dia akan menyebutkan hal-hal
mungkin penting untuk asuhannya, dan sangat penting jika bidan
mengembangkan hubungan saling percaya kepada ibu, besar kemungkinan ibu
kembali kepada bidan disaat waktunya melahirkannya. Beberapa penelitian
membuktian bahwa hal ini efektif dalam menurunkan kematian ibu dan neonatus.
Dalam tindakan pada kasus Ny, F Umur 20 G1P0A0 uk 8 minggu datang
ke bidan dengan alasan datang ingin periksa keadaannya dengan keluhan pusing
mual muntah, dilakukan pp test hasil positif, dilakukan anamnesa namun belum
efektif, sehingga berdasarkan pada contoh kasus tersebut dapat disimpulkan
bahwa terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik dalam melakukan
anamnesa.
Analysis

Penelitian dari Rahmawati Raharjo pada tahun 2019 yang berjudul


Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang ANC Berhubungan dengan Kunjungan
ANC di Puskesmas Wongsorejo, Angka kematian ibu (AKI) yang tinggi menjadi
bukti kualitas pelayanan kesehatan yang masih rendah. Hal ini yang menjadikan
program ANC menjadi tolak ukur keberhasian tenaga kesehatan dalam menjaga
ibu hamil dengan tujuan deteksi dini resiko kehamilan. Namun, meskipun tujuan
dari program antenatal care mempunyai kegunaan dan manfaat yang sangat
penting bagi ibu hamil, tidak sedikit dari mereka yang kurang sadar bahkan tidak
mengindahkan anjuran pelayanan kesehatan untuk melakukan kunjungan teratur.
Pengetahuan ibu hamil menjadi faktor keteraturan kunjungan ANC. Jenis rancang
bangun penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional
adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di Puskesmas
Wongsorejo pada triwulan ketiga di tahun 2017 sebanyak 150 orang, dengan
menggunakan random sampling dan ditemukan 60 sampel untuk diteliti, adapun
uji statistik menggunakan uji chi square (SPSS versi 20). Hasil penelitian
menyatakan sebagian besar responden sebanyak 37 responden (61,7%)
mempunyai tingkat pengetahuan baik dan hampir seluruh responden sebanyak 48
responden (80%) melakukan kunjungan ANC dengan teratur. Hasil uji statistik
penelitian dapat nilai adalah 0,05 dengan df=4, maka bisa diketahui bahwa chi
square table sebesar 9,488 dengan nilai tersebut diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Chi Square hitung > Chi Square table dan dinyatakan ada
hubungan tingkat pengetahuan tentang ANC dengan kunjungan ANC di
puskesmas Wongsorejo. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan semakin
tinggi tingkat pengetahuan ibu hamil maka semakin teratur melakukan kunjungan
ANC, maka untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang ANC disarankan
untuk memperbanyak mencari informasi kesehatan melalui media cetak, internet
maupun konsultasi langsung kepada tenaga kesehatan
Pengetahuan merupakan suatu hasil mengindraan seseorang terhadap
suatu objek yang dilihat, baik berupa hal positif maupun negatif yang
mempengaruhi seseorang dalam berprilaku dan bersikap. Semakin banyak
pengetahuan seseorang tentang suatu objek, maka semakin paham dan mengerti
tata cara mengamplikasikan pengetahuan itu. Dalam arti lain, semakin tinggi
pengetahuan seseorang maka semakin baikpula tingkah laku seseorang (Bambang,
2008). Faktor penunjang dari tingkat pengetahuan adalah pendidikan yang
diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain dengan tujuannya adalah
mengarahkan pada cita-cita, mengisi kehidupan dengan selamat dan bahagia.

Conclusion and Action Plan

Selama kunjungan antenatal pertama kita mulai mengumpulkan informasi


mengenai ibu untuk membantu kita dalam membina hubungan saling percaya
kepada ibu, mendeteksi komplikasi, dan merencanakan asuhan khusus yang
dibutuhkan. Dalam kunjungan- kunjungan selanjutnya kita mengumpulkan lebih
banyak informasi mengenai kehamilan untuk mendeteksi komplikasi dan
melanjutkan memberikan asuhan individu yang khusus.

Oleh karena itu, kita sebagai petugas kebidanan diharapkan dapat


memberikan informasi dan pengetahuan kepada ibu mengenai perawatan tali
pusat neonatus dan manfaat tali pusat terbuka, diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman orang tua mengenai perawatan tali pusat pada bayi
neonatus dan cara melakukan perawatan tali pusat terbuka, sehingga dapat
terhindar dari infeksi yang bisa saja terjadi.

Anda mungkin juga menyukai