PENANGGULANGAN BENCANA
Pertemuan 1
Pertemuan 2
R = bahayaxkerentanan : kapasitas
Elemen kapasitas :
Dana bantuan sosial yang berpola hibah : untuk pemulihan (rehabilotasi dan rekonstruksi)
Tahapan lintasan pb
Tahap pencegahan dan mitigasi -> Kesiapsiagaan -> Tanggap Darurat-> Pemulihan
Aktif : pelatihan dasar, symbol larangan Posko pb, simulasi/gladi PSBB, perlindungan
Pasif : sop, peta rawan bencana, aturan untuk nakes kelompok rentan
Ibu hamil boleh ke nakes apabila dalam keadaan darurat, apabila kondisi baik dianjurkan di
rumah saja saat pandemic covid-19 ini sebaiknya melakukan konseling secara daring.
A. Paradigma Bencana
Konvensional : memandang bencana sebagai sebuah takdir, ketetapan yang tidak bisa dirubah
IPA : memandang bencana pada aspek ilmiah saja, menghilangkan dari sisi sosial (mitigasi)
Progresif : memandang bencana sebagai bagian yang biasa dan selalu terjadi selama proses
Sosial : memandang bencana dari sisi sosiologis saja (akibat dari manusia) (memperhatikan
R=HxV:C
Ket :
1. Pra Bencana
2. Mitigasi : Mempersiapkan sebelum bencana terjadi
3. Tanggap Bencana
4. Pasca Bencana
Dengan adanya informasi penanggulangan krisis-akibat bencana yang sepat, tepat, akurat dan sesuai
kebutuhan bertujuan untuk optimalisasi upaya penanggulangan kritis akibat bencana.
A. Sistem Informasi
1. Sumber Informasi
a. Pra Bencana
Dinkes Provinsi/Kab/Kota
RS
Instansi terkait
Puskesmas
b. Saat dan Pasca Bencana
Masyarakat
Sarana yankes
Dinkes Provinsi/Kab/Kota
Lintas Sektoral
(Basic Life
BHD dilakukan ketika keadaan yang mengancam jiwa dan dapat menimbulkan kematian :
- Henti napas
- Henti jantung
1. Danger
- Aman pasien
- Aman Penolong
- Aman lingkungan
2. Respond
Dengan verbal, sentuhan
Help: meminta pertolongan untuk bantuan lebih lanjut
(Ex: Hallo, terdapat korban dewasa tidak sadarkan diri. Mohon kirimkan ambulans)
5. Breathing (Pernafasan)
- Lihat : naik turun dada
- Dengar
- Rasa
Indikator perlu bantuan pernafasan (tanda pernafasan tidak cukup)
MATI
Mati Biologis : kematian sel (adanya kaku tubuh) (tidak dilakukan BHD)
Menggunakan 4 label :
MANAJEMEN TRAUMA
Tipe Cedera
2. Strain
3. Dislokasi
PMS ; Pulse, Motorik dan Sensorik
1. Menghindari nyeri
2. Menghindari kecacatan
3. Menghindari komplikasi
Diskusi :
Ex: Korban tertusuk benda berkarat, tetap dengan prinsip “jangan di cabut” karena akan menimbulkan
luka/robekan yang lebih lebar. Sebaiknya nanti dilakukan tindakan saat pembedahan.
TUGAS
Kelompok 1 = Mengerjakan kasus dan menjawab beberapa pertanyaan ttg sistem koordinasi bencana
Kelompok 2 = Mengisi logbook berdasarkan kasus (ex: 50 orang di triase) (ex; korban 1 = hitam, dst)
Kelompok 4 = Mengisi materi stabilisasi pasien ttg penatalaksanaan trauma (apa yang harus
dikerjakan pada manajemen trauma)
KULIAH UMUM
Bencana/massal : korban banyak, dan akibat dari bencana alam maupun non alam
PENAMPILAN VIDEO
DISKUSI
Kelompok 1
Dalam situasi tertentu apabila penananggung jawab umu tidak berada di tempat. Maka,
komando / penanggung jawab operasional berada di bawah badan yang ditunjuk oleh kepala
pemerintahan setempat (BPBD). Jika di tingkat nasional : Ketua BNPB
Dalam berbagai sector, tergantung dari permasalahan-permasalahan pokok yang terjadi. Maka,
BPBD/BNPB dapat menunjuk beberapa bidang sesuai permasalahan.
Kalo di RS penanggung jawab nya Direktur RS dan menunjuk komando operasional nya Kepala IGD
Dalam kondisi darurat akut berdasarkan kasus. Karena yang ditunjuk oleh Bupati dan BPBD
menunjuk Komandan militer maka Masalah pokok : Keamanan.
Laison : Bekerja sama dengan pihak luar (melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak
Keamanan : Memberikan jaminan kepada korban baik fisik, psikologis, maupun sosial
Perencanaan rehabilitasi&rekonstruksi
Yang harus dilakukan control dan koordinasi dengan bagian medis : SDM harus tersedia, SDM
yang sesuai dengan permasalahan, logistic yang sesuai
Kelompok 2
Merah : Bernapas 20x/menit, CRT <2 detik, nadi radial teraba (ketiganya normal), tidak dapat berjalan
Kelompok 3
Airways : Kalo ada trauma dikepala : buka jalan nafas dengan teknik “Jaw Trust”
1. Periksa nadi (kalo gaada RJP) (kalo ada langsung ke airways and breathing)
2. Periksa nafas (kalo gaada nafas buatan lagi)
Kalo nadi dan nafas sudah oke, selanjutnya diposisikan “Posisi Miring Mantap”
Kalo misal ada fraktur, maka posisi miring mantap itu dilakukan berlawanan. (ex: fraktur di kiri, posisi
mantap ke kanan)
Kalo misal fraktur di sisi dua-duanya dapat di lakukan posisi “head up”. Bermanfaat agar paru-paru
Kelompok 4
Proses penanganan korban trauma dapat dilakukan dengan Penanganan Simultan (secara bersama-
sama) antara Primary Survey dan Manajemen Traumanya