Anda di halaman 1dari 14

Mengapa Harus ASI Eksklusif?

Lubna Cahya Ayudya, Nida Fatimah Zahra, dan Siti Munawaroh


Jurusan Kebidanan Bandung
Poltekkes Kemenkes Bandung

ABSTRAK
Salah satu langkah awal penting untuk mewujudkan bayi sehat adalah pemberian makanan
pertama dengan kualitas dan kuantitas optimal. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ternyata
ASI sudah bisa mengenyangkan dan memenuhi nutrisi bayi. ASI mengandung komposisi gizi
yang paling lengkap dan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi selama 6 bulan
pertama. Oleh karena itu, banyak kerugian yang dialami bayi karena tidak mendapatkan ASI.
Pemberian ASI kepada bayi bukan hanya memberikan manfaat bagi bayinya saja, namun juga
memberikan keuntungan bagi si ibu yang sedang menyusui. Bahkan organisasi kesehatan dunia
WHO (World Health Organization) dan UNICEF (the United Nations International Children's
Emergency Fund) menganjurkan agar para ibu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.
Setelah 6 bulan maka bayi dapat diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang tentunya
akan mencukupi kebutuhan kalori bayi sehari-hari.
Kata Kunci : ASI, ASI Eksklusif

ABSTRACT
One of the first steps that are beneficial for babies is the best way with optimal quality and
quantity. Various studies have shown that breast milk can be filling and nourishing the baby.
Breast milk contains the most perfect nutrients and is ideal for the growth and development of
babies during the first 6 months. Therefore, there are many disadvantages that babies suffer from
not getting breast milk. Giving breast milk to babies not only benefits the baby, but also benefits
the mother who is breastfeeding. The world health organization WHO (World Health
Organization) and UNICEF (United Nations International Children's Emergency Fund) told
women to give exclusive breastfeeding for 6 months. After 6 months, the baby can be given
complementary food for breast milk (MPASI) which will meet the daily calorie needs of the
baby.
Keywords: breast milk, exclusive breastfeeding
PENDAHULUAN
Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). ASI sangat cocok untuk
memenuhi kebutuhan bayi (Arisman, 2004). Seperti halnya ketika bayi di dalam kandungan,
kandungan gizi yang tinggi juga diperlukan ketika anak pertama kali menghirup udara di dunia.
Kebutuhan nutrisi bayi sampai 6 bulan dapat dipenuhi hanya dengan memberikan ASI saja atau
yang dikenal dengan “ASI Eksklusif”. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan
tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan (Yuliarti, 2010).
ASI, terutama yang eksklusif, tidak tergantikan oleh susu manapun. Bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif akan lebih sehat, lebih cerdas, mempunyai kekebalan terhadap
berbagai penyakit dan secara emosional akan lebih nyaman karena kedekatan dengan ibu.
Mengingat betapa besarnya manfaat yang diperoleh dari ASI khususnya dalam proses tumbuh
kembang anak dan banyaknya kerugian yang diakibatkan jika bayi tidak diberikan ASI, maka
setiap ibu diharapkan mampu menyediakan ASI cukup untuk anak baik dalam kuantitas maupun
kualitasnya. Delapan puluh persen perkembangan otak anak dimulai sejak dalam kandungan
sampai usia 3 tahun yang dikenal dengan periode emas, oleh karena itu diperlukan pemberian
ASI eksklusif selama 6 bulan dandapat diteruskan sampai anak berusia 2 tahun.
Persoalan muncul dengan adanya ibu yang tidak menyusui bayinya, baik disengaja
maupun tidak. Padahal rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif ini dapat berdampak pada
kualitas hidup generasi penerus bangsa. Menyusui tidak semata-mata memberikan ASI. Proses
menyusui juga memberi stimulasi yang dibutuhkan bayi yang dapat meningkatkan kemampuan
kognitif bayi, melatih keterampilan oromotor bayi, mengasah kecerdasan sosial bayi, hingga
membentuk suatu proses penting yaitu mother-infant bonding atau kelekatan antara ibu dan bayi.
Selain itu, bagi seorang ibu yang sedang menyusui, sangat mungkin mengalami kendala
saat ingin memberikan ASI bagi si kecil. Misalnya, ASI yang tidak keluar saat dipompa atau rasa
sakit ketika menyusui. Hal ini tentu saja akan membuat para ibu khawatir pada bayinya.
Hambatan tersebut kerap kali membuat seorang ibu dilema akan memberikan ASI. Padahal, ASI
memberikan efek yang besar bagi pertumbuhan bayi. Anak yang diberikan ASI itu lebih jarang
sakit dan sistem imun oleh ASI itu sangat kuat bagi bayi.
Data Kementerian Kesehatan mencatat, angka inisiasi menyusui dini (IMD) di Indonesia
meningkat dari 51,8 persen pada 2016 menjadi 57,8 persen pada 2017. Kendati meningkat,
angka itu disebut masih jauh dari target sebesar 90 persen.
Kenaikan yang sama juga terjadi pada angka pemberian ASI eksklusif, dari 29,5 persen
pada 2016 menjadi 35,7 persen pada 2017. Angka ini juga terbilang sangat kecil jika mengingat
pentingnya peran ASI bagi kehidupan anak. Seharusnya minimal angka pemberian ASI eksklusif
adalah 50%.
Rendahnya angka ibu menyusui ini dilatar belakangi oleh minimnya kesadaran seorang
ibu atas pentingnya ASI bagi pertumbuhan anak. Perkaranya adalah pendidikan yang kurang
memadai. Rendahnya pengetahuan itu gagal menjadi penyaring berbagai informasi yang diterima
seorang ibu. Sebagai contoh, seorang ibu bakal dengan mudah mendapatkan informasi yang
menyebutkan bahwa susu formula bisa digunakan sebagai pengganti ASI. Ketika informasi itu
tak disaring dengan baik, maka tak heran jika kini banyak ibu yang memilih memberikan susu
formula untuk si buah hati.
Maka dari itu, artikel ini mengkaji tentang manfaat dari ASI eksklusif, peran pemerintah,
kandungan yang terdapat dalam ASI dan upaya meningkatkan produksi ASI sehingga tujuan
untuk mengetahui dampak yang akan terjadi apabila tidak memberikan ASI eksklusif, untuk
mengetahui hambatan yang terjadi pada ibu menyusui, mengetahui peran pemerintah dalam
upaya meningkatkan pemberian ASI di Indonesia serta dapat meningkatkan kesadaran akan
pentingnya ASI eksklusif dapat tercapai.

LANDASAN TEORI
Pengertian ASI
ASI adalah sumber nutrisi terpenting yang dibutuhkan oleh setiap bayi idealnya diberikan
secara eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan makanan pendamping sampai usia 2 tahun
(IDAI, 2010). ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose, dan garam organik
yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi
(Kristiyan,2011). ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah SWT untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan serangan penyakit (Yahya, 2005). ASI
adalah minuman alamiah untuk semua bayi cukup bulan selama usia bulan-bulan pertama
(Nelson, 2000). ASI adalah hadiah terindah dari ibu kepada bayi yang disekresikan oleh kedua
belah kelenjar payudara ibu berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi
tinggi yang mudah dicerna dan mengandung komposisi nutrisi yang seimbang dan sempurna
untuk tumbuh kembang bayi yang tersedia setiap saat, siap disajikan dalam suhu kamar dan
bebas dari kontaminasi. (Rizki,2013). ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi
bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan bayi. (Dwi SP, 2012). Sehingga dapat disimpulkan ASI adalah
makanan sempurna bagi bayi baru lahir, selain itu, payudara wanita memang berfungsi untuk
menghasilkan ASI (Chumbley, 2004).

Pengertian ASI Eksklusif


ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa diberi cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. ASI eksklusif adalah pemberian hanya
ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. ASI eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama
kehidupan bayi (World Health Organization, 2007)
UNICEF dan WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berumur
enam bulan. Setelah itu anak harus diberi makanan padat dan semi padat sebagai makanan
tambahan selain ASI. ASI eksklusif dianjurkan pada beberapa bulan pertama kehidupan karena
ASI tidak terkontaminasi dan mengandung banyak gizi yang diperlukan anak pada umur
tersebut. Pengenalan dini makanan yang rendah energy dan gizi atau yang disiapkan dalam
kondisi tidah hiegenis dapat menyebabkan anak mengalami kurang gizi dan terinfeksi organisme
asing, sehingga mempunyai daya tahan tubuh yang rendah terhadap penyakit di antara anak-
anak.
Dalam laporan Riskesdas, pola menyusui dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu
menyusui eksklusif, menyusui predominan, dan menyusui parsial sesuai definisi WHO.
1. Menyusui eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain,
termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral
tetes; ASI perah juga diperbolehkan).
Pada Riskesdas 2010, menyusui eksklusif adalah komposit dari pertanyaan: bayi
masih disusui, sejak lahir tidak pernah mendapatkan makanan atau minuman selain
ASI, selama 24 jam terakhir bayi hanya disusui (tidak diberi makanan selain ASI).
2. Menyusui predominan adalah menyusui bayi tetapi pernah memberikan sedikit air
atau minuman berbasis air, misalnya the, sebagai makanan/minuman prelakteal
sebelum ASI keluar.
Pada Riskesdas 2010, menyusui predominan komposit dari pertanyaan: bayi masih
disusui, selama 24 jam terakhir bayi hanya disusui, sejak lahir tidak pernah
mendapatkan makanan atau minuman kecuali minuman berbasis air, yaitu air putih
atau air teh.
3. Menyusui parsial, adalah menyusui bayi serta diberikan makanan buatan selain ASI,
baik susu formula, bubur atau makanan lainnya sebelum bayi berumur enam bulan,
baik diberikan secara kontinyu maupun diberikan sebagai makanan prelakteal.
Pada Riskesdas 2010, menyusui parsial adalah komposit dari pertanyaan: bayi masih
disusui, pernah diberi makanan prelakteal selain makanan atau minuman berbasis
air seperti susu formula, biskuit, bubur, nasi lembek, pisang atau makanan yang
lain.

Kandungan yang Terdapat Dalam ASI


Ada banyak nutrisi yang terkandung di dalam ASI, komposisi di dalam ASI ini penting
tidak hanya bagi perkembangan daya tahan tubuhnya, tapi juga untuk perkembangan otaknya.
Kandungan ASI nyaris tak tertandingi. ASI mengandung nutrisi yang secara khusus diperlukan
untuk menunjang proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya.
Berikut adalah beberapa kandungan utama ASI, antara lain:
1. Laktosa
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber
energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat
dibandingkan laktosa yang ditemukan pada susu sapi. Namun demikian angka
kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencernakan laktosa (intoleransi
laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena
penyerapan laktosa ASI lebih baik dibandingkan laktosa susu sapi. Selain itu laktosa
juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang berperan dalam perkembangan
sistem saraf. Nutrisi ini membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa
pertumbuhan bayi.

2. Lemak
Lemak juga menjadi sumber energi utama si Kecil. Lemak juga berperan dalam
pengaturan suhu tubuh si Kecil. Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding
dengan susu sapi. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara
profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi. Lemak omega 3 dan omega 6
yang berperan  pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI.
3. Protein
Ada dua jenis protein yang terkandung dalam susu (baik susu sapi, formula atau ASI),
yaitu: dadih dan kasein. Air dadih (whey) merupakan protein yang lembut, mudah
dicerna dan sangat bersahabat dengan usus manusia. Sedangkan kasein merupakan
protein dadih yang lebih kental dan lebih sulit dicerna usus manusia. Kandungan
protein dalam ASI sudah dirancang khusus untuk pertumbuhan bayi. Tidak seperti
susu sapi dan susu formula, ASI mengandung lebih banyak protein air dadih yang
mudah dicerna bayi. Selain itu, ASI mengandung protein lainnya di antaranya: (1)
Taurin (protein otak) yang dapat membantu meningkatkan perkembangan otak dan
sistem saraf; (2) Laktoferin yang membantu mengangkut zat besi dari air susu ke
darah bayi, menjaga kebersihan bakteri baik yang ada di usus bayi dan mengontrol
candida (organisme ragi penghasil racun); (3) Lisozim, protein khusus yang
membantu melawan bakteri yang berbahaya dan bertindak sebagai antibiotik alami;
(4) Nukleotida, protein yang membantu jaringan lapisan usus untuk tumbuh lebih
kuat.
4. Mineral
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi
untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi  jaringan saraf dan pembekuan
darah. Kandungan zat besi di dalam ASI lebih mudah diserap yaitu 20-50%
dibandingkan hanya 4-7% pada susu formula. Sehingga bayi yang mendapat ASI
mempunyai resiko lebih kecil untuk mengalami kekurangan zat besi dibanding
dengan bayi yang mendapat susu formula. Mineral zink dibutuhkan oleh tubuh karena
merupakan mineral yang  banyak membantu berbagai proses metabolisme di dalam
tubuh.
5. Vitamin
Kandungan vitamin dalam ASI adalah vitamin D, A, B, C dan E. Masing-masing dari
vitamin tersebut memiliki fungsi dan manfaat tertentu. Vitamin D untuk kekuatan
tulangnya, meskipun kadarnya dalam ASI tidak terlalu banyak. Namun, ini bisa
disiasati dengan menyinari bayi dengan matahari di pagi hari sebagai pencegahan
untuk masalah tulang pada periode usia 0-6 bulan kelahiran.
Vitamin A berfungsi utamanya untuk indera penglihatan bayi. Kandungan vitamin A
sangat besar pada kolostrum dan mulai berkurang saat sudah memasuki periode
transisi ASI matang, di mana sebagian besar porsi ASI sudah dalam bentuk cairan air,
namun tetap mengandung zat-zat penting bagi bayi. Selain untuk penglihatan,
menurut IDAI, vitamin A juga memiliki peran dalam kekebalan tubuh, pembelahan
sel, dan pertumbuhan.
Vitamin B merupakan zat yang mudah larut dalam cairan. Di dalam ASI, fungsi dari
vitamin ini adalah sebagai pelengkap dalam mencegah dari anemia (kekurangan
darah), terlambatnya perkembangan, kurang nafsu makan dan iritasi kulit.
Dalam perkembangan saraf dan peremajaannya vitamin C memilik fungsi besar.
Selain itu vitamin C berpengaruh pada pertumbuhan gigi, tulang dan kolagen, ia juga
mampu mencegah bayi anda dari serangan penyakit. Namun, terlalu banyak konsumsi
vitamin juga tidak baik karena efek samping yang ditimbulkan. Beberapa konsumsi
buah jeruk atau buah lain yang mengandung vitamin C bisa menjadi pilihan alami
dalam suplai vitamin ini ke dalam ASI. Hindari mengkonsumsi vitamin C buatan.
Vitamin E utamanya untuk kesehatan kulit. Selain itu, vitamin E sebagai penambah
sel darah merah bayi yang bernama hemoglobin sehingga melindunginya dari anemia
(kekurangan darah). Vitamin E juga membantu untuk melindungi retina dan paru-
paru.
6. Air
Asi mengandung 87,5 persen air. Karenanya pada periode ASI eksklusif selama 6
bulan, bayi tak perlu diberi minuman atau makanan lain.
7. Immunoglobulin
Terdapat antibiotik alamiah lainnya yang terkandung dalam ASI yaitu imunoglobulin.
Imunoglobulin adalah protein yang bekerja melawan infeksi dan membunuh kuman
yang diedarkan ke seluruh tubuh. Imunoglobulin dalam ASI berguna untuk melapisi
usus dan mencegah masuknya kuman serta zat alergen yang tidak diinginkan.

PEMBAHASAN

Manfaat ASI Eksklusif bagi Ibu dan Bayi

Pemberian ASI eksklusif kepada bayi bukan hanya memberikan manfaat bagi bayinya
saja, namun juga memberikan keuntungan bagi si ibu yang sedang menyusui.

1. Manfaat ASI bagi Bayi


a) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah
lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan
obesitas.
b) Mengandung antibody
Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai berikut : apabila ibu
mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibodi dan akan disalurkan
dengan bantuan jaringan limfosit. Antibodi di payudara disebut mammae associated
immunocompetent lymphoid tissue (MALT). Kekebalan terhadap penyakit saluran
pernafasan yang ditransfer disebut bronchus associated immunocompetent lymphoid
tissue (BALT) dan untuk penyakit saluran pencernaan ditransfer melalui gut
associated immunocompetent lymphoid tissue (GALT). Dalam tinja bayi yang
mendapat ASI terdapat antibodi terhadap bakteri E. coli dalam konsentrasi yang
tinggi sehingga jumlah bakteri E.coli dalam tinja bayi tersebut juga rendah.
Didalam  ASI kecuali antibodi terhadap enterotoksin E.coli, juga pernah dibuktikan
adanya antibodi terhadap salmonella typhi, shigela dan antibodi terhadap virus,
seperti roto virus, polio dan campak.

c) ASI mengandung komposisi yang tepat\


Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari proporsi
yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan
6 bulan pertama.
d) Mengurangi kejadian karies dentis
Insidensi karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI. Kebiasaan menyusu dengan botol
atau dot akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula sehingga
gigi menjadi lebih asam.
e) Memberi rasa aman dana nyaman pada bayi dan adanya ikatan fisik antara ibu dan
bayi
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke kulit
bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.
f) Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan
merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak
menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan
akan mengurangi kemungkinan alergi.
g) ASI meningakatkan kecerdasan bagi bayi
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk
pematangan sel – sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI eksklusif
akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga
menjadikancanak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel – sel saraf otak.
h) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan
menghisap mulut bayi pada payudara
Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab mal oklusi rahang adalah kebiasaan
lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.

2. Manfaat ASI bagi Ibu


a) Mengurangi pendarahan setelah melahirkan
Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya
pendarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang. Mengapa demikian? Ini
karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga
untuk kontriksi/penutupan pembuluh darah sehingga pendarahan akan lebih cepat
berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan.
b) Mengurangi terjadinya anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena
kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi pendarahan.
c) Menjarangkan kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil.
Selama ibu memberi ASI Eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6
bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12
bulan.

d) Mengecilkan Rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali
ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat disbanding pada ibu
yang tidak menyusui.
e) Lebih cepat langsing kembali
Oleh karena menyusui membutuhkan energy, maka tubuh akan mengambilnya dari
lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang
menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil.
f) Mengurangi kemungkinan menderita kanker
Pada ibu yang memberikan ASI Eksklusif, umunya kemungkinan menderita kanker
payudara dan indung telur berkurang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
menyusui mengurangi kemungkinan terjadinya kanker. Pada umumnya bila semua
wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga
angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25%.
Beberapa penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan melindungi ibu dari
penyakit kanker indung telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukkan resiko
terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang 20-25%.
g) Lebih ekonomis atau murah
Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula,
perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan minum susu formula. Selain itu,
pemberian ASI juga menghemat pengeluaran untuk berobat bayi, misalnya biaya jasa
dokter, biaya pembelian obat-obatan, bahkan mungkin biaya perawatan di rumah
sakit.
h) Tidak merepotkan dan hemat waktu
ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak air, juga
tanpa harus mencuci botol, dan tampa menunggu agar susu tidak terlalu panas.
Pemberian susu botol akan lebih merepotkan terutama pada malam hari. Apalagi jika
persediaan susu habis pada malam hari maka kita harus repot mencarinya.
i) Portabel dan praktis
Mudah dibawa kemana-mana (portable) sehinggs dsst berpergian tidak perlu
membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak perlu membawa alat
listrik untuk memasak atau menghangatkan susu. ASI dapat diberikan di mana saja
dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/minum, serta dalam suhu yang selalu
tepat.
j) Memberi kepuasan bagi ibu
Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan,
dan kebahagiaan yang mendalam.

Hambatan Pada Ibu Menyusui


Salah satu tugas terpenting seorang ibu adalah menyusui bayinya. Menyusui menjadi
pengalaman menyenangkan bagi ibu. Namun selama menyusui, terjadi pasang surut. Bagi
beberapa orang menyusui adalah tugas mudah tetapi bagi yang lainnya mungkin sering terjadi
berbagai hambatan. Berikut beberapa permasalahan dan hambatan yang dihadapi ibu yang
menyusui:
1. Puting susu nyeri atau lecet
Selain karena posisi dan pelekatan yang tidak baik, juga dapat diakibatkan iritasi kulit
yang sensitif dengan lidah bayi atau akibat jamur.
2. Payudara bengkak
Payudara membengkak, sakit, puting kencang, kulit mengilat walau tidak merah,
terlihat pembuluh darah vena di permukaan payudara, dan ASI tidak keluar. Hal ini
disebabkan pengosongan payudara tidak berlangsung optimal, sering kali akibat bayi
jarang menyusu dan produksi ASI melimpah. Bisa juga karena posisi dan pelekatan
yang kurang tepat sehingga pengosongan payudara kurang optimal atau pembatasan
pengosongan payudara.
3. Saluran susu tersumbat
Tidak mengeluarkan susu secara rutin dari payudara dapat menyebabkan saluran
tersumbat. Muncul kemerahan dan benjolan lunak di salah satu wilayah. Benjolan
lunak di salah satu bagian payudara menunjukkan saluran tersumbat.Beberapa hal
yang dapat menyebabkan saluran asi tersumbat seperti jarang menyusui bayi, susu
mengental, atau memakai pakaian ketat.
4. Mastitis atau radang pada payudara
Peradangan pada payudara akibat sumbatan ASI yang terinfeksi. Payudara teraba
benjolan dimana kulit luarnya menjadi merah, terasa nyeri hebat dan panas. Ibu sering
mengeluh demam. Ada dua jenis mastitis, yaitu non-infective mastitis dan infective
mastitis (abses payudara). Yang kedua ini telah terinfeksi bakteri terutama
Staphylococcus virulent. Umumnya didahului puting lecet, saluran air susu tersumbat
atau pembengkakan payudara (engorgement).
5. Abses payudara
Jika daerah sekitar payudara ada benjolan, bisa jadi abses payudara. Abses terjadi jika
mastitis belum diatasi dengan baik. Ketika kita meraba bagian payudara yang
terindikasi abses, maka akan terasa wilayah tersebut seperti dipenuhi cairan. Kulit
yang terkena abses bisa berubah warna.
6. Kelainan anatomis pada puting susu
Kelainan yang sering dijumpai adalah puting lecet, puting datar, puting luka,
payudara bengkak, mastitis dan abses.
7. Kegagalan menyusui
Persiapan psikologis ibu bisa menjadi salah satu factor kegagalan menyusui karena
psikologis ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui. Ibu yang tidak mempunyai
keyakinan mampu memproduksi ASI umumnya akhirnya memang produksi ASI nya
berkurang. Stres, khawatir, ketidakbahagiaan ibu pada periode menyusui sangat
berperan dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif. Peran keluarga dalam
meningkatkan percaya diri ibu sangat besar.
8. Bayi enggan menyusu
Sulitnya bayi menyedot asi terjadi karena puting terlalu besar atau panjang. Puting
yang terbalik dapat menyebabkan bayi sulit menarik sehingga asi tidak keluar.
9. Ibu bekerja
Ibu bekerja memiliki waktu yang lebih banyak di luar, yang akhirnya tidak bisa
memberi ASI secara langsung kepada sang bayi.
10. Ikterus pada bayi yang minum ASI
Ikterus adalah pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit yang disebabkan
oleh penumpukan bilirubin.
Terkadang, ASI juga bisa menyebabkan ikterus pada bayi yang dikenal dengan istilah
ikterus ASI. Ada hubungan yang kuat antara menyusui dan hiperbilirubinemia, di
mana ada sejumlah besar bilirubin yang beredar dalam darah. Sebuah makalah yang
diterbitkan dalam Seminar Neonatology pada tahun 2002 menyatakan, bahwa bayi
yang mendapat ASI memiliki kadar bilirubin lebih tinggi daripada bayi yang diberi
susu formula. Alasan yang dikutip adalah asupan cairan dan kalori yang buruk,
ketidakmampuan untuk mencegah bilirubin dan penyerapan yang buruk di usus
bilirubin.
11. Bayi dengan kelainan anatomis pada bibir dan palatum (langit-langit mulut)
Pada bayi yang memiliki kelainan anatomis pada bibir dan palatum, bayi akan
mengalami kesulitan dalam koordinasi, pengolahan nafas, dan kesulitan mengisap
saat menyusui.
12. Bayi kembar
Pada kondisi ini, proses menyusui dapat menjadi suatu tantangan yang cukup berat
dan melelahkan. Karena menyusui bayi kembar tentu sangat menguras energi. Tetapi,
jangan sampai pengalaman memberi ASI kepada sang buah hati menjadi sesuatu yang
mengecewakan. Pasti ada banyak tips dan trik dalam memberikan ASI kepada si
kembar.
13. Bayi yang lahir dengan Operasi Seksio Sesaria
Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan pembiusan total
(narkose). Akibatnya, kolostrum ( air susu yang pertama kali ) tidak bisa dinikmati
bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia dilahirkan. Namun, apabila
dilakukan dengan pembiusan regional (misalnya spinal) tidak banyak mempengaruhi
produksi ASI.
14. Penyakit kronis pada ibu
Ibu yang mengidap HIV sebetulnya tak boleh menyusi bayi karena dapat menularkan
virus HIV pada bayinya lewat ASI. Selain itu, Ibu yang menderita tuberkulosis (TBC)
dan herpes simplex pada daerah payudara tidak boleh menyusui anaknya karena
sangat menular. Meskipun begitu, apabila ASI diperas dari payudara dan diberikan
dengan botol susu, ASI masih boleh diberikan karena tidak menular lewat ASI.

Dampak Tidak Menyusui


Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan
terbaik bagi bayi yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sekaligus memberikan kekebalan
tubuh pada bayi.
Namun, menyusui tidak semata-mata memberikan ASI. Proses menyusui juga memberi
stimulasi yang dibutuhkan bayi yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif bayi, melatih
keterampilan oromotor bayi, mengasah kecerdasan sosial bayi, hingga membentuk suatu proses
penting yaitu mother-infant bonding atau kelekatan antara ibu dan bayi.
Sedemikian pentingnya, sehingga tidak heran kalau menyusui disebut sebagai salah satu
langkah pertama bagi seorang manusia untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera.
Hal ini dimasukkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan 2030 yang dicanangkan bersama oleh negara-negara lintas
pemerintahan pada resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015 lalu.
Sayangnya, tidak semua orang mengetahui hal ini. Di Indonesia sendiri, meski tercatat
hampir 9 dari 10 ibu pernah memberikan ASI, namun penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) menemukan hanya 49,8 % ibu yang memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan sesuai
rekomendasi WHO.
Padahal rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif ini dapat berdampak pada kualitas
hidup generasi penerus bangsa dan juga pada perekonomian nasional. Berikut 4 dampak atau
beban yang dapat timbul di negeri kita bila ibu tidak menyusui bayinya sebagaimana dilansir
laman resmi IDAI:
1 . Bertambahnya kerentanan terhadap penyakit (baik anak maupun ibu)
Dengan menyusui, dapat mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),
kejadian diare dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat
berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga dapat
menurun 6-10%.
2 . Biaya kesehatan untuk pengobatan
Dengan mendukung ASI dapat mengurangi kejadian diare dan pneumonia sehingga biaya
kesehatan dapat dikurangi 256,4 juta USD atau 3 triliun tiap tahunnya.
3 . Kerugian kognitif yang berdampak hilangnya pendapatan bagi individual
ASI eksklusif dapat meningkatkan IQ anak, potensi mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik karena memiliki fungsi kecerdasan tinggi. Tentunya hal ini akan meningkatkan
potensi mendapatkan penghasilan yang lebih optimal. Tahukah anda dengan peningkatan
IQ dan pendapatan per kapita, negara dapat menghemat 16,9 triliun rupiah?
4 . Biaya susu formula
Di Indonesia, hampir 14% dari penghasilan seseorang habis digunakan untuk membeli
susu formula bayi berusia kurang dari 6 bulan. Dengan ASI eksklusif, penghasilan
orangtua dapat dihemat sebesar 14%.
Terbukti ibu yang didukung untuk menyusui, 2,5x akan lebih sukses dalam memberikas
ASI. Dukungan untuk menyusui harus diberikan oleh semua pihak meliputi, pemerintah,
tenaga kesehatan, masyarakat dan media.

Upaya Memperbanyak Produksi ASI

Banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Produksi dan pengeluaran ASI
dipengaruhi oleh dua hormon, yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumlah
produksi ASI, sedangkan oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran ASI. Prolaktin berkaitan
dengan nutrisi ibu, semakin asupan nutrisinya baik maka produksi yang dihasilkan juga banyak.
Namun demikian, untuk mengeluarkan ASI diperlukan hormon oksitosin yang kerjanya
dipengaruhi oleh proses hisapan bayi. Semakin sering puting susu dihisap oleh bayi maka
semakin banyak pula pengeluaran ASI. Hormon oksitosin sering disebut sebagai hormon kasih
sayang. Sebab, kadarnya sangat dipengaruhi oleh suasana hati, rasa bahagia, rasa dicintai, rasa
aman, ketenangan, relaks. Dalam krisis ekonomi dengan pemberian ASI eksklusif kepada bayi
akan mengurangi pengeluaran sekaligus juga mengurangi jumlah kematian balita (Depkes,
2000).
Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI :
1. Makanan
Faktor pertama yang perlu kamu evaluasi adalah makanan. Periksa kembali
kandungan gizi dan nutrisi yang ibu konsumsi untuk memperlancar produksi ASI.
Pastikan makanan banyak mengonsumsi protein, buah, dan sayuran hijau yang kaya
akan asam folat untuk menghasilkan ASI yang banyak dan berkualitas. 
2. Ketenangan jiwa dan pikiran
Ketenangan kejiwaan dan pikiran ibu sangat mempengaruhi metabolisme tubuhnya.
Hal inilah yang menyebabkan seorang ibu yang mengalami stres atau depresi akan
kesulitan untuk memproduksi ASI yang cukup untuk buah hati. Karena itu, cobalah
untuk terus menenangkan pikiran dengan banyak melakukan refreshing.
3. Penggunaan alat kontrasepsi
Ibu yang menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan perlu untuk
mempertimbangkan jenis alat kontrasepsi yang akan digunakan. Alat kontrasepsi
hormonal akan mengganggu kerja hormon yang nantinya berpengaruh pada
perubahan bentuk badan hingga mengganggu produksi ASI. 
4. Perawatan payudara
Saat menyusui, cobalah untuk rutin melakukan perawatan payudara agar tetap bersih,
sehat, dan terawat. Perawatan payudara juga mampu mempengaruhi produksi ASI
sebab proses hipofisis akan membantu tubuh mengeluarkan hormon praktilon dan
oksitosin. 
5. Anatomis buah dada
Ukuran payudara tidak mempengaruhi produksi ASI, karena yang mempengaruhi
produksi ASI yaitu jumlah kelenjar air susu dalam payudara ibu. Meskipun ukuran
payudara ibu kecil, tetapi kelenjar air susunya banyak, maka ibu tetap bisa
menghasilkan ASI yang banyak.

6. Fisiologi
Proses produksinya ASI dipengaruhi oleh hormon-hormon tertentu. Dua hormon yang
berperan penting dalam prosuksi ASI adalah hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon
prolaktin yang menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air susu.
7. Faktor istirahat
Faktor lainnya yang juga mempengaruhi dalam pengeluaran dan produksi ASI adalah
pola istirahat.Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga
berkurang. Pada bulan bilan pertama tentu ibu akan merasa sangat kurang istirahat
karena pola tidur buah hati yang bisa di belum teratur.
8. Faktor isapan anak
Semakin sering bayi menyusu  pada payudara ibu maka akan mempengaruhi pula
pada produksi dan pengeluaran ASI. Namun, ada hal yang berbeda dalam frekuensi
menyusu pada bayi cukup bulan dengan bayi yang lahir prematur.
9. Faktor obat-obatan
Obat-obatan yang dikonsumsi ibu selama masa menyusui mengandung hormon yang
dapat mempengaruhi hormon oksitosin dan prolaktin. Dimana kedua hormon ini
berfungsi untuk pengeluaran dan pembentukan ASI. Jika kedua hormon ini
terganggu, maka akibatnya pembentukan dan pengeluaran ASI pun akan mengalami
hambatan.
Peran Pemerintah Dalam Meningkatkan Pemberian ASI
Pengesahan PP No. 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada 1 Maret 2012
membuat semua pihak harus mendukung ibu menyusui. Tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan
wajib melakukan inisiasi menyusui dini, menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruang rawat.
Selain itu, ada juga keharusan penyediaan ruang menyusui di tempat kerja dan fasilitas umum
serta pembatasan promosi susu formula.
Sebagai langkah awal pemerintah akan membangun ruang menyusui yang dilengkapi
fasilitas penyimpan asi di kantor pemerintah di 42 Kabupaten/Kota pada 10 Provinsi.

KESIMPULAN
Penulis menyimpulkan bahwa ASI Eksklusif merupakan pemberian ASI selama 6 bulan
pertama kelahiran bayi tanpa adanya makanan atau minuman yang lainnya. Setelah 6 bulan
dilanjutkan dengan MPASI hingga berusia 2 tahun. Kandungan yang terdapat di dalam ASI
seperti laktosa, protein, mineral, air, lemak, dan immunoglobin, ASI sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi, salah satunya adalah membantu kecerdasan pada bayi.
Ketika menyusui, seorang ibu diharuskan untuk mengatur ketenangan jiwa dan pikirannya serta
diharuskan untuk cukup istirahat agar produksi ASI lebih banyak.
Pada saat menyusui, seorang ibu dapat memiliki hambata-hambatan tertentu seperti
memiliki penyakit kronis, puting susu nyeri saat menyusui, payudara mengalami bengkak,
radang pada payudara, abses payudara, bayi yang dilahirkan kembar, kegagalan menyusui, dan
lain sebagainya.
Pemerintah telah menetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian ASI Eksklusif yang harus dipatuhi oleh seluruh wanita menyusui. Pemerintah juga
menggerakan program-program tertentu agar seorang wanita mematuhi peraturan ASI Eksklusif.
Pemerintah membangun ruang khusus menyusui pasa setiap pusat perbelanjaan.

DAFTAR PUSTAKA
Kristiyanasari, Weni, dkk. 2009. ASI, MENYUSUI DAN SADARI. Yogyakarta: Nuha Medika.
Roesli, Utami, dkk. 2009. MENGENAL ASI EKSKLUSIF. Jakarta: Trubus Agriwidya.
MZW. 2012. ASI Eksklusif Wajib. Jakarta: KOMPAS.com.
Soetjiningsih. 1997. ASI PETUNJUK UNTUK TENAGA KESEHATAN. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Purba, Fatimah Berliana Monika. 2014. Buku Pintar ASI dan Menyusui. Jakarta: Noura Book
Publishing.
Prasetyono, Dwi Sunar. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jakarta: Diva Press.

Anda mungkin juga menyukai