Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Mutu Layanan Kebidanan dan Kewirausahaan
Dosen Pembimbing :
Mega Dewi Lestari, SST., M.Keb.
Disusun oleh :
Depi Ayu Pratiwi (311118091)
Kelas : 3B
2020
Standar 12 : Penanganan Kala II dengan gawat darurat janin melalui episiotomy
Tujuan Memberikan pelayanan intranatal care yang tepat dan cepat dalam penanganan
kegawatdaruratan kala II untuk mempercepat persalinan dengan tindakan episiotomi jika ada
tanda gawat janin guna menghindari adanya keterlambatan dan komplikasi.
Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II
yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan,
diikuti dengan penjahitan perineum.
Hasil
1. Bidan dapat mendiagnosa dengan tepat dan melakukan penanganan sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan
Prasyarat
1. Bidan memiliki keterampilan terlatih dalam melakukan episiotomi dan penjahitan
perineum secara benar
Proses
Jika ada tanda gawat janin berat dan kepala sudah telihat pada vulva , episiotomi mungkin
salah satu dari beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan
janin.
Bidan harus :
2. Memberitahu ibu tentang perlunya episiotomi dilakukan dan yang akan dirasakannya
5. Begitu bayi lahir , keringkan dan stimulasi bayi. Mulai melakukan resusitasi bayi baru
lahir jika diperlukan ( lihat standar 24).
6. Lahirkan plasenta dan selaput ketuban secara lengkap mengikuti langkah- langkah
penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga, sesuai dengan standar 11. Periksa perineum
untuk menentukan tingkat luka episiotomyi, perluasan episiotomi dan / laserasi.
7. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan , dengan menggunakan teknik
aseptic, berikan anastesi lokal ( lidokain 1% ), lalu jahit perlukaan dan/ laserasi dengan
peralatan steril/ DTT. ( lihat standar 12).
8. Lakukan jahitan sekitar 1 cm di atas ujung luka episiotomy atau laserasi di dalam vagina .
lakukan penjahitan secara berlapis, mulai dari vagina kea rah perineum, lalu teruskan
dengan perineum.
9. Sesudah penjahitan , lakukan masase uterus untuk memastikan bahwa uterus berkontraksi
dengan baik. Pastikan bahwa tidak ada kasa yang tertinggal di vagina dan masukkan jari
dengan hati- hati ke rectum untuk memastikan bahwa penjahitan tidak menembus dinding
rectum . bila hal tersebut terjadi , lepaskan jahitan dan lakukan jahitan ulang. Lepaskan
sarung tangan yang sudah terkontaminasi .
10. Kenakan sarung tangan yang bersih , bersihka perineum dengan air matang , buatlah ibu
merasa bersih dan nyaman. Periksa apakah perdarahan dari daerah insisi sudah berhenti.
Bila perdarahan masih ada, periksa sumbernya. Bila berasal dari luka episiotomy,
temukan titik perdarahan dan segera ikat, jika bukan ikuti satandar 21.
11. Pastikan agar ibu di beritahu agar menjaga perineum tetap bersih dan kering serta
menggunakan pembalut wanita/ kain bersih yang sudah di jemur. Catat semua perawatan
dan temuan dengan seksama. Ikuti standar 14 untuk perawatan postpartum.
INGAT!!
2. Episiotomy hanya bermanfaat pada kala dua, ketika perineum sudah meregang .
dan kepala sudah tampak pada vulva . jika kepala masih tinggi ibu segera di rujuk,
kecuali bidan terlatih dan terampil dan melakukan ekstraksi vakum.
3. Melakukan dorongan pada fundus adalah berbahaya dan tidak akan mempercepat
proses persalina .
4. Tanda- tanda gawat janin adalah : DJJ di bawah 100 kali/ menit atau 180 kali/
menit atau DJJ tidak segera kembali normal setelah his.