Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Persalinan Normal

No. Dokumen : 440/0000/SOP/


PKMMGR/2019
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : April 2019
Halaman : 1/2
UPT Drg. Rizki Hamdi
Puskesmas Manggar NIP.197802262011011001
1. Pengertian Asuhan Persalinan Normal adalah Pendekatan yang diberikan oleh bidan
agar memberikan pelayanan persalinan yang bersih dan akan menjadikan
setiap pelayanan persalinan dan upaya pencegahan komplikasi tentang
pendarahan pada persalinan dan hipotermia serta asfiksia bayi baru lahir.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan pelayanan
persalinan, obstetric gawat darurat ataupun neonatal gawat darurat.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Manggar Nomor
440/0007/SK/PKMMGR/2019 tentang Perubahan Surat Keputusan Kepala
UPT Puskesmas Manggar Nomor 005/SK/PKMMGR/V/2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Manggar.
4. Referensi PPIBI,Buku Acuan MIDWIFERY UPDATE,PPIBI,2016.
JNPK-KR,Buku Pedoman PONED,JNPK-KR,2008.
5. Prosedur/ A. Mengenali tanda gejala kala II
Langkah-langkah 1. Petugas mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan
B. Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Petugas memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat- obatan
esensial:
 kain
 handuk bersih dan kering
 lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
 Menyiapkan oksitosin 10 unit
 alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3. Petugas memakai celemek plastik.
4. Petugas melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai.
5. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan tangan dengan tissu atau handuk pribadi yang
bersih dan kering.
6. Petugas memakai sarung tangan dengan DTT untuk melakukan
periksa dalam.
7. Petugas memasukan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan
tangan yang memakai sarung tanga DTT dan steril (pastikan tidak
terjadi kontaminasi pada alat suntik).
8. Petugas membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan
hati-hati dari depan ke belakang menggunakan kapas atau kasa yang
dibasahi air DTT.
9. Petugas melakukan periksa dalam memastikan pembukaan lengkap,
bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi.
10.Petugas melakukan dekontaminasi sarung tangan dengan cara
mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5 % kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan
terbalik dalam larutan 0,5 % selama 10 menit,Cuci kedua tangan
setelah sarung tangan dilepaskan.
11.Petugas memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat
relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
(120-160 kali/menit).
12.Petugas mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
13.Petugas mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
C. Pelaksanaan
1. Petugas memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang
nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
2. Petugas meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran
(bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu
ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman).
3. Petugas melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu meras
dorongan kuat untuk meneran.
 Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif;
 Dukung dan beri semangat padasaat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama
 Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
 Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir (setelah
120 menit 2 jam) meneran (prigmagravida) atau 60 menit (1 jam)
meneran multigravida.
4. Petugas menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan
untuk meneran 60 menit.
5. Petugas meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di
perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6
cm.
6. Petugas meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah
bokong ibu.
7. Petugas membuka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan.
8. Petugas memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
9. Petugas memfasilitasi pertolongan setelah tampak kepala bayi
dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka petugas melindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kai bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
perlahan sambil bernafas cepat dan dangkal.
10. Petugas memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses
kelahiran bayi.
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian
atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
tempat dan potong diantara klem tersebut.
11. Petugas menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
12. Petugas memegang secara biparental setelah kepala melakukan
putaran paksi luar, anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.
Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
13. Petugas menggeser tangan bawah ke arah perinemum ibu untuk
menyanggah kepala setelah kedua bahu lahir, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
14. Petugas melakukan penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki setelah tubuh dan lengan lahir. Petugas
memegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan
pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari
lainnya).
15. Petugas melakukan penilaian (selintas)
 Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif?
 Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap,
petugas segera melakukan tindakan resusitasi-langkah 15 ini
berlanjut ke langkah-langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir
dengan asfiksia.
16. Petugas mengeringkan dan memposisikan tubuh bayi diatas perut
ibu
 Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
(tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan
 Ganti handuk basah dengan handuk yang kering
 Pastikan bayi dalam kondisi mantap diatas perut ibu.
17. Petugas memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada
bayi lain dalam uterus (hamil tunggal).
18. Petugas memberitahukan pada ibu, bahwa penolong akan
menyuntikan oksitosin (agar terus berkontraksi baik).
19. Petugas menyuntikkan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha
atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan
oksitosin) dalam waktu 1 (satu) menit setelah bayi lahir.
20. Petugas menjepit tali pusat (dua menit setelah bayi lahir (pada sekitar
3 cm dari pusar (umbilikus) bayi dengan menggunakan klem. Dari sisi
luar klem penjebit, dorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan
lakukan pejepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama.
21. Petugas memotong dan mengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit
kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi)
diantara 2 klem tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawan dan
lakukan ikatan kedua menggunakan dengan simpul kunci
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan.
22. Petugas menempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit
bayi dengan cara meletakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada
ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di
dinding dada perut ibu,Usahakan kepala bayi berada diantara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
23. Petugas menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang
topi di kepala bayi.
24. Petugas memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm
dari vulva.
25. Petugas meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi
atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
26. Petugas menegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang
lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorsokranial) secara
hati-hati (untuk mencegah inversion uteri) setelah uterus
berkontraksi. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu timbul kontraksi, minta ibu, suami
atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu.
27. Petugas melakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali
pusat dengan arah sejajar lantai kemudian ke arah atas, mengikuti
poros jalan lahir (tetap lakukan dorso-kranial);
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit,lakukan peregangan
tali pusat:
- Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
- Lakukan kateterisasi (aseptic) jika kandung kemih penuh
- Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
- Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya;
- Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah
bayi lahir
- Jika terjadi pendaraham, lakukan plasenta manual.
28. Petugas melahirkan plasenta dengan kedua tangan Saat plasenta
muncul di introitus vagina. Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada
wadah yang telah disediakan.
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput, kemudian gunakan jari-
jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian
selaput yang tertinggal.
29. Petugas melakukan masase uterus Segera setelah plasenta dan
selaput ketuban lahir, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
mesase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)
 Lakukan tidakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi
setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/mesase.
30. Petugas memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi
dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh, masukkan plasenta
ke dalam kantung plstik atau tempat khusus.
31. Petugas mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perinemum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan
pendarahan, bila ada robekan yang menimbulkan pendarahan aktif,
segera lakukan penjahitan.
32. Petugas memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi pendarahan pervaginam.
33. Petugas memberi cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi
(di dada ibu paling sedikit 1 jam)
 Sebagan besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui
dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya
berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu
payudara
 Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu
 Lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotic
profilaksis dan vitamin K1 1 mg intramuskulur di paha kiri
anterolateral setelah satu jam kontak kulit ibu-bayi.
34. Petugas memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B (setelah satu
jam pemberian vitamin K1) di paha kanan anterolateral
 Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewktu waktu bisa
disusukan
 Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil
menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi
berhasil menyusu.
35. Petugas melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
pendarahan pervaginam.
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan;
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan;
 Setiap20-30menit pada jam kedua pascapersalinan
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan
yang sesuai dengan menatalaksanakan atonia uteri.
36. Petugas mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan mesase uterus
dan menilai kontraksi.
37. Petugas mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
38. Petugas memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pasca persalinan.
 Memeriksa temperatur tubuh ibu setiap jam selama 2 jam
pertama pasca persalinan
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
39. Petugas memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa
bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal
(36,5 – 37 derajat celcius).
40. Petugas menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0.5 % untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi.
41. Petugas membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai.
42. Petugas membersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan
sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering.
43. Petugas memastikan ibu meras nyaman, bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya.
44. Petugas melakukan dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan
klorin 0,5 %.
45. Petugas mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5 %, balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan
klorin 0,5 % selama 10 menit.
46. Petugas mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi
yang kering dan bersih.
47. Petugas melengkapi partograf (halaman depan dan belakang),
periksa tanda vital dan asuhan kala IV.
48. Petugas mendokumentasikan di rekam medis dan form lainnya.
6. Diagram Alir
Petugas
Petugas memastikan Petugas memakai
mendengar dan kelengkapan celemek plastik
melihat tanda peralatan, bahan
kala dua dan obat- obatan
esensial
persalinan

Petugas mencuci tangan


dengan sabun dan air bersih Petugas melepaskan dan
mengalir kemudian keringkan menyimpan semua perhiasan
tangan dengan tissu atau yang dipakai.
handuk pribadi yang bersih dan
kering.

Petugas memasukan
oksitosin ke dalam
Petugas memakai
tabung suntik
sarung tangan Petugas
(gunakan tangan
dengan DTT untuk membersihkan vulva
yang memakai
melakukan periksa dan perineum,
sarung tanga DTT
dalam menyekanya dengan
dan steril (pastikan
tidak terjadi hati-hati dari depan
kontaminasi pada ke belakang
alat suntik). menggunakan kapas
atau kasa yang
dibasahi air DTT

Petugas melakukan
dekontaminasi sarung
tangan dengan cara
mencelupkan tangan
yang masih memakai
sarung tangan ke Petugas melakukan
Petugas memeriksa dalam larutan klorin periksa dalam
denyut jantung janin 0,5 % kemudian memastikan
(DJJ) setelah lepaskan dan rendam pembukaan lengkap,
kontraksi/saat dalam keadaan terbalik bila selaput ketuban
relaksasi uterus untuk dalam larutan 0,5 % dalam pecah dan
memastikan bahwa selama 10 menit,Cuci pembukaan sudah
DJJ dalam batas kedua tangan setelah lengkap maka
normal (120-160 sarung tangan lakukan amniotomi
kali/menit) dilepaskan
7. Unit Terkait 1. Pendaftaran
2. Poli KIA/KB
3. RTGD
4. Farmasi

8. Rekam Historis Halaman yang Isi perubahan Tanggal


No Yang dirubah
Perubahan dirubah berlaku
Asuhan Persalinan Normal

No. Dokumen : 440/0683/DT/


PKMMGR/2019
DAFTAR
No. Revisi :00
TILIK
Tanggal Terbit :30 April 2019
Halaman :1/5

Unit : …………………………………………………………………...
Nama Petugas :……………………………………………………………..........
Tanggal Pelaksanaan : …………………………………………………………….........

No Kegiatan Ya Tidak Tidak


Berlaku
A. Mengenali tanda gejala kala dua
1. Apakah petugas mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan
?
B. Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Apakah petugas memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan
obat- obatan esensial?
3. Apakah Petugas memakai celemek plastik?
4. Apakah Petugas melepaskan dan menyimpan semua perhiasan
yang dipakai?
5. Apakah Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissu atau handuk
pribadi yang bersih dan kering?
6. Apakah Petugas memakai sarung tangan dengan DTT untuk
melakukan periksa dalam?
7. Apakah Petugas memasukan oksitosin kedalam tabung suntik
(gunakan tangan yang memakai sarung tanga DTT dan steril
(pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)?
8. Apakah Petugas membersihkan vulva dan perinemum,
menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang
menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
9. Apakah Petugas melakukan periksa dalam memastikan
pembukaan lengkap, bila selaput ketuban dalam pecah dan
pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi?
10. Apakah Petugas melakukan dekontaminasi sarung tangan dengan
cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5 % kemudian lepaskan dan rendam dalam
keadaan terbalik dalam larutan 0,5 % selama 10 menit. Cuci kedua
tangan setelah sarung tangan dilepaskan?
11. Apakah Petugas memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah
kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam
batas normal (120-160 kali/menit)?
12. Apakah Petugas mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak
normal?
13. Apakah Petugas mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan
dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya
pada partograf?
B. pelaksanaan
1 Apakah Petugas memberitahukan bahwa pembukaan sudah
lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan
posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya?
2 Apakah Petugas meminta keluarga membantu menyiapkan posisi
meneran (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang
kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang
diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)?
3 Apakah Petugas melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu
meras dorongan kuat untuk meneran?
4 Apakah Petugas menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada
dorongan untuk meneran 60 menit?
5 Apakah Petugas meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan
bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm?
6 Apakah Petugas meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian
dibawah bokong ibu?
7 Apakah Petugas mebuka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan?
8 Apakah Petugas memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan?
9 Apakah Petugas memfasilitasi pertolongan setelah tampak kepala
bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka petugas
melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kai
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan
ibu untuk meneran perlahan sambil bernafas cepat dan dangkal?
10 Apakah Petugas memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera
lanjutkan proses kelahiran bayi?
11 Apakah Petugas menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi
luar secara spontan?
12 Apakah Petugas memegang secara biparental Setelah kepala
melakukan putaran paksi luar,. Anjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian
gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang?
13 Apakah Petugas menggeser tangan bawah kearah perinemum ibu
untuk menyanggah kepala setelah kedua bahu lahir, lengan dan
siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas?
14 Apakah Petugas melakukan penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki Setelah tubuh dan lengan lahir.
Petugas memegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara
kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-
jari lainnya)?
15 Apakah Petugas melakukan penilaian (selintas)?
16 Apakah Petugas mengeringkan dan memposisikan tubuh bayi
diatas perut ibu?
17 Apakah Petugas memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan
tidak ada bayi lain dalam uterus (hamil tunggal)?
18 Apakah Petugas memberitahukan pada ibu, bahwa penolong akan
menyuntikan oksitosin (agar terus berkontraksi baik)?
19 Apakah Petugas menyuntikkan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di
1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin) dalam waktu 1 (satu) menit setelah bayi
lahir?
20 Apakah Petugas menjepit tali pusat (dua menit setelah bayi lahir
(pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi dengan
menggunakan klem. Dari sisi luar klem penjebit, dorong isi tali pusat
kearah distal (ibu) dan lakukan pejepitan kedua pada 2 cm distal
dari klem pertama?
21 Apakah Petugas memotongan dan mengikatan tali pusat?
22 Apakah Petugas menempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit
ibu ke kulit bayi dengan cara meletakkan bayi dengan posisi
tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel dengan baik di dinding dada perut ibu. Usahakan kepala
bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari
puting payudara ibu?
23 Apakah Petugas menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
pasang topi di kepala bayi?
24 Apakah Petugas memindahkan klem pada tali pusat hingga
berjarak 5-10 cm dari vulva?
25 Apakah Petugas meletakkan satu tangan diatas kain pada perut
ibu, ditepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain
menegangkan tali pusat?
26 Apakah Petugas menegangkan tali pusat kearah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas
(dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri)
setelah uterus berkontraksi. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu timbul kontraksi,
minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi
putting susu?
27 Apakah Petugas melakukan penegangan dan dorongan dorso-
kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai kemudian ke
arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan dorso-kranial)?
28 Apakah Petugas melahirkan plasenta dengan kedua tangan Saat
plasenta muncul di introitus vagina. Pegang dan putar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan?
29 Apakah Petugas melakukan masase uterus Segera setelah
plasenta dan selaput ketuban lahir, letakkan telapak tangan di
fundus dan lakukan mesase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)?
30 Apakah Petugas memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu
maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh,
masukkan plasenta ke dalam kantung plstik atau tempat khusus?
31 Apakah Petugas mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina
dan perinemum. Lakukan penjahitan bila laserasui menyebabkan
pendarahan, bila ada robekan yang menimbulkan pendarahan aktif,
segera lakukan penjahitan?
32 Apakah Petugas memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan
tidak terjadi pendarahan pervaginaan?
33 Apakah Petugas memberi cukup waktu untuk melakukan kontak
kulit ibu-bayi (di dada ibu paling sedikit 1 jam)?
34 Apakah Petugas memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B
(setelah satu jam pemberian vitamin K1) di paha kanan
anterolateral?
35 Apakah Petugas melanjutkan pemantauan kontraksi dan
mencegah pendarahan pervaginam?
36 Apakah Petugas mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan
mesase uterus dan menilai kontraksi?
37 Apakah Petugas mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan
darah?
38 Apakah Petugas memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap
30 menit selama jam kedua pasca persalinan?
39 Apakah Petugas memeriksa kembali kondisi bayi untuk
memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit)
serta suhu tubuh normal (36,5 – 37 derajat celcius?
40 Apakah Petugas menempatkan semua peralatan bekas pakai
dalam larutan klorin 0.5 % untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci
dan bilas peralatan setelah didekontaminasi?
41 Apakah Petugas membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai?
42 Apakah Petugas membersihkan badan ibu menggunakan air DTT.
Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering?
43 Apakah Petugas memastikan ibu meras nyaman, bantu ibu
memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman
dan makanan yang diinginkannya?
44 Apakah Petugas melakukan dekontaminasi tempat bersalin dengan
larutan klorin 0,5 %?
45 Apakah Petugas mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam
larutan klorin 0,5 %, balikkan bagian dalam ke luar dan rendam
dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit?
46 Apakah Petugas mencuci kedua tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir kemudian keringkan dengan tissu atau handuk
pribadi yang kering dan bersih?
47 Apakah Petugas melengkapi partograf (halaman depan dan
belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV?
48 Apakah Petugas mendokumentasikan di rekam medis dan form
lainnya?
Jumlah

Compliance Rate (CR)…………………………………………%

Manggar,……………..
Pelaksana/Auditor

(………………………….)
Nomor : 440/ /SOP/ PKMMGR/2019
Revisi Ke : 00
Berlaku Tanggal : 30 April 2019
Halaman : 1/9

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

Ditetapkan
Kepala UPT Puskesmas Manggar

Drg.RIZKI HAMDI
NIP.19780226 201101 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS MANGGAR
Jl. Jenderal Sudirman Desa Kurniajaya Kecamatan Manggar Telp. (0719) 91017
Email:puskesmanggarbeltim@gmail.com

DAFTAR TILIK (DT)

ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

Ditetapkan
Kepala UPT Puskesmas Manggar

Drg.RIZKI HAMDI
NIP.19780226 201101 1 001
Nomor : 440/ /DT/ PKMMGR/2019
Revisi Ke : 00
Berlaku Tanggal : 30 April 2019
PEMERINTAH KABUPATEN Halaman : 1/4
BELITUNG TIMUR
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS MANGGAR
Jl. Jenderal Sudirman Desa Kurniajaya Kecamatan Manggar Telp. (0719) 91017
Email:puskesmanggarbeltim@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai