Anda di halaman 1dari 8

PENANGANAN PERSALINAN

No. Dokumen : 002/SOP/II/2021


No. Revisi : 00
SOP
Tgl. Terbit : 24 FEBRUARI 2021
Halaman : 1/2
Amalina Mahmudah
PMB SST
AMALINA
1. Pengertian Persalinan Adalah Proses Dimana Bayi, Plasenta Dan Selaput Ketuban
Keluar Dari Uterus Ibu.
Asuhan Persalinan Normal Adalah Persalinan Yang Dimulai Secara
Spontan, Resiko Rendah Pada Awal Persalinan Dan Tetap Demikian
Selama Proses Persalinan. Bayi Dilahirkan Secara Spontan Dalam
Presentasi Belakang Kepala Pada Usia Kehamilan Antara 37 – 42
Minggu Lengkap. Setelah Persalinan Ibu Maupun Bayi Dalam Keadaan
Baik
2. Tujuan Sebagai Acuan Petugas Dalam Melakukan Asuhan Persalinan Normal
Dalam Keadaan Darurat.
3. Referensi 1) Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jilid Ii, Dep.Kes Ri Tahun
1990/1991
2) Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal,Dep. Kes
Ri Tahun 2008
4. Prosedur A. Persiapan
1. Alat
a. Partus Set
b. Celemek
c. Kaca Mata Google
d. Sepatu Boot
e. Lampu Sorot
f. Slem Suiquer
g. Tutup Kepala
h. Masker

2. Bahan
a. Handuk
b. Baju Dan Selimut Bayi
c. Baju Ibu
d. Pembalut

1
e. Kasa Steril
f. Oksitosin
g. Metergin
h. Vit K
i. Spuit 3cc
j. Spuit 1cc
k. Betadine
l. Air Dtt
m. Tali Pusat

B. Langkah-langkah
I. Melihat tanda dan gejala kala II
1. Petugas mengamati tanda dan gejala persalinan kala II :
a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran/mengejan
b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum
atau vaginanya
c) Perineum menonjol
d) Vulva vagina dan spinkter anal membuka

II. Menyiapkan pertolongan persalinan


2. Petugas memastikan perlengkapan bahan dan obat-obatan
esensial siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin dan
menempatkan spuit 3 ml di dalam partus set.
3. Petugas mengenakan celemek plastik yang bersih
4. Petugas melepaskan semua perhiasan yang dipakai lalu mencuci
kedua tangan denga sabun dan air bersih yang mengalir serta
mengeringkan tangan dengan handuk kering.
5. Petugas memakai sarung tangan steril untuk pemeriksaan dalam
6. Petugas menghisap oksitosin ke dalam spuit 3 ml lalu
meletakkannya kembali dalam partus set.

III. Memastikan Pembukaan lengkap dan keadaan janin baik


7. Petugas membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas yang sudah
dibasahi air DTT lalu membuang kasa yang terkontaminasi
dalam wadah yang benar.
8. Petugas melakukan pemeriksaan dalam. Bila selaput ketuban
belum pecah sedang pembukaan sudah lengkap lakukan
amniotomi.

2
9. Petugas mendekontaminasi sarung tangan ke dalam larutan clorin
0,5% dan merendamnya selama 10 menit lalu mencuci tangan
10. Petugas memeriksa DJJ setelah konstraksi berakhir
a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak sesuai
b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan
semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya dalam
partograf

IV. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan


meneran/mengejan
11. Petugas memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik serta membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman
sesuai keinginannya
12. Petugas meminta keluarga membantu menyiapkan posisi ibu
untuk meneran/mengejan
13. Petugas melakukan pimpinan meneran/mengejan saat ibu
mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran/mengejan
a. Membimbing ibu meneran/mengejan saat ibu mempunyai
keinginan untuk meneran/mengejan.
b. Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara konstraksi
c. Memberikan asupan cairan peroral
d. Menilai DJJ setiap 5 menit
e. Lakukan rujukan bila bayi belum lahir 2 jam setelah
meneran/mengejan untuk primipara dan 1 jam
meneran/mengejan untuk multipara.
14. Petugas menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada
dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

V. Persiapan pertolongan kelahiran bayi


15. Petugas meletakkan handuk bersih di perut ibu jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16. Petugas meletakkan kain yang bersih dilipat sepertiga bagian
dibawah bokong ibu
17. Petugas membuka partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
18. Petugas memakai sarung tangan steril

VI. Menolong kelahiran bayi

3
19. Petugas melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
kain tadi saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5 – 6
cm, letakkan tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan
yang lembut serta tidak menghambat pada kepala bayi,
membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Jika ada mekonium
dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung bayi setelah
kepala lahir menggunakan penghisap lendir de lee steril. Menyeka
muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau kasa bersih.
20. Petugas memeriksa lilitan tali pusat, jika tali pusat melilit leher
janin dengan longgar lepaskan lewat bagian atas kepala bayi. Jika
tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua
tempat dan memotongnya.
21. Petugas menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi
luar secara spontan.
22. Petugas menempatkan kedua tangan masing-masing disisi muka
bayi (setelah kepala melakukan putaran paksi luar) lalu
menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior
muncul di bawa arkus pubis dan kemudian menarik ke arah atas
dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
23. Petugas menggeser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah (setelah kedua
bahu lahir) lalu gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
24. Petugas menelusurkan tangan yang ada di atas dari punggung ke
arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki lahir
(setelah tubuh dan lengan lahir) lalu memegang kedua mata kaki
bayi dan dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

VII. Penanganan Bayi baru lahir


25. Petugas menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi si
atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari
tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi
ditempat yang memungkinkan).
26. Petugas mengeringkan bayi, membungkus kepala bayi dan badan
bayi kecuali bagian tali pusat dan mengganti handuk basah
dengan handuk kering, biarkan bayi di atas perut ibu.
27. Petugas memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada
lagi bayi dalam uterus
28. Petugas memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik agar uterus

4
berkontraksi dengan baik.
29. Petugas menyuntikkan oksitosin 10 unit IM di sepertiga paha atas
bagian distal lateral (dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir)
30. Petugas menjepit tali pusat dengan klem, kira-kira 3 cm dari bayi
( setelah 2 menit pasca persalinan ) lalu mendorong isi tali pusat
ke arah distal atau ibu dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm tali
distal dari klem pertama.
31. Petugas memotong dan mengikat tali pusat :
a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang dijepit dan
lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi,
kemudian lingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
c) Lepaskan klem dan masukkan ke dalam wadah yang telah
disediakan
32. Petugas meletakkan bayi agar kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi
sehingga menempel di dada atau perut ibu. Usahakan kepala bayi
diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting
payudara ibu.
Petugas menyelimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan
pasang topi di kepala bayi

VIII. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III


33. Petugas memindahkan klem pada tali pusat hinga berjarak 5-10
cm dari vulva.
34. Petugas meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di
tepi atas simpisis, untuk mendeteksi. Tangan lain memegang tali
pusat.
35. (setelah uterus berkontraksi ) Petugas menegangkan tali pusat ke
arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah
belakang atas atau dorsokranial secara hati-hati. Jika plasenta
tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedur di atas.
36. Petugas melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial
hingga plasenta terlepas. Minta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai, dan kemudian ke
arah atas. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem

5
hinga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit, menegangkan tali
pusat:
a) Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
b) Lakukan kateterisasi jika kandung kemih penuh
c) Minta keluarga menyiapkan rujukan
d) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
e) Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalm 30 menit setelah
bayi lahir
f) Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual
37. (saat plasenta muncul di introitus vagina ) Petugas melahirkan
plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin. Kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada tempat yang telah disediakan.
38. (segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir ) Petugas
melakukan massage uterus
39. Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan
perineum lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 atau 2
atau menimbulkan perdarahan. Bila ada robekan yang
menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjahitan.

IX. Menilai Perdarahan


40. Petugas memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel
kepada ibu maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan
bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di
dalam kantung plastik atau tempat khusus.
X. ASUHAN PASCA PERSALINAN
41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
42. Pastikan kandung kemih kosong jika penuh lakukan katerisasi.
Evaluasi
43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klori 0,5 % bersihkan noda darah dan cairan tubuh dan
bilas di air tanpa melepas sarung tangan kemudian keringkan .
44. Ajari ibu masasse dan menilai kontraksi
45. Memeriksa nadi dan pastikan keadaan umum ibu baika
46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bayi bernafas dengan baik.
Kebersihan dan keamanan

6
48. .Petugas membersihkan ibu dengan menggunakan air desinfeksi
tingkat tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir, dan darah.
Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering. Petugas
mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan
dengan larutan klorin 0,5% dan membilasnya dengan air bersih
49. Petugas memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu
membersihkan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan
ibu minuman dan makanan yang diinginkan
50. Petugas menempatkan semua peralatan bekas pakai dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.cuci
dan bilas setelah dekontaminasi.
51. Buang bahan bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan clorin
53. Celupkan tangan yang memakai sarung tangan kedalam larutan
clorin 0.5%. lepas sarung tangan secara terbalik dan rendam
dalam larutan clorin selama 10 menit
54. Petugas mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
55. Pakai sarung tangan bersih /DTT untuk memberikan vit k 1 mg
IM di paha kiri bawah lateral dan salep mata profilaksis infeksi
dalam 1 jam
56. Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan (setelah 1 jam kelahiran
bayi) Pastikan kondisi bayi tetap baik setiap 15 menit.
57. Setelah 1 jam pemberian vit k berikan suntikkan imunisasi HB 0
di paha kanan bawah lateral.
58. Lepaskan sarung tangan secara terbalik dan rendam dalam
larutan clorin 0.5%
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan.
60. Petugas melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).
5. Diagram Alir -
6. Hal-Hal -
Yang Perlu
Diperhatikan
7. Unit Terkait 1. Puskesmas Pembantu
2. Ruang KIA
3. Ruang Bersalin
8. Dokumen a. Rekam Medis
Terkait

7
b. Catatan Medik

Rekaman Historis Perubahan


Tanggal Mulai di
No Yang Diubah Isi Perubahan
berlakukan

Anda mungkin juga menyukai