1. Pengertian Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter,dan tenaga
para medis lainnya). Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli
dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih
terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau
dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga
mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
2. Tujuan Mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
3. Kebijakan -
4. Referensi Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal tahun 2017
5. Prosedur Intruksi Kerja
I. MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA DUA
Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
Ibumerasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan
vagina
Perineum tampak menonjol
Vulva dan spingter ani membuka.
LAHIRNYA KEPALA
19. Setelah tampak kepala bayi dg diameter 5-6cm,membuka vulva,maka
lindungi tangan yang dilapisi dengan dengan kain bersih dan
kering.Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirrnya kepala.Anjurkan ibu untuk meneran
perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat,dan ambil tindakan yang
LAHIRNYA BAHU
22. Setelah kepala melakukan putar paksi luar,pegang secara biparietal.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan
kepala kea rah bawah dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI
23. Setelah kedua bahu lahir,geser tangan bawah kearah perineum ibu
untuk menyangga kepala,lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan sikiu sebelah
atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung,bokong,tungkai dan kaki,pegang kedua mata kaki (masukan
telunjuk di antara kaki dan pegang masing2 mata kaki dg ibu jarai dan
jari 2 lainnya ).
VII.PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Lakukan penilan selintas
a. Apakah bayi menangis kuat atau bernafas tanpa kesulitan.
b. Apakah bayi bergerak aktif.
26. Keringkan tubuh bayi,mulai dari muka,kepla,danbagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersikan vernik.Ganti handuk basah
dg handuk yang kering.Biarkan bayi di atas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus.
28. Beritahu ibu bahwa akan di suntik oksitosin,agar uterus berkontraksi
dengan baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir,suntikan oksitosin 10 U IM.
30. Setelah 2 menit pascapersalinan,jepit tali pusat dengan klem kira kira
3cm dari pusat bayi.,mendorong isi tali pusat kea rah distal dan jepit
kembali.tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
32. Letakkan bayi agar ada kontak dengan kulit ibu ke kulit bayi.Letakan
bayi tengkurap di dada ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cmdari vulva.
MENGELUARKAN PLACENTA
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso cranial hingga plasenta
terlepas,minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas mengikuti proses jalan
lahir (tetap lakukan tekanan dorso cranial)
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirlah placenta
Jika placenta tidak lepas setelah 15 menit menengangkan tali pusat :
1. Beri dosis ulangan oksitoin 10 unit IM
2. Lakukan katerisasi/aseptic jika kandung kemih penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi penengangan tali pusat 15 menit berikutnya
5. Segera rujuk, jika placenta tidak lahir jika bayi tidak l;ahir 15 menit
setelah bayi lahir. Bila terjadi perdarahan lakukan placenta
manual.
38. Saat placenta muncul di introitus vagina, keluarkan placenta
menggunakan kedua tangan. Pegang dan putar placenta, hingga selaput
ketuban terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan placenta di wadah
yang sudah disediakan
Jika selaput ketuban robe, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput, kemudian gunakan jari - jari
tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan selaput yang
tertinggal.
EVALUASI
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi
2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
Setiap 15 menit 1 jam pertama pascapersalinan
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang
sesuain untuk menatalaksanan atonia uteri
47. Ajarkan kepada ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam
DOKUMENTASI