Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN PERSALINAN

NORMAL ( APN )
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :

SOP Halaman : UPTD PUSKESMAS


WALENRANG UTARA

KABUPATEN LUWU H.M. Iqbal


Djamaluddin,SKM,M.Si

Nip. 19681105 199103 1 004

1. Pengertian Persalinan normal adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus setelah umur ≥ 37 minggu tampa disertai adanya penyulit.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pedoman pertolongan persalinan


normal di ruang bersalin.

3. Kebijakan KEPUTUSAN UPTD PUSKESMAS WALENRANG UTARA

Nomor :

Tentang Penyusunan Standar Opersional Layanan Klinis mengacu pada acuan


yang jelas

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


Hk.02.02/Menkes/514/20 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Prosedur A. Alat dan Bahan:


- Partus set,Hecting set, Handscoon, spoit
- Persiapan Ibu
- Persiapan Bayi
- Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan thermometer
- Oxitocin inj, Vit K inj, cairan RL, set infuse
- Larutan DTT, Larutan Clorin
- APD lengkap

B. Cara kerja :
1. Senyum salam dan sapa
2. Petugas mengidentifikasi adanya tanda dan gejala persalinan
kala dua.
 Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan atau vaginanya
 Perineum menonjol dan menipis
 Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
3. Petugas memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-
obatan esensial
 Klem, gunting, benang tali pusat, penghisap lendir steril siap
dalam wadahnya
 Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi dalam
kondisi bersih dan hangat
 Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan termometer dalam
kondisi baik dan bersih
 Patahkan oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit steril sekali
pakai di dalam partus set/ wadah DTT
 Untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih, kering dan
hangat, 3 handuk atau kain bersih dan kering, alat penhisap
lendir, lampus sorot 60 watt dengan jarak 60 cm di atas
bayi.
 Persiapan bilan terjadi kegawatdaruratan pada ibu: cairan,
kristaloid, set infuse
4. Petugas menggunakan apron, sepatu tertutup kedap air, tutup
kepala, masker, kacamata.
5. Pastikan lengan dan jari tidak memakai perhiasan, mencuci
tangan dengan sabun dan air bersih kemudian keringkan
dengan handuk atau kain bersih.
6. Petugas menggunakan sarung tangan DTT /steril untuk
pemeriksaan dalam.
7. Petugas mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung
tangan, isi dengan oksitosin 10 unit dan letakkan kembali ke
dalam wadah partus set.
8. Petugas membersihkan vulva dan perineum dengan kapas yang
dibasahi air DTT dengan gerakan dari arah vulva ke perineum.
9. Petugas melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan serviks sudah lengkap.
10. Petugas melakukan amniotomi bila selaput ketuban belum
pecah, dengan syarat: kepala sudah masuk ke dalam panggul
dan tali pusat tidak teraba.
11. Petugas mencelupkan tangan yang bersarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan
terbalik - 993 - dan merendamnya ke dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan setelahnya.
12. Petugas memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi
uterus selesai (pastikan DJJ dalam keadaan batas normal 120-
160 x/menit). Ambil tindakan yang sesuai bila DJJ tidak
normal.
13. Petugas memberitahu kepada ibu pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin baik
14. Petugas meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi
ibu untuk meneran (pada saat ada his bantu ibu dalam posisi
setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman, anjurkan ibu
untuk minum cukup).
15. Petugas melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran.
 Perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
 Nilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
16. Petugas menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau
mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada
dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
17. Petugas meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan
bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm.
18. Petugas meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian
bawah bokong ibu.
19. Petugas membuka tutup partus set dan memperhatikan
kembali kelengkapan alat dan bahan.
20. Petugas menggunakan sarung tangan DTT atau steril pada
kedua tangan.
21. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6
cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
bersih dan kering, tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
(Anjurkan ibu meneran sambil bernafas cepat dan dangkal).
22. Petugas memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
Lakukantindakan yang sesuai bila hal tersebut terjadi.
 Jika lilitan tali pusat di leher bayi masih longgar, selipkan
tali pusat lewat kepala bayi
 ika lilitan terlalu ketat, klem tali pusat di dua titik lalu
gunting di antaranya.
23. Tunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran
paksi luar secara spontan.
24. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Anjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi.
 Dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian gerakan ke atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang.
25. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah
perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang tangan dan siku sebelah atas.
26. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran
tangan yang berada di atas ke punggung ke arah bokong dan
tungkai dan kaki bayi (pegang kedua mata kaki, masukan
telunjuk diantara kedua kaki dan pegang masing-masing mata
kaki dengan ibu jari dan jari0jari lainnya).
27. Petugas melakukan penilaian selintas (30 detik): apakah
kehamilan cukup bulan? apakah bayi menangis kuat dan atau
bernafas tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak aktif?
28. Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen bayi
baru lahir normal. Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas
perut ibu.
 Keringkan bayi mulai dari bagian muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya (kecuali bagian tangan tanpa membersihkan
verniks).
 Ganti handuk yang basah dengan yang kering.
 Pastikan bayi dalam posisi mantap di atas perut ibu.
29. Petugas memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan
tidak ada bayi lain dalam uterus (hamil tunggal).
30. Petugas memberitahu ibu bahwa penolong akan
menyuntikkan oksitosin untuk membantu uterus berkontraksi
dengan baik.
31. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan
oksitosin 10 unit IM di sepertiga paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
32. Petugas menjepit tali pusat menggunakan klem, 2 menit
setelah bayi lahir, kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan
urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan
memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
33. Petugas memegang tali pusat dengan satu tangan,
melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat di antara
dua klem tersebut.
 Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan
dan lakukan ikatan kedua menggunakan simpul kunci
 Lepaskan klem dan masukkan ke dalam larutan klorin0.5%
34. Petugas menempatkan bayi dalam posisi tengkurap di dada
ibu, luruskan bahu bayi agar menempel dengan baik di dinding
dada-perut ibu. Usahakan posisi bayi berada diantara payudara
ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu.
35. Petugas menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
kering dan pasang topi pada kepala bayi.
36. Petugas memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak
5-10 cm dari vulva.
37. Petugas meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu,
di tepi atas simfisis dan tegangkan tali pusat dan klem dengan
tangan yang lain.
38. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah
bawah, sementara tangan yang lain menekan uterus dengan
hati-hati ke arah dorsokranial.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta keluarga untuk
menstimulasi puting susu.
39. Petugas melakukan penegangan tali pusat terkendali sambil
menahan uterus ke arah dorsokranial hingga plasenta terlepas,
lalu meminta ibu meneran sambil menarik plasenta dengan
arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros
jalan lahir dengan tetap melakukan tekanan dorsokranial.
40. Setelah plasenta tampak pada introitus vagina, teruskan
melahirkan plasenta dengan hati-hati dengan kedua tangan.
41. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada
fundus uteri dengan cara mengusap fundus uteri secara
sirkuler hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
42. Petugas memeriksa bagian maternal dan bagian fetal
plasenta untuk memastikan bahwa seluruh selaput ketuban
lengkap dan utuh.
43. Petugas mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina
dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan
perdarahan aktif.
44. Petugas menilai ulang uterus dan memastikan kontraksi
baik dan tidak terdapat perdarahan per vaginam.
45. Petugas memulai IMD dengan memberi cukup waktu untuk
melakukan kontak kulit ibu-bayi (di dada ibu minimal 1 jam).
46. Setelah IMD selesai:
 Timbang dan ukur bayi
 Beri bayi tetes mata antibiotika profilaksis
 Suntik vitamin K1 1 mg di paha kiri anterolateral bayi
 Pastikan suhu tubuh normal (36.5-37.5oC)
 Berikan gelang pengenal pada bayi
 Lakukan pemeriksaan adanya cacat bawaan dan tandatanda
bahaya pada bayi
47. Satu jam setelah pemberian vitamin K1, berikan suntikan
imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral bayi.
48. Petugas melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
pendarahan per vaginam.
49. Petugas mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase
uterus dan menilai kontraksi, mewaspadai tanda bahaya ibu,
serta kapan harus memanggil bantuan medis
50. Petugas mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan
darah.
51. Petugas memeriksa tekanan darah, nadi ibu dan keadaan
kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
52. Petugas memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan
bahwa bayi bernafas dengan baik serta suhu tubuh normal
(tunda proses memandikan hingga 24 jam setelah suhu stabil).
53. Petugas menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan
bilas peralatan setelah didekontaminasi.
54. Petugas membBuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai.
55. Petugas membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT.
Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu
memakai pakaian bersih dan kering.
56. Petugas memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu
keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.
57. Petugas mendekontaminasi tempat persalinan dengan
larutan klorin 0,5%.
58. Petugas membersihkan sarung tangan di dalam larutan
klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik
dan rendam dalam larutan klorin 0,5%.
59. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
60. Petugas melengkapi partograf.
6. Bagan Alir
mengidentifikasi memastikan kelengkapan peralatan,
adanya tanda dan bahan dan obat-obatan esensial
gejala persalinan
kala dua.

menggunakan Pastikan lengan


sarung tangan dan jari tidak menggunakan
DTT /steril memakai apron, sepatu
untuk perhiasan, mencuci tertutup kedap air,
pemeriksaan tangan dengan tutup kepala,
sabun dan air melakukan
membersihkan vulva pemeriksa
mengambil alat suntik dengan an dalam
tangan yang bersarung dan perineum
dengan kapas yang untuk
tangan, isi dengan oksitosin 10 memastika
unit dan letakkan kembali ke dibasahi air DTT
dengan gerakan dari n
arah vulva ke pembukaa
mencelupkan n serviks
melakukan amniotomi bila sudah
tangan yang
bersarung selaput ketuban belum pecah,
tangan ke
dengan syarat: kepala sudah
dalam
larutan klorin masuk ke dalam panggul dan
0,5%,
tali pusat tidak teraba.

memberitahu kepada ibu


memeriksa denyut jantung janin
setelah kontraksi uterus selesai pembukaan sudah
(pastikan DJJ dalam keadaan lengkap dan keadaan
batas normal 120-160 x/menit)
janin baik

Petugas melakukan pimpinan meminta bantuan


keluarga untuk
meneran saat ibu mempunyai
menyiapkan posisi ibu
meletakkan
dorongan yang kuat untuk untuk meneran
Membuka
menganjurka handuk bersih meletakk tutup
n ibu untuk meneran(untuk an kain partus set
berjalan, mengeringkan
berjongkok,
bersih dan
bayi) di perut memperha
atau ibu, jika kepala
yang
mengambil dilipat tikan
bayi telah
posisi yang 1/3 kembali
membuka vulva
nyaman, kelengkap
dengan diameter bagian
an alat
Memeriksa Saat kepala janin terlihat Memakai sarung
adanya lilitan pada vulva dengan diameter tangan DTT pada
5 – 6 cm, memasang
tali pusat pada handuk bersih untuk
kedua tangan
leher janin mengeringkan janin pada
perut ibu

Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang


secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk
Menunggu hingga
meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala
kepala janin selesai
ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di
melakukan putaran paksi bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan
luar secara spontan distal untuk melahirkan bahu belakang

Setelah tubuh dan lengan bayi


lahir, lanjutkan penelusuran Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah
tangan yang berada di atas ke perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan
punggung ke arah bokong dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk
tungkai dan kaki bayi (pegang menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah
kedua mata kaki, masukan atas.
telunjuk diantara kedua kaki
dan pegang masing-masing
mata kaki dengan ibu jari dan Bila tidak ada tanda asfiksia,
lanjutkan manajemen bayi baru lahir
normal. Keringkan dan posisikan
Melakukan penilaian selintas : (a) tubuh bayi di atas perut ibu
Apakah bayi menangis kuat dan
atau bernafas tanpa kesulitan? (b)
Apakah bayi bergerak aktif ?

memeriksa kembali
Dalam waktu 1 Memberitahu ibu bahwa perut ibu untuk
menit setelah ia akan disuntik memastikan tidak ada
bayi lahir, oksitosin agar uterus
suntikan bayi lain dalam uterus
berkontraksi baik. (hamil tunggal).
oksitosin 10
unit IM
(intramaskuler) Setelah 2 menit pasca Dengan satu tangan, pegang
di 1/3 paha persalinan, jepit tali pusat tali pusat yang telah dijepit
atas bagian dengan klem kira-kira 3 cm (lindungi perut bayi), dan
distal lateral dari pusat bayi. Mendorong isi
lakukan pengguntingan tali
(lakukan tali pusat ke arah distal (ibu)
aspirasi pusat di antara 2 klem
dan jepit kembali tali pusat
sebelum pada 2 cm distal dari klem tersebut.

Menyelimuti ibu
dan bayi dengan
kain hangat dan
Dengan satu tangan, pegang Mengikat tali pusat dengan benang
Setelah uterus
tali pusat yang telah dijepit DTT atau steril pada satu sisi memasang topi
berkontraksi, kemudian melingkarkan kembali
(lindungi perut bayi), dan
benang tersebut dan mengikatnya
di kepala bayi.
menegangkan tali pusat tali
lakukan pengguntingan Setelah plasenta tampak
dengan simpul kunci pada sisi
dengan
pusattangan kanan,
di antara 2 klem tersebut. pada vulva, teruskan
lainnya.
sementara tangan kiri melahirkan plasenta
menekan uterus dengan dengan hati-hati. Bila
hati-hati ke arah perlu (terasa ada
Meletakan
Melakukan satupenegangan
tangan di atasdan dorongan Memindahkan klem
dorsokrainal. Jika kain pada perut hingga
ibu, di tepi atas terlepas, tahanan), pegang plasenta
dorsokranial plasenta pada tali kedua
pusattangan
hingga
plasenta tidak lahir simfisis, untuk mendeteksi. dengan dan
minta ibu meneran sambil penolong
setelah 30 – 40 detik, Tangan laintali
menarik menegangkan
pusat dengan taliarah sejajar berjarak
lakukan5putaran
-10 cm dari
searah
hentikan penegangan tali pusat. untuk membantu
vulva
lantai dan kemudian ke arah atas,
pusat dan menunggu pengeluaran plasenta dan
mengikuti poros jalan lahir (tetap
hingga timbul kontraksi mencegah robeknya
lakukan tekanan dorsokranial).
Periksa bagian maternal dan bagian
fetal plasenta dengan tangan kanan Segera setelah plasenta lahir, melakukan
untuk memastikan bahwa seluruh masase (pemijatan) pada fundus uteri
kotiledon dan selaput ketuban dengan menggosok fundus uteri secara
sirkuler menggunakan bagian palmar 4
sudah lahir lengkap, dan masukan
jari tangan kiri hingga kontraksi uterus
ke dalam kantong plastik yang baik (fundus teraba keras) Membiarkan
tersedia
bayi tetap
melakukan
Evaluasi kemungkinan Memastikan uterus kontak kulit ke
laserasi pada vagina dan berkontraksi dengan baik kulit di dada ibu
perineum. Melakukan dan tidak terjadi perdarahan
paling sedikit 1
penjahitan bila laserasi pervaginam
menyebabkan perdarahan jam.

Melanjutkan Setelah satu jam pemberian


Setelah satu jam, lakukan
pemantauan kontraksi vitamin K1 berikan suntikan penimbangan/pengukuran bayi, beri
dan mencegah imunisasi Hepatitis B di tetes mata antibiotik profilaksis, dan
perdarahan pervaginam. vitamin K1 1 mg intramaskuler di
paha kanan anterolateral.
paha kiri anterolateral.

Mengajarkan ibu/keluarga Evaluasi dan Memeriksakan nadi ibu dan


cara melakukan masase estimasi jumlah keadaan kandung kemih
uterus dan menilai kontraksi kehilangan darah. setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua
pasca persalinan.

Buang bahan- Menempatkan semua Memeriksa kembali bayi


bahan yang peralatan bekas pakai dalam untuk memastikan bahwa
terkontaminasi ke larutan klorin 0,5% untuk bayi bernafas dengan
tempat sampah dekontaminasi (10 menit).
baik.
yang sesuai.menit Cuci dan bilas peralatan
selama jam kedua pasca
setelah di dekontaminasi.
persalinan.

Membersihkan ibu dengan Memastikan ibu Dekontaminasi


menggunakan air DDT. merasa nyaman tempat
Membersihkan sisa cairan dan beritahu
ketuban, lendir dan darah. persalinan
keluarga untuk
Bantu ibu memakai dengan larutan
membantu
memakai pakaian bersih dan klorin 0,5%.
kering apabila ibu ingin
minum

Membersihkan sarung
tangan di dalam larutan
Mencuci tangan klorin 0,5% melepaskan
dengan sabun dan air sarung tangan dalam
mengalir. keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan
klorin 0,5%

Melengkapi partograf.
7. Unit Terkait Kamar Bersalin,Pustu,Poskesdes

Anda mungkin juga menyukai