Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen :110/SOP/2021


No. Revisi :01
SOP
Tanggal terbit :14 Juni 2021
Halaman :1-7

UPTD
PUSKESMAS dr. I Ketut Apriantara
NUSA PENIDA I NIP. 198104132008031001

1. Pengertian Suatu prosedur untuk manajemen persalinan normal, yang


didefiniskan sebagai suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang berlangsung
secara spontan dan dapat hidup di dunia luar.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan /asuhan persalinan


normal

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Nusa Penida I Nomor 56


Tahun 2019 tentang Kebijakan Pelayanan Obstetri Emergensi
Dasar.

4. Referensi 1. Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Sarwono Prawirohardjo,


2016.
2. Asuhan Kebidanan dan Persalinandan Bayi Bru Lahir,
Kementrian Kesehatan RI, 2016

3. Prosedur Alat:
• Handuk bersih
• Partus set (2 klem Kelly/ klem kocher, Gunting tali
pusat, Kateter nelaton, Gunting episiotomy, Klem
1⁄2 kocher, 1 Pinset anatomi dan 1 pinset sirurgi,
Pegangan jarum / nald pooder, 2-3 jarum jahit tajam/
nald (kulit dan otot)
• Penghisap lendir De Lee
• Termometer
• Stetoskop
• Tensimeter
• Pita pengukur / meteran
• Fetoskop.stetoskop atau dopler
• Bengkok
• Timbangan bayi
• Pengukur panjang bayi
• Gunting ferband
• Wadah untuk larutan klorin 0,5 %

1/7
• Wadah untuk air DTT
• Tempat sampah (sampah tajam, kering dan basah)

Bahan:
• APD (sepatu boat, masker, nursecap, sarung tangan
Panjang, kaca mata google, celemek)
• Oksitosin 1 ml 10 U
• Lidokain 1%
• Cairan infus RL, NaCl 0,9%, dan Dextrose 5%
• Peralatan untuk menginfus
• abocat no 16-18G
• Vitamin K
• salep mata tetrasilklin 1 %
• Hb 0
• Kasa atau kain kecil 5 bh
• Gulungan kapas basah (1 kom kapas kapas DTT, 1 kom
alat DTT)
• Spuite 3 ml
• Benang chromic ukuran 2.0 atau 3.0
• 1 pasang sarung tangan DTT atau steril
• masker
• Benang tali pusat / klem plastik
• Tabung suntik 10 ml beserta jarum suntik

Langkah- langkah
1. Petugas Melakukan Identifikasi adanya tanda dan gejala
persalinan kala dua.
• Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
• Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat
pada rektum dan atau vaginanya
• Perineum menonjol dan menipis
• Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
2. Petugas memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan
obat-obatan esensial
• Klem, gunting, benang tali pusat, penghisap
lendir steril siap dalam wadahnya
• Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk
bayi dalam kondisi bersih dan hangat
• Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan
termometer dalam kondisi baik dan bersih
3. Petugas mematahkan oksitosin 10 unit dan tempatkan
spuit steril sekali pakai di dalam partus set/ wadah DTT.
Untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih, kering dan
hangat, 3 handuk atau kain bersih dan kering, alat
penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm
di atas bayi.

2/7
Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu: cairan
kristaloid, set infus.
4. Petugas menggunakan apron, sepatu tertutup kedap air,
tutup kepala, masker, kacamata.
5. Petugas memastikan lengan dan jari tidak memakai
perhiasan, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
kemudian keringkan dengan handuk atau kain bersih.
6. Petugas menggunakan sarung tangan DTT /steril untuk
pemeriksaan dalam.
7. Petugas mengambil alat suntik dengan tangan yang
bersarung tangan, isi dengan oksitosin 10 unit dan
letakkan kembali ke dalam wadah partus set.
8. Petugas membersihkan vulva dan perineum dengan kapas
yang dibasahi air DTT dengan gerakan dari arah vulva ke
perineum.
9. Petugas Melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan serviks sudah lengkap.
10. Petugas melakukan amniotomi bila selaput ketuban
belum pecah, dengan syarat: kepala sudah masuk ke
dalam panggul dan tali pusat tidak teraba.
11. Petugas mencelupkan tangan yang bersarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dan
langsung membuang ke tempat sampah medis, Mencuci
kedua tangan setelahnya.
12. Petugas melakukan pemeriksaan denyut jantung janin
setelah kontraksi uterus selesai (pastikan DJJ dalam
keadaan batas normal 120-160 x/menit). Ambil tindakan
yang sesuai bila DJJ tidak normal.
13. Petugas memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik.
14. Petugas meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan
posisi ibu untuk meneran (pada saat ada his bantu ibu
dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa
nyaman, anjurkan ibu untuk minum cukup).
15. Petugas melakukan pimpinan meneran saat ibu
mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran (perbaiki
cara meneran apabila caranya tidak sesuai, nilai DJJ
setiap kontraksi uterus selesai).
16. Petugas menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok,
atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
17. Petugas meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan
bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva
dengan diameter 56 cm.
18. Petugas meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian
bawah bokong ibu.
19. Petugas membuka tutup partus set dan memperhatikan
kembali kelengkapan alat dan bahan.

3/7
20. Petugas menggunakan sarung tangan DTT atau steril pada
kedua tangan.
21. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6
cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan kepala
bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala. (Anjurkan ibu meneran sambil bernafas
cepat dan dangkal)
22. Petugas memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher
janin. Lakukan tindakan yang sesuai bila hal tersebut
terjadi.
23. Jika lilitan tali pusat di leher bayi masih longgar, selipkan
tali pusat lewat kepala bayi
24. Jika lilitan terlalu ketat, klem tali pusat di dua titik lalu
gunting di antaranya.
25. Petugas menPeunggu hingga kepala janin selesai
melakukan putaran paksi luar secara spontan.
26. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang
secara biparental. Anjurkan kepada ibu untuk meneran
saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala ke arah
bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian gerakan ke atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang.
27. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah
perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri
dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
28. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan
penelusuran tangan yang berada di atas ke punggung ke
arah bokong dan tungkai dan kaki bayi (pegang kedua
mata kaki, masukan telunjuk diantara kedua kaki dan
pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-
jari lainnya).
29. Lakukan penilaian selintas (30 detik): apakah kehamilan
cukup bulan? apakah bayi menangis kuat dan atau
bernafas tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak aktif?
30. Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen bayi
baru lahir normal. Keringkan dan posisikan tubuh bayi di
atas perut ibu.
31. Keringkan bayi mulai dari bagian muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya (kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks).
32. Ganti handuk yang basah dengan yang kering.
33. Pastikan bayi dalam posisi mantap di atas perut ibu.
34. Petugas memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan
tidak ada bayi lain dalam uterus (hamil tunggal).

4/7
35. Petugas memberitahu ibu bahwa penolong akan
menyuntikkan oksitosin untuk membantu uterus
berkontraksi dengan baik.
36. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan
oksitosin 10 unit IM di sepertiga paha atas bagian distal
lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
37. Petugas melakukan penjepit tali pusat menggunakan
klem, 2 menit setelah bayi lahir, kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem
ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem
pertama (ke arah ibu).
38. Pegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi
dari gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem
tersebut.
39. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan
dan lakukan ikatan kedua menggunakan simpul kunci.
40. Lepaskan klem dan masukkan ke dalam larutan klorin
0.5%.
41. Petugas menempatkan bayi dalam posisi tengkurap di
dada ibu, luruskan bahu bayi agar menempel dengan baik
di dinding dada-perut ibu. Usahakan posisi bayi berada
diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari
putting payudara ibu.
42. Petugas menselimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
kering dan pasang topi pada kepala bayi.
43. Petugas memindahkan klem pada tali pusat hingga
berjarak 5-10 cm dari vulva.
44. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi
atas simfisis dan tegangkan tali pusat dan klem dengan
tangan yang lain.
45. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah
bawah, sementara tangan yang lain menekan uterus
dengan hati-hati ke arah dorsokranial. • Jika uterus tidak
segera berkontraksi, minta keluarga untuk menstimulasi
puting susu.
46. Petugas melakukan penegangan tali pusat terkendali
sambil menahan uterus ke arah dorsokranial hingga
plasenta terlepas, lalu meminta ibu meneran sambil
menarik plasenta dengan arah sejajar lantai dan
kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir
dengan tetap melakukan tekanan dorsokranial.
47. Setelah plasenta tampak pada introitus vagina, teruskan
melahirkan plasenta dengan hati-hati dengan kedua
tangan.
48. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada
fundus uteri dengan cara mengusap fundus uteri secara

5/7
sirkuler hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba
keras).
49. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta untuk
memastikan bahwa seluruh selaput ketuban lengkap dan
utuh.
50. Petugas melakukan evaluasi kemungkinan laserasi pada
vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan aktif.
51. Petugas menilai ulang uterus dan memastikan kontraksi
baik dan tidak terdapat perdarahan per vaginam.
52. Mulai IMD dengan memberi cukup waktu untuk
melakukan kontak kulit ibu-bayi (di dada ibu minimal 1
jam).
53. Setelah IMD selesai:
54. Timbang dan ukur bayi
55. Beri salep mata antibiotika profilaksis
56. Suntik vitamin K1 1 mg di paha kiri anterolateral bayi
57. Pastikan suhu tubuh normal (36.5-37.5oC)
58. Berikan gelang pengenal pada bayi
59. Lakukan pemeriksaan adanya cacat bawaan dan
tandatanda bahaya pada bayi
60. Satu jam setelah pemberian vitamin K1, berikan suntikan
imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral bayi.
61. Petugas melakukan pemantauan kontraksi dan mencegah
pendarahan per vaginam.
62. Petugas menganjurkan ibu/keluarga cara melakukan
masase uterus dan menilai kontraksi, mewaspadai tanda
bahaya ibu, serta kapan harus memanggil bantuan medis.
63. Petugas mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan
darah.
64. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi ibu
dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pasca persalinan.
65. Petugas memeriksa kembali kondisi bayi untuk
memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik serta suhu
tubuh normal (tunda proses memandikan hingga 24 jam
setelah suhu stabil).
66. Petugas menempatkan semua peralatan bekas pakai
dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.
67. Petugas membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai.
68. Petugas membersihkan ibu dengan menggunakan air
DDT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah.
Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
69. Petugas memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu
keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.

6/7
70. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin
0,5%.
71. Petugas membersihkan sarung tangan di dalam larutan
klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5%.
72. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
73. Petugas menyuntikan Hepatitis B.
74. Lengkapi partograf.

4. Bagan Alir

Memastikan
Melihat Menyiapkan
pembukaan
tanda dan pertolongan
gejala kala lengkap
persalinan
dua dengan janin
baik

Menyiapkan
Menolong
Persiapan ibu & keluarga
kelahiran untuk
pertolongan
bayi membantu
kelahiran bayi proses
pimpinan
meneran

Penanganan
Manajemen Menilai jumlah
bayi baru lahir
Aktif kala III perdarahan

Melakukan
Melakukan
prosedur
Evaluasi dan
pasca
dokumentasi
persalinan

5. Unit Terkait 1. Ruang bersalin


2. Puskesmas Pembantu

7/7

Anda mungkin juga menyukai