Anda di halaman 1dari 58

RANCANGAN AKTUALISASI

UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PADA PASIEN 6 JAM


POSTPARTUM (PASCA PERSALINAN) MELALUI PEMBUATAN SOP
BAGI TENAGA KESEHATAN DIRUANG MAMPU SALIN UPT
PUSKESMAS MANGGAR

DISUSUN OLEH:
Nama : Maria Mutiara Br.Nadeak,A.Md.Keb
NIP :1997040620220220001
Golongan : II/C
Jabatan : Bidan Terampil
Unit Kerja :UPT Puskesmas Manggar
Angkatan : Angkatan III, Kelompok I
Coach : Abdul Sani, S.Pd.I.,M.A.P
Mentor : dr.Faradela

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN II


ANGKATAN III
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI

JUDUL : UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PADA


PASIEN 6 JAM POSTPARTUM MELALUI
PEMBUATAN SOP BAGI TENAGA
KESEHATAN DI RUANG MAMPU SALIN UPT
PUSKESMAS MANGGAR
NAMA : Maria Mutiara Br. Nadeak, A.Md.Keb
NIP : 199704062022022001
GOLONGAN : II/c
JABATAN : Bidan Terampil
INSTANSI : UPT Puskesmas Manggar
ANGKATAN/KELOMPOK : III/I
NO. PRESENSI : 23

Disetujui untuk diimplementasikan pada tahap habituasi, dan selanjutnya


diujikan pada Seminar Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II Kelompok 1 Angkatan III yang dilaksanakan pada tanggal 8
Agustus 2022 di Aula Diklat BKPSDM Kab. Belitung Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
Manggar, 08 Agustus 2022

Mentor Coach

Dr. Faradela Abdul Sani, S.Pd.I.,M.A.P


NIP. 199103252014022001 NIP. 197403062009031005

ii
LEMBAR BERITA ACARA
RANCANGAN AKTUALISASI

JUDUL : UPAYA PENINGKATAN PELYANAN PADA


PASIEN 6 JAM POSTPARTUM MELALUI
PEMBUATAN SOP BAGI TENAGA
KESEHATAN DI RUANG MAMPU SALIN UPT
PUSKESMAS MANGGAR
NAMA : Maria Mutiara Br. Nadeak, A.Md. Keb
NIP : 199704062022022001
INSTANSI : UPT Puskesmas Manggar
JABATAN : Bidan Terampil
Telah disahkan Berdasarkan hasil seminar Laporan Aktualisasi Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II Angkatan III PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG pada hari Senin Tanggal 8 Agustus
2022 bertempat di Aula Diklat BKPSDM Kab. Belitung Timur Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
Manggar, 08 Agustus 2022

COACH PENGUJI

Abdul Sani, S.Pd.I.,M.A.P Belly Utomo Putra.S.Psi


NIP. 19740306 200903 1 005 NIP. 198705312011011002

MENTOR PESERTA

dr. Faradela Maria Mutiara Br. Nadeak, A.Md.Keb


NIP. 199103252014022001 NIP. 199704062022022001

iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi “Upaya
Peningkatan Pelayanan Pada Pasien 6 Jam Postpartum Melalui
Pembuatan SOP Bagi Tenaga Kesehatan Di Ruang Mampu Salin UPT
Puskesmas Manggar”. Penulisan laporan rancangan aktualisasi ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk
dipertahankan dihadapan tim penguji, dan melanjutkan pembuatan
laporan aktualisasi guna untuk menjadi salah satu persyaratan
pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menjadi Pegawai
Negeri Sipil (PNS) Golongan II.
Dalam proses penyelesaian laporan aktualisasi ini tidak luput dari
bantuan, dukungan, masukan, arahan dan semangat dari berbagai pihak,
dan karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
setulus-tulusnya dan sebesar-besarnya kepada:
1. Orangtua saya tercinta yang senantiasa selalu memberikan kepada
saya motivasi, dan dukungan moril kepada saya.
2. dr. Faradela selaku Kepala UPT Puskesmas Manggar sekaligus
mentor saya dalam menyusun laporan aktualisasi ini, yang
senantiasa membimbing dalam penyusunan rancangan aktualisasi
ini.
3. Bapak Abdul Sani, S.Pd.I., M.A.P selaku coach yang membimbing
dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.
4. Ibu Atien Gultom, A.Md.Keb selaku bidan kordinator di UPT
Puskesmas Manggar
5. Ibu Wita Lusiyani, A.Md.Keb selaku bidan penanggungjawab
pelayanan Ruang Mampu Salin UPT Puskesmas Manggar.
6. Para Widyaiswara yang telah mengajarkan ilmu yang berharga
sebagai penyampai materi.

iv
7. Teman-teman sesama pejuang Latsar Golongan II Angkatan III
terkhusus kelompok I yang telah banyak memberikan semangat
seperjuangan dalam menyusun laporan aktualisasi ini.
8. Rekan-rekan grup jkt33 yang selalu membantu dan memotivasi
saya selama kegiatan LATSAR dan penyusunan laporan
aktualisasi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
dimasa mendatang.

Manggar, 8 Agustus 2022

Penulis

Maria Mutiara Br. Nadeak,A.Md.Keb


NIP. 199704062022022001

v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
LEMBAR BERITA ACARA ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A..Latar Belakang ......................................................................................... 1
B..Tujuan dan Manfaat.................................................................................. 3
C..Gambaran Umum Organisasi.................................................................... 4

BAB II. ASN BerAKHLAK, SMART ASN dan Manajemen ASN................ 8


A..ASN BerAKHLAK ..................................................................................... 8
B..SMART ASN............................................................................................. 23
C..Menejemen ASN ...................................................................................... 28

BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI . ...................................................... 29


A..Identifikasi Isu........................................................................................... 29
B..Penetapan Core Isu.................................................................................. 30
C..Analisis Core Isu ...................................................................................... 33
D..Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu .................................................. 34
E..Matriks Rancangan Aktualisasi ................................................................ 37
F.. Jadwal Rencana Aktualisasi ..................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 50

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Analisis Isu dengan metode USG .............................................................. 32
Tabel 3.2 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi........................................................ 49

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Gambar UPT Puskesmas Manggar ...................................................... 6

viii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN). Menurut Undang-Undang No 5 Tahun


2014 tentang Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian kerja
(PPPK) yang diangkat oleh pejabat kepegawaian dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Tertera dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10
Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Lembaga Administrasi
Negara Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan Pelatihan
Dasar CPNS yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara
atau Lembaga Pelatihan Pemerintah. Tujuan adanya pelatihan dasar ini
tentunya agar Calon Pegawai Negeri Sipil diharapkan dapat selalu
bertindak dengan1rehabilitati dan memegang teguh Core Values ASN
BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Nilai-nilai
ini berperan sebagai panduan berpikir, bertutur kata dan berperilaku di
lingkungan kerja dan masyarakat.
Indikator Program Indonesia Sehat diprioritaskan pada upaya
penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian bayi, Angka Gizi buruk,
pengendalian penyakit menular, serta upaya menjamin kelestarian
lingkungan hidup. Angka Kematian Neonatal menggambarkan tingkat
pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk antenatal care, pertolongan
persalinan, dan postnatal ibu hamil. Semakin tinggi angka kematian
neonatal berarti semakin rendah tingkat pelayanan kesehatan ibu dan
1
anak. Salah satu penyebab kurangnya pelayanan kesehatan ibu dan anak
yaitu kurangnya edukasi yang diberikan tenaga kesehatan terutama bidan
kepada pasien post partum, sehingga belum siapnya pasien menjadi
seorang ibu mengakibatkan perawatan bayi tidak optimal.
Bidan adalah tenaga professional yang bertanggung-jawab dan
akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan
dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan
masa nifas, memfasilitasi dan memimpin persalinan atas tanggung jawab
sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan
ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi
komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan
lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan
mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan,
tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan
masyarakat. Kegiatan ini mencakup pendidikan antenatal dan persiapan
menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan,
kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
Sesuai ketetapan permenkes RI no.1464/ MENKES/ PER/X/2010
pasal 18, yaitu bidan dalam menjalankan praktik/kerja senantiasa
meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya sesuai SOP yang berlaku.
Bidan dalam menjalankan praktek kebidanan harus membantu program
pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat upaya
penurunan AKI dan AKB berhubungan erat dengan kualitas pelayanan.
Puskesmas sebagai lini terdepan pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, diharapkan mampu memberikan kontribusi
positif baik pelayanan yang bersifat preventif, promotif, kuratif,
maupun2rehabilitative untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Hal ini menyiratkan komitmen
2
kuat pemerintah dalam upaya menjamin tersedianya jaminan fasilitas
kesehatan bagi masyarakat yang didukung oleh sumber daya manusia
yang berkompeten pada level Puskesmas.
Tujuan adanya aktualisasi ini tentunya agar bidan puskesmas
Calon Pegawai Negeri Sipil diharapkan dapat selalu bertindak dengan
professional, memberikan pelayanan prima dan memegang teguh Core
Values ASN BerAKHLAK. Nilai-nilai ini berperan sebagai panduan
berpikir, bertutur kata dan berperilaku di lingkungan kerja dan masyarakat.
Melalui gagasan yang diangkat yaitu “Upaya Peningkatan Pelayanan
Pada Pasien 6 Postpartum Melalui Pembuatan SOP Bagi Tenaga
Kesehatan Di Ruang Mampu Salin UPT Puskesmas Manggar”
sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di wilayah Kecamatan Manggar.

B. Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan
 Untuk meningkatkan pelayanan pada pasien postpartum
di UPT Puskesmas Manggar dengan pembuatan SOP
Mobilisasi dan observasi ibu nifas 6 jam postpartum di
ruang mampu salin, membuat form ceklis asuhan ibu
nifas selama 6 jam postpartum yang telah diberikan pada
pasien, serta membuat benner tanda bahaya nifas di
ruang mampu salin.
 Menjadi sarana penerapan Nilai-Nilai Dasar
ASN BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif).

3
b. Manfaat
1. Bagi Penulis
Untuk lebih memahami dan dapat menerapkan nilai-nilai
dasar ASN sesuai dengan peran dan kedudukan ASN di unit
kerja.
2. Bagi Organisasi
Membantu dalam mewujudkan visi dan misi dari UPT
Puskesmas Manggar Kabupaten Belitung Timur.

C. GAMBARAN UMUM ORGANISASI


a. Luas Wilayah dan Keadaan Geografis
UPTD Puskesmas Manggar terbentuk pada tahun 1974
yang terletak di kecamatan Manggar Kabupaten Belitung Timur
tepatnya di Desa Kurniajaya. Dengan luas wilayah Kecamatan
Manggar 229 Km². UPTD Puskesmas Manggar merupakan satuan
kerja dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kabupaten Belitung Timur yang berjarak tempuh lebih
kurang 6 Km². UPTD Puskemas Manggar ditetapkan pada tanggal
15 Desember 2010 berdasarkan Peraturan Bupati Belitung Timur
Nomor 57 Tahun 2010, dimana pendirian Puskesmas di
Kecamatan Manggar dipandang perlu untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui pemberian pelayanan kesehatan
secara terpadu dan sebagai pusat pengembangan kesehatan
masyarakat.

b. Wilayah Organisasi
UPT Puskesmas Manggar merupakan daerah beriklim tropis
yang sangat dipengaruhi oleh perubahan angin. Suhu maksimum
32˚C dan suhu minimum 26˚C. Adapun batas wilayahnya terbagi
menjadi 4 (Empat) bagian, yaitu:
4
 Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Karimata.
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Damar.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gantung.
Kondisi geografis wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggar
bervariasi terdiri dari daratan dan lautan. Kecamatan Manggar
merupakan salah satu wilayah Belitung Timur yang terletak di
daerah kepulauan, dimana masing-masing desa dikelilingi oleh
pantai dan bukan pantai.
 Desa Kelubi berbatasan dengan bukan pantai.
 Desa Padang berbatasan dengan pantai.
 Desa Lalang berbatasan dengan Pantai.
 Desa Baru berbatasan dengan pantai.
 Desa Lalang Jaya berbatasan dengan bukan pantai.
 Desa Kurnia Jaya berbatasan dengan pantai.
 Desa Buku Limau berbatasan dengan pantai.
 Desa Mekar Jaya berbatasan dengan bukan pantai.
 Desa Bentaian Jaya berbatasan dengan bukan pantai.

5
Gambar 1.1
Gedung UPT Puskesmas Manggar

c. Visi, Misi, Tujuan, Motto dan Tata Nilai UPT Puskesmas Manggar
a) Visi
Mitra Unggul Mewujudkan Masyarakat Manggar Hidup Sehat dan
Mandiri.

b) Misi
1. Meningkatkan mutu pelayanan administrsi
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata dan
terjangkau
3. Menciptakan masyarakat yang mandiri hidup sehat

c) Tujuan
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

6
bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah UPT
Puskesmas Manggar

d) Motto
“Melayani dengan PRIMA”

e) Tata Nilai
PRIMA (Profesional, Ramah, Inovatif, Kerjasama)
1. Profesional
Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik.
2. Ramah
Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada
seluruh masyarakat dan rekan kerja
3. Inovatif
Memiliki kemampuan menciptakan ide – ide kreatif
bagi peningkatan pelayanan kesehatan
4. Kerjasama
Saling berkontribusi untuk meningkatkamasyarakat
sehat dengan pelayanan PRIMA

7
BAB II
ASN BerAkhlak, SMART ASN, dan Menejemen ASN

A. ASN BerAkhlak
Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik
khususnya dalam konteks ASN, yaitu penyelenggara pelayanan publik
yaitu ASN/Birokrasi, penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders,
atau sektor privat, dan kepuasan yang diberikan atau diterima oleh
penerima layanan.
Pelayanan publik yang prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika
lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik, karena
dapat menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani. Dalam
Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi


transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
8
(World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values
(Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga
Melayani Bangsa). Core Values ASN BerAKHLAK merupakan akronim
dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan
dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan
dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari.

1. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi pelayananan adalah berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Oleh karena tugas
pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN,
sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai
Berorientasi Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya, yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak
hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan
layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan
pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan
aspirasi dan keinginan masyarakat. Citra positif ASN sebagai pelayan
publik terlihat dengan perilaku melayani dengan senyum, menyapa dan
memberi salam, serta berpenampilan rapih, melayani dengan cepat dan
tepat waktu, melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk
memilih layanan yang tersedia serta melayani dengan dengan
kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.
Pemberian layanan bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan
masyarakat sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan
dan diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan
9
pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin,
dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini (doing
something better and better).
Nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:
1. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat.
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
 Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
 Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
 Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
 Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
Untuk dapat memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
(customer needs) sebagai salah satu unsur penting dalam
terciptanya suatu pelayanan publik, terlebih dahulu kita melihat
pengertian Masyarakat atau publik sebagai penerima layanan.
Masyarakat dalam UU Pelayanan Publik adalah seluruh pihak, baik
warga negara maupun penduduk sebagai orang-perseorangan,
kelompok, maupun badan hukum yangberkedudukan sebagai
penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun
tidak langsung.

2. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan


Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan
panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini
diantaranya memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang
luhur, memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah, serta memberikan layanan kepada publik
secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun. Djamaludin Ancok dkk (2014) memberi ilustrasi
bahwa perilaku yang semestinya ditampilkan untuk memberikan
10
layanan prima adalah:
 Menyapa dan memberi salam
 Ramah dan senyum manis
 Cepat dan tepat waktu
 Mendengar dengan sabar dan aktif
 Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan
 Terangkan apa yang Saudara lakukan
 Jangan lupa mengucapkan terima kasih
 Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan; dan
 Mengingat nama pelanggan.

Dengan penjabaran tersebut, pegawai ASN dituntut untuk memberikan


pelayanan dengan ramah, ditandai senyum, menyapa dan memberi
salam, serta berpenampilan rapi, cekatan ditandai dengan cepat dan tepat
waktu, solutif ditandai dengan mampu memberikan kemudahan bagi
masyarakat untuk memilih layanan yang tersedia, dan dapat diandalkan
ditandai dengan mampu, akan dan pasti menyelesaikan tugas yang
mereka terima atau pelayanan yang diberikan.

3. Melakukan Perbaikan Tiada Henti


Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:
a. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik
b. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.

Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima ditunjukkan


dengan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai
cara, antara lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide

11
kreatif, kolaborasi, dan benchmark. Alangkah baiknya apabila
seluruh ASN dapat menampilkan kinerja yang merujuk pada nilai
dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan kepada publik.
Setiap individu aparatur turut memikirkan bagaimana langkah
perbaikan yang dapat dilakukan dari posisinya masing-masing.

2. Akuntabel
Akuntabel adalah bertanggung jawab atas tugas yang diberikan.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang
dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks
Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
• Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
• Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang
milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
• Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya
dengan berintegritas tinggi
Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu
akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi
pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya laporan,
akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas
memperbaiki kinerja. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama
(Bovens, 2007), yaitu untuk menyediakan ikontrol demokratis
(peran demokrasi), untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (peran konstitusional), untuk meningkatkan efisin dan
efektifitas (peran belajar) Akuntabilitas publik terdiri atas dua
macam, yaitu: akuntabilitas vertical (vertical accountability), dan
12
akuntabilitas horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas
memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal,
akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas
organisasi,dan akuntabilitas stakeholder Akuntabilitas dan
Integritas banyak dinyatakan oleh banyak ahli administrasi negara
sebagai dua aspek yang sangat mendasar harus dimiliki dari
seorang pelayan publik. Namun, integritas memiliki keutamaan
sebagai dasar seorang pelayan publik untuk dapat berpikir secara
akuntabel. Kejujuran adalah nilai paling dasar dalam membangun
kepercayaan publik terhadap amanah yang diembankan kepada
setiap pegawai atau pejabat negara. Hal-hal yang penting
diperhatikan dalam membangunlingkungan kerja yang akuntabel
adalah:
1)Kepemimpinan
2) Transparansi
3) Integritas
4) Tanggung jawab (responsibilitas)
5) Keadilan
6) Kepercayaan
7) Keseimbangan
8) Kejelasan
9) Konsistensi
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang
akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung 3
dimensi yaitu Akuntabilitas kejujuran dan hukum, Akuntabilitas
proses, Akuntabilitas program, dan Akuntabilitas kebijakan.
Pengelolaan konflik kepentingan dan kebijakan gratifikasi dapat
membantu pembangunan budaya akuntabel dan integritas di
lingkungan kerja. Akuntabilias dan integritas dapat menjadi faktor
yang kuat dalam membangun pola pikir dan budaya antikorupsi.

13
3. Kompeten
Kompeten adalah terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
dengan meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan
yang selalu berubah, membantu orang lain belajar, melaksanakan
tugas dengan kualitas terbaik. Konsepsi kompetensi adalah meliputi
tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi
aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB
Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN,
kompetensi meliputi:
1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan
yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan.
2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan
untuk memimpin atau mengelola unit organisasi.
3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur,
dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi
dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan
budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai,
moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap
pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai
dengan peran, fungsi dan Jabatan. Pendekatan
pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-
klasikal, baik untuk kompetensi teknis, manajerial, dan sosial
kultural. Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya
hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua
14
puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh
empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (P3K).
Macam-macam kompeten seperti :
 Berkinerja yang BerAkhlak
Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja.Selain ciri tersebut ASN terikat dengan
etika profesi sebagai pelayan publik. Perilaku etika profesional
secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak.
 Meningkatkan kompetensi diri
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah adalah keniscayaan. Pendekatan pengembangan
mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai
teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada
sumber pembelajaran utama dari Internet. Perilaku lain ASN
pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online
network. Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan
sumber keahlian para pakar/konsultan, yang mungkin imiliki unit
kerja atau instansi tempat ASN bekerja atau tempat lain.
Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang
mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam
organisasi dan atau luar organisasi.
 Membantu Orang Lain Belajar:
Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria
kantor termasuk morning tea/coffee sering kali menjadi ajang
transfer pengetahuan. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN
pembelajar yaitu aktif dalam “pasar pengetahuan” atau forum
terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums). Mengambil dan
mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen
kerja seperti laporan presentasi, artikel, dan sebagainya dan
memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat dengan
15
mudah disimpan dan diambil (Knowledge Repositories). Aktif untuk
akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer),
dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network),
pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya, dan
mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman
(lessons learned).
 Melakukan kerja terbaik:
Pengetahuan menjadi karya sejalan dengan kecenderungan setiap
organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta, bersifat
dinamis, hidup dan berkembang melalui berbagai perubahan
lingkungan dan karya manusia. Pentingnya berkarya terbaik dalam
pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang menjadi
terpenting dalam hidup seseorang

4. Harmonis
Harmonis adalah saling peduli dan menghargai setiap perbedaan.
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga
menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan
tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali,
mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu
bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau
persatuan dan kesatuan bangsa.
Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di
nusantara disadari pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia.
Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam Lambang Negara yaitu
Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran persatuan
berbangsa tersebut. Etika publik merupakan refleksi kritis yang
mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan,
kesetaraan, dan lain- lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.
Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika
16
suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu. Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik
Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah, seperti :
a. Berubah dari penguasa menjadi pelayan
b. Berubah dari wewenang menjadi peranan
c. Menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah
Membangunbudaya harmonis tempat kerja yang harmonis
sangat penting dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja
yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk
organisasi.Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi
dalam mewujudkan susasana harmonis harus dapat diterapkan
dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat

5. Loyal
Loyal adalah berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa
dan Negara. Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah
satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan
berkelas dunia (World Class Government), pemerintah telah
meluncurkan Core Values (Nilai- Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan
Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Nilai “Loyal”
dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu core values
yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap
ASN dikarenakan oleh faktor penyebab internal dan eksternal.
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
“Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai
Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling
tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih- lebih kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terdapat beberapa
ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain :
17
1. Taat pada Peraturan.
2. Bekerja dengan Integritas.
3. Tanggung Jawab pada Organisasi.
4. Kemauan untuk Bekerja Sama.
5. Rasa Memiliki yang Tinggi.
6. Hubungan Antar Pribadi.
7. Kesukaan Terhadap Pekerjaan.
8. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan.
9. Menjadi teladan bagi Pegawai lain.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values
ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan
perilaku :
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara
b. Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah.
c. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan
Negara
d. Menjaga rahasia jabatan dan Negara.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk
mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut di atas
diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi,
nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat
menjadi “KoDeKoNasAb”.
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa
setia (loyal) pegawai terhadap organisasi, hendaknya
beberapa hal berikut dilakukan :
1. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
2. Meningkatkan Kesejahteraan
3. Memenuhi Kebutuhan Rohani
18
4. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
5. Melakukan Evaluasi secara Berkala
Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan
negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan
negara. Agar para ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa dan
Negara di atas kepentingan lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit,
diantaranya melalui pemantapan Wawasan Kebangsaan. Selain
memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap loyal seorang ASN dapat
dibangun dengan cara terus meningkatkan nasionalismenya kepada
bangsa dan negara. Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang ASN,
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip Nilai Dasar (pasal 4) serta
Kode Etik dan Kode Perilaku (Pasal 5, Ayat 2) dengan serangkaian
Kewajibannya (Pasal 23). Untuk melaksanakan dan mengoperasionalkan
ketentuan-ketentuan tersebut maka dirumuskanlah Core Value ASN
BerAKHLAK yang didalamnya terdapat nilai Loyal dengan 3 (tiga) panduan
perilaku (kode etik). Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS
terhadap bangsa dan negaranya dapat diwujudkan dengan
mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan
sehari-harinya, yaitu :
1. Cinta Tanah Air.
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara.
3. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara.
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara.
5. Kemampuan Awal Bela Negara.
Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmennya dalam
melaksanakan sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi
PNS sebagaimana ketentuan perundang- undangangan yang berlaku.
Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
19
undangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Hanya PNS-PNS yang memiliki loyalitas yang tinggilah yang dapat
menegakkan kentuan-ketentuan kedisiplinan ini dengan baik.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu
bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut
merupakan perwujudan dari implementai nilai-nilai loyal dalam konteks
individu maupun sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah. Kemampuan
ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila
menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai loyal dalam
kehidupannya sebagai ASN yang merupakan bagian/komponen dari
organisasi pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat

6. Adaptif
Adaptif adalah terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan
serta menghadapi perubahan. Adaptif merupakan salah satu karakter
penting yang dibutuhkan oleh individu maupun organisasi untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa nilai-
nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan
di sektor publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis,
kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim,
perkembangan teknologi dan lain sebagainya. Adaptasi merupakan
kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di
dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup,
untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan
beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuh kembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya
dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir
kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi, karakter adaptif
20
diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam
organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan
organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur
kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN
merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN
sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai
tujuannya. Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam
mencapai tujuan, baik individu maupun organisasi dalam situasi apa pun.
Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individual dan
organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty,
Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi
uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan
hadapi ambiguity dengan agility.
Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk
merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder
dengan cepat dan fleksibel. Budaya organisasi merupakan faktor yang
sangat penting di dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat
ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang tepat dan dapat
mendukung tercapainya tujuan organisasi. Bila budaya organisasi telah
disepakati sebagai sebuah strategi perusahaan maka budaya organisasi
dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja. Dengan adanya
pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Organisasi selain akan menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas.

7. Kolaboratif
Kolaboratif adalah membangun kerja sama yang sinergis. Kolaboratif
merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat
birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat
dihilangkan. Calon ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen
21
perubahan yang dapat mewujudkan harapan tersebut. Pendekatan WoG
yang telah berhasil diterapkan di beberapa Negara lainnya diharapkan
dapat juga terwujud di Indonesia. Semua ASN Kementerian/Lembaga
/Pemerintah Daerah kemudian akan bekerja dengan satu tujuan yaitu
kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Kolaborasi menjadi hal sangat
penting di tengah tantang global yang dihadapi saat ini. Banyak ahli
merumuskan terkait tantangan-tantangan tersebut. Prasojo (2020)
mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi
di semua kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga kerja
milenal Gen Y dan Z, serta mobilitas dan fleksibilitas. Morgan (2020)
mengungkapkan lima tantangan yang dihadapi yaitu new behaviour,
perkembangan teknologi, tenaga kerja milenial, mobilitas tinggi, serta
globalisasi.

B. SMART ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan
persiapan kebutuhan SDM talenta digital, literasi digital berperan penting
untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di
Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai.
Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill, digital
safety, digital culture, dan digital ethics. Kerangka kurikulum literasi digital
ini digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan
afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
a. Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5
langkah yang harus dijalankan, yaitu :
 Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
 Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-
sektor strategis, baik di pemerintahan, layanan publik,
bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
 Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah
22
dibicarakan.
 Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
 Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan
dan pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-
cepatnya.

b. Literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional belajar


bagaimana menggunakan komputer dan keyboard, atau cara
melakukan pencarian online. Literasi digital juga mengacu pada
mengajukan pertanyaan tentang sumber informasi itu
kepentingan produsennya, dan cara-cara di mana ia mewakili
dunia dan memahami bagaimana perkembangan teknologi ini
terkait dengan kekuatan sosial, politik dan ekonomi yang lebih
luas.
c. Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk
mengakses, mengelola, memahami, mengintegrasikan,
mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi
secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan,
pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup
kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi
komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media.
d. Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020 menunjukkan
bahwa rata-rata skor indeks Literasi Digital masyarakat
Indonesia masih ada di kisaran 3,3. Sehingga literasi digital
terkait Indonesia dari kajian, laporan, dan survey harus
diperkuat. Penguatan literasi digital ini sesuai dengan arahan
Presiden Joko Widodo.
e. Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo,
Siberkreasi, dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan
fundamental untuk mengatasi persoalan terkait percepatan
transformasi digital, dalam konteks literasi digital. Sehingga
23
perlu dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas
empat area kompetensi yaitu :
● Kecakapan digital
● Budaya digital
● Etika digital
● Keamanan digital
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan
menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali ada
pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah
kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah
konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada
kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu,literasi digital juga
banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam
melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara
produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang
pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak
hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia
digital dengan penuh tanggung jawab. Keempat pilar yang menopang
literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan kecakapan dalam
bermedia digital.
Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia digital
meliputi kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan,
nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-
hari. Sementara itu,kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan
24
individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat
keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan
sehari-hari.
a. Dalam Cakap di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada :
 Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital
(HP, PC).
 Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine)
dalam mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci
dan memilah berita benar.
 Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media
social untuk berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan
mengganti settings.
 Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital
dan e-commerce untuk memantau keuangan dan
bertransaksi secara digital.

b. Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada :


 Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku,
tata krama, dan etika berinternet (netiquette).
 Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang
mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti : pornografi,
perundungan, dll.
 Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di
ruang digital yang sesuai dalam kaidah etika digital dan
peraturan yang berlaku.
 Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan
berdagang di ruang digital yang sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

c. Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:

25
 Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa dan
berbahasa Indonesia.
 Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang
tidak sejalan dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti
perpecahan, radikalisme, dll.
 Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik
dan benar dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila,
Bhineka Tunggal Ika.
 Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi
sehat, menabung, mencintai produk dalam negeri dan
kegiatan produktif lainnya.

d. Dalam Aman Bermedia Digital perlu adanya penguatan pada:


 Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata
sandi,fingerprint)
 Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata
sandi).
 Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang
valid dari sumber yang terverifikasi dan terpercaya,
memahami spam, phishing.
 Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan
platform digital dan menyadari adanya rekam jejak digital
dalam memuat konten sosmed.
 Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam)
dalam transaksi digital serta protokol keamanan seperti PIN
dan kode otentikasi.
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita.
Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita
gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita

26
sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian masyarakat Indonesia
hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020).
Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya
menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020,
selama pandemi COVID-19 mayoritas masyarakat Indonesia mengakses
internet lebih dari 8 jam sehari. Pola kebiasaan baru untuk belajar dan
bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita
berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki
oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga Negara.

C. MENEJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. ASN
berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya tersebut. Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi
pada kepentingan publik. 13 ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas.
Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap
warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik
dengan tujuan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk
professional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. ASN
27
berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN
senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam
penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya
asas persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa (Kepentingan bangsa dan
Negara di atas segalanya).
Smart ASN merupakan pegawai dengan kompetensi, kinerja, serta
profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin
responsif terhadap perubahan dan pencapaian tujuan organisasi. Smart
ASN memiliki profil yang disiapkan untuk menghadapi era disrupsi dan
tantangan dunia yang semakin kompleks. Profil Smart ASN meliputi
integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai
IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan
memiliki jaringan luas. Mereka berperan sebagai digital talent dan digital
leader yang mendukung transformasi birokrasi di Indonesia. Dalam upaya
mewujudkan smart ASN melalui langka-langkah strategis, harus selalu
memperhatikan dan berbasis pada sistem merit. Sistem merit adalah
sistem yang mengedepankan kualifikasi, kompetensi, kinerja dan non-
diskriminatif serta mempertimbangkan netralitas dan integritas.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh SMART ASN 2024 :
1. ASN Menguasai IT (Information Technology)
2. ASN Menguasai Bahasa Asing
3. ASN Memiliki Sifat dan Sikap Hospitality (Keramahan)
4. ASN Memiliki Kemampuan Networking
5. ASN Memiliki Jiwa Entepreneurship

28
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. IDENTIFIKASI ISU
Terdapat 3 isu yang diidentifikasikan dan kemudian akan di analisis
dengan menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis
isu ini bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas
isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan
menggunakan alat bantu USG ( Urgency, Seriousness, dan Growth ).
1. Isu ke -1
Masih ditemukan pencampuran sampah infeksi dan non infeksi
ditempat sampah ruang mampu salin.Dimana belum optimal
kesaadaran petugas kesehatan dalam penempatan sampah di
tempat sampah infeksi,non infeksi, diruang mampu salin UPT
Puskesmas Manggar. Dimana limbah medis berbahaya bagi
kesehatan manusia bila tidak diolah dengan benar, dan
penyimpanan menjadi pilihan terakhir jika limbah tidak dapat
langsung diolah. Limbah medis kebanyakan sudah terkontaminasi
dengan bakteri, virus, racun, dan bahan radioaktif yang berbahaya
bagi manusia dan makhlus disekitar lingkungannya. Dampak negatif
limbah medis terhadap masyarakat dan lingkungannya terjadi akibat
pengelolaan yang kurang baik, dan dapat menimbulkan pathogen
yang dapat berakibat buruk terhadap manusia dan lingkungan
2. Isu ke-2
Belum optimalnya pelayanan postpartum 6 jam dan observasi di
ruang mampu salin, dimana saat ini belum tersedia SOP pelayanan
29
mobilisasi dan observasi pada ibu nifas 6 jam postpartum diruang
mampu salin UPT Puskesmas Manggar. Hal ini dapat berdampak
penurunan kualitas pelayanan diruang mampu salin baik itu dalam
pemberian asuhan ibu nifas maupun dalam pemantauan observasi
selama 6 jam postpartum.

3. Isu ke-3
Kurang optimalnya sarana diruang nifas UPT Puskesmas
Manggar. Pada saat ini ruang nifas sudah tersedia namun kurangnya
sarana tirai jendela diruangan mengurangi kenyamanan ibu selama
masa pemulihan di 6 jam postpartum.

B. PENETAPAN CORE ISSUE


Penulis menetapkan core isu dengan menggunakan teknik USG
(Urgency, Seriousness, Growth). USG ini merupakan metode
sebagai salah satu alat yang digunakan untuk menyusun urutan
prioritas isu yang akan diselesaikan. Metode ini juga dilakukan
dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan
isu dengan menentukan angka 1 s.d 5. Dalam hal ini, isu yang
memiliki skor tertinggi merupakan isu utama atau isu pokok yang
akan segera diselesaikan. Berikut adalah pengertian tentang USG:
1. Urgency Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahsa dikaitkan
dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut
untuk memcahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-
masalah lain jika masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat
menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan
suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
30
3. Growth Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut
menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
makin memburuk kalau dibiarkan.

Tabel 3.1
Matriks Penetapan Core Isssue dengan Analisis USG
No. Isu Kriteria Jumlah Peringkat

U S G Nilai Kualitas

1. Masih ditemukan 4 5 5 14 II
pencampuran sampah
infeksius dan non
infeksius di ruang mampu
salin UPT Puskesmas
Manggar
2. Belum optimal pelayanan 5 5 5 15 I
mobilisasi dan observasi
6 jam postpartum di
ruang mampu salin, UPT
Puskesmas Manggar
3. Kurang optimalnya 3 3 3 9 III
sarana diruang nifas
mampu salin UPT
Puskesmas Manggar

Berdasarkan analisis USG diatas, maka ditetapkan isu prioritas adalah


Belum tersedia SOP pelayanan mobilisasi dan observasi pada ibu nifas
postpartum 6 jam diruang mampu salin UPT Puskesmas Manggar.

31
C. Analisis Core Issue

MAN
METOD
Kurangnya pelayanan
Asuhan yang diterima tenaga kesehatan
ibu tidak maksimal pada pasien 6 jam
postpartum
Kurangnya edukasi
yang diberikan tenaga
Tidak optimalnya bidan
kesehatan terutama
saat operan observasi
bidan kepada pasien
pada rekan shift
Kurang keteraturan selanjutnya
pelayanan

Belum Optimal
Pelayanan
Mobilisasi Dan
Observasi 6 Jam
Postpartum Di
Ruang Mampu
Belum tersedia lembar Salin, UPT
Puskesmas
monitoring untuk tenaga Manggar
kesehatan dalam
menerapkan SOP di SOP mobilisasi dan
ruang mampu salin observasi belum
tersedia
SOP mobilisasi dan
observasi belum tersedia

MACCHINE
MATERIAL

Berdasarkan analisis fishbone di atas, diketahui bahwa akar


penyebab dari isu belum tersedia SOP mobilisasi dan observasi ibu nifas 6
jam postpartum di ruang mampu salin, sebagai acuan dalam
32
melaksanakan pelayanan, sehingga masih ada asuhan pelayanan dasar
yang terlewati diruang mampu salin UPT Puskesmas Manggar.

D. GAGASAN KREATIF PEMECAHAN ISU


Untuk menghindari penurunan kualitas pelayanan ibu nifas diruang mampu
salin UPT Puskesmas Manggar, dimana masih ditemukan kurangnya
pelaksanaan asuhan pada ibu nifas yang dilakukan petugas. Hal ini dapat
menyebabkan peningkatan resiko bahaya ibu nifas, kurangnya edukasi pada ibu,
serta kurangnya pemantauan selama 6 jam. Berangkat dari isu pokok tersebut
pemecahan masalah tersebut dilakukan dengan cara “Pembuatan SOP
Mobilisasi dan Observasi Pelayanan Ibu Nifas 6 jam Postpartum di Ruang
Mampu Salin UPT Puskesmas Manggar, Pembuatan Form Ceklist Asuhan
Ibu Nifas selama 6 jam Postpartum Yang Telah Diberikan Pada Pasien,
dan Pembuatan Stand Benner Tanda Bahaya Nifas di Ruang Mampu
Salin”. Dengan langkah-langkah yang akan dilakukan selama masa
habituasi, yaitu :
1. Konsultasi dengan Mentor terkait dengan gagasan kreatif yang
telah direncanakan. Gagasan tersebut terkait dengan dasar
ASN BerAKHLAK yaitu Akuntabel dimana bertanggungjawab
terhadap tugas dan berupaya menemukan solusi yang efektif
terhadap isu. Harmonis menjaga hubungan dan komunikasi
yang baik terhadap atasan dan sesama pegawai. Loyal dalam
melaksanakan tugas yang diberikan atasan dengan sesegera
mungkin dan tidak menunda-nunda pekerjaan . Adaptif dalam
meminta saran dan masukan dari mentor dalam penentuan
gagasan kreatif pemecah isu. Kolaboratif dalam membangun
kerjasama yang sinergis dengan mentor terutama dalam
penyusunan rancangan aktualiasi.

2. Membuat SOP mobilisasi dan observasi pelayanan pada ibu

33
nifas 6 jam postpartum, form ceklis asuhan ibu nifas selama 6
jam postpartum, serta stand benner tanda bahaya nifas.
Gagasan tersebut terkait dengan nilai dasar ASN BerAKHLAK,
yaitu : Berorientasi Pelayanan dengan melakukan peningkatan
kualitas pelayanan dan perbaikan secepat mungkin. Akuntabel
dalam melaksanakan dalam pembuatan SOP dengan
semaksimal mungkin dan bertanggungjawab dalam tugas.
Adaptif dengan menyiapkan SOP Mobilisasi postpartum 6 jam di
ruang mampu salin, dan form ceklis asuhan ibu nifas selama 6
jam postpartum dapat meningkatkan pelayanan bagi
masyarakat dengan adanya inovasi diruang mampu salin.
Kolaborasi dalam berkordinasi dengan atasan dan bidan
penanggungjawab pelayanan ruang mampu salin yang lebih
berpengalaman untuk hasil yang maksimal.

3. Mensosialisasikan SOP mobilisasi dan observasi pelayanan


pada ibu nifas 6 jam postpartum ,dan pengisian form ceklis
asuhan ibu nifas selama 6 jam postpartum kepada dokter jaga
dan rekan-rekan bidan diruang mampu salin. Gagasan tersebut
terkait dasar ASN BerAKHLAK, yaitu Berorientasi pelayanan
sebagai upaya memberikan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Akuntabel bertanggungjawab dalam
melakukan kegiatan sosialisasi dengan dokter jaga, dan rekan-
rekan bidan diruang mampu salin. Kompeten melakukan tugas
sesuai dengan sesuai kompetensi yang dimiliki. Kolaboratif
dengan rekan pegawai lainnya dalam melaksanakan tugas.
Harmonis bersikap sopan santun dalam kerjasama dengan
rekan kerja terjaga hubungan baik

4. Penerapan SOP Mobilisasi dan observasi pelayanan ibu nifas 6


jam postpartum, serta pengisian form ceklist asuhan ibu nifas,
34
dan pemasangan stand bener tanda bahaya nifas. Gagasan ini
berkaitan dasar nilai ASN BerAKHLAK, yaitu Berorientasi
Pelayanan dalam melakukan pelayanan harus bersikap sopan
santun dan ramah. Akuntabel dalam melakukan pelayanan
dengan professional, berkomunikasi dengan jelas, jujur, dan
bertanggungjawab. Harmonis dengan tidak membedakan ras,
suku agama pasien yang dating. Kolaboratif dalam berkordinasi
dan komunikasi dengan reksan bidan dan dokter jaga.

Melakukan evaluasi dari penerapan SOP mobilisasi dan observasi


pelayanan ibu nifas 6 jam postpartum, serta pengisian form ceklist asuhan
ibu nifas. Evaluasi ini berkaitan dengan nilai dasar ASN BerAKHLAK, yaitu
Berorientasi Pelayanan dengan melakukan evaluasi terhadap
pendokumentasian supaya perbaikan tiada henti. Akuntabel dalam
bertanggunjawab dalam menyampaikan hasil kegiatan untuk di evaluasi
hasil kegiatan pada mentor dan rekan kerja. Loyal menjaga nama baik
profesi dan instansi dalam segala tindakan yang telah di dokumentasikan.
Kompeten dalam mengembangkan kompetensi diri. Adaptif dalam
melakukan inovasi untuk peningkatan pelayanan Tentunya dari hasil
pelaksanaan evaluasi ini penulis berusaha untuk menganalisa dari uji
coba penggunaan form ceklist asuhan ibu nifas agar mengetahui apakah
berjalan efektif atau tidak.
Gagasan kreatif ini tentunya diharapkan dapat sebagai pemecahan
masalah yaitu Upaya Peningkatan Pelayanan Pada Pasien 6 jam
Postpartum Melalui Pembuatan SOP Bagi Tenaga Kesehatan Di Ruang
Mampu Salin di UPT Puskesmas Manggar.

35
E. Matriks Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : UPT Puskesmas Manggar Kabupaten Belitung Timur
Identifikasi Isu : 1. Masih ditemukan pencampuran sampah infeksi dan non infeksi di tempat sampah di ruang mampu salin UPT
Puskesmas Manggar
2. Belum optimal pelayanan mobilisasi dan observasi ibu nifas 6 jam postpartum di ruang mampu salin UPT
Puskesmas Manggar
3. Belum optimalnya sarana diruang nifas mampu salin UPT Puskesmas Manggar.
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya pelayanan mobilisasi dan observasi ibu nifas 6 jam postpartum di UPT Puskesmas Manggar

Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi pelayanan pada ibu 6 jam postpartum dengan pembuatan SOP Bagi Tenaga Kesehatan diruang mampu
salin UPT Puskesmas Manggar

No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Substansi Mata Visi/Misi Organisasi Dasar PNS ASN
Pelatihan BerAKHLAK

36
pada Organisasi
ke depan
1 2 3 4 5 6 7
1. Konsultasi dengan a. Menyiapkan a. Bahan Akuntabel: Kegiatan konsultasi ini Melakukan
mentor terkait gagasan bahan konsultasi konsultasi Bertanggungjawab menunjang visi dan misi kegiatan
kreatif yang telah berupa isu terhadap tugas yang organisasi dalam konsultasi
direncanakan dan gagasan diberikan atasan Meningkatkan kualitas diharapkan
b. Menyiapkan b. Notulensi dan SDM aparatur untuk memaksimalkan
bahan konsultasi foto Harmonis: mewujudkan pelayanan kerjasama dalam
Menjaga hubungan prima kepada masyarakat penentuan
c. Konsultasi c.Lembar
dan komunikasi yang gagasan kreatif.
dengan mentor persetujuan
baik terhadap atasan Visi :
d. Meminta
dan sesama pegawai. Mitra Unggul Hal ini terdapat
persetujuan
Mewujudkan Masyarakat memperkuat nilai
mentor terkait
Loyal: Manggar Sehat dan organisasi
isu dan gagasan
Melaksanakan tugas Mandiri PRIMA
pemecahan isu
yang diberikan atasan (Profesional,
sesegera mungkin dan Misi : Ramah, Inovatif,
tidak menunda-nunda -Meningkatkan mutu Kerjasama)
pekerjaan pelayanan administrasi khususnya nilai
-Meningkatkan pelayanan professional dan
37
kesehatan yang merata kerjasama dalam
Adaptif: dan terjangkau peningkatan
Dalam meminta saran -Menciptakan masyarakat pelayanan
dan masukan dari yang mandiri hidup sehat
mentor dalam
penentuan gagasan
kreatif pemecah isu.

Kolaboratif:
Membangun
kerjasama yang
sinergis dengan
mentor terutama dalam
penyusunan rancangan
aktualisasi.

No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan


Substansi Mata Terhadap Visi/ Nilai Dasar
Pelatihan Misi Organisasi PNS ASN
BerAKHLAK
38
pada
Organisasi ke
depan
1 2 3 4 5 6 7
2. Pembuatan SOP , a. Melakukan konsultasi a. Telah disetujuinya Berorientasi Kegiatan Langsung
form ceklist, dan dengan Kepala rancangan susunan Pelayanan: pembuatan SOP bertindak untuk
stand benner tanda Puskesmas SOP mobilisasi dan Melakukan mobilisasi memperbaiki,
bahaya nifas observasi pelayanan peningkatan pelayanan berinovasi,
ibu nifas 6 jam kualitas pelayanan, postpartum 6 kerjasama
postpartum, form ceklis dan perbaikan jam menunjang dengan rekan
dan stand benner tanda secepat mungkin. visi dan misi pegawai dalam
bahaya nifas. organisasi dalam meningkatkan

39
b. Melakukan kordinasi b. Telah terjadi kordinasi Akuntabel: meningkatkan pelayanan.
dengan bidan dengan bidan Dalam kualitas SDM
penanggungjawab penanggungjawab melaksanakan aparatur untuk
pelayanan ruang mampu pelayanan mampu pembuatan SOP mewujudkan
salin salin tentang dengan semaksimal pelayanan prima
rancangan susunan mungkin dan kepada
SOP mobilisasi dan bertanggungjawab masyarakat
observasi, form ceklis,
dan stand benner tanda Adaptif : Visi :
bahaya nifas Trus melakukan Mitra Unggul
inovasi untuk Mewujudkan
peningkatan Masyarakat
pelayanan Manggar Sehat

c. Mengumpulkan c. Draf SOP, form ceklist dan Mandiri

referensi dan dan desain stand benner Kolaborasi:

menyusun SOP, telah tersusun Dalam Misi :

format ceklist, dan melaksanakan -Meningkatkan

desain stand benner pembuatan SOP mutu pelayanan

bersama tim mutu saya akan administrasi

40
d. Mengusulkan draf d. Kepala puskesmas berkoordinasi -Meningkatkan
SOP, form ceklist, meyetujui dengan atasan dan pelayanan
dan desain benner bidan kesehatan yang
kepada kepala penanggungjawan merata dan
puskesmas pelayanan ruang terjangkau

e. Konsultasi dengan e. Anggaran sudah mampu salin yang -Menciptakan

bendahara puskesmas disetujui bendahara lebih masyarakat yang

untuk anggaran puskesmas berpengalaman mandiri hidup

pembuatan form untuk hasil yang sehat

ceklist asuhan ibu maksimal

nifas dan stand


benner

f. Kordinasi dengan pihak f. Terciptanya SOP, form


percetakan stand benner checklist stand benner

g. Notulensi dan foto

h. Lembar Persetujuan

41
No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan
Substansi Mata Terhadap Visi/ Pengertian
Pelatihan Misi Organisasi Nilai Dasar
PNS pada
Organisasi ke
depan
1 2 3 4 5 6 7
3. Mensosialisasikan a. Melakukan sosialisasi a. Rekan-rekan bidan Berorientasi Kegiatan Memaksimalkan
kegiatan kepada mengenai adanya diruang mampu salin dan pelayanan: sosialisasi ini perencanaan,
pegawai diruang inovasi baru di ruang dokter jaga paham dalam Sebagai upaya sebagai wujud dan kerjasama
mampu salin mampu salin, dan pengisian form ceklist memberikan kerjasama dalam dalam
komitmen dalam dan SOP, serta pelayanan sesuai peningkatan peningkatan
pengisian form ceklist mengimplementasikan. dengan kebutuhan pelayanan yang kualitas
asuhan ibu nifas masyarakat menunjang visi dan pelayanan, serta
selama masa 6 jam b. Daftar Hadir misi organisasi. menumbuhkan
postrpartum Akuntabel: Visi : rasa tanggung
Bertanggungjawa Mitra Unggul jawab yang
c. Notulensi dan Foto
b dalam Mewujudkan tinggi sesuai
melakukan Masyarakat dengan nilai
kegiatan Manggar Sehat dan dasar organiasi.
sosialisasi dengan
42
dokter jaga, dan Mandiri
rekan-rekan bidan Misi :
diruang mampu -Meningkatkan
salin mutu pelayanan
administrasi
Kompeten: -Meningkatkan
Melakukan tugas pelayanan
sesuai dengan kesehatan yang
sesuai kompetensi merata dan
yang dimiliki terjangkau
-Menciptakan
Kolaboratif : masyarakat yang
Dengan rekan mandiri hidup sehat
pegawai lainnya
dalam
melaksanakan
tugas.

Harmonis:

43
Bersikap sopan
santun dalam
kerjasama dengan
rekan kerja terjaga
hubungan baik

No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai


Substansi Mata Terhadap Visi/ Misi Dasar PNS ASN
Pelatihan Organisasi BerAKHLAK
pada Organisasi
ke depan
1 2 3 4 5 6 7
4. Penerapan SOP a. Melakukan koordinasi a. Terlaksananya Berorientasi Kegiatan pembuatan Meningkatkan
Mobilisasi disetiap operan shift kegiatan kepada ibu Pelayanan : SOP mobilisasi rasa
Pelayanan jaga kepada dokter nifas 6 jam Dalam pelayanan tanggungjawab
Postpartum 6 jaga serta teman postpartum yang ada melakukan postpartum 6 jam dalam diri, aktif
jam, serta sejawat diruang diruang mampu salin pelayanan harus menunjang visi dan dalam
pengisian form mampu salin mengenai bersikap sopan misi organisasi mengembangkan
ceklist asuhan kegiatan yang akan santun dan dalam meningkatkan kompetensi dalam

44
ibu nifas, dan dilakukan ramah. kualitas SDM diri serta tidak
stand benner b. Memersiapkan alat dan b. Tersedianya alat dan aparatur untuk berhenti untuk
tanda bahaya bahan yang diperlukan bahan yang Akuntabel : mewujudkan selalu berinovasi
nifas diperlukan Melakukan pelayanan prima dalam
pelayanan kepada masyarakat peningkatan
c. Melaksanakan setiap c. Foto/Video kegiatan dengan pelayanan
point yang ada di SOP profesional, Visi :
mobilisasi dan d. Pemasangan stand berkomunikasi Mitra Unggul
observasi pelayanan benner tanda bahaya dengan jelas, Mewujudkan
ibu postpartum 6 jam, nifas diruang mampu jujur dan Masyarakat Manggar
serta mengisi form salin bertanggung Sehat dan Mandiri
ceklist asuhan ibu nifas jawab.
Misi :
Harmonis : - Meningkatkan
Tidak mutu pelayanan
membedakan administrasi
ras, suku, agama - Meningkatkan
pasien yang pelayanan
datang kesehatan yang
merata dan
Kolaboratif :
45
Koordinasi dan terjangkau
komunikasi - Menciptakan
dengan rekan masyarakat
bidan, dan yang mandiri
dokter jaga. hidup sehat

No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai


Substansi Mata Terhadap Visi/ Misi Dasar PNS ASN
Pelatihan Organisasi BerAKHLAK
pada Organisasi
ke depan
1 2 3 4 5 6 7
46
5. Evaluasi dari penerapan a. Menyiapkan a. Form Evaluasi Berorientasi Kegiatan evaluasi ini Bekerja dan
SOP Mobilisasi form evaluasi sudah disiapkan Pelayanan: menunjang visi dan bertanggungjawab
Pelayanan Postpartum 6 b. Mengisi form b. Form evaluasi Dengan melakukan misi organisasi dalam secara penuh
jam, serta pengisian evaluasi yang sudah diisi evaluasi terhadap Meningkatkan terhadap hasil
form ceklist asuhan ibu c. Menyimpulkan c. Hasil pendokumentasian kualitas SDM evaluasi.
nifas hasil evaluasi Kesimpulan supaya perbaikan tiada aparatur untuk Membangun
henti. mewujudkan lingkungan kerja
pelayanan prima yang harmonis,
Akuntabel: kepada masyarakat serta terus
Dalam berinovasi
bertanggunjawab Visi : terhadap evaluasi
dalam menyampaikan Mitra Unggul suatu kegiatan.
hasil kegiatan untuk di Mewujudkan
evaluasi hasil kegiatan Masyarakat Manggar
pada mentor dan rekan Sehat dan Mandiri
kerja.

Loyal:
Menjaga nama baik
profesi dan instansi
47
dalam segala tindakan
yang telah di
dokumentasikan

Kompeten:
Mengembangkan
kompetensi diri

Adaptif :
Trus melakukan
inovasi untuk
peningkatan pelayanan

48
F. Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi

Tabel 3.2
Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi

Tanggal Kegiatan Aktualisasi Agustus September


NO
Kegiatan II III IV I II III IV
Kegiatan Ke-1 Konsultasi dengan Mentor terkait
1
(9 s/d 12 Agustus dengan gagasan kreatif yang telah
2022) direncanakan
Kegiatan Ke- 2 Pembuatan SOP , form ceklist, dan
2 (13 s/d 16 stand benner tanda bahaya nifas
Agustus 2022)
Kegiatan Ke-3 Mensosialisasikan kegiatan kepada
3 (17 s/d 19 pegawai diruang mampu salin
Agustus 2022)
Kegiatan Ke-4 Penerapan SOP Mobilisasi
(20 Agustus s/d Pelayanan Postpartum 6 jam, serta
4 21 September pengisian form ceklist asuhan ibu
2022) nifas, dan stand benner tanda
bahaya nifas
Kegiatan Ke-5 Evaluasi dari penerapan SOP
(22 September Mobilisasi Pelayanan Postpartum 6
5.
s/d 26 September jam, serta pengisian form ceklist
2022) asuhan ibu nifas

49
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul Adaptif Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul Akuntabel Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul Berorientasi Pelayanan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul Harmonis Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul Kolaboratif Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul Kompeten Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul Loyal Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul Smart ASN Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2021 tentang Perubahan
Atas Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun
2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Utama, Risma.(2021). Kepuasan Klien Post Natal Care Terhadap Kualitas
Pelayanan Bidan
50

Anda mungkin juga menyukai