PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum,
Membantu masyarakat dalam mengupayakan hidup sehat dan mencapai kesehatan yang
optimal.
1
1.2.2 Tujuan Khusus
- Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah kesehatan di dalam keluarga memalui
pengkajian
- Mahasiswa dapat menemukan masalah dan prioritas masalah
- Mahasiswa dapat merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
- Mahasiswa dapat melakukan pelaksanaan berupa penyuluhan dari pemecahan
masalah.
- Mahasiswa dapat mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi
keluarga dalam upaya mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, serta
menanamkan perilaku hidup sehat.
1.5.1 Sasaran
Keluarga binaan yang dipilih yaitu :
1. Ny. Legia , Gg. Balai Desa Desa Jatikesuma Dusun II.
2. Ny.Nur Ainun , Gg. Rahmat Desa Jatikesuma Dusun II.
3. An.Arya , Gg. Bersama Percobaan Desa Jatikesuma Selamat Dusun II.
2
1.6 Metode
Adapun metode yang digunakan selama PBL di Dusun II Desa Jatikesuma Kecamatan
Namorambe Kabupaten Deli Serdang :
1. Observasi
Yaitu melibatkan langsung masyarakat bagaimana status kesehatan masyarakat
tersebut.
2. Wawancara
Yaitu teknik yang digunakan dengan pengumpulan data yang actual dengan
melaksanakan komunitas dan masyarakat
3. Kuesioner
Yaitu suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang
diajukan pada responden untuk mendapat jawaban.
4. Data
a. Data Primer
Yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau
pihak pertama, melalui metode :
1) Observer
2) Wawancara
3) Quesioner
b. Data Sekunder
Yaitu sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara , diperoleh melalui :
1) Data desa
2) Data dusun
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP KELUARGA
A.PENGERTIAN KELUARGA
Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) keluarga adalah dua atau lebih dari dua
individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan didalam perannya masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.
Menurut Bailon dan Maglaya (1978) keluarga adalah dua atau lebih individu
yang hidup alam satu rumah tangga karena adanya hubungan adarah, perkawinan, atau
adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Menurut Departemen Kesehatan RI (2010) keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal disuatu tempt dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
2.Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
meperhatikan satu sama lain.
3.Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing- masing mempunyai peran
social : suami, istri, anak, kakak, dan afik.
4.Mempunyai tujuan : Menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan social anggota.
Berbagai peran yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :
1.Peranan ayah: Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidikan, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2.Peranan ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran untuk
mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
4
dari lingkugannya,disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
3. Peran anak : Anak- anak melakanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkemangannya baik fisik, mental, social, dan spiritual.
B.STUKTUR KELUARGA
1.Patrilineal : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal : Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : Sepasang suami istri yang tnggal bersama keluarga sedarh suami
5. Keluarga kawinan : Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami/ istri.
5
2. Matrilineal : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal : Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : Sepasang suami istri yang tnggal bersama keluarga sedarh suami
2. Peranan Ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
6
3. Peran Anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
D. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2.Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih saying dan rasa aman
b. Memberikanperhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan dan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identifikasi keluarga
3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber- sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga dimasa yang
akan dating (pendidikan,jaminan hari tua)
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
7
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dating dalam
memenuhi dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat- tingkat perkembangannya.
8
buruk pada seluruh anggota keluarga terlebih bagi anak sebab anak masih dalam masa
pertumbuhan.
Adanya hal – hal seperti itu pasti terdapat masalah – masalah yang terdapat dalam
keluarga, masalah - masalah tersebut adalah :
1. Kurangnya komunikasi antar anggota keluarga sehingga tidak adanya pengertian
ataupun pemahaman yang baik dalam keluarga tersebut sehingga membuat keluarga
tersebut sering terjadi pertengkaran.
2. Perbedaan pendapat. Adanya perbedaan pendapat juga membuat keluarga sering terjadi
pertengkaran. Adanya perbedaan pendapat yang sampai membuat pertengkaran itu juga
disebabkan karena tidak adanya saling pengertian satu sama lain dalam anggota keluarga
tsb.
3. Kurang perhatian orang tua. Hal ini sangat berpengaruh bagi anak, sebab anak sangat
membutuhkan perhatian serta bimbingan orang tua dalam masa perkembangannya.
Apabila hal tersebut tidak didapatkan oleh sang anak, pasti sang anak akan menjadi anak
yang merasa kesepian dan akan melakukan perbuatan – perbuatan memberontak seperti
sering pulang malam, bolos sekolah atau bahkan tidak pulang kerumah. Sang anak
melakukan hal tersebut karena ingin diperhatikan oleh orang tua.
4. Masalah yang lain yang menjadi dasar dalam keluarga adalah masalah ekonomi.
Ekonomi sangatlah penting dalam keluarga, bagaimana sebuah keluarga dapat hidup
dengan layak apabila tidak mempunyai ekonomi yang cukup.
5. Dalam keluarga haruslah dapat adil dalam memberikan perhatian ataupun materi bagi
anak. Sebab apabila tidak adil pastilah akan terjadi kerenggangan dalam keluarga
tersebut.
6.Hubungan dengan masyarakat sekitat. Ini merupakan masalah yang penting juga, sebab
kita hidup pastilah memerlukan orang lain untuk dapat mempertahankan hidup. Apabila
hubungan kita dengan masyarakat sekitar tidak baik pastilah kita tidak akan tenang hidup
dalam lingkungan tersebut sehingga kita akan merasa tertekan. Berbeda apabila hubunan
kita denmgan masyarakat sekitar terjalin dengan baik, pastilah kita akan merasa nyaman
tinggal dalam lingkungan tersebut.
9
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN KELUARGA
1. Faktor fisik
Ross, Mirowsaky, dan Goldstein (1990) memberikan gambaran bahwa ada
hubungan positif antara perkawinan dengan kesehatan fisik. Contoh dari hubungan
tersebut antara lain : seorang suami sebelum menikah terlihat kurus maka beberapa
bulan kemudian setelah menikah akan terlihat lebih gemuk, beberapa alasan
dikemukakan bahwa dengan menikah suami ada yang memperhatikan dan pola
makan lebih teratur begitu sebaliknya dengan istri (Setiawati, 2008 : 21)
2. Faktor psikis
Terbentuknya keluarga akan menimbulkan dampak psikologis yang besar,
perasaan nyaman karena saling memperhatikan, saling memberikan penguatan atau
dukungan. Suami akan merasa tentram dan terarah setelah beristri, begitupun
sebaliknya (Setiawati, 2008 : 22).
3. Faktor sosial
Status sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi kesehatan
sebuah keluarga. Dalam sebuah keluarga ada kecenderungan semakin tinggi
tingkat pendapatan yang diterima semakin baik taraf kehidupannya. Tingginya
pendapatan yang diterima akan berdampak pada pemahaman tentang pentingnya
kesehatan, jenis pelayanan kesehatan yang dipilih, dan bagaimana berespon
terhadap masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga (Setiawati, 2008 : 22).
4. Faktor budaya
Faktor budaya terdiri dari:
a. Keyakinan dan praktek kesehatan
b. Nilai-nilai keluarga
c. Peran dan pola komunikasi keluarga
d. Koping keluarga
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN KASUS
Beberapa masalah kesehatan yang ditemukan dari 9 kepala keluarga yang
datanya dikaji oleh penulis, seperti masalah kesehatan reproduksi remaja , menopause
dan kurangnya pengetahuan ibu mengenai SADARI, PUS kurang pengetahuan KB,wus
belum pernah melakukan IVA/PAP SMEAR, masalah tersebut antara lain :
1. Keluarga Tn. Heru Nirwanto
Masalah :
- WUS belum pernah melakukan pemeriksaan IVA/PAP SMEAR
- Kurangnya pengetahuan remaja tentang KESPRO/HIV
11
7. Keluarga Tn. Supardi
Masalah :
- WUS belum pernah melakukan pemeriksaan IVA/PAP SMEAR
- WUS belum pernah melakukan pemeriksaan SADARI
8. Keluarga Tn. Supriadi
Masalah :
- WUS belum pernah melakukan pemeriksaan SADARI
- WUS belum pernah melakukan pemeriksaan IVA/PAP SMEAR
9. Keluarga Tn. Muhammad Syahnan
Masalah :
- WUS belum pernah melakukan pemeriksaan IVA/PAP SMEAR
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Setelah dilakukan analisis situasi dari 9 KK di Dusun II Desa Jati Kesuma, dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yang terjadi, yakni sbb:
A. Kurangnya pengetahuan WUS tentang IVA/PAP SMEAR di Duun II
sebanyak 3 orang.
B. Kurangnya pengetahuan PUS mengenai penggunaan KB di Dusun II
sebanyak 1 orang
C. Kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di Dusun II
sebanyak 2 orang
D. Wanita meopause berpegetahuan kurang di Dusun II sebanyak 3 orang
E. Kurangnya pengetahuan WUS mengenai pemeriksaan SADARI di Dusun II
sebanyak 3 orang
C. PRIORITAS MASALAH
Akibat banyaknya masalah kesehatan yang terjadi di 10 KK di Dusun I Jati
Kesuma. Maka perlu ditetapkan prioritas masalah yakni masalah mana yang perlu
mendapat perhatian dan harus segera ditangani.Untuk itu dilakukan penetapan
prioritas masalah dengan metode Delbeq , yakni sebagai berikut :
A. Kurangnya pengetahuan WUS mengenai pemeriksaan SADARI di Dusun
II sebanyak 3 orang
B. Kurangnya pengetahuan PUS mengenai penggunaan KB di Dusun II
sebanyak 1 orang
12
C. Kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di Dusun II
sebanyak 2 orang
D. Wanita meopause berpegetahuan kurang di Dusun II sebanyak 3 orang
E. Kurangnya pengetahuan WUS tentang IVA/PAP SMEAR di Dusun II
sebanyak 3 orang
Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah dapat
disusun sebagai berikut :
1. Prioritas 1 : WUS belum pernah melakukan pemeriksaan IVA/PAP SMEAR
2. Priritas 2 :Remaja memiliki pegetahuan kurang tentang KESPRO/HIV
3. Prioritas 3 : Kurangnya pengetahuan lansia mengenai masa
KLIMAKTERIUM / MENOPAUSE
13
kespro pada remaja dan tahap perkembanga 2017 Nirwanto Nadeak SST,
remaja perkembangan n emosional Pukul M.Kes
emsional remaja, remaja 19.00
seperti : WIB
1.Memberikan
pengetahuan
umum seputar
remaja.
2.Memberi
quesioner pada
remaja tersebut
3.Memberikan
penanganan pada
masalah/keluhan.
4.Memberikan
remaja quesioner.
2. Arya (10) Penyuluhan pada Agar remaja Kamis , 26 Rumah Maria Hanna
Belum remaja tentang mengerti Oktober Tn.Heru Mutiara Sriyanti
mengetahui pengertian,tanda- tentang tanda- 2017 Nirwanto Br. Saragih,
kespro pada tanda tanda pubertas Pukul Nadeak SST,
remaja pubertas,penyala pada laki- 20.00 M.Kes
hgunaan laki , WIB
narkotika , dan peyalahgunaa
HIV/AIDS, n
seperti : narkotika,dan
1.Menampilkan HIV/AIDS
video kenakalan
remaja.
2. Menjelaskan
tanda-tanda
pubertas pada
remaja.
14
3. Mengevaluas Penyuluhan Agar remaja Senin ,29 Rumah Maria Hanna
i tentang seksual mengerti Oktober Tn.Heru Mutiara Sriyanti
pengetahuan bebas,serta tentang 2017 Nirwanto Br. Saragih,
remaja Arya menganjurkan dampak seks Pukul Nadeak SST,
(10) untuk mengikuti bebas, nikah 15.00 M.Kes
seminar , muda,dan WIB
pelatihan seputar agar remaja
kespro remaja dapat
untuk menambah memiliki
wawasan . wawasan yang
luas
1. Ny. Nur Ainun Penyuluhan Agar ibu Rabu , Rumah Maria Hanna
(24 Th) pada ibu mengerti 11 Ny. Nur Mutiara Sriyanti
kurangny a tentang tentang Oktober Ainun Br. Saragih,
pengetahuan SADARI,tand SADARI, 2017 Nadeak SST,
ibu tentang a kelainan serta ibu dapat Pukul M.Kes
pemeriksaan payudara,serta mengatisipasi 20.00
SADARI. memberikan apabila WIB
ibu quesioner. terdapat
kelainan
payudara.
2. Ny. Nur Ainun Penyuluhan Agar ibu Kamis , Rumah Maria Hanna
(24 Th) pada ibu mengerti 26 Ny. Nur Mutiara Sriyanti
kurangnya lagkah-lagkah tentang Oktober Ainun Br. Saragih,
pemahama ibu pemeriksaan langkah- 2017 Nadeak SST,
tentang SADARI, langkah Pukul M.Kes
pemeriksaan pemeriksaan 21.00
15
SADARI. seperti : SADARI WIB
1.Melakukan
demonstrasi
SADARI
kepada ibu
1. Ny. Legia (59 Penyuluhan Agar ibu Rabu , Rumah Maria Hanna
Th) kurangny a pada ibu mengerti 11 Ny. Mutiara Sriyanti
pengetahuan tentang tentang Oktober Legia Br. Saragih,
Menopause. Menopause, Menopause, 2017 Nadeak SST,
seperti : penanganan Pukul M.Kes
1.Pengertian masalah , serta 17.00
menopause mengetahui WIB
2.Penanganan kebutuhan gizi
masalah/keluh pada lansia.
an sebelum
16
menopause
3.Kebutuhan
gizi setelah
menopause
4.Memberikan
ibu quesioner.
2. Ny. Legia (59 Mengajarkan Agar ibu Kamis , Rumah Maria Hanna
Th) kurangnya pada ibu mampu 26 Ny. Mutiara Sriyanti
pemahama ibu senam lansia, mempratekkan Oktober Legia Br. Saragih,
tentang dan senam lansia 2017 Nadeak SST,
mengatasi menganjurka secara Pukul M.Kes
gejala awal untuk rutin mandiri. 19.00
Menopause melakukannya WIB
17
makanan
KASUS 1
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BINAAN “Tn. H” DI
DESA JATIKESUMA KECAMATAN NAMORAMBE KABUPATEN DELI
18
SERDANG
TAHUN 2017.
I.IDENTITAS
Nama Kepala Keluarga : Tn. Heru Nirwanto
Jenis Kelamin : Laki –laki
Umur : 31 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMK
Status Pernikahan : Sah
a. Usia Menikah Suami : 27 tahun
b. Usia menikah istri : 23 tahun
c. Lama pernikahan : 3 tahun
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Gg. Bersama Dusun II, Jatikesuma
Anggota Keluarga
No Nama Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket
Kelamin Keluarga
1. Devi P 26 Th Istri SMA IRT -
2. Arya L 10 Th Anak TK Pelajar -
3. Aflar Zaqir L 2 Th Anak - - -
19
a. Khusus remaja putra
1. Apakah artinya seorang laki-laki sudah mengalami mimpi basah ?
a. Sudah remaja b. Sudah dewasa c. Sudah masuk usia subur
2. Pada usia berapakah sebaiknya seorang laki-laki menikah?
Jawaban : 28 tahun
3. Apa akibatnya bila menikah pada usia dini?
a. Alat reproduksinya belum matang
b. Belum mampu mengurus rumah tangga
c. Belum mampu mencari nafkah
4. Bila lebih dari usia tersebut,akibatnya?
a. Ada kmplikasi
b. Kurang tenaga
c. Anak terlalu banyak
5. Apakah yang dimaksud dengan HIV/AIDS?
a. Penyakit menular yang dapat disebuhkan
b. Penyakit tidak menular
c. Penyakit menular yang mematikan
6. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS?
a. Dengan sentuhan
b. Dengan kontak seksual
c. Dengan penggunaan alat makan bersamaan
7. Apakah dampaknya bila seorang remaja menggunakan narkotika?
a. Merusak kerja fungsi syaraf
b. Tertular penyakit menular
c. Menimbulkan kematian
A. Pengkajian Data
Nama Remaja : Arya
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 10 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : TK
Pekerjaan : Pelajar
20
Alamat : Gg. Bersama Dusun II, Jatikesuma
O
a. Status Kesehatan remaja
Tanda Vital:.
TD : 110/70 mmHg
Temp : 36,4 0C
Pols : 80 x /i
RR : 20 x/i
A
Remaja umur 10 tahun dan mempunyai pengetahuan yang kurang tentang kesehatan
reproduksi.
P
Tanggal: Rabu, 11 Oktober 2017 Pukul: 18.00 Wib
1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya pengetahuan kespro, dan tahapan
perkembangan emosional remaja.
2. Menganjurkan remaja untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.
21
IV. Tindakan Segera/Kolaborasi
a. Konseling / Pendidikan kesehatan
b. Penyuluhan
c. Penanganan masalah/keluhan
IV. Perencanaan
1. Beri penkes pada remaja tentang pentingnya pengetahuan kesehatan reproduksi.
2. Anjurkan pada remaja untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.
V. Implementasi
Tanggal: 11 oktober 2017 Pukul: 19.00 Wib
1. Memberikan penkes tentang pentingnya pengetahuan kesehatan reproduksi.
2. Menganjurkan remaja untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.
VI. Evaluasi
1. Remaja telah mengerti tentang kesehatan reproduksi.
2. Remaja bersedia untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.
Data Perkembangan
Tanggal : 26 oktober 2017 Pukul: 20.00 WIB
S : An. A mengatakan sudah mengetahui tentang tentang Kesehatan Reproduksi
O: - Keadaan Umum: Baik
- TD : 120/80mmHg
- RR : 24x/i
- Pols : 72x/i
- Temp :36oC
A: Remaja mengerti tentang Kesehatan Reproduksi.
P: Membantu Remaja agar lebih mengerti tentang Penyakit Menular Seksual dengan
konseling, peyalahgunaan narkotika, HIV/AIDS.
KASUS 2
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BINAAN “Ny.N” DI
DESA JATIKESUMA KECAMATAN NAMORAMBE KABUPATEN DELI
22
SERDANG
TAHUN 2017
IDENTITAS
Nama Kepala Keluarga : Tn. Alnuri
Jenis Kelamin : Laki –laki
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Status Pernikahan : Sah
a. Usia Menikah Suami : 26tahun
b. Usia menikah istri : 22 tahun
c. Lama pernikahan : 4 tahun
Pekerjaan : Petani
Alamat : Gg. Rahmat Dusun II , Jatikesuma
Anggota Keluarga
N Nama Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket
o Kelamin Keluarga
1. Nur Ainun P 24 Th Istri SMA IRT -
2.Ai Natasya P 2 Th Anak - - -
23
a) Ya b. Tidak
Ditanyakan pada semua pasangan usia subur
2. Apakah saudara pernah melakukan pemeriksaan IVA/PAP SMEAR?
a. Ya b. Tidak
3. Jika pernah, setiap berapa waktu sekali….
Jawaban : Tidak pernah
4. Kapan ibu terakhir melakukannya…
Jawaban : -
5. Jika tidak pernah,alasannya?
Jawaban : Takut
24
1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya pengetahuan SADARI
- Pencegahan Kanker Payudara
Kesadaran akan payudara itu sendiri, berikan ASI pada bayi,
jika menemukan benjolan, segera ke dokter, cari tahu apakah ada
sejarah kanker payudara pada keluarga, perhatikan konsumsi alkohol,
perhatikan berat badan., olahraga secara teratur, Kurangi makanan berlemak.,
jika lebih dari 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur.
25
- Meminta Ibu untuk tidak selalu memakan makanan yang mengandung MSG
Data Perkembangan
Tanggal : 26 oktober 2017 Pukul: 20.00 WIB
S : Ny. N mengatakan sudah mengetahui tentang SADARI
O: - Keadaan Umum: Baik
- TD : 120/80mmHg
- RR : 24x/i
- Pols : 72x/i
- Temp :36oC
A: Dideteksi tidak terdapat benjolan yang berbahaya pada Payudara maupun ketiak Ibu,
diduga benjolan pada ketiak ibu hanya lemak, karena benjolan tidak berbentuk bulat
hanya seperti tumpukan lemak dan tidak menetap.
P: 1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya SADARI
2. Memberitahukan kapan saja SADARI sebaiknya dilakukan
3. Menganjurkan Ibu agar selalu Rutin memeriksa Payudara Sendiri
KASUS 3
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BINAAN “Ny.L” DI
DESA JATIKESUMA KECAMATAN NAMORAMBE KABUPATEN DELI
SERDANG TAHUN 2017
26
IDENTITAS
Nama Kepala Keluarga : Tn. Rakijo
Jenis Kelamin : Laki –laki
Umur : 59 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SD
Status Pernikahan : Sah
a. Usia Menikah Suami : 22tahun
b. Usia menikah istri : 20 tahun
c. Lama pernikahan : 39 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Gg. Balai Desa Dusun II , Jatikesuma
Anggota Keluarga
No Nama Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket
Kelamin Keluarga
1. Legia P 59 Th Istri SMA IRT -
2. Miswandi L 30 Th Anak SMP Wiraswasta -
3. Jatimin L 28 Th Anak SD Wiraswasta -
27
c) Haid yang berlebihan dari biasanya
2. Perubahan-perubahan apakah yang terjadi sebelum wanita megalami menopause?
a) Sering pusing kepala
b) Haid tidak teratur
c) Nafsu makan berkurang
3. Apakah gejala umum ysng mungkin terjadi pada wanita memasuki masa
menopause?
a) Jantung berdebar-debar
b) Gangguan pencernaan
c) Seluruh tubuh terasa panas
4. Upaya apa yang perlu dilakukan agar tetap sehat setelah menopause?
a) Olahraga
b) Makan cukup kalori
c) Istirahat yang cukup
28
Ibu tidak mengetahui gejala umum menopause
P
Tanggal: Rabu, 11 Oktober 2017 Pukul: 17.00 Wib
1. Memberikan penyuluhan mengenai Kespro wanita dalam masa
Klimakterum/Menopause
2. Meganjurkan ibu untuk tetap menjalankan pola hidup sehat setelah menopause.
Data Perkembangan
Tanggal : 29 oktober 2017 Pukul: 19.00 WIB
S : Ny. L mengatakan sudah mengerti tentang Kesehatan Reproduksi dalam masa
Menopause.
O: - Keadaan Umum: Baik
- TD : 120/80mmHg
- RR : 24x/i
- Pols : 72x/i
- Temp :36 C
o
BAB IV
PEMBAHASAN
29
1. Kurangnya pengetahuan Remaja tentang KESPRO/HIV
Dari 9 KK yang saya data terdapat 1 orang remaja yang memiliki pengetahuan
kurang tentang Kespro/HIV. Penulis telah melakukan intervensi dengan
konseling,penyuluhan dirumah Tn. Heru Nirwanto ,dan An. A sudah mengerti tentang
Kespro/HIV dan mau menghindari seks bebas, dan penggunaan narkotika. Kebanyakan
remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat tentang kesehatan reproduksi dan
seksualitas. Selain itu mereka juga tidak memiliki akses terhadap pelayanan dan
informasi KR, termasuk kontrasepsi(Depkes, 2006). Informasi biasanya hanya diperoleh
dari teman dan atau media, yang biasanya sering tidak akurat. Hal ini lah yang
menyebabkan remaja perempuan rentan terhadap kehamilan maternal, kematian anak dan
bayi, aborsi tidak aman, infeksi menular seksual, kekerasan/pelecehan seksual, dan lain-
lain.
tepat untuk melakukan SADARI. Selain itu, responden yang sebagian besar merupakan
PUS yang memiliki kemampuan yang terbatas dalam mencerna dan mengolah informasi
dari luar sehingga menyebabkan pengetahuan tentang prosedur SADARI masih kurang.
Hal ini sesuai dengan penelitian Soebroto bahwa ada hubungan antara pengetahuan
SADARI dengan tingkat pendidikan wanita sebagai deteksi dini kanker
payudara(Soebroto, 2001).
30
depresi,murung, mudah tersinggung dan mudah jadi marah, mudah curiga, diliputi
banyak kecemasan, insomiaatau tidak bisa tidur karena sangat bingung dan
gelisah. Perubahan lain sering pula terjadi, yang disebabkan gangguan metabolismetubuh.
Ditandai dengan peningkatan kolestrol, kekurangan kalsium tubuh, dan gangguan
metabolisme karbohidrat. Perubahan ini dapat menimbulkan penyempitan
pembuluhdarahdan gangguan pada tulang (oesteporosis) . Gejala-gejala ini tidak akan
muncul, atau kadang tidak ada sama sekali. Kondisi ini tergantung individual masing-
masing . (Kartono,1992).
31
a. Faktor Pendukung
1. Bapak Kepala Desa, Bapak Ketua Dusun, Bidan Desa,Tokoh Masyarakat, dan
Pemuda-pemudi berperan aktif dalam pelaksanaan PKL Kebidanan Komunitas
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan di Tahun 2017.
2. Ada dukungan dan respon yang baik dari sebagian masyarakat atas kehadiran
mahasiswa jurusan kebidanan yang melaksanakan PKL Kebidanan Komunitas di
Dusun II Jatikesuma.
3. Adanya antusias dari keluarga binaan untuk dilakukan intervensi terhadap
permasalahan di keluarga.
b. Faktor Penghambat
Kurangnya antusias dan respon sebagian masyarakat terhadap pentingnya
kesehatan baik itu KESPRO ataupun KB sementara akses pelayanan kesehatan
semakin mudah untuk di dapat.
Kurangnya minat dan antusias sebagian masyarakat karena terlalu banyak
mitos- mitos/ faktor budaya seputar kesehatan yang masih melekat pada masyarakat.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
32
Dalam praktik Kebidanan Komunitas di Desa Jatikesuma Kec. Namorambe Kab.
Deli Serdang yang dilakukan sejak tanggal 25 September s/d 04 November 2017, saya
melakukan kegiatan membina tiga keluarga, dari seluruh kepala keluarga yang telah
didata, dari seluruh keluarga yang mempunyai masalah kesehatan khususnya di bidang
kesehatan, saya melakukan pembinaan, kunjungan dan menjalin rasa percaya terhadap
keluarga tersebut, melakukan pemeriksaan dan mengkaji tentang masalah yang ada pada
keluarga ini. Pada saat melakukan kunjungan saya memberikan pendidikan kesehatan
tentang pengetahuan Memiliki pengetahuan kurang tentang KESPRO/HIV, WUS tidak
melakukan SADARI , Pengetahuan Kespro Wanita dalam Masa Klimaterium/Menopause
Pada keluarga binaan ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
yaitu lingkungan yang tidak sehat, perilaku hidup yang kurang peduli terhadap pola hidup
sehat , kurangnya tingkat pendidikan. Hasil yang diharapkan dari kunjungan (membina)
keluarga tersebut diantaranya sebagai berikut:
a. Setelah melakukan pembinaan terhadap keluarga dengan menggunakan SOAP
dapat diketahui masalahnya.
b. Setelah melakukan pembinaan ini diharapkan keluarga dapat mengetahui pola
hidup bersih dan sehat serta pentingnya melakukan pemeiksaan kesehatan secara
rutin pada keluarga.
c. Setelah melakukan pembinaan, keluarga diharapkan mengetahui pentingnya dan
manfaat pengetahuan tentang masalah kesehatan pada keluarga.
B.SARAN
33
Agar lebih meningkatkan pelayanan dan antusiasme terhadap kesehatan sehingga
pola hidup sehat lebih mudah di tingkatkan, dan bagi remaja memiliki pengetahuan lebih
tentang kespro untuk menghindari pergaulan bebas, ibu semakin memiliki pengetahuan
serta kesadaran untuk melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri sebagai deteksi
awal kanker payudara, dan meningkatkan pengetahuan ibu lansia mengenai menopause
serta menerapkan pola hidup sebelum dan sesudah menopause.
2. Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang dapat
memberikan semangat bagi para mahasiswa., serta agar mahasiswa lebih meningkatkan
kualitas dan kemampuannya dalam melakukan asuhan kebidanan komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
.
Eva Ellya,Rangga Pusmaika dan Rismalinda, (2010).Kesehatan Reproduksi
Wanita.Jakarta:TIM.
34
Kumalasari Intan dan Andhyantoro Iwan.(2013).Kesehatan Reproduksi untuk
Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.
Sibagariang Elllya Eva,dkk, 2010, Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta: Trans Info
Media
LAMPIRAN
Lampiran 1
35
SUB POKOK BAHASAN:
a. Pengertian kesehatan reproduksi Remaja
b. Hak-hak kesehatan reproduksi
c. Tumbuh kembang remaja
d. Fungsi reproduksi pria dan tanda-tanda kematangan pria
e. Penyakit menular seksual (PMS)
SASARAN : An. Arya
HARI/TANGGAL : Rabu, 11 Oktober 2017
TEMPAT : Rumah Tn. Heru Nirwanto
WAKTU : Pukul 18.00
Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja dapat
memahami dan mengerti mengenai kesehatan reproduksi remaja.
Tujuan Khusus
a) Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja dapat menjelaskan pengertian
kesehatan reproduksi
b) Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja dapat menjelaskan tentang hak-
hak kesehatan reproduksi
c) Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja dapat menjelaskan tumbuh
kembang remaja
d) Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja dapat menjelaskan tentang
fungsi reproduksi laki-laki dan tanda-tanda kematangan laki-laki.
e) Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja dapat menjelaskan tentang
penyakit menular seksual.
36
1 Pembukaan Mengucapkan salam Mendengarkan 5 menit
pembuka dan
Memperkenalkan diri memperhatikan
Menyebutkan topik
penyuluhan
2 Penyajian Menjelaskan materi Mendengarkan 25
sesuai dengan topik dan menit
penyuluhan memperhatikan
Memberikan
kesempatan pada untuk
bertanya
Menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh remaja
3 Penutup Menyimpulkan materi 5 menit
yang disajikan.
Melakukan evaluasi
terhadap remaja dengan
menganjukan beberapa
pertanyaan secara lisan
Mengucapkan salam
penutup
E. Alat/ Media
Media : Laptop
F. Evaluasi
Bentuk : Pertanyaan
Jenis : Lisan/ Tanya jawab
37
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial
yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi,fungsi serta prosesnya. Atau suatu keadaan
dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi
dan proses reproduksinya secara sehat dan aman (Rejeki, 2008).
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa
dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO ( badan PBB untuk kesehatan dunia)) adalah
12 sampai 24 tahun. Namun pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia
tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi
remaja masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan kedalam
kelompok remaja (BKKBN,2007).
38
b. Hak untuk mendapatkan pendidikan tanpa ada diskriminasi jender.
c. Instrumen hak asasi international menyatakan bahwa perkawinan hanya
dapat dilakukan oleh dua orang secara sadar memang menginginkannya, dan
bebas dari paksaan pihak lain.
d. Kelahiran dan kontrasepsi.
e. Sehubungan dengan tingkat kematian yang tinggi karena aborsi yang tidak
aman dalam hal (KTD) kehamilan yang tidak diinginkan yang membahayakan
kehidupan remaja,kita berhak untuk terhindar dari resiko ini dan mendapatkan
akses terhadap pelayanan yang aman.
f. Infeksi menular seksual.
g. Kekerasan seksual
39
1. Tumbuh jakun pada leher. Jakun adalah bagian yang
menonjol pada leher seseorang
2. Tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu, seperti pada
sekitar kemaluan, ketiak, kumis.
3. Dada lebih bidang
4. Suara menjadi lebih berat (besar)
Selain perubahan fisik pada alat perkembangbiakan laki-laki pun (testis)
mulai aktif dalam menghasilkan sperma . Selain itu, perubahan psikologi adalah
mulai tertariknya pada lawan jenis.
E. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)
Penyakit yang ditimbul karena seks bebas yang disebut dengan penyakit menular seksual,
yakni :
1. GONORE
Penyebab : Kuman Neisseria Gonorrho
Gejalanya :
Pada laki-laki antara lain :
- Rasa sakit pada waktu BAK atau ereksi
- Keluar nanah dari saluran kencing terutama pada pagi hari
Pada perempuan antara lain :
- Nyeri didaerah perut bagian bawah, kadang-kadang disertai keputihan dengan bau
tidak sedap
- Alat kelamin terasa bau dan gatal
- Rasa sakit atau panas pada waktu kencing dan perdarahan setelah melakukan
hubungan seksual.
2. SIPILIS (Raja Singa)
Penyebab : kuman treponema pallidum
Gejalanya :
Timbul benjolan disekitar alat kelamin
Kadang-kadang disertai pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan menghilang dengan
sendirinya tanpa diobati.
3. HERPES
Lebih dikenal dengan herpes genitalis (Herpes genitalis)
Penyebab : Virus Herpes Simpleks
Gejalanya antara lain :
40
Pada awalnya ada seperti rasa terbakar atau gatal pada kelamin
Timbulnya bintil-bintil berisi air diatas kulit dengan warna dasar kemerahan dan jika
pecah menimbulkan lika lecet yang terbuka dan sangat nyeri
Pembengkakan pada kelenjar lipatan paha
Nyeri kadang gatal serta kemerahan pada tempat yang terkena
4. KANDIDIASIS VAGINA
Penyebab : jamur candida albikans
Gejala :
Cairan vagina berwarna seperti keju atau susu basi disertai gatal
Panas dan kemerahan dikelamin dan sekitar
5. TRIKOMONIASIS
Penyebab : parasit trichomonas vaginalis
Gejalanya :
Keputihan banyak, kadang berbusa dan berwarna hijau dan berbau busuk
Gatal pada kemaluan
Nyeri saat berhubungan seks dan buang air kecil
6. HIV / AIDS
Penyebab : virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus)
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan berbagai
penyakit akibat turunya kekebalan tubuh akibat HIV.
Cara penularannya :
- Darah ,bisa berbentuk luka
- Cairan sperma
- Cairan vagina
AIDS tidak ditularkan melalui :
- Hidup serumah dengan penderita AIDS
- Berjabat tangan atau cium pipi
- Berenang dikolam renang
- Menggunakan fasilitas bersama
- Makan atau minum dari piring dan gelas yang sama
- Bersin
Bagaimana pencegahannya
- No free Sex
41
- Not to use second spuit
- Hubungan seksual yang aman (gunakan kondom)
- Hindari kontak lansung dengan produk darah penderita AIDS
- Bagi ibu yang positif penderita AIDS, berikan susu formula pada bayinya (jangan
beri ASI)
Lampiran 2
42
- Prosedur Pelaksanaan Sadari
PERTEMUAN KE :1
SASARAN : Ny.N
WAKTU : 30 Menit
HARI/TANGGAL : Rabu, 11 oktober 2017
PUKUL : 20.00 WIB
TEMPAT : Dirumah Ny. N
Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum : Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan
warga mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang SADARI dan
mengetahui cara mendeteksi dini gejala kanker payudara.
43
payudara materi
*Peserta bertanya
3. Penutup *Memberikan pertanyaan kepada *Tanya Jawab 7
peserta tentang materi yang telah Menit
di sampaikan
C. Metode
a. Penyuluhan
D. Alat/Bahan/Media
a. Flip Chart
E. Evaluasi
Prosedur : Penyuluhan Dan Sharing
Bentuk : Musyawarah Mufakat Desa
Jenis : Tanya Jawab
F. . Sumber Pustaka
44
Eva,S.E. 2010, Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi, Jakarta, Trans Info
Media.Jakarta.
1. Materi
MATERI PENGETAHUAN SADARI
1. Pengertian SADARI dan Kanker payudara
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah tindakan deteksi dini terhadap
adanya gejala-gejala kanker payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan
dapat menekan tingginya angka penderita kanker payudara, karena semakin awal
terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan.
Kanker payudara adalah adanya benjolan di payudara, borok, atau luka yang tidak
sembuh, cairan yang keluar dari puting, dan adanya nyeri di payudara. Namun umumnya,
kanker payudara ini pada mulanya tidak menimbulkan nyeri sehingga penderita datang
dalam keadaan terlambat, apalagi bila umurnya sudah tua.
45
- Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna
kuning sampai hijau, mungkin juga ber nanah)
- Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun
areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu)
- Payudara tampak kemerahan
- Kulit di sekitar puting susu bersisik
- Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal
- Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara .
Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan
lengan atau ulserasi kulit.
4. Faktor Resiko Kanker Payudara
1. Usia. Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko
terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
2. Pernah menderita kanker payudara. Wanita yang pernah menderita kanker in situ
atau kanker invasif memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara.
Setelah payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada
payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara. Wanita yang ibu, saudara
perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar
untuk menderita kanker payudara.
4. Faktor genetik dan hormonal. Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya
berperan dalam terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika
seorang wanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan
menderita kanker payudara sangat besar. Gen lainnya yang juga diduga berperan
dalam terjadinya kanker payudara adalah p53, BARD1, BRCA3 dan Noey2.
Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker payudara disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan. Faktor hormonal
juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel. Kadar hormon yang tinggi
selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan
hormonal karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya sel-
sel yang secara genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.
5. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker. Resiko menderita kanker
payudara agak lebih tinggi pada wanita yang pernah menderita penyakit payudara
46
non-kanker yang menyebabkan bertambahnya jumlah saluarn air susu dan
terjadinya kelainan struktur jaringan payudara .
6. Menarche (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia
55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.
Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Resiko
menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang
mengalami menarche sebelum usia 12 tahun. Demikian pula halnya dengan
menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin lambat menopause dan
kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker payudara
7. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen. Pil KB bisa sedikit meningkatkan
resiko terjadinya kanker payudara, yang tergantung kepada usia, lamanya
pemakaian dan faktor lainnya. Belum diketahui berapa lama efek pil akan tetap
ada setelah pemakaian pil dihentikan. Terapi sulih estrogen yang dijalani selama
lebih dari 5 tahun tampaknya juga sedikit meningkatkan resiko kanker payudara
dan resikonya meningkat jika pemakaiannya lebih lama.
8. Obesitas pasca menopause. Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih
diperdebatkan. Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko
kanker payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang
obes.
9. Pemakaian alkohol. Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas/hari bisa
meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
10. Bahan kimia. Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia
yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri
lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
11. DES (dietilstilbestrol). Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah
keguguran memiliki resiko tinggi menderita kanker payudara.
12. Penyinaran. Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada),
pada masa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
13. Faktor resiko lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim,
ovarium dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa
meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara (Medicastore, 2010).
5. Pencegahan Kanker Payudara
1. Kesadaran akan payudara itu sendiri.
2. Berikan ASI pada bayi.
47
3. Jika menentukan benjolan, segera ke dokter.
4. Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga.
5. Perhatikan konsumsi alkohol.
6. Perhatikan berat badan.
7. Olahraga secara teratur.
8. Kurangi makanan berlemak.
9. Jika lebih dari 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur.
10. Belajar relaks.
6. Deteksi Dini Kanker Payudara.
a. Metode lain dari deteksi dini adalah SADARI.
Wanita di atas usia 20 tahun harus rutin melakukan SADARI setiap bulan ( waktu
terbaik adalah seminggu setelah menstruasi ). Ikuti langkah-langkah berikut :
1. Berdiri di depan cermin dan angkat satu lengan di atas kepala. Periksa
apakah ada perubahan pada payudara dan puting.
2. Berbaring dan secara sistematis periksa/raba payudara dengan tiga jari
untuk merasakan ada tidaknya benjolan.
3. Pijat puting untuk mengetahui adanya cairan dan periksa/raba ketiak
apakah ada benjolan/bengkak.
b. Panduan atas Screening Payudara
Di bawah usia 40 tahun
- SADARI setiap bulan
- Pemeriksaan payudara ke dokter setiap 3 tahun
- Mommagrafi dasar
Usia 40 tahun ke atas
- SADARI setiap bulan
- Pemeriksaan payudara ke dokter setiap tahun
Usia 40 sampai dengan 49 tahun
- Mammografi setiap tahun
Usia 50 tahun ke atas
- Mammografi setiap 2 tah
7. Penanganan Kanker Payudara
Pengobatan terhadap kanker payudara bisa bermacam – macam jenisnya,
bergantung pada kondisi atau tahapan stadiumnya, juga keadaan penderita. Terdapat
48
beberapa metode pengobatan dari dunia kedoteran yang lazim diterapkan pada pasien
kanker payudara, antara lain sebagai berikut :
1. Lumpectomy
Lumpectomy adalah prosedur pengangkatan jaringan tumor dan sebagian jaringan
normal dan sekitarnya.
2. Masektomi
Masektomi adalah momok bagi para wanita pengidap kanker payudara. Ini adalah
prosedur mengangkat seluruh jaringan payudara pengidap kanker sehingga ia tida
lagi memiliki payudara.
49
g. Terapi Hormon. Terapi Hormon adalah pemberian obet sebagaiman
kemoterapi, tetapi obat yang diberikan adalah obat yang mempengaruhi
produksi hormon.
h. Targeted Therapy. Targeted Therapy adalah pemberian obat yang secara
khusus ditarhetkan untuk menghambat pertumbuhan protein tertentu.
9. Cara Pemeriksaaan Payudara Sendiri (SADARI)
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan
cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring.
A. Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin
• Kedudukan 1
Tanggalkan pakaian anda pada paras pinggang, dan lihat diri anda di hadapan
cermin
• Kedudukan 2
Angkat kedua-dua tangan ke atas kepala anda. Periksapayudara anda dari
berbagai sudut.
50
• kedudukan 3
Berdiri tegak di hadapan cermin dengan tangan anda di sisi.Pusing ke kiri dan ke
kanan untuk mengesan sebarang perubahan pada payudara.
• Kedudukan 4
Tegangkan otot-otot bahagian dada anda dengan mencekak pinggang dan
menolak ke bawah.
B. Mengesan Perubahan Dengan Cara Berbaring
• Langkah 1:
Gunakan tangan kiri anda untuk memeriksa payudara kanan anda. Gunakan tapak
jari-jari anda untuk memeriksa sembarang BENJOLAN atau PENEBALAN
51
• Langkah 2:
Gerakkan tangan anda perlahan-lahan ke bawah ke arah garis-kutang menggunakan
pusingan ringan dan tekanan kuat di setiap tempat. Di-bahagian bawah garis-kutang
bergerak lebih kurang dua sentimeter ke kiri dan terus kearah atas menuju tulang
selangka anda dengan melakukan pusingan dan tekanan. Bergeraklah ke atas dan ke
bawah mengikut urutan dan liputi seluruh kawasan yang di tunjukkan.
• Langkah 3 :
Bermula di bahagian atas payudara anda, buat pusingan yang besar. Bergeraklah
sekeliling payudara anda dengan memerhatikan sebarang benjolan atau penebalan yang
luar biasa.
52
• Langkah 4 :
Menggunakah kedua-dua belah tangan, tekan payudara anda untuk melihat
sama ada terdapat sebarang lelehan luarbiasa dari puting payudara
53
Lampiran 3
54
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Topik : Ibu Menopause
Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian Menopause
b. Faktor yang mempengaruhi wanita memasuki masa menopause
c. Gejala-gejala klinis yang muncul pada wanita yang memasuki masa menopause
d. Masalah Kesehatan akibat menopause
e. Upaya mengatasi masalah pada masa menopause
f. Pola makanan sehat pada wanita menopause
PERTEMUAN KE :1
Sasaran : Ny. L
Waktu : 30 Menit
Hari/Tanggal :Rabu, 11 Oktober 2017
Pukul :20.00 Wib
Tempat :Dirumah Ny. L
I. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswi D-III Kebidanan Poltekkes
Medan di Dusun II Desa Jatikesuma didapatkan 25% wanita menopause dan
pramenopause mengalami masalah selama masa klimakterium. Penyebabnya
adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang menopause.
55
IV. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami pengertian menopause.
2. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami faktor yang
mempengaruhi wanita memasuki masa menopause
3. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami gejala-gejala klinis yang
muncul pada wanita yang memasuki masa menopause
4. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami masalah kesehatan akibat
menopause
5. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami bagaimana upaya
mengatasi masalah pada masa menopause.
6. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat mengetahui pola makanan sehat pada
wanita menopause
V. Materi
Terlampir
56
Kesehatan akibat menopause. 6.Memperhatikan
5.Menjelaskan upaya penjelasan materi
mengatasi masalah pada masa
menopause.
6.Menjelaskan pola makanan
sehat pada wanita menopause
VII. Sasaran
Wanita menopause dan pramenopause
VIII. Metode
Ceramah
Tanya Jawab
IX. Media
1. LCD
2. Microphone
3. Laptop
X. Evaluasi
Soal.
1. Apa Yang dimaksud dengan menopause ?
Menurut Eva Ellya (2010) menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh wanita
yang masih dipengaruhi oleh hormone reproduksi yang terjadi pada usia menjelang
atau memasuki usia 50 tahun. Sedangkan menurut Depkes RI (2001) menopause
57
adalah keadaan pada seorang perempaun yang mengalami penurunan fungsi indung
telur yang berakibat menurunnya produksi hormon estrogen.
58
Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim, dan leher rahim untuk
melihat kelainan yang mungkin ada seperti lecet, keputihan, benjolan atau tanda
radang
Pap Smear yang dilakukan setahun sekali untuk melihat adanya tanda radang dan
deteksi awal bagi kemungkinan adanya kanker pada saluran reproduksi.
Periksa payudara sendiri (SADARI) untuk melihat pembesaran atau tumor payudara
akibat penurunan kadar estrogen/karena adanya hormon pengganti
Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsure fito-estrogen yang cukup
seperti kedelai dan papaya
Penggunaan bahan makanan sumber kalsium seperti susu, keju, ikan teri, dll
Menghindari makanan yang mengandung banyak lemak, kopi dan alcohol.
Menopause
A. Pengetahuan Menopause
I. Pengertian Menopause
Peristiwa Menopause sangat alamiah dan normal terjadi pada seorang wanita,
dimana banyak keluhan yang dirasakan namun biasanya hanya ditanggapi sebagai proses
menua atau disangka penyakit lain, sehingga tidak mendapat pengobatan yang sesuai.
Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh wanita yang masih dipengaruhi oleh
hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau pada usia 50 tahunan. Wanita
59
dikatakan menopause bila tidak mendapat haid lagi sejak 1 tahun terakhir. Proses ini
diawali dengan gangguan siklus haid atau akhirnya hilang sama sekali.
Menurut Pakasi (1996) menopause adalah perdarahan terakhir dari uterus (rahim)
yang masih dipengaruhi oleh hormon. Menurut Eva Ellya (2010) menopause adalah haid
terakhir yang dialami oleh wanita yang masih dipengaruhi oleh hormone reproduksi yang
terjadi pada usia menjelang atau memasuki usia 50 tahun. Sedangkan menurut Depkes RI
(2001) menopause adalah keadaan pada seorang perempaun yang mengalami penurunan
fungsi indung telur yang berakibat menurunnya produksi hormon estrogen.
60
mengungkapkan, bahwa semakin muda seorang mengalami haid pertama kalinya,
semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
b. Status Pernikahan
Perempuan menikah dan tidak bekerja katanya lebih lama memasuki masa
menopause dibandingkan dengan perempuan bekerja dan tidak menikah.
c. Jumlah Anak
Makin sering seorang perempuan melahirkan maka semakin lama mereka
memasuki masa menopause
d. Usia Melahirkan
Semakin tua seseorang melahirkan maka semakin tua pula ia memasuki masa
menopause.
e. Pemakaian kontrasepsi
Khusus untuk wanita yang memakai alat kontrasepsi hormonal akan lebih lama
memasuki masa menopause.
f. Merokok
Perempuan merokok akan lebih cepat memasuki masa menopause.
g. Nutrisi
Wanita yang kesehatan dan asupan gizinya baik cenderung akan lebih lambat
memasuki masa menopause.
IV. Gejala - Gejala Klinis yang Muncul Pada Perempuan yang Memasuki Masa
Menopause
Turunnya fungsi indung telur mengakibatkan hormon estrogen dan progesterone
sangat berkurang di dalam tubuh perempuan. Kekurangan hormon estrogen ini
menyebabkan keluhan-keluhan yang disebut Sindroma defisiensi estrogen seperti Gejala
panas, vertigo, keringat banyak rasa kedinginan, berdebar-debar, migren, nyeri otot, nyeri
pinggang, mudah tersinggung, merasa tertekan, lelah psikis, susah tidur, merasa
ketakutan, konflik keluarga, gangguan di tempat kerja, sakit bersenggama, gangguan
haid, keputihan, gatal pada vagina, susah kencing, libido menurun, keropos tulang,
gangguan sirkulasi, kenaikan kolestreol, adipositas. Gejala-gejala tersebut muncul diawali
dengan keluhan gangguan haid yang mulai jarang atau jumlah darah haid yang banyak
dan ini dihubungkan dengan kegagalan ovulasi serta penurunan kadar estrogen.
61
- Rasa panas di dada yang menjalar ke arah wajah (hot flush). Gejala ini sering
timbul pada malam hari sehingga menyebabkan terbangun dari tidur. Gejala ini
terjadi bisa dalam waktu 15 menit sampai 1 jam. Pada saat terjadi gejolak panas,
kulit menjadi kemerahan di daerah dada, leher dan wajah dan terasa sedikit
hangat saat diraba. Gejala akan berkurang bila udara dingin. Rasa panas ini akan
menghilang setelah 4-5 tahun pasca menopause
- Gangguan psikologis yaitu mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya
diri, sukar konsentrasi, perubahan prilaku, menurunnya daya ingat, kehilangan
gairah seksual,dll
- Kelainan kulit, rambut, gigi dan keluhan pada sendi dan tulang.
- Gangguan mata (mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air
mata berkurang)
- Gangguan saluran kemih dan alat kelamin ( sering keputihan, sukar menahan
kencing, kering, gatal mudah infeksi saluran kemih)
- Osteoporosis (kerapuhan tulang akibat kurang vitamin D dan kalsium serta
kurang berolahraga.
- Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim, dan leher rahim untuk
melihat kelainan yang mungkin ada seperti lecet, keputihan, benjolan atau tanda
radang
- Pap Smear yang dilakukan setahun sekali untuk melihat adanya tanda radang dan
deteksi awal bagi kemungkinan adanya kanker pada saluran reproduksi.
- Periksa payudara sendiri (SADARI) untuk melihat pembesaran atau tumor
payudara akibat penurunan kadar estrogen/karena adanya hormon pengganti
- Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsure fito-estrogen yang cukup
seperti kedelai dan papaya
- Penggunaan bahan makanan sumber kalsium seperti susu, keju, ikan teri, dll
- Menghindari makanan yang mengandung banyak lemak, kopi dan alcohol.
62
- Pilih makanan yang bermanfaat misalnya, memilih makanan berprotein yang
mengandung lemak tak jenuh, seperti ikan tuna dan salmon. Lebih baik
mengkonsumsi protein nabati dari pada hewani. Tentunya debgan tidak
meninggalkan sama sekali protein hewani karena tetap dibutuhkan
- Patuhi jadwal makan atau pola makan, yaitu makan makanan bergizi seimbang
tiga kali sehari pada waktu yang tepat. Yaitu sarapan, makan siang, makan malam
dan dua kali makan makanan selingan
- Jangan makan pada kondisi lapaar karena akan membuat acara makan anda
terburu-buru dan banyak. Akibatnya akan membuat perut anda panas. Namun,
jangan makan pada waktu perut masih kenyang. Dikhawatirkan haal ini menjadi
kebiasaan yang dapat menimbun lemak dalam tubuh.
- Selain bervariasi, perbanyaklah konsumsi makan yang diolah dari bahan
makanan yang segar dengan proses pengolahan yang tidak terlalu lama. Dengan
demikian kandungan zat gizinya diharapkan dapat diperoleh secara maksimal.
- Makanlah secukupnya, janagan turuti selera makan anda yang sedang meningkat
atau sebaliknya yang sedang menurun.
63
Tabel 6.1 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Umur Di Desa Jati Kesuma Kab. Deli
Serdang Tahun 2017
Jenis Kelamin
Total
No Kelompok Umur Laki-laki Pr
F % F % F %
1 20 – 35 tahun 4 44,44 0 0 4 44,44
2 > 35 tahun 5 55,55 0 0 5 55,55
Total 9 100 0 0 9 100
Tabel 6.2 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Agama Desa Jati Kesuma Kab. Deli
Serdang Tahun 2017
Total
No Agama KK
f %
1 Islam 9 100
2 Katolik 0 0
3 K.Protestan 0 0
4 Hindu 0 0
5 Budha 0 0
Total 9 100
Tabel 6.3 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Suku Di Desa Jati Kesuma Kab. Deli
Serdang Tahun 2017
Total
No Suku
F %
1 Jawa 9 100
2 Batak 0 0
3 Karo 0 0
4 Melayu 0 0
5 Minang 0 0
6 Aceh 0 0
64
7 Mandailing 0 0
8 Nias 0 0
9 betawi 0 0
10 Banjar 0 0
11 sunda 0 0
12 Manado 0 0
13 Cina 0 0
14 India 0 0
Total 9 100
Tabel 6.5 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pekerjaan Di Desa Jati Kesuma kab.
Deli Serdang tahun 2017
Total
No. Pekerjaan
F %
1 PNS 0 0.00
2 Pegawai Swasta 2 22,22
3 BUMN 0 0.00
4 TNI 0 0.00
65
5 Pensiunan 0 0.00
6 Wiraswasta 5 55,55
7 Buruh 1 11,11
8 Petani 1 11,11
9 Pekerja musiman 0 0.00
10 Pedagang 0 0.00
11 Supir 0 0.00
12 IRT 0 0.00
13 Tidak bekerja 0 0.00
Total 9 100
Tabel 6.6 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Usia Menikah Di Desa Jati Kesuma
Kab Deli Serdang Tahun 2017
Umur
No Total
(suami/istri)
f %
1 >20 tahun 0 0
Tabel 6.7 Distribusi Anggota Keluarga Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di Desa
Jati Kesuma Kab. Deli Serdang Tahun 2017
jenis kelamin
Total
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan
F % F % F %
4 >3-5 tahun 1 9,09 % 0 0% 1 8,33%
5 >5-6 tahun 1 9,09 % 0 0% 1 8,33%
6 >6-12 tahun 1 9,09 % 0 0% 1 8,33%
66
7 >12-15 tahun 2 18,18% 0 0% 2 16,66%
8 >15-20 tahun 2 18,18% 0 0% 2 16,66%
9 >20-35 tahun 4 36,36% 1 100 % 5 41,66%
10 >35-49 tahun 0 0% 0 0% 0 0%
11 >49-60 tahun 0 0 0 0% 0 0%
11 >60 tahun 0 0 0 0% 0 0%
Total 11 100% 1 10% 12 100%
Tabel 6.5 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pekerjaan Di Desa Jati Kesuma kab.
Deli Serdang tahun 2017
Total
No Pekerjaan
f %
1 PNS 0 0.00
2 Pegawai Swasta 2 22,22
3 BUMN 0 0.00
4 TNI 0 0.00
5 Pensiunan 0 0.00
6 Wiraswasta 5 55,55
7 Buruh 1 11,11
8 Petani 1 11,11
9 Pekerja musiman 0 0.00
10 Pedagang 0 0.00
11 Supir 0 0.00
12 IRT 0 0.00
13 Tidak bekerja 0 0.00
Total 9 100
67
Total
No Gangguan Kesehatan/Penyakit
F %
1 DM 0 0
2 Asam urat 0 0
3 Hipertensi 0 0
4 Asma 0 0
5 Gastritis 0 0
Total 0 0
Tabel 6.11 Distribusi Upaya Masyarakat Untuk Mengatasi Masalah Kesehatan Di Desa
Jati Kesuma Kab. Deli Serdang Tahun 2017
Jumlah
No Upaya
Frekuensi Presentase
Mengobati sendiri dengan obat yang di jual
A 0 0
bebas
D Tradisional 0 0
Total 9 100
Tabel 6.12 Distribusi Wus Berdasarkan Yang Pernah Melakukan Sadari Di Desa Jati
Kesuma Kab. Deli Serdang Tahun 2017
Total
No. Sadari
F %
1. Ya 5 55,55
2. Tidak 4 44,44
Total 9 100
68
Tabel 6.13 Distribusi Pus Berdasarkan Yang Pernah Melakukan Iva Di Desa Jati Kesuma
Kab. Deli Serdang Tahun 2017
Total
No. IVA
f %
1. Ya 6 66,6%
2. Tidak 3 33,33%
Total 9 100%
69