Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok
masyarakat (komuniti). Individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau
komunitas. Pelayanan ini mencakup upaya pemeliharaan dan peningkatan,kesehatan.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998). Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya (Suprajitno, 2004).  
Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada
didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk sosial
yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, sosial
budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur  yang tercakup dalam kebidanan
komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, lingkungan, pengetahuan serta teknologi.
Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai
kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara
optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumber daya masyarakat sebagai modal
dalam pembangunan nasional, termasuk keluarga sebagai unit terkecil
dari masyarakat.Dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam
mencegah angka kematian ibu dan anak pemerintah mencanangkan program safe
motherhood yang berupa 6 pilar sebagai realisasi kerja, antara lain : pelayanan keluarga
berencana, asuhan antenatal, persalinan bersih dan aman, pelayanan obsetrik neonatal,
pelayanan kesehatan dasar, dan pelayanan kesehatan primer dengan memberdayakan
wanita.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum,
Membantu masyarakat dalam mengupayakan hidup sehat  dan mencapai kesehatan yang
optimal.

1
1.2.2  Tujuan Khusus
- Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah kesehatan di dalam keluarga memalui
pengkajian
- Mahasiswa dapat menemukan masalah dan prioritas masalah
- Mahasiswa dapat merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
- Mahasiswa dapat melakukan pelaksanaan berupa penyuluhan dari pemecahan
masalah.
- Mahasiswa dapat mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi
keluarga dalam upaya mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, serta
menanamkan perilaku hidup sehat.

1.3 Waktu dan Tempat Praktik


Praktik Klinik komunitas ini dilaksanakan dari tanggal 25 September 2017
hingga 04 November 2017 di Dusun II Desa Jatikesuma, Kecamatan Namorambe.

1.4 Ruang Lingkup


Asuhan kebidanan secara berkelompok pada komunitas yang meliputi
pengkajian, perumusan diagnosa, pengembangan perencanaan, pelaksanaan evaluasi dan
dokumentasi dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
a. Pertemuan tingkat desa
b. Pengumpulan data kesehatan masyarakat khususnya KIA/KB
c. Menganalisis masalah dengan pendekatan partisipatif rural appraisal
d. Musyawarah masyarakat desa
e. Program KIA/KB didesa
f. Upaya promosi kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan khususnya untuk
kesehatan ibu dan anak
g. Upaya pemberdayaan masyarakat untuk mendukung pelaksanaan di desa

1.5.1 Sasaran
Keluarga binaan yang dipilih yaitu :
1. Ny. Legia , Gg. Balai Desa Desa Jatikesuma Dusun II.
2. Ny.Nur Ainun , Gg. Rahmat Desa Jatikesuma Dusun II.
3. An.Arya , Gg. Bersama Percobaan Desa Jatikesuma Selamat Dusun II.

2
1.6 Metode
Adapun metode yang digunakan selama PBL di Dusun II Desa Jatikesuma Kecamatan
Namorambe Kabupaten Deli Serdang :
1. Observasi
Yaitu melibatkan langsung masyarakat bagaimana status kesehatan masyarakat
tersebut.

2. Wawancara
Yaitu teknik yang digunakan dengan pengumpulan data yang actual dengan
melaksanakan komunitas dan masyarakat

3. Kuesioner
Yaitu suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang
diajukan pada responden untuk mendapat jawaban.

4. Data
a. Data Primer
Yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau
pihak pertama, melalui metode :
1) Observer
2) Wawancara
3) Quesioner
b. Data Sekunder
Yaitu sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara , diperoleh melalui :
1) Data desa
2) Data dusun

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP KELUARGA
A.PENGERTIAN KELUARGA
Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) keluarga adalah dua atau lebih dari dua
individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan didalam perannya masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.
Menurut Bailon dan Maglaya (1978) keluarga adalah dua atau lebih individu
yang hidup alam satu rumah tangga karena adanya hubungan adarah, perkawinan, atau
adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Menurut Departemen Kesehatan RI (2010) keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal disuatu tempt dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
2.Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
meperhatikan satu sama lain.
3.Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing- masing mempunyai peran
social : suami, istri, anak, kakak, dan afik.
4.Mempunyai tujuan : Menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan social anggota.
Berbagai peran yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :
1.Peranan ayah: Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidikan, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

2.Peranan ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran untuk
mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat

4
dari lingkugannya,disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.

3. Peran anak : Anak- anak melakanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkemangannya baik fisik, mental, social, dan spiritual.

B.STUKTUR KELUARGA
1.Patrilineal : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

2. Matrilineal : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal : Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu

4. Patrilokal : Sepasang suami istri yang tnggal bersama keluarga sedarh suami

5. Keluarga kawinan : Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami/ istri.

C. CIRI CIRI STRUKTUR KELUARGA


Adapun ciri- ciri struktur keluarga :
1. Terorganisasi : Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga
2. Ada keterbatasan : Setiap anggota memiliki keterbatasan,tetapi, mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan : Setiap anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsinya masing- masing.
2.1 STRUKTUR KELUARGA
1. Patrilineal : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

5
2. Matrilineal : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal : Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : Sepasang suami istri yang tnggal bersama keluarga sedarh suami

2.2 BENTUK KELUARGA


1. The Nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak-anak
2. The dad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
3. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan
anak yang sudah memisahkan diri.
4. The single parent family : Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu)
dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)
5. Blended family : Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
6. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah
7. The stepparent family : Keluarga dengan orang tua tiri

2.3 PERAN KELUARGA


1. Peranan Ayah :
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya

2. Peranan Ibu : 
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

6
3. Peran Anak :
 Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

D. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga

2.Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih saying dan rasa aman
b. Memberikanperhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan dan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identifikasi keluarga

3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber- sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga dimasa yang
akan dating (pendidikan,jaminan hari tua)

5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

7
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dating dalam
memenuhi dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat- tingkat perkembangannya.

D. TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum selalu keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers Chip Friedman, 2009).
1. Pasangan baru (keluarga baru) dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang syah dan meninggalkan
keluarga masing-masing.
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak keluarga) yang menantikan kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan.
3. Keluarga dengan anak prasekolah tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5
bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.
4. Keluarga dengan anak sekolah tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6
tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sengat sibuk.
5. Keluarga dengan anak remaja.Dimulai pada saat anak pertama berusia13 tahun dan
biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
prang tuanya.Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan member tanggung
jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) tahap ini dimulai pada saat anak pertama
meninggalkan rumah.Lamanya tahap ini tergantung jumlah anak dalam keluarga atau
jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
7. Keluarga usia pertengahan, tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir saat pension atau salah satu pasangan meninggal.
8.Keluarga usia lanjut, tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada salah satu
pasangan pensiunan,berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya
meninggal.

E. KONSEP PERMASALAHAN KELUARGA


Sekarang ini sangat banyak terdapat berita – berita yang memberitakan tentang
perceraian atau bahkan tentang kekerasan dalam rumah tangga yang berdampak sangat

8
buruk pada seluruh anggota keluarga terlebih bagi anak sebab anak masih dalam masa
pertumbuhan.
Adanya hal – hal seperti itu pasti terdapat masalah – masalah yang terdapat dalam
keluarga, masalah - masalah tersebut adalah :
1. Kurangnya komunikasi antar anggota keluarga sehingga tidak adanya pengertian
ataupun pemahaman yang baik dalam keluarga tersebut sehingga membuat keluarga
tersebut sering terjadi pertengkaran.

2. Perbedaan pendapat. Adanya perbedaan pendapat juga membuat keluarga sering terjadi
pertengkaran. Adanya perbedaan pendapat yang sampai membuat pertengkaran itu juga
disebabkan karena tidak adanya saling pengertian satu sama lain dalam anggota keluarga
tsb.

3. Kurang perhatian orang tua. Hal ini sangat berpengaruh bagi anak, sebab anak sangat
membutuhkan perhatian serta bimbingan orang tua dalam masa perkembangannya.
Apabila hal tersebut tidak didapatkan oleh sang anak, pasti sang anak akan menjadi anak
yang merasa kesepian dan akan melakukan perbuatan – perbuatan memberontak seperti
sering pulang malam, bolos sekolah atau bahkan tidak pulang kerumah. Sang anak
melakukan hal tersebut karena ingin diperhatikan oleh orang tua.

4. Masalah yang lain yang menjadi dasar dalam keluarga adalah masalah ekonomi.
Ekonomi sangatlah penting dalam keluarga, bagaimana sebuah keluarga dapat hidup
dengan layak apabila tidak mempunyai ekonomi yang cukup.

5. Dalam keluarga haruslah dapat adil dalam memberikan perhatian ataupun materi bagi
anak. Sebab apabila tidak adil pastilah akan terjadi kerenggangan dalam keluarga
tersebut.

6.Hubungan dengan masyarakat sekitat. Ini merupakan masalah yang penting juga, sebab
kita hidup pastilah memerlukan orang lain untuk dapat mempertahankan hidup. Apabila
hubungan kita dengan masyarakat sekitar tidak baik pastilah kita tidak akan tenang hidup
dalam lingkungan tersebut sehingga kita akan merasa tertekan. Berbeda apabila hubunan
kita denmgan masyarakat sekitar terjalin dengan baik, pastilah kita akan merasa nyaman
tinggal dalam lingkungan tersebut.

9
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN KELUARGA
1. Faktor fisik
Ross, Mirowsaky, dan Goldstein (1990) memberikan gambaran bahwa ada
hubungan positif antara perkawinan dengan kesehatan fisik. Contoh dari hubungan
tersebut antara lain : seorang suami sebelum menikah terlihat kurus maka beberapa
bulan kemudian setelah menikah akan terlihat lebih gemuk, beberapa alasan
dikemukakan bahwa dengan menikah suami ada yang memperhatikan dan pola
makan lebih teratur begitu sebaliknya dengan istri (Setiawati, 2008 : 21)
2. Faktor psikis
Terbentuknya keluarga akan menimbulkan dampak psikologis yang besar,
perasaan nyaman karena saling memperhatikan, saling memberikan penguatan atau
dukungan. Suami akan merasa tentram dan terarah setelah beristri, begitupun
sebaliknya (Setiawati, 2008 : 22).
3. Faktor sosial
Status sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi kesehatan
sebuah keluarga.  Dalam sebuah keluarga ada kecenderungan semakin tinggi
tingkat pendapatan yang diterima semakin baik taraf kehidupannya.  Tingginya
pendapatan yang diterima akan berdampak pada pemahaman tentang pentingnya
kesehatan, jenis pelayanan kesehatan yang dipilih, dan bagaimana berespon
terhadap masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga (Setiawati, 2008 : 22).
4. Faktor budaya
Faktor budaya terdiri dari:
a. Keyakinan dan praktek kesehatan
b. Nilai-nilai keluarga
c. Peran dan pola komunikasi keluarga
d. Koping keluarga

10
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN KASUS
Beberapa masalah kesehatan yang ditemukan dari 9 kepala keluarga yang
datanya dikaji oleh penulis, seperti masalah kesehatan reproduksi remaja , menopause
dan kurangnya pengetahuan ibu mengenai SADARI, PUS kurang pengetahuan KB,wus
belum pernah melakukan IVA/PAP SMEAR, masalah tersebut antara lain :
1. Keluarga Tn. Heru Nirwanto
Masalah :
- WUS belum pernah melakukan pemeriksaan IVA/PAP SMEAR
- Kurangnya pengetahuan remaja tentang KESPRO/HIV

2. Keluarga Tn. Alnuri


Masalah :
- WUS belum pernah melakukan pemeriksaan SADARI

3. Keluarga Tn. Waldi


Masalah :
- PUS Kurangnya pengetahuan ibu tentang KB

4. Keluarga Tn. Rakijo


Masalah :
- Lansia kurangnya pengetahuan ibu tentang MASA
KLIMAKTERIUM/MENOPAUSE

5. Keluarga Tn. San Alwi


Masalah :
- PUS kurangnya pengetahuan ibu tentang KB

6. Keluarga Tn. Sutarno


Masalah :
- WUS belum pernah melakukan pemeriksaan IVA/PAP SMEAR

11
7. Keluarga Tn. Supardi
Masalah :
- WUS belum pernah melakukan pemeriksaan IVA/PAP SMEAR
- WUS belum pernah melakukan pemeriksaan SADARI
8. Keluarga Tn. Supriadi
Masalah :
- WUS belum pernah melakukan pemeriksaan SADARI
- WUS belum pernah melakukan pemeriksaan IVA/PAP SMEAR
9. Keluarga Tn. Muhammad Syahnan
Masalah :
- WUS belum pernah melakukan pemeriksaan IVA/PAP SMEAR

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Setelah dilakukan analisis situasi dari 9 KK di Dusun II Desa Jati Kesuma, dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yang terjadi, yakni sbb:
A. Kurangnya pengetahuan WUS tentang IVA/PAP SMEAR di Duun II
sebanyak 3 orang.
B. Kurangnya pengetahuan PUS mengenai penggunaan KB di Dusun II
sebanyak 1 orang
C. Kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di Dusun II
sebanyak 2 orang
D. Wanita meopause berpegetahuan kurang di Dusun II sebanyak 3 orang
E. Kurangnya pengetahuan WUS mengenai pemeriksaan SADARI di Dusun II
sebanyak 3 orang

C. PRIORITAS MASALAH
Akibat banyaknya masalah kesehatan yang terjadi di 10 KK di Dusun I Jati
Kesuma. Maka perlu ditetapkan prioritas masalah yakni masalah mana yang perlu
mendapat perhatian dan harus segera ditangani.Untuk itu dilakukan penetapan
prioritas masalah dengan metode Delbeq , yakni sebagai berikut :
A. Kurangnya pengetahuan WUS mengenai pemeriksaan SADARI di Dusun
II sebanyak 3 orang
B. Kurangnya pengetahuan PUS mengenai penggunaan KB di Dusun II
sebanyak 1 orang

12
C. Kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di Dusun II
sebanyak 2 orang
D. Wanita meopause berpegetahuan kurang di Dusun II sebanyak 3 orang
E. Kurangnya pengetahuan WUS tentang IVA/PAP SMEAR di Dusun II
sebanyak 3 orang

Tabel 3.1 Dengan metode di Delbeq, penulis menetapkan prioritas masalah


sebagai berikut:
No. Masalah Kriteria Dan Bobot Masalah Jumlah Prioritas
Besar Kegawatan Biaya Kemudahan Skor
Masalah
8 7 9 8
1. A 9x8=72 8x7=56 8x9=64 8x8=64 256 I
2. B 8x8=64 7x7=49 7x9=63 7x8=56 232 IV
3. C 7x8=56 8x7=56 7x9=63 6x8=48 223 II
4. D 6x8=48 9x7=63 7x9=63 8x8=64 238 III
5. E 7x8=56 9x7=63 7x9=63 7x7=49 231 V

Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah dapat
disusun sebagai berikut :
1. Prioritas 1 : WUS belum pernah melakukan pemeriksaan IVA/PAP SMEAR
2. Priritas 2 :Remaja memiliki pegetahuan kurang tentang KESPRO/HIV
3. Prioritas 3 : Kurangnya pengetahuan lansia mengenai masa
KLIMAKTERIUM / MENOPAUSE

PLANNING OF ACTION (RENCANA KEGIATAN)


Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Peyuluhan, Wawancara, Quesioner KESPRO/HIV
N Masalah Kegiatan Tujuan Waktu Tempat Pelaksa P.Jawab KE
o. naan T

1. Arya (10) Penyuluhan Agar remaja Rabu , 11 Rumah Maria Hanna


Belum tentang mengerti Oktober Tn.Heru Mutiara Sriyanti
mengetahui pengertian tentang Br. Saragih,

13
kespro pada remaja dan tahap perkembanga 2017 Nirwanto Nadeak SST,
remaja perkembangan n emosional Pukul M.Kes
emsional remaja, remaja 19.00
seperti : WIB
1.Memberikan
pengetahuan
umum seputar
remaja.
2.Memberi
quesioner pada
remaja tersebut
3.Memberikan
penanganan pada
masalah/keluhan.
4.Memberikan
remaja quesioner.
2. Arya (10) Penyuluhan pada Agar remaja Kamis , 26 Rumah Maria Hanna
Belum remaja tentang mengerti Oktober Tn.Heru Mutiara Sriyanti
mengetahui pengertian,tanda- tentang tanda- 2017 Nirwanto Br. Saragih,
kespro pada tanda tanda pubertas Pukul Nadeak SST,
remaja pubertas,penyala pada laki- 20.00 M.Kes
hgunaan laki , WIB
narkotika , dan peyalahgunaa
HIV/AIDS, n
seperti : narkotika,dan
1.Menampilkan HIV/AIDS
video kenakalan
remaja.
2. Menjelaskan
tanda-tanda
pubertas pada
remaja.

14
3. Mengevaluas Penyuluhan Agar remaja Senin ,29 Rumah Maria Hanna
i tentang seksual mengerti Oktober Tn.Heru Mutiara Sriyanti
pengetahuan bebas,serta tentang 2017 Nirwanto Br. Saragih,
remaja Arya menganjurkan dampak seks Pukul Nadeak SST,
(10) untuk mengikuti bebas, nikah 15.00 M.Kes
seminar , muda,dan WIB
pelatihan seputar agar remaja
kespro remaja dapat
untuk menambah memiliki
wawasan . wawasan yang
luas

Tabel 3.3 Rencana Kegiatan pada Peyuluhan, Wawancara, Quesioner SADARI


N Masalah Kegiatan Tujuan Waktu Tempat Pelaksa P.Jawab KET
o. naan

1. Ny. Nur Ainun Penyuluhan Agar ibu Rabu , Rumah Maria Hanna
(24 Th) pada ibu mengerti 11 Ny. Nur Mutiara Sriyanti
kurangny a tentang tentang Oktober Ainun Br. Saragih,
pengetahuan SADARI,tand SADARI, 2017 Nadeak SST,
ibu tentang a kelainan serta ibu dapat Pukul M.Kes
pemeriksaan payudara,serta mengatisipasi 20.00
SADARI. memberikan apabila WIB
ibu quesioner. terdapat
kelainan
payudara.

2. Ny. Nur Ainun Penyuluhan Agar ibu Kamis , Rumah Maria Hanna
(24 Th) pada ibu mengerti 26 Ny. Nur Mutiara Sriyanti
kurangnya lagkah-lagkah tentang Oktober Ainun Br. Saragih,
pemahama ibu pemeriksaan langkah- 2017 Nadeak SST,
tentang SADARI, langkah Pukul M.Kes
pemeriksaan pemeriksaan 21.00

15
SADARI. seperti : SADARI WIB
1.Melakukan
demonstrasi
SADARI
kepada ibu

3. Mengevaluasi Evaluasi Agar ibu Senin ,2 Rumah Maria Hanna


pengetahuan pengetahuan mengerti 9 Ny. Nur Mutiara Sriyanti
Ny. Nur Ainun ibu,kemudian dengan baik Oktober Ainun Br. Saragih,
(24 Th). menganjurkan apa yang telah 2017 Nadeak SST,
ibu untuk disampaikan Pukul M.Kes
melakukan serta dapat 16.00
SADARI diaplikasikan WIB
secara rutin. di kehidupan
sehari-hari
secara rutin

Tabel 3.4 Rencana Kegiatan pada Penyuluhan, Wawancara, Quesioner


Menopause
N Masalah Kegiatan Tujuan Waktu Tempat Pelaksa P.Jawab KE
o. naan T

1. Ny. Legia (59 Penyuluhan Agar ibu Rabu , Rumah Maria Hanna
Th) kurangny a pada ibu mengerti 11 Ny. Mutiara Sriyanti
pengetahuan tentang tentang Oktober Legia Br. Saragih,
Menopause. Menopause, Menopause, 2017 Nadeak SST,
seperti : penanganan Pukul M.Kes
1.Pengertian masalah , serta 17.00
menopause mengetahui WIB
2.Penanganan kebutuhan gizi
masalah/keluh pada lansia.
an sebelum

16
menopause
3.Kebutuhan
gizi setelah
menopause
4.Memberikan
ibu quesioner.

2. Ny. Legia (59 Mengajarkan Agar ibu Kamis , Rumah Maria Hanna
Th) kurangnya pada ibu mampu 26 Ny. Mutiara Sriyanti
pemahama ibu senam lansia, mempratekkan Oktober Legia Br. Saragih,
tentang dan senam lansia 2017 Nadeak SST,
mengatasi menganjurka secara Pukul M.Kes
gejala awal untuk rutin mandiri. 19.00
Menopause melakukannya WIB

3. Mengevaluasi Menjelaskan Agar ibu dapat Senin ,2 Rumah Maria Hanna


pengetahuan kebutuhan gizi menjaga pola 9 Ny. Mutiara Sriyanti
Ny. Legia (59 ibu sebelum hidup sehat Oktober Legia Br. Saragih,
Th) untuk dan setelah setelah 2017 Nadeak SST,
menjaga pola menopause , Menopause Pukul M.Kes
hidup sehat. seperti : 14.00
1.Menganjurka WIB
n ibu untuk
untuk
mengonsumsi
makanan yang
mengandung
protein nabati
dari pada
hewan , contoh
ikan tuna, dan
salmon
2.Atur pola
makan ,
dengan menu

17
makanan

KASUS 1
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BINAAN “Tn. H” DI
DESA JATIKESUMA KECAMATAN NAMORAMBE KABUPATEN DELI

18
SERDANG
TAHUN 2017.

I.IDENTITAS
Nama Kepala Keluarga : Tn. Heru Nirwanto
Jenis Kelamin : Laki –laki
Umur : 31 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMK
Status Pernikahan : Sah
a. Usia Menikah Suami : 27 tahun
b. Usia menikah istri : 23 tahun
c. Lama pernikahan : 3 tahun
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Gg. Bersama Dusun II, Jatikesuma

Anggota Keluarga
No Nama Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket
Kelamin Keluarga
1. Devi P 26 Th Istri SMA IRT -
2. Arya L 10 Th Anak TK Pelajar -
3. Aflar Zaqir L 2 Th Anak - - -

Status Kesehatan Anggota Keluarga Setahun Terakhir

 Seluruh anggota keluarga dalam keadaan sehat


 Untuk mengatasi masalah kesehatan biasanya yang di lakukan keluarga ialah
beli obat sendiri
 Kematian dalam 1 tahun terakhir
- Tidak ada

A) Pengetahuan kesehatan remaja pada “Arya”

19
a. Khusus remaja putra
1. Apakah artinya seorang laki-laki sudah mengalami mimpi basah ?
a. Sudah remaja b. Sudah dewasa c. Sudah masuk usia subur
2. Pada usia berapakah sebaiknya seorang laki-laki menikah?
Jawaban : 28 tahun
3. Apa akibatnya bila menikah pada usia dini?
a. Alat reproduksinya belum matang
b. Belum mampu mengurus rumah tangga
c. Belum mampu mencari nafkah
4. Bila lebih dari usia tersebut,akibatnya?
a. Ada kmplikasi
b. Kurang tenaga
c. Anak terlalu banyak
5. Apakah yang dimaksud dengan HIV/AIDS?
a. Penyakit menular yang dapat disebuhkan
b. Penyakit tidak menular
c. Penyakit menular yang mematikan
6. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS?
a. Dengan sentuhan
b. Dengan kontak seksual
c. Dengan penggunaan alat makan bersamaan
7. Apakah dampaknya bila seorang remaja menggunakan narkotika?
a. Merusak kerja fungsi syaraf
b. Tertular penyakit menular
c. Menimbulkan kematian

A. Pengkajian Data
Nama Remaja : Arya
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 10 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : TK
Pekerjaan : Pelajar

20
Alamat : Gg. Bersama Dusun II, Jatikesuma

S - Remaja mengatakan tidak mengerti tentang kesehatan reproduksi

O
a. Status Kesehatan remaja
Tanda Vital:.
TD : 110/70 mmHg
Temp : 36,4 0C
Pols : 80 x /i
RR : 20 x/i
A
Remaja umur 10 tahun dan mempunyai pengetahuan yang kurang tentang kesehatan
reproduksi.
P
Tanggal: Rabu, 11 Oktober 2017 Pukul: 18.00 Wib
1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya pengetahuan kespro, dan tahapan
perkembangan emosional remaja.
2. Menganjurkan remaja untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.

II. IDENTIFIKASI MASALAH, DAN KEBUTUHAN


Masalah : Anak Ny.A usia 10 tahun (Laki-laki) mempunyai pengetahuan yang
kurang
tentang kesehatan reproduksi pada remaja.
Data Dasar : Ibu mempunyai 1 orang anak usia 10 tahun (Laki-laki)
a. Data Subjek : Remaja belum mengetahui tentang kesehatan
reproduksi.
b. Data Objek : Remaja kurang memiliki pengetahuan tentang
KESPRO/HIV melalui jawaban quesionernya

III. Masalah Potensial


Pernikahan dini, penyalahgunaan Narkotika, HIV/AIDS

21
IV. Tindakan Segera/Kolaborasi
a. Konseling / Pendidikan kesehatan
b. Penyuluhan
c. Penanganan masalah/keluhan

IV. Perencanaan
1. Beri penkes pada remaja tentang pentingnya pengetahuan kesehatan reproduksi.
2. Anjurkan pada remaja untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.

V. Implementasi
Tanggal: 11 oktober 2017 Pukul: 19.00 Wib
1. Memberikan penkes tentang pentingnya pengetahuan kesehatan reproduksi.
2. Menganjurkan remaja untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.

VI. Evaluasi
1. Remaja telah mengerti tentang kesehatan reproduksi.
2. Remaja bersedia untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.

Data Perkembangan
Tanggal : 26 oktober 2017 Pukul: 20.00 WIB
S : An. A mengatakan sudah mengetahui tentang tentang Kesehatan Reproduksi
O: - Keadaan Umum: Baik
- TD : 120/80mmHg
- RR : 24x/i
- Pols : 72x/i
- Temp :36oC
A: Remaja mengerti tentang Kesehatan Reproduksi.
P: Membantu Remaja agar lebih mengerti tentang Penyakit Menular Seksual dengan
konseling, peyalahgunaan narkotika, HIV/AIDS.
KASUS 2
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BINAAN “Ny.N” DI
DESA JATIKESUMA KECAMATAN NAMORAMBE KABUPATEN DELI

22
SERDANG
TAHUN 2017

IDENTITAS
Nama Kepala Keluarga : Tn. Alnuri
Jenis Kelamin : Laki –laki
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Status Pernikahan : Sah
a. Usia Menikah Suami : 26tahun
b. Usia menikah istri : 22 tahun
c. Lama pernikahan : 4 tahun
Pekerjaan : Petani
Alamat : Gg. Rahmat Dusun II , Jatikesuma

Anggota Keluarga
N Nama Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket
o Kelamin Keluarga
1. Nur Ainun P 24 Th Istri SMA IRT -
2.Ai Natasya P 2 Th Anak - - -

A. Status Kesehatan Keluarga dalam 1 tahun Terakhir :


 Seluruh anggota keluarga dalam keadaan sehat
 Untuk mengatasi masalah kesehatan biasanya yang di lakukan keluarga ialah
beli obat sendiri
 Kematian dalam 1 tahun terakhir
Tidak ada

Skreening Keganasan pada wanita


Ditanyakan pada semua wanita subur
1. Apakah setiap bulan saudara melakukan pemeriksaan payudara sendiri

23
a) Ya b. Tidak
Ditanyakan pada semua pasangan usia subur
2. Apakah saudara pernah melakukan pemeriksaan IVA/PAP SMEAR?
a. Ya b. Tidak
3. Jika pernah, setiap berapa waktu sekali….
Jawaban : Tidak pernah
4. Kapan ibu terakhir melakukannya…
Jawaban : -
5. Jika tidak pernah,alasannya?
Jawaban : Takut

A. Pengkajian data ibu


Nama ibu : Ny. Nur Ainun
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 24 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Gg. Rahmat Dusun II , Jatikesuma

S - Ibu mengatakan tidak pernah melakukan SADARI


- Ibu mengatakan tidak ada seperti benjolan di sekitar payudara sampai ketiak
O
Tanda Vital:.
TD : 120/80 mmHg
Temp : 36,6 0C
Pols : 82 x /i
RR : 24 x/i
A
Ny. N mengatakan tidak pernah melakukan SADARI
P
Tanggal: Rabu, 11 Oktober 2017 Pukul: 20.00 Wib

24
1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya pengetahuan SADARI
- Pencegahan Kanker Payudara
Kesadaran akan payudara itu sendiri, berikan ASI pada bayi,
jika menemukan benjolan, segera ke dokter, cari tahu apakah ada
sejarah kanker payudara pada keluarga, perhatikan konsumsi alkohol,
perhatikan berat badan., olahraga secara teratur, Kurangi makanan berlemak.,
jika lebih dari 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur.

- Cara Pemeriksaaan Payudara Sendiri (SADARI)


Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di
hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring
1. Tanggalkan pakaian anda pada paras pinggang, dan lihat diri anda di hadapan
cermin
2. Angkat kedua-dua tangan ke atas kepala anda. Periksa payudara anda dari
berbagai
sudut.
3. Berdiri tegak di hadapan cermin dengan tangan anda di sisi.Pusing ke kiri
dan ke kanan untuk mengesan sebarang perubahan pada payudara.
4. Tegangkan otot-otot bahagian dada anda dengan mencekak pinggang
dan menolak ke bawah.
5. Gunakan tangan kiri anda untuk memeriksa payudara kanan anda.
Gunakan tapak jari-jari anda untuk memeriksa sembaran BENJOLAN atau
PENEBALAN Gerakkan tangan anda perlahan-lahan ke bawah ke arah garis-
kutang
menggunakan pusingan ringan dan tekanan kuat di setiap tempat. Di-bahagian
bawah
garis-kutang bergerak lebih kurang dua sentimeter ke kiri dan terus kearah atas
menuju
tulang selangka anda dengan melakukan pusingan dan tekanan. Bergeraklah ke
atas
dan ke bawah mengikut urutan dan liputi seluruh kawasan yang di tunjukkan.
6. Bermula di bahagian atas payudara anda, buat pusingan yang besar.
bergeraklah sekeliling payudara anda dengan memerhatikan sebarang benjolan
atau penebalan.

25
- Meminta Ibu untuk tidak selalu memakan makanan yang mengandung MSG

Data Perkembangan
Tanggal : 26 oktober 2017 Pukul: 20.00 WIB
S : Ny. N mengatakan sudah mengetahui tentang SADARI
O: - Keadaan Umum: Baik
- TD : 120/80mmHg
- RR : 24x/i
- Pols : 72x/i
- Temp :36oC
A: Dideteksi tidak terdapat benjolan yang berbahaya pada Payudara maupun ketiak Ibu,
diduga benjolan pada ketiak ibu hanya lemak, karena benjolan tidak berbentuk bulat
hanya seperti tumpukan lemak dan tidak menetap.
P: 1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya SADARI
2. Memberitahukan kapan saja SADARI sebaiknya dilakukan
3. Menganjurkan Ibu agar selalu Rutin memeriksa Payudara Sendiri

KASUS 3
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BINAAN “Ny.L” DI
DESA JATIKESUMA KECAMATAN NAMORAMBE KABUPATEN DELI
SERDANG TAHUN 2017

26
IDENTITAS
Nama Kepala Keluarga : Tn. Rakijo
Jenis Kelamin : Laki –laki
Umur : 59 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SD
Status Pernikahan : Sah
a. Usia Menikah Suami : 22tahun
b. Usia menikah istri : 20 tahun
c. Lama pernikahan : 39 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Gg. Balai Desa Dusun II , Jatikesuma
Anggota Keluarga
No Nama Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket
Kelamin Keluarga
1. Legia P 59 Th Istri SMA IRT -
2. Miswandi L 30 Th Anak SMP Wiraswasta -
3. Jatimin L 28 Th Anak SD Wiraswasta -

Status Kesehatan Setahun Terakhir


 Seluruh anggota keluarga dalam keadaan sehat
 Untuk mengatasi masalah kesehatan biasanya yang di lakukan keluarga ialah
beli obat sendiri
 Kematian dalam 1 tahun terakhir
Tidak ada

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Wanita dalam Masa Klimakterium/Menopause


(Ditanyakan kepada wanita yang berumur 50 Tahun keatas)
1. Apakah yang dimaksud dengan menopause?
a) Haid tidak teratur
b) Berhenti haid

27
c) Haid yang berlebihan dari biasanya
2. Perubahan-perubahan apakah yang terjadi sebelum wanita megalami menopause?
a) Sering pusing kepala
b) Haid tidak teratur
c) Nafsu makan berkurang

3. Apakah gejala umum ysng mungkin terjadi pada wanita memasuki masa
menopause?
a) Jantung berdebar-debar
b) Gangguan pencernaan
c) Seluruh tubuh terasa panas
4. Upaya apa yang perlu dilakukan agar tetap sehat setelah menopause?
a) Olahraga
b) Makan cukup kalori
c) Istirahat yang cukup

B. Pengkajian data ibu


Nama ibu : Ny. Legia
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 59 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Gg. Balai Desa Dusun II , Jatikesuma

S - Ibu mengatakan kurang memiliki pengetahuan mengenai menopause


O
Tanda Vital:.
TD : 130/80 mmHg
Temp : 36,6 0C
Pols : 82 x /i
RR : 24 x/i
A

28
Ibu tidak mengetahui gejala umum menopause
P
Tanggal: Rabu, 11 Oktober 2017 Pukul: 17.00 Wib
1. Memberikan penyuluhan mengenai Kespro wanita dalam masa
Klimakterum/Menopause
2. Meganjurkan ibu untuk tetap menjalankan pola hidup sehat setelah menopause.

Data Perkembangan
Tanggal : 29 oktober 2017 Pukul: 19.00 WIB
S : Ny. L mengatakan sudah mengerti tentang Kesehatan Reproduksi dalam masa
Menopause.
O: - Keadaan Umum: Baik
- TD : 120/80mmHg
- RR : 24x/i
- Pols : 72x/i
- Temp :36 C
o

A: Ibu mengerti Kespro Menopause, tanda-tanda awalnya,sudah mengetahui gerakan-


gerakan senam
lansia , dan menu makanan seimbang bagi wanita sebelum dan sesuda menopause.
P: Menganjurkan ibu untuk menjaga pola hidup sehat setelah Menopuse.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Intervensi Masalah


Pembahasan Intervensi Masalah

29
1. Kurangnya pengetahuan Remaja tentang KESPRO/HIV
Dari 9 KK yang saya data terdapat 1 orang remaja yang memiliki pengetahuan
kurang tentang Kespro/HIV. Penulis telah melakukan intervensi dengan
konseling,penyuluhan dirumah Tn. Heru Nirwanto ,dan An. A sudah mengerti tentang
Kespro/HIV dan mau menghindari seks bebas, dan penggunaan narkotika. Kebanyakan
remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat tentang kesehatan reproduksi dan
seksualitas. Selain itu mereka juga tidak memiliki akses terhadap pelayanan dan
informasi KR, termasuk kontrasepsi(Depkes, 2006). Informasi biasanya hanya diperoleh
dari teman dan atau media, yang biasanya sering tidak akurat. Hal ini lah yang
menyebabkan remaja perempuan rentan terhadap kehamilan maternal, kematian anak dan
bayi, aborsi tidak aman, infeksi menular seksual, kekerasan/pelecehan seksual, dan lain-
lain.

2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang SADARI


Dari 9 KK yang saya data ada 1 orang ibu yang merupakan PUS dengan
pengetahuan kurang tentang SADARI dan sama sekali tidak pernah melakukan test
SADARI. Penulis telah melakukan intervensi dengan konseling,penyuluhan dirumah Ny.
N dan ibu sudah mengerti tentang SADARI, cara melakukan SADARI, dan Jadwal yang

tepat untuk melakukan SADARI. Selain itu, responden yang sebagian besar merupakan
PUS yang memiliki kemampuan yang terbatas dalam mencerna dan mengolah informasi
dari luar sehingga menyebabkan pengetahuan tentang prosedur SADARI masih kurang.
Hal ini sesuai dengan penelitian Soebroto bahwa ada hubungan antara pengetahuan
SADARI dengan tingkat pendidikan wanita sebagai deteksi dini kanker
payudara(Soebroto, 2001).

3. Kurangnya pengetahuan ibu lansia tentang Kespro dalam masa Menopuase


Dari 9 KK yang saya data ada 1 orang ibu lansia yang memiliki pengetahuan kurang
tentang Menopause dan sama sekali tidak mengetahui tanda awal Menopause. Penulis
telah melakukan intervensi dengan konseling,penyuluhan dirumah Ny. L dan ibu sudah
mengerti tentang Menopause, tanda awal Menopause, dan ibu lansia akan menjaga pola
hidup sehat setelah Menopause. Wanita yang mengalami menopause merasakan
pergeseran dan perubahan-perubahan fisik dan psikis yang mengakibatkan timbulnya satu
krisis dan dimanifestasikan diri dalam simpton-simptom psikologis antara lain adalah

30
depresi,murung, mudah tersinggung dan mudah jadi marah, mudah curiga, diliputi
banyak kecemasan, insomiaatau tidak bisa tidur karena sangat bingung dan
gelisah. Perubahan lain sering pula terjadi, yang disebabkan gangguan metabolismetubuh.
Ditandai dengan peningkatan kolestrol, kekurangan kalsium tubuh, dan gangguan
metabolisme karbohidrat. Perubahan ini dapat menimbulkan penyempitan
pembuluhdarahdan gangguan pada tulang (oesteporosis) . Gejala-gejala ini tidak akan
muncul, atau kadang tidak ada sama sekali. Kondisi ini tergantung individual masing-
masing . (Kartono,1992).

4.2 Langkah-langkah intervensi masalah


1. Pengkajian
Pada bab ini saya membandingkan antara teori yang saya dapat dari pendidikan
dengan keadaan nyata di komunitas yaitu di Desa Jatikesuma. Saya melakukan Asuhan
kebidanan komunitas dengan SOAP. Survey dilakukan pada tanggal , 25 September 2017
s/d 04 november 2017 di Desa Jatikesuma kecamatan Namorambe kabupaten Deli
Serdang. Saya mengambil Keluarga Binaan dengan prioritas masalah pengetahuan ibu
yang kurang tentang Kespro Remaja,SADARI, dan Menopause.
2. Interpretasi Data
Data yang saya peroleh saat melakukan kunjungan rumah tanggal 25 September s/d
23 oktober dengan pengumpulan data subjektif. Saya menentukan prioritas masalah yaitu
pengetahuan ibu yang kurang tentang Kespro Remaja,SADARI, dan Menopause.
3. Perencanaan
Tindakan perencanaan terdiri dari intervensi dari masalah yang ditemukan dan
lebih menekankan pada upaya promotif dan prefentif yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan kesehatan dalam rangka merubah hidup sehat.
4. Implementasi
Seluruh perencanaan telah dilaksanakan dan penyuluhan yang telah dilakukan
menggunakan media ceramah, tanya jawab, dan Skrinning Kanker Payudara, pemasangan
KB, dan senma lansia.
5. Evaluasi
Dari seluruh intervensi yang dilakukan sudah mulai terlihat perubahan yang terjadi
pada keluarga “Tn.H”, Keluarga “Tn.A” dan keluarga “Tn.R”

4.3 Faktor Pendukung Dan Hambatan

31
a. Faktor Pendukung
1. Bapak Kepala Desa, Bapak Ketua Dusun, Bidan Desa,Tokoh Masyarakat, dan
Pemuda-pemudi berperan aktif dalam pelaksanaan PKL Kebidanan Komunitas
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan di Tahun 2017.
2. Ada dukungan dan respon yang baik dari sebagian masyarakat atas kehadiran
mahasiswa jurusan kebidanan yang melaksanakan PKL Kebidanan Komunitas di
Dusun II Jatikesuma.
3. Adanya antusias dari keluarga binaan untuk dilakukan intervensi terhadap
permasalahan di keluarga.
b. Faktor Penghambat
Kurangnya antusias dan respon sebagian masyarakat terhadap pentingnya
kesehatan baik itu KESPRO ataupun KB sementara akses pelayanan kesehatan
semakin mudah untuk di dapat.
Kurangnya minat dan antusias sebagian masyarakat karena terlalu banyak
mitos- mitos/ faktor budaya seputar kesehatan yang masih melekat pada masyarakat.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

32
Dalam praktik Kebidanan Komunitas di Desa Jatikesuma Kec. Namorambe Kab.
Deli Serdang yang dilakukan sejak tanggal 25 September s/d 04 November 2017, saya
melakukan kegiatan membina tiga keluarga, dari seluruh kepala keluarga yang telah
didata, dari seluruh keluarga yang mempunyai masalah kesehatan khususnya di bidang
kesehatan, saya melakukan pembinaan, kunjungan dan menjalin rasa percaya terhadap
keluarga tersebut, melakukan pemeriksaan dan mengkaji tentang masalah yang ada pada
keluarga ini. Pada saat melakukan kunjungan saya memberikan pendidikan kesehatan
tentang pengetahuan Memiliki pengetahuan kurang tentang KESPRO/HIV, WUS tidak
melakukan SADARI , Pengetahuan Kespro Wanita dalam Masa Klimaterium/Menopause

Setelah memberi pendidikan kesehatan, keluarga binaan diberi penyelesaian


masing-masing dengan penanganan yang berbeda. Beberapa penangan yang dilakukan
adalah:

a. Penyuluhan KESPRO pada remaja

b. Penyuluhan Kespro Wanita masa Klimaterium/Menopause

c. Pelayanan pemeriksaan SADARI

Pada keluarga binaan ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
yaitu lingkungan yang tidak sehat, perilaku hidup yang kurang peduli terhadap pola hidup
sehat , kurangnya tingkat pendidikan. Hasil yang diharapkan dari kunjungan (membina)
keluarga tersebut diantaranya sebagai berikut:
a. Setelah melakukan pembinaan terhadap keluarga dengan menggunakan SOAP
dapat diketahui masalahnya.
b. Setelah melakukan pembinaan ini diharapkan keluarga dapat mengetahui pola
hidup bersih dan sehat serta pentingnya melakukan pemeiksaan kesehatan secara
rutin pada keluarga.
c. Setelah melakukan pembinaan, keluarga diharapkan mengetahui pentingnya dan
manfaat pengetahuan tentang masalah kesehatan pada keluarga.

B.SARAN

Adapun saran yang ingin disampaikan oleh penulis antara lain:


1. Lahan Praktek

33
Agar lebih meningkatkan pelayanan dan antusiasme terhadap kesehatan sehingga
pola hidup sehat lebih mudah di tingkatkan, dan bagi remaja memiliki pengetahuan lebih
tentang kespro untuk menghindari pergaulan bebas, ibu semakin memiliki pengetahuan
serta kesadaran untuk melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri sebagai deteksi
awal kanker payudara, dan meningkatkan pengetahuan ibu lansia mengenai menopause
serta menerapkan pola hidup sebelum dan sesudah menopause.

2. Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang dapat
memberikan semangat bagi para mahasiswa., serta agar mahasiswa lebih meningkatkan
kualitas dan kemampuannya dalam melakukan asuhan kebidanan komunitas.

3. Kepada Keluarga Binaan


Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat mengenali masalah
kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara mandiri, serta menambah
pengetahuan keluarga tentang kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
.
Eva Ellya,Rangga Pusmaika dan Rismalinda, (2010).Kesehatan Reproduksi
Wanita.Jakarta:TIM.

34
Kumalasari Intan dan Andhyantoro Iwan.(2013).Kesehatan Reproduksi untuk
Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.

Manuaba, Ida Bagus Gde, (2010). Memahami Kesehatan Reproduksi.Jakarta: Arcan.

Sibagariang Elllya Eva,dkk, 2010, Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta: Trans Info
Media

LAMPIRAN
Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


POKOK BAHASAN : Kesehatan Reproduksi Remaja

35
SUB POKOK BAHASAN:
a. Pengertian kesehatan reproduksi Remaja
b. Hak-hak kesehatan reproduksi
c. Tumbuh kembang remaja
d. Fungsi reproduksi pria dan tanda-tanda kematangan pria
e. Penyakit menular seksual (PMS)
SASARAN : An. Arya
HARI/TANGGAL : Rabu, 11 Oktober 2017
TEMPAT : Rumah Tn. Heru Nirwanto
WAKTU : Pukul 18.00
Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja dapat
memahami dan mengerti mengenai kesehatan reproduksi remaja.
Tujuan Khusus
a) Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja dapat menjelaskan pengertian
kesehatan reproduksi
b) Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja dapat menjelaskan tentang hak-
hak kesehatan reproduksi
c) Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja dapat menjelaskan tumbuh
kembang remaja
d) Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja dapat menjelaskan tentang
fungsi reproduksi laki-laki dan tanda-tanda kematangan laki-laki.
e) Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja dapat menjelaskan tentang
penyakit menular seksual.

B.      Materi (terlampir)


C. Daftar Pustaka
       Glesiar Anna, 2006 , Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

D. Proses penyuluhan/ kegiatan


No Tahapan Kegiatan Waktu
Penyuluh Peserta

36
1 Pembukaan          Mengucapkan salam Mendengarkan 5 menit
pembuka dan
         Memperkenalkan diri memperhatikan
         Menyebutkan topik
penyuluhan
2 Penyajian          Menjelaskan materi Mendengarkan 25
sesuai dengan topik dan menit
penyuluhan memperhatikan
         Memberikan
kesempatan pada untuk
bertanya
         Menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh remaja
3 Penutup          Menyimpulkan materi 5 menit
yang disajikan.
         Melakukan evaluasi
terhadap remaja dengan
menganjukan beberapa
pertanyaan secara lisan
         Mengucapkan salam
penutup

E. Alat/ Media
Media : Laptop
F. Evaluasi
Bentuk : Pertanyaan
Jenis : Lisan/ Tanya jawab

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


A.PENGERTIAN

37
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial
yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi,fungsi serta prosesnya. Atau suatu keadaan
dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi
dan proses reproduksinya secara sehat dan aman (Rejeki, 2008).
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa
dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO ( badan PBB untuk kesehatan dunia)) adalah
12 sampai 24 tahun. Namun pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia
tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi
remaja masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan kedalam
kelompok remaja (BKKBN,2007).

B. HAK-HAK KESEHATAN REPRODUKSI


Menurut Utamadi (Kesrepro, 2008) hak reproduksi ini berlaku bagi setiap manusia
dari segala kelompok usia ras, warna kulit, jenis kelamin,aliran politik, status
ekonomi,social,dan pendidikan tanpa pandang bulu.Sebagai konsekuensinya , remaja juga
mempunyai hak reproduksi sebagaimana halnya dengan kelompok umur yang lain. Hak
remaja atas kesehatan reproduksi ini mulai diakui secara internasional pada Konvensi
Hak-hak anak tahun 1989,yaitu:
1.      Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi
2.      Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
3.      Hak untuk kebebasan berfikir dan membuat keputusan tentang kesehatan reproduksinya.
4.      Hak untuk memutuskan jumlah dan jarak kelahiran anak.
5.      Hak untuk hidup dan terbebas dari resiko kematian karena kehamilan, kelahiran atau
masalah jender
6.      Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk yang menyangkut kesehatan
reproduksinya.
7.      Hak atas kebebasan dari segala bentuk diskriminasi dalam kesehatan reproduksi.
Bagi remaja, hak reproduksi tersebut yang haruis dipahami adalah:
a.      Akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ,mengingat di banyak
Negara kesehatan reproduksi diprioritaskan bagi pasangan suami istri sedangkan
remaja kurang mendapat perhatian.oleh karena itu, remaja mempunyai hak atas
pelayanan kesehatan reproduksinya yang menyeluruh serta mudah diakses bagi
seluruh remaja dari semua golongan.

38
b.      Hak untuk mendapatkan pendidikan tanpa ada diskriminasi jender.
c. Instrumen hak asasi international menyatakan bahwa perkawinan hanya
dapat dilakukan oleh dua orang secara sadar memang menginginkannya, dan
bebas dari paksaan pihak lain.
d.      Kelahiran dan kontrasepsi.
e.      Sehubungan dengan tingkat kematian yang tinggi karena aborsi yang tidak
aman dalam hal (KTD) kehamilan yang tidak diinginkan yang membahayakan
kehidupan remaja,kita berhak untuk terhindar dari resiko ini dan mendapatkan
akses terhadap pelayanan yang aman.
f.        Infeksi menular seksual.
g.      Kekerasan seksual

C. TUMBUH KEMBANG REMAJA


Masa remaja dibedakan dalam :
1.      Masa remaja awal, 10-13 tahun
2.      Masa remaja tengah, 14- 16 tahun
3.      Masa remaja akhir , 17-19 tahun
Perubahan psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja laki-
laki,mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan,lingkungan pergaulan dan tanggung
jawab yaitu :
1.      Remaja lebih senang berkumpul siluar rumah dengan kelompoknya.
2.      Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua
3.      Remaja ingin menonjolkan diri atu bahkan menutup diri
4.      Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung
pada kelompoknya.

D. CIRI-CIRI PUBERTAS PADA LAKI-LAKI


Pada masa pubertas , setiap laki-laki akan mengalami perubahan sebagai berikut :
a. Perubahan primer :
1. Mimpi basah yaitu mimpi bergaul antara lawan jenis
sehingga mengeluarkan cairan (sperma) dari alat kelamin
laki-laki.
b. Perubahan sekunder :

39
1. Tumbuh jakun pada leher. Jakun adalah bagian yang
menonjol pada leher seseorang
2. Tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu, seperti pada
sekitar kemaluan, ketiak, kumis.
3. Dada lebih bidang
4. Suara menjadi lebih berat (besar)
Selain perubahan fisik pada alat perkembangbiakan laki-laki pun (testis)
mulai aktif dalam menghasilkan sperma . Selain itu, perubahan psikologi adalah
mulai tertariknya pada lawan jenis.
E.       PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)
Penyakit yang ditimbul karena seks bebas yang disebut dengan penyakit menular seksual,
yakni :
1.      GONORE
Penyebab : Kuman Neisseria Gonorrho
Gejalanya :
  Pada laki-laki antara lain :
-          Rasa sakit pada waktu BAK atau ereksi
-          Keluar nanah dari saluran kencing terutama pada pagi hari
  Pada perempuan antara lain :
-          Nyeri didaerah perut bagian bawah, kadang-kadang disertai keputihan dengan bau
tidak sedap
-          Alat kelamin terasa bau dan gatal
-          Rasa sakit atau panas pada waktu kencing dan perdarahan setelah melakukan
hubungan seksual.
2.      SIPILIS (Raja Singa)
Penyebab : kuman treponema pallidum
Gejalanya :
  Timbul benjolan disekitar alat kelamin
  Kadang-kadang disertai pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan menghilang dengan
sendirinya tanpa diobati.
3.      HERPES
Lebih dikenal dengan herpes genitalis (Herpes genitalis)
Penyebab : Virus Herpes Simpleks
Gejalanya antara lain :

40
  Pada awalnya ada seperti rasa terbakar atau gatal pada kelamin
  Timbulnya bintil-bintil berisi air diatas kulit dengan warna dasar kemerahan dan jika
pecah menimbulkan lika lecet yang terbuka dan sangat nyeri
  Pembengkakan pada kelenjar lipatan paha
  Nyeri kadang gatal serta kemerahan pada tempat yang terkena
4.      KANDIDIASIS VAGINA
Penyebab : jamur candida albikans
Gejala :
  Cairan vagina berwarna seperti keju atau susu basi disertai gatal
  Panas dan kemerahan dikelamin dan sekitar
5.      TRIKOMONIASIS
Penyebab : parasit trichomonas vaginalis
Gejalanya :
  Keputihan banyak, kadang berbusa dan berwarna hijau dan berbau busuk
  Gatal pada kemaluan
  Nyeri saat berhubungan seks dan buang air kecil
6.      HIV / AIDS
Penyebab : virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus)
   AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan berbagai
penyakit akibat turunya kekebalan tubuh akibat HIV.
 Cara penularannya :
-          Darah ,bisa berbentuk luka
-          Cairan sperma
-          Cairan vagina
 AIDS tidak ditularkan melalui :
-          Hidup serumah dengan penderita AIDS
-          Berjabat tangan atau cium pipi
-          Berenang dikolam renang
-          Menggunakan fasilitas bersama
-          Makan atau minum dari piring dan gelas yang sama
-          Bersin
 Bagaimana pencegahannya
-          No free Sex

41
-          Not to use second spuit
-          Hubungan seksual yang aman (gunakan kondom)
-          Hindari kontak lansung dengan produk darah penderita AIDS
-          Bagi ibu yang positif penderita AIDS, berikan susu formula pada bayinya (jangan
beri ASI)

Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN


POKOK BAHASAN : SADARI
SUB POKOK BAHASAN : - Pengertian Sadari
- Deteksi Dini Kanker Payudara
- Waktu Pelaksanaan Sadari

42
- Prosedur Pelaksanaan Sadari

PERTEMUAN KE :1
SASARAN : Ny.N
WAKTU : 30 Menit
HARI/TANGGAL : Rabu, 11 oktober 2017
PUKUL : 20.00 WIB
TEMPAT : Dirumah Ny. N

Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum : Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan
warga mendapatkan informasi dan  pengetahuan tentang SADARI dan
mengetahui cara mendeteksi dini gejala kanker payudara.

2. Tujuan Khusus : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu dapat :


a) Menjelaskan tentang Pengertian Sadari.
b) Menjelaskan tentang Deteksi Dini Kanker Payudara
c) Menjelaskan tentang Waktu Pelaksanaan Sadari
d) Menjelaskan tentang Prosedur Pelaksanaan Sadari
A. Materi (terlampir)

B. Proses Penyuluhan Kegiatan


KEGIATAN
NO TAHAP WAKTU
Penyuluhan Peserta
1. Pendahuluan *Memperkenalkan diri, *Menjawab salam dan berdoa 3 Menit
mengucapkan salam dan doa.

*Menjelaskan maksud dan tujuan *Memperhatikan dengan


penyuluhan. seksama
2. Penjelasan *Menjelaskan pengertian *Memperhatikan penjelasan 20 Menit
pemeriksaan payudara sendiri materi

*Menjelaskan faktor yang *Memperhatikan penjelasan


mempengaruhi terjadinya kanker

43
payudara materi

*Menjelaskan pencegahan kanker


payudara *Memperhatikan penjelasan
materi
*Menjelaskan deteksi Dini
pemeriksaan SADARI *Memperhatikan penjelasan
materi
*Menjelaskan cara pemijatan
perawatan payudara sendiri *Memperhatikan penjelasan
materi

*Peserta bertanya
3. Penutup *Memberikan pertanyaan kepada *Tanya Jawab 7
peserta tentang materi yang telah Menit
di sampaikan

*Menyimpulkan kegiatan proses


penyuluhan dan memberikan *Ceramah
apresiasi kepada peserta.

*Mengucapkan salam penutup,


dan doa
*Ceramah

C. Metode
a. Penyuluhan
D. Alat/Bahan/Media
a. Flip Chart
E. Evaluasi
Prosedur : Penyuluhan Dan Sharing
Bentuk : Musyawarah Mufakat Desa
Jenis : Tanya Jawab
F. . Sumber Pustaka

44
 Eva,S.E. 2010, Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi, Jakarta, Trans Info
Media.Jakarta.

 http://informasi-kesehatan-remaja.blogspot. Pengertian SADARI.html


 Anonim, 2016. Kesehatan Reproduksi Remaja.
G. Lampiran

1. Materi
MATERI PENGETAHUAN SADARI
1. Pengertian SADARI dan Kanker payudara
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah tindakan deteksi dini terhadap
adanya gejala-gejala kanker payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan
dapat menekan tingginya angka penderita kanker payudara, karena semakin awal
terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan.
Kanker payudara adalah adanya benjolan di payudara, borok, atau luka yang tidak
sembuh, cairan yang keluar dari puting, dan adanya nyeri di payudara. Namun umumnya,
kanker payudara ini pada mulanya tidak menimbulkan nyeri sehingga penderita datang
dalam keadaan terlambat, apalagi bila umurnya sudah tua.

2. Gejala Kanker Payudara


Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari
jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki
pinggiran yang tidak teratur.
Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan
dengan mudah di bawah kulit.
Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di
sekitarnya.
Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau
borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit
jeruk.
3. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan :
- Benjolan atau massa di ketiak
- Perubahan ukuran atau bentuk payudara

45
- Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna
kuning sampai hijau, mungkin juga ber nanah)
- Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun
areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu)
- Payudara tampak kemerahan
- Kulit di sekitar puting susu bersisik
- Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal
- Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara .
Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan
lengan atau ulserasi kulit.
4. Faktor Resiko Kanker Payudara
1. Usia. Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko
terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
2. Pernah menderita kanker payudara. Wanita yang pernah menderita kanker in situ
atau kanker invasif memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara.
Setelah payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada
payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara. Wanita yang ibu, saudara
perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar
untuk menderita kanker payudara.
4. Faktor genetik dan hormonal. Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya
berperan dalam terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika
seorang wanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan
menderita kanker payudara sangat besar. Gen lainnya yang juga diduga berperan
dalam terjadinya kanker payudara adalah p53, BARD1, BRCA3 dan Noey2.
Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker payudara disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan. Faktor hormonal
juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel. Kadar hormon yang tinggi
selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan
hormonal karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya sel-
sel yang secara genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.
5. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker. Resiko menderita kanker
payudara agak lebih tinggi pada wanita yang pernah menderita penyakit payudara

46
non-kanker yang menyebabkan bertambahnya jumlah saluarn air susu dan
terjadinya kelainan struktur jaringan payudara .
6. Menarche (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia
55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.
Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Resiko
menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang
mengalami menarche sebelum usia 12 tahun. Demikian pula halnya dengan
menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin lambat menopause dan
kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker payudara
7. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen. Pil KB bisa sedikit meningkatkan
resiko terjadinya kanker payudara, yang tergantung kepada usia, lamanya
pemakaian dan faktor lainnya. Belum diketahui berapa lama efek pil akan tetap
ada setelah pemakaian pil dihentikan. Terapi sulih estrogen yang dijalani selama
lebih dari 5 tahun tampaknya juga sedikit meningkatkan resiko kanker payudara
dan resikonya meningkat jika pemakaiannya lebih lama.
8. Obesitas pasca menopause. Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih
diperdebatkan. Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko
kanker payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang
obes.
9. Pemakaian alkohol. Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas/hari bisa
meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
10. Bahan kimia. Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia
yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri
lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
11. DES (dietilstilbestrol). Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah
keguguran memiliki resiko tinggi menderita kanker payudara.
12. Penyinaran. Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada),
pada masa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
13. Faktor resiko lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim,
ovarium dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa
meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara (Medicastore, 2010).
5. Pencegahan Kanker Payudara
1. Kesadaran akan payudara itu sendiri.
2. Berikan ASI pada bayi.

47
3. Jika menentukan benjolan, segera ke dokter.
4. Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga.
5. Perhatikan konsumsi alkohol.
6. Perhatikan berat badan.
7. Olahraga secara teratur.
8. Kurangi makanan berlemak.
9. Jika lebih dari 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur.
10. Belajar relaks.
6. Deteksi Dini Kanker Payudara.
a. Metode lain dari deteksi dini adalah SADARI.
Wanita di atas usia 20 tahun harus rutin melakukan SADARI setiap bulan ( waktu
terbaik adalah seminggu setelah menstruasi ). Ikuti langkah-langkah berikut :
1. Berdiri di depan cermin dan angkat satu lengan di atas kepala. Periksa
apakah ada perubahan pada payudara dan puting.
2. Berbaring dan secara sistematis periksa/raba payudara dengan tiga jari
untuk merasakan ada tidaknya benjolan.
3. Pijat puting untuk mengetahui adanya cairan dan periksa/raba ketiak
apakah ada benjolan/bengkak.
b. Panduan atas Screening Payudara
Di bawah usia 40 tahun
- SADARI setiap bulan
- Pemeriksaan payudara ke dokter setiap 3 tahun
- Mommagrafi dasar
Usia 40 tahun ke atas
- SADARI setiap bulan
- Pemeriksaan payudara ke dokter setiap tahun
Usia 40 sampai dengan 49 tahun
- Mammografi setiap tahun
Usia 50 tahun ke atas
- Mammografi setiap 2 tah
7. Penanganan Kanker Payudara
Pengobatan terhadap kanker payudara bisa bermacam – macam jenisnya,
bergantung pada kondisi atau tahapan stadiumnya, juga keadaan penderita. Terdapat

48
beberapa metode pengobatan dari dunia kedoteran yang lazim diterapkan pada pasien
kanker payudara, antara lain sebagai berikut :
1. Lumpectomy
Lumpectomy adalah prosedur pengangkatan jaringan tumor dan sebagian jaringan
normal dan sekitarnya.
2. Masektomi
Masektomi adalah momok bagi para wanita pengidap kanker payudara. Ini adalah
prosedur mengangkat seluruh jaringan payudara pengidap kanker sehingga ia tida
lagi memiliki payudara.

8. Berikut Jenis – Jenisnya :


a. Masektomi Preventif. Masektomi Preventif adalah Cara ini diterapkan pada
wanita yang memiliki faktor genesis sebagai pengidap kanker payudara
dilakukan tindakan preventif dengan mengangkat jaringan payudara agar
tidak muncul tumor lagi pada jaringan tersebut.
b. Masektomi Sederhana. Ini adalah prosedur mengangkat seluruh jaringan
payudara hingga ke bagian puting susunya, namun tetap mempertahankan
jaringan limfa. Prosedur ini juga akan membuat pasien kehilangan
payudaranya.
c. Masektomi Radikal Termodifikasi. Prosedur ini bisa dibilang masektomi total,
karena mengangkat seluruh jaringan dan bagian payudara. Bahkan simpul
jaringan limfa di bawah ketiak ikut diangkat, namun jaringan otot penyangga
payudara tetap dipertahankan dan dapat pula diangkat. Prosedur ini dapat
dilanjutkan dengan rekontruksi payudara implant.
d. Masektomi Radika. Cara ini adalah prosedur paling total dari jenis masektomi.
Seluruh jaringan payudara, jaringan limfa, kulit, otot penyangga, bahkan
sampai ke otot dinding dada diangkat
e. Terapi Radiasi. Terapi radiasi adalah sebuah metode terapi dengan
menambahkkan sinar X atau parikel ion lainnya ke tumor.
f. Kemoterapi. Kemoterapi adalah pengobatan menggunakan obat yang
diberikan secara oral maupun disuntikkan. Kemotrerapi umumnya
menggunakan obat dosis tinggi yang bekerja di dalam sel.

49
g. Terapi Hormon. Terapi Hormon adalah pemberian obet sebagaiman
kemoterapi, tetapi obat yang diberikan adalah obat yang mempengaruhi
produksi hormon.
h. Targeted Therapy. Targeted Therapy adalah pemberian obat yang secara
khusus ditarhetkan untuk menghambat pertumbuhan protein tertentu.
9. Cara Pemeriksaaan Payudara Sendiri (SADARI)
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan
cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring.
A. Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin

• Kedudukan 1
Tanggalkan pakaian anda pada paras pinggang, dan lihat diri anda di hadapan
cermin

• Kedudukan 2
Angkat kedua-dua tangan ke atas kepala anda. Periksapayudara anda dari
berbagai sudut.

50
• kedudukan 3
Berdiri tegak di hadapan cermin dengan tangan anda di sisi.Pusing ke kiri dan ke
kanan untuk mengesan sebarang perubahan pada payudara.

• Kedudukan 4
Tegangkan otot-otot bahagian dada anda dengan mencekak pinggang dan
menolak ke bawah.
B. Mengesan Perubahan Dengan Cara Berbaring
• Langkah 1:
Gunakan tangan kiri anda untuk memeriksa payudara kanan anda. Gunakan tapak
jari-jari anda untuk memeriksa sembarang BENJOLAN atau PENEBALAN

51
• Langkah 2:
Gerakkan tangan anda perlahan-lahan ke bawah ke arah garis-kutang menggunakan
pusingan ringan dan tekanan kuat di setiap tempat. Di-bahagian bawah garis-kutang
bergerak lebih kurang dua sentimeter ke kiri dan terus kearah atas menuju tulang
selangka anda dengan melakukan pusingan dan tekanan. Bergeraklah ke atas dan ke
bawah mengikut urutan dan liputi seluruh kawasan yang di tunjukkan.

• Langkah 3 :
Bermula di bahagian atas payudara anda, buat pusingan yang besar. Bergeraklah
sekeliling payudara anda dengan memerhatikan sebarang benjolan atau penebalan yang
luar biasa.

52
• Langkah 4 :
Menggunakah kedua-dua belah tangan, tekan payudara anda untuk melihat
sama ada terdapat sebarang lelehan luarbiasa dari puting payudara

• Langkah 5 : Memeriksa Ketiak Anda


Jatuhkan tangan kanan anda ke sisi dan rasa ketiak anda dengan teliti untuk
mengesan sebarang benjolan

Contoh-contoh gambar Kanker Payudara

53
Lampiran 3

54
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Topik : Ibu Menopause
Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian Menopause
b. Faktor yang mempengaruhi wanita memasuki masa menopause
c. Gejala-gejala klinis yang muncul pada wanita yang memasuki masa menopause
d. Masalah Kesehatan akibat menopause
e. Upaya mengatasi masalah pada masa menopause
f. Pola makanan sehat pada wanita menopause

PERTEMUAN KE :1
Sasaran : Ny. L
Waktu : 30 Menit
Hari/Tanggal :Rabu, 11 Oktober 2017
Pukul :20.00 Wib
Tempat :Dirumah Ny. L

I. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswi D-III Kebidanan Poltekkes
Medan di Dusun II Desa Jatikesuma didapatkan 25% wanita menopause dan
pramenopause mengalami masalah selama masa klimakterium. Penyebabnya
adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang menopause.

II. Identifikasi Masalah


Bagi sebagian wanita, menopause mulai antara usia 40 dan 58, meskipun
50 tahun adalah angka rata-rata usia 63 tahun. Sayangnya, tidak ada faktor,
definitive yang menentukan pasti kapan siklus menstruasi Anda akan menjadi
tidak teratur dan kapan gejala, menopause akan mulai. Beberapa orang percaya
ada komponen genetic yaitu seorang wanita akan mulai menopause pada usia
yang kurang lebih sama dengan ibunya.
III. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti proses penyuluhan ini, ibu diharapkan mampu menjelaskan
mengenai konsep menopause secara mandiri dengan benar dan tepat.

55
IV. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami pengertian menopause.
2. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami faktor yang
mempengaruhi wanita memasuki masa menopause
3. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami gejala-gejala klinis yang
muncul pada wanita yang memasuki masa menopause
4. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami masalah kesehatan akibat
menopause
5. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami bagaimana upaya
mengatasi masalah pada masa menopause.
6. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat mengetahui pola makanan sehat pada
wanita menopause

V. Materi
Terlampir

VI. Proses Penyuluhan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


1. Pembukaan 3 1. Memperkenalkan diri. Ø  1. Memperhatikan dengan
menit  2. Menjelaskan maksud seksama
dan tujuan penyuluhan

2. Penjelasan 10  1. Menjelaskan pengertian  1.Memperhatikan


menit menopause. penjelasan materi
2. Menjelaskan faktor yang 2.Memperhatikan
mempengaruhi wanita penjelasan materi
memasuki masa menopause. 3.Memperhatikan
3.Menjelaskan Gejala-gejala penjelasan materi
klinis yang muncul pada 4.Memperhatikan
wanita yang memasuki masa penjelasan materi
menopause. 5.Memperhatikan
4.Menjelaskan masalah penjelasan materi

56
Kesehatan akibat menopause. 6.Memperhatikan
5.Menjelaskan upaya penjelasan materi
mengatasi masalah pada masa
menopause.
6.Menjelaskan pola makanan
sehat pada wanita menopause

3. Penutu 7 1.   Memberikan pertanyaanØ  Tanya Jawab


menit kepada ibu tentang materi
yang telah di sampaikan

VII. Sasaran
Wanita menopause dan pramenopause

VIII. Metode
Ceramah
Tanya Jawab

IX. Media
1. LCD
2. Microphone
3. Laptop

X. Evaluasi

Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya Jawab


Jenis Pertanyaan : Lisan
Jumlah Pertanyaan : 4 soal

Soal.
1. Apa Yang dimaksud dengan menopause ?
 Menurut Eva Ellya (2010) menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh wanita
yang masih dipengaruhi oleh hormone reproduksi yang terjadi pada usia menjelang
atau memasuki usia 50 tahun. Sedangkan menurut Depkes RI (2001) menopause

57
adalah keadaan pada seorang perempaun yang mengalami penurunan fungsi indung
telur yang berakibat menurunnya produksi hormon estrogen.

2. Bagaimana Gejala Klinis dari menopause ?


 Turunnya fungsi indung telur mengakibatkan hormon estrogen dan progesterone
sangat berkurang di dalam tubuh perempuan. Kekurangan hormon estrogen ini
menyebabkan keluhan-keluhan yang disebut Sindroma defisiensi estrogen seperti
Gejala panas, vertigo, keringat banyak rasa kedinginan, berdebar-debar, migren, nyeri
otot, nyeri pinggang, mudah tersinggung, merasa tertekan, lelah psikis, susah tidur,
merasa ketakutan, konflik keluarga, gangguan di tempat kerja, sakit bersenggama,
gangguan haid, keputihan, gatal pada vagina, susah kencing, libido menurun, keropos
tulang, gangguan sirkulasi, kenaikan kolestreol, adipositas. Gejala-gejala tersebut
muncul diawali dengan keluhan gangguan haid yang mulai jarang atau jumlah darah
haid yang banyak dan ini dihubungkan dengan kegagalan ovulasi serta penurunan
kadar estrogen.

3. Apa Masalah Kesehatan Akibat Menopause ?


 Rasa panas di dada yang menjalar ke arah wajah (hot flush). Gejala ini sering timbul
pada malam hari sehingga menyebabkan terbangun dari tidur. Gejala ini terjadi bisa
dalam waktu 15 menit sampai 1 jam. Pada saat terjadi gejolak panas, kulit menjadi
kemerahan di daerah dada, leher dan wajah dan terasa sedikit hangat saat diraba.
Gejala akan berkurang bila udara dingin. Rasa panas ini akan menghilang setelah 4-5
tahun pasca menopause
 Gangguan psikologis yaitu mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri,
sukar konsentrasi, perubahan prilaku, menurunnya daya ingat, kehilangan gairah
seksual,dll
 Kelainan kulit, rambut, gigi dan keluhan pada sendi dan tulang.
 Gangguan mata (mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata
berkurang)
 Gangguan saluran kemih dan alat kelamin ( sering keputihan, sukar menahan
kencing, kering, gatal mudah infeksi saluran kemih)
 Osteoporosis (kerapuhan tulang akibat kurang vitamin D dan kalsium serta kurang
berolahraga

4. Bagaimana Upaya Mengatasi Masalah Pada Masa Menopause ?

58
 Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim, dan leher rahim untuk
melihat kelainan yang mungkin ada seperti lecet, keputihan, benjolan atau tanda
radang
 Pap Smear yang dilakukan setahun sekali untuk melihat adanya tanda radang dan
deteksi awal bagi kemungkinan adanya kanker pada saluran reproduksi.
 Periksa payudara sendiri (SADARI) untuk melihat pembesaran atau tumor payudara
akibat penurunan kadar estrogen/karena adanya hormon pengganti
 Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsure fito-estrogen yang cukup
seperti kedelai dan papaya
 Penggunaan bahan makanan sumber kalsium seperti susu, keju, ikan teri, dll
 Menghindari makanan yang mengandung banyak lemak, kopi dan alcohol.

XI. Sumber Pustaka

Manuaba Chandranita Ayu Ida, 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,


Jakarta : EGC
Pinem Soraha, 2009, KesehatanReproduksi, dan Kontrasepsi, Jakarta, Trans Info
Media
Sibagariang Elllya Eva, 2010, Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi, Jakarta, Trans
Info Media
Sibagariang Elllya Eva,dkk, 2010, Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta, Trans
Info Media
Tagliaferri Mary, 2007, The New Menopause Book, Jakarta : Indeks
https://www.scribd.com/doc/86419990/Sap-Menopause

Menopause
A. Pengetahuan Menopause
I. Pengertian Menopause
Peristiwa Menopause sangat alamiah dan normal terjadi pada seorang wanita,
dimana banyak keluhan yang dirasakan namun biasanya hanya ditanggapi sebagai proses
menua atau disangka penyakit lain, sehingga tidak mendapat pengobatan yang sesuai.
Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh wanita yang masih dipengaruhi oleh
hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau pada usia 50 tahunan. Wanita

59
dikatakan menopause bila tidak mendapat haid lagi sejak 1 tahun terakhir. Proses ini
diawali dengan gangguan siklus haid atau akhirnya hilang sama sekali.
Menurut Pakasi (1996) menopause adalah perdarahan terakhir dari uterus (rahim)
yang masih dipengaruhi oleh hormon. Menurut Eva Ellya (2010) menopause adalah haid
terakhir yang dialami oleh wanita yang masih dipengaruhi oleh hormone reproduksi yang
terjadi pada usia menjelang atau memasuki usia 50 tahun. Sedangkan menurut Depkes RI
(2001) menopause adalah keadaan pada seorang perempaun yang mengalami penurunan
fungsi indung telur yang berakibat menurunnya produksi hormon estrogen.

II. Tahap-Tahap Menopause

Menurut Manuaba (1999), Menopause terjadi dalm tiga tahap, yaitu :


1. Pra Menopause
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi,
terjadi perubahan psikologi/kejiwaan, terjadi perubahan fisik. Berlangsung
selama antara 4-5 tahun. Terjadi pada usia antara 48-55 tahun.
2. Menopause
Terhentinya menstruasi.Perubahan dan keluhan psikologi dan fisik makin
menonjol.Berlangsung sekitar 3-4tahun. Pada usia antara 56-60 tahun
3. Pasca Menopause
Terjadi pada usia diatas 60-65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap perubahan
psikologi dan fisik.Keluhan makin berkurang.

III. Faktor yang Mempengaruhi Perempuan Memasuki Masa Menopause

Adapun faktor yang mempengaruhi perempuan memasuki masa menopause


adalah:
a. Umur Saat Haid Pertama Kali ( Menarche)
Menurut peneliti di inggris, rata-rata haid pertama datang pada usia 13 tahun.
Dibandingkan dengan keadaan di abad yang lalu, dimana haid pertama pada
umumnya datang pada umur 15 tahun. Beberapa ahli yang melakukan penelitian
melakukan adany hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia
seorang wanita memasuki menopause. Kesimpulan dari penelitian ini

60
mengungkapkan, bahwa semakin muda seorang mengalami haid pertama kalinya,
semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
b. Status Pernikahan
Perempuan menikah dan tidak bekerja katanya lebih lama memasuki masa
menopause dibandingkan dengan perempuan bekerja dan tidak menikah.
c. Jumlah Anak
Makin sering seorang perempuan melahirkan maka semakin lama mereka
memasuki masa menopause
d. Usia Melahirkan
Semakin tua seseorang melahirkan maka semakin tua pula ia memasuki masa
menopause.
e. Pemakaian kontrasepsi
Khusus untuk wanita yang memakai alat kontrasepsi hormonal akan lebih lama
memasuki masa menopause.
f. Merokok
Perempuan merokok akan lebih cepat memasuki masa menopause.
g. Nutrisi
Wanita yang kesehatan dan asupan gizinya baik cenderung akan lebih lambat
memasuki masa menopause.

IV. Gejala - Gejala Klinis yang Muncul Pada Perempuan yang Memasuki Masa
Menopause
Turunnya fungsi indung telur mengakibatkan hormon estrogen dan progesterone
sangat berkurang di dalam tubuh perempuan. Kekurangan hormon estrogen ini
menyebabkan keluhan-keluhan yang disebut Sindroma defisiensi estrogen seperti Gejala
panas, vertigo, keringat banyak rasa kedinginan, berdebar-debar, migren, nyeri otot, nyeri
pinggang, mudah tersinggung, merasa tertekan, lelah psikis, susah tidur, merasa
ketakutan, konflik keluarga, gangguan di tempat kerja, sakit bersenggama, gangguan
haid, keputihan, gatal pada vagina, susah kencing, libido menurun, keropos tulang,
gangguan sirkulasi, kenaikan kolestreol, adipositas. Gejala-gejala tersebut muncul diawali
dengan keluhan gangguan haid yang mulai jarang atau jumlah darah haid yang banyak
dan ini dihubungkan dengan kegagalan ovulasi serta penurunan kadar estrogen.

V. Masalah Kesehatan Akibat Menopause

61
- Rasa panas di dada yang menjalar ke arah wajah (hot flush). Gejala ini sering
timbul pada malam hari sehingga menyebabkan terbangun dari tidur. Gejala ini
terjadi bisa dalam waktu 15 menit sampai 1 jam. Pada saat terjadi gejolak panas,
kulit menjadi kemerahan di daerah dada, leher dan wajah dan terasa sedikit
hangat saat diraba. Gejala akan berkurang bila udara dingin. Rasa panas ini akan
menghilang setelah 4-5 tahun pasca menopause
- Gangguan psikologis yaitu mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya
diri, sukar konsentrasi, perubahan prilaku, menurunnya daya ingat, kehilangan
gairah seksual,dll
- Kelainan kulit, rambut, gigi dan keluhan pada sendi dan tulang.
- Gangguan mata (mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air
mata berkurang)
- Gangguan saluran kemih dan alat kelamin ( sering keputihan, sukar menahan
kencing, kering, gatal mudah infeksi saluran kemih)
- Osteoporosis (kerapuhan tulang akibat kurang vitamin D dan kalsium serta
kurang berolahraga.

VI. Upaya Mengatasi Masalah Pada Masa Menopause

- Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim, dan leher rahim untuk
melihat kelainan yang mungkin ada seperti lecet, keputihan, benjolan atau tanda
radang
- Pap Smear yang dilakukan setahun sekali untuk melihat adanya tanda radang dan
deteksi awal bagi kemungkinan adanya kanker pada saluran reproduksi.
- Periksa payudara sendiri (SADARI) untuk melihat pembesaran atau tumor
payudara akibat penurunan kadar estrogen/karena adanya hormon pengganti
- Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsure fito-estrogen yang cukup
seperti kedelai dan papaya
- Penggunaan bahan makanan sumber kalsium seperti susu, keju, ikan teri, dll
- Menghindari makanan yang mengandung banyak lemak, kopi dan alcohol.

VII. Pola Makanan sehat Pada Wanita Menopause

62
- Pilih makanan yang bermanfaat misalnya, memilih makanan berprotein yang
mengandung lemak tak jenuh, seperti ikan tuna dan salmon. Lebih baik
mengkonsumsi protein nabati dari pada hewani. Tentunya debgan tidak
meninggalkan sama sekali protein hewani karena tetap dibutuhkan
- Patuhi jadwal makan atau pola makan, yaitu makan makanan bergizi seimbang
tiga kali sehari pada waktu yang tepat. Yaitu sarapan, makan siang, makan malam
dan dua kali makan makanan selingan
- Jangan makan pada kondisi lapaar karena akan membuat acara makan anda
terburu-buru dan banyak. Akibatnya akan membuat perut anda panas. Namun,
jangan makan pada waktu perut masih kenyang. Dikhawatirkan haal ini menjadi
kebiasaan yang dapat menimbun lemak dalam tubuh.
- Selain bervariasi, perbanyaklah konsumsi makan yang diolah dari bahan
makanan yang segar dengan proses pengolahan yang tidak terlalu lama. Dengan
demikian kandungan zat gizinya diharapkan dapat diperoleh secara maksimal.
- Makanlah secukupnya, janagan turuti selera makan anda yang sedang meningkat
atau sebaliknya yang sedang menurun.

Hal-hal yang harus diwaspadai Pada saat mengkonsumsi makanan adalah


sebagai berikut :
1. Sedapat mungkin menghindari jenis makanan yang diawetkan, yang biasanya
mengandung zat pewarna atau pemanis buatan
2. Hindari makanan berkalori tinggi, yang mengandung banyak gula atau lemak
tinggi, kurang mengandung zat gizi. Misalnya : junk food, soft drink yang
bersoda dan berkadar gula tinggi atau makanan kecil seperti keripik kentang,
keripik ubi, dan jenis konsumsi secara berlebihan
3. Kurangi asupan makanan berlemak, termasuk jeroan,. Kebiasaan
mengkonsumsi ini akan menimbun lebih banyak lemak juga memicu timbulnya
penyakit. Seperti keju, susufull cream, daging berlemak, usus dan otak.
4. Hindari alkohol sekalipun dalam jumlah sedikit dalam bentuk makanan.
5. Kurangi konsumsi kafein yang banyak tergandung pada minuman seperti kopi,
coklat, dan minuman ringan. Kafein dan tannin yang dekandungnya dapat
menghambat panyerapan beberapa zat gizi.
Lampiran 4
DUMMY TABEL DARI 10 KEPALA KELUARGA

63
Tabel 6.1 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Umur Di Desa Jati Kesuma Kab. Deli
Serdang Tahun 2017

Jenis Kelamin
Total
No Kelompok Umur Laki-laki Pr
F % F % F %
1 20 – 35 tahun 4 44,44 0 0 4 44,44
2 > 35 tahun 5 55,55 0 0 5 55,55
Total 9 100 0 0 9 100

Tabel 6.2 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Agama Desa Jati Kesuma Kab. Deli
Serdang Tahun 2017
Total
No Agama KK
f %
1 Islam 9 100
2 Katolik 0 0
3 K.Protestan 0 0
4 Hindu 0 0
5 Budha 0 0
Total  9 100

Tabel 6.3 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Suku Di Desa Jati Kesuma Kab. Deli
Serdang Tahun 2017
Total
No Suku
F %
1 Jawa 9 100
2 Batak 0 0
3 Karo 0 0
4 Melayu 0 0
5 Minang 0 0
6 Aceh 0 0

64
7 Mandailing 0 0
8 Nias 0 0
9 betawi 0 0
10 Banjar 0 0
11 sunda 0 0
12 Manado 0 0
13 Cina 0 0
14 India 0 0
Total 9 100

Tabel 6. 4 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan Di Desa Jati Kesuma


Kab. Deli Serdang Tahun 2017
Total
No Pendidikan
F %
1 Tidak Tamat SD 0 0
2 SD 1 11,11
3 SMP 2 22,22
4 SMA 6 66,66
5 Akademi/PT 0 0
Total 9 100

Tabel 6.5 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pekerjaan Di Desa Jati Kesuma kab.
Deli Serdang tahun 2017

Total
No. Pekerjaan
F %
1 PNS 0 0.00
2 Pegawai Swasta 2 22,22
3 BUMN 0 0.00
4 TNI 0 0.00

65
5 Pensiunan 0 0.00
6 Wiraswasta 5 55,55
7 Buruh 1 11,11
8 Petani 1 11,11
9 Pekerja musiman 0 0.00
10 Pedagang 0 0.00
11 Supir 0 0.00
12 IRT 0 0.00
13 Tidak bekerja 0 0.00
Total 9 100

Tabel 6.6 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Usia Menikah Di Desa Jati Kesuma
Kab Deli Serdang Tahun 2017

Umur
No Total
(suami/istri)
f %

1 >20 tahun 0 0

2 20-35 tahun 9 100


3 >35 tahun 0 0
Total 9 100

Tabel 6.7 Distribusi Anggota Keluarga Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di Desa
Jati Kesuma Kab. Deli Serdang Tahun 2017
jenis kelamin
Total
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan
F % F % F %
4 >3-5 tahun 1 9,09 % 0 0% 1 8,33%
5 >5-6 tahun 1 9,09 % 0 0% 1 8,33%
6 >6-12 tahun 1 9,09 % 0 0% 1 8,33%

66
7 >12-15 tahun 2 18,18% 0 0% 2 16,66%
8 >15-20 tahun 2 18,18% 0 0% 2 16,66%
9 >20-35 tahun 4 36,36% 1 100 % 5 41,66%
10 >35-49 tahun 0 0% 0 0% 0 0%
11 >49-60 tahun 0 0 0 0% 0 0%
11 >60 tahun 0 0 0 0% 0 0%
Total 11 100% 1 10% 12 100%

Tabel 6.5 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pekerjaan Di Desa Jati Kesuma kab.
Deli Serdang tahun 2017

Total
No Pekerjaan

f %
1 PNS 0 0.00
2 Pegawai Swasta 2 22,22
3 BUMN 0 0.00
4 TNI 0 0.00
5 Pensiunan 0 0.00
6 Wiraswasta 5 55,55
7 Buruh 1 11,11
8 Petani 1 11,11
9 Pekerja musiman 0 0.00
10 Pedagang 0 0.00
11 Supir 0 0.00
12 IRT 0 0.00
13 Tidak bekerja 0 0.00
Total 9 100

Tabel 6.10 Distribusi Kesehatan Keluarga Berdasarkan Jenis Penyakit Dalam 1


Tahun Terakhir Yang Mengalami Gangguan Kesehatan Di Desa Jati
Kesuma Kab. Deli Serdang Tahun 2017

67
Total
No Gangguan Kesehatan/Penyakit

F %
1 DM 0 0
2 Asam urat 0 0
3 Hipertensi 0 0
4 Asma 0 0
5 Gastritis 0 0
Total 0 0

Tabel 6.11 Distribusi Upaya Masyarakat Untuk Mengatasi Masalah Kesehatan Di Desa
Jati Kesuma Kab. Deli Serdang Tahun 2017
Jumlah
No Upaya
Frekuensi Presentase
Mengobati sendiri dengan obat yang di jual
A 0 0
bebas

B Mengobati ke Puskesmas 6 66,66

C Berobat Ke RS/Klinik 3 33,33

D Tradisional 0 0
Total  9 100

Tabel 6.12 Distribusi Wus Berdasarkan Yang Pernah Melakukan Sadari Di Desa Jati
Kesuma Kab. Deli Serdang Tahun 2017
Total
No. Sadari
F %
1. Ya 5 55,55
2. Tidak 4 44,44
Total 9 100

68
Tabel 6.13 Distribusi Pus Berdasarkan Yang Pernah Melakukan Iva Di Desa Jati Kesuma
Kab. Deli Serdang Tahun 2017

Total
No. IVA
f %
1. Ya 6 66,6%
2. Tidak 3 33,33%
Total 9 100%

69

Anda mungkin juga menyukai