Anda di halaman 1dari 348

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional guna
tercapainya kesadaran untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
kesehatan yang optimal. Adapun salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah
dengan pelayanan keperawatan yang ditujukan pada individu, keluarga dan merata pada
masyarakat umum guna untuk mencapai tujuan, yaitu mewujudkan kesejahteraan yang
merata.
Adapun kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tersebut yaitu:
1. Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit-penyakit dan
masalah kesehatan lingkungan.
2. Pencatatan dan pelaporan unt
3. uk mengetahui perkembangan program yang akan dicapai.
4. Pengawasan pelaksanaan kegiatan yang telah menjadi program.
5. Hygine dan sanitasi lingkungan sehat.
6. Penyelenggaraan kerjasama antara masyarakat dan mahasiswa dengan ikut
serta dalam pelaksanaan Posyandu.
Dengan tenaga tepat dan profesional serta dukungan dari masyarakat dapat
mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan juga oleh pembimbing tujuan tersebut
akan terlaksana dengan baik. Praktika komunitas adalah salah satu proses pendidikan
untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa demgan masyarakat, terutama bisa
mengenal lebih dekat dunia kerja dan segala aspek yang terkait di dalamnya. Mampu
memahami tugas dan peran perawat sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam
sistim pelayanan kesehatan. Mampu mempraktekkan materi yang telah di dapat selama
praktika komunitas, dan dapat mempunyai banyak pengalaman dalam bermasyarakat dan
praktek langsung dilingkungan masyarakat.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada individu, keluarga dan
masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Menambah wawasan dan pengembangan berfikir secara interdisipliner mahasiswa,
melalui proses sosialisasi kepribadian / akademis atau proses menemukan dan
mengenali masalah dan konsep pemecahan masalah dengan mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh dengan kondisi dan situasi nyata yang dialami pada kelompok.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung di masyarakat dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan
2. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang cukup banyak di masyarakat
1.3.2 Bagi Masyarakat
1. Masyarakat mendapatkan pengalaman langsung tentang kesehatan lingkungan
2. Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang cara memecahkan masalah
kesehatan
3. Mendapatkan fasilitas Kesehatan Lingkungan
1.3.3 Bagi Pendidikan
1. Sebagai tambahan informasi yang terkait dengan masalah Kesehatan Lingkungan
khususnya di Dusun larangan desa Tebel Kecamatan Bareng, Jombang.
2. Mendapatkan masukan dan penjelasan permasalahan kesehatan lingkungan di unit
pelaksanaan kegiatan beserta solusi pemecahannya.
3. Mendapatkan gagasan bagi pengembangan upaya peningkatan mutu kesehatan
lingkungan secara keseluruhan.
4. Sebagai bahan untuk evaluasi dan perencanaan program kesehatan ditingkat desa.

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Komunitas


A. Definisi
Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh batasan geografi atau
nilai dan interes yang umum guna menciptakan norma, nilai dan interes yang
umum guna menciptakan norma, nilai dan sosial institusi (WHO, 1984).
Komunitas digambarkan sebagai tempat kumpul orang dan sistem sosial.
Tempat terdiri dari lingkungan fisik dan sosial, sedangkan kumpulan orang terdiri
dari gambaran populasi termesuk jumlah, komposisi tinglat pendidikan, dan lain-
lain. Dan sistem sosial terdiri dari interaksi individu, kelompok, keluarga dan
masyarakat(Saunders, 1982).
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling
berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat hidup tertentu yang berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas
bersama (Koentjoraningrat, 1990).
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang
berempat tinggal disuatau wilayah dengan batas-batas tertentu, dimana yang
menjadi dasarnya adalah interkasi yang lebih besar dari anggota-anggotanya,
dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya (Soedjono, Soekanto,
1992).
1. Ciri-Ciri Masyarakat Secara Umum
Menurut (Nasrul Effendi, 1990), dari berbagai pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa masyarakat itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat
b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
c. Saling tergantung satu dengan yang lainnya
d. Memiliki identitas bersama
2. Masyarakat Indonesia
Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi
dalam 3 kategori, yaitu :
a. Masyarakat Desa
1. Hubungan keluarga natara masyarakat sangat kuat
2. Percaya pada ketentuan gaib
3. Tingkat buta huruf relatif tinggi
4. Berlaku hukum tida tertulis
5. Tidak ada lembaga pendidikan khusus di bidang tekhnologi
6. Keterampilan diwariskan langsung oleh orang tua
7. Sisitem ekonomi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Masyarakat Madya

3
1. Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan kemasyarakatan
mulai mengendor.
2. Adat istiadat masih dihormati, dan sikapa masyarakat mulai terbuka
dari pengaruh luar
3. Timbul rasionalitas pada cara berpikir sehingga kepercayaan terhadap
kekuatan-kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul kembali
apabila telah kehabisan akal.
4. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama
pendidikan dasar dan menengah
5. Tingkat buta huruf sudah mulai menurun
6. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis
7. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi pasaran,
sehingga menimbulkan deferensi dalam struktur masyarakat karenanya
uang semakin meningkat penggunaannya.
8. Gotong Royong tradisional tinggi untuk keperluan social dikalangan
keluarga dan tetangga serta kegiatan-kegiatan umum lainnya
didasarkan upah
c. Masyarakat Modern
1. Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan-kepentingan
pribadi
2. Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasana
saling mempengaruhi
3. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat

4. Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang


dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga-lembaga
keterampilan dan kejurusan.
5. Tingkat pendidikan formal dan merata
6. Hukum yang berlaku adalah hokum yang tertulis dan kompleks
7. Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang didasarkan atas
pengunaan uang dan alat pembayaran lainnya
3. Ciri Masyarakat Sehat
a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
b. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama
untuk ibu dan anak

4
c. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi
dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
meningkatkan mutu lingkungan hidup
d. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status
social ekonomi masyarakat
e. Penurunuan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan
penyakit
4. Indikator Masyarakat Sehat
Menurut WHO, indikator masyarakat sehat yaitu sebagai berikut :
a. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat meliputi :
1. Indikator Komprehensif
 Angka kematian kasar menurun
 Rasio angka mortalitas proporsional rendah
 Umur harapan hidup meningkat
2. Indikator Spesifik
 Angka kematian ibu dan anak menurun
 Angka kematian karena penyakit menular menurun
 Angka kelahairan menurun
3. Indikator pelayanan kesehatan
 Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
 Distribusi tenaga kesehatan merata
 Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di RS, fasilitas
kesehatan lain
 Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan.

2.2 Konsep Keperawatan Komunitas


A. Definisi
Keperawatan komunitas s ebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui
proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).

5
1. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan
dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai
berikut:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat
(health general community) dengan mempertimbangkan
permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.
2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut.
3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan.
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
b. Fungsi keperawatan komunitas
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat
proses penyembuhan (Mubarak, 2006).
2. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/

6
pengetahuan individu, media massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan
oleh petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah
kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit
yang paling sering mereka temukan sebelumya sangat mempengaruhi
upaya penanganan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak akan
mampu dicegah, apalagi memberantas penyakit tertentu.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari
dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan
dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23
Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental
dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas
melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat
akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
3. Pusat Kesehatan Komunitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan di:
a. Sekolah atau Kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan
pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks.
Selain itu perawata yang bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan
untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus
kedaruratan misalnya penyakit influensa, batu dll. Perawat juga dapat
memberikan rujukan pada peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan
perawatan kesehatan yang lebih spesifik.
b. Lingkungan kesehatan kerja
Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi
pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan

7
keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawata menjalankan
program yang bertujuan untuk:
1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi
jumlah kejadian kecelakaan kerja
2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
dan pendidikan kesehatan.
5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak, 2006).
c. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang
dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga
dapat memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawata
melakukan kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang
bekerja di rumah harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel,
berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan
klinik yang kompeten.
d. Lingkungan kesehatan kerja lain
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja dan
memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang perawat
dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawata lain,
bekerja di bidang pendididkan , penelitian, di wilayah binaan, puskesmas
dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya,
perawat ditantang untuk memberikan perawatan yang berkualitas
(Mubarak, 2006).
4. Bentuk – Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat
a. Posyandu
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu.
Secara sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan Kesehatan
keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat kelurahan atau desa, yang
melakukan kegiatan-kegiatan seperti: (1) Kesehatan ibu dan anak, (2) KB,
(3) Imunisasi, (4) Peningkatan gizi, (5) Penanggulangan diare, (6) Sanitasi
dasar, (7) Penyediaan obat esensial (Zulkifli, 2003).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini
bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat
karena di posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan

8
lengkap pada waktu dan tempat yang sama. Posyandu dipandang sangat
bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di masyarakat kurang
berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan revitalisasi
posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan
posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap
penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga
bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta
kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan kader,
manajemen dan fungsi posyandu (Zulkifli, 2003).
Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu adalah untuk : (1)
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, (2) meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR, (3) mempercepat
penerimaan NKKBS, (4) meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang
peningkatan kemampuan hidup sehat, (5) pendekatan dan pemerataan
pelayanan kesehatan pada penduduk berdasarkan letak geografi, (6)
meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih
teknologi untuk swakelola usaha kesehatan masyarakat.
Menurut (Nasru effendi, 2000) untuk menjalankan kegiatan Posyandu
dilakukan dengan system 5 meja, yaitu:
1) Meja I
a. Pendaftaran
b. Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS
(Pasangan Usia Subur)
2) Meja II
Penimbangan Balita dan ibu hamil
3) Meja III
Pengisian KMS

4) Meja IV
a. Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan
resiko tinggi, PUS yang belum mengikuti KB
b. Penyuluhan kesehatan
c. Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan,
Kondom
5) Meja V
a. Pemberian iminisasi
b. Pemeriksaan Kehamilan
9
c. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
d. Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1. Kesehatan ibu dan anak :
a. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
b. Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan
Agustus)
c. PMT
d. Imunisasi.
e. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui
pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui
grafik pada kartu KMS setiap bulan.
f. Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
g. Pemberian Oralit dan pengobatan.
h. Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi
dasar dari KMS baita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar
melalui cakupan SKDN
Menurut (Nasrul effendi, 2000), untuk meja I sampai meja IV
dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan oleh
petugas kesehatan seperti dokter, bidan, perawat, juru imunisasi. Tetapi
dilapangan yang kita temukan dari meja 1 sampai meja 5 dilakukan oleh
semua perawat puskesmas, hanya di beberapa posyandu yang kader
kesehatannya berperan aktif. Pendidikan dan pelatihan kader selama ini hanya
sebatas wacana saja di masyarakat. Kader seharusnya lebih aktif berpatisipasi
dalam kegiatan Posyandu. Keadaan seperti ini masih perlu perhatian khusus
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2.3 Konsep Puskesmas


A. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan ,serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelengarakan kegiatan secara menyeluruh , terpadu dan kesinambungan pada
suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Azrul azwar (1980), puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional
yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat
dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.
Departemen Kesehatan RI (1987), puskesmas adalah sebagai pusat
pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan
10
masyarakat serta menyelengarakan pelayanan kesehatan tedepan dan terdekat
dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpandu
di wilayah kerja.
1. Fungsi puskesmas
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan tehnik materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat.
4. Memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program puskesmas
2. Visi Puskesmas
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin di capai melalui
pembangunan pusat kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat
b. Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata
c. Memiliki derajat kesehatan yang setimgi-tinginya di seluruh wilayah
republic Indonesia
3. Misi Puskesmas
Misi puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan yang dapat dilakukan
melalui berbagai upaya di antaranya adalah:
a. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
c. Mengadakan peralatan dan obat-obatan yang di sesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat
d. Mengembangkan pembangunan kesehatan masyarakat desa(PKMD)
4. Strategi
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan adalah
melalui pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh secara pelayanan
kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh.
5. Kegiatan pokok PUSKESMAS
Berdasarkan Buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20
usaha pokok kesehatan yang dapat di lakukan oleh puskesmas.. Usaha pokok

11
kesehatan sangat tergantung pada factor tenaga , sarana dan prasarana , biaya
yang tersedia , serta kemampuan menegemen dari tiap-tiap puskesmas berikut
ini adalah kegiatan pokok puskesmas:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak
1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui,
bayi, anak balita, dananak pra sekolah.
2. Memberikan nasihat tentang makanan guna mencegah gizi buruk.
3. Imunisasi
4. Pemberian nasihat mengenai perkembangan anak dan cara
menstimulasinya
5. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah untuk
penyakit ringan
b. Upaya keluarga berencana
1. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan calon ibu
yang mengunjungi KIA
2. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang
kemudian akan bekerja sebagai pengerak calon peserta keluarga
berencana
3. Memasang IUD , cara-cara penggunaan pil, kondom dengan member
sarannaya.
4. Upaya perbaikan gizi
1) Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi
2) Mengembangkan program perbaikan gizi
3) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat
5. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan – kegiatan utama kesehaatan lingkungan yang dilakukan staf
puskesmas di antaranya adalah:
1) Penyehatan air bersih
2) Penyehatan pembuangan kotoran
3) Penyehatan lingkungan perumahan
4) Penyehatan air buangan/limbah
5) Pengawasan sanitasi tempat umum
6) Penyehatan makanan dan minuman
7) Pelaksanaan peraturan perundangan
6. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
1) Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
2) Melaporkan kasus penyakit menular
3) Menyelidiki benar atau tidak laporan yang masuk
4) Tindakan permulaan untuk menahan penyakit menular
5) Menyembuhkan penderita hingga tidak lagi menjadi sumber
penyakit
6) Pemberian imunisasi
7) Pemberantasan vector
8) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

12
7. Upaya penggobatan
1) Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui pengkajian
riwayat penyakit, mengadakan pemeriksaan fisik, mengadakan
pemeriksaan laboraatorium, dan membuat diagnosis
2) Melaksanakan tindakan pengobatan
3) Melakukan upaya rujukan
8. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat
1) Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas di klinik ,
rumah,dan kelompok-kelompok masyarakat
2) Di tinggkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri,
tetapi di tinggkat kabupaten di adakan tenaga-tenaga coordinator
penyuluhan kesehatan
6. Peran Puskesmas
Dalam kontek otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran
yang sangat viltal. Sebagai institusi pelaksana teknis, puskesmas di tuntut
memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan untuk
menentukan kebijakan daerah melalui system perencanaan yang matang , tata
laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta system evaluasi dan pemantauan
yang akurat.puskesmas juga di tuntut dalam pemanfaatan teknologi informasi
terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara kompeherensif dan
terpadu
7. Wilayah kerja puskesmas
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kacamata. Factor kepadatan penduduk , luas daerak geografis dan keadaan
infra struktur lainya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan
wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah dearah
tingkat II , sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas di tetapkan oleh
Bupati, mendengar saran teknis dari kantor Wilayah Departemen Kesehatan
Provinsi. Di kota besar wilayah kerja biasa satu kelurahan. Sedangkan
puskesmas di ibu kota kecamatan merupakan puskesmas rujukan yang
berfungsi sebagai pusat rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga
mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah
puskesmas rata-rata- 30 ribu penduduk setiap puskesmas
8. Fasilitas penunjang

13
Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan , maka puskesmas
perlu di tunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang
di sebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling
a. Puskesmas pembantu
Puskesmas pembantu lebih sering disebut Pustu atau Pusban,
merupakan unit pelayanan kesehatan yang sederhana yang berfungsi
menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan puskesmas sebagai ruang lingkup wilaya yang kecil.
b. Puskesmas keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang
di lengkapi dengan kendaraan bermotor roda dua atau prahu motor,
peralatan kesehatn , peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga yang
berasal dari puskesmas dalam wilayah yang belum terjangkau oleh
pelayanan kesehatan.Kegiatan pelayanan kesehatan adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah
terpencil atau daerah yang sulit di jangkau oleh pelayanan kesehatan
2. Melakukan penyelidikan tentangkejadian luar biasa
3. Dapat dipergunakan sebagai alat trasfortasi penderita dalam rangka
rujukan bagi kasus darurat
4. Melakukan penyuluhan kesehtan dengan menggunakan alat audio
visual.
c. Bidan desa
Setiap daerah pasti di sediakan seorang bidan yang bertangung jawab
langsung kepada kepala kesehatan. Wilayah kerja bidan desa adalah satu
desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3000 jiwa. Tugas bidan desa
adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan posyandu
dan pembinaan kelompok desa dasawarsa serta pertolongan persalinan di
rumah penduduk.

BAB 3
PENGKAJIAN KOMUNITAS

Asuhan keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa praktika


keperawatan komunitas Pendidikan Profesi Ners di masyarakat berlangsung mulai dari

14
Tanggal 7 mei 2018 sampai 16 juni 2018. Praktik Keperawatan Komunitas ini dilakukan di
Desa Tebel, Kecamatan Bareng , Kabupaten Jombang.
3.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini merupakan tahap awal pra praktik klinik/terjun ke
lapangan, berbagai kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain:
3.1.1 Pembekalan
Pembekalan dilakukan pada tanggal 7 Mei 2018 pukul 09.00-11.00 WIB di
Balai Desa Tebel Kecamatan Bareng oleh pembimbing praktik. Materi yang diberikan
adalah tentang mekanisme perijinan, dan peraturan-peraturan bagi mahasiswa praktik
dan tugas yang harus diselesaikan.
3.1.2 Pengorganisasian Kelompok
Pengorganisasian kelompok digunakan untuk mempermudah pelaksanaan
praktik dan sebagai penanggung jawab kegiatan praktik dari mahasiswa, maka
dibentuk organisasi kelompok.
 Ketua Kelompok : Yepi S.Kep
 Wakil Kelompok : Heru Prastyanwan S.Kep
 Sekretaris :
1. Romadhona Febrianti
2. Fathul Rizqi
 Bendahara :
1. Dwi Nurjanah
2. Eka Nurul Hidayanti
 Kelompok Kerja :
a) Kia :
1. Mentari Putri Ika P
2. Dessy Ekawati
3. Ali Pirdaus A

b) Lansia :
1. Dwi Nurjanah
2. Azizan Muarif
3. Umy Naziroh

c) Kesling :
1. Erni Utami
2. Lusy Indah Retno A
3. M. Arif Jazulii

d) Remaja :
1. Lusi Rustanti
2. Dwi Puri Ita N S
3. Choirul Arifin

15
3.1.3 Persiapan Administrasi
Sebagai langkah selanjutnya, dipersiapkannya administrasi untuk mengadakan
konsolidasi dan perijinan kepada instansi terkait. Surat perijinan diperoleh dari
pendidikan yang harus disampaikan ke Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Puskesmas
Bareng.
3.14 Konsolidasi
Konsolidasi dan kerjasama dengan berbagai instansi dengan mengajukan
permohonan ijin dan kerjasama kepada Kepala Kecamatan Bareng, Kepala Puskesmas
Bareng. Selanjutnya, secara resmi mahasiswa diterjunkan pada tanggal 7 Mei 2018 di
wilayah Desa Tebel melalui perijinan Kepala Desa Tebel
3.1.4 Orientasi dan Analisa Situasi
Orientasi dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
a. Pembekalan yang diberikan oleh bapak Koiman selaku Kepala Desa. Pertemuan
antara pada tanggal 7 Mei 2018 pukul 09.00 sampai selesai. Perangkat desa Desa
Tebel menerima kehadiran mahasiswa dan mahasiswa menyampaikan maksud
dan tujuan praktik klinik keperawatan komunitas yang akan dilaksanakan.
Perangkat Desa memberikan gambaran tentang keadaan lingkungan desa secara
umum dan status kesehatan warga – warga Desa Tebel Kecamatan Bareng.
b. Orientasi dan analisa situasi selanjutnya dilakukan oleh mahasiswa sendiri
dengan membagi mahasiswa dalam tiga kelompok kecil sesuai dengan wilayah
dusun yang telah ditentukan.
3.1.6 Pembukaan
Pembukaan dilakukan sebagai bentuk pertemuan pertama kali memasuki
daerah binaan dan berinteraksi dengan warga. Perencanaan dan pelaksanaannya dapat
dilihat pada uraian tahap pelaksanaan kegiatan.

3.2 Tahap Pengkajian


3.2.1 Data Umum
a. Geografi : Luas wilayah 360 Ha
b. Batas Wilayah :
Utara : Desa latsari (Kec. Mojowarno)
Selatan : Desa Kebondalem (Kec. Bareng)
Barat : Desa ngoro (Kec. Ngoro)
Timur : Desa Bareng (Kec. Bareng)
c. Denah
d. demografi :

16
Wilayah Desa Tebel Kecamatan Bareng memilik 4 Dusuni dengan :
1. Jumlah penduduk : 3614 Jiwa
2. Jumlah KK : 1099 KK
3. Komposisi penduduk :
Hasil pengolahan data berdasarkan angket, wawancara dan observasi terlihat pada
diagram berikut :
1. Data umum
a) Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Dusun Larangan, Desa Tebel,
Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

sumber data : Desa Tebel 2018


Gambar 3.1 Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Tebel,
Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018
Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin diatas didapatkan sebagian
besar di Desa Tebel, Kec Bareng Kab Jombang berjenis kelamin perempuan
dengan presentase sebesar 50,9%

b) Proporsi Penduduk Berdasarkan Usia di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,


Kabupaten Jombang 2018

17
Sumber
: Desa Tebel 2018
Gambar 3. 2 Proporsi Penduduk Berdasarkan Usia di Desa Tebel, Kecamatan
Bareng, Kabupaten Jombang 2018
Proporsi Penduduk Berdasarkan Usia diatas didapatkan hampir setengahnya di
Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 berusia 18<45
dengan prosentase sebesar 41,2%.

c) roporsi Penduduk Berdasarkan Hubungan dalam KK di Desa Tebel,


Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Sumber : Desa Tebel 2018

Gambar 3.3 Proporsi Penduduk Berdasarkan Hubungan dalam KK di Desa


Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Proporsi Penduduk Berdasarkan Hubungan dalam KK didapatkan Sebagian


besar penduduk di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018
adalah anggota keluarga dengan prosentase sbesar 70 %.

18
d) Proporsi Penduduk Berdasarkan Status Kawin di Desa Tebel, Kecamatan
Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Sumber : Desa Tebel 2018


Gambar 3.4 Proporsi Penduduk Berdasarkan Status Kawin di Dusun
Larangan, Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018
Proporsi Penduduk Berdasarkan Status Kawin didapatkan setengah warga di
Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 kawin dengan
prosentase sebesar 52,4%

e) Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,


Kabupaten Jombang 2018

Sumber : Desa Tebel 2018

Gambar 3.5 Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Tebel,


Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama didapatkan hampir seluruh penduduk


di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 beragama islam
dengan prosentase sebesar 93,2%.

19
f) Proporsi Penduduk Berdasarkan suku di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,
Kabupaten Jombang 2018

Sumber : Desa Tebel 2018

Gambar 3.6 Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku di Desa Tebel, Kecamatan


Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku didapatkan seluruhnya penduduk di


Dusun Larangan, Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018
bersuku jawa dengan prosentase sebesar 99,6%

g) Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,


Kabupaten Jombang 2018

Sumber : Desa Tebel 2018

Gambar 3.7 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Tebel,


Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Proporsi Penduduk Berdasarkan pendidikan didapatkan hampir seluruhnya


penduduk di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018
berpendidikan SD dengan prosentase sebesar 33,5%.

h) Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,


Kabupaten Jombang 2018

20
Sumber : Desa Tebel 2018
Gambar 3. 8 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Desa Tebel,
Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan didapatkan hampir setengahnya


penduduk di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 tidak
bekerja dengan prosentase sebesar 39,1%.

i) Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendapatan (Per KK) di Desa Tebel,


Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Gambar 3. 9 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendapatan (Per KK) di


Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendapatan (Per KK) didapatkan sebagian


penduduk di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018
berpendapatan 1<3jt dengan prsentase sebesar 59,2%.

j) Proporsi Penduduk Berdasarkan Pengeluaran (Per KK) di Desa Tebel,


Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

21
Sumber : Desa Tebel 2018

Gambar 3. 10 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pengeluaran (Per KK) di


Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Proporsi Penduduk Berdasarkan Pengeluaran (Per KK) didapatkan sebagian


besar penduduk di Dusun Larangan, Desa Tebel, Kecamatan Bareng,
Kabupaten Jombang 2018 berpengeluaran 1<3jt dengan prosentase sebesar
60,2%.
k) Proporsi penduduk berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir di Desa Tebel,
Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Sumber : Desa Tebel 2018


Gambar 3. 11 Proporsi Penduduk Berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir
di Ds. Tebel Kab. Jombang Tahun 2018

Proporsi Penduduk Berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir didapatkan hampir


sebagian penduduk di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang

22
2018 menderita penyakit lain- lain (batuk dan pilek) dengan prosentase sebesar
47,4%.

3.2.2 Data Khusus


a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara dan observasi
terlihat pada diagram berikut :
1) Pasangan Usia Subur
a. Proporsi Pasangan Usia subur Berdasarkan Jenis KB di Ds. Tebel Kab.
Jombang Tahun 2018

Sumber : Desa Tebel 2018


Gambar 3. 12 Proporsi Pasangan Usia subur Berdasarkan Jenis KB di
Ds. Tebel Kab. Jombang Tahun 2018

Proporsi Pasangan Usia subur Berdasarkan Jenis KB didapatkan hampir


separuh PUS di Ds. Tebel Kab. Jombang Tahun 2018 mengikuti program
KB Suntik dengan prosentase 47,80%.

b. Proporsi Pasangan Usia Subur berdasarkan Ada Tidaknya Keluhan Selama


Mengikuti Program KB di Ds. Tebel Kab Jombang Tahun 2018.

23
Gambar 3. 13 Proporsi Pasangan Usia Subur berdasarkan Ada
Tidaknya Keluhan Selama Mengikuti Program KB di Ds. Tebel Kab.
Jombang Tahun 2018

Proporsi Pasangan Usia Subur berdasarkan Ada Tidaknya Keluhan Selama


Mengikuti Program KB didapatkan hampir seluruh PUS di Ds. Tebel Kab.
Jombang Tahun 2018 tidak mempunyai keluhan yaitu dengan prosentase
88%.

c. Proporsi Pasangan Usia Subur Berdasarkan Alasan Tidak Mengikuti KB di


Ds. Tebel Kab. Jombang Tahun 2018

Sumber : Desa Tebel 2018

Gambar 3.14 Proporsi Pasangan Usia Subur Berdasarkan Alasan Tidak


Mengikuti KB di Ds. Tebel Kab. Jombang Tahun 2018

24
Proporsi Pasangan Usia Subur Berdasarkan Alasan Tidak Mengikuti KB
didapatkan hampir sebagian PUS di Ds. Tebel Kab. Jombang Tahun 2018
alasan tidak mengikuti KB karena dilarang yaitu dengan prosentase 42%.
d. Proporsi Pasangan Usia Subur Berdasarkan Penyakit Kelamin di Ds. Tebel
Kab. Jombang Tahun 2018

Sumber : Desa Tebel 2018

Gambar 3. 15 Proporsi Pasangan Usia Subur Berdasarkan Penyakit


Kelamin di Ds. Tebel Kab. Jombang Tahun 2018

Proporsi Pasangan Usia Subur Berdasarkan Penyakit Kelamin didapatkan


ada yang menderita penyakit kelamin dengan peresentase 50%.
2) Ibu hamil
a. Proporsi ibu hamil berdasarkan ANC di Ds. Tebel Kec. Bareng Kab.
Jombang Tahun 2018

Sumber : Desa tebel 2018

25
Gambar 3. 16 Proporsi Ibu Hamil Berdasarkan ANC di Ds. Tebel Kab.
Jombang Tahun 2018

Proporsi ibu hamil Berdasarkan ANC didapatkan hampir seluruh ibu hamil rutin
melakukan pemeriksaan ANC dengan peresentase 86%.
b. Proporsi ibu hamil berdasarkan Imun TT di Ds. Tebel Kec. Bareng Kab.
Jombang Tahun 2018

Sumber : Desa Tebel 2018

Gambar 3. 17 Proporsi Ibu Hamil Berdasarkan Imun TT di Ds. Tebel Kab.


Jombang Tahun 2018.

Proporsi ibu hamil Berdasarkan imun TT di desa tebel didapatkan hampir


seluruh ibu hamil lengkap mendapatkan imun TT dengan peresentase 90,5
3) Bufas/buteki
a. Proporsi bufas/buteki berdasarkan produksi ASI di desa Tebel Kec. Bareng
Kab. Jombang Tahun 2018

Gambar 3. 18 Proporsi Bufas/Buteki berdasarkan produksi ASI di desa


Tebel kecamatan Bareng Kab. Jombang 2018

26
Proporsi bufas/buteki berdasarkan produksi ASI di desa Tebel didapatkan
hampir seluruh bufas/buteki Lancar dengan persentase 96,80
b. Proporsi bufas/buteki berdasarkan keluhan produksi ASI di desa Tebel Kec.
Bareng Kab. Jombang Tahun 2018

Gambar 3.19 Proporsi bufas/buteki berdasarkan keluhan produksi ASI


di desa Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang 2018
Proporsi bufas/buteki berdasarkan keluhan produksi Asi di desa Tebel
didapatkan data seluruh bufas/buteki tidak memiliki keluhan.
4) Balita
a. Proporsi balita berdasarkan BB di KMS Ds. Tebel Kec. Bareng Kab.
Jombang Tahun 2018

Gambar 3.20 Proporsi balita berdasarkan BB di KMS Ds. Tebel Kec.


Bareng Kab. Jombang Tahun 2018
Proporsi balita berdasarkan BB di KMS didapatkan hampir seluruhnya
balita Ds. Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018 memliki berat
badan di KMS hijau yaitu sebnyak 92,40%

27
b. Proporsi balita berdasarkan ASI Eksklusif di Ds. Tebel Kec. Bareng Kab.
Jombang Tahun 2018

Gambar 3.21 Proporsi balita berdasarkan ASI Eksklusif Ds. Tebel Kec.
Bareng Kab. Jombang Tahun 2018

Proporsi balita berdasarkan ASI Eksklusif didapatkan sebagian besar balita


Ds. Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018 minum ASI sebanyak
84%.

c. Proporsi balita berdasarkan Imunisasi Ds. Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang
Tahun 2018

Gambar 3.22 Proporsi balita berdasarkan Imunisasi Ds. Tebel Kec.


Bareng Kab. Jombang Tahun 2018

Proporsi balita berdasarkan Imunisasi didapatkan sebagian besar balita Ds.


Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018 berstatus imunisasi lengkap
dengan prosentase 74,7%

28
d. Proporsi balita berdasarkan Posyandu Ds. Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang
Tahun 2018

Gambar 3. 23 Proporsi balita berdasarkan Posyandu Ds. Tebel Kec.


Bareng Kab. Jombang Tahun 2018
Proporsi balita berdasarkan Posyandu didapatkan hampir seluruh balita Ds.
Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018 rutin mengikuti posyandu
dengan prosentase 88%.

e. Proporsi balita berdasarkan Pemberian Vitamin Ds. Tebel Kec. Bareng Kab.
Jombang Tahun 2018

29
Gambar 3.24 Proporsi balita berdasarkan Pemberian Vitamin Ds. Tebel
Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018

Proporsi balita berdasarkan Pemberian Vitamin A didapatkan hampir seluruh


balita Ds. Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018 rutin mengikuti
posyandu dengan prosentase 86%.
f. Proporsi balita berdasarkan pemberian MPASI Ds. Tebel Kec. Bareng Kab.
Jombang Tahun 2018

Gambar 3.25 Proporsi balita berdasarkan pemberian Ds. Tebel Kec.


Bareng Kab. Jombang Tahun 2018

Proporsi balita berdasarkan pemberian MPASI didapatkan setengah balita Ds.


Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018 diberikan MPASI >6 bulan
dengan prosentase 64%.

30
b. Anak dan Remaja
1) Anak usia sekolah
a. Proporsi Anak Usia Sekolah berdasarkan Status Kesehatan Gizi Ds. Tebel Kec.
Bareng Kab. Jombang Tahun 2018

Gambar 3. 26 Proporsi Anak Usia Sekolah berdasarkan Status Kesehatan


Gizi Ds. Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018
Proporsi Anak Usia Sekolah berdasarkan Status Kesehatan Gizi didapatkan
sebagian besar anak usia sekolah Ds. Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun
2018 memiliki status gizi cukup dengan prosentase 75.

b. Proporsi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Imunisasi Dasar Lengkap Ds.


Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018

Gambar 3.27 Proporsi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Imunisasi Dasar


Lengkap Ds. Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018

Proporsi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Imunisasi Dasar Lengkap didapatkan


hampir seluruhnya anak usia sekolah Ds. Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang
Tahun 2018 memiliki status imunisasi lengkap dengan prosentase 95%.

31
c. c. Proporsi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Kerutinan Menggosok Gigi Ds.
Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018
d.

e.

Gambar 3.28 Proporsi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Kerutinan


Menggosok Gigi Ds. Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018

Proporsi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Kerutinan Menggosok Gigi


didapatkan sebagian besar anak usia sekolah Ds. Tebel Kec. Bareng Kab.
Jombang Tahun 2018 tidak rutin menggosok gigi dengan prosentase 78,5%.

f. Proporsi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Pernah Tidaknya Mengalami Sakit


Gigi Ds. Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018.

Gambar 3.29 Proporsi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Pernah Tidaknya


Mengalami Sakit Gigi di Ds. Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun
2018

Proporsi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Pernah Tidaknya Mengalami Sakit


Gigi didapatkan sebagian besar anak usia Ds. Tebel Kec. Bareng Kab.
32
Jombang Tahun 2018 tidak pernah mengalami sakit gigi dengan prosentase
80%.
e. Proporsi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Pernah Tidaknya Tidak Naik Kelas Ds.
Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018

Gambar 3. 30 Proporsi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Pernah Tidaknya


Tidak Naik Kelas Ds. Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018

Proporsi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Pernah Tidaknya Tidak Naik Kelas
didapatkan hampir seluruhnya anak usia sekolah Ds. Tebel Kec. Bareng Kab.
Jombang Tahun 2018 dengan prosentase 97,10%.

2.2 Remaja
a. Proporsi Remaja berdasarkan Jenis kenakalan Remaja Ds. Tebel Kec. Bareng Kab.
Jombang Tahun 2018

Gambar 3.31 Proporsi Remaja berdasarkan Jenis kenakalan Remaja Ds. Tebel Kec.
Bareng Kab. Jombang Tahun 2018

33
Proporsi Remaja berdasarkan Jenis kenakalan Remaja didapatakan hampir sebagian remaja
Ds. Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018 tidak ada yang terlibat kenakalan remaja
dengan prosentase 48,7%

b. Proporsi Remaja Berdasarkan Keaktifan Berorganisasi Ds. Tebel Kec. Bareng Kab.
Jombang Tahun 2018

Gambar 3. 32 Proporsi Remaja Berdasarkan Keaktifan Berorganisasi Ds. Tebel


Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018
Proporsi Remaja Berdasarkan Keaktifan Berorganisasi didapatkan sebagian besar
remaja Ds. Tebel Kec. Bareng Kab. Jombang Tahun 2018 tidak aktif mengikuti
organisasi sejumlah dengan prosentase 63,4%
2.3 Lansia
a. Proporsi Lansia berdasarkan Kerutinan Mengikuti Posyandu Lansia di Desa Tebel,
Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

34
Gambar 3.33 Proporsi Lansia berdasarkan Kerutinan Mengikuti Posyandu Lansia di
Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.
Proporsi Lansia berdasarkan Kerutinan Mengikuti Posyandu Lansia didapatkan hampir
setengah lansia di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 tidak rutin
mengikuti posyandu lansia dengan prosentase sebesar 43%.

b. Proporsi Lansia Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan di Desa Tebel, Kecamatan


Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

Gambar 3. 34 Proporsi Lansia Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan di Desa Tebel


Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang 2018.

Proporsi Lansia Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan didapatkan hampir sebagian lansia di


Desa tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 rutin mengikuti pemeriksaan
kegiatan dengan prosentase 47,6%.

c. Proporsi Lansia Berdasarkan Kegiatan Sosial di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,


Kabupaten Jombang 2018.

35
Gambar 3. 35 Proporsi Lansia Berdasarkan Kegiatan Sosial di Desa Tebel, Kecamatan
Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

Proporsi Lansia Berdasarkan Kegiatan Sosial didapatkan setengahnya lansia di Desa Tebel,
Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 tidak rutin mengikuti kegiatan social dengan
prosentase sebesar 50,8%.

2.4 Kesehatan Lingkungan (Per KK)


a. Proporsi KK Berdasarkan Status Rumah di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,
Kabupaten Jombang 2018.

Gambar 3. 36 Proporsi KK Berdasarkan Status Rumah di Dusun Larangan,


Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

Proporsi KK Berdasarkan Status Rumah didapatkan hampir seluruh status rumah di


Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 memiliki status rumah
sendiri dengan prosentase sebesar 98,80%.

36
b. Proporsi KK Berdasarkan Jenis Rumah di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten
Jombang 2018.

Gambar 3. 37 Proporsi KK Berdasarkan Jenis Rumah di Desa Tebel, Kecamatan


Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

Proporsi KK Berdasarkan Jenis Rumah didapatkan hampir seluruhnya jenis rumah di


Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 memiliki jenis rumah
permanen dengan prosentase sebesar 83,7%.

c. Proporsi KK Berdasarkan Keadaan Lantai di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,


Kabupaten Jombang 2018.

Gambar 3.38 Proporsi KK Berdasarkan Keadaan Lantai di Desa Tebel,


Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

Proporsi KK Berdasarkan Keadaan Lantai didapatkan sebagian besar lantai rumah di


Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 memiliki lantai KA
dengan prosentase 76 %.

37
d. Proporsi KK Berdasarkan Ventilasi di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten
Jombang 2018.

Gambar 3.39 Proporsi KK Berdasarkan Ventilasi di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,


Kabupaten Jombang 2018.

Proporsi KK Berdasarkan Ventilasi didapatkan sebagian besar rumah di Desa Tebel,


Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 memiliki ventilasi >20% dengan
prosentase 65,6%.

e. Proporsi KK Berdasarkan Luas Rumah di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,


Kabupaten Jombang 2018.

Gambar 3. 40 Proporsi KK Berdasarkan Luas di Desa Tebel, Kecamatan


Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

38
Proporsi KK Berdasarkan Luas Rumah didapatkan sebagian besar di Desa Tebel,
Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 meiliki luas rumah 8m tiap orang
dengan prosentase sebesar 79,7%.

39
f. Proporsi KK Berdasarkan Sumber Air Bersih di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,
Kabupaten Jombang 2018.

Gambar 3. 41 Proporsi KK Berdasarkan Sumber Air Bersih di Desa Tebel,


Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

Proporsi KK Berdasarkan Sumber Air Bersih didapatkan hampir seluruhnya di Desa


Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 menggunakan sumber air bersih
sumur dengan prosentase sebesar 94,7%.

g. Proporsi KK Berdasarkan Sumber Air Minum di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,


Kabupaten Jombang 2018.

Gambar 3. 42 Proporsi KK Berdasarkan Sumber Air Minum di Desa Tebel,


Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

40
Proporsi KK Berdasarkan Sumber Air Minum didapatkan sebagian sumber air minum
Desa Tebel, kecamatan Bareng, Kab. Jombang Tahun 2018 menggunakan air mineral
dengan prosentase 56,9%.
h. Proporsi KK Berdasarkan Jenis jamban di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,
Kabupaten Jombang 2018.

Gambar 3. 43 Proporsi KK Berdasarkan Jenis jamban di, Desa Tebel,


Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

Proporsi KK Berdasarkan Jenis jamban didapatkan sebagian besar warga di Desa


Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 menggunakan jenis jamban
leher angsa dengan prosentase 60,7%.

i. Proporsi KK Berdasarkan Tempat BAB di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten


Jombang 2018.

41
Gambar 3. 44 Proporsi KK Berdasarkan Tempat BAB di Dusun Larangan, Desa
Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

Proporsi KK Berdasarkan Tempat BAB didapatkan hampir seluruh warga di Desa


Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 menggunakan WC dengan
prosentase 85,6%.

j. Proporsi KK Berdasarkan Ada Tidaknya Jentik di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,


Kabupaten Jombang 2018.

Gambar 3. 45 Proporsi KK Berdasarkan Ada Tidaknya Jentik di Desa Tebel,


Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

Proporsi KK Berdasarkan Ada Tidaknya Jentik didapatkan sebagian besar warga di


Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 tidak ada jentik dengan
prosentase 74%.

k. Proporsi KK Berdasarkan Jenis Tempat Sampah di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,


Kabupaten Jombang 2018.

42
Gambar 3. 46 Proporsi KK Berdasarkan Jenis Tempat Sampah di Desa Tebel,
Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

Proporsi KK Berdasarkan Jenis Tempat Sampah didapatkan sebagian besar warga di


Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 ditimbun dengan
prosentase 82,7%.

l. Proporsi KK Berdasarkan Limbah Jenis saluran di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,


Kabupaten Jombang 2018.

Gambar 3. 47 Proporsi KK Berdasarkan Jenis saluran Limbah di Desa Tebel,


Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

Proporsi KK Berdasarkan Jenis saluran Limbah didapatkan sebagian besar warga di


Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018. menggunakan saluran
limbah jenis got dengan prosentase 68,2%.

43
m. Proporsi KK Terkait Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Binatang di Desa Tebel,
Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

Gambar 3.48 Proporsi KK Terkait Kesehatan Lingkungan Berdasarkan


Binatang di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

Proporsi KK Terkait Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Binatang didapatkan hampir


setengahnya rumah di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018
terdapat hewan peliharaan dengan prosentase 49,5%.

n. Proporsi KK Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak di Desa Tebel, Kecamatan


Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

44
Gambar 3. 49 Proporsi KK Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak di Desa Tebel,
Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

Proporsi KK Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak didapatkan setengahnya warga di Desa


Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 memilki kandang ternak kotor dengan
prosentase 30,2%.

2.5 Perilaku Terhadap Kesehatan


a. Proporsi KK berdasarkan Pemanfaatan Fasyankes di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,
Kabupaten Jombang 2018.

45
Gambar 3.50 Proporsi KK berdasarkan Pemanfaatan Fasyankes di Desa Tebel,
Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Proporsi KK berdasarkan Pemanfaatan Fasyankes didapatkan sebagiaan warga di


Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 Menggunakan
pemanfaatan fasyankes PKM dengan prosentase sebesar 56,3 %

b. Proporsi KK Berdasarkan Jaminan Kesehatan di Desa Tebel, Kecamatan Bareng,


Kabupaten Jombang 2018

Gambar 3.51 Proporsi KK Berdasarkan Jaminan Kesehatan di Desa Tebel,


Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Proporsi KK Berdasarkan Jaminan Kesehatan didapatkan setengahnya warga di Desa


Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 menggunakan jaminan
kesehatan mandiri dengan prosentase sebesar 50,8%.

c. Proporsi KK Berdasarkan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun di Desa Tebel,


Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

46
Gambar 3. 52 Proporsi KK Berdasarkan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai di Desa
Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Proporsi KK Berdasarkan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun didapatkan sebagiaan


besar warga di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 melakukan
kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun dengan prosentase sebesar 80,9%.

d. Proporsi KK berdasarkan Konsumsi Lauk Pauk Setiap hari di Desa Tebel, Kecamatan
Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Gambar 3. 53 Proporsi KK berdasarkan Konsumsi Lauk Pauk Setiap hari di


Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Proporsi KK berdasarkan Konsumsi Lauk Pauk Setiap hari didapatkan hampir


seluruhnya warga di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018
mengkonsumsi lauk pauk setiap hari dengan prosentase 95,1%.

47
e. Proporsi KK berdasarkan Konsumsi Makanan Sayur dan Buah/ Hari di Desa Tebel,
Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Gambar 3. 54 Proporsi KK berdasarkan Konsumsi Makanan Sayur dan Buah/


di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Proporsi KK berdasarkan Konsumsi Makanan Sayur dan Buah/ Hari didapatkan


hampir seluruhnya warga di Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang
2018 telah mengkonsumsi sayur dan buah tiap dengan prosentase 94,9%.

f. Proporsi KK Berdasarkan Merokok di dalam Rumah di Desa Tebel, Kecamatan


Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Gambar 3. 55 Proporsi KK Berdasarkan Merokok di dalam Rumah di Desa


Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018.

Proporsi KK Berdasarkan Merokok di dalam Rumah didapatkan sebagian warga di


Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018 tidak merokok dalam
rumah dengan prosentase sebesar 65,2%.

48
g. Proporsi KK berdasarkan Kebiasaan Olahraga Setiap Hari di Desa Tebel, Kecamatan
Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Gambar 3.56 Proporsi KK berdasarkan Kebiasaan Olahraga Setiap Hari di Desa


Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018

Proporsi KK berdasarkan Kebiasaan Olahraga Setiap Hari didapatkan sebagian besar di Desa
Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang 2018. Tidak melakukan kebiasaan olahraga
setiap hari dengan prosentase sebesar 82,7%.

49
3.1. Tahap Analisa Data
ANALISA DATA PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
MAHASISWA STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
DI DESA TEBEL KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG

NO DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF MASALAH


1 (KIA) (KIA)
a) (Kesehatan Ibu) 1. Terdapat 670 wanita usia 1. Potensial tercapainya
Hampir seluruhnya ibu
subur program Keluaraga
dengan usia produktif 2. Wanita usia subur
Berencana di Desa
di Desa Tebel pengguna KB :
Tebel
a) IUD 8,6%
mengatakan mengikuti
b) Pil 38,8%
program KB (85%) c) suntik 47,8 %
d) Kondom 1,2 %
e) Implan 1,9%
f) MOW 1,4%
g) MOP 0,2%
3. Hampir seluruhnya wanita
usia subur di desa tebel
tidak mempunyai keluhan
terkait program keluarga
berencana (88,2%)
1. Terdapat setengahnya
wanita usia subur di desa
tebel yang mengalami
penyakit kelamin (50%)
2. Hampir seluruhnya ibu
hamil di desa tebel rutin
melakukan pemeriksaan
ANC (85,7%)
3. Hampir seluruhnya ibu
hamil di desa tebel telah
melakukan Imun TT
lengkap (90,5%)
4. Hampir seluruh ibu hamil

50
di desa tebel rutin
b) (Balita) mengkonsumsi pil Fe
Ibu yang mempunyai (76,2%) 2. Kesiapan
anak balita di dusun 5. Sebagian besar ibu hamil meningkatkan status
Larangan mengatakan di desa tebel memiliki kesehatan balita
rutin memeriksakan status gizi baik (75,0%)
anak mereka ke
posyandu balita 1. Balita di desa berjumlah
(91,5%) 185 balita
2. Sebagian kecil balita di
desa tebel tidak
mendapatkan ASI eksklusif
(16,5%)
3. Hampir dari setengah
Balita di desa tebel
diberikan MP ASI <6 bulan
(36,3%)
2 (Anak dan remaja) 1. Di desa Tebel terdapat Kesiapan meningkatkan
a) Kesehatan Anak Anak dengan usia kesehatan anak di Desa
Orang tua yang
sekolah berjumlah 456 Tebel
memiliki anak di desa
anak
Tebel mengatakan 2. Hampir Seluruh anak
bahwa anak mereka sekolah di Desa Tebel
jarang sakit. telah mendapatkan
imunisasi lengkap
sebanyak (95,1%)
3. Hampir seluruh anak
sekolah di desa Tebel
rutin menggosok gigi
sebanyak (78,5%)
4. Sebagian besar anak
sekolah di desa Tebel
tidak mengalami sakit
gigi sebanyak (80,4%)
5. Hampir seluruh anak
b) Remaja
sekolah di desa Tebel

51
Hampir setengah orang tidak pernah tidak naik Ketidakefektifan
tua yang memiliki anak naik kelas sebanyak Peningkatan
remaja di desa Tebel (97,1%) Produktivitas Remaja
mengatakan bahwa
anaknya tidak aktif
1. Jumlah remaja di desa
mengikuti kegiatan
Tebel sebanyak 391
remaja.
orang
2. Hampir setengah
remaja di desa Tebel
yang merokok
sebanyak (47,3%)
3. Sebagian besar remaja
di desa Tebel tidak aktif
mengikuti kegiatan
organisasi di
masyarakat sebanyak
(63,4%)
3 (Lansia) (Lansia) Ketidakefektifan
a) Sebagian lansia di 1. Jumlah lansia di desa
Pemeliharaan Kesehatan
desa Tebel Tebel 353 orang
Lansia
2. Sebagian lansia di desa
mengatakan rutin
Tebel rutin mengikuti
mengikuti kegiatan
posyandu lansia (48%)
posyandu lansia
3. Hampir sebagian lansia di
desa Tebel tidak pernah
mengikuti posyandu lansia
(29,6%)
4. Sebagian besar lansia di
desa Tebel tidak rutin dan
tidak pernah mengikuti
pemeriksaan kesehatan
(52,4%)
5. Sebagian lansia di desa
Tebel yang rutin
mengikuti kegiatan sosial
(50,8%)

52
4 (Kesling) (Kesling) Ketidakefektifan
a) Sebagian besar warga 1. Sebagian kecil masyarakat
Pemeliharaan Kesehatan
di lingkungan Desa di desa tebel masih
Lingkungan di Desa
tebel menggunakan sumber air
Tebel
membuang sampah minum yang tidak di
dengan cara dibakar masak (2,6%)
2. Sebagian kecil masyarakat
dan di buang di sungai.
di desa tebel BAB di
sungai (14,3%)
3. Hampir seluruhnya warga
di desa tebel membuang
sampah dengan dibakar
(82,7%).
4. Hampir dari setengahnya
warga di desa tebel
memiliki binatang piaraan
(49,5%)
5. Hampir dari setengah dari
warga di desa tebel
memiliki kandang ternak
dengan kondisi kandang
kotor (30,2%)
6. Sebagian besar
masyarakat di dusun
Larangan merokok di
dalam rumah (65,2%)

*Dapat ditambahkan kelompok khusus lain yang ada dan penting diberikan ASKEP di daerah
tersebut (contoh : pondok pesantren, kelompok penderita HIV/AIDS, dsb.)

53
3.2 Tahap Penapisan Masalah
SELEKSI ( PENAPISAN )
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DESA TEBEL

KRITERIA PENAPISAN

Resiko Tinggi

Kemungkinan Diatasi
Sesuai Dengan Peran Perawat Komunitas

Resiko Parah

Interest Komunitas
Potensi Untuk Pendidikan Kesehatan (He)

Relevan Dengan Program


Tersedia sumber

Dana

Sumber Daya
Waktu

Fasilitas
Tempat
MASALAH KESEHATAN /
DIAGNOSA KEPERAWATAN JUMLAH
KOMUNITAS SKORE

1. Potensial tercapainya program


3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 4 31
Keluaraga Berencana di Desa Tebel
2. Kesiapan meningkatkan status
3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 4 32
kesehatan balita di Desa Tebel
3. Kesiapan meningkatkan kesehatan
2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 4 4 33
anak di Desa Tebel
4. Ketidakefektifan Peningkatan 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 50

54
Produktivitas Remaja di Desa Tebel
5. Ketidakefektifan Pemeliharaan
5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 52
Kesehatan Lansia di Desa Tebel
6. Ketidakefektifan Pemeliharaan
Kesehatan Lingkungan di Desa 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 55
Tebel

KETERANGAN :
1= SANGAT RENDAH
2 = RENDAH
3 = SEDANG
4 = TINGGI
5 = SANGAT TINGGI

55
PRIORITAS MASALAH

NO MASALAH SKOR
1 Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan 55
Lingkungan di Desa Tebel
2 Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan 52
Lansia di Desa Tebel
3 Ketidakefektifan Peningkatan Produktivitas 50
Remaja di Desa Tebel
4 Kesiapan meningkatkan kesehatan anak di 33
Desa Tebel
5 Kesiapan meningkatkan status kesehatan 32
balita di Desa Tebel
6 Potensial tercapainya program Keluaraga 31
Berencana di Desa Tebel

BAB 4

56
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Desa Tebel


2. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Lansia di Desa Tebel
3. Ketidakefektifan Peningkatan Produktivitas Remaja di Desa Tebel
4. Kesiapan meningkatkan kesehatan anak di Desa Tebel
5. Kesiapan meningkatkan status kesehatan balita di Desa Tebel
6. Potensial tercapainya program Keluaraga Berencana di Desa Tebel

57
BAB 5

RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI DESA TEBEL KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG

NO Masalah Sasaran Tujuan Strategi Rencana Keperawatan


Keperawatan
Komunitas
1. Ketidakefektifan Lansia di Setelah dilakukan 1. Health Education Upaya yang di lakukan :
2. Senam lansia
Pemeliharaan Desa Tebel tindakan keperawatan 1. Pemberian penyuluhan kepada lansia
Kesehatan selama satu minggu dengan topik pentingnya posyandu
Lansia di Desa diharapkan lansia
2. Latih lansia untuk latihan fisik ringan
Tebel  Seluruh lansia di
untuk memperlancar sirkulasi dan
Desa Tebel
melenturkan otot (dapat disesuaikan
mengkuti kegiatan
dengan hobi)
posyandu secara 3. Memberikan edukasi kepada lansia
rutin. tentang penyakit ( gaya hidup untuk
 Mampu berpatisipasi
penderita Hipertensi dan Asam Urat)
dalam perawatan 4. Ingatkan lansia untuk melakukan
kesehatan lansia perawatan diri
 Lansia mampu

58
mengetahui tentang
penyakit
2. Ketidakefektifan Masyarakat Setelah dilakukan 1. Penyuluhan Pedoman sistem kesehatan:
Pemeliharaan Desa Tebel tindakan keperawatan kepada 1. Pemberian penyuluhan kepada
kesehatan selama 1 minggu masyarakat masyarakat tentang PHBS
2. Pelatihan 2. Melakukan kerjasama dengan
lingkungan diharapkan
Dengan Kader kader untuk meningkatkan
masyarakat desa Tebel
desa kesehatan lingkungan kepada
mampu :
3. Kerja bakti
masyarakat
1) Pengetahuan 4. JUMANTIK
3. Mengajak masyarakat melakukan
5. Pembuatan TPA
masyarakat tentang
kerja bakti bersama
kesehatan
lingkungan
meningkat dengan
cara : masyarakat
mampu
menyebutkan arti
dan ciri lingkungan
sehat , akibat dari
lingkungan tidak
sehat
2) Pengetahuan
masyarakat tentang

59
kesehatan
lingkungan dan
penyakit-penyakit
akibat lingkunagan
yang tidak sehat
serta cara
perawatannya
3) Keterampilan Kader
dalam memberikan
penyuluhan tentang
kesehatan
lingkungan dan
penyakit akibat
lingkungan yang
tidak sehat serta
cara perawatannya

3. Potensial Balita Setelah dilakukan - Edukasi informasi 1. Kaji kesiapan ibu dalam
Kesiapan tindakan keperawatan meningkatkan status kesehatan balita
2. Berikan gambaran tentang
meningkatkan pada Balita di Ds.
peningkatan kesehatan balita yang
kesehatan balita Tebel
sederhana dan sesuai pemahaman ibu
di Desa Tebel Selama 1 minggu
3. Berikan edukasi atau penyuluhan

60
diharapkan : tentang cara meningkatkan status
Kesiapan keluarga kesehatan balita.
dapat optimal dalam
meningkatkan status
kesehatan balita
dengan kriteria
evaluasi :
1. Klien dapat
meningkatkan
perilaku mencegah
penyakit infeksi
2. Klien dapat
meningkatkan
pengenalan
terhadap
kemungkinan
masalah yang
berkaitan dengan
peningkatan
kesehatan balita
3. Klien dapat
meningkatkan

61
status kesehatan
balita
4. Klien dapat
meningkatkan
pengetahuan
tentang kesehatan
balita.
5. Klien dapat
meningkatkan
pencatatan tentang
peningkatan
kesehatan balita
4. Ketidakefektifan Remaja Setelah dilakukan - Edukasi Informasi 1. Lakukan pendidikan kesehatan
- Ikut serta dalam
Peningkatan kegiatan penyuluhan kepada remaja terkait materi
kegiatan karang
Produktivitas terhadap remaja, pentingnya organisasi
taruna remaja dan 2. Memberikan penyuluhan tentang
Remaja di Desa diharapkan para
meningkatkan kenakalan remaja, narkoba, dan
Tebel remaja meningkatkan
keaktifan remaja merokok.
kesadaran dirinya
3. Megajak dan menghidupkan
dalam
terhadap keaktifan
kembali kegiatan
berorganisasi.
dalam berorganisasi 4. remaja Melakukan kegiatan
meningkatkan produktivitas
dengan membuat polibek tanaman
cabai, terong, tomat.

62
5. Potensi Kesiapan Balita Setelah dilakukan - Edukasi 1. Kaji kesiapan ibu dalam
meningkatkan tindakan keperawatan informasi meningkatkan status kesehatan
status kesehatan di Ds. Tebel anaknya
2. Berikan gambaran tentang
balita di Desa Selama 1 minggu
peningkatan kesehatan balita yang
Tebel diharapkan :
sederhana dan sesuai pemahaman
Kesiapan keluarga
ibu
dapat optimal dalam
3. Berikan edukasi atau penyuluhan
meningkatkan status
kepada ibu tentang cara
kesehatan balita
meningkatkan status kesehatan
dengan kriteria
balita.
evaluasi :
 Masyarakat
dapat
meningkatkan
perilaku
mencegah
penyakit diare
 Masyarakat
dapat
mengenali dan
mampu
mengetahui

63
penanganan
pertama yang
muncul
berkaitan
dengan
penyakt balita
 Klien dapat
meningkatkan
status
kesehatan
balita
 Klien dapat
meningkatkan
pencatatan
tentang
peningkatan
kesehatan
balita

5.2 GANN CHART

GANCHART KEGIATAN KOMUNITAS DESA TEBEL


STIKES ICME JOMBANG

64
BULAN MEI-JUNI 2018
NO POKJA JENIS KEGIATAN
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 KIA Penyuluhan MPASI
Penyuluhan gosok gigi, cuci tangan, toileting
Penyuluhan Ca Servik
Penyuluhan gizi bumil dan persiapan proses
persalinan
Penyuluhan cara pijat bayi
Penyuluhan Perawatan payudara
2 Penyuluhan pemanfaatan posyandu, penyakit
LANSIA hipertensi dan asam urat
Pemeriksaan Tekanan Darah Gratis
Penyuluhan tentang pola hidup yang sehat
Penyuluhan Nutrisi sehat untuk lansia
3 REMAJA Penyuluhan Merokok dan Napza
Penyuluhan Free Seks dan Pernikahan Dini
Penyuluhan dan pelatihan SADARI
Pengaktifan Posyandu Remaja
Hipnoterapi pemberhentian kebiasaan
merokok
4 Penyuluhan pemanfaatan dan pengelolaan
KESLING sampah
Penyuluhan tentang pola hidup yang sehat
Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat
pada anak SD

SEFT Terapi dalam menghilangkan kebiasaan


merokok

65
Penyediaan dan pemanfaatan tps
Pemeriksaan air minum
5 MMD 3
6 Dokumentasi Laporan

66
BAB 6
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI DESA TEBEL 2018


6.1 Implementasi

No DIAGNOSIS WAKTU/TEMPAT KEGIATAN PESERTA PELAKSANA HAMBATAN SOLUSI

1. 14 mei -12 Juni 2018 Hypno SEFT Masyarakat PJ : Lusy Indah Retno A. Adanya klien Terapi lanjutan
Ketidakefektifan Desa Tebel Desa Tebel S.Kep yang kurang
Pemeliharaan Anggota : Erni Utami, Dwi Kooperatif
Kesehatan Lingkungan Retno, Firman, Putri Desita,
di Desa Tebel Anjar Puji L, Riska Fitriana A,
Rika Dwi R, Luluk Masita
Terafist : Migy Rahman, M.
Arif Jazuli, Eko Adi Setiawan,

22 Mei 2018 Pemeriksaan Masyarakat PJ : Migy Rahman Tidak Ada


Desa Tebel laboratorum Air Desa Tebel Anggota : Erni Utami, Dwi
Retno, Firman, Putri Desita,
Anjar Puji L, Riska Fitriana A,
Rika Dwi R, Luluk Masita,

67
M. Arif Jazuli, Eko Adi
Setiawan, Lusy Indah Retno
A.

28 Mie 2018 Penyuluhan Anak SD Kelas PJ : M. Arif Jazuli Tidak Ada


SD 2 Tebel CTPS 3 dan 4 Moderator : Dwi Retno
Pemateri : Lusy Indah Retno
A
Observer : Putri Desita
Fasilitator : Firman, Migy
Rahman, Rika
Dwi R, Luluk
Masita, Erni
Utami, Anjar
Puji, Riska
Fitriana.
Dokumentasi: Eko Adi
Setiawan

29 Mie 2018 Penyuluhan Anak SD Kelas PJ : Firman Tidak Ada


PHBS 3 dan 4 Moderator : Dwi Retno
Pemateri : Erni Utami

68
Observer : Riska Fitriana
Fasilitator : Migy Rahman,
Rika Dwi R,
Luluk Masita,
Lusy Indah
Retno A, Anjar
Puji, . Putri
Desita, M. Arif
Jazuli
Dokumentasi: Eko Adi
Setiawan

02 Mei 2018 Pembagian Bak Masyarakat PJ : Erni Utami Tidak Ada


Sampah Desa Tebel Anggota : Migy Rahman,
Dwi Retno, Firman, Putri
Desita, Anjar Puji L, Riska
Fitriana A, Rika Dwi R, Luluk
Masita, M. Arif Jazuli, Eko
Adi Setiawan, Lusy Indah
Retno A.

69
2 Ketidakefektifan 15 Mei 2018 Penyuluhan Lansia desa Pj: Eko dian
Pemeliharaan hipertensi ,asam tebel Moderator : Titin Suhartini
Kesehatan Lansia di urat dan Pemateri : Umy Naziroh
Desa Tebel pemanfaatan Observer : Anis Sa’adah ,
posyandu Sumarwan
Fasilitator : Puput ,Elis,
Juna,Genduk,
Ingga, elok,
Azizan
Dokumentasi: A.syamsu D

05 juni 2018 Penyuluhan Lansia desa Pj: Eko dian Tidak ada
Dusun makanan sehat tebel Moderator : Juna
bagi lansia Pemateri : Elok astuti
Observer : elis, puput, elok,
umi naziroh,
titin suhartini
Fasilitator : anisa saadah
sumarwan,
A.samsu
Duhka
Dokumentasi: azizan

70
muarif

08 juni 2018 Penyuluhan pola Pj: Eko dian Tidak Ada


hidup sehat Moderator : Juna
Pemateri : Elok astuti
Observer : elis, puput, elok,
umi naziroh,
titin suhartini
Fasilitator : anisa saadah
sumarwan,
A.samsu
Duhka
Dokumentasi: azizan
muarif

3 Ketidakefektifan 24 mei 2018 Penyuluhan free Remaja desa Pj:lusi rustanti Tidak ada
Peningkatan Masjid al huda sex dan tebel Moderator : choirul, fathul
Produktivitas Remaja Dusun mojolegi pernikahan dini Pemateri : ihda sofa, luky
di Desa Tebel Observer : heru sukri dona
Fasilitator : puri, fitry, dwi
nurjanah
Dokumentasi: risky

71
maryati,putry d sinta

03 april 2018 Penyuluhan Remaja desa Pj:lusi rustanti Tidak ada


Balai desa tebel Napza, rokok tebel Moderator : choirul, fathul
dan sadari Pemateri : Putri desita,
Romadhona
Observer : heru, sukri, ihda
sofa, luky
Fasilitator : puri, fitry, dwi
nurjanah,
Dokumentasi: risky maryati,
4 Kesiapan Peningkatan 14 Mei 2018 / Penyuluhan MP Ibu yang PJ: Dessy Ekawati, S.Kep Balita rewel Ibu memberikan
Pemeliharaan Posyandu Balita – ASI memliki bayi Meja 1: Ida Fitryah, S.Kep ASI sambil
Kesehatan Ibu dan usia 6-12 bulan Meja 2: Akidatul Isnaini, mendengarkan
Anak S.Kep materi
Meja 3: Ni Made Sinta, penyuluhan
S.Kep
Meja 4: Rizki Uswatun,
S.Kep
Meja 5: Mentari Putri,
S.Kep

72
18 Mei 2018 / Perawatan Ibu-ibu Nifas PJ : Yepi, S.Kep Tidak Ada
Polindes Payudara Pada Moderator : Dessy Ekawati,
Masa Nifas S.Kep
Pemateri : Ni Made Sinta,
S.Kep
Observer : Akidatul Isnaini,
S.Kep
Fasilitator : Mei Windarti,
S.Kep
Dokumentasi: Eka Nurul,
S.Kep

73
18 Mei 2018 / Penyuluhan CA Ibu – Ibu PJ : Yepi, S.Kep Tidak Ada
Polindes Servik Moderator : Akidatul
Isnaini, S.Kep
Pemateri : Dessy Ekawati,
S.Kep
Observer : Ni Made Sinta,
S.Kep
Fasilitator : Eka Nurul,
S.Kep
Dokumentasi: Rizki
Uswatun,
S.Kep

74
22 Mei 2018 / RA Penyuluhan dan Anak – anak PJ : Dessy Ekawati, S.Kep Ada satu Tidak
Muslimat Praktik Cuci TK A Moderator : Ni Made Sinta, peserta yang diikutsertakan
Tangan 6 S.Kep autis
Langkah Pemateri : Eka Nurul S.Kep
Observer : Mei Windarti,
S.Kep
Fasilitator / Demonstrator:
Akidatul Isnaini, S.Kep
; Rizki Uswatun., S.Kep
Dokumentasi: Mei W.,
S.Kep
23 Mei 2018 / RA Penyuluhan dan Anak – anak PJ : Dessy Ekawati, S.Kep Tidak Ada
Muslimat Praktik Gosok TK B Moderator : Ni Made Sinta,
Gigi Yang Benar S.Kep
Pemateri : Akidatul Isnaini,
S.Kep
Observer : Eka Nurul,
S.Kep
Fasilitator / Demonstrator:
Mei Windarti S.Kep;
Dokumentasi: Ida Fitryah,
S.Kep

75
24 Mei 2018 / RA Penyuluhan Anak – anak PJ : Dessy Ekawati,S.Kep Peserta tidak Mengalihkan
Muslimat Toilet Training Play Group Moderator : Ni Made Sinta, aktif materi sejenak
S.Kep dengan meminta
Pemateri : Ida Fitryah, peserta
S.Kep menyebutkan
Observer : Mentari Putri, dan
S.Kep memperagakan
Fasilitator / Demonstrator: hobby masing –
Akidatul Isnaini S.Kep masing
Dokumentasi: Rizki
Uswatun, S.Kep
25 Mei 2018/ setiap Penyuluhan Bumil PJ : Yepi, S.Kep Peserta hanya Pergi ke rumah
rumah yang memiliki Persiapan Pemateri : Dessy Ekawati sedikit bumil secara
ibu hamil di Dsn. Persalinan S.Kep sehingga tidak langsung (Door
Tebel Dokumentasi: Akidatul memungkinka to Door)
Isnaini, S.Kep n untuk
dilakukan
penyuluhan

76
25 Mei 2018/ setiap Penyuluhan dan Bayi dan PJ : Yepi, S.Kep Peserta hanya Pergi ke rumah
rumah yang memiliki Praktik Pijat Ibunya Pemateri : Ni Made Sinta sedikit yang memiliki
bayi di Dsn. Tebel Bayi S.Kep sehingga tidak bayi secara
Dokumentasi: Akidatul memungkinka langsung (Door
Isnaini, S.Kep n untuk to Door)
dilakukan
penyuluhan

77
BAB 7
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DESA TEBEL 2018

Dalam kegiatan praktek keperawatan komunitas ini sesuai dengan hasil implementasi yang berhasil kami laksanakan , maka hal-hal yang dapat kami
evaluasi berdasarkan analisa SWOT adalah sebagai berikut :
No Diagnosa Strength Weakness Opportunity Thretened Tindak Lanjut
Keperawatan
Komunitas
1 Kesiapan 1. Tenaga kesehatan 1. Tempat 1. Pemerintah Perekonomian , Tim Pokja KIA
Peningkatan terjun langsung ke penyimpanan daerah telah infrmasi dan bekerjasama
Pemeliharaan masyarakat dengan vaksin di mengirim bidan teknologi yang dengan kader dan
Kesehatan Ibu dan melakukan ruang KIA terlatih rendah berdampak bidan desa
Anak pemeriksaan secara tidak ada 2. Adanya pada peningkatan menyelenggrakan
langsung melalui 2. Masih ada ibu pemberdayaan resiko lebih penyuluhan secara
posyandu kepada ibu yang belum keluarga dan tingginya angka menyeluruh dengan
hamil, post partum dan termotivasi masyarakat dalam kematian ibu menargetkan ibu
balita tentang peningkatan dan anak di
2. Pertolongan persaljnan pentingnya kesehatan ibu dsn.Tebel
dilakukan oleh tenaga perawatan 3. Pemerintah telah
kesehatan mengalami breast care menyukseskan
peningkatan dan ca serviks program

78
3. Bentuk pelayanan 3. Banyaknya kesehatan ibu dan
kesehatan bagi kader yang anak melalui
keluarga difokuskan belum aktif peningkatan dan
pada pelayanan memperluas
kesehatan ibu ( breast sarana dan
care post partum dan prasarana
persiapan persalinan kesehatan
bumil) 4. Adanya kebijakan
4. Tenaga kesehatan jamkesmas
memberikan pelayanan 5. Adanya
KIA langsung di mahasiswa
tengah – tengah praktik profesi
masyarakat bekerja NERS Stikes
sama dengan keluarga ICMe Jombang
dan kader desa yang terbagi
5. Pelayanan tentang dalam pokja KIA
penyampaian informasi
diberikan maksimal
dari tenaga kesehatan
6. Meningkatnya motivasi
masyarakat mengenai
pentingnya kesehatan

79
ibu dan anak
7. Pelayanan yang
diberikan cukup
maksimal untuk
memenuhi kebutuhan
masyarakat mengenai
masalah kesehatan.

2. Ketidakefektifan 1. Tenaga 1. Masih ada 1. .Adanya 1. Perekonomian, 1. Tim Pokja


pemeliharaan kesehatan terjun lansia yang pemberdayaa informasi dan LANSIA
kesehatan lansia langsung ke belum n keluarga teknologi yang bekerjasama
masyarakat termotivasi dalam rendah dengan kader
dengan tentang peningkatan berdampak dan bidan
melakukan pentingnya kesehatan pada desa
pemeriksaan mengikuti lansia. peningkatan menyelenggr
secara langsung kegiatan 2. Adanya resiko penyakit akan
melalui posyandu kebijakan pada lansia penyuluhan
posyandu lansia jamkesmas/B secara
kepada lansia. 2. Sebagian kader PJS menyeluruh
2. Tenaga kurang 3. Adanya dengan
kesehatan memeberi mahasiswa menargetkan
memberikan motivasi praktik lansia di

80
pelayanan terhadap profesi NERS desa.Tebel
Posyandu Lansia kesehatan Stikes ICMe
langsung di lansia. Jombang
tengah-tengah yang terbagi
masyarakat dalam pokja
bekerja sama LANSIA
dengan keluarga
dan kader desa.
3. Pelayanan
tentang
penyampaian
informasi
diberikan
maksimal dari
tenaga kesehatan
4. Meningkatnya
motivasi
masyarakat
mengenai
pentingnya.
5. Pelayanan yang
diberikan cukup

81
maksimal untuk
memenuhi
kebutuhan
masyarakat
mengenai
masalah
kesehatan

3. Kesling 1. Tenaga kesehatan 1. Tempat 6. Pemerintah Perekonomian , Tim Pokja


terjun langsung ke pembuangan daerah telah informasi dan KESLING
masyarakat dengan dan mengirim bidan teknologi yang bekerjasama
melakukan pengelolaan terlatih rendah berdampak dengan kader dan
pemeriksaan secara sampah tidak 7. Adanya pada kesehatan bidan desa
langsung melalui ada pemberdayaan lingkungan menyelenggrakan
Program Jumantik 2. Masih ada keluarga dan masyarakat yang penyuluhan secara
2. Bentuk pelayanan masyarakat masyarakat dalam kurang efektif menyeluruh dengan
kesehatan bagi yang belum peningkatan menargetkan
keluarga difokuskan termotivasi kesehatan masyarakat di desa
pada pelayanan tentang lingkungan Tebel
kesehatan masyarakat pentingnya masyarakat
3. Tenaga kesehatan pengelolaan 8. Pemerintah telah
memberikan sampah menyukseskan

82
pelayanan kesehatan 3. Sebagian program
lingkungan langsung kader kurang kesehatan
di tengah – tengah memeberi lingkungan
masyarakat bekerja motivasi masyarakat
sama dengan keluarga terhadap melalui
dan kader desa kesehatan peningkatan dan
4. Pelayanan tentang lingkungan memperluas
penyampaian yang baik dan sarana dan
informasi diberikan benar prasarana
maksimal dari tenaga kesehatan
kesehatan 9. Adanya kebijakan
5. Meningkatnya jamkesmas
motivasi masyarakat 10. Adanya
mengenai pentingnya mahasiswa
kesehatan lingkungan praktik profesi
6. Pelayanan yang NERS Stikes
diberikan cukup ICMe Jombang
maksimal untuk yang terbagi
memenuhi kebutuhan dalam pokja
masyarakat mengenai KESLING
masalah kesehatan.

83
4. Remaja 1. Adanya posyandu 1. Belum ada 1. Adanya Perekonomian , Tim Pokja remaja
remaja konseling dukungan dari informasi dan bekerjasama
2. Terdapat konselor di tentang perangkat desa teknologi yang dengan karang
masing-masing desa masalah untuk rendah berdampak taruna untuk
Te b e l . Hal ini akan remaja mengaktifkan pada tingkat menyelenggrakan
memudahkan 2. Banyak kembali kegiatan pengetahuan remaja penyuluhan secara
pelaksanaan remaja yang di karang taruna tentang bahaya menyeluruh dengan
konseling kesehatan belum desa kenakalan remaja. menargetkan
remaja di desa mengetahui 2. Adanya remaja di
Tebel yang bahaya mahasiswa Desa.Tebel
dilakukan di sekolah mengkonsums praktik profesi
dan masjid. i napza NERS Stikes
3. Pelaksanaan 3. Banyak ICMe Jombang
konseling kesehatan remaja yang yang terbagi
remaja di desa Tebel kurang aktif dalam pokja
menggunakan dalam remaja

84
pendekatan mengikuti
bimbingan dan kegiatan
konseling secara remaja
terbuka

85
BAB 8
PENUTUP

8.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas telah dilaksanakan oleh mahasiswa Profesi
Ners Di Desa Tebel Kecamatan Bareng Kecamatan Jombang berlangsung mulai dari
Tanggal 7 Mei – 16 Juni 2018 yang meliputi:
1. Kesleng
Telah terlasananya program kerja yang sudah direncanakan oleh tim POKJA
KESLING dengan lancar. Kegiatan yang terlaksana yaitu ; kegiatan HypnoSEFT
yang dilakukan setiap minggu di desa Tebel, kegiatan Pemeriksaan air bersih desa
Tebel di labolatorium Dinkes Jombang, kegiatan penyuluhan PHBS dan CTPS di
SD II Tebel dan di masyarakat desa Tebel, kegiatan pembagian bak sampah di
desa Tebel sebagai solusi permasalahan tentang sampah yang ada di desa Tebel.
2. Pokjakes Lansia
Kegiatan posyandu lansia di Desa Tebel Kec.Bareng Kab.Jombang sudah berjalan
dengan baik akan tetapi, masih ada lansia yang belum termotivasi tentang
pentingnya mengikuti kegiatan posyandu lansia
Sebagian Kader kurang memeberi motivasi terhadap kesehatan lansia agar lansia
runtin mengikuti kegiatan posyandu
3. Pokjakes Remaja
Pada pokja remaja di Desa Tebel didapatkan hampir sebagian kenakalan remaja
merokok dengan presentase 47,30% dan tidak aktif mengikuti organisasi sebagian
besar dengan presentase 63,4%.
4. Kia
Kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya dalam pokja KIA sudah terlaksana
dengan baik, terlebih dengan mendapatkan dukungan penuh dari para KADER di
desa Tebel serta bidan desa.

8.2 Saran

1. Pokja Kesling
Diharapakan masyarakat desa tebel dapat menyadari akan pentingnya
menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, dapat mengelola dan
memanfaatkan sampah. Sebaiknya untuk air minum yang diambil di desa tebel
seharusnya di masak terlebih dahulu sesuai dengan hasil yang sudah di periksa di
dinas kesehatan.
2. Pokja Lansia
a. Untuk Kader lebih meningkatan lagi dalam melakukaan kegiatan posyandu
lansia
b. Untuk mahasiswa agar lebih meningkatan dan memahami materi dalam
melakukan penyuluhan agar lansia mudah mengerti.

86
c. Untuk keluarga memeberikan motivasi kepada lansia supaya rutin mengikuti
kegiatan posyandu lansia setiap bulan nya.
3. Pokja remaja
Diharapkan kepada seluruh masyarakat di Desa Tebel untuk meningkatkan minat
kepada remaja untuk rutin mengikuti posyandu yang sudah di sediakan atau di
jadwalkan dari pihak bidan desa.
4. Pokja KIA
Diharapkan masyarakat desa Tebel tetap mengikuti kegiatan dalam posyandu demi
kesehatan ibu dan anak.

87
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Ridho. 2013. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas. Diakses 2015.

http://keperawatandanpengetahuan.blogspot.com/2013/03/konsep-asuhan-keperawatan-

komunitas_4284.html

Sovia, nailis. 2013. Pengertian Puskesmas. Diakses 2015.

http://nailissovia.blogspot.com/2013/11/pengertian-puskesmas.html

Adina, M. Rienhardt. 2000. Family Community Nursing A Sosial Cultural Framework. The

CV. Mosby Company.

Ali Zaidin. 2002. Pengantar Asuhan Perawatan Kesehatan Pada Masyarakat Seri 4

Perawatan Kesehatan Masyarakat (MA 213). Universitas Indonesia. Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2008. Konsep Perawatan Masyarakat. Jakarta


Efendi, Ferry . 2009 . Keperawatan kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam

Keperawatan . Jakarta . Salemba Medika

Effendy Nasrul. 2010. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyakat. Penerbit Buku

Kedokteran. Jakarta.

Henny, Achjar Komang Ayu . 2011 . Asuhan Keperawatan Komunitas : Teori dan praktek .

Jakarta : EGC

Mubarak. Wahit Iqbal (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas 1.Jakarta : Sagung Seto

Mubarak. Wahit Iqbal (2006). Ilmu Keperawatan Komunitas 2, Jakarta : Sagung Seto

Mubarak. Wahit Ikbal. Chayatin Nurul. Santoso Bambang Adi (2009). Ilmu Keperawatan

Komunitas buku 2 Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika EGC.

Yuddi (2007), Penyuluhan Kesehatan, retieved may 12nd 2008 from

http://id.wordpress.com/tag/kesehatan-masyarakat/feed/ diakses tanggal 09 Desember

2015

88
LAMPIRAN

1. HASIL TABULASI
Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persent (%)
1 Laki- Laki 1773 49,1%
2 Perempuan 1841 50,9%
Jumlah 3614 100%

Proporsi Penduduk Berdasarkan Umur dalam tahun


No Umur Dalam Tahun Jumlah Persent (%)
1 0-<5 193 5,3%
2 5 - < 13 456 12,6%
3 13 - < 18 391 10,8%
4 18 - < 45 1488 41,2%
5 45 - < 60 733 20,3%
6 60 - < 90 343 9,5%
7 90 > 10 0,3%
Jumlah 3614 100%

Proporsi Penduduk Berdasarkan Hubungan Dalam KK


No Hubungan dlm KK Jumlah Persent (%)
1 Kepala Keluarga (KK) 1099 30,4%
2 Anggota Keluarga (AK) 2515 69,6%
Jumlah 3614 100%

Proporsi Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan

No Status Perkawinan Jumlah Persent (%)


1 Kawin 1894 52,2%
2 Tidak Kawin 1532 42,4%
3 Janda/ Duda 188 5,2%
Jumlah 3614 100%

89
Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama
No Agama Jumlah Persent (%)
1 Islam 3370 93,2%
2 Kristen 244 6,8%
3 Hindu 0 0
4 Budha 0 0
5 Katholic 0 0
6 Lain- lain 0 0
Jumlah 3614 100%

Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku

No Suku Jumlah Persent (%)


1 Jawa 3601 99,6%
2 Madura 6 0,2%
3 Lain- lain 7 0,2%
Jumlah 3614 100%

Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persent (%)


1 Tidak Sekolah 502 13,9%
2 TK 241 6,7%
3 SD 1212 33,5%
4 SMP 858 23,7%
5 SMA 671 18,6%
6 PT 119 3,3%
7 Non Formal 11 0,3%
Jumlah 3614 100%

Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persent (%)


1 PNS/ TNI/Polri 52 1,4%
2 Pegawai Swasta 340 9,4%
3 Wiraswasta 474 13,1%
4 Petani 460 12,7%
5 Buruh Tani 237 6,6%
6 Nelayan 32 0,9%
7 Tidak Bekerja 1413 39,1%
8 Lain- lain 606 16,8%
Jumlah 3614 100%

90
Proporsi Keluarga Berdasarkan Pendapatan (Per KK)

No Pendapatan Jumlah Persent (%)


1 < 1 juta 384 34,9%
2 1 - < 3 Juta 651 59,2%
3 3 juta> 64 5,8%
Jumlah 1099 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Pengeluaran (Per KK)


No Pengeluaran Jumlah Persent (%)
1 < 1 juta 407 37,0%
2 1 - < 3 Juta 661 60,1%
3 3 juta> 31 2,8%
Jumlah 1099 100%

Proporsi Penduduk Berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir (Tiap Anggota Keluarga)


No Penyakit 6 bulan terakhir Jumlah Persent (%)
1 ISPA 354 20,7%
2 TBC 5 0,2%
3 HT 304 17,8%
4 Jantung 18 1,1%
5 Ginjal 2 0,1%
6 Stroke 12 0,7%
7 DM 47 2,8%
8 DHF 12 0,7%
9 Diare 80 4,7%
10 Gatal 64 3,7%
11 Gangguan Jiwa 2 0,1%
12 Lain- lain 810 47,4%
Jumlah 1709 100%

Proporsi PUS yang menjadi Akseptor KB Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Yang dipakai
No KB Jumlah Persent (%)
1 IUD 49 8,6%
2 Pil 220 38,8%
3 Suntik 271 47,8%
4 Kondom 7 1.2%
5 Implan 11 1,9%
6 MOW 8 1.4%
7 MOP 1 0,2%
Jumlah 567 100%

Proporsi PUS yang mempunyai Keluhan

No Keluhan Jumlah Persent (%)


1 Ya 67 11,8%
2 Tidak 500 88,2%
91
Jumlah 567 100%

Proporsi PUS Berdasarkan Alasan Yang Tidak Menjadi Akseptor KB

No Alasan Tidak KB Jumlah Persent (%)


1 Takut 22 21,4%
2 Dilarang Suami 43 41,7%
3 Lain- lain 38 36,9%
Jumlah 103 100%

Proporsi PUS yang memiliki penyakit Kelamin

No Penyakit Kelamin Jumlah Persent (%)


1 Gonorea 1 50%

2 Siphilis 0 0%
3 HIV 0 0%

4 Lain-lain 1 50%
Jumlah 2 100%

Proporsi Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ANC

No ANC Jumlah Persent (%)


1 Rutin 18 85,7%
2 Tidak Rutin 2 9,5%
3 Tidak Pernah 1 4,8%
Jumlah 21 100%

Proporsi Ibu hamil yang melakukan Imun TT

No Imun TT Jumlah Persent (%)


1 Lengkap 19 90,5%
2 Tidak Lengkap 1 4,8%
3 Tidak Pernah 1 4,8%
Jumlah 21 100%

92
Proporsi Ibu hamil yang memiliki Buku KIA

No Buku KIA Jumlah Persent (%)


1 Punya 21 100%
2 Tidak Punya 0 0%

Jumlah 21 100%
Proporsi Ibu hamil yang Konsumsi Pil Fe

No Pil Fe Jumlah Persent (%)


1 Rutin 16 76,2%
2 Tidak Rutin 1 4,8%
3 Tidak Pernah 4 19,0%
Jumlah 21 100%

Proporsi Ibu hamil yang memiliki Keluhan

No Keluhan Jumlah Persent (%)


1 Anemia 1 20%
2 Pre Eklamsia 0 0%
3 Lain-lain 4 80%
Jumlah 5 100%

Proporsi Ibu hamil berdasarkan status Gizi

No Status Gizi Jumlah Persent (%)


1 Baik 15 75,0%
2 Cukup 5 25,0%
3 Kurang 0 0%
Jumlah 20 100%

Proporsi Ibu hamil berdasarkan Rencana Cara Melahirkan

No Rencana Lahir Jumlah Persent (%)


1 Spontan 20 100%
2 SC 0 0%
Jumlah 20 100%

93
Proporsi Ibu hamil berdasarkan Rencana Penolong Persalinan

No Penolong Jumlah Persent (%)


1 Dokter 3 3,9%
2 Bidan 16 20,8%
3 Dukun 58 75,3%
Jumlah 77 100%

Proporsi Bufas atau Buteki berdasarkan Kondisi ASI

No ASI Jumlah Persent (%)


1 Lancar 30 96,8%
2 Tidak Lancar 1 3,2%
Jumlah 31 100%

Proporsi Bufas atau Buteki berdasarkan ada tidaknya keluhan

No Keluhan Jumlah Persent (%)


1 Ya 0 0%
2 Tidak 31 100%
Jumlah 31 100%
Proporsi Balita berdasarkan BB di KMS

No BB di KMS Jumlah Persent (%)


1 Hijau 171 92,4%
2 Kuning 13 7,0%
3 Merah 1 0,5%
Jumlah 185 100%

Proporsi Balita berdasarkan minum ASI Eksklusif

No ASI Eksklusif Jumlah Persent (%)


1 Ya 157 83,5%
2 Tidak 31 16,5%
Jumlah 188 100%

94
Proporsi Balita berdasarkan Imunisasi Dasar

No Imunisasi Dasar Jumlah Persent (%)


1 Lengkap 142 74,4%
2 Belum lengkap 45 223,7%
3 Tidak Lengkap 3 1,6%
Jumlah 190 100%

Proporsi Balita berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu

No Posyandu Jumlah Persent (%)


1 Rutin 168 88,4%
2 Tidak Rutin 21 11,1%
3 Tidak Pernah 1 0,5%
Jumlah 190 100%

Proporsi Balita berdasarkan pemberian Vit. A

No Vit. A Jumlah Persent (%)


1 Rutin 163 85,8%
2 Tidak Rutin 25 13,2%
3 Tidak Pernah 2 1,1%
Jumlah 190 100%

Proporsi Balita berdasarkan Konsumsi MP ASI

No MP ASI Jumlah Persent (%)


1 <6 bulan 69 36,3%
2 >6 bulan 121 63,7%
Jumlah 190 100%

Proporsi Anak Sekolah berdasarkan status Gizi

No Status Gizi Jumlah Persent (%)


1 Baik 433 75,0%
2 Cukup 143 24,8%
3 Kurang 1 0,2%
Jumlah 577 100%

95
Proporsi Anak Sekolah berdasarkan status imunisasi

No Imunisasi Jumlah Persent (%)


1 Lengkap 549 95,1%
2 Tidak Lengkap 28 4,9%
Jumlah 577 100%

Proporsi Anak Sekolah berdasarkan Kebiasaan Gosok Gigi

No Gosok Gigi Jumlah Persent (%)


1 Rutin 453 78,5%
2 Tidak Rutin 124 21,5%
3 Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 189 100%

Proporsi Anak Sekolah berdasarkan Pernah tidaknya mengalami sakit Gigi

No Sakit Gigi Jumlah Persent (%)


1 Ya 113 19,6%
2 Tidak 464 80,4%
Jumlah 577 100%

Proporsi Anak Sekolah berdasarkan Tidak Naik Kelas

No Tidak Naik Kelas Jumlah Persent (%)


1 Pernah 16 2,9%
2 Tidak Pernah 545 97,1%
Jumlah 561 100%

Proporsi Remaja berdasarkan Kenakalan

No Kenakalan Remaja Jumlah Persent (%)


1 Rokok 169 47,3%
2 Napza 0 0%
3 Miras 0 0%
4 Seks Bebas 1 0,3%
5 Geng Motor 5 1,4%
6 Tidak Ada 182 51%
Jumlah 357 100%

96
Proporsi Remaja berdasarkan Keikutsertaan dalam organisasi

No Ikut Organisasi Jumlah Persent (%)


1 Aktif 122 36,6%
2 Tidak Aktif 211 63,4%
Jumlah 333 100%

Proporsi lansia berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu

No Posyandu Jumlah Persent (%)


1 Rutin 206 43%
2 Tidak Rutin 131 27,3%
3 Tidak Pernah 142 29,6%
Jumlah 479 100%

Proporsi lansia berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan

No Pemeriksaan Kesehatan Jumlah Persent (%)


1 Rutin 229 47,6%
2 Tidak Rutin 165 34,3%
3 Tidak Pernah 87 18,1%
Jumlah 481 100%

Proporsi lansia berdasarkan Kegiatan social

No Kegiatan Sosial Jumlah Persent (%)


1 Rutin 245 50,8%
2 Tidak Rutin 131 27,2%
3 Tidak Pernah 106 22%
Jumlah 482 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Status Rumah

No Status Rumah Jumlah Persent (%)


1 Sendiri 1082 98,8%
2 Sewa 13 1.2%
Jumlah 1095 100%

97
Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Rumah

No Jenis Rumah Jumlah Persent (%)


1 Permanen 916 83,7%
2 Semi Permanen 164 15%
3 Tidak Permanen 15 1.4%
Jumlah 1095 100%

Proporsi Rumah Berdasarkan Lantai

No Lantai Jumlah Persent (%)


1 Keadaan Aman 795 72,6%
2 Keadaan Tidak Aman 300 27,4%
Jumlah 1095 100%

Proporsi Rumah Berdasarkan Ventilasi

No Ventilasi Jumlah Persent (%)


1 <20 % 377 34,4%
2 >20% 718 65,5%
Jumlah 1095 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Luas Rumah 8m2/org

No Luas Rumah 8m2/org Jumlah Persent (%)


1 Ya 873 79,7%
2 Tidak 222 20,3%
Jumlah 1095 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Bersih

No Sumber Air Bersih Jumlah Persent (%)


1 PAM 52 26.8%
2 Sumur 1037 69.7%
3 Sungai 2 2.2%
4 Lain-lain 4 1.3%
Jumlah 1095 100%

98
Proporsi Keluarga Berdasarkan Sumber Air Minum

No Sumber Air Minum Jumlah Persent (%)


1 Air Masak 623 56,9%
2 Air Mineral 444 40,5%
3 Tidak Masak 28 2.6%
Jumlah 1095 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Jamban

No Jenis Jamban Jumlah Persent (%)


1 Leher Angsa 665 60,7%
2 Cemplung 298 27,2%
3 Tidak Punya 132 12,1%
Jumlah 1095 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Tempat BAB

No Tempat BAB Jumlah Persent (%)


1 WC 937 85,6%
2 Sungai 157 14,3%
3 Ladang 1 0,1%
Jumlah 1095 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Adanya Jentik

No Jentik Jumlah Persent (%)


1 Ada 285 26%
2 Tidak Ada 810 74%
Jumlah 1095 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada Tidaknya Tempat sampah

No Tempat Sampah Jumlah Persent (%)


1 Ditimbun 167 15,3%
2 Dibakar 905 82,7%
3 TPA 22 2%
Jumlah 1095 100%

99
Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Saluran Limbah

No Saluran Limbah Jumlah Persent (%)


1 Got 747 68,2%
2 Sungai 313 28,6%
3 Tidak Ada 35 3,2%
Jumlah 1095 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada tidaknya Binatang

No Binatang Jumlah Persent (%)


1 Piaraan 625 49,5%
2 Pengerat 265 21%
3 Serangga 373 29,5%
Jumlah 1263 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak

No Kandang Ternak Jumlah Persent (%)


1 Bersih 383 55,7%
2 Kotor 208 30,2%
3 Tidak Ada 97 14,1%
Jumlah 688 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Pemanfaatan Fasyankes

No Pemanfaatan Fasyankes Jumlah Persent (%)


1 RS 101 9,2%
2 PKM 620 56,3%
3 Klinik 335 30,4%
4 Alternatif 45 4,1%
Jumlah 1101 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Jaminan Kesehatan

No Jaminan Kesehatan Jumlah Persent (%)


1 BPJS 556 50,8%
2 Mandiri 393 35,9%
3 Lain-lain 146 13,3%
Jumlah 1095 100%

100
Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)

No CTPS Jumlah Persent (%)


1 Ya 770 70,3%
2 Tidak 325 29,7%
Jumlah 1095 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Konsumsi Lauk/ Hari

No Konsumsi Lauk/ hari Jumlah Persent (%)


1 Ya 1041 95,1%
2 Tidak 54 4,9%
Jumlah 1095 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Makan Sayur dan Buah/ Hari

No Makan Sayur dan Buah/ Hari Jumlah Persent (%)


1 Ya 935 85,4%
2 Tidak 160 14,6%
Jumlah 1095 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Tidak Merokok Dalam Rumah

No Tidak Merokok Dalam Rumah Jumlah Persent (%)


1 Ya 658 60,1%
2 Tidak 437 39.9%
Jumlah 1095 100%

Proporsi Keluarga Berdasarkan Olah Raga/ Hari

No Olah Raga/ hari Jumlah Persent (%)


1 Ya 189 17,3%
2 Tidak 906 82,7%
Jumlah 1095 100%

101
Fasilitas Pendidikan
No Jenis Pendidikan Jumlah
1 TK 4
2 SD 2
3 SMP 0
4 SMA 0
5 PT 0

Fasilitas Kesehatan

No Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah


1 RS 0
2 PKM 0
3 Klinik Swasta 3
4 Poskesdes/ Ponkesdes 1
5 Posyandu Balita 10
6 Posyandu Lansia 10
7 Klinik Alternatif 0
8 Lain - lain 0

Sarana Kegiatan Kelompok

No Jenis Kegiatan kelompok Jumlah


1 Karang taruna 3
2 PKK 1
3 TPA 5
4 Kegiatan keagamaan 12
5 Lain - lain

Sarana Ibadah

No Jenis Tempat Ibadah Jumlah


1 Masjid 6
2 Mushola 14
3 Gereja 0
4 Vihara 0
5 Pura 0
6 Lain - lain 0

102
Sarana Olah raga

No Tempat Olah Raga Jumlah


1 Lap. Sepak Bola 1
2 Lap. Bola Volley 1
3 Lap. Bulu Tangkis 0
4 Lain - lain 0

Tempat Pertemuan

No Tempat Pertemuan Jumlah


1 Balai desa 1
2 Balai Dukuh 0
3 Balai RW 0
4 Balai RT 0
5 Lain - lain 0

Pusat Kegiatan Ekonomi

No Jenis Jumlah
1 Pasar Tradisional 0
2 Pasar Swalayan 0
3 Toko kelontong 25
4 Warung 43
5 Lain - lain

Industri

No Jenis Jumlah
1 Makanan 0
2 Pakaian 0
3 Sepatu 0
4 Lain - lain 2

103
Keamanan.

No Fasilitas Keamanan Jumlah


1 Pemadam Kebakaran 0
2 Pos Polisi 0
3 Poskamling 8
4 Lain - lain 0

Transportasi

No Jenis Jumlah
1 Angkutan Umum 0
2 Angkutan Pribadi 1159

Politik Dan Pemerintah

No Jenis Ada/ Tidak


1 Struktur Organisasi Ada
2 PKK, LKMD, dll Ada
3 Kebijakan yankes Ada

Fasilitas komunikasi

No Fasilitas Ada/ Tidak


1 Radio Ada
2 TV Ada
3 Telepon/Hp Ada
4 Internet Ada
5 Koran/Majalah Ada
Layanan Informasi

No Layanan Informasi Ada/ Tidak


1 Radio Tidak Ada
2 TV Tidak Ada
3 Internet Ada
4 Papan pengumuman Ada
5 Keliling Ada

104
Rekreasi

No Fasilitas Ada/ Tidak

1 Wisata alam Tidak ada


2 Kolam renang Tidak ada
3 Taman Kota Tidak ada
4 Bioskop Tidak ada
5 Lain - lain Tidak ada

105
LAPORAN HASIL

1. Kesehatan Lingkungan
a) Cuci tangan pakai sabun

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


CUCI TANGAN

Topik : Cuci Tangan


Hari/Tanggal : Senin, 27 Mei 2018
Waktu : Pukul 08.00 WIB
Tempat : Ruang Perpustakaan
Sasaran : Siswa Siswi SDN 2 Tebel
Penyuluh : Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Keperawatan STIKes ICMe
Jombang

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah di lakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit di harapkan Siswa
Siswi SDN 2 Tebel mampu mencuci tangan dengan baik dan benar.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan 1x pertemuan, diharapkan
Siswa Siswi SDN 2 Tebel dapat:
1. Menjelaskan tentang pengertian mencuci tangan
2. Menjelaskan tentang tujuan mencuci tangan
3. Menjelaskan tentang alasan mencuci tangan harus di air yang mengalir
4. Menjelaskan tentang waktu yang tepat mencuci tangan
5. Menjelaskan tentang langkah mencuci tangan yang baik dan benar

C. Materi
Terlampir

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

E. Media
1. LCD
2. Leaflet
3. Flip Card

F. Kegiatan
No. Waktu Kegiatan Pendidikan Kesehatan Respon Sasaran

106
1. 5 menit Pembukaan :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan dan
c. Menjelaskan tujuan yang telah memperhatikan
disepakati pada saat pengkajian
d. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
2. 10 menit Pelaksanaan :
a. Menjelaskan materi penyuluhan Memperhatikan penjelasan
secara teratur dan berurutan materi yang akan diberikan
 Pengertian mencuci tangan
 Tujuan mencuci tangan
 Alasan mencuci tangan harus
di air yang mengalir
 Waktu tepat mencuci tangan
 Langkah mencuci tangan yang
baik dan benar

3. 10 menit Evaluasi :
a. Memberikan pertanyaan a. Merespon
berkaitan dengan materi yang
sudah dijelaskan
b. Memberikan kesempatan kepada b. Menjawab pertanyaan yang
keluarga pasien untuk bertanya akan diberikan

4. 5 menit Penutup :
a. Menyimpulkan hasil penyuluhan a. Mendengarkan dan
b. Membagikan leaflet memperhatikan
c. Mengakhiri dengan salam b. Menerima leaflet
c. Menjawab salam

107
Evaluasi

a. Kriteria Struktur
i. Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara penyuluhan
dilakukan
ii. Pembuatan SAP, Leaflet, dan Flip Card maksimal 2 hari sebelum acara
iii. Peserta berada ditempat yang ditentukan
iv. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan dilaksanakan
b. Kriteria Proses
i. Audien paham tentang pengertian diabetes mellitus
ii. Audien paham tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar
iii. Audien paham tentang tujuan mencuci tangan yang baik dan benar
iv. Audien paham tentang waktu mencuci tangan yang baik dan benar.

108
MATERI PENYULUHAN

1. Definisi cuci tangan

Menurut WHO, mencuci tangan adalah proses yang secara


mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan
sabun biasa dan air. Mencuci tangan adalah membasahi tangan dengan air
mengalir untuk menghindari penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan
benar-benar hilang.

2. Waktu pelaksanaan mencuci tangan

Menurut WHO, waktu pelaksanaan cuci tangan ini dilakukan pada saat 5
(lima) momen yaitu sebagai berikut :

1. Sebelum kontak dengan pasien


2. Sebelum tindakan dengan asepti
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan disekitar pasien

3. Manfaat Mencuci tangan

Menurut Iswara (2007), mencuci tangan dalam upaya peningkatan Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sangatlah penting dan mudah dilakukan. Hal ini
dilakukan untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Mencuci tangan menjadi
penting jika ditinjau dari:

1. Kulit tangan banyak kontak dengan berbagai aktivitas, benda dan lingkungan.
2. Kuman dapat terdapat di kulit jari, sela kuku, kulit telapak tangan.

3. Kontak mulut dan tangan saat makan / minum.

4. Dapat menimbulkan penyakit saluran cerna.

Manfaat mencuci tangan adalah :

1. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan


2. Mencegah penularan penyakit seperti diare, disentri, kolera, thypus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Flu burung dll
3. Tangan menjadi bersih dan penampilan lebih menarik

4. Langkah – Langkah Mencuci Tangan


Menurut WHO mencuci tangan terdapat 2 cara yaitu :
1. Menggunakan handrub ( 20 – 30 detik )
2. Menggunakan sabun ( 40 – 60 detik )

Prosedur mencuci tangan yang benar dan baik yaitu sebagai berikut :

109
1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua
telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

110
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di SDN Tebel 2
c) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 85% peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus

I. DOKUMENTASI

111
112
113
DAFTAR PUSTAKA

A. Poter, Patricia, Pery. (2002). Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Mosby : Elsevier
Science.
Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah.EGC : Jakarta
JNPK_KR. (2004). Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
M. Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3
jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Penuntun Umum Untuk Petugas Puskesmas. (1995). Jakarta : Departemen
Kesehatan.
Tarwoto & Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan :
Jakarta.

114
b) Perilaku hidup bersih dan sehat
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Masalah : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Pokok Pembahasan : PHBS di Rumah Tangga
Sub Pokok Pembahasan : Gambaran tentang PHBS di Rumah Tangga
Sasaran : Warga Desa Tebel Kecamatan Bareng
Jam : 09.00 WIB
Waktu : 25 menit
Tanggal : 28 Mei 2018
Tempat : Desa Tebal
Nama Penyuluh : PHBS

A. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan 25 menit, diharapkan masyarakat Desa Tebel


Kecamatan Bareng mampu memahami dan mengerti tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit tentang PHBS, diharapkan
masyarakat Desa Tebel dapat :
1. Menjelaskan tentang pengertian PHBS
2. Menjelaskan tentang manfaat PHBS
3. Menjelaskan apa saja 10 PHBS di Rumah Tangga
4. Menjelaskan tentang pemberantasan jentik nyamuk
5. Menjelaskan tentang pencegahan timbulnya penyakit akibat nyamuk
C. Materi Penyuluhan (Terlampir)
1. Pengertian PHBS
2. Manfaat PHBS
3. 10 PHBS di Rumah Tangga
4. Pemberantasan jentik nyamuk
5. Pencegahan gigitan nyamuk

115
Metode Penyuluhan

1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik
E. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 5 menit - Mengucapkan salam - Menjawab salam Kata-kata/
- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
kalimat
- Menyampaikan
dan menyimak
tentang tujuan pokok- Bertanya
materi mengenai
- Meyampakaikan
perkenalan dan
pokok pembahasan
tujuan jika ada
- Kontrak waktu
yang kurang jelas
2. Pelaksanaan 15 menit - Penyampaian Materi - Mendengarkan Lembar balik
- Menjelaskan tentang
dan menyimak Leaflet
pengertian PHBS - Bertanya
- Menjelaskan manfaat
mengenai hal-hal
PHBS
yang belum jelas
- Menjelaskan apa saja
dan dimengerti
10 PHBS di Rumah
Tangga
- Menjelaskan tentang
pemberantasan jentik
nyamuk
- Menjelaskan
bagaimana cara
pencegahannya
- Tanya Jawab
- Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk bertanya
3. Penutup 5 menit - Melakukan evaluasi - Sasaran dapatKata-kata/
- Menyampaikan
menjawab tentangkalimat
kesimpulan materi
pertanyaan yang
- Mengakhiri pertemuan
diajukan
dan menjawab salam
- Mendengar
- Memperhatikan
- Menjawab salam

116
F. Evaluasi
Diharapkan masyarakat Desa Tebel mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian PHBS
2. Menjelaskan tentang manfaat PHBS
3. Menjelaskan apa saja 10 PHBS di Rumah Tangga
4. Menjelaskan tentang pemberantasan jentik nyamuk
5. Menjelaskan cara pencegahan jentik nyamuk

117
G. DOKUMENTASI

118
119
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

A. Pengertian
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
B. Manfaat PHBS
1. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit
2. Anggota keluarga giat bekerja
3. Anak bisa tumbuh sehat dan cerdas
C. Sepuluh PHBS di Rumah Tangga
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
2. Memberi bayi ASI ekslusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Memberantas jentik nyamuk
5. Menggunakan jamban sehat
6. Menggunakan air bersih
7. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
D. Pemberantasan Jentik Nyamuk
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan
jentik berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
E. Cara Pencegahan Jentik Nyamuk
1. Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk
tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10
hari.
2. Menutup tempat penyimpanan air
3. Mengubur sampah
4. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar
5. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi memadai.
6. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk misalnya : obat nyamuk
bakar, semprot, oles atau usap ke kulit, dll.
7. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak
8. Pengasapan atau fogging
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat Di Rumah Tangga, 2006

120
“KEGIATAN PEMERIKSAAN AIR”
Telah diselenggarakan kegiatan Hypnoseft oleh Mahasiwa Keperawatan
KEPERAWATAN KOMUNITAS
Komunitas pada 14 DIMei
DESA TEBEL
– 12 Juni KECAMATAN BARENG,
2018 yang bertempat JOMBANG
di Desa Tebel, Kecamatan
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Bareng, Jombang. Dengan Jumlah Peserta yang hadir 20-25 setiap satu minggu sekali dan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
sudah berjalan selama 4 minggu.
Jl. Kemuning, Candimulyo – Jombang, Telp. 0321-877819, Fax.: 0321-864903
Selama pelaksanaan kegiatan tersebut ada hal- hal yang menjadi catatan yaitu
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Telah diselenggarakan kegiatan penyuluhan cuci tangan dan sampah oleh


Mahasiswa Keperawatan Komunitas pada 14 Mei – 12 Juni 2018 yang bertempat di Desa
Tebel, Kecamatan Bareng, Jombang. Dengan Jumlah Peserta yang hadir 40 anak yang
dilakukan pada hari senin tanggal 27 mei 2018.
Selama pelaksanaan kegiatan tersebut ada hal- hal yang menjadi catatan yaitu
semoga penyuluhan cuci tangan dan sampah dapat di terapkan dalam keseharian mereka.
Dengan anggaran dana yang telah dikeluarkan yaitu Rp. 100.000,-

Jombang, 2 Juni 2018

Mengetahui,

Kepala Dusun Ketua Pelaksana

( ) ( )

121
DOKUMENTASI PEMERIKSAAN AIR BERSIH

122
“KEGIATAN HYPNOSEFT”
KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DESA TEBEL KECAMATAN BARENG, JOMBANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
Jl. Kemuning, Candimulyo – Jombang, Telp. 0321-877819, Fax.: 0321-864903
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Telah diselenggarakan kegiatan Hypnoseft oleh Mahasiwa Keperawatan
Komunitas pada 14 Mei – 12 Juni 2018 yang bertempat di Desa Tebel, Kecamatan
Bareng, Jombang. Dengan Jumlah Peserta yang hadir 20-25 setiap satu minggu sekali dan
sudah berjalan selama 4 minggu.
Selama pelaksanaan kegiatan tersebut ada hal- hal yang menjadi catatan yaitu
adanya ketidakberhasilan pada salah satu klien dari keseluruhan klien yang mendapat
hypnoseft dikarenakan klien yang kurang kooperatif dari beberapa aspek psikologi dan
emotional.
Dengan anggaran dana yang telah dikeluarkan yaitu Rp. 45.000,-

Jombang, 2 Juni 2018

Mengetahui,

Kepala Dusun Ketua Pelaksana

( ) ( )

123
DOKUMENTASI HYPNOSEFT

124
“KEGIATAN PEMBAGIAN SAMPAH”
KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DESA TEBEL KECAMATAN BARENG, JOMBANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
Jl. Kemuning, Candimulyo – Jombang, Telp. 0321-877819, Fax.: 0321-864903
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Telah diselenggarakan kegiatan pembagian bak sampah oleh Mahasiwa
Keperawatan Komunitas pada 14 Mei – 12 Juni 2018 yang bertempat di Desa Tebel,
Kecamatan Bareng, Jombang. Dengan Jumlah bak sampah 20 unit yang disebarkan ke
tiap dusun tebel, larangan, kupang.
Selama pelaksanaan kegiatan tersebut ada hal- hal yang menjadi catatan yaitu semua
bak sampah sudah dibagikan setiap dusun diantaranya dusun kupang, larangan dan tebel
dan semoga bisa di manfaatkan dengan baik.
Dengan anggaran dana yang telah dikeluarkan dengan total bak sampah 20 unit yaitu
Rp 800.000

Jombang, 2 Juni 2018

Mengetahui,

Kepala Dusun Ketua Pelaksana

( ) ( )

125
DOKUMENTASI PEMBAGIAN SAMPAH

126
DOKUMENTASI SIDAK SIDAKK PASAR

127
DOKUMENTASI JUMANTIK

128
2. Remaja
a) Seks Bebas

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

A. IDENTIFIKASI MASALAH
Sekarang ini seks bebas sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi bagi
kalangan remaja dan mahasiswa di Indonesia. Kegiatan seks bukan hanya
dilakukan oleh pasangan yang sah menurut agama dan hukum yang berlaku akan
tetapai juga dilakukan oleh para pelajar dan mahsiswa. Aktifitas seks bebas
mungkin sesuatu yang biasa di negara lain khususnya dalam kehidupan barat,
tetapi tidak di negara kita Indonesia. Itu sesuatu yang dilarang dalam masyarakat
kita. Seks bebas mungkin membuat setiap orang senang untuk melakukannya.
Pelajar dan mahasiswa sekarang ini cenderung lebih mengutamakan
pacaran dan kebutuhannya yang lain daripada menuntut ilmu. Mereka tidak lagi
tenggelam dalam pelajaran akan tetapi sudah tenggelam dalam lautan asmara yang
mereka namakan cinta. Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap
makhluk hidup di muka bumi ini. Bukan hanya manusia yang memiliki naluri
seks, tetapi juga termasuk hewan dan makhluk hidup lainnya (tumbuhan).
Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah. Tidak
sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah.
Dalam islam seks bebas atau hubungan badan diluar nikah disebut zina.
Kegiatan seks (bersetubuh) hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan
yang sah yaitu pernikahan. Hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan
merupakan suatu pelanggaran terhadap norma-norma (baik norma agama maupun
norma-noram yang berlaku lainnya) dan merupak suatu perbuatan dosa yang besar
dan sangat berat hukumannnya. Hubungan seks diluar nikah dapat berisiko
terjadinya kehamilan diluar nikah, putus sekolah, perkawinan usia muda,
pengguguran kandungan yang dapat membahayakan dirinya sendiri, dan yang
paling utama dan yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah terjadinya penyakit
menular seksual/penyakit kelamin yang disebabkan karena melakukan hubungan
seks dengan berganti-ganti pasangan.

129
B. PENGANTAR

Bidang studi : Kesehatan Reproduksi

Topik : Seks Bebas di Kalangan Remaja

Sub Topik : Bahaya Seks Bebas Bagi Kesehatan

Sasaran : Remaja Putra/Putri


Waktu : 1 x 50 menit
Hari / tanggal : Kamis, 24 Mei 2018
Tempat : Masjid Dsn.Jlopo

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan remaja Karang Taruna


Singosaren Bantul Yogyakarta dapat mengerti tentang bahaya seks bebas.

D. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan remaja Karang Taruna
Singosaren Bantul Yogyakarta akan dapat:

1. Mengerti arti dari seks bebas

2. Mengetahui faktor penyebab seks bebas

3. Mengetahui cara-cara pencegahan seks bebas

4. Mengetahui bahaya seks bebas

E. MATERI

Terlampir

F. MEDIA
a. Labtop
b. LCD
c. Leaflet

G. METODE
a. Penyuluhan
b. Tanya jawab
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

130
1. 2 menit Pembukaan:
Memberi salam Menjawab salam
Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan
Memperhatikan
Menyebutkan materi/pokok bahasan yang
akan disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan:
Menjelaskan materi penyuluhan secara
berurutan dan teratur.
Menyimak dan
Materi : Memperhatikan
Pengertian Seks Bebas
Faktor Penyebab Seks Bebas
Pencegahan Seks Bebas
Bahaya Seks Bebas
3. 6 menit Evaluasi :
Meminta remaja putra/putri menjelaskan
atau menyebutkan kembali :
Merespon,
Pengertian Seks Bebas
Bertanya dan Menjawab
Faktor Penyebab Seks Bebas Pertanyaan
Pencegahan Seks Bebas
Bahaya Seks Bebas
 Memberikan kesempatan kepada
responden untuk bertanya
 Memberikan kesempatan kepada
responden untuk menjawab pertanyaan
yang dilontarkan
 Memberikan pujian atas keberhasilan
responden dalam menjelaskan pertanyaan
dan menjawab pertanyaan.
4. 5 menit Penutup:
 Menyimpulkan materi yang Menjawab Salam
telah disampaikan
 Menyampaikan terimakasih
atas perhatian dan waktu yang
telah diberikan kepada peserta
 Mengucapkan salam

I. EVALUASI
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya Jawab

131
MATERI
A. Pengertian Seks Bebas
Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah. Tidak sepantasnya
apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah. Dalam islam seks bebas atau
hubungan badan diluar nikah disebut zina.Seks bebas dapat diartikan sebagai hubungan
kelamin yang dilakukan secara bebas (berganti-ganti pasangan) yang tidak sesuai dengan
norma-norma yang ada di masyarakat.
B. Faktor Penyebab Seks Bebas
Sebagian kecil yang melakukan hubungan seks diluar nikah disebabkan karena ada
beberapa tahapan yang biasanya dilakukan sebelum seseorang berani melakukan hubungan
seks yaitu:
 Pegangan tangan
 Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening
 Ciuman bibir (kiss franc)
 Pelukan
 Petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)
 Meraba kebagian-bagian yang sensitif (mulai berani buka-bukaan)
 Melakukan hubungan seks
Ironisnya hubungan seks itu dilakukan di rumah sendiri, rumah tempat mereka
berlindung, hubungan seks pada umumnya dilakukan atas dasar suka sama suka, dan
bahkan ada yang berganti-ganti pasangan. Sebagian besar mereka menggunakan alat
kontrasepsi yang dijual bebas dan menggunakan metode coitus interuptus.

C. Faktor-faktor yang menyebabkan seks bebas yaitu:


1. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya pendidikan agama yang
diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang
diperoleh sang anak dari keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang
anak dari orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika
tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang
tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi
pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh di lingkungan pergaulan bebas.
2. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat yang kurang mendukung, seperti masyarakat yang didominasi oleh
pelacur, preman, pemabuk dll, sehingga dapat mempengaruhi remaja di lingkungan
tersebut.
3. Lingkungan pergaulan
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah
kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah “Anak Gaul”. Istilah ini
menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe,
mondar-mandir di mal, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan

132
ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian tubuhnya yang
seksi.
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang
disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya,
remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya
terjebak dalam perilaku seks bebas.

4. Kurangnya pendidikan agama dari keluarga


Kurangnya pendidikan agama yang tidak diperoleh sejak dini dari keluarga, terutama
orangtuanya, sehinga mereka dapat dengan mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang
negative.
5. Kurangnya pendidikan seks
Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan memperkuatkan
kemungkinan remaja percaya dan salah paham yang diambil dari media massa dan teman
sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya
untuk kesehatannya.
6. Menonton media pornografi, di antaranya VCD dan DVD Porno
VCD dan DVD porno begitu mudah diperoleh hanya dengan Rp 5.000. Sekali dirazia,
setelah itu bebas lagi diperjualbelikan. Sistem pendidikan yang mengejar angka-angka pun
memberi andil kerusakan generasi muda itu.
7. Tayangan televis (telenovela dan film-film lainnya)
Faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks bebas salah satu di antaranya adalah
akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan. Apa yang ABG tonton, berkorelasi
secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film
dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar
lebar.
Disyukuri memang karena ada kecenderungan dunia perfilman Indonesia mulai bangkit
kembali, yang ditandai dengan munculnya beberapa film Indonesia yang laris di pasaran.
Sebutlah misalnya, film Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel I’m in Love, 30 Hari Mencari Cinta,
serta Virgin. Tetapi rasa syukur itu seketika sirna seiring dengan munculnya dampak yang
ditimbulkan dari film tersebut. Terutama terhadap penonton usia remaja.

Film-film yang disebutkan tadi laris di pasaran bukan karena mutu pembuatan
filmnya akan tetapi lebih karena film tersebut menjual kehidupan remaja, bahkan sangat
mengeksploitasi kehidupan remaja. Film tersebut diminati oleh banyak remaja ABG bukan
karena mutu cinematografinya, melainkan karena alur cerita film tersebut mengangkat sisi
kehidupan percintaan remaja masa kini. Film tersebut diminati remaja ABG, karena banyak
mempertontonkan adegan-adegan syur dengan membawa pesan-pesan gaya pacaran yang
sangat “berani”, dan secara terang-terangan melanggar norma sosial kemasyarakatan,
apalagi norma agama

133
8. Narkoba
Seks bebas dan narkoba sangat erat kaitannya. Dimana orang-orang yang telah
terjerumus kedalam pengaruh napza, sebagian besar dari mereka dapat dipastikan telah
melakukan seks bebas. Baik hubungan diluar nikah maupun dengan berganti-ganti
pasangan.
9. Pengaruh kebudayaan barat
Kebersamaan nyaris sirna dalam kasih sayang, kejujuran, moral dan etika kini
semakin memudar dalam kehidupan kita di tengah arus globalisasi, bahkan dengan bangga
mereka mengadopsi budaya barat dan sadar atau tidak sadar menjadi agen budaya asing.
Dengan mencontoh gaya hidup barat yang liberal pergaulan anak-anak
muda/remaja kita terutama di kota-kota besar kian semakin mengkhawatirkan orang tua.
Orang tua jadi pusing tujuh keliling. Mereka tidak mampu lagi membendung pola tingkah
anak muda sekarang.
10. Media cetak
Makin banyaknya majalah dan buku-buku porno yang juga memuat gambar-
gambar porno, sehingga membuat anak-anak remaja sekarang banyak terjerumus dalam
pergaulan bebas dan melakukan seks bebas
11. Gaya hidup
Gaya hidup remaja sekarang yang selalu diikuti dengan dunia gemerlap malam,
seperti dugem, clubbing, minum-minuman keras, merokok, nongkrong di kafe dan lain
sebagainya.
12. Kemajuan tekhnologi (internet)
Dengan menggunakan internet, orang dapat mencari banyak situs terlarang, seperti
halnya situs yang memperlihatkan banyak pose orang telanjang khususnya wanita atau
situs seks.

Situs-situs itu tidak berguna dan tidak cocok untuk dilihat. Situs itu akan
mengurangi keimanan kepada Tuhan dan cenderung membawa mereka untuk melakukan
sesuatu yang salah. Tetapi banyak orang tidak tahu atau tidak memikirkan tentang itu.
Mereka terlalu bernafsu untuk melihat gambar-gambar itu semua.

13. Faktor Ekonomi


Faktor ekonomi, seperti kemiskinan adalah salah satu penyebab terjadinya seks
bebas.
14. Kondom yang terjual bebas
Kondom yang terjual bebas di apotik-apotik adalah salah satu penyebab seks bebas
karena kita tahu kalau kondom dapat mencegah kehamilan, sehingga dapat melakukan seks
bebas kapanpun.

D. Pencegahan Seks Bebas

134
Sebenarnya untuk menjauhkan remaja dari pergaulan seks bebas dapat dilakukan dengan
cara:
1. Memberikan bimbingan positif dari sekolah maupun orangtua di rumah
2. Meningkatkan kedisiplinan di sekolah maupun di rumah
3. Memberikan pendidikan seks melalui seminar atau talk show kesehatan atau
seks, agar remaja mengetahui betapa bahayanya melakukan seks bebas.
4. Peran penting orangtua dalam memberikan nasehat dan mendidik
anak-anaknya dengan bimbingan agama yang kuat.
5. Peran penting orang tua dalam masa tumbuh kembang remaja sangatlah
penting, antara lain orang tua harus bisa menjadi sahabat anaknya
6. Menjalin hubungan baik antara orangtua dengan anak yaitu dengan
komunikasi yang baik
7. Pemerintah juga harus menegakkan hukum setegak-tegaknya.
Misalnya memberantas pelaku perdangan anak yang menjadi salah satu
sumber terjadinya perbudakan seks.
8. Menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis
9. Latihlah anak-anak untuk mengekspresikan dirinya
10. Pengembangan harga diri anak
11. Mengembangkan ketrampilan dan kemandirian anak
12. Meningkatkan iman dan takwa
13. Tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks

135
E. Bahaya Seks bebas
Bahaya dari seks bebas adalah:
1. Terputusnya sekolah
Akibat dari pergaulan bebas dan seks bebas adalah terputusnya sekolah karena
dengan seks bebas dan pergaulan bebas, mereka tidak sepenuhnya focus dengan belajar
saat di sekolah dan hanya memikirkan pacarnya atau mau ngapain setelah sekolah
(kencan di tempat-tempat romantic, makan malam, dll). Itulah yang dapat menyebabkan
anak putus sekolah karena malas belajar dan hanya memikirkan pacarnya saja, apalagi
kalau sudah patah hati, pasti malas umtuk melakukan kegiatan apapun.
2. Perkawinan usia muda
Dari seks bebas yang sudah dilakukan, maka dipaksakan untuk dapat menikah pada
usia muda karena harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukan oleh
kedua belah pihak. Menikah diusia muda juga banyak mempunyai dampak yang tidak
baik untuk kedua pihak, misalnya: karena ketidaksiapan psikis dan psikologi, maka
dapat menyebabkan pertengkaran dan perceraian dan bagi seorang istri, karena organ-
organ reproduksinya belum berfungsi dengan baik seperti wanita yang sudah dewasa,
maka bisa menyebabkan perdarahan saat melahirkan dan penyakit-penyakit lainnya.
3. Kehamilan di luar nikah
Pacaran yang bebas, akan membuka kemungkinan terjadinya kegiatan seks bebas
yang berujung pada kehamilan. Jika, terjadi kehamilan, maka yang bersangkutan harus
siap untuk menjadi orang tua. Menjadi orang tua, tentu membewa banyak konsekuensi
seperti harus kehilangan kesempatan menyelesaikan studi, mencarikan nafkah untuk
keluarga, kesiapan psikis untuk menjadi kepala keluarga, kesiapan untuk membangun
keluarga, kesiapan untuk berhadapan dengan orang tua (menjelaskan tentang kehamilan
tersebut), kesiapan psikis untuk berhadapan dengan berbagai pertanyaan dari
masyarakat sekitar dan kelurga dan lain-lain.
Jika harus menjadi orang tua di usia muda, maka sudahkah kita memiliki bayangan,
kira-kira pekerjaan apa yang paling mungkin kita kerjakan untuk membiayai keluarga
kita? Sementara pada sisi yang lain, bekal untuk berkompetinsi mencari pekerjaan yang
layak, mungkin belum kita miliki. Jika, setelah kita analisis ternyata kita belum siap
untuk menjadi orang tua di usia muda, maka lebih baik tidak usah pacaran terlebih
dahulu. Maka, bahwa di usia muda lebih baik kita menghindari pacaran terlebih dahulu
agar waktu yang kita miliki dapat betul-betul kita maksimalkan untuk mempersiapkan
masa depan kita.

136
4. Pengguguran kandungan (aborsi)
Kehamilan di luar nikah dapat menyebabkan pasangan tersebut memutuskan untuk
menggugurkan kandungannya karena takut jika diketahui orang tua, pasangannya belum
siap untuk menikah dan lain-lain.
Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungannya pada tenaga non
medis (dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis. Perlu diketahui
bahwa aborsi dapat dilakukan dengan dua macam tindakan yaitu:
 Aborsi dilakukan sendiri
Aborsi yang dilakukan sendiri misalnya dengan cara meminum obat0obatan yang
membahayakan janin, atau dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dengan
sengaja menggugurkan janin.
 Aborsi dilakukan orang lain
Orang lain disini bisa seorang dokter, bidan atau dukun beranak. Cara-cara yang
digunakan juga beragam.
Aborsi yang dilakukan seorang dokter atau bidan pada umumnya dilakukan dalm 5
tahapan, yaitu:
1. Bayi dibunuh dengan cara ditusuk atau diremukkan didalam kandungan
2. Bayi dipotong-potong tubuhnya agar mudah dikeluarkan
3. Potongan bayidikeluarkan satu persatu dari kandungan
4. Potongan-potongan disusun kembali untuk memastikan lengkap dan
tidak tersisa
5. Potongan-potongan bayi kemudian dibuang ke tempat sampah/sungai, di kubur di
tanah kosong, atau di bakar di tungku
Sedangkan seorang dukun beranak biasanya melakukan aborsi dengan cara
memberi ramuan obat pada calon ibu dan menguurut perut calon ibu untuk
mengeluarkan secara paksa janin dalam kandungannya. Hal ini sangat berbahaya,
sebab pengurutan belum tentu membuahkan hasil yang diinginkan dan
kemungkinan dapat membawa cacat bagi janin dan trauma hebat bagi calon ibu.
Tindakan aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan
seorang wanita.
Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi adalah:

 Resiko Kesehatan dan Keselamatan Fisik


Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan
dihadapi seorang wanita, yaitu:
a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
c. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
137
d. Rahim yang sobek
e. Kerusakan leher rahi m yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya
f. Kanker payudara (karena ketidak seimbangan hormone estrogen
pada wanita)
g. Kanker indung telur
h. Kanker leher rahim
i. Kanker hati
j. Kelainan pada plasenta/ ari-ari yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
k. Menjadi mandul atau tidak mampu memiliki keturunan
l. Infeksi rongga panggul
m. Infeksi pada lapisan rahim
 Resiko Kesehatan Mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang
sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Sindrom Paska Aborsi atau PAS.
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti
berikut ini:
a. Kehilangan harga diri
b. Berteriak-teriak histeris
c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
d. Ingin melakukan bunuh diri
e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
f. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual

5. Penyakit Kelamin atau Penyakit Menular Seksual (Gonorhoea, Chlamydia, Herpes,


Infeksi Jamur, Syphilis HIV/AIDS dll)
Hubungan seksual pranikah, akan memicu terjadinya multipartner. Dan karena
belum ada pasangan tetap maka akan cenderung berganti-ganti pasangan. Keadaan ini
akan memperparah terjadinya penyakit menular seksual seperti gonorhoe, Chlamydia,
Herpes, Infeksi Jamur, Syphilis maupun AIDS. PMS sering berakhir dengan penyakit
komplikasi seperti kemandulan atau infertilitas.

138
 Gonorhoe dan Chlamydia
 Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai beberapa minggu
setelah berhubungan intim dengan orang yang terjangkit penyakit ini
 Pada pria, penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan pria. Buang Air
Kecil dapat terasa sakit. Gejala-gejala ini dapat terasa berat/tidak terasa sama sekali
 Herpes
 Disebabkan oleh virus, dapat diobati, tetapi tidak dapat disembuhkan
 Gejala timbul antara 3-10 hari setelah berhubungan intim dengan penderita
penyakit ini
 Gejala awal muncul, seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil
dan berair
 Dalam 5-10 hari gejala hilang
 Virus menetap dalam tubuh dan dapat timbul lagi suatu saat
 Infeksi Jamur
 Disebabkan oleh jamur
 Menyebabkan kegiatan berwarna merah dibawah kulit pria yang tidak disunat
 Syphilis
 disebabkan oleh bakteri. Lesi muncul 3 minggu-3 bulan setelah berhubungan intim
dengan penderita penyakit ini
 luka terlihat seperti berlubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi. Pada
umumnya tidak terasa sakit
 luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus akan menetap padfa
tubuhdan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet pada seluruh tubuh. Lecet-lecet
ini akan hilang juga dan virus akan menyerang bagian tubuh lain
 shypilis dapat disembuhkan pada tiap tahapabn dengan penicillin

 HIV/AIDS
AIDS bisa membuat kehidupan kita tidak berguna, dan merusak hidup kita meskipun
kita menghindarinya dengan kondom ketika kita berhubungan seks, ia masih tidak bisa
dihindari. Setiap orang bisa terkena jika kita tidak mencoba menghindarinya.
 AIDS merupakan kumpulan gejala akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh.
Diakibatkan oleh serangan virus HIV
 Timbul karena sering berganti pasangan seksual. Juga dapat melalui transfusi darah,
jarum suntik, luka, maupun penularan dari ibu ke bayi.
Seks bebas tersebut sebenarnya adalah bentuk pengamalan surat Al Israa ayat 32 yang
berbunyi:

139
"Dan Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji. Dan suatu jalan yang buruk." Mereka menyadari bahwa seks bebas itu berbahaya dan
menyarankan untuk selalu menjaga diri, memiliki pengendalian diri, khususnya dalam
periode pacaran. Bahkan mereka mengatakan untuk putri simpanlah ciuman pertama dan
keperawanan itu untuk suami mereka.
Proses pengendalian diri (kesadaran internal) ini juga sangat bersesuaian dengan QS. An
Nuur: 30-31 yang berbunyi: 30. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang mereka perbuat".31. Katakanlah kepada wanita yang beriman "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah
mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya,
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-
putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka,
atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."

140
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG FREE SEX DI DESA
TEBEL KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG TANGGAL 24 MEI
2018
1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 24 mei 2018 yang dimulai
dengan pembuatan pre planning, selanjutnya dilakukan pembagian tugas masing-
masing mahasiswa untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang free sex di desa
tebel kecamatan bareng kabupaten jombang pada tanggal 24 mei 2018 pada pukul
16.25 WIB di Mushala dusun Mojolegi.
2. Pelaksanaan
1) Kegiatan dimulai pukul 16.25 WIB dan berakhir pukul 17.15 WIB. Waktu
penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan di pre planing
2) Kegiatan dilakukan pada saat posyandu remaja dan buka bersama di mushala dusun
mojolegi sesuai dengan kesepakatan
3) Peserta yang hadir dalam kegiatan ini sejumlah 25 orang
4) Peserta tampak kooperatif dan aktif dalam kegiatan penyuluhan tersebut hal
dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diberikan kepada penyaji
5) Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan, diskusi tanya jawab, pembagian leaflet
tentang free sex
Adapun susunan acara pada saat penyuluhan kesehatan tentang free sex adalah sebagai berikut :
No Jam Acara Pelaksana Waktu
1 16.20  Pembukaan Fathul Rizqi, 10 menit
 Pengucapan salam S.kep
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan
 Kontrak waktu

2 16.30  Penyampaian materi free sex Ihda Nurus 30 menit


Shofa, S.Kep

3 17.00 Penutup : Fathul Rizqi, 10 menit


 Memberi kesempatan audien untuk S.Kep
bertanya
 Menjawab pertanyaan yang diajukan
 Menanyakan kembali pada remaja
tentang apa yang sudah dijelaskan
 Memberika reinforcement positif atas
jawaban peserta
 Menyimpulkan, menutup diskusi dan
mengucapkan salam

3. Tahap evaluasi
a) Struktur
 Peserta penyuluhan sebanyak 25 orang remaja desa tebel

141
 Perlengkapan yang digunakan selama diskusi adalah leaflet, LCD, Laptop dan
pengeras suara.
b) Proses
 Pelakasanaan kegiatan dilakukan pada hari Kamis 24 mei 2018 pukul 16.25-
17.15 WIB jadwal sudah sesuai dengan yang telah ditentukan
 Peserta yang hadir tampak antusias dan aktif dalam mengikuti penyuluhan dari
awal sampai akhir
 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji
c) Hasil
 90% peserta dapat menyebutkan pengertian free sex
 75% peserta dapat meyebutkan penyebab free sex
 50% dapat menyebutkan dampak dari free sex

142
Foto Dokumentasi

143
b) Napza

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Study : Ilmu Keperawatan Komunitas

Topik : Bahaya Napza di kalangan remaja

Sub topik : Napza

Sasaran : Kalangan remaja

Tempat : Karang Taruna Desa Tebel

Hari/Tanggal : Kamis 3 Juni 2018

Waktu : 1 x 50 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit tentang bahaya napza di kalangan
remaja karang taruna di Desa Tebel diharapkan mampu memahami tentang
narkotika, alcohol dan zat adiktif lainnya

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit tentang bahaya napza di kalangan remaja
karang taruna di Desa Tebel peserta penyuluh dapat:

1. Menjelaskan pengertian Napza dan jenisnya


2. Menjelaskan faktor penyebab penyalahgunaan Napza
3. Menyebutkan tanda dan gejala ketergantungan obat
4. Menyebutkan bahaya penggunaan Napza
5. Menyebutkan cara pencegahan penggunaan Napza

III. MATERI
1. Pengertian napza dan jenisnya
2. Penyebab penyalahgunaan napza
3. Tanda dan gejala ketergantungan obat
4. Bahaya penggunaan napza
5. Pencegahan penggunaan napza

IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

V. MEDIA
1. Leaflet bahaya penggunaan napza
144
2. Power point

VI. PENGORGANISASIAN
Pembawa Acara: Choirul Arifin

Pembicara : Putri desita

Fasilitator : Lusi rustanti, Dwi nurjannah, Sukri, Fitri Nuryati


Observer : Ihda nurushofa, dwi puri, Romadona, Heru, Lucki, Riski
maryati, Fathul riski
Job Description

1. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan


2. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam
diskusi
3. Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi
jalannya penyuluhan

VII. KEGIATAN PENYULUHAN

No
FASE KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA WAKTU
.

1. Pra Interaksi  Menyiapkan Satuan Acara 3 menit


Penyuluhan & bahan untuk
leaflet.
 Menentukan kontrak waktu
& materi dengan
karangtaruna satu hari
sebelum penyuluhan
dilakukan
2. Kerja  Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam 1 menit
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dari
 Mendengarkan 1 menit
penyuluhan
 Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang 1 menit
akan diberikan.
 Menggali pengetahuan  Memperhatikan
1 menit
kalangan remaja mengenai
Napza.  Memperhatikan
 Menjelaskan tentang bahaya 1 menit

145
napza.
 Memberi kesempatan
kepada kalangan remaja
 Memperhatikan 10 menit
karang taruna untuk
mengajukan pertanyaan
kemudian didiskusikan  Bertanya dan menjawab 10 menit
bersama & menjawab pertanyaan yang
pertanyaan. diajukan.
 Memberikan leaflet bahaya
napza

 Memperhatikan
3. Evaluasi :  Menanyakan kepada peserta  Menjawab pertanyaan 10 menit
tentang materi yang telah
diberikan, dan
reinforcement kepada
kalangan remaja yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. Terminasi :  Mengakhiri pertemuan &  Mendengarkan 2 menit
mengucapkan terimakasih
atas partisipasi kalangan
 Menjawab salam
remaja karang taruna
 Mengucapkan salam
penutup

VIII. KRITERIA EVALUASI


4. Evaluasi Struktur
d) Peserta hadir ditempat penyuluhan
e) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa Tebel.
f) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
5. Evaluasi Proses
c) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
d) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

146
6. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus

147
MATERI NAPZA

A. Pengertian

NAPZA merupakan singkatan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya yang
bekerja pada pusat penghayatan kenikmatan otak sebagaimana kenikmatan sensasi, makan,
dan stimulasi seksual. Karena itu bagi yang sudah menghayatinya selalu muncul dorongan
kuat untuk menggunakan napza guna memperoleh kenikmatan lahir batin atau eforia.
Semakin kuat napza mempengaruhan pusat-pusat penghayatan maka semakin kuat pula
potensi ketergantungan yang akan ditimbulkan. ( Nizar R. 2002 ).

NARKOTIKA: zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) dari bahan candu/kokaina atau
turunannya dan padanannya – digunakan secara medis atau disalahgunakan yang
mempunyai efek psikoaktif.

ALKOHOL : zat aktif dalam berbagai minuman keras, mengandung etanol yang berfungsi
menekan syaraf pusat

PSIKOTROPIKA: adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat yang mempengaruhi
kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu di sistem syaraf pusat
(otak dan sumsum tulang belakang). Psikotropik meliputi : Ecxtacy, shabu-shabu, LSD,
obat penenang/ tidur, obat anti depresi dan anti psikosis.

ZAT ADIKTIF lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan ketergantungan (aseton, thinner
cat, lem). Zat-zat tersebut sangat berbahaya karena bisa mematikan sel-sel otak. Zat adiktif
juga termasuk nikotin (tembakau) dan kafein (kopi).

B. Berbagai Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA


Pada setiap kasus, ada berbagai penyebab yang khas mengapa seseorang menyalahgunakan
NAPZA dan ketergantungan. Artinya, mengapa seseorang akhirnya terjebak dalam perilaku
ini merupakan sesuatu yang unik dan tidak dapat disamakan begitu saja dengan kasus
lainnya. Beberapa faktor yang berperan pada penyalahgunaan NAPZA adalah :
 Faktor Keluarga
1. Faktor orangtua atau keluarga yang ikut menjadi pencetus remaja menjadi
penyalahgunaan napza adalah orangtua yang:
2. Kurang komunikatif dengan anak dan terlalu menuruti kemauan anak
(permisif).

148
3. Terlalu sibuk dan kurang memberi perhatian pada anak, Tidak sepaham
dalam mendidik anak.
4. Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orangtua) mengalami
ketergantungan NAPZA
5. Keluarga dengan manajemen keluarga yang kacau, yang terlihat dari
pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu
6. Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya
penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat
terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar-
saudara.
7. Keluarga dengan orangtua yang otoriter. Di sini peran orangtua sangat
dominan, dengan anak yang hanya sekadar harus menuruti apa kata orang
tua dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa
depan anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan
menyatakan ketidaksetujuannya.
8. Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut anggotanya
mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus dicapai dalam
banyak hal.
9. Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan dengan
alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, dan sering berlebihan
dalam menanggapi sesuatu.

 Faktor Kepribadian

Kepribadian penyalahguna NAPZA juga turut berperan dalam perilaku ini. Pada
remaja, biasanya penyalahguna NAPZA memiliki konsep diri yang negatif dan harga
diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidak
mampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan
cenderung depresi, juga turut mempengaruhi.
Selain itu, kemampuan remaja untuk memecahkan masalahnya secara adekuat
berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah dengan
melarikan diri. Hal ini juga berkaitan dengan mudahnya ia menyalahkan lingkungan
dan lebih melihat faktor- faktor di luar dirinya yang menentukan segala sesuatu. Dalam
hal ini, kepribadian yang dependen dan tidak mandiri memainkan peranan penting
dalam memandang NAPZA sebagai satu-satunya pemecahan masalah yang dihadapi.
Sangat wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan pengakuan dari lingkungan
sebagai bagian pencarian identitas diri. Namun bila ia memiliki kepribadian yang tidak
mandiri dan menganggap segala sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan, akan
sangat memudahkan kelompok teman sebaya untuk mempengaruhinya

149
menyalahgunakan NAPZA. Di sinilah sebenarnya peran keluarga dalam meningkatkan
harga diri dan kemandirian pada anak remajanya.
 Faktor Kelompok

Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara teman-
teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti
kelompok itu. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang bukan hanya remaja, karena
pada kenyataannya semua orang ingin disukai dan tidak ada yang mau dikucilkan.

Kegagalan untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman sebaya, seperti


berinteraksi dengan kelompok teman yang lebih populer, mencapai prestasi dalam
bidang olah raga, sosial dan akademik, dapat menyebabkan frustrasi dan mencari
kelompok lain yang dapat menerimanya. Sebaliknya, keberhasilan dari kelompok
teman sebaya yang memiliki perilaku dan norma yang mendukung penyalahgunaan
NAPZA dapat muncul.

 Faktor Kesempatan

Ketersediaan NAPZA dan kemudahan memperolehnya juga dapat dikatakan


sebagai pemicu. Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar narkotika internasional,
menyebabkan zat-zat ini dengan mudah diperoleh. Bahkan beberapa media massa
mendapat informasi bahwa para penjual narkotika menjual barang dagangannya di
sekolah-sekolah, termasuk sampai di SD. Penegakan hukum yang belum sepenuhnya
berhasil tentunya dengan berbagai kendalanya juga turut menyuburkan usaha
penjualan NAPZA di Indonesia.

 Faktor lingkungan

Lingkungan masyarakat yang bayak berperan dalam menentukan karakteristik


seseorang, sifat serta perilaku seseorang akan sangat berpengarug terhadap penyalah
gunaan obat tersebut karena kondisi lingkungan yang kurang aktiv dalam upaya
pemberantasan peredaran obat- obatan tersebut atau sikap tak acuh seolah
membiarkan penyalahgunaan napza.

C. Tanda dan gejala ketergantungan obat

Tanda-tanda umum untuk mengenali apakah anak sudah mulai terlibat dalam
penyalahgunaan NAPZA:
150
- Perubahan Fisik

1. Badan kurus

2. Tampak mengantuk

3. Mata merah, cekung

4. Bekas suntikan/goresan di lengan /kaki

- Perubahan Perilaku

1. Emosi labil

2. Takut sinar/air

3. Menyendiri

4. Bohong/mencuri.

5. Menjual barang

6. Pergi tanpa pamit

7. Halusinasi

8. Paranoid

D. Bahaya penggunaan NAPZA.


Semua jenis obat dan zat dapat membahayakan tubuh bila digunakan tidak sesuai
dengan aturan pemakaiannya. Efek obat akan sangat tergantung pada berbagai faktor yang
saling berinteraksi. Seberapa besar efeknya bagi tubuh tergantung pada jenis obat yang
digunakan, berapa banyak dan sering digunakan, bagaimana cara menggunakan obat itu,
dan apakah digunakan bersama obat lain. Efek obat terhadap tubuh manusia juga
tergantung dari berbagai faktor psikologis seperti kepribadian, harapan atau perasaan saat
memakai, dan faktor biologis seperti berat badan, kecenderungan alergi, dll. Secara
fisiologis organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem syaraf pusat (SSP) ,
termasuk otak dan sumsum belakang organ-organ otonom seperti jantung, paru-paru, hati,
ginjal, dan pancaindera. Kerusakan pada organ-organ tubuh itu menghilangkan dan
merusak fungsi-fungsi tubuh pemakai sebagai manusia normal, sehingga selanjutnya
pemakai tidak dapat lagi hidup normal.
NAPZA membahayakan hidup pemakai sendiri maupun orang lain. Bagi pemakai,
selain tidak dapat hidup normal, ia juga bisa menghadapi kematian karena overdosis atau

151
penyakit lain. Para pemakai NAPZA biasanya juga menjadi beban bagi orang-orang lain di
sekitarnya mulai dari keluarganya sendiri sampai masyarakat luas.
Orang yang menyalahgunakan NAPZA disebut pengguna obat biasanya tidak dapat
hidup normal. Penyalahgunaan obat menciptakan ketergantungan fisik maupun psikologis
pada tingkat yang berbeda-beda. Ketergantungan atau kecanduan menyebabkan pengguna
tidak dapat hidup tanpa obat. Ketergantungan dimulai ketika orang dengan sadar memilih
untuk menyalahgunakan obat. Ketergantungan bukan hanya berarti memakai obat secara
berlebih. Ketergantungan disebabkan efek obat pada kerja dan metabolisme otak yang
merubah penyalahgunaan menjadi ketergantungan akan obat dan sebuah penyakit kronis.
Ketergantungan fisik menyebabkan timbulnya rasa sakit luar biasa bila ada usaha
untuk mengurangi pemakaiannya atau bila pemakaian akan dihentikan. Ketergantungan
secara psikologis menimbulkan tingkah laku yang kompulsif (berkeras, ngotot) untuk
memperoleh obat-obatan tersebut Ketergantungan ini menyebabkan perilaku orang tersebut
menjadi aneh dan kadang-kadang tak terkendali.
Keadaan ini semakin buruk manakala tubuh sang pemakai menjadi kebal, sehingga
kebutuhan tubuh akan zat yang biasa dipakainya tersebut meningkat untuk dapat sampai
pada efek yang sama “tingginya” (disebut toleransi). Dosis yang tinggi dan pemakaian
yang sering diperlukan untuk menenangkan keinginan yang besar. Semakin tinggi dosis
dan semakin sering pemakaian, semakin besar kemungkinan pemakai mengalami over
dosis (takaran melebihi kemampuan tubuh menerimanya) yang menyebabkan kematian.
Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan berbagai perasaan enak, nikmat, senang,
bahagia, tenang dan nyaman pada pemakainya. Tetapi perasaan positif ini hanya
berlangsung sementara, yaitu selama zat bereaksi dalam tubuh. Begitu efek NAPZA habis,
yang terjadi adalah justru rasa sakit dan tidak nyaman sehingga pemakai merasa perlu
menggunakannnya lagi. Hal ini terus berulang sampai pemakai menjadi tergantung.
Ketergantungan pada NAPZA inilah yang mengakibatkan berbagai dampak negatif dan
berbahaya, baik secara fisik, psikologis maupun sosial.
a. Fisik : sistim syaraf pusat yaitu otak dan sum-sum tulang belakang, organ-
organ otonom (jantung, paru, hati, ginjal) dan pancaindera.
b. Psikologis atau kejiwaan : Perasaan tertekan bila tidak memakai obat
tersebut, percobaan bunuh diri karena tidak dapat mendapatkan obat yang
dibutuhkan, melakukan tindak kekerasan.
c. Sosial dan Ekonomi : Merugikan keluarga, sekolah, lingkungan,
masyarakat bahkan bangsa.
d. Hukum Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali tidak dapat
mengendalikan diri dan bersikap sesuai dengan norma-norma umum masyarakat
dan hal itu melanggar hukum yang berlaku di negera Indonesia.

152
e. Lingkungan : pengguna NAPZA akan cenderung berperilaku tidak sesuai
dengan norma dalam masyarakat.

E. Cara Pencegahan Penggunaan NAPZA


Penyembuhan ketergantungan Napza di bagi menjadi tiga bagian yaitu pencegahan,
terapi (pengobatan) dan rehabilitasi. Terapi di bagi menjadi dua tahapan, detoksifikasi
(membersihkan Napza dari tubuh ) dan pasca detoksifikasi ( pemantapan ), yang dalam
pengobatannya bermaksud bukan hanya fisik pasien yang disembuhkan tetapi juga
kejiwaan, sosial dan keimanannya.

1. Peranan Diri Sendiri


 Jangan pernah mencoba
 Bergaul dengan selektif

 Jadi diri sendiri

 Melakukan kegiatan yang positif

 Pendirian yang teguh

 Kenali lingkungan dengan benar

 Kenali dengan benar informasi tentang Napza

 Mendekatkan diri dengan Tuhan

2. Peranan Orang Tua


 Menciptakan keluarga yang harmonis
 Menanamkan rasa tanggung jawab dan percaya diri

 Menciptakan komunikasi secara terbuka dan harmonis

 Menyalurkan hobi dan bakatnya secara positif

 Memperlakukan anak secara adil

3. Peranan Masyarakat
 Gerakan kampanye anti Napza
 Bekerjasama dengan orang yang berpengaruh

4. Peranan Pemerintah
 UU tentang Narkotika dan Psikotropika
 Pembentukan LSM

153
 Pembentukan Tempat Rehabilitasi

Meskipun kita harus bergaul dengan sesama teman tanpa memilih-milih, namun kita
harus tetap menjaga agar pergaulan tidak merugikan dan membahayakan diri kita. Sedekat
apapun hubungan pertemanan kita, kita harus selalu berani menolak ajakan yang :

 Tidak bermanfaat (misalnya nonkrong sambil mengisap ganja sampai malam).


 Jelas merugikan atau melanggar aturan (misalnya permintaan untuk menjualkan
obat/NAPZA).

 Menakutkan atau mencurigakan (misalnya menemui bandar NAPZA).

 Menolak ajakan teman tidak perlu dilakukan dengan kasar atau marah, tetapi dapat
dilakukan dengan halus dan sopan tetapi harus tegas, dan dengan alasan yang
masuk akal. Dengan cara yang baik tetapi tegas, teman yang mengajak dapat
mengerti dan berhenti merayu atau memaksa kita. Carilah alasan yang tepat untuk
menolak seperti : “terima kasih, tapi saya tidak mau karena saya tidak suka
nongkrong”, “terima kasih, tapi saya tidak mau terlibat dalam kegiatan yang
merugikan saya”, “saya tidak mau karena saya harus mengerjakan hal penting di
rumah”.

 Bentengi dirimu dengan iman dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena dirimu
sungguh berarti. Masa depan yang cerah menantimu selalu. Say No To Drug.

154
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2000). Pedoman Terapi Pasien Ketergantngan Narkotika dan Zat Adiktif
Lainnya. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.

Imran, (1999). Narkoba dan Remaja. Penerbit: PKBI Bandung

Margono, Hendy (2002). Gangguan Mental Prilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif.
Kumpulan Catatan Kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

155
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG NAPZA DI
DESA TEBEL KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG TANGGAL 3 JUNI 2018

1. Persiapan

Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 03 Juni 2018, yang dimulai
dengan pembuatan pre planning, Selanjutnya dilakukan pembagian tugas masing-masing
mahasiswa untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang bahaya napza di balaidesa
Tebel Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang pada tanggal 03 Mei 2018 pada pukul 15.30
WIB di Balai Desa

2. Pelaksanan

1. Kegiatan dimulai pukul 15.30 WIB dan berakhir pukul 16.30 WIB. Waktu
penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan di pre planning
2. Kegiatan dilakukan di balaidesa Tebel sesuai dengan kesepakatan
3. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 50 orang
4. Peserta tampak kooperatif dalam kegiatan penyuluhan tersebut
5. Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan, diskusi tanya jawab, pembagian leaflet
tentang bahaya napza.
Berikut pertanyaan yang diajukan oleh peserta
Adapun susunan acara pada saat penyuluhan kesehatan tentang napza adalah sebagai
berikut :

No Jam Acara Pelaksana Waktu

1 15.30 Pembukaan Dwi nurjanah 10 menit


Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan kontrak waktu

2 15.40 Penyampaian materi Putri desita 10 Menit

3 16.00 Penutup : Dwi nurjannah 20 Menit


Memberi kesempatan untuk
bertanya
Menjawab pertanyaan yang
diajukan
Menanyakan kembali pada remaja
tentang apa yang sudah dijelaskan
Memberikan re inforcement positif
atas jawaban peserta
Menyimpulkan dan menutup
diskusi
Mengucapkan salam

3. Tahap Evaluasi
a) Struktur
 Peserta penyuluhan sebanyak 50 remaja dan 3 perangkat desa Di Desa Tebel
156
 Perlengkapan yang digunakan selama diskusi adalah leaflet, power point dan pengeras
suara, penggunaan bahasa komunikatif dan aplikatif dalam penyampaian penyuluhan
kesehatan, remaja memahami dengan apa yang telah disampaikan oleh mahasiswa
b) Proses
 Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Minggu tanggal 03 Juni 2018 pukul
15.30, jadwal sudah sesuai dengan yang telah ditentukan
 Peserta yan hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji.
c) Hasil
 90% peserta dapat menyebutkan pengertian napza
 75% peserta dapat menyebutkan bahaya napza
 65% peserta dapat menyebutkan cara mencegah napza

157
DOKUMENTASI

158
159
c) Pernikahan Dini

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Pokok bahasan : Pernikahan Dini


Sub Pokok Bahasan : Pengetahuan tentang Pernikahan Dini
Sasaran : Remaja Putra/Putri
Waktu : 1 x 50 menit
Hari / tanggal : Kamis, 24 Mei 2018
Tempat : Masjid Dsn.Jlopo

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan sasaran dapat mengerti tentang reproduksi sehat
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan sasaran mampu :
a. Menyebutkan pengertian kesehatan reproduksi
b. Menyebutkan usia reproduksi sehat
c. Menyebutkan pengertian pernikahan dini
d. Menyebutkan penyebab pernikahan dini
e. Menyebutkan dampak pernikahan dini

B. Pokok Bahasan
2. Pengertian Kesehatan reproduksi
3. Usia reproduksi sehat
4. Pengertian pernikahan dini
5. Penyebab pernikahan dini
6. Dampak pernikahan dini

160
C. Tahapan-tahapan

Kegiatan
No Tahapan Waktu
Penyuluhan Peserta
1 Pembukaan  Mengucapkan salam Menanggapi 10 menit
 Memperkenalkan diri
 Menggali pengetahuan
(observasi) .
2 Pemberian  Ceramah Mendengarkan dan 30 menit
materi  Menyampaikan materi. memperhatikan
 Menjelaskan tahap demi
penyuluhan dengan
tahap.
 Memberikan serius.

kesempatan bertanya 10
menit
 Menjawab pertanyaan
3 Evaluasi dan  Menggali pengetahuan Dapat mengulang 10 menit
penutup sasaran dengan kembali informasi yang
memberi pertanyaan telah didapat.
 Memberi salam penutup Dan Menjawab salam

D. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
E. Alat/Media
a. labtop
b. LCD
c. Leaflet

161
F. Evaluasi
Essay Test
Mengajukan pertanyaan kepada sasaran
1. Apakah pengertian kesehatan reproduksi?
2. Sebutkan usia reproduksi sehat !
3. Apakah pengertian pernikahan dini?
4. Sebutkan penyebab pernikahan dini!
5. Sebutkan dampak pernikahan dini!

162
KESEHATAN REPRODUKSI

A. PENGERTIAN
Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia yang menghasilkan keturunan.
Untuk itu sudah menjadi kodrat manusia untuk hamil dan menghasilkan keturunan.
Kehamilan yang baik adalah kehamilan yang tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan
jasmani yang tidak akan menimbulkan gangguan jasmani dan rohani, untuk ibu maupun
calon anak yang akan dilahirkan.

B. USIA REPRODUKSI SEHAT


Salah satu faktor yang penting dalam kehamilan adalah umur ibu waktu hamil yang
baik untuk keselamatan ibu dan janin adalah :
a. Umur 10-15 tahun dianggap seperti berbahaya untuk kehamilan sebab secara fisik, ibu
masih dalam tahap pertumbuhan organ-organ reproduksi, masih sangat muda dan belum
kuat sekali.
b. Umur 15-20 tahun masih sangat berbahaya meskipun lebih kurang resiko relatif lebih
secara psikologi dianggap masih belum cukup matang dan dewasa untuk menghadapi
kehamilan dan persalinan.
c. Umur 20-30 adalah kelompok umur paling baik untuk menghadapi secara fisik dan cukup
juga dari segi mental wanita nasehat sudah cukup dewasa. Dari penelitian-penelitian yang
ada menunjukkan bahwa resiko kehamilan baik ibu maupun bayi ternyata paling baik.
d. Umur 30-35 tahun ini dianggap sudah mulai berbahaya secara fisik dan sudah mulai
menurun apalagi jumlah keturunan sebelumnya lebih dari 3 kali ibu hamil pada usia
muda perkembangan fisiknya yang belum masih tidak dapat mencapai yang optimal
sering didapati bahwa terkadang panggul ibu belum berbentuk sempurna sehingga
menimbulkan kesulitan dalam proses persalinan karena adanya ketidak sesuaian antara
kepala anak dan panggul ibu.

C. PENGERTIAN PERNIKAHAN DINI


Pernikahan dini adalah pernikahan yang langsung pada usia kurang dari 20 tahun
pernikahan sebaiknya dilakukan pada usia 20 tahun untuk wanita dan pria 25 tahun
karena pada saat itu baik secara fisik maupun mental sudah siap menjalani bahtera rumah
tangga.

163
D. PENGERTIAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu
belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu
mengandung bayinya. (Ubaydillah, 2000).
Resiko kehamilan pada ibu yang terlalu muda biasanya timbul karena mereka
belum siap secara psikis maupun fisik. Secara psikis, umumnya remaja belum siap
menjadi ibu. Bisa saja kehamilan terjadi karena "kecelakaan". Akibatnya, selain tidak ada
persiapan, kehamilannya pun tidak dipelihara dengan baik. Kondisi psikis yang tidak
sehat ini dapat membuat kontraksi selama proses persalinan tidak berjalan lancar
sehingga kemungkinan operasi sesar lebih besar. Risiko fisiknya pun tak kalah besar
karena beberapa organ reproduksi remaja putri seperti rahim belum cukup matang untuk
menanggung beban kehamilan. Bagian panggul juga belum cukup berkembang sehingga
bisa mengakibatkan kelainan letak janin. Kemungkinan komplikasi lainnya adalah
terjadinya keracunan kehamilan/preeklamsia dan kelainan letak plasenta (plasenta previa)
yang dapat menyebabkan perdarahan selama persalinan. Risiko yang bisa terjadi

E. DAMPAK PERNIKAHAN DINI


Dampak terhadap hukum
Adanya pelanggaran terhadap 3 Undang-undang di negara kita yaitu:
1. UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
Pasal 7 (1) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun
dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun.
Pasal 6 (2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21
tahun harus mendapat izin kedua orang tua.
2. UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Pasal 26 (1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
a. Mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak
b. Menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya dan
c. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
3. UU No.21 tahun 2007 tentang PTPPO
Patut ditengarai adanya penjualan/pemindah tanganan antara kyai dan orang tua
anak yang mengharapkan imbalan tertentu dari perkawinan tersebut. Amanat Undang-
undang tersebut di atas bertujuan melindungi anak, agar anak tetap memperoleh haknya
untuk hidup, tumbuh dan berkembang serta terlindungi dari perbuatan kekerasan,
eksploitasi dan diskriminasi. Sungguh disayangkan apabila ada orang atau orang tua
melanggar undang-undang tersebut. Pemahaman tentang undang-undang tersebut harus
dilakukan untuk melindungi anak dari perbuatan salah oleh orang dewasa dan orang tua

F. DAMPAK BIOLOGIS

164
Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam proses menuju
kematangan sehingga belum siap untuk melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya,
apalagi jika sampai hamil kemudian melahirkan. Jika dipaksakan justru akan terjadi
trauma, perobekan yang luas dan infeksi yang akan membahayakan organ reproduksinya
sampai membahayakan jiwa anak. Patut dipertanyakan apakah hubungan seks yang
demikian atas dasar kesetaraan dalam hak reproduksi antara isteri dan suami atau adanya
kekerasan seksual dan pemaksaan (penggagahan) terhadap seorang anak.
Dokter spesialis obseteri dan ginekologi dr Deradjat Mucharram Sastraikarta Sp
OG yang berpraktek di klinik spesialis Tribrata Polri mengatakan pernikahan pada anak
perempuan berusia 9-12 tahun sangat tak lazim dan tidak pada tempatnya. ”Apa alasan ia
menikah? Sebaiknya jangan dulu berhubungan seks hingga anak itu matang fisik maupun
psikologis”. Kematangan fisik seorang anak tidak sama dengan kematangan psikologisnya
sehingga meskipun anak tersebut memiliki badan bongsor dan sudah menstruasi, secara
mental ia belum siap untuk berhubungan seks. Ia memanbahkan, kehamilan bisa saja
terjadi pada anak usia 12 tahun. Namun psikologisnya belum siap untuk mengandung dan
melahirkan. Jika dilihat dari tinggi badan, wanita yang memiliki tinggi dibawah 150 cm
kemungkinan akan berpengaruh pada bayi yang dikandungnya. Posisi bayi tidak akan lurus
di dalam perut ibunya. Sel telur yang dimiliki anak juga diperkirakan belum matang dan
belum berkualitas sehingga bisa terjadi kelainan kromosom pada bayi.
G. DAMPAK PSIKOLOGIS
Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan seks, sehingga
akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit disembuhkan.
Anak akan murung dan menyesali hidupnya yang berakhir pada perkawinan yang dia
sendiri tidak mengerti atas putusan hidupnya. Selain itu, ikatan perkawinan akan
menghilangkan hak anak untuk memperoleh pendidikan (Wajar 9 tahun), hak bermain dan
menikmati waktu luangnya serta hak-hak lainnya yang melekat dalam diri anak.
Menurut psikolog dibidang psikologi anak Rudangta Ariani Sembiring Psi,
mengatakan ”sebenarnya banyak efek negatif dari pernikahan dini. Pada saat itu
pengantinnya belum siap untuk menghadapi tanggungjawab yang harus diemban seperti
orang dewasa. Padahal kalau menikah itu kedua belah pihak harus sudah cukup dewasa dan
siap untuk menghadapi permasalahan-permasalan baik ekonami, pasangan, maupun anak.
Sementara itu mereka yang menikah dini umumnya belum cukup mampu menyelesaikan
permasalan secara matang”.
Ditambahkan Rudangta, ”Sebenarnya kalau kematangan psikologis tidak ditentukan
batasan usia, karena ada juga yang sudah berumur tapi masih seperti anak kecil. Atau ada
juga yang masih muda tapi pikirannya sudah dewasa”. Kondisi kematangan psikologis ibu
menjadi hal utama karena sangat berpengaruh terhadap pola asuh anak di kemudian hari. ”
165
yang namanya mendidik anak itu perlu pendewasaan diri untuk dapat memahami anak.
Karena kalau masik kenak-kanakan, maka mana bisa sang ibu mengayomi anaknya. Yang
ada hanya akan merasa terbebani karena satu sisi masih ingin menikmati masa muda dan di
sisi lain dia harus mengurusi keluarganya”.

H. DAMPAK SOSIAL
Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya dalam masyarakat
patriarki yang bias gender, yang menempatkan perempuan pada posisi yang rendah dan
hanya dianggap pelengkap seks laki-laki saja. Kondisi ini sangat bertentangan dengan
ajaran agama apapun termasuk agama Islam yang sangat menghormati perempuan
(Rahmatan lil Alamin). Kondisi ini hanya akan melestarikan budaya patriarki yang bias
gender yang akan melahirkan kekerasan terhadap perempuan.

I. DAMPAK KEHAMILAN RESIKO TINGGI PADA USIA MUDA


a. Keguguran
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena
terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga
non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti
tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah
(BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum
menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang
kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC)
kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di sebabkan
karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan
minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya
sendiri.
Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang,
sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan
dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan
lahir rendah dan cacat bawaan.
c. Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi
infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
d. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan
akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil mayoritas
166
seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan
plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi
anemis..
e. Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia.
Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan
kematian.
f. Kematian ibu yang tinggi.
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan
infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang
kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).

Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara lain:
a. Resiko bagi ibunya :
1) Mengalami perdarahan
Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim yang
terlalu lemah dalam proses involusi. selain itu juga disebabkan selaput ketuban
stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim).kemudian proses pembekuan
darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir.
2) Kemungkinan keguguran / abortus.
Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja, baik dengan
obat-obatan maupun memakai alat.
3) Persalinan yang lama dan sulit.
Adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin.penyebab dari
persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan panggul,
kelaina kekuatan his dan mengejan serta pimpinan persalinan yang salahKematian
ibu. Kematian pada saat melahirkan yang disebabkan oleh perdarahan dan infeksi.
b. Dari bayinya :
1) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan.
Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). hal ini terjadi
karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.
2) Berat badan lahir rendah (BBLR).
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram. kebanyakan
hal ini dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil, umur ibu saat hamil kurang dari 20
tahun. dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh ibu hamil.
3) Cacat bawaan.
Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat pertumbuhan.hal
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan genetik dan kromosom,
infeksi, virus rubela serta faktor gizi dan kelainan hormon.

167
4) Kematian bayi.kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau
kematian perinatal.yang disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan
kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan asfiksia.
(Manuaba,1998). Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat.
Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan
kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa
penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.

168
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG PERNIKAHAN DINI
DI DESA TEBEL KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG TANGGAL
24 MEI 2018

1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 24 mei 2018 yang dimulai
dengan pembuatan pre planning, selanjutnya dilakukan pembagian tugas masing-
masing mahasiswa untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang pernikahan dini di
desa tebel kecamatan bareng kabupaten jombang pada tanggal 24 mei 2018 pada pukul
16.00 WIB di Mushala dusun Mojolegi.
2. Pelaksanaan
1) Kegiatan dimulai pukul 16.00 WIB dan berakhir pukul 17.15 WIB. Waktu
penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan di pre planing
2) Kegiatan dilakukan pada saat posyandu remaja dan buka bersama di mushala dusun
mojolegi sesuai dengan kesepakatan
3) Peserta yang hadir dalam kegiatan ini sejumlah 25 orang
4) Peserta tampak kooperatif dan aktif dalam kegiatan penyuluhan tersebut hal
dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diberikan kepada penyaji
5) Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan, diskusi tanya jawab, pembagian leaflet
tentang pernikahan dini
Adapun susunan acara pada saat penyuluhan kesehatan tentang pernikahan dini adalah sebagai
berikut :
No Jam Acara Pelaksana Waktu
1 16.20  Pembukaan Fathul Rizqi, 10 menit
 Pengucapan salam S.kep
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan
 Kontrak waktu

2 16.30  Penyampaian materi pernikahan dini Luki Aprilani, 30 menit


S.Kep

3 17.00 Penutup : Fathul Rizqi, 10 menit


 Memberi kesempatan audien untuk S.Kep
bertanya
 Menjawab pertanyaan yang diajukan
 Menanyakan kembali pada remaja
tentang apa yang sudah dijelaskan
 Memberika reinforcement positif atas
jawaban peserta
 Menyimpulkan, menutup diskusi dan
mengucapkan salam

3. Tahap evaluasi
d) Struktur

169
 Peserta penyuluhan sebanyak 25 orang remaja desa tebel
 Perlengkapan yang digunakan selama diskusi adalah leaflet, LCD, Laptop dan
pengeras suara.
e) Proses
 Pelakasanaan kegiatan dilakukan pada hari Kamis 24 mei 2018 pukul 16.00-
17.15 WIB jadwal sudah sesuai dengan yang telah ditentukan
 Peserta yang hadir tampak antusias dan aktif dalam mengikuti penyuluhan dari
awal sampai akhir
 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji
f) Hasil
 95% peserta dapat menyebutkan pengertian perikahan dini
 55% dapat menyebutkan dampak dari pernikahan dini

170
Foto Dokumentasi

171
d) Merokok

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Study : Ilmu Keperawatan Komunitas

Topik : Bahaya rokok di kalangan remaja

Sub topik : Rokok

Sasaran : Kalangan remaja

Tempat : Karang Taruna Desa Tebel

Hari/Tanggal : Kamis 03 Juni 2018

Waktu : 1 x 40 menit

IX. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit tentang bahaya napza di kalangan
remaja karang taruna di Desa Tebel diharapkan mampu memahami tentang rokok
dan bahaya merokok

X. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit tentang bahaya napza di kalangan
remaja karang taruna di Desa Tebel peserta penyuluh dapat:

1. Menjelaskan pengertian, jenis dan kandungan rokok.


2. Menjelaskan tipe rokok
3. Menyebutkan bahaya penggunaan rokok
4. Menyebutkan upaya pencegahan penggunaan rokok

XI. MATERI
1. Pengertian jenis dan kandungan rokok
2. Tipe rokok
3. Bahaya penggunaan rokok
4. Upaya Pencegahan penggunaan rokok
XII. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

172
XIII. MEDIA
1. Leaflet bahaya penggunaan napza
2. Power point

XIV. PENGORGANISASIAN
Pembawa Acara : Lusi rustanti

Pembicara : Choirul arifin


Fasilitator : Putri desita, Dwi nurjannah, Sukri, Fitri Nuryati

Observer : Ihda nurushofa, dwi puri, Romadona, Heru, Lucki, Riski maryati, Fathul riski

Job Description

1. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan


2. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif
dalam diskusi
3. Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan,
mengevaluasi jalannya penyuluhan

XV. KEGIATAN PENYULUHAN

No
FASE KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA WAKTU
.

1. Pra Interaksi  Menyiapkan Satuan Acara 3 menit


Penyuluhan & bahan
untuk leaflet.
 Menentukan kontrak
waktu & materi dengan
karangtaruna satu hari
sebelum penyuluhan
dilakukan
2. Kerja  Membuka kegiatan  Menjawab salam 1 menit
dengan mengucapkan
salam.
 Memperkenalkan diri
 Mendengarkan 1 menit
 Menjelaskan tujuan dari
 Memperhatikan
penyuluhan 1 menit

173
 Menyebutkan materi yang  Memperhatikan
akan diberikan. 1 menit
 Menggali pengetahuan  Memperhatikan
kalangan remaja
1 menit
mengenai rokok
 Menjelaskan tentang
bahaya rokok.  Memperhatikan

 Memberi kesempatan
10 menit
kepada kalangan remaja  Bertanya dan
karang taruna untuk menjawab pertanyaan
mengajukan pertanyaan yang diajukan. 10 menit

kemudian didiskusikan
bersama & menjawab
pertanyaan.
 Memberikan leaflet
bahaya rokok  Memperhatikan
3. Evaluasi :  Menanyakan kepada  Menjawab pertanyaan 10 menit
peserta tentang materi
yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada
kalangan remaja yang
dapat menjawab
pertanyaan.
4. Terminasi :  Mengakhiri pertemuan &  Mendengarkan 2 menit
mengucapkan terimakasih
atas partisipasi kalangan
 Menjawab salam
remaja karang taruna
 Mengucapkan salam
penutup

XVI. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
 Kesiapan materi
 Kesiapan SAP
 Kesiapan media : chart, brosur
 Peserta hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di karang taruna Desa Tebel
174
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses
 Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
 Suasana penyuluhan tertib
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
 Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang.

3. Evaluasi Hasil
Kalangan remaja karangtaruna dapat mengetahui:

1. pengertian dan jenis napza


2. Penyebab penyalahgunaan napza
3. Tanda dan gejala ketergantungan obat
4. Bahaya penggunaan napza
5. Pencegahan penggunaan napza

175
Bahaya Rokok Bagi Kesehatan

1. Pengertian Rokok
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya
kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh karena itu diperlukan berbagai
kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan. Rokok adalah hasil olahan tembakau
terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan
atau tanpa bahan tambahan

2. Kandungan Rokok
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4.000 bahan kimia
beracun yang membahayakan dan boleh membawa maut. Dengan ini setiap sedutan itu
menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok termasuklah bahan
radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone),
pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-
anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi
pesalah yang menjalani hukuman mati, dan banyak lagi. Bagaimanapun, racun paling
penting adalah Tar, Nikotin dan karbon monoksida.
Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi
penyebab kanker (karsinogen).Nikotin turut menjadi puncak utama risiko serangan
penyakit jantung dan strok. Hampir satu perempat mangsa penyakit jantung adalah hasil
puncak dari tabiat merokok. Di Malaysia, sakit jantung merupakan menyebab utama
kematian sementara strok adalah pembunuh yang keempat. Karbon Monoksida pula adalah
gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh kenderaan. Apabila racun rokok itu memasuki
tubuh manusia ataupun hewan, yang akan membawa kerusakkan pada setiap organ, yaitu
bermula dari hidung, mulut, tekak, saluran pernafasan, paru-paru, saluran penghazaman,
saluran darah, jantung, organ pembiakan, sehinggalah ke saluran kencing dan pundi
kencing, yaitu apabila sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari badan.

176
3. Jenis-Jenis Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan
pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan
filter pada rokok.
a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus.
 Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung
 Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
 Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
 Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
b. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.
 Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu
 Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu
 Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertentu.
c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya
 Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan
cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat
bantu sederhana
 Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya
menggunakan mesin.
d. Rokok berdasarkan penggunaan filter.
 Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus
 Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak
terdapat gabus.

4. Tipe Perokok
perokok pasif Adalah orang- orang yang tidak merokok namun hidup/ bekerja
sepanjang hari bersama- sama dengan perokok. Orang- orang tersebut dalam waktu
yang lama juga berisiko menderita penyakit yang sama seperti seorang perokok. Ini
disebabkan mereka menghirup asap rook disekitarnta.
Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok
lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi.
Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun
pagi berkisar antara 6 - 30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11 – 21 batang
dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan
rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.

177
Ada 4 tipe perilaku merokok adalah :
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.
Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. menambahkan
ada 3 sub tipe ini :
a. Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang
sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
b. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkanperasaan.
c. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok
pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau
sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau
perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya
lama sebelum ia nyalakan dengan api.
2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang
menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah,
cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila
perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
3. Perilaku merokok yang pecandu, mereka yang sudah pecandu akan menambah dosis
rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.
Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam
sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia
menginginkannya.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama
sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar
sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok
sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan
dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah
benar-benar habis.

178
5. Bahaya Rokok
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih
jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang
sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan
perokok.
Ketika sebatang rokok terbakar terbentuklah 4.000 senyawa kimia, 200 diantaranya
beracun dan 43 lagi pemicu kanker. Efek racunnya terhadap sang perokok dibandingkan
yang tidak merokok yaitu:
• 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
• 4x menderita kanker esophagus
• 2x kanker kandung kemih
• 2x serangan jantung
Beberapa bahaya rokok diantaranya :
a) Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal
jantung, serta tekanan darah tinggi.
b) Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya
beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat
yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.
c) Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker
di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin
pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat
yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi
di jalanan raya yang macet.
d) Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat
candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan
memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
e) Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin,
sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk
membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok
asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok
sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang
mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup
pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di
tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.
f) Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk
merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam
ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja
merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang
lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.
179
g) Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat
dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi
sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan memiliki
persepsi yang berbeda dalam hal ini.

6. Alasan Seseorang Harus Berhenti/ tidak Perlu Merokok


Anjuran ini diberikan dengan alasan:
 Kemungkinan/ resiko anda untuk menderita serangan jantung dan kanker paru akan
berkurang.
 Anda akan bernafas lebih mudah, lega dan nyaman
 Keluhan batuk- batuk yang anda derita terutama pada pagi hari akan berkurang, bahkan
menghilang.
 Anda dapat menghemat uang untuk keperluan lain yang lebih berarti dan bermanfaat.
 Penampilan paras muka, bibir, kulit dan bau lebih baik
 Stamina dan energy akan bertambah
 Agar anda dapat mencapai kesehatan yang optimal
 Anda terbebas dari belenggu perbudakan dan kecanduan rokok, sehingga anda akan
merasakan kepercayaan terhadap diri sendiri yang lebih mantap dan kuat.

7. Cara/ langkah berhenti Merokok


 Tancapkan niat dalam hati anda, kalau anda memiliki keinginan untuk berhenti
merokok
 Jika anda terbiasa menikmati rokok sewaktu merasa bosan, susah berkonsentarasi,
untuk istirahat sejenak, bercakap- cakap/ ngobrol dengan teman- teman atau sehabis
makan, sekarang dengan sengaja lakukan sesuatu pada situasi tersebut untuk
merubah kebiasaan anda dari merokok kegiatan/ kebiasaan lain seperti
 Bila anda merasa bosan, lakukan tugas- tugas yang anda tunda selama ini
 Sulit berkonsentrasi, gigitlah tusuk gigi, kayu manis, wortel, ketimun atau
buah lainnya/ makanlah permen.
 Istirahat sejenak dan minumlah segelas air jeruk
 Sehabis makan, segera lakukan aktifitas yang tidak membuat anda ingin
merokok, misalnya membaca majalah, olahraga dipagi hari, berkebun dll.
 Cari hobi/ kesibukan atau kegiatan yang anda senangi dan lakukan segera setelah
anda berhenti merokok seperti berenang, berkebun, membaca buku dll
 Beritahu kepada keluarga dan teman- teman bahwa anda berniat untuk berhenti
merokok. Minta mereka mengingatkan anda apabila anda menyalakan rokok. Dan
minta mereka membantu untuk mengalihkan perhatian anda dari rokok dan
mengajak untuk melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat.
 Setiap kali anda ingin merokok, cobalah untuk menarik nafas panjang beberapa
kali. Kepalkan tangan anda dan lepaskan perlahan, perasaan keinginan untuk
merokok akan berkurang

180
 Jauhkan diri anda dari tempat- tempat, teman- teman, pergaulan dan situasi dimana
anda mungkin tergoda untuk ingin merokok
 Hilangkan dari sekitar lingkungan rumah anda dan ditempat kerja jika
memungkinkan seperti korek api, rokok, mencis, asbak dan semua hal yang
menggoda untuk merokok, seperti poster, gambar atau benda lain yang
mengingatkan atau menggoda anda untuk merokok kembali.
 Jangan sekali- kali menyerah untuk kembali merokok tidak juga untuk mengatakan
“ hanya sebatang rokok saja.

8. Upaya Pencegahan
Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting
untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri
untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk
tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau
kebiasaan keluarga/orangtua.
Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan contoh dalam
melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata program tersebut
membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara
membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang
berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-
sekolah, televisi atau radio. Pesan-pesan yang disampaikan meliputi:
 Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru, karena kamu
mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk membuat keputusan sendiri.
 Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya kamu mulai
belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu. Kamu tidak harus ikut
merokok hanya karena teman-temanmu merokok. Kamu bisa menolak ajakan
mereka untuk ikut merokok. Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi
kesehatan secara jangka pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan
ditanggung tidak saja oleh diri kamu sendiri tetapi juga akan dapat membebani
orang lain (misalnya: orangtua)
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2000). Pedoman Terapi Pasien Ketergantngan Narkotika dan Zat Adiktif
Lainnya. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.

Imran, (1999). Narkoba dan Remaja. Penerbit: PKBI Bandung

Margono, Hendy (2002). Gangguan Mental Prilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif.
Kumpulan Catatan Kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
181
182
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG
ROKOK DI DESA TEBEL KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG
TANGGAL 3 JUNI 2018
1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 03 Juni 2018, yang dimulai
dengan pembuatan pre planning, Selanjutnya dilakukan pembagian tugas masing-masing
mahasiswa untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang bahaya napza di balaidesa
Tebel Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang pada tanggal 03 Mei 2018 pada pukul 16.30
WIB di Balai Desa
2. Pelaksanan
6. Kegiatan dimulai pukul 16.30 WIB dan berakhir pukul 17.00 WIB. Waktu
penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan di pre planning
7. Kegiatan dilakukan di Balaidesa Tebel sesuai dengan kesepakatan
8. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 50 orang
9. Peserta tampak kooperatif dalam kegiatan penyuluhan tersebut
10. Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan, diskusi tanya jawab, pembagian leaflet
tentang bahaya Rokok
Berikut pertanyaan yang diajukan oleh peserta
Adapun susunan acara pada saat penyuluhan kesehatan tentang bahaya merokok adalah
sebagai berikut :
No Jam Acara Pelaksana Waktu

1 16.30 Pembukaan Lusi Rustanti 10 menit


Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan kontrak waktu

2 16.40 Penyampaian materi Dwi nurjanah 10 Menit

3 17.00 Penutup : Lusi rustanti 20 Menit


Memberi kesempatan untuk
bertanya
Menjawab pertanyaan yang
diajukan
Menanyakan kembali pada remaja
tentang apa yang sudah dijelaskan
Memberikan re inforcement positif
atas jawaban peserta
Menyimpulkan dan menutup
diskusi
Mengucapkan salam

3. Tahap Evaluasi
d) Struktur
 Peserta penyuluhan sebanyak 50 remaja Di Desa Tebel

183
 Perlengkapan yang digunakan selama diskusi adalah leaflet, power point, pengeras
suara, dan stimulasi rokok. penggunaan bahasa komunikatif dan aplikatif dalam
penyampaian penyuluhan kesehatan, remaja memahami dengan apa yang telah
disampaikan oleh mahasiswa
e) Proses
 Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Minggu tanggal 03 Juni 2018 pukul
16.30, jadwal sudah sesuai dengan yang telah ditentukan
 Peserta yan hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji.
f) Hasil
 90% peserta dapat menyebutkan pengertian rokok
 90% peserta dapat menyebutkan bahaya rokok
 65% peserta dapat menyebutkan cara mencegah rokok

184
DOKUMENTASI

185
186
e) Sadari

PENYULUHAN
PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI ( SADARI )

Pokok Bahasan : Pemeriksaan Payudara Sendiri

Sasaran : Remaja Perempuan Desa Tebel

Waktu : 30 menit

Tempat : Balai Desa Tebel

Hari/Tgl : Minggu 03 Mei 2018

A. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan tumor ganas ginekologi menurut Hidayati (2001) yang
disadur oleh Ariyanti (2004). Berdasarkan data World Health Organization (WHO), jumlah
penderita kanker payudara bertambah sekitar 7 juta. Survey terakhir di dunia menunjukkan
tiap 3 menit ditemukan penderita kanker payudara dan setiap 11 menit ditemukan seorang
wanita meninggal akibat kanker payudara. Sementara di Indonesia, rata-rata penderita kanker
payudara adalah 10 dari 100 ribu wanita (www.suaramerdeka.com,2005).
Jumlah penderita kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah
kanker leher rahim. Penderitanya pun ada yang baru berusia 18 tahun. Padahal di
negara-negara lain, Eropa atau Amerika misalnya, jumlah penderita kanker payudara
tidak begitu banyak dibanding dengan jumlah penderita kanker jenis lain. Mengapa
demikian?
Hal ini disebabkan di negara-negara tersebut kesadaran untuk melakukan deteksi
dini sudah berkembang baik. Kebanyakan kanker payudara ditemukan pada stadium
awal, sehingga segera dapat diobati dan disembuhkan. Sedang di negara kita,
kebanyakan kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut, ketika penyembuhan sudah
sulit dilakukan.

Padahal, mendeteksi kanker payudara stadium dini sangat mudah, dan bisa
dilakukan sendiri di rumah. Cukup beberapa menit, sebulan sekali, dengan melakukan
pemeriksaan payudara sendiri (Sadari/Sarari).

Memang, tidak ada wanita yang ingin melakukan Sadari/Sarari. Karena bisa jadi
muncul bayangan menakutkan: “bagaimana kalau saya benar-benar menemukan

187
benjolan?”. Atau mungkin menemukan “sesuatu” yang tidak dimengerti apa
maknanya.

Tetapi, semakin sering kita memeriksa payudara, kita akan semakin mengenalnya,
dan semakin mudah menemukan sesuatu yang tidak beres, jika ada. Bagaimanapun
Sadari/Sarari adalah bagian penting dari perawatan kesehatan, yang dapat melindungi
kita dari resiko kanker payudara.

Deteksi dini kanker payudara adalah program pemeriksaan untuk mengenali kanker
payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum kanker tersebut mempunyai
kesempatan untuk menyebar (Dixon dan Leonard, 2006). Kanker payudara dapat
ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI, pemeriksaan klinik dan
pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%
(Saryono dan Pramitasari, 2009).

Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat
bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang
merekomendasikan agar para wanita menjalani ‘sadari’ (periksa payudara sendiri –
saat menstruasi – pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid) di
rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk
mendeteksi benjolan pada payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan
pada usia 20 tahun atau lebih. Bagi wanita usia lebih dari 30 tahun dapat melakukan
pemeriksaan payudara sendiri maupun ke bidan atau dokter untuk setiap tahunnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan remaja perempuan dapat
mengetahui dan memahami tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan audiens mampu :

a. Menyebutkan Pengertian dari SADARI


b. Menyebutkan tujuan dan manfaat pemeriksaan payudara sendiri
c. Menyebutkan langkah-langkah pemeriksaan payudara sendiri

188
C. Kegiatan Penyuluhan
1. Topik : Pemeriksaan Payudara Sendiri
2. Sasaran dan target : Remaja Perempuan Desa Tebel
3. Metode : Ceramah
Demonstrasi

Tanya jawab

4. Media : Laptop
LCD

5. Waktu dan tempat


a. Waktu : 30 Menit
b. Jam ` : 17.00 WIB
c. Kegiatan : Penyuluhan tentang pemeriksaan payudara sendiri
d. Tempat : Balai Desa Tebel Bareng Jombang
6. Pengorganisasian
a. Setting tempat

Keteranga : : Moderator
: Pembimbing
: Presenter
: Fasilitator
: Masyarakat
: Observer

189
b. Susunan acara
Tahap Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
& Waktu

 Mengucapkan salam
Pembukaan  Menjawab salam
 Membuat kontrak waktu  Menyetujui kontrak
( 5 menit )  Menjelaskan tujuan penyuluhan waktu
yang akan dicapai  Mendengarkan dan
memperhatikan
Pelaksanaan Moderator :

( 20 menit )  Memberi kesempatan pada


presenter untuk menjelaskan
materi

Presenter :

 Menggali pengetahuan audiens  Mengemukakan


tentang pengertian Sadari pendapat
 Memberi reinforcemen positif
pada audiens atas pendapat
 Mendengarkan dan
audiens
memperhatikan
 Menjelaskan materi penyuluhan
 Mendengarkan dan
tentang ;
memperhatikan
 Pengertian
SADARI
 Menggali pengetahuan audiens  Mengemukakan
tentang tujuan dan manfaat pendapat
SADARI
 Memberi reinforcemen positif
pada audiens atas pendapat
audiens  Mendengarkan dan
 Menjelaskan tentang ; memperhatikan
 Tujuan dan  Mendengarkan dan

manfaat SADARI memperhatikan

 Menggali pengetahuan audiens  Mengemukakan

tentang langkah-langkah pendapat

190
SADARI
 Memberi reinforcemen positif
 Mendengarkan dan
pada audiens atas pendapat
memperhatikan
audiens

 Mendengarkan dan
 Menjelaskan tentang : memperhatikan
 Langkah-langkah SADARI  Mengemukakan
 Memberikan kesempatan pendapat
audiens untuk bertanya
 Memberi reinforcement pada
 Mendengarkan dan
audiens atas pertanyaan audiens
memperhatikan
 Memberikan kesempatan
audiens lain untuk memberi
pendapat  Mengemukakan
 Melengkapi atau memberikan pendapat
penjelasan atas pertanyaan  Mendengarkan dan
audiens memperhatikan

Penutup Presenter :

( 5 menit )  Menyimpulkan hasil ceramah 1. Menjawab pertanyaan


 Mengajukan pertanyaan pada 2. Mendengarkan dan
audiens mengenai materi yang memperhatikan
dibahas untuk mengevaluasi
 Mengucapkan salam
3. Menjawab salam
Moderator :

 Menyimpulkan jalannya hasil


4. Mendengarkan dan
diskusi
memperhatikan
 memberi salam penutup
5. Mengucapkan salam
c. Uraian Tugas
1) Leader :
a) Membuka dan menutup acara
b) Membuat tata tertib acara
c) Mengingatkan Co. Leader tentang waktu kegiatan
d) Mengatur kelancaran acara
2) Co. Leader :
a) Menyampaikan materi
191
b) Bekerja sama dengan Leader dalam kelancaran acara
c) Menjawab pertanyaan

3) Observer :
a) Mengamati kegiatan
b) Menilai dan mencatat perilaku verbal dan nonverbal peserta
c) Membuat laporan penyuluhan
4) Fasilitator
a) Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan
b) Membagikan leaflet
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. 80% dari peserta menghadiri kegiatan
b. Alat dan media sesuai dengan perencanaan
c. Tugas dan fungsi masing-masing peserta sesuai dengan perencanaan

2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang
ditetapkan
b. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Peserta dapat berperan aktif dalam kegiatan
3. Evaluasi akhir
Setelah pelaksanaan kegiatan peserta dapat :

a. Menyebutkan Pengertian SADARI


b. Menyebutkan tujusn dan manfaat SADARI
c. Menyebutkan langkah-langkah SADARI

192
Materi

PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

A. Pengertian
Sadari adalah pemeriksaan payudara sendiri untuk mengetahui kemungkinan adanya
kanker payudara / benjolan yang memungkinkan adanya kanker payudara.

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
pemeriksaan payudara setiap wanita. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan setiap 1
bulan sekali dan dapat menjadi instrumen penapisan yang efektif untuk mengetahui lesi
payudara (Varney, 2007).

Deteksi dini kanker payudara adalah program pemeriksaan untuk mengenali kanker
payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum kanker tersebut mempunyai
kesempatan untuk menyebar (Dixon dan Leonard, 2006). Kanker payudara dapat
ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan
mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30% (Saryono dan
Pramitasari, 2009).

salah satu pembunuh terbesar wanita di dunia adalah kanker payudara. Para wanita bisa
mencegah terjadi penyakit berbahaya itu dengan mengadakan deteksi awal. Para wanita
bisa melakukan pencegahan dengan cara SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) atau
dalam bahasa Inggris disebut breast self-exam (BSE). Ini penting, karena, 85% benjolan di
payudara ditemukan oleh penderita sendiri

Pada wanita normal, American Cancer Society menganjurkan wanita yang berusia
diatas umur 20 tahun untuk melakukan SADARI setiap tiga bulan. Usia 35-40 tahun
melakukan mammografi, di atas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli, lebih dari
50 tahun check-up rutin dan mammografi setiap tahun. Saat terbaik melakukan
mammografi adalah seminggu setelah menstruasi. Caranya dengan meletakkan payudara
secara bergantian antara dua lembar alas, kemudian dibuat foto roentgen dari atas ke
bawah, lalu kiri ke kanan.
193
B. Tujuan dan manfaat
Tujuan dan manfaat SADARI adalah

1. Menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik
karena bentuk payudara biasanya berubah-ubah. Sebelum memasuki masa
menstruasi, biasanya payudara terasa membesar, lunak, atau ada benjolan dan
kembali normal ketika masa mentruasi selesai.
2. Yang terpenting adalah mengenali perubahan mana yang biasa terjadi dan mana
yang tidak. Pastikan Anda mengetahui mana yang normal untuk Anda.
C. Lima Langkah Periksa Payudara Sendiri (Sadari)

1. Langkah 1: Mulai dengan melihat payudara anda di cermin dengan posisi pundak
tegap dan kedua tangan di pinggang.

Langkah 1. Bercermin dengan kedua tangan di pinggang


Anda harus melihat:
a. Payudara, dari ukuran, bentuk, dan warna yang biasa anda ketahui.
b. Payudara denganbentuk sempurna tanpa perubahan bentuk dan
pembengkakan.
Jika anda melihat perubahan berikut ini, segera anda ke dokter untuk berkonsultasi :
a. Kulit mengkerut, terjadi lipatan, ada tonjolan.
b. Puting berubah posisi biasanya seperti tertarik ke dalam.
c. Kemerahan, nyeri, ruam-ruam, atau bengkak.
2. Langkah 2: Sekarang, angkat tangan anda dan amati jika ada perubahan-perubahan
yang telah disebut pada langkah pertama.
194
Langkah 2. Angkat kedua tangan cermati setiap perubahan pada payudara

3. Langkah 3: Saat anda bercermin, anda cermati apakah ada cairan yang keluar dari
kedua putting (baik itu cairan bening, seperti susu, berwarna kuning, atau
bercampur darah).

Langkah 3. Pencet puting, perhatikan cairan yang keluar

4. Langkah 4: Berikutnya, rasakan payudara anda dengan cara berbaring. Gunakan


tangan kanan untuk merasakan payudara kiri, begitu sebaliknya. Gunakan pijatan
pelan namun mantap (tapi bukan keras) dengan tiga ujung anda (telunjuk, tengah,
dan manis). Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara. Gunakan
gerakan memutar, sekali putaran mencakup seperempat bagian payudara.

195
Langkah 4. Pijatlah payudara sambil berbaring

Pijat seluruh payudara anda dari atas sampai bawah, kiri kanan, dari tulang
pundak sampai bagian atas perut dan dari ketiak sampai belahan payudara.
Buatlah pola memutar untuk memastikan anda sudah memijat seluruh payudara
anda. Mulai dari putting, buat gerakan memutar semakin lama semakin besar
sampai anda mencapai bagian tepi payudara.

Anda juga dapat membuat gerak naik turun. Gerakan ini bagi sebagian besar
wanita diangap lebih efektif. Pastikan anda merakan seluruh jaringan payudaradari
depan (puting) sampai bagian belakang. Gunakan pijatan ringan untuk kulit dan
jaringan tepat dibawah kulit, pijatan sedang untuk bagian tengah payudara, dan
pijatan kuat untuk jaringan bagian dalam. Saat anda mencapai jaringan bagian
dalam, anda harus dapat merasakan tulang iga anda.

5. Langkah 5: Terakhir, rasakan payudara anda saat anda berdiri atau duduk. Atau
saat anda mandi karena bagi sebagian wanita, mereka merasa lebih mudah memijat
saat kulit payudara dalam keadaan basah dan licin. Lakukan dengan gerakan yang
sama seperti dijelaskan dalam langkah 4.

196
Langkah 5. Pijatlah payudara saat mandi

197
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG PERNIKAHAN DINI
DI DESA TEBEL KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG TANGGAL
03 JUNI 2018

1. Persiapan

Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 02 Juni 2018 yang dimulai
dengan pembuatan pre planning, selanjutnya dilakukan pembagian tugas masing-
masing mahasiswa untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang Pemeriksaan Payu
Dara Sendiri (SADARI) di desa tebel kecamatan bareng kabupaten jombang pada
tanggal 03 Juni 2018 pada pukul 17.00 WIB di Balai Desa Tebel Bareng Jombang.

2. Pelaksanaan

7) Kegiatan dimulai pukul 16.00 WIB dan berakhir pukul 17.45 WIB. Waktu
penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan di pre planing
8) Kegiatan dilakukan pada saat perkumpulan pengurus dan anggota KARTAR di
Balai Desa Tebel Bareng Jombang.
9) Peserta yang hadir dalam kegiatan ini sejumlah 25 orang
10) Peserta tampak kooperatif dan aktif dalam kegiatan penyuluhan tersebut hal
dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diberikan kepada penyaji
11) Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan, diskusi tanya jawab, pembagian leaflet
tentang pernikahan dini

Adapun susunan acara pada saat penyuluhan kesehatan tentang pernikahan dini adalah sebagai
berikut :

No Jam Acara Pelaksana Waktu


1 16.20  Pembukaan Choirul Arifin, 10 menit
 Pengucapan salam S.Kep
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan
 Kontrak waktu

2 16.30  Penyampaian materi pernikahan dini Romadhona 30 menit


Febriati, S.Kep

3 17.00 Penutup : Heru Prastiawan, 10 menit


 Memberi kesempatan audien untuk S.Kep
bertanya
 Menjawab pertanyaan yang diajukan
 Menanyakan kembali pada remaja
tentang apa yang sudah dijelaskan
 Memberika reinforcement positif atas
jawaban peserta
198
 Menyimpulkan, menutup diskusi dan
mengucapkan salam

1. Tahap evaluasi
g) Struktur
 Peserta penyuluhan sebanyak 25 orang remaja putri desa tebel
 Perlengkapan yang digunakan selama diskusi adalah leaflet, LCD, Laptop dan
pengeras suara.
h) Proses
 Pelakasanaan kegiatan dilakukan pada hari Minggu 03 Juni 2018 pukul 16.00-
17.45 WIB jadwal sudah sesuai dengan yang telah ditentukan
 Peserta yang hadir tampak antusias dan aktif dalam mengikuti penyuluhan dari
awal sampai akhir
 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji
i) Hasil

 55% peserta dapat menyebutkan manfaat dari SADARI


 45% dapat melakukan pemeriksaan SADAR

j) Dokumentasi

199
200
3. Kesehatan Ibu Dan Anak
a) Breast care

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pasca melahirkan (masa nifas) merupakan masa atau keadaan selama enam minggu

atau 40 hari. Pada masa ini, ibu mengalami perubahan fisik dan alat-alat reproduksi

yang kembali ke keadaan sebelum hamil, masa laktasi (menyusui), maupun perubahan

psikologis menghadapi keluarga baru.

Pada masa nifas perawatan payudara merupakan suatu tindakan yang sangat

penting untuk merawat payudara terutama untuk memperlancarkan pengeluaran

ASI. Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa

menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang

merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini

mungkin. Dimana tujuan perawatan payudara setelah melahirkan, salah satunya untuk

meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui

pemijatan. (Saryono dan Pramitasari, 2008).

Pemberian ASI ekslusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang

diandalkan untuk membangun SDM yang berkualitas. Selain itu dalam proses menyusui

yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi dan spiritual yang

baik dalam kehidupannya (Saleha, 2009).

Air susu yang pertama kali dikeluarkan adalah kolostrum mengandung bahan-

bahan yang berguna bagi bayi dan bisa menjaga kekebalan bayi. (Saleha, 2009).

Agar produksi ASI pada ibu nifas lancar maka diperlukan berbagai perawatan

diantaranya perawatan payudara. Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk

merawat payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan

pengeluaran asi (Indah Fedri, 2013). Oleh karena itu penulis menyusun makalah ini

dengan judul “Perawatan Payudara (Breast Care) pada Ibu Nifas.

201
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Post Natal Care (PNC)

Sub Pokok Bahasan : Perawatan Payudara Pada Masa Nifas

Sasaran : Ibu-ibu Nifas

Waktu : 30 Menit

Tempat : Balai Desa Tebel

Hari / Tanggal : Jum’at ; 18 Mei 2018

A. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan ini, diharapkan ibu nifas dapat mengetahui tentang
perawatan payudara yang baik dan dapat dilakukan sendiri dirumah.

B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan payudara, diharapkan ibu dapat:
1. Mengetahui pengertian perawatan payudara
2. Mengetahui manfaat dan tujuan perawatan payudara
3. Mengetahui akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara
4. Mengetahui waktu pelaksanaan perawatan payudara
5. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan
payudara
6. Mengetahui langkah-langkah perawatan payudara
7. Mengetahui teknik perawatan payudara
8. Mengetahui perawatan payudara dengan masalah
C. Metode :
a. Ceramah
b. Tanya jawab

D. Media

a. Leaflet

202
E. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Tahap Kegiatan


Penyuluh Sasaran
kegiatan
1 5 menit Pembukaan · Memberi salam Pembuka · menjawab salam

· Memperkenalkan diri · mendengarkan

· Kontrak waktu · memberi respon

2 15 Menit Kegiatan Penjelasan : · Mendengarkan

inti · Menjelaskan Pengertian · Memperhatikan

perawatan payudara

· Menjelaskan Manfaat dan

tujuan perawatan payudara

· Menjelaskan Akibat jika

tidak dilakukan perawatan

payudara

· Menjelaskan Waktu

Pelaksanaan perawatan

payudara

· Menjelaskan Hal-Hal

Yang Perlu Diperhatikan

Dalam Melakukan

Perawatan Payudara

· Menjelaskan Langkah-

langkah perawatan

payudara

· Menjelaskan Teknik

Perawatan Payudara
203
· Menjelaskan Perawatan

Payudara Dengan Masalah


3 10 menit Penutup · Tanya jawab · mengajukan

· Menyimpulkan hasil pertanyaan

penyuluhan · memahami

· Salam penutup · membalas salam

F. Evaluasi

Prosedur : Post Test

Bentuk : Lisan

Jenis : Tanya Jawab

Jenis pertanyaan:

1. Sebutkan pengertian perawatan payudara ?

2. Jelaskan bagaimana cara merawat payudara yang baik pada masa nifas?

3. Sebutkan akibat jika tidak dilakukan perawatan pada payudara?

204
MATERI PENYULUHAN

PERAWATAN PAYUDARA (Breast Care)

PADA MASA NIFAS

A. Pengertian
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang
dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran payudara sehingga memperlancar pengeluaran ASI.
Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi
dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. (Saleha, 2009)
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur
untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan untuk
mempersiapkan laktasi pada waktu post partum (Saryono, 2009).
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada payudara ibu setelah
melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan saat merawat
payudara agar ASI keluar dengan lancar (Suririnah,2007).
Jadi perawatan payudara masa nifas adalah kegiatan yang dilakukan oleh ibu pasca
melahirkan sebagai upaya untuk memelihara kesehatan payudara dan membantu
memperlancar produksi ASI.

B. Manfaat dan tujuan perawatan payudara


Perawatan payudara hendaknya dilakukan sedini mungkin selama kehamilan dalam
upaya mempersiapkan bentuk dan fungsi payudara sebelum terjadi laktasi.Jika
persiapan kurang dapat terjadi gangguan penghisapan pada bayi akibat ukuran puting
yang kecil atau mendelep. Akibat lain bisa terjadi produksi Asi akan terlambat serta
kondisi kebersihan payudara ibu tidak terjamin sehingga dapat membahayakan
kesehatan bayi. Dipihak ibu, akibat perawatan yang kurang pada saat persalinan ibu
belum siap menyusui sehingga jika bayi disusukan ibu akan merasakan geli atau perih
pada payudaranya.
Tujuan perawatan payudara adalah :
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Melenturkan dan menguatkan puting susu
3. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan bayi
4. Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya
akan cepat berubah sehingga kurang menarik.

205
5. Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet sewaktu dihisap
oleh bayi.
6. Melancarkan aliran ASI
7. Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan sehingga siap
untuk disusukan kepada bayinya

C. Akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara


Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan payudara sedini
mungkin. Dampak tersebut meliputi :
1. Puting susu mendelep
2. Anak susah menyusui
3. ASI lama keluar
4. Produksi ASI terbatas
5. Pembengkakan pada payudara
6. Payudara meradang
7. Payudara kotor
8. Ibu belum siap menyusui
9. Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet.

D. Waktu Pelaksanaan
1. Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah melahirkan
2. Dilakukan minimal 2x dalam sehari

E. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Perawatan Payudara


1. Potong kuku tangan sependek mungkin,serta kikir agar halus dan tidak melukai
payudara.
2. Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan.
3. Lakukan pada suasana santai,misalnya pada waktu mandi sore atau sebelum
berangkat tidur.

F. Langkah-langkah perawatan payudara

1. Persiapan alat untuk perawatan payudara

a. Handuk 2 buah
b. Washlap 2 buah
c. Waskom berisi air dingin 1 buah
d. Waskom berisi air hangat 1 buah
e. Minyak kelapa/baby oil

206
f. Waskom kecil 1 buah berisi kapas/kasa secukupnya
g. Baki, alas dan penutup
2. Pelaksanaan

a. Memberikan prosedur yang akan dilaksanakan


b. Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
c. Mengatur posisi klien dan alat-alat peraga supaya mudah dijangkau
d. Cuci tangan sebelum dilaksanakan perawatan payudara
e. Pasang handuk di pinggang klien satu dan yang satu dipundak

G. Teknik Perawatan Payudara


1. Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil selama ± 5
menit, kemudian puting susu dibersihkan
2. Tempelkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara.
a. Pengurutan dimulai kearah atas, kesamping, lalu kearah bawah. Dalam
pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak tangan kanan
kearah sisi kanan.
b. Pengurutan diteruskan kebawah,kesamping selanjutnya melintang, lalu
telapak tangan mengurut kedepan kemudian kedua tangan dilepaskan dari
payudara,ulangi gerakan 20-30 kali
c. Gerakan-gerakan pada perawatan payudara

1) Gerakan Pertama
Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara payudara, gerakan tangan
ke arah atas pusat ke samping, ke bawah kemudian payudara diangkat sedikit dan
dilepaskan, lakukan 20-30 kali.
2) Gerakan Kedua
Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang lain mengurut
payudara dengan pinggir tangan dari arah pangkal ke puting susu, dilakukan 20-30
kali dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
3) Gerakan Ketiga
Satu tangan menahan payudara di bagian bawah, tangan yang lain mengurut
dengan bahu, jari tangan mengepal, lakukan pengurutan dari arah pangkal ke puting
susu, 20-30 kali dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin bergantian
selama ±5 menit, keringkan payudara dengan handuk bersih kemudian gunakan BH
yang bersih dan menopang. Bersihkan payudara terutama bekas minyak,

207
Pakailah BH yang terbuka bagian depannya (untuk Ibu menyusui) dan yang
menyangga buah dada atau langsung susui bayi. (Saryono, 2009)

H. Perawatan Payudara Dengan Masalah


1. Cara Mengatasi Bila Putting Tenggelam
Lakukan gerakan menggunakan kedua ibu jari dengan menekan kedua sisi
puting dan setelah puting tampak menonjol keluar lakukan tarikan pada puting
menggunakan ibu jari dan telunjuk lalu lanjutkan dengan gerakan memutar
puting ke satu arah.Ulangi sampai beberapa kali dan dilakukan secara rutin.
2. Jika Asi Belum Keluar
Walaupun asi belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah segera
menyusui sejak bayi baru lahir, yakni dengan inisiasi menyusui dini, Dengan
teratur menyusui bayi maka hisapan bayi pada saat menyusu ke ibu akan
merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin yang akan membantu
kelancaran ASI. Jadi biarkan bayi terus menghisap maka akan keluar ASI.
Jangan berpikir sebaliknya yakni menunggu ASI keluar baru menyusui.
3. Penanganan puting susu lecet
Bagi ibu yang mengalami lecet pada puting susu, ibu bisa mengistirahatkan
24 jam pada payudara yang lecet dan memerah ASI secara manual dan di
tampung pada botol steril lalu di suapkan menggunakan sendok kecil .Olesi
dengan krim untuk payudara yang lecet. Bila ada madu, cukup di olesi madu
pada puting yang lecet.
4. Penanganan pada payudara yang terasa keras sekali dan nyeri, asi menetes
pelan dan badan terasa demam.
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan keras,
juga sedikit nyeri.Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar air susu ibu mulai
berproduksi. Tak jarang diikuti pembesaran kelenjar di ketiak, jangan cemas
ini bukan penyakit dan masih dalam batas wajar.Dengan adanya reaksi
alamiah tubuh seorang ibu dalam masa menyusui untuk meningkatkan
produksi ASI, maka tubuh memerlukan cairan lebih banyak.Inilah pentingnya
minum air putih 8 sampai dengan 10 gelas sehari. (Mellyna, 2009)

208
PENUTUP
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang
dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI.
Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi
dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. Perawatan payudara untuk ibu nifas yang
menyusui merupakan salah satu upaya dukungan terhadap pemberian ASI bagi buah
hati.
Perawatan payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara semasa
hamil, yang mempunyai tujuan perwatan sebagai berikut :
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Melenturkan dan menguatkan puting susu
3. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan bayi
4. Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk
payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik.
5. Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet sewaktu
dihisap oleh bayi.
6. Melancarkan aliran ASI
7. Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan sehingga siap
untuk disusukan kepada bayinya
Diharapkan setelah melakukan penyuluhan ini ibu bisa menerapkan perawatan
payudara dirumah sehingga pemberian ASI akan lancar.

209
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, dkk. 2008. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC diakses pada
tanggal 27 Maret 2016 pukul 17.36 WIB

Mellyna, H. 2009. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa
Swara. diakses pada tanggal 27 Maret 2016 pukul 17.36 WIB

Saleha, sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
diakses pada tanggal 27 Maret 2016 pukul 19.44 WIB

Saryono dyah pramitasari poischa. (2009). Perawatan payudara. Jogjakarta: mitra


Suririnah, 2007. ASI menyelamatkan Jiwa Bayi. Online

210
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG
BREAST CARE DI DESA TEBEL KECAMATAN BARENG KABUPATEN
JOMBANG TANGGAL 18 MEI 2018
1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 18 Mei 2018, yang dimulai
dengan pembuatan pre planning, Selanjutnya dilakukan pembagian tugas masing-masing
mahasiswa untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang breast care di Desa Tebel
Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang pada tanggal 18 Mei 2018 pada pukul 08.00 WIB
di Balai Desa
2. Pelaksanan
11. Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 08.40 WIB. Waktu
penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan di pre planning
12. Kegiatan dilakukan pada saat Polindes di Balai Desa sesuai dengan kesepakatan
13. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 20 orang
14. Peserta tampak kooperatif dalam kegiatan penyuluhan tersebut
15. Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan, diskusi tanya jawab, pembagian leaflet
tentang Breast Care
Berikut pertanyaan yang diajukan oleh peserta
Adapun susunan acara pada saat penyuluhan kesehatan tentang Breast Care adalah sebagai
berikut :
No Jam Acara Pelaksana Waktu
1 08.00 Pembukaan Dessy Ekawati, S.Kep 10 menit
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelskan tujuan
Menjelaskan kontrak waktu
2 08.10 Penyampaian materi Ni Made Sinta, S.kep 20 Menit
3 08.40 Penutup : Dessy Ekawati, S.Kep 10 Menit
Memberi kesempatan untuk
bertanya
Menjawab pertanyaan yang
diajukan
Menanyakan kembali pada ibu-ibu
tentang apa yang sudah dijelaskan
Memberikan re inforcement positif
atas jawaban peserta
Menyimpulkan dan menutup
diskusi
Mengucapkan salam

3. Tahap Evaluasi
g) Struktur
 Peserta penyuluhan sebanyak 20 ibu-ibu Di Desa Tebel

211
 Perlengkapan yang digunakan selama diskusi adalah leaflet dan pengeras suara,
penggunaan bahasa komunikatif dan aplikatif dalam penyampaian penyuluhan
kesehatan, ibu-ibu memahami dengan apa yang telah disampaikan oleh mahasiswa
h) Proses
 Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Jum’at tanggal 18 Mei 2018 pukul 08.00,
jadwal sudah sesuai dengan yang telah ditentukan
 Peserta yan hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji.
i) Hasil
 90% peserta dapat menyebutkan pengertian Breast Care
 75% peserta dapat menyebutkan persiapan Breast Care
 65% peserta dapat menyebutkan cara pemijatan Breast Care

Foto Dokumentasi

212
213
214
215
b) CA cerviks

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KANKER SERVIKS

Topik : Kanker Serviks


Sasaran : Ibu Ibu Warga Desa Tebel
Tempat : Balai Desa Tebel
Hari/Tanggal : 18 Mei 2018
Waktu : 1 X 30 menit

I. Tujuan Instruksional umum


Setelah proses penyuluhan diharapkan para ibu ibu mengerti tentang kanker serviks

I. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
1. Menyebutkan pengertian kanker serviks
2. Menyebutkan penyebab kanker serviks
3. Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks
4. Mengetahui deteksi dini kanker serviks
5. Menyebutkan stadium dari kanker serviks
6. Menyebutkan penatalaksanaan kanker serviks
7. Mengetahui cara pencegahan kanker serviks

II. Materi
1. Pengertian kanker serviks
2. Penyebab kanker serviks
3. Tanda dan gejala kanker serviks
4. Cara deteksi dini (skrining) kanker serviks
5. Stadium kanker serviks
6. Pencegahan kanker serviks
7. Penatalaksanaan kanker serviks
III.Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab

216
IV. Media
1. Leaflet

V. Pengorganisasian
Moderator : Dessy Ekawati S.Kep
Penyaji : Rizki Uswatun Kasana , S.Kep
Observer : Mei Windarti, S.Kep
Fasilitator : Ida Fitryah, S.Kep ; Ni Made Sinta, S.Kep ; Mentari Putri,
S.Kep

Job Description
4. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
5. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif
dalam diskusi
6. Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan,
mengevaluasi jalannya penyuluhan

VI. Kegiatan Penyuluhan


NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 5 menit Pembukaan Mendengarkan pembukaan
a) Membuka kegiatan dengan yang disampaikan oleh
mengucapkan salam moderator.
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan
diberikan
e) Menyampaikan kontrak waktu
2 15 menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
Penyampaian materi oleh pemateri: memberikan umpan balik
a) Menggali pengetahuan peserta tehadap materi yang
tentang kanker serviks disampaikan.
b) Menjelaskan tentang pengertian
kanker serviks
c) Menyebutkan penyebab kanker
serviks
d) Menyebutkan tanda dan gejala

217
kanker serviks
e) Menjelaskan tentang deteksi dini
kanker serviks
f) Menjelaskan tentang stadium kanker
serviks
g) Menjelaskan yang harus dilakukan/
penatalaksanaan kanker serviks
h) Menjelaskan tentang pencegahan
kanker serviks
3 20 menit Tanya jawab Mengajukan pertanyaan
Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya tentang materi yang
kurang dipahami
3 15 menit Evaluasi Menjawab pertanyaan
Menanyakan kembali kepada peserta
tentang materi yang telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
4 5 menit Penutup Mendengarkan dengan
a) Mempersilahkan fasilitator dari seksama dan menjawab
pembimbing klinik dan pembimbing salam
akademik untuk menambahkan
ataupun menjelaskan kembali jawaban
pertanyaan peserta yang belum
terjawab.
b) Menjelaskan kesimpulan dari materi
penyuluhan
c) Ucapan terima kasih
d) Salam penutup

VII. Kriteria Evaluasi


7. Evaluasi Struktur
b) Peserta hadir ditempat penyuluhan
c) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa Tebel.
d) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
8. Evaluasi Proses
e) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
f) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
9. Evaluasi Hasil

218
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus

219
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
KANKER SERVIK
MATERI

1. PENGERTIAN
Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang mengenai
organ reproduksi wanita. Beberapa jenis human papilloma virus, suatu infeksi menular
seksual, mempunyai peran penting dalam kebanyakan kasus kanker serviks
Kanker leher rahim ( kanker servik ) adalah kanker yang terjadi pada servik uterus,
suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan pintu masuk ke arah rahim
yang terletak antara uterus ( rahim ) dengan liang vagina.

2. PENYEBAB
Pada umumnya, kanker bermula pada saat sel sehat mengalami mutasi genetic yang
mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat tumbuh dan berkembang
dengan kecepatan yang teratur. Sel kanker tumbuh dan bertambah banyak tanpa control
dan mereka tidak mati. Adanya akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa
(tumor). Sel kanker menginvasi jaringan sekitar dan dapat berkembang dan tersebar di
tempat lain di dalam tubuh (metastasis).

Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor ekstrinsik yang
diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks adalah infeksi virus Huma
Papilloma Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi
HPV ditularkan melalui aktivitas seksual. HPV tipe resiko rendah (tipe 6 & 11)
hampir tak berisiko menjadi Ca Serviks, tapi menimbulkan genital warts. Infeksi tipe
risiko tinggi (tipe 16 & 18) mengarah pada Ca Serviks (Hartono, 2000).
Faktor risiko kanker leher rahim :
220
1. Kontak seksual terlalu dini kurang dari umur 15 tahun.
2. Berhubungan seks dengan banyak pasangan atau mempunyai pasangan yg suka
berganti2 pasangan
3. Merokok
Dari berbagai penelitian di negara - negara maju telah di temukan bahan konstituen
rokok di dalam sel - sel epitel leher rahim.
4. Faktor Genetik ( Faktor Keturunan)
Faktor ini sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis ini atau
tidak. Jika ibu Anda atau saudara perempuan dari pihak ibu atau ayah menderita
kanker leher rahim, maka Anda mempunyai resiko 2x lebih banyak menderita
penyakit yang sama
5. Sistem imun yang menurun juga dapat meningkatkan terjadinya kanker
karena kebanyakan wanita yang terinfeksi HPV tidak terkena kanker serviks.
Namun, jika seseorang tekena infeksi HPV dan sistem imunnya menurun akibat
keadaan medis lainnya, maka kecenderungan untuk berkembangnya kanker serviks
semakin besar.
6. Pembersihan vagina dengan antiseptik atau deodoran yang terlalu sering
7. diet tinggi lemak
8. kekurangan vitamin C, asam folat, dan beta karoten
9. personal hygine yang kurang
10. grande multi para

3. GEJALA DAN TANDA


Pasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks apapun. Kanker
serviks dini biasanya tidak memberikan gejala dan tanda. Semakin kanker berkembang,
semakin terlihatlah tanda dan gejala dari kanker serviks. Gejala tersebut dapat berupa
1. Perdarahan vagina setelah berhubungan sex, atau diantara dua periode menstruasi,
atau setelah menopause.
2. Sekret encer disertai darah dapat berat dan keputihan yang memiliki bau yang
busuk.
3. Nyeri pinggang atau nyeri pada saat hubungan sex

221
4. SKRINING DAN DIAGNOSIS
Skrining (Deteksi dini)
Jika kanker serviks terdeteksi pada stadium yang lebih awal, penatalaksanaan
sepertinya lebih berhasil. Skrining kanker serviks regular dan perubahan prekanker
pada serviks direkomendasikan untuk semua wanita. Kebanyakan panduan
menganjurkan skrining pertama dalam waktu 3 tahun pertama setelah aktif secara
seksual, atau tidak lebih dari umur 21. Skrining dapat berupa.
1) Pap test. Selama Pap test, dokter mengambil sel dari serviks – leher sempit dari
uterus- dan mengirim sample tersebut ke lab. Sel ini kemudian diperiksa ada
tidaknya abnormalitas. Pemeriksaan Pap Test dapat mendeteksi sel abnormal pada
serviks. Stadium prekanker terjadi pada saat sel abnormal terdapat hanya pada
lapisan luar dari serviks dan tidak menginvasi bagian lebih dalam. Jika tidak
ditangani, sel abnormal ini dapat berubah menjadi sel kanker, dimana dapat
menyebar pada beberapa tempat sekitar serviks, vagina bagian atas, area pelvis, dan
bagian lain dari tubuh. Kanker atau prekanker yang ditemukan pada stadium
preinvasif jarang membahayakan nyawa dan biasanya hanya membutuhkan
pengobatan rawat jalan.
2) Tes HPV DNA. Terdapat juga pemeriksaan HPV DNA untuk menentukan apakah
seseorang terinfeksi salah satu dari 13 jenis HPV yang sepertinya paling mungkin
menyebabkan kanker serviks. Seperti pada Pap tes, tes HPV DNA mengambil
jaringan dari serviks untuk diperiksa di lab. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi
strain resiko tinggi HPV pada DNA sel sebelum perubahan pada sel serviks dapat
terlihat.
Pemeriksaan HPV DNA bukan merupakan pengganti skrining Pap dan tidak
digunakan untuk wanita lebih muda dari 20 tahun dengan hasil Pap yang normal,
kebanyakan infeksi HPV pada wanita pada kelompok ini sembuh sendiri dan tidak
dikaitkan dengan kanker serviks.

5. DIAGNOSIS
Jika seseorang mengalami tanda dan gejala kanker serviks atau jika hasil
pemeriksaan Pap Smear memperlihatkan sel kanker, pasien dapat menjalani
pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis. Untuk menegakkan diagnosis,
dokter dapat melakukan :
1. Memeriksa serviks. Selama pemeriksaan yang disebut kolposkopi, dokter dapat
menggunakan mikroskop khusus (colposcope) untuk memeriksa serviks dari sel
abnormal. Jika terlihat area yang tidak biasanya, dapat diambil sample sel untuk

222
analisis (biopsy). Gambar 1. Colposcopy untuk mengambil jaringan yang
abnormal
2. Mengambil sample sel serviks. Selama prosedur biopsy dokter mengambil sample
dari sel abnormal dari serviks dengan menggunakan alat khusus. Pada punch out
biopsy, dokter menggunakan pisau sirkuler khusus untuk mengambil sebagian kecil
dari serviks. Biopsi jenis lainnya dapat digunakan tergantung dari lokasi dan ukuran
dari area yang abnormal.

6. STADIUM
Jika kanker serviks telah ditentukan, maka pasien akan manjalani pemeriksaan
lebih jauh lagi untuk menentukan apakah kanker telah menyebar dan sampai dimana
penyebarannya suatu proses yang disebut stadium kanker. Stadium kanker merupakan
faktor kunci yang menentukan pengobatan. Pemeriksaan untuk menentukan stadium
dapat berupa :
 Gambaran Radiologi. Pemerksaan seperti X-Ray, computerized tomography (CT)
Scan atau MRI dapat membantu untuk menentukan apakah kanker telah menyebar
disekitar serviks.
 Pemeriksaan visual pada kandung kemih atau rektal. Dokter dapt menggunakan
alat khusus untuk melihat kandung kemih secara langsung (cystoscopy) dan rektum
(proctoskopi).
Pembagian stadium kanker adalah
 Stadium 0. Juga dikatakan carcinoma in situ atau kanker noninvasive, kanker dini
ini kecil dan hanya terbatas pada permukaan serviks.
 Stadium I. Kanker hanya terbatas pada serviks
 Stadium II. Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus, namun belum
menyebar ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina..
 Stadium III. Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus ke
dinding pelvis atau bagian bawah vagina.
 Stadium IV. Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti
kandung kemih atau rectum, atau telah menyebar ke daerah lain didalam tubuh,
seperti paru-paru, hati, atau tulang.

7. PENATALAKSANAAN
 Kanker noninvasive, terbatas
Penatalaksanaan kanker serviks yang terbatas hanya pada lapisan luar dari
serviks memerlukan penangan untuk membuang area abnormal. Pada kebanyakan

223
wanita pada situasi ini, tidak diperlukan penanganan tambahan. Prosedur untuk
membuang kanker noninvasif termasuk :
 Biopsi Cone. Selama operasi ini, dokter menggunakan scalpel untuk mengambil
selembar jaringan serviks berbentuk cone dimana abnormalitas ditemukan.
 Operasi Laser. Operasi ini menggunakan gelombang sempit pada cahaya laser
untuk membunuh sel kanker dan sel pre-kanker.
 Loop electrosurgical excision procedure (LEEP). Teknik ini menggunakan
lintasan kabel untuk memberikan arus listrik, yang memotong seperti pisau
bedah , dan mengambil sel dari mulut serviks.
 Cryosurgery. Teknik yaitu dengan membekukan dan membunuh sel kanker dan
prekanker..
 Hysterectomy. Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari area kanker
dan prekanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya dilakukan pada kasus
yang dipilih dari kasus kanker servikal noninvasif.

 Kanker invasif
Kanker servikal yang menginvasi lebih dalam dari lapisan luar sel pada serviks
disebut sebagai kanker invasive dan membutuhkan lebih banyk penanganan.
Penanganan untuk kanker serviks bergantung pada beberapa faktor, termasuk
stadium kanker, permasalahan medis lain yang mungkin dimiliki, dan pilihan
pasien sendiri. Opsi penatalakasanaan terdiri dari
1) Operasi.
Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk mengatasi
stadium dini dari kanker serviks. Hysterectomy sederhana yaitu dengan
membuang jaringan kanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya pilihan
hanya jika kanker dalam stadium yang dini – Invasi kurang dari 3 milimeter
(mm) ke dalam serviks. Hysterectomy radikal – Membuang serviks, uterus,
bagian vagina, dan nodus limfe pada area tersebut – merupakan operasi standar
dimana terdapat invasi lebih besar dari 3 mm kedalam serviks dan tidak ada
bukti adanya tumor pada dinding pelvis.Hysterectoy dapat mengobati kanker
serviks stadium dini dan mencegah kanker kembali lagi, namun membuang
uterus membuat pasien tidak mungkin hamil lagi. Efek samping sementara dari
hysterectomy termasuk nyeri pelvis, dan kesulitan dalam pencernaan, dan urinasi
2) Radiasi.
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh sel kanker.
Terapi radiasi dapat diberikan secara eksternal atau internally (brachytherapy)
dengan menempatkan alat diisi dengan material radioaktif yang akan
224
ditempatkan di serviks. Terapi radiasi sama efektifnya dengan operasi pada
kanker serviks stadium dini. Bagi wanita dengan kanker serviks yang lebih
berat, radiasi merupakan penatalaksaanaan terbaik. Kedua metode terapi radiasi
ini dapat dikombinasi. Terapi radiasi dapat digunakan sendiri, dengan
kemoterapi, sebelum operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi
untuk membunuh sel kanker lainnya yang masih hidup. Efek samping dari
radiasi terhadap area pelvis termasuk nyeri lambung, nausea, diare, iritasi
kandung kemih, dan penyempitan vagina, dimana akan menyebabkan
hubungan seks lebih sulit dilakukan. Wanita premenopausal dapat berhenti
menstruasi sebagai akibat dari terapi radiasi.
3) Kemoterapi.
Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk menangani pasien
dengan metastasis extrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor
rekurren yang sebelum telah ditangani dengan operasi atau radiasi dan bukan
merupakan calon exenterasi. Cisplatin telah menjadi agen yang paling banyak
diteliti dan telah memperlihatkan respon klinis yang paling konsisten.
Walaupun ada beberapa penilitan yang bervariasi, terapi cisplatin agen tunggal
memberikan hasil dengan respon sempurna pada 24% kasus, dengan tambahan
16% dari terapi ini memperlihatkan respon parsial. Ifosfamide, agen alkylating
yang mirip dengan cyclophosphamide, telah memberikan respon total hingga
29% pada pasien kanker serviks; namun, efektivitas belum dapat dikonfirmasi
oleh semua peneliti. Agen lainnya yang memberikan paling tidak aktivitas
parsial terjadap kanker serviks termasuk carboplatin, doxorubicin
hydrochloride, vinblastine sulfate, vincristine sulfate, 5-fluorouracil,
methotrexate sodium, dan hexamethyl melamine. Kombinasi paling aktif yang
digunakan untuk mengatasi kanker serviks semuanya mengandung cisplatin.
Agen tersebut paling sering digunakan bersama bleomycin, 5-fluorouracil,
mitomycin C, methotrexate, cyclophosphamide, dan doxorubicin. Penelitian
National Cancer Institute Gynecologic Oncology Group sedang dikerjakan
untuk membandingkan kemampuan dari berbagai kombinasi kemoterapi
Efek samping kemoterapi tergantung dari obat yang diberikan namun secara
umum dapat menyebabkan diare, lelah, mual, dan rambut rontok. Beberapa
obat kemoterapi dapat mengakibatkan infertilitas dan menopause dini pada
wanita premenopause.
4) Kemoradiasi.
Pemakaian kemoradiasi telah diketahui secara luas memberikan harapan
hidup lebih tinggi dibandingkan pemberian radiasi saja pada penanganan
225
kanker serviks. Kombinasi antara kemoterapi dan terapi radiasi berdasarkan
teori dari pembunuhan sel sinergis – efek terapeutik dari dua modalitas terapi
digunakan bersamaan lebih besar dibandingkan jika 2 modalitas tersebut
digunakan tidak bersamaan. Bila dikombinasikan dengan radiasi, penggunaan
mingguan cisplatin mengurangi resiko progresi selama 2 tahun sebesar 43%
( harapan hidup 2 tahun = 70%) untuk stadium II B sampai stadium IV A. Pada
keadaan ini, cisplatin sepertinya bekerja sebagai radiosensitizer, dapat
menurunkan kemungkinan dari rekurensi lokal dan lebih mengurangi jumlah
kejadian metastasis jauh.

8. PENCEGAHAN
Resiko terjadinya kanker serviks dapat dilakukan dengan menghindari infeksi
HPV. HPV menyebar melalui kontak kulit dengan bagian badan yang terinfeksi,
tidak hanya dengan hubungan seks. Menggunakan kondom setiap melakukan
hubungan dapat mengurangi resiko terkena infeksi HPV.
Sebagai tambahan dari penggunaan kondom, cara terbaik untuk mencegah
kanker serviks yaitu:
 Menghindari hubungan sex pada umur muda.
 Memiliki partner seks tunggal
 Menghindari merokok

1. Vaksniasi HPV. Suatu vaksin baru disebut Gardasil memberikan perlindungan dari
tipe HPV yang paling berbahaya. The national Advisory Committee on
Immunization Practices merekomendasikan vaksinasi pada wanita umur 11 dan 12
tahun, sebagaimanapula pada wanita umur 13 hingga 26 tahun jika mereka belum
menerima vaksin. Vaksin ini paling efektif diberikan sebelum wanita aktif secara
seksual. Vaksin ini diberikan selama tiga kali. Penyuntikan kedua berselang dua
bulan sejak vaksin pertama diberikan dan vaksin ketiga disuntikkan pada bulan
keenam. Dosis vaksin 0,5 cc disuntikkan intra muscular pada lengan atas.
Walaupun vaksin dapat mencegah hingga 70 % kasus kanker serviks, vaksin
ini tidak dapat mencegah infeksi dari virus lain yang dapat juga menyebabkan
kanker serviks selain itu membutuhkan biaya yang mahal Rp 4 juta untuk tiga
dosis tersebut. Pap Smear secara rutin untuk skrining kanker serviks lah yang
paling penting.
2. Pemeriksaan Pap Rutin. Pemeriksaan Pap Smear secara rutin adalah cara paling
efektif untuk mendeteksi kanker serviks pada stadium yang lebih dini. Panduan
jadwal Pap rutin adalah sebagai berikut :
226
 Pap Smear pertama dilakukan pada 3 tahun pertama setelah hubungan sex
pertama atau pada umur 21 tahun (lakukan yang mana terjadi duluan)
 Dari umur 21 hingga 29 tahun, lakukan pemeriksaan Pap rutin setiap satu atau 2
tahun sekali.
 Dari umur 30 hingga 69 tahun, Pemeriksaan Pap setiap 2 atau 3 tahun jika pasien
memiliki 3 kali berurutan pemeriksaan Pap yang normal.
 Umur 70 keatas, jika 3 pemeriksaan Pap Smear negative maka Pap smear sudah
dapat dihentikan.

227
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Poedjo (2000). Kanker Serviks & Masalah Skrinning di Indonesia. Kursus pada
Pra Kongres KOGI I & Pasar Mimbar. Volume 5 No.2
Mansyur, A., (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media Aesculapius
Neville, Hacker (2001). Esensial Obstetri & Ginekologi Edisi 2.Jakarta: Hipokrates
Rasjidi, Imam (2007). Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi. Jakarta:EGC
Sarwono (2002). Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan bina Pustaka
------------- (2008) Vaksin HPV Cegah Kanker Serviks Sejak Dini
www.mediahidupsehat.com.
-------------- (2003). Vaksin HPV dengan Ajuvan Inovatif
ASO4.www.situs.kesrepro.info/aging.

228
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG CA
SERVIKS DI DESA TEBEL KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG
TANGGAL 18 MEI 2018
1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 18 Mei 2018, yang dimulai
dengan pembuatan pre planning, Selanjutnya dilakukan pembagian tugas masing-masing
mahasiswa untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang ca serviks di Desa Tebel
Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang pada tanggal 18 Mei 2018 pada pukul 08.00 WIB
di Balai Desa
2. Pelaksanan
16. Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 08.40 WIB. Waktu
penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan di pre planning
17. Kegiatan dilakukan pada saat Polindes di Balai Desa sesuai dengan kesepakatan
18. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 20 orang
19. Peserta tampak kooperatif dalam kegiatan penyuluhan tersebut
20. Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan, diskusi tanya jawab, pembagian leaflet
tentang Ca Serviks.
Berikut pertanyaan yang diajukan oleh peserta
Adapun susunan acara pada saat penyuluhan kesehatan tentang Ca serviks adalah sebagai
berikut :
No Jam Acara Pelaksana Waktu
1 08.00 Pembukaan Dessy Ekawati, S.Kep 10 menit
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelskan tujuan
Menjelaskan kontrak waktu
2 08.10 Penyampaian materi Rizky Uswatun 20 Menit
Kasana, S.kep
3 08.40 Penutup : Dessy Ekawati, S.Kep 10 Menit
Memberi kesempatan untuk
bertanya
Menjawab pertanyaan yang
diajukan
Menanyakan kembali pada ibu-ibu
tentang apa yang sudah dijelaskan
Memberikan re inforcement positif
atas jawaban peserta
Menyimpulkan dan menutup
diskusi
Mengucapkan salam

3. Tahap Evaluasi
b) Struktur
 Peserta penyuluhan sebanyak 20 ibu-ibu Di Desa Tebel

229
 Perlengkapan yang digunakan selama diskusi adalah leaflet dan pengeras suara,
penggunaan bahasa komunikatif dan aplikatif dalam penyampaian penyuluhan
kesehatan, ibu-ibu memahami dengan apa yang telah disampaikan oleh mahasiswa
c) Proses
 Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Jum’at tanggal 18 Mei 2018 pukul 08.00,
jadwal sudah sesuai dengan yang telah ditentukan
 Peserta yan hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji.
d) Hasil
 90% peserta dapat menyebutkan pengertian Ca Serviks
 75% peserta dapat menyebutkan penyebab Ca serviks
 65% peserta dapat menyebutkan cara mencegah Ca serviks

Foto Dokumentasi

230
231
232
c) Cuci tangan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“CUCI TANGAN”

Tema : Cuci Tangan


Topik : Cara Cuci Tangan 6 Langkah
Audience : siswa RA Kupang
Tempat: RA Kupang
Waktu : Selasa/ 22 Mei 2018 / 08.00 WIB

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan audience dapat mengerti dan memahami cara
cuci tangan 6 langkah

2. Tujuan Khusus
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian cuci tangan
2. Peserta mampu menyebutkan tujuan cuci tangan
3. Peserta mampu menyebutkan manfaat cuci tangan
4. Peserta mampu menyebutkan waktu yang tepat untuk melakukan cuci tangan
5. Peserta dapat mengetahui dan mempraktekkan cara cuci tangan 6 langkah

3. Pokok Bahasan :
A. Pengertian cuci tangan
B. Tujuan cuci tangan

C. Manfaat Cuci Tangan

D. Waktu yang tepat untuk melakukan cuci tangan

E. Cara cuci tangan 6 langkah

4. Media : Leaflet; Video

5. Metode : Ceramah , Demonstrasi dan Praktik

6. Materi : (Terlampir)

233
7. Penyajian

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Media


Kegiatan
Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam Ceramah
dan memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri 3. Menjawab
2. Menjelaskan topik dan pertanyaan yang
tujuan penyuluhan diajukan penyaji
3. Menggali pengetahuan
tentang cuci tangan
4. Melakukan kontrak
waktu dengan peserta
5. Melakukan kontrak
bahasa yang akan
digunakan selama
penyuluhan
Pelaksanaan 20 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan dan Ceramah, Leaflet
menit tentang cuci tangan memperhatikan Demonstrasi, dan
2. Memberi kesempatan 2. Mengajukan Praktik video
kepada peserta untuk pertanyaan bila
bertanya atau kurang mengerti
berdiskusi tentang
materi yang telah
disampaikan
Penutup 5 menit 1. Melakukan evaluasi 1. Memperhatikan dan Ceramah
dengan memberikan menjawab
pertanyaan pertanyaan
2. Menyimpulkan tentang 2. Menjawab salam
materi yang telah
disampaikan
3. Menutup dan
mengucapkan salam

234
8. Evaluasi :
1. Evaluasi struktur
- Persiapan materi
- Persiapan SAP
- Persiapan media leaflet dan video
- Peserta hadir di tempat penyuluhan
- Penyelenggaran dilaksanakan di Ruang kelas A RA Muslimat Kupang, Tebel
- Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
- Penyuluhan berjalan sesuai waktu yang ditetapkan
- Peserta aktif dalam bertanya dan menjawab
- Peserta dapat mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir dengan tertib dan
kooperatif
- Peserta memperhatikan materi yang diberikan oleh peyuluh.
- Peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan dengan mempraktikkan cara cuci
tangan 6 langkah yang benar
- Suasana penyuluhan tertib
3. Evaluasi Hasil
 Peserta mampu menjelaskan pengertian cuci tangan
 Peserta mampu menyebutkan tujuan cuci tangan
 Peserta mampu menyebutkan manfaat cuci tangan
 Peserta mampu menyebutkan waktu yang tepat untuk melakukan cuci tangan
 Peserta dapat mengetahui dan mempraktekkan cara cuci tangan 6 langkah

9. Job Description:
1. Penanggung Jawab (Dessy Ekawati S.Kep)
Uraian tugas :

 Mempertanggungjawabkan keseluruhan acara


 Mengawasi jalannya penyuluhan
2. Protokol / Moderator / Leader (Riski Uswatun Kasanah, S.Kep)
Uraian tugas :

 Memimpin acara penyuluhan mulai dari membuka acara penyuluhan,


memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
 Mengatur proses dan lama penyuluhan.
 Menutup acara penyuluhan.
3. Penyuluh / Pengajar / Co Leader (Eka Nurul Hidayati, S.Kep )

235
Uraian tugas :

 Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang


mudah dipahami oleh peserta.
 Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
 Memotivasi peserta untuk bertanya.
4. Fasilitator (Mentari Putri, S.Kep; Akidatul Isnaini, S.Kep; Ida Fitryah, S.Kep;
Ni Made Sinta, S.Kep)
Uraian tugas :

 Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.


 Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
 Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
 Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta.
5. Observer (Mei Windarti, S.Kep)
Uraian tugas :

 Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri


sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan.
 Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
 Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan.
 Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
 Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.
6. Perlengkapan (Yepi S.Kep)
Uraian tugas :

 Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan selama acara penyuluhan


 Menyiapkan tempat acara penyuluhan
 Bertanggung jawab terhadap peralatan yang digunakan selama
penyuluhan

236
MATERI PENYULUHAN

I. DEFINISI
Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan
pengontrolan infeksi (Perry & Potter, 2005). Menurut Kemenkes 2007, mencuci tangan
adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun biasa dan air.

II. TUJUAN
Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu untuk :
a) Membersihkan mikroorganisme yang ada di tangan
b) Menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh
d) Melindungi diri dan pasien dari infeksi
e) Memberikan perasaan segar dan bersih.

III. MANFAAT
Manfaat mencuci tangan menurut Fajar (2011) adalah :
1. Pencegahan penyakit
2. Tangan menjadi bersih dan harum
3. Menurunkan penyebab akibat diare dan ISPA.
4. Keluarga menjadi terbiasa hidup sehat

IV. WAKTU YANG TEPAT UNTUK MELAKUKAN CUCI TANGAN


Menurut Susiati (2008) waktu untuk melakukan cuci tangan, yaitu :
1. Sebelum dan sesudah makan
2. Sesudah buang air besar dan buang air kecil di toilet
3. Setelah batuk atau bersin yang mencemari tangan
4. Sesudah menceboki anak
5. Sebelum menyiapkan makanan
6. Sebelum memegang bayi

V. CARA MELAKUKAN CUCI TANGAN 6 LANGKAH


Langkah-langkah dalam melakukan cuci tangan 6 langkah yang benar dan sehat adalah
menurut WHO (2009) adalah :

1. Gulung lengan baju sampai atas pergelangan tangan ,lepaskan cincin, jam tangan
dan perhiasan tangan lain
2. Basahi tangan sampai sepertiga lengan dibawah air mengalir
3. Ambil sabun cair kira-kira 5 ml,ratakan pada tangan yang telah dibasahi
4. Gosok punggung tangan dan sela – sela jari tangan kiri dan tangan kanan, begitu
pula sebaliknya.
5. Gosok kedua telapak dan sela – sela jari tangan
6. Jari – jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
7. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.

237
8. Gosokkan dengan memutar ujung jari – jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya
9. Bilas kedua tangan dengan air.
10. Keringkan dengan lap tangan atau tissue

238
Daftar Pustaka

A.Poter, Patricia, Perry. 2005. Ketrampilan dan Prosedur Dasa., Mosby:Elsevier Science.
Susiati, E. 2008. Hubungan Self Efficay dengan Kematangan Karir pada Siswa kelas X

SMAN 8 Bandung. Tesis. Bandung: FIP UPI Bandung


Fajar, N.A. 2011. Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku Cuci Tangan

Pakai Sabun Pada Masyarakat di Desa Senuro Timur. Jurnal Pembangunan

Manusia Vol 5 No 1. Fakultas Kesehatan Msyarakat Universitas Sriwijaya.


WHO. 200. WHO Guidelineson Hand Higiene in Health Care.

239
EVALUASI HASIL

LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG CARA MENCUCI


TANGAN 6 LANGKAH YANG BENAR DI RA MUSLIMAT KUPANG
KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG TANGGAL 22 MEI 2018

1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 21 MEI 2018, yang dimulai
dengan pembuatan pre planning, Selanjutnya dilakukan pembagian tugas masing-masing
mahasiswa untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang cara mencuci tangan 6
langkah yang benar di RA Muslimat Kupang Ds.Tebel Kecamatan Bareng Kabupaten
Jombang pada tanggal 22 MEI 2018 pada pukul 08.00 WIB

2. Pelaksanan
21. Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 09.00 WIB.
22. Kegiatan dilakukan pada saat siswa siswi kelas A sudah berkumpul di ruang kelas
Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 10 orang siswa siswi
23. Peserta tampak kooperatif dalam kegiatan penyuluhan tersebut
24. Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan,tentang cara mencuci tangan 6 langkah
yang benar diskusi, demonstrasi dan mempraktikkan cara mencuci tangan 6 langkah
yang benar

Adapun susunan acara pada saat penyuluhan tentang cara mencuci tangan 6 langkah yabg
benar adalah sebagai berikut :
No Jam Acara Pelaksana Waktu
1 08.00 Pembukaan Riski Uswatun 5menit
- Mengucapkan salam
Kasanah, S.Kep
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
- Menjelaskan kontrak waktu
2 08.05 Penyampaian materi Eka Nurul Hidayati, 20Menit
Demonstrasi
S.kep
3 08.25 Praktik Mencuci tangan Mentari Putri, S.kep 10menit
3 08.35 Penutup : Dessy Ekawati, 10Menit
- Menanyakan kembali pada siswa
S.Kep.
dan siswi tentang apa yang sudah
dijelaskan
- Memberikan re inforcement positif
atas jawaban peserta
- Menyimpulkan dan menutup
diskusi
- Mengucapkan salam

3. Tahap Evaluasi

240
j) Struktur
 Peserta penyuluhan sebanyak 10 orang di RA Muslimat Kupang
 Perlengkapan yang digunakan selama diskusi adalah sound sytem, microfon dan
Laptop penggunaan bahasa komunikatif dan aplikatif dalam penyampaian
penyuluhan cara mencuci tangan 6 langkah yang benar dan siswa siswi
memahami apa yang telah disampaikan oleh pemateri.
k) Proses
 Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari selasa tanggal 22 Mei 2018 pada
pukul 08.00 WIB, jadwal sudah sesuai dengan yang telah ditentukan
 Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai
akhir
l) Hasil
 90% peserta dapat mengerti bagaimana cara mencuci tangan 6 langah yang benar
 80% peserta dapat mengerti pentingnya mencuci tangan 6 langkah yang benar
 70% peserta mampu memahami dampak jika tidak mencuci tangan 6 langkah
yang benar

241
DOKUMENTASI

242
243
244
245
246
d) Gosok gigi

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


SAP GOSOK GIGI

Topik : Cara Menggosok Gigi Yang Baik Dan Benar


Sub Topik : Pengertian Dan Manfaat Dari Cara Menggosok Gigi Yang Baik
Dan Benar
Hari/tanggal : 23 Mei 2018
Pukul/Tempat : 08:00 -Selesai
Sasaran : kelas B RA Muslimat Kupang, Tebel
Waktu : 30-45 Menit.

A. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti penyuluhan dan mendapatkan penjelasan tentang menggosok
gigi, peserta diharapkan mengetahui cara menggosok gigi dengan baik dan benar
B. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu:
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian menggosok gigi
2. Peserta dapat menjelaskan manfaat menggosok gigi
3. Peserta dapt menjelaskan akibat bila tidak menggosok gigi
4. Peserta dapat menjelaskan waktu yang tepat untuk menggosok gigi
5. Peserta dapat menjelaskan cara menggosok gigi yang baik dan benar
C. MATERI
1. Pengertian menggosok gigi
2. Manfaat menggosok gigi
3. Akibat bila tidak menggosok gigi
4. Waktu yang tepat untuk menggosok gigi
5. Cara menggosok gigi yang baik dan benar
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
E. MEDIA
1. Materi SAP
2. LCD
3. Video
F. KEGIATAN PENYULUHAN
No WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 1 3 Menit Pembukaan: Menjawab Salam
Membuka kegiatan dengan mengucapkan
salam Mendengarkan
Memperkenalkan Dari
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Memperhatikan

247
Menyebut materi yang akan diberikan
Memperhatikan
2. 2 15 Menit Pelaksanaan:
Menjelaskan tentang pengertian menggosok Memperhatikan
gigi
Menjelaskan tentang manfaat menggosok Memperhatikan
gigi
Menjelaskan tentang waktu yang tepat untuk Memperhatikan
menggosok gigi
Menjelaskan akibat bila tidak menggosok Memperhatikan
gigi
Menjelaskan cara menggosok gigi dengan Memperhatikan
baik dan benar
Memberi kesempatan kepada peserta untuk Bertanya dan menjawab
bertanya
Mendemonstrasikan cara menggosok gigi Mempehatikan
yang baik dan benar
Mendampingi peserta dalam mempraktikkan Mempraktikkan
gosok gigi yang baik dan benar m

3. 3 10 Menit Evaluasi:
Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada siswa siswi yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 4 2 Menit Terminasi:
Mengucapkan terimakasih atas peran peserta Mendengarkan
Mengucapkan salam penutup Menjawab Salam

248
G. Pengorganisasian
a. Penyaji : Akidatul Isnaini, S.Kep
b. Moderator : Dessy Ekawati
c. Observer/Fasilitator : seluruh anggota pokja KIA
H. EVALUASI
1. Metode Evaluasi: tanya jawab
2. Jenis Pertanyaan: Lisan
I. SUMBER PUSTAKA
Rudhi Eanto.2013.Penyuluhan Kesehatan Gigi.Gramedia:Jakarta
J. URAIAN MATERI
MENGGOSOK GIGI (SIKAT GIGI)
1.Pengertian menggosok gigi
Kegiatan rutin yang selalu kita lakukan tiap hari, setidaknya 2 kali sehari kita
menggosok gigi.
2. Tujuan menggosok gigi
a. Gigi tampak bersih dan putih
b. Mengurangi bau mulut
c. Mencegah sakit gigi ( misalnya: caries gigi atau gigi berlubang)
3. Akibat bila tidak menggosok gigi
a Gigi menjadi kuning kecoklatan
b.Bau mulut bertambah
c. Sakit gigi
4.Waktu yang tepat untuk menggosok gigi
a. Minimal kita menggosok/menyikat gigi dua kali dalam sehari yaitu pagi setelah
sarapan dan kedua menjelang tidur
b.Yang paling ideal sebaiknya menyikat gigi setelah makan dan menjelang tidur
c. Apabila kita tidak mampu menggosok gigi setelah makan, dianjurkan untuk kumur-
kumur dengan air yang bersih untuk mengurangi sisa-sisa makanan yang masih
menempel di gigi.
5. Cara Menggosok Gigi Yang Benar
a. Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat di daerah
perbatasan antara gigi dengan gusi
b.Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bangian luar permukaan setiap gigi
atas dan bawah dengan posisi 45 derajat berlawanan dengan garis gusi agar sisa
makanan yang mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.
c.Bersihkan permukaan kunyah gigi pada lengkung gigi sebelah kanan dan kiri dengan
gerakan maju mundur, atau mungkin boleh juga dengan sedikit diputar sebanyak 10-
20 kali gosokan juga. Lakukan pada rahang atas terlebih dulu lalu dilanjutkan dengan
rahang bawah. Bulu sikat gigi diletakkan tegak lurus menghadap permukaan kunyah
gigi.
d.Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan tekanan ringan
sehingga bulu sikat tidak membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan cela-cela
gigi. Rubah posisi sikat sesering mungkin.
249
e. Bersihkan permukaan dalam gigi yang menghadap ke lidah dan langit-langit dengan
menggunakan teknik modifikasi bass untuk lengkung gigi sebelah kanan dan kiri.
Untuk lengkung gigi bangian depan dapat anda bersihkan dengan cara memegang
sikat gigi secara vertical menghadap ke depan. Lalu gunakan ujung sikat dengan
gerakan menarik dari gusi kearah mahkota gigi. Lakukan pada rahang atas terlebih
dulu dan dilanjutkan dengan rahang bawah.
f. Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar nafas lebih segar
g. Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras dapat membuat
gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu penipisan struktur gigi terutama
di sekitar garis gusi. Abrasi dapat membuat bakteri dan asam menghabiskan gigi
karena lapisan keras pelindung enamel gigi telah terkikis.
h Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang kering sehingga
dapat mongering setelah dipakai.
i Jangan pernah meminjamkan sikat gigi anda kepada orang lain karena sikat gigi
mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke yang lain meski
sikat sudah dibersihkan.

250
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG CARA MENGGOSOK
GIGI YANG BENAR DI RA MUSLIMAT KUPANG KECAMATAN BARENG
KABUPATEN JOMBANG TANGGAL 23 MEI 2018
1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 23 Mei 2018, yang dimulai
dengan pembuatan pre planning, Selanjutnya dilakukan pembagian tugas masing-masing
mahasiswa untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang cara menggosok gigi yang
benar di RA Muslimat Kupang Desa Tebel kecamatan bareng kabupaten jombang pada
tanggal 23 Mei 2018 pada pukul 08.00 WIB
2. Pelaksanan
25. Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 10.00 WIB.
26. Kegiatan dilakukan pada saat siswa siswi kelas B sudah berkumpul di ruang kelas
Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 15 orang siswa siswi
27. Peserta tampak kooperatif dalam kegiatan penyuluhan tersebut
28. Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan,tentang cara menggosok gigi yang benar
diskusi Tanya jawab tentang bagaimana cara menggosok gigi yang benar

Adapun susunan acara pada saat penyuluhan tentang cara menggosok gigi yang benar
adalah sebagai berikut :
No Jam Acara Pelaksana Waktu
1 08.00 Pembukaan Dessy Ekawati, 5menit
- Mengucapkan salam
S.Kep
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
- Menjelaskan kontrak waktu
2 08.05 Penyampaian materi dan Demonstrasi Akidatul Isnaini 10Menit
3 08.15 Praktik Menggosok Gigi Seluruh Anggota 15menit
Pokja KIA
3 08.30 Penutup : Dessy Ekawati, 10Menit
- Memberi kesempatan untuk
S.Kep
bertanya
- Menjawab pertanyaan yang
diajukan
- Menanyakan kembali pada siswa
dan siswi tentang apa yang sudah
dijelaskan
- Memberikan re inforcement positif
atas jawaban peserta
- Menyimpulkan dan menutup
diskusi
- Mengucapkan salam

251
3. TahapEvaluasi
e) Struktur
 Peserta penyuluhan sebanyak 15 anak di kelas B , RA Muslimat Kupang
 Perlengkapan yang digunakan selama diskusi adalah sound sytem, microfon dan
Laptop penggunaan bahasa komunikatif dan aplikatif dalam penyampaian
penyuluhan cara menggosok gigi yang benar dan siswa siswi memahami apa
yang telah disampaikan oleh mahasiswa.
f) Proses
 Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Rabu tanggal 23 Mei 2018 pada
pukul 08.00 WIB, jadwal sudah sesuai dengan yang telah ditentukan
 Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai
akhir
 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji.
g) Hasil
 90% peserta dapat mengerti bagaimana cara menggosok gigi yang benar
 80% peserta dapat mengerti pentingnya menggosok gigi
 70% peserta mampu memahami dampak jika tidak menggosok gigi

DOKUMENTASI KEGIATAN

252
253
254
255
256
e) MPASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MPASI) PADA BAYI USIA 6-12
BULAN

Topik : Makanan Pendamping ASI(MPASI)


Pokok Bahasan : Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) pada bayi usia 6-12
bulan
Target/Sasaran : Ibu yang memliki bayi usia 6-12 bulan
Hari/Tanggal : Senin, 14 Mei 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Posyandu Balita, Dusun Kupang, Desa Tebel, Kecamatan Bareng,
Jombang
I. TUJUAN INSTRUKTURSIONAL UMUM
Setelah mengikuti prosess penyuluhan diharapkan ibu mengetahui tentang
makanan apa yang tepat untuk bayinya.
II. TUJUAN INSTRUKTURSIONAL KHUSUS
Pada akhir pertemuan peserta dapat:
a. Menjelaskan tentang makanan bergizi
b. Menjelaskan tentang makanan tepat pada bayi usia 6-12 bulan
III. MATERI PELAJARAN
a. Menjelaskan tentang makanan pendamping ASI
b. Menjelaskan tentang makanann pendamping ASI tepat pada bayi usia 6-12
bulan
IV. PESERTA
Ibu di Posyandu Dusun Kupang, Desa Tebel, Kecamatan Bareng , Kabupaten
Jombang
V. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi/tanya jawab
VI. MEDIA
1. Leaflet MPASI
VII. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS
1. Penyuluh:
Uraian tugas:
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN

257
PESERTA
1. 10 Menit Pembukaan :
1. Memperkenalkan diri 1. Menjawab salam
2. Melakukan apersepsi
dan mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari
2. Mendengarkan
penyuluhan
4. Melakukan kontrak waktu 3. Mendengarkan
5. Menyebutkan materi
4. Mendengarkan
penyuluhan yang akan
diberikan
2. 30 menit Pelaksaan :
1. Menjelaskan Pengertian Mendengarkan
Makanan pendamping
ASI
2. Menjelaskan tujuan
tentang pemberian
makanan pendamping
ASI
3. Menjelaskan macam-
macam MPASI
4. Menjelaskan gangguan
dalam pemberian MPASI
terlalu dini.
5. Cara menentukan
MPASI yang tepat
6. Menjelaskan jadwal
pemberian makan bayi
7. Menjelaskan dampak
pemberian MPASI
terlalu dini
8. Menjelaskan contoh
menu makanan
pendamping ASI
9. Menjelaskan waktu
pemberian MPASI
3. 15 menit Evaluasi :
Menanyakan pada ibu tentang Menjawab dan
materi yang diberikan dan menjelaskan
reinfocement kepada ibu yang pertanyaan
dapat menjawab dan
menjelaskan kembali
pertanyaan atau materi yang

258
diberikan
4. 5 menit Terminasi :
Mengucapkan terimakasih dan Ibu mendengarkan
mengucapkan salam dan menjawab salam

IX. EVALUASI

1. Standart Persiapan
a. Menyiapkan materi penyuluhan
b. Menyiapkan tempat
c. Menyiapkan koesioner
d. Menyiapkan Leaflet
2. Standart Proses
a. Membaca buku referensi tentang makanan pendamping ASI
b. Memberi penyuluhan tentang makanan pendamping ASI
3. Standart Hasil
a. Ibu mampu mengetahui tentang pengertian makanan pendamping ASI.
b. Ibu mampu mengetahui tujuan pemberian makanan pendamping ASI.
c. Ibu mampu mengetahui tentang waktu pemberian makanana
pendamping ASI

MATERI

MAKANAN PENDAMPING ASI (MPASI)

a. Pengertian MPASI
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan dan minuman yang
mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna
memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI merupakan makanan padat atau
cair yang diberikan secara bertahap sesuai dengan usia dan kemampuan
pencernaan bayi/anak (Kemenkes RI, 2015).

b. Tujuan Pemberian MPASI


1. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.
2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam
makanan dengan berbagai rasa dan bentuk
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
4. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi
tinggi (Djitowiyono, 2010:43-44 )

c. Waktu Pemberian MPASI

259
Waktu pemberian MPASI pada bayi sebaiknya disesuaikan dengan
jadwal makan keluarga yaitu 3x makanan pokok(sarapan pagi, makan siang,
makan malam) 2x makanan selingan (jam 10.00-16.00) serta 3x ASI (saat
bangun pagi, sebelum tidur siang dan malam).

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Makanan Tambahan

Umur Jenis Makanan Berapa Kali


Sehari
6 - 7 bulan 1. ASI Kapan Diminta
2. Bubur lunak 1 – 2 kali sehari
3. Bubur:bubur tepung beras
Merah
7 – 9 bulan 1. ASI Kapan Diminta
2. Buah-buahan 3 – 4 kali sehari
3. Hati ayam atau kacang-
Kacangan
4. Beras merah atau ubi
5. Sayuran(wortel,bayam)
9 - 12 bulan 1. ASI Kapan Diminta
2. Buah-buahan 4 – 6 kali sehari
3. Bubur dan roti
4. Daging/ kacang-
kacangan/ayam/ikan
5. Berasmerah/kentang/
labu/jagung
6. Sari buah
(Indiarti,2009)

260
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG MP-ASI
DI DESA TEBEL KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG TANGGAL
14 MEI 2018
1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 13 Mei 2018, yang dimulai
dengan pembuatan pre planning, Selanjutnya dilakukan pembagian tugas masing-masing
mahasiswa untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang mp-asi di Desa Tebel
Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang pada tanggal 14 Mei 2018 pada pukul 08.00 WIB
di Balai Desa
2. Pelaksanan
1) Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 08.40 WIB. Waktu
penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan di pre planning
2. Kegiatan dilakukan pada saat Posyandu di Dsn.Kupang Desa Tebel sesuai dengan
kesepakatan
3. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 20 orang
4. Peserta tampak kooperatif dalam kegiatan penyuluhan tersebut
5. Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan, diskusi tanya jawab, pembagian leaflet
tentang MP- ASI
Berikut pertanyaan yang diajukan oleh peserta
Adapun susunan acara pada saat penyuluhan kesehatan tentang MP-ASI adalah sebagai
berikut :
No Jam Acara Pelaksana Waktu
1 08.00 Pembukaan Dessy Ekawati, S.Kep 10 menit
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelskan tujuan
Menjelaskan kontrak waktu
2 08.10 Penyampaian materi Ida Fitryah, S.kep 20 Menit
3 08.40 Penutup : Dessy Ekawati, S.Kep 10 Menit
Memberi kesempatan untuk
bertanya
Menjawab pertanyaan yang
diajukan
Menanyakan kembali pada ibu-ibu
tentang apa yang sudah dijelaskan
Memberikan re inforcement positif
atas jawaban peserta
Menyimpulkan dan menutup
diskusi
Mengucapkan salam

3. Tahap Evaluasi
m) Struktur
261
 Peserta penyuluhan sebanyak 20 ibu-ibu Di Dsn.Kupang Ds.Tebel
 Perlengkapan yang digunakan selama diskusi adalah leaflet dan pengeras suara,
penggunaan bahasa komunikatif dan aplikatif dalam penyampaian penyuluhan
kesehatan, ibu-ibu memahami dengan apa yang telah disampaikan oleh mahasiswa
n) Proses
 Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Senin tanggal 14 Mei 2018 pukul 08.00,
jadwal sudah sesuai dengan yang telah ditentukan
 Peserta yan hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji.
o) Hasil
 90% peserta dapat menyebutkan pengertian MP-ASI
 75% peserta dapat menyebutkan tujuan pemberian MP-ASI
 65% peserta dapat menyebutkan waktu pemberian MP-ASI

262
 Foto Dokumentasi

263
264
265
f) Persiapan persalinan

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

PERSIAPAN PERSALINAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah tugas dari seorang ibu yang harus dihadapi dengan tabah, walaupun
tidak jarang mereka merasa cemas dalam menghadapi masalah tersebut.
Sebelum persalinan dimulai leher rahim akan melebar 1 atau 2 cm (atau bahkan lebih
jika ibu hamil sudah pernah melahirkan). Jaringan ikat dan tulang rawan pada panggul
akan rileks, memungkinkan gerakan sendi yang lebih besar. Agar tulang panggul bisa
membuka selam persalinan dan pelahiran untuk memberi bayi ruang lebih banyak pada
jalan lahir. Pada saat bersamaan, sekresi vagina meningkat dan jaringan dinding vagina
menjadi lebih elastis.
Selama minggu akhir kehamilan, tubuh ibu hamil mengalami perubahan yang
mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan. Payudara akan memproduksi banyak
kolostrum. Rahim akan menjadi lebih sensitif dan berkontraksi lebih sering, baik spontan
atau sebagai respon terhadap aktivitas dan gangguan ringan seperti gangguan berjalan,
bersin dan benturan pada perut.
Kesiapan bayi ibu untuk hidup di luar tubuh ibu bertepatan dengan kemampuannya
memproduksi berbagai substansi yang akan memberi umpan balik pada peredaran darah
ibu dan memainkan peran penting dalam memicu perubahan yang mengawali persalinan.
Kesiapan ibu itu sendiri secara fisik maupun emosional untuk menghadapi persalinan
sangat penting.

Agar persalinan berjalan lancar dan tidak khawatir dalam menghadapi proses
persalinan,oleh karena itu penulis menyusun makalah satuan acara penyuluhan dengan
judul “Persiapan Persalinan”.

266
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERSIAPAN PERSALINAN

Pokok Bahasan : Intra Natal Care (INC)


Sub Pokok Bahasan : Persiapan Persalinan
Sasaran : Ibu Hamil
Tempat : setiap rumah bumil di Ds. Tebel
Penyuluh : Tim Pokja KIA
Tanggal : 25 Mei 2018
A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan selama 30 menit, Ibu
hamil mampu menjelaskan macam-macam persiapan persalinan.

B. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan, ibu dapat:

1. Menjelaskan pengertian persalinan


2. Menjelaskan macam-macam persalinan
3. Menjelaskan persiapan ibu menghadapi persalinan

C. METODE

1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Demonstrasi.

D. MEDIA

1. Leaflet.

E. MATERI

Terlampir

F. KEGIATAN

NO Tahap Waktu Kegiatan


1 Pembukaan 5 Menit  Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Kontrak waktu
 Menjelaskan maksud dan tujuan

267
pemberian pendidikan kesehatan
2 Pelaksanaan 10 Menit  Menjelaskan pengertian persalinan
penyampaian  Menjelaskan macam-macam persalinan
materi  Menjelaskan persiapan ibu
menghadapi persalinan
3 Diskusi 15 menit Tanya jawab Peserta bertanya
4 Penutup 5 Menit  Menyimpulkan hasil penyuluhan.
 Memberi saran-saran.
 Mengucapkan salam penutup

G. EVALUASI
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian persalinan
2. Jelaskan persiapan ibu menghadapi persalinan

H. HASIL
1. Sasaran dapat Menjelaskan pengertian persalinan
2. Sasaran dapat menjelaskan persiapan ibu menghadapi persalinan

268
MATERI PENYULUHAN

“PERSIAPAN PERSALINAN”

A. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah suatu proses saat janin dan produk konsepsi dikeluarkan sebagai
akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat (Barbara, 2009). Persalinan adalah
proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup
di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,dengan bantuan atau tanpa
bantuan. (Manuaba, 2010). Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servks,dan
janin turun ke dalam jalan lahir (Sarwono,2006).

Jadi,persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan cukup


bulan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan atau tanpa bantuan.

B. Macam-macam persalinan

1. Persalinan Normal

Persalinan normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang
kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu, serta tidak melukai ibu maupun bayi
(kecuali episiotomi). Proses persalinan normal biasanya berlangsung dalam waktu kurang
dari 24 jam. (Manuaba, 2010).

Terjadinya persalinan membutuhkan tiga faktor penting, yaitu kekuatan ibu saat
mengejan, keadaan jalan lahir, dan keadaan janin. Ketiganya harus dalam keadaan baik,
sehingga bayi dapat dilahirkan. Dengan adanya kekuatan mengejan ibu, janin dapat
didorong kebawah, dan masuk kerongga panggul. Saat kepala janin memasuki ruang
panggul,posisi kepala sedikit menekuk sehingga dagu dekat dengan dada janin. Posisi ini
akan memudahkan kepala janin lolos melalui jalan lahir, yang diikuti dengan beberapa
gerakan selanjutnya. setelah kepala keluar, bagian tubuh janin yang lain akan mengikuti,
mulai dari bahu, badan, dan kedua kaki.

2. Persalinan Dibantu Alat

Jika pada fase kedua/ kala dua persalinan tidak maju dan janin tidak juga lahir,
sedangkan Anda sudah kehabisan tenaga untuk mengejan, maka dokter akan melakukan

269
persalinan berbantu, yaitu persalinan dengan menggunakan alat bantu yang disebut forsep
atau vakum. Jika tidak berhasil maka akan dilakukan operasi caesar.

a. Persalinan dibantu Vakum (Ekstrasi Vakum)

Disebut juga ekstrasi vakum. Vakum adalah seatu alat yang menggunakan cup
ppenghisap yang dapat menarik bayi keluar dengan lembut. Cara kerjanya sangat
sederhana, yaitu vakum diletakan diatas kepala bayi, kemudian ada selang yang
menghubungkan mangkuk ke mesin yang bekerja dengan listrik atau pompa. Alat ini
berpungsi membantu menarik kepala bayi ketika Anda mengejan. Jadi tarikan dilakukan
saat Anda mengejan, dan saat mulut rahim sudah terbuka penuh (FASE KEDUA) dan
kepala bayi sudah berada dibagian bawah panggul.

Persalinan dengan vakum dilakukan bila ada indikasi membahayakan kesehatan serta
nyawa ibu atau anak, maupun keduanya. Jika proses persalinan cukup lama sehingga ibu
sudah kehilangan banyak tenaga, maka dokter akan melakukan tindakan segera untuk
mengeluarkan bayi, misalnya dengan vakum. Keadaan lain pada ibu, yaitu adanya
hipertensi (preeklamsia) juga merupakan alasan dipilihnya vakum sebagai alat bantu
persalinan. Daam keadaan demikian, Anda tidak boleh mengejan terlalu kuat karena
mengejan dapat mempertinggi tekanan darah dan membahayakan jiiwa Anda. Vakum juga
dikerjakan apabila terjadi gawat janin yang ditandai dengan denyut jantung janin lebih dari
160 kali permenit atau melambat mencapai 80 kali permenit yang menandakan bahwa bayi
telah mengalami kekurangan oksigen (HIPOKSIA).

Proses persalinannya sendiri menghabiskan waktu lebih dari 10 menit. Namun,


dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk menjalani seluruh prosedur.

b. Persalinan Dibantu forsep (ekstrasi forsep)

Forsep merupakan alat bantu persalinan yang terbuat dari logam menyerupai sendok.
Berbeda dengan vakum, persalinan yang dibantu forsep bisa dilakukan meski Anda tidak
mengejan, misalnya saat terjadi keracunan kehamilan, asma, atau penyakit jantung.
Persalinan dengan forsef relatip lebih beresiko dan lebih sulit dilakukan dibandingkan
dengan vakum. Namun kadang terpaksa dilakukan juga apabila kondisi ibu dan anak
sangat tidak baik.

Dokter akan meletakan forsep diantara kepala bayi dan memastikan itu terkunci
dengan benar, artinya kepala bayi dicengkram dengan kuat dengan forsep. Kemudian
forsep akan ditarik keluar sedangkan ibu tidak perlu mengejan terlalu kuat. Persalinan
forsep biasanya membutuhkan episiotomi.

270
Forsep digunakan pada ibu pada keadaan sangat lemah, tidak ada tenaga, atau ibu
dengan penyakit hipertensi yang tidak boleh mengejan, forsep dapat menjadi pilihan.
Demikian pula jika terjadi gawat janin ketika janin kekurangan oksigen dan harus segera
dikeluarkan. Apabila persalinan yang dibantu forsep telah dilakukan dan tetap tidak bisa
mengeluarkan bayi, maka operasi caesar harus segera dilakukan.

3. Sescio Caesar

a. Operasi Caesar Terencana (elektif)

Pada operasi caesar terencana (elektif), operasi caesar telah direncanakan jauh hari
sebelum jadwal melahirkan dengan mempertimbangkan keselamatan ibu maupun janin.
Beberapa keadaan yang menjadi pertimbangan untuk melakukan operasi caesar secara
elektif, antara lain :

1) Janin dengan presentasi bokong : Dilakukan operasi caesar pada janin presentasi
bokong pada kehamilan pertama, kecurigaan janin cukp besar sehingga dapat
terjadi kemacetan persalinan (CEPALO PELVIC DISPROPORTION), janin dengan
kepala menengadah (DEFLEKSI), janin dengan lilitan tali pusat, atau janin dengan
presentasi kaki.
2) Kehamilan kembar : Pada kehamilan kembar dilihat presentasi terbawah janin
apakah kepala, bokong, atau melintang. Masih mungkin dilakukan persalinan
pervaginam jika persentasi kedua janin adalah kepala-kepala. Namun, dipikirkan
untuk melakukan caesar pada kasus janin pertama/terbawah selain presentasi
kepala. pada USG juga dilihat apakah masing-masing janin memiliki kantong
ketuban sendiri-sendiri yang terpisah, atau keduanya hanya memiliki satu kantong
ketuban. Pada kasus kehamilan kembar dengan janin hanya memiliki satu kantong
ketuban, resiko untuk saling mengait/menyangkut satu sama lain terjadi lebih
tinggi, sehingga perlu dilakukan caesar terencana.Pada kehamilan ganda dengan
jumlah janin lebih dari dua (misal 3 atau lebih), disarankan untuk melakukan
operasi caesar terencana.
3) Plasenta previa : artinya plasenta terletak dibawah dan menutupi mulut rahim.
Karena sebelum lahir janin mendapat suplai makanan dan oksigen, maka tidak
mungkin plasenta sebagai media penyuplai lahir/ lepas terlebih dulu dari janin
karena dapat mengakibatkan kematian janin. Plasenta terdiri dari banyak pembuluh
darah, lokasi plasenta yang menutupi jalan lahir, sangat rawan dengan terjadinya
pendarahan. Apabila terjadi kontraksi pada rahim, maka sebagian plasenta yang
kaya pembuluh darah ini akan terlepas dan menimbulkan pendarahan hebat yang
dapat mengancam nyawa janin dan ibu.

271
4) Kondisi medis ibu : preeklamsia, kencing manis (diabetes militus), herpes,
penderita HIV/AIDS, penyakit jantung, penyakit paru kronik, atau tumor rahim
(mioma) yang ukurannya besaratau menutupi jalan lahir, kista yang menghalangi
turunnya janin, serta berbagai keadaan lain merupakan hal-hal yang menyebabkan
operasi caesar lebih diutamakan.
5) Masalah pada janin : Misanya pada janin dengan oligohidramnion (cairan ketuban
sedikit) atau janin dengan gangguan perkembangan.
b. Opereasi Caesar Darurat (Emergency)

Yang dimaksud operasi caesar darurat adalah jika operasi dilakukan ketika proses
persalinan telah berlangsung. Hal ini terpaksa dilakukan karena ada masalah pada ibu
maupun janin. Beberapa keadaan yang memaksa terjadinya operasi caesar darurat, antara
lain :

1) Persalinan macet

Keadaan ini dapat terjadi pada fase pertama (fase lilatasi) atau fase kedua (ketika
Anda mengejan). Jika persalinan macet pada fase pertama, dokter akan memberi obat yang
disebut oksitosin untuk menguatkan kontraksi otot-otot rahim. Dengan demikian mulut
rahim dapat membuka. Ada teknik lain, yaitu memecahkan selaput ketuban atau
memberikan cairaan infus intrafena jika Anda kekurangan cairan /dehidrasi. Jika cara-cara
itu tidak berhasil, maka operasi caesar akan dilakukan.

Jika persalinan macet pada fase kedua, dokter harus segera memutuskan apakah
persalinan dibantu dengan vakum atau forsep atau perlu segera dilakukan operasi caesar.
Hal yang menjadi pertimbangan untuk melanjutkan persalinan pervaginam dengan alat
(berbantu) atau operasi caesar, tergantung pada penurunan kepala janin didasar tanggul,
keadaan tanggul ibu, dan ada tidaknya kegawatan pada janin.

Persalinan macet merupakan penyebab tersering operasi caesar. Beberapa alasan yang
dijadikan pertimbangan ialah kontraksi tidak lagi efektif, janin terlalu besar semantara jalan
lahir ibu sempit, dan posisi kepala janin yang tadak memungkinkan dilakukan penarikan
dengan vakum maupun forsep.

2) Stres pada janin

Ketika janin stres, dia akan kekurangan oksigen. Pada pemeriksaan klinik tanpak bahwa
denyut jantung janin menurun. Secara normal, selama terjadi kontraksi denyut jantung
janin menurun sedikit, namun akan kembali ke prekwensi asalnya, jika :

272
 Prolaps tali pusat: jika tali pusat keluar melalui mulut rahim, dia bisa terjepit,
sehingga suplai darah dan oksigen kejanin berkurang. Keadaan ini berbahaya jika
janin dilahirkan secara normal lewat vagina, sehingga memerlukan tindakan operasi
caesar segara.
 Perdarahan : Jika Anda mengalami perdarahan yang banyak akibat plasenta terlepas
dari rahim, atau karena alasan lain, maka harus dilakukan operasi caesar.
 Stres janin berat : Jika denyut jantung janin menurun sampai 70x per menit, maka
harus segera dilakukan operasi caesar. Normalnya denyut jantung janin adalah
120/160x per menit. (wordpress.com/macam-macam-persalinan)

C. Persiapan ibu menghadapi persalinan

1. Persiapan persalinan secara bio/fisiologis

a. Semakin meningkat umur kehamilan, ibu semakin merasakan pergerakan-


pergerakan bayi. Perut ibu semakin membesar, pergerakan ibu semakin tidak bebas,
ibu merasakan tidak nyaman.
b. Kadang-kadang ibu mengalami gangguan kencing, kaki bengkak
c. Kondisi otot panggul dan otot jalan lahir mengalami penekanan
d. Keluarnya bayi itu sebagian besar disebabkan oleh kekuatan dan kontraksi otot-otot
dan sebagian lagi oleh tekanan dari perut.
e. Kontraksi dari otot uterus dan pelontaran bayi keluar amat dipengaruhi oleh sistem
syaraf simpati, parasimpatis dan syaraf lokal pada otot uterus
2. Persiapan Psikologis

a. Peristiwa kelahiran bukan hanya merupakan proses murni fisiologis belaka, akan
tetapi banyak diwarnai dengan komponen psikologis
b. Ada perbedaan yang dialami ibu yang satu dengan yang lain
c. Pada minggu-minggu terakhir menjelang persalinan bayinya, ibu banyak
dipengaruhi oleh perasaan/emosi dan ketegangan
d. Ibu merasa cemas dapat lahir dengan lancar, sehat atau cacat
e. Adanya dukungan moral daripada suami dan calon ayah
f. Kesiapan mental untuk menghadapi proses persalinan dan meyakinkan diri sebelum
proses persiapan persalinan normal adalah suatu proses yang alami dan terbaik
g. Ibu juga amat bahagia menyonsong kelahiran bayinya yang diidam-idamkannya.
h. Disamping itu ibu merasakan takut terhadap darah, takut sakit, takut terjadi
gangguan waktu melahirkan, bahkan takut mati.

273
i. Kecemasan ayah juga tidak boleh diabaikan. Kecemasan ayah hampir sama
besarnya dengan kecemasan ibu yang melahirkan, hanya berbeda sang ayah tidak
secara langsung merasakan efeknya kehamilan.
Bantuan yang diberikan kepada ibu dalam rangka bimbingan persiapan mental
adalah sebagai berikut :

a. Mengatasi perasaan takut yang dirasakan oleh ibu dalam persalinan dengan cara :
 Memberikan pengertian pada ibu tentang peristiwa persalinan
 Menunjukkan kesediaan untuk menolong
 Mengajak ibu berdoa untuk menyerahkan diri dan mohon bantuan kepada Tuhan
sesui dengan agama.
b. Berusaha menentramkan perasaan yang mencemaskan
 Dengan penjelasan yang bijaksana
 Dengan menjawab perasaan ibu secara baik dan tidak menyinggung perasaan
c. Memberi gambaran yang jelas dan sistematis tentang jalannya persalinan. Misal :
 His/kontraksi yang mengakibatkan rasa sakit itu penting untuk membuka jalan
kelahiran
 Mengeluarkan anak dalam kandungan bukan saja dengan his makin kuat tetapi juga
dengan cara yang baik. Penjelasan ini banyak sekali sesuai dengan perubahan
fisiologis dalam persalinan. Perlu diingat bahwa penjelasan harus sederhana agar
mudah dimengerti oleh ibu.
d. Ibu harus sering ditemani karena akan merasa mendapatkan bantuan moril orang
yang simpati dengan memberi bantuan setiap saat yang diperlukan dan
mendengarkan segala keluhan penderita
e. Mengerti perasaan penderita
f. Menarik perhatian dan kepercayaan ibu dengan perhatian dan tingkah laku,
bijaksana, halus dan ramah serta sopan
g. Berusaha membesarkan kepercayaan dan keselamatan ibu menghadapi persalinan
dengan memberi petunjuk dan mengikutinya.
3. Persiapan Sosial

Segi sosial merupakan akar untuk tumbuh, dalam hal ini harus dipersiapkan
mengenai unsur apa yang harus dikenal dari lingkungan sosial, kondisi ekonomi, taraf
penghidupan dan kebudayaan yang berhubungan dengan calon ibu yang akan melahirkan.
Misal :
a. Malnutrisi akan membawa akibat bagi kehamilan, ibu maupun janin
b. Perumahan yang tidak memenuhi syarat, ini akan menimbulkan higiene yang kurang

274
4. Persiapan Kultural

Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, tradisi dan tingkat hidup yang kurang
baik terhadap kehamilan dan berusaha unutk mencegah akibat itu. (Hamilton P.2008)

5. Persiapan TABULIN (Tabungan Ibu Bersalin)

Tabulin adalah tabungan yang dipersiapkan untuk persalinan yang dilakukan pada
pasangan suami istri sedang dasolin atau dana social bersalin digunakan untuk
merencanakan dalam kehamilannya.
Salah satu kegiatan ini adalah membuat tabungan ibu bersalin (tabulin). Secara
psikologis, ibu akan merasa tenang menghadapi saat persalinan jika semua kebutuhan
sudah terpenuhi. Tabulin ini biasanya dilakukan oleh tokoh masyarakat atau petugas
kesehatan, sehingga akan menjamin akses ibu kepada petugas kesehatan. Adapun manfaat
dari diadakannya tabulin ini adalah sebagai berikut :
a. Sebagai tabungan/simpanan itu yang digunakan untuk biaya persalinan atau
sesudah persalinan.
b. Ibu dan keluarga tidak merasa terbebani terhadap biaya persalinan.
Tabungan yang bersifat social ini sangat membantu warga, terutama bagi warga yang
berekonomi lemah. Proram ini sangat tepat dan efektif dalam upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat. Warga tidak akan merasa terbebani dalam upaya mendukung
program tersebut karena penggalangan dana tabungan dilakukan mellaui proses jimpitan.
Melalui tabulin bumil diharapakan dapat menabung sehingga saat melahirkan, tidak
mengalami kesulitan biaya persalinan karena sudah ada dana tabungan. Kegiatan ini adalah
upaya yang sangat baik untuk menurunkan angka kematian ibu. Meskipun demikian, cara
ini belum menjamin 100% menjamin ibu hamil selamat dari maut. Tabungan ini biasanya
dibentuk berdasarkan RW atau posyandu. Sebagai tenaga kesehatan yang akan membantu
proses kelahiran biasanya akan menetukan jumlah tabungan ibu hamil di setiap minggu nya
dan
memberi penjelasan kepada ibu hamil betapa pentingnya manfaat tabulin sehingga ibu
hamil mempunyai kesadaran untuk membayar tabulin. (www.academia.edu/TABULIN)
6. Persiapan Kegawatdaruratan (BAKSOKUDA)

Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan disingkat


“BAKSOKUDA” yang diartikan sebagi berikut :
a. B (Bidan) : Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan

275
b. A (Alat) : Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti spuit,
infus set, tensimeter dan stetoskop
c. K (keluarga) : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan
mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menerima ibu
(klien) ke tempat rujukan.
d. S (Surat) : Beri sura ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan
rujukan, uraian hasil rujuka, asuhan atau obat-obat yang telah diterima ibu
e. O (Obat) : Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan merujuk
f. K (Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu
(klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam
waktu cepat.
g. U (Uang) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempar rujukan
h. DA (Darah) : Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan transfusi darah
apabila terjadi perdarahan.

276
PENUTUP

Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm


(bukan premature atau postmatur),mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai
setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal dengan
presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi,
plasenta lahir normal.Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya
bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.Bentuk-Bentuk
Persalinan:Persalinan spontan, Persalinan Bantuan, Persalinan Anjuran
Menjelang kelahiran sang bayi, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Terutama
barang-barang keperluan ibu dan sang bayi yang nantinya akan dibawa ke
rumah sakit.Tanda – tanda dan gejala paling sering menjelang persalinan adalah rasa
mulas,perut terasa seperti kram mirip saat menstruasi. Ada juga yang merasa mual,
kembung, dan nyeri punggung. Bahkan ada yang diare atau pusing.Menjelang persalinan,
sistem pencernaan Ibu akan melambat.Kala dalam persalinan : Kala 1 (dari pembukaan 1
sampai lengkap),Kala II (dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir),Kala III (dari bayi
lahir hingga plasenta lahir).
Sehingga dengan dibuatnya makalah ini penulis berharap ibu hamil tidak lagi cemas
menghadapi persalinan dan dapat mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan.

277
DAFTAR PUSTAKA

Barbara. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika


Hamilton P. 2008. Dasar – Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6.Jakarta : EGC.
Manuaba. 2010. Pengantar Obstetri. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

EVALUASI PENYULUHAN

A. Topik Kegiatan
Menambah pengetahuan peserta penyuluhan tentang persiapan persalinan di tiap
rumah yang memiliki ibu hamil di Ds.Tebel
B. Target Sasaran
Ibu hamil di Ds.Tebel sebanyak 2 orang.
C. Metode
Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab.

D. Strategi

278
Memberikan penyuluhan dan demonstrasi kepada Ibu hamil supaya memahami
tentang materi yang disampaikan.

E. Media
Komunikasi verbal, leaflet

F. Waktu dan tempat


Pukul 08.00 WIB-selesai, di tiap rumah yang memiliki ibu hamil di Ds.Tebel

G. Pengorganisasian
1) Moderator : Dessy Ekawati, S.Kep
2) Penyaji : Yepi, S.Kep
3) Fasilitator : Riski Uswatun, S.Kep
4) Notulen : Mentari Putri, S.Kep

H. Proses Penyuluhan
Peserta penyuluhan memperhatikan pemateri dengan baik dan mengajukan
pertanyaan. Peserta penyuluhan memperhatikan demonstrasi yang dilakukan penyaji.

279
Dokumentasi

280
g) Pijat bayi
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PIJAT BAYI

Kegiatan : Penyuluhan tentang pijat bayi.


Tempat : Tiap rumah yang memiliki bayi di Ds.Tebel
Waktu Pertemuan : 08.00 s/d selesai
Hari/tanggal : Jum’at / 25 Mei 2018
Pelaksana : Tim Pokja KIA
Sasaran : tiap rumah yang memiliki bayi di Ds.Tebel

1.1 Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan 1 kali pertemuan ini diharapkan
masyarakat mengetahui dan memahami tentang pijat bayi.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti materi penyuluhan ini peserta akan dapat :
a. Mengetahui pengertian pijat bayi.
b. Mengetahui manfaat pijat bayi.
c. Mengetahui tata cara pemijatan bayi.
1.2 Pokok Bahasan
Pijat bayi.
1.3 Sub Pokok Bahasan
a. Mengetahui pengertian pijat bayi.
b. Mengetahui manfaat pijat bayi.
c. Mengetahui tata cara pemijatan bayi.
1.4 Kegiatan Penyuluhan
1. Metode Penyuluhan : Ceramah dan demonstrasi.
2. Media Penyuluhan : boneka bayi, handuk, baby oil.
3. Setting tempat

Keterangan :
= penyaji
= pengunjung
4. Langkah-Langkah Kegiatan Penyuluhan
a. Kegiatan Pra Penyuluhan
1) Mempersiapkan materi, media dan tempat.
281
2) Kontrak waktu.
3) Sasaran penyuluhan.
b. Kegiatan saat penyuluhan
Tahapan Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan Pelaksana Penyuluh (Menit)
Pendahuluan 1. Memberi salam Memperhatikan dan 5
2. Perkenalan
mendengarkan.
3. Menyampaikan
pokok bahasan
4. Menjelaskan
tujuan
Penyajian 1. Menjelaskan Mendengarkan, 5
tentang : memperhatikan,
a. Mengetahui
mencatat.
pengertian
mengajukan
tentang
pertanyaan, dan
pengertian
mengemukakan
pijat bayi.
pendapat.
b. Mengetahui
manfaat
pijat bayi.
c. Mengetahui
tata cara
pemijatan
bayi.
2. Tanya jawab
Penutup 1. Melakukan Mendengarkan, 5
evaluasi memperhatikan dan
dengan menjawab
memberikan pertanyaan.
pertanyaan
secara lisan
2. Menyimpulka
n materi.
3. Memberi
salam penutup

1.5 Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Setting tempat teratur.
2. Evaluasi proses
a. Pasien dan keluarga di ruang Nifas Shakinah.
b. Peserta mendengar dengan baik.

282
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mengajukan pertanyaan.
b. Peserta memperhatikan penyaji.

283
DAFTAR PUSTAKA

Dasuki, 2010. http://www.google.co.id/search?q=pijat+bay&ie=utf-8&oe=utf-


8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a. Akses 18 Mei 2011.

Hidayat,A, Aziz Alimul, 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta : Salemba Medika.

Kelly, Paula, 2010. Buku Saku Asuhan Neonatus dan Bayi. Jakarta : EGC.

Marliany, Roesleny, 2010. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

284
LAMPIRAN
1. Materi
A. Pengertian pijat bayi
Roesli (2001) menyatakan bahwa pijat bayi adalah seni perawatan
kesehatan dan pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia
serta telah dipraktekkan sejak berabad-abad tahun silam secara turun temurun
oleh dukun bayi. Yang disebut bayi adalah anak yang berumur 0-12 bulan.
Sentuhan dan pandangan mata antara orang tua dan bayi mampu
mengalirkan kekuatan jalinan kasih sayang diantara keduanya yang merupakan
dasar komunikasi untuk memupuk cinta kasih secara timbal balik, mengurangi
kecemasan, meningkatkan kemampuan fisik serta rasa percaya diri. (Sutcliffe,
2002).
Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia yang paling
populer. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir diseluruh dunia, termasuk
di Indonesia, dan diwariskan secara turun temurun. Salah satu manfaat pijat
bayi adalah meningkatkan berat badan bayi prematur.

B. Manfaat Pemijatan Bayi


a. Meningkatkan sistem imunitas
Pada seorang bayi, sistem imunitas atau daya tahan tubuh terhadap penyakit
masih belum sempurna. Dengan pijatan akan menyeimbangkan sistem
imunitasnya serta merangsang produksi sel darah putih sehingga bayi
menjadi lebih sehat.
b. Merangsang otot
Dengan melakukan pijatan pada seorang bayi, maka akan merangsang otot-
ototnya untuk menjadi semakin kuat serta lebih berkembang.
c. Mengurangi rasa sakit
Seorang bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya seperti
rasa sakit dan ketidaknyamanan tubuhnya, akibat sering digendong dengan
posisi yang salah atau berganti-ganti orang yang menggendongnya. Pijatan
yang Anda lakukan tentu dapat mengurangi rasa sakit si kecil akibat hal-hal
tersebut.
d. Menaikkan berat badan
Bayi yang mengalami kekurangan berat badan sangat dianjurkan untuk
mendapatkan pemijatan, karena pijatan yang merangsang kulit, syaraf serta
otot dapat membantu bayi untuk memproduksi hormon-hormon yang
diperlukannya, termasuk hormon yang membantu menaikkan berat badan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Touch Research Institute di Miami,
Amerika Serikat, juga menguatkan hal tersebut dengan hasil penelitian yang

285
mengungkapkan bahwa bayi yang dipijat sejak lahir akan meningkat berat
badannya sebesar 47%.
e. Menurunkan stres
Seperti juga orang dewasa bayi juga dapat menderita stres, hanya saja
mereka belum dapat mengungkapkannya. Stres pada bayi biasanya
disebabkan oleh kebutuhannya yang tidak terpenuhi. Dengan memijatnya,
maka tubuh seorang bayi akan mengalami penurunan hormon kortisol yang
ditengarai sebagai penyebab stres.
f. Menenangkan bayi
Pijatan yang dilakukan terhadap seorang bayi dapat membuatnya tenang
serta membantunya untuk tidur lebih nyenyak. Hal ini cukup penting,
terutama bagi bayi-bayi yang baru lahir.
g. Menguatkan ikatan psikologis
Saat dipijat, tubuh bayi akan mengeluarkan hormon oksitosin yang akan
memperkuat ikatan psikologis antara sang bayi dengan ibunya. Selain itu,
bayi juga akan merasakan kasih sayang melalui sentuhan tangan ibunya.
Maka dari itu, sebaiknya pijat sendiri si kecil jika Anda telah mengetahui
teknik-teknik pijat bayi dibandingkan Anda harus menyerahkan pemijatan
pada tangan yang lebih ahli.

C. Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Yang Dipijat


Sebagai ibu pastinya ingin sekali memanjakannya dengan tangan
sendiri. Biasanya kalau di kampung memanggil ‘mbah dukun’ khusus untuk
bayi. Memijat perlu tehnik dan keahlian bukan sembarang memijat, salah-salah
bisa salah urat nantinya. Pasca dari rumah sakit, ibu bisa mempraktekan
sendiri. Bayi anda membutuhkan suasana tenang saat di pijat, boleh
diperdengarkan alunan yang merdu seperti MOZART, atau alunan ayat suci Al
Qur’an semacam murotalan lebih bagus lagi. Ruangan juga bisa Ber-AC,
pokoknya nyaman, tidak sumpek, pengap dan kotor.
Dengan dipijat bayi anda pasti akan merasakan nyaman, tidurnya juga
lebih nyenyak, lebih kuat dan otot-otot terbentuk, dan sehat lebih pasti. Selain
itu juga menambah nafsu makan dan minumnya. Apa pun pasti anda lakukan
berhubungan dengan si kecil, jadi mengapa tidak dengan memijatnya. Akan
sangat berarti bagi dia kalau tangan halus anda yang menyentuh tubuh
mungilnya.
Kebutuhan fisik-biologis berguna untuk pertumbuhan otak, sistem
sensorik, dan motorik, kebutuhan emosi kasih sayang untuk memengaruhi
kecerdasan emosi, inter dan intrapersonal, sementara stimulasi dini untuk
merangsang kecerdasan-kecerdasan lain. Menurut Soedjatmiko, Sp.A(K), MSi.
dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM , Kebutuhan stimulasi
286
meliputi rangsangan yang terus menerus dengan berbagai cara untuk
merangsang semua sistem sensorik dan motorik, Salah satunya adalah dengan
pijat bayi, atau yang dikenal dengan stimulasi sentuh (touch).
Pengaruh positif atau manfaat pijat bayi sendiri bagi tumbuh kembang
anak telah lama diketahui. Manfaatnya antara lain mengembangkan sistem
imun, membantu bayi berlatih relaksasi, membantu mengatasi gangguan tidur
dan membuat bayi tidur lebih lelap dan lama, memperkuat ikatan (bonding)
bayi dengan ibu/orangtua, Bayi -bayi prematur yang dipijat secara teratur setiap
hari menunjukkan perkembangan fisik dan emosional yang lebih baik
ketimbang bayi-bayi yang tidak dipijat. Selain itu berat badan bayi prematur yg
dipijat akan mengalami peningkatan berat badan 20 hingga 40 persen
dibandingkan yang tidak dipijat.Dan hal ini telah dibuktikan oleh para ahli di
Fakultas Kedokteran Universitas Miami pada tahun 1986. Dipimpin oleh
Tiffany M Field PhD.
Selain itu, bayi-bayi yang dipijat selama lima hari saja, daya tahan
tubuhnya akan mengalami peningkatan sebesar 40 persen dibanding bayi-bayi
yang tidak dipijat.Pijat bayi ternyata bukan hanya berpengaruh pada
pertumbuhan fisik dan emosional bayi. Jika dilakukan oleh ayah misalnya,
maka pijat bayi itu bisa meningkatkan produksi ASI (Air Susu Ibu) pada tubuh
ibu dan disebut ''pemberdayaan ayah,'' . Tapi bagaimana penjelasannya? Ketika
seorang ayah berinisiatif memijat si bayi, hal itu akan menimbulkan perasaan
positif pada istri. Inisiatif suami ini membuat istri merasa disayang, nyaman,
dan perasaan positif lainnya. Dan perasaan seperti ini akan merangsang
produksi hormon oksitosin.
Untuk diketahui, hormon ini sangat berguna untuk memperlancar
produksi ASI. Penelitian menunjukkan, 80 persen produksi hormon oksitosin
dipengaruhi oleh kondisi psikis ibu. Selain itu, pijat bayi akan membuat bayi
cepat lapar. Makin banyak ASI disedot oleh bayi (menyusui), maka produksi
ASI makin meningkat. Ini karena dalam proses produksi ASI berlaku hukum
supply and demand. Artinya, makin banyak ASI dikeluarkan, makin banyak
pula ASI diproduksi. Begitu pula sebaliknya.

D. Tata Cara Pemijatan Bayi


Sebelum kita memulai memijat bayi, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh ayah atau ibu yang akan memijat bayi,antara lain ;
a. Pilih waktu pemijatan saat Anda santai dan tidak tergesa-gesa dan tidak
akan terputus di tengah jalan. Jangan memijat bayi sebelum atau setelah
287
makan, atau ketika bayi sakit. Jangan membangunkan bayi untuk
dipijat.
b. Siapkan perlengkapan pijat seperti minyak untuk memijat dari baby oil,
minyak telon atau minyak nabati lainnya, alas, popok bersih dan pakaian
ganti. Minyak aromaterapi untuk orang dewasa mungkin tidak cocok
untuk bayi.
c. Lepas gelang, cincin dan potong kuku-kuku jari Anda yang panjang agar
tidak menyakiti kulit bayi Anda yang lembut tanpa sengaja.
d. Jangan terlalu banyak memberikan tekanan pada tubuh bayi yang rapuh
dan hindari daerah tulang belakang.
e. Tenangkan bayi agar tidak bergerak saat dipijat dengan berbicara atau
bernyanyi.
f. Kontak mata dengan bayi membuatnya merasa mendapatkan perhatian
penuh dari Anda.
g. Berhenti memijat secara mendadak dapat membuat bayi waspada. Oleh
karena itu, berhati-hatilah dengan pelan-pelan dan lembut saat akan
menghentikan pijatan.
h. Jangan menggunakan minyak di kepala atau wajah. Jaga agar minyak
tidak terkena jemari bayi karena mereka cenderung menempatkan jari di
mulut atau mata, sehingga dapat menyebabkan iritasi.
i. Selubungi bayi dengan handuk bersih dan hangat setelah dipijat dan
peluklah dia.
j. Hindari ruam, luka atau daerah di mana bayi mendapat suntikan
vaksinasinya atau mungkin karena sakit.
k. Anda dapat terus memijat bayi Anda sampai dia berusia tiga atau empat
tahun, karena manfaat pijat yang baik sangat banyak.

288
E. Urutan Pijatan Bayi
a. Kaki
1) Perahan cara India
Pegang kaki bayi pada pangkal paha seperti memegang pemukul softball,
kemudian gerakkan tangan ke pergelangan kaki secara bergantian seperti
memerah susu. Atau dengan arah yang sama, gunakan kedua tangan
secara bersamaan, mulai dari pangkal paha dengan gerakan memeras,
memijat, dan memutar kedua kaki bayi secara lembut.
2) Perahan cara Swedia
Peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki, gerakkan tangan secara
bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha. Atau gunakan kedua
tangan secara bersamaan ke arah yang sama dimulai dari pergelangan
kaki, dengan gerakan memeras, memijat, dan memutar lembut kaki bayi.
3) Telapak kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian,
dimulai dari tumit kaki menuju ke jari. Atau buatlah lingkaran-lingkaran
kecil dengan kedua ibu jari secara bersamaan pada seluruh telapak kaki
dimulai dari tumit.
4) Jari
Pijatlah jari-jari kaki satu per satu dengan gerakan memutar menjauhi
telapak kaki dan diakhiri dengan tarikan lembut pada setiap ujung jari.
5) Punggung kaki
Dengan kedua ibu jari, buatlah lingkaran di sekitar kedua mata kaki
sebelah dalam dan luar. Kemudian urutlah seluruh punggung kaki dengan
kedua ibu jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Atau
buatlah gerakan yang membentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan
kedua ibu jari secara bersamaan, dari daerah mata kaki ke jari kaki.
6) Gerakan menggulung
Pegang pangkal paha dengan kedua tangan anda, kemudian gerakkan
menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.
7) Gerakan akhir
Rapatkan kedua kaki bayi, lalu letakkan kedua tangan anda secara
bersamaan pada pangkal paha, kemudian usap dengan halus kedua kaki
bayi dari atas ke bawah.

289
b. Perut
Untuk pemijatan di bagian perut hindari pemijatan pada tulang rusuk atau
ujung tulang rusuk.
1) Mengayuh pedal sepeda
Lakukan gerakan pada perut bayi seperti mengayuh pedal sepeda, dari
atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri.
2) Menekan perut
Tekuk kedua lutut kaki bersamaan dengan lembut ke permukaan perut
bayi. Dapat juga secara bergantian, dimulai dengan lutut kanan dan
dilanjutkan dengan lutut kiri.
3) Bulan-matahari
Buat lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan kanan mulai dari perut
sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam,
kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seperti bentuk bulan), diikuti
oleh tangan kiri yang selalu membuat bulatan penuh (seperti bentuk
matahari).
4) Jam
Cara lain adalah dengan membayangkan ada gambar jam pada perut
bayi. Perut bayi bagian paling atas dianggap jam 12, bagian bawah perut
dianggap jam 6, lalu buat gerakan berikut : Buat lingkaran searah jarum
jam dengan tangan kanan anda dibantu tangan kiri dimulai pada jam 8
(di daerah usus buntu)
5) Gerakan I Love You
I : Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan
menggunakan jari-jari tangan kanan seolah membentuk huruf ”I”.
LOVE : Bentuklah huruf ”L” terbalik, dengan melakukan pemijatan dari
kanan atas perut ke kiri atas kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.
YOU : Bentuklah huruf ”U” terbalik, dimulai dari kanan bawah (daerah
usus buntu) ke atas kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut
kiri bawah.
6) Gelembung
Letakkan ujung-ujung jari pada perut bayi di bagian kanan bawah dan
buatlah gerakan dengan tekanan sesuai arah jarum jam dari kanan ke kiri
bawah guna memindahkan gelembung-gelembung udara. Dengan kedua
telapak tangan buatlah gerakan dari tengah dada ke samping luar seolah
sedang meratakan kertas pada buku tua.

c. Dada
1) Jantung besar
Buatlah gerakan yang membentuk gambar jantung dengan meletakkan
ujung-ujung jari kedua tangan anda di ulu hati. Setelah itu buat gerakan

290
ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang
selangka, lalu ke bawah ke ulu hati seolah membuat gambar jantung.
2) Kupu-kupu
Gerakan dilanjutkan dengan membuat gambar kupu-kupu. Dimulai
dengan tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu hati ke arah bahu
kanan, dan kembali ke ulu hati, kemudian dengan tangan kiri ke bahu
kiri, dan kembali ke ulu hati.
3) Jantung kecil
Buatlah gerakan seperti gambar jantung kecil di sekitar puting susu.
4) Burung Kecil
Buatlah gerakan seolah membuat gambar jantung besar hingga ke tepi
selangka. Kemudian dengan jari-jari tangan yang diregangkan buatlah
gerakan seolah membuat gambar sayap burung kecil, dimulai dari
samping dada ke atas.
d. Tangan
1) Perahan cara India
Perahan cara India bermanfaat untuk relaksasi otot dan arahnya menjauhi
tubuh. Peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari
pundak, seperti memegang pemukul softball. Gerakkan tangan kanan dan
kiri ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu
sapi. Atau dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras, memijat, dan
memutar secara lembut pada lengan bayi mulai dari pundak ke
pergelangan tangan.
2) Perahan cara Swedia
Pijatan dimulai dari pergelangan tangan ke arah badan untuk mengalirkan
darah ke jantung dan ke paru-paru. Gerakkan tangan kanan dan kiri
secara bergantian, mulai dari pergelangan ke arah pundak. Atau dengan
kedua tangan lakukan gerakan memeras, memutar, dan memijat secara
lembut pada lengan bayi mulai dari pergelangan tangan ke pundak.
3) Telapak tangan
Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat lingkaran-
lingkaran kecil dari pergelangan tangan ke arah jari-jemari. Sedangkan
keempat jari lainnya memijat punggung tangan.
4) Jari
Pijat jari bayi satu per satu menuju ujung jari dengan gerakan memutar.
Akhiri gerakan ini dengan tarikan pada tiap ujung jari.

291
5) Gerakan menggulung
Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan.
Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju pergelangan
tangan/jari-jari.
6) Gerakan akhir
Sama seperti gerakan akhir yang dilakukan pada pemijatan kaki.
e. Muka
1) Membasuh muka
Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan lembut
sambil bicara pada bayi secara halus. Gerakkan kedua tangan anda ke
samping pada kedua sisi wajah bayi seperti gerakan membasuh muka.
2) Dahi : menyetrika dahi
Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekankan
jari-jari anda dengan lembut mulai dari tengah dahi bayi ke arah samping
kanan dan kiri seolah menyetrika dahi. Setelah itu gerakkan ke bawah ke
daerah pelipis dan buatlah lingkaran-lingkaran kecil di pelipis kemudian
gerakkan ke arah dalam melalui daerah pipi di bawah mata.
3) Alis : menyetrika alis
Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua alis mata. Lalu pijat bagian
atas mata/alis mulai dari tengah ke samping seperti menyetrika alis.
4) Hidung : senyum pertama
Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua alis. Tekankanlah ibu jari
anda dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi
kemudian gerakkan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi
tersenyum.
5) Rahang atas : senyum kedua
Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan rahang atas atau di atas
mulut di bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah
ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.
6) Dagu/rahang bawah : senyum ketiga
Letakkan kedua ibu jari anda di tengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada
dagu, lalu gerakkan dari tengah ke samping kemudian ke atas seolah
membuat bayi tersenyum.
7) Belakang telinga

Dengan tekanan lembut gerakkan jari-jari kedua tangan anda dari

belakang telinga kanan dan kiri ke tengah dagu. Atau dengan tekanan

292
lembut gerakkan kedua tangan anda dari belakang telinga membentuk

lingkaran-lingkaran kecil ke seluruh kepala.

f. Punggung

1) Gerakan maju mundur : kuda goyang

Tengkurapkan bayi melintang di depan anda dengan kepala di sebelah

kiri dan kaki di sebelah kanan anda. Pijatlah dengan gerakan maju

mundur menggunakan kedua telapak tangan di sepanjang punggung bayi,

dari bawah leher sampai ke pantat bayi.

2) Gerakan menyetrika

Lakukan usapan dengan telapak tangan kanan anda, menyerupai gerakan

menyetrika dimulai dari pundak ke bawah sampai ke pantat.

293
EVALUASI PENYULUHAN

I. Topik Kegiatan
Menambah pengetahuan peserta penyuluhan tentang pijat bayi di tiap rumah yang
memiliki bayi di Ds.Tebel

J. Target Sasaran
Ibu yang memiliki balita di Ds.Tebel sebanyak 2 orang.

K. Metode
Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab.

L. Strategi
Memberikan penyuluhan dan demonstrasi kepada Ibu yang memiliki balita supaya
memahami tentang materi yang disampaikan.

M.Media
Komunikasi verbal, boneka bayi, handuk, baby oil.

N. Waktu dan tempat


Pukul 08.00 WIB-selesai, di tiap rumah yang memiliki bayi di Ds.Tebel

O. Pengorganisasian
5) Moderator : Dessy Ekawati, S.Kep
6) Penyaji : Ni Made Sinta, S.Kep
7) Fasilitator : Akidatul ISnaini, S.Kep
8) Notulen : Mei Windarti, S.Kep

P. Proses Penyuluhan
Peserta penyuluhan memperhatikan pemateri dengan baik dan mengajukan
pertanyaan. Peserta penyuluhan memperhatikan demonstrasi yang dilakukan penyaji.

294
EVALUASI PERTANYAAN

1. Kapan pijat bayi sebaiknya dilakukan ?

Pada saat sebelum atau sesudah mandi selama kurang lebih 10-15 menit.

2. Apa saja persiapan sebelum pijat bayi ?

a. Baby oil.

b. Handuk.

c. Air hangat.

295
Dokumentasi

296
297
298
299
300
4. Lansia
a. Makanan dan minuman sehat untuk lansia
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MAKANAN DAN MINUMAN SEHAT UNTUK LANSIA

Pokok bahasan : Makanan dan minuman sehat untuk lansia


Sasaran : Bapak/Ibu Lansia
Tempat : Dsn Tebel Kec Bareng
Hari/Tanggal : Senin/04 Juni 2018
Waktu : 30 Menit

A. Tujuan intruksiopnal umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien lansia dapat mengerti dan
memahami tentang makanan dan minuman sehat untuk lansia.

B. Tujuan intruksional khusus


Setelah diberikan penyuluhan klien dapat:
1. Menyebutkan 2 dari 7 syarat makanan dan minuman sehat untuk lansia
2. Menyebutkan pembagian makanan sehari (min 3)
301
3. Menyebutkan makanan yang boleh diberikan dan tidak boleh diberikan untuk lansia
(mininal 3)

C. Materi
1. Syarat menu seimbang untuk lansia sehat
2. Pembagian makanan sehari
3. Makanan yang boleh diberikan dan tidak boleh diberikan oleh lansia

D. Metode
Tanya jawab

E. Media
Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan
2.
No WAKTU KEGIAAN PENYULUH SASARAN
1. 5 menit Pembukaan Mengucapkan salam,Menjawab salam dan
perkenalan dan menjelaskanmenyimak tujuan.
tujuan kegiatan.

2 15 menit Isi Menjelaskan mengenai: Menyimak penjelasan


· Syarat menu seimbang
untuk lansia sehat
· Pembagian makanan
sehari-hari
· Makanan yang boleh
diberikan dan tidak boleh
diberikan untuk lansia
· Membuka sesi pertanyaan
· Mengevaluasi

3. 10 menit Evaluasi dan pendidikan kesehatan· Bertanya


penutup tentang usia lanjut · Menjawab
·Menyimpulkan pertanyaan
· Menutup acara · Menjawab salam
· Mengucapkan salam

G. Pengorganisasian
302
Moderator:
Penyaji :
Notulen :
Fasilitator :

H. Evaluasi
1. Prosedur : Post test
2. Bentuk : lisan
3. Jenis : tanya jawab
4. Butir pertanyaan:
· Sebutkan 2 dari 7 syarat menu seimbang untuk lansia sehat
· Sebutkan pembagian makanan sehari (min 3)
· Sebutkan makanan yang boleh diberikan dan tidak boleh diberikan untuk lansia
(min 3)

MATERI
MAKAN DAN MINUMAN SEHAT UNTUK LANSIA

1. Syarat – syarat seimbang untuk lansia diantaranya :


a. Mengandung zat gizi
b. Jumlah kalori yang dikonsumsi adalah 50% hidrat arang (sayuran, kacang-kacangan,
biji-bijian)
c. Makanan yang tinggi kalsium seperti non fat, yoghurt, ikan dll.
d. Makanan yang mengandung tinggi serat (sayuran dan buah-buahan)
e. Makanan yang mengandung protein (telur, ikan, ayam, tahu, tempe dll)
f. Hindari mkanan yang mengendung alcohol
g. Makanan yang mudah dikunyah dan lembek

2. Pembagian makanan sehari untuk lansia


Pagi Siang dan sore
Beras 1 gelas Beras 2 gelas
Telur 1 butir Daging 1 potong sedang
Sayuran ½ gelas Tempe 2 potong sedang
Minyak ½ sendok makan Sayuran ¾ gelas
Gula pasir 1 sendok makan Buah 1 buah

Yang penting utnuk diperhatikan:


- Makan-makan yang beraneka ragan dan bergizi
- Hindari makanan yang mengandung lemak berlebihan
- Banyak makan makanan yang mengandung serat (sayur dan buah-buahan)
- Kurangi garam dapur dan makanan yang diawetkan

303
- Upayakan agar tidak berlebihan

3. Makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan untuk lansia


Bahan makanan Boleh diberikan Tidak boleh diberikan
Sumber hidrat arang Beras, kentang, singkongRoti, biskuit dan kue yang
dimasak dengan garam dan
soda
Sumber protein Daging, ikan, telur Otak, keju, abon dan
hewani makanan yang diawetkan
dengan garam
Sumber protein Semua kacang-kacanganKeju, kacang tanah dan
nabati dan semua hasilnya yanghasilnya yang dimasak
diolah tanpa garam dengan garam
Sayuran Semua sayuran segar Sayuran yang diawetkan
dengan garam
Buah-buahan Semua buah-buahanBuah-buahan yang
segar diawetkan dengan garan
dapur
Lemak Minyak margarine tanpaMargarine dan mentega
garam biasa
Bumbu Semua bumbu segar danGaram dapur, baking
kering yang tidakfowder, soda kue, kecap,
mengandung garamtauco.
dapur
Minuman Teh dan minuman ringan Coklat

304
DAFTAR PUSTAKA

Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi 2015 Makanan Sehat Bagi Lansia
Yogyakarta Huha Medika

Pusat Promosi Kesehatan Depertemen Kesehatan Ri 2013 Prilaku Hidup Bersih


Dan Makanan Sehat Bagi Lansia

Andika Dd 2015 Fungsi Makanan Sehat Bagi Lansia Yogyakarta Paramana

305
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG
MAKAN DAN MINUM SEHAT UNTUK LANSIA DI DUSUN TEBEL DESA
TEBEL KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG
TANGGAL 04 JUNI 2018

1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 04 Juni 2018, yang dimulai
dengan pembuatan pre planning, Selanjutnya dilakukan pembagian tugas masing-masing
mahasiswa untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang makan dan minum sehat
untuk lansia di Dusun Tebel Desa Tebel Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang pada
tanggal 04 Juni 2018 pada pukul 08.00 WIB di Kupang
2. Pelaksanan
a) Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 09.30 WIB. Waktu
penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan di pre planning
b) Kegiatan dilakukan pada saat Posyandu di Balai Desa sesuai dengan kesepakatan
c) Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 20 orang
d) Peserta tampak kooperatif dalam kegiatan penyuluhan tersebut
e) Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan, diskusi tanya jawab, pembagian leaflet
tentang Makan dan Minum Sehat Untuk Lansia.
Berikut pertanyaan yang diajukan oleh peserta
Adapun susunan acara pada saat penyuluhan kesehatan tentang Makan dan Minum Sehat
Untuk Lansia adalah sebagai berikut :
No Jam Acara Pelaksana Waktu
1 08.00 Pembukaan Genduk Lestari, S.Kep 10 menit
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelskan tujuan
Menjelaskan kontrak waktu
2 08.10 Penyampaian materi Assyamsuduka, S.kep 20 Menit
3 08.40 Penutup : Assyamsuduka, S.Kep 10 Menit
Memberi kesempatan untuk
bertanya
Menjawab pertanyaan yang
diajukan
Menanyakan kembali pada
Bapak/Ibu Lansia tentang apa
306
yang sudah dijelaskan
Memberikan re inforcement positif
atas jawaban peserta
Menyimpulkan dan menutup
diskusi
Mengucapkan salam

3. Tahap Evaluasi
a. Struktur
 Peserta penyuluhan sebanyak 20 Bapak/ibu Lansia di Dusun Tebel
 Perlengkapan yang digunakan selama diskusi adalah leaflet, penggunaan bahasa
komunikatif dan aplikatif dalam penyampaian penyuluhan kesehatan, Bapak/ibu
Lansia memahami dengan apa yang telah disampaikan oleh mahasiswa.
b. Proses
 Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Senin tanggal 04 Juni 2018 pukul
08.00, jadwal sudah sesuai dengan yang telah ditentukan.
 Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai
akhir.
 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji.
c. Hasil
 90% peserta dapat menyebutkan syarat-syarat makan seimbang untuk lansia
 75% peserta dapat menyebutkan Pembagian makanan sehari untuk lansia
 65% peserta dapat menyebutkan makanan yang tidak boleh diberikan untuk lansia.

307
Dokumentasi

308
c. Hipertensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG KESEHATAN

Pokok Bahasan : Hipertensi


Hari/Tanggal : Senin, 14 Mei 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Di Kupang
Sasaran : Bapak/Ibu Lansia

A. Tujuan instruksional umum


Setelah dilakukan penyuluhan, Bapak/Ibu Lansia diharapkan mampu mengenal
penyakit hipertensi dan dapat melakukan perawatan terhadap dirinya dan anggota
keluarga lainnya yang menderita penyakit hipertensi.

B. Tujuan instruksional khusus


Setelah dilakukan penyuluhan, ibu-ibu diharapkan mampu :
- Menyebutkan pengertian hipertensi
- Menyebutkan penyebab hipertensi
- Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
- Menjelaskan akibat hipertensi/Komplikasi
- Menyebutkan cara pencegahan dan perawatan masalah hipertensi
- Makanan yang tidak di anjurkan
- Makanan yang di anjurkan

C. Materi
Penyakit Hipertensi

D. Metode
1. Ceramah
1. Diskusi / tanya jawab

E. Media
Leaflet: Hipertensi

309
F. Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 menit Pembukaan :
 Membuka kegiatan Menjawab salam
dengan mengucapkan salam.
 Memperkenalkan Mendengarkan
diri Memperhatikan
 Menjelaskan
tujuan dari penyuluhan Memperhatikan

 Menyebutkan
materi yang akan diberikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan Memperhatikan
tentang pengertian penyakit
hipertensi Memperhatikan
 Menjelaskan
tentang penyebab, tanda-
tanda dan gejala penyakit Bertanya dan menjawab
hipertensi pertanyaan yang diajukan
 Memberi
kesempatan kepada peserta Memperhatikan
untuk bertanya
 Menjelaskan hal- Memperhatikan

hal yang berhubungan


dengan akibat tekanan darah Bertanya dan menjawab

tinggi pertanyaan yang diajukan

 Menjelaskan cara
perawatan dan pencegahan
tekanan darah tinggi.
 Memberi
kesempatan kepada peserta
untuk bertanya
3. 10 menit Evaluasi :
 Menanyakan Menjawab pertanyaan

310
kepada peserta tentang
materi yang telah diberikan,
dan reinforcement kepada
ibu yang dapat menjawab
pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
 Mengucapkan Mendengarkan
terimakasih atas peran serta
peserta. Menjawab salam
 Mengucapkan
salam penutup

G. Pengorganisasian
Moderator :
Penyaji :
Notulen :
Fasilitator :

H. Kriteria evaluasi

1. Evaluasi struktur
 Semua peserta hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di posyandu Kupang
 Pengorganisasian penyuluhan dilakukan 2 hari sebelumnya.

2. Evaluasi proses
 Bapak/Ibu Lansia antusias terhadap materi penyuluhan
 Bapak/Ibu Lansia tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
 Bapak/Ibu Lansia terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.

3. Evaluasi hasil
 Bapak/Ibu Lansia mengerti penjelasan yang telah diberikan
 Jumlah peserta yang menghadiri penyuluhan + 40 %

311
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

HIPERTENSI

1. Pengertian
Pengertian Hipertensi adalah tekanan darah sistolik  140 mmHg dan
tekanan darah diastolik  90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi.
(Kapita Selekta Kedokteran, 2001).
Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan diastolik  90 mmHg

2. Penyebab
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti, tetapi diduga bererapa faktor
penyebab / resiko adalah sebagai berikut :
 Gangguan emosi (stress)
 Kegemukan (obesitas)
 Konsumsi alkohol dan kopi yang berlebihan
 Perokok
 Faktor keturunan
 Ras/Suku bangsa
 Usia
 Makan makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi, garam.

3. Tanda dan Gejala


 Tekanan darah yang tinggi
 Dapat ditemukan perubahan pada mata (penglihatan kabur)
 Pusing
 Terasa kaku / Berat pada tengkuk
 Sulit tidur/Insomnia
 Sesak nafas
 Telinga berdenging
 Mata berkunang-kunang

4. Akibat Hipertensi / Komplikasi

312
 Pada Mata : gangguan penglihatan
 Pada Jantung : penyumbatan pembuluh darah jantung
 Pada Ginjal : dapat mengakibatkan gagal ginjal
 Pada Otak : dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah otak (Stroke)

5. Cara pencegahan dan perawatan masalah hipertensi


a. Rubah gaya hidup :
 olah raga teratur
 mengurangi konsumsi alkohol dan kopi
 mengurangi makan makanan yang mengandung tinggi lemak,
tinggi kolesterol dan garam.
 menghindari stress
 menghentikan kebiasaan merokok
b. Kontrol dan Minum obat secara teratur
Berobat / kontrol secara teratur ke fasilitas kesehatan ( Puskesmas,
Rumah Sakit, Dokter Praktek)

6. Makanan yang tidak di anjurkan


 Jangan makan garam dapur berlebihan
 Batasi daging dan keju
 Berhenti merokok
 Hindari cemilan yang asin-asin
 Makanan kaleng
 Margarin da mentega biasa
 Bumbu siap saji

7. Makanan yang di anjurkan


 Semua kacang-kacang dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa garam
dapur
 Semua sayuran dan buah segar tanpa pengawet
 Seledri/Jus seledri/Wortel
 Bawang putih
 Belimbing, mentimun
 Jintan hitam

313
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer A, dkk (2001), Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta

Brunner & Suddart, (2003), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta

Lab UPF Ilmu Penyakit Dalam (1994), Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit
Dalam, RSDS, Surabaya.

Soeparman Waspadji (1997), Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, Jakarta

314
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG
HIPERTENSI DI DUSUN KUPANG DESA TEBEL KECAMATAN BARENG
KABUPATEN JOMBANG TANGGAL 14 Mei 2018

1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 14 Mei 2018, yang dimulai
dengan pembuatan pre planning, Selanjutnya dilakukan pembagian tugas masing-masing
mahasiswa untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang makan dan minum sehat
lansia di Dusun Kupang Desa Tebel Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang pada tanggal
14 Mei 2018 pada pukul 08.00 WIB di Kupang
2. Pelaksanan
f) Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 09.50 WIB. Waktu
penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan di pre planning
g) Kegiatan dilakukan pada saat Posyandu di Kupang sesuai dengan kesepakatan
h) Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 20 orang
i) Peserta tampak kooperatif dalam kegiatan penyuluhan tersebut
j) Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan, diskusi tanya jawab, pembagian leaflet
tentang Hipertensi.
Berikut pertanyaan yang diajukan oleh peserta
Adapun susunan acara pada saat penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi adalah sebagai
berikut :
No Jam Acara Pelaksana Waktu
1 08.00 Pembukaan Anis Sa’adah, S.Kep 10 menit
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelskan tujuan
Menjelaskan kontrak waktu
2 08.10 Penyampaian materi Umy Naziroh, S.kep 20 Menit
3 08.40 Penutup : Umy Naziroh, S.Kep 10 Menit
Memberi kesempatan untuk
bertanya
Menjawab pertanyaan yang
diajukan
Menanyakan kembali pada
Bapak/Ibu Lansia tentang apa yang
sudah dijelaskan
Memberikan re inforcement positif
atas jawaban peserta
Menyimpulkan dan menutup
diskusi
Mengucapkan salam

315
3. Tahap Evaluasi
d. Struktur
 Peserta penyuluhan sebanyak 20 Bapak/ibu Lansia di Dusun Kupang
 Perlengkapan yang digunakan selama diskusi adalah leaflet, penggunaan bahasa
komunikatif dan aplikatif dalam penyampaian penyuluhan kesehatan, Bapak/ibu
Lansia memahami dengan apa yang telah disampaikan oleh mahasiswa.
e. Proses
 Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Senin tanggal 14 Mei 2018 pukul
08.00, jadwal sudah sesuai dengan yang telah ditentukan.
 Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai
akhir.
 Terdapat pasien yang tidak mau ditensi
 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji.
f. Hasil
 90% peserta dapat menyebutkan pengertian Hipertensi
 75% peserta dapat menyebutkan penyebab Hipertensi
 65% peserta dapat menyebutkan cara Penanganan Hipertensi

316
Dokumentasi

317
d. Asam urat

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TENTANG KESEHATAN

Topik : Asam Urat


Sasaran : Bapak/Ibu Lansia
Tempat : Dusun Kupang
Hari/tanggal : Senin, 14 Mei 2018
Waktu : 30 menit

II. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah diberikan penyuluhan klien mampu dan mengerti mengenai Asam Urat.

III. Tujan Instruksional Khusus :


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menyebutkan pengertian Asam Urat
2. Menyebutkan penyebab Asam Urat
3. Menyebutkan tanda dan gejala Asam Urat
4. Menyebutkan stadium penyakit Asam Urat
5. Menyebutkan komplikasi- komplikasi Asam Urat
6. Menyebutkan penatalaksaanaan Asam Urat
7. Menyebutkan pencegahan Asam Urat
8. Menyebutkan cara perawatan Asam Urat secara mandiri
9. Menyebutkan makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam Urat
10. Menyebutkan makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam Urat
11. Menyebutkan obat tradisional untuk penderita Asam Urat.

IV. Sasaran : Bapak/Ibu Lansia

V. Materi :
1. Pengertian Asam Urat
2. Penyebab Asam Urat
3. Tanda dan gejala Asam Urat
4. Stadium penyakit Asam Urat
5. Komplikasi- komplikasi Asam Urat
6. Penatalaksaanaan Asam Urat
7. Pencegahan Asam Urat

318
8. Cara perawatan Asam Urat secara mandiri
9. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam Urat
10. Makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam Urat
11. Obat tradisional untuk penderita Asam Urat

VI. Metode :
1. Diskusi
2. Tanya jawab

VII. Media
Leaflet

VIII. Evaluasi Pembelajaran :


1. Prosedur : Post Tes
2. Jenis Tes : Lisan
3. Butir Soal :
a. Sebutkan pengertian Asam Urat ?
b. Sebutkan penyebab Asam Urat ?
c. Sebutkan tanda dan gejala Asam Urat
d. Sebutkan stadium penyakit Asam Urat
e. Sebutkan komplikasi- komplikasi Asam Urat
f. Sebutkan penatalaksaanaan Asam Urat
g. Menyebutkan pencegahan Asam Urat
h. Sebutkan cara perawatan Asam Urat secara mandiri.
i. Sebutkan makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam Urat.
j. Sebutkan makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam Urat.
k. Menyebutkan obat tradisional untuk penderita Asam Urat.

319
IX. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan :
Mengucapkan salam.  Menjawab salam.
Memperkenalkan diri.  Mendengarkan.
Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan. Memperhatikan.
Menyebutkan materi yang akan disampaikan. Memperhatikan.
2 15 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan pengertian Asam Urat  Memperhatikan
Menjelaskan penyebab Asam Urat  Memperhatikan.
Menjelaskan tanda dan gejala Asam Urat  Memperhatikan.
Menjelaskan stadium penyakit Asam Urat  Memperhatikan.
Menjelaskan komplikasi- komplikasi Asam  Bertanya dan menjawab
Urat pertanyaan yang
Menjelaskan penatalaksaanaan Asam Urat diberikan oleh
Menjelaskan pencegahan Asam Urat pembicara.
Menjelaskan cara perawatan Asam Urat secara
mandiri.
Menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk
penderita Asam Urat.
Menjelaskan makanan yang harus dihindari
untuk penderita Asam Urat.
Menjelaskan obat tradisional untuk penderita
Asam Urat.
3 5 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada klien tentang materi yang Menjawab pertanyaan.
telah disampaikan.
4 5 menit Terminasi :
 Mengucapkan terimakasih atas waktu yang  Mendengarkan dan
diluangkan, perhatian serta peran aktif klien membalas ucapan
selama mengikuti kegiatan penyuluhan. terimakasih.
 Salam penutup.  Menjawab salam.

320
X. Pengorganisasian
Moderator :
Penyaji :
Notulen :
Fasilitator :

XI. Kriteria evaluasi


1. Evaluasi struktur:
 Bapak/Ibu Lansia ikut dalam kegiatan penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Balai Desa
2. Evaluasi proses :
 Bapak/Ibu Lansia antusias terhadap materi penyuluhan.
 Bapak/Ibu Lansia terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi).
3. Evaluasi hasil :
 Klien mengerti tentang hipertensi dan mampu menjelaskan ulang tentang :
1. Pengertian Asam Urat
2. Penyebab Asam Urat
3. Tanda dan gejala Asam Urat
4. Stadium penyakit Asam Urat
5. Komplikasi- komplikasi Asam Urat
6. Penatalaksaanaan Asam Urat
7. Pencegahan Asam Urat
8. Cara perawatan Asam Urat secara mandiri.
9. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam Urat.
10. Makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam Urat.
11. Obat tradisional untuk penderita Asam Urat

XII. Daftar hadir peserta terlampir

No Nama Tanda Tangan

321
322
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

ASAM URAT

A. PENGERTIAN

Menurut Mutia Sari (2010 : 5) asam urat adalah akibat tingginya kadar asam urat di
tubuh. Silvia S. (2009 : 10) berpendapat bahwa asam urat adalah asam yang berbentuk
kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukeloprotein)
yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh.

Khomsan A. S. Harlinawati Y. (2008 : 4) mengatakan asam urat ialah terjadinya


penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan asam urat merupakan bagian metabolisme
purin. Dalam keadaan normal dan jika tidak berlangsung normal asam urat akan menumpuk
dalam jaringan tubuh. Akibatnya, terjadi penumpukan kristal asam urat pada daerah
persendian sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

B. PENYEBAB

Menurut Khosam A. S. Harlinawati (2008) terjadinya gangguan asam urat dipicu


oleh beberapa hal. Berikut ini faktor resiko yang membuat seseorang terserang asam urat.

1. Senyawa purin berlebih

Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat dalam tubuh. Kadar
asam urat meningkat karena asupan makanan tinggi purin. Jenis makanan yang tinggi purin,
misalnya jeroan, seafood, makanan kaleng, dan kaldu daging.

2. Genetik

Adanya riwayat asam urat dalam keluarga membuat risiko terjadinya asam urat
menjadi semakin tinggi.
323
3. Konsumsi alkohol berlebih

Alkohol merupakan penghambat pengeluaran asam urat dari dalam tubuh.

4. Berat badan berlebih

Kondisi berat badan yang berlebih (gemuk) dapat menyebabkan asam urat. Hal ini
disebabkan lemak yang banyak terdapat pada tubuh orang gemuk menghambat pengeluaran
asam urat melalui urin.

5. Obat tertentu

Jenis obat tertentu yang dikonsumsi dalam jangka panjang ternyata dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh, seperti diuretik (peluruh air kencing) dan
aspirin (pencegah serangan jantung).

6. Gangguan fungsi ginjal

Asam urat dikeluarkan bersama urin melalui ginjal. Jika terjadi gangguan pada
ginjal, pengeluaran asam urat juga terganggu.

7. Usia

Penyakit asam urat lebih sering menyerang pria di atas 30 tahun. Hal ini disebabkan
pria mempunyai kandungan asam urat dalam darah lebih tinggi dibanding wanita.
Kandungan asam urat pada wanita baru meningkat selelah menopause.

8. Penyakit degeneratif (hipertensi, jantung, diabetes mellitus)

Beberapa ahli menyatakan bahwa pada dasarnya asam urat bukan penyakit pokok.
Ia menjadi penyerta dari penyakit degeneratif. Jika kadar asam urat tinggi, perlu dicurigai
adanya penyakit degeneratif.

9. Kurang minum

Kurang minum memicu pengendapan asam urat dan menghambat pengeluaran asam
urat.

324
C. TANDA DAN GEJALA

Menurut Mutia Sari (2010 : 33) biasanya asam urat mengenai sendi ibu jari, tetapi bisa
juga pada tumit, pergelangan kaki dan tangan atau sikut. Kebanyakan asam urat muncul
sebagai serangan kambuhan. Penyakit ini timbul dari kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan
di mana kadar asam urat dalam darah di atas normal.

Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan pada wanita 2,6 -
6 mg/dL. Serangan asam urat biasanya timbul secara mendadak/akut, kebanyakan
menyerang pada malam hari. Jika asam urat menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak
merah, mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang sangat
hebat, dan persendian sulit digerakan. Serangan pertama asam urat pada umumnya berupa
serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki, dan seringkali hanya satu sendi yang
diserang. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti pada
tumit, lutut, siku dan lain-lain.

Asam urat yang berlebih kemudian akan terkumpul pada persendian sehingga
menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Kadang-kadang, kita pun sering merasa nyeri atau
pegal-pegal dan sejenisnya. Anda bisa memastikan apakah Anda terkena asam urat atau
tidak dengan cara mengetahui gejala-gejala asam urat. Adapun gejala-gejalanya, yaitu:

1) Kesemutan dan linu.

2) Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.

3) Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri luar
biasa pada malam dan pagi.

4) Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali.

5) Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit, pergelangan tangan
serta siku.
6) Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat akan bergerak.

7) Selain nyeri sendi, asam urat yang tinggi dapat menyebabkan batu ginjal serta dalam
jangka waktu lama, akan merusak ginjal secara permanen hingga diperlukan cuci darah
seumur hidup. Kadar asam urat yang tinggi ternyata juga berhubungan dengan kejadian
diabetes mellitus (kencing manis) dan hipertensi.

325
8) Selain itu, gejala asam urat juga bisa terlihat dari keadaan tubuh tidak sehat seperti
demam, menggigil, dan rasa tidak enak badan. Gejala asam urat lain seperti denyut
jantung yang sangat cepat bisa juga terjadi. Gejala asam urat umumnya akan muncul
pada usia pertengahan untuk pria, sedangkan pada wanita gejala asam urat akan mulai
muncul setelah menopause. Serangan asam urat berupa gejala awal yang terasa pada
persendian biasanya akan berlangsung selama beberapa hari dan kemudian menghilang
sampai dengan serangan berikutnya. Gejala asam urat harus benar-benar diwaspadai
untuk menghindari serangan asam urat yang lebih parah.

Menurut Khomsam A.S. Harliawati (2008) gejala serangan asam urat ditandai dengan
nyeri dan pembengkakan pada ibu jari sampai ke jari-jari lainnya. Biasanya, rasa nyeri yang
hebat tersebut berlangsung selama 24 jam. Selanjutnya, berangsur berkurang sampai
menghilang dalam waktu 3-7 hari. Jika kadar asam urat serangan pertama tidak diturunkan
menjadi normal, akan terjadi serangan selanjutnya dan bersifat menahun.

Nyeri yang disebabkan asam urat mengakibatkan kesulitan gerak sehingga


mengganggu aktivitas sehari-hari. Tirnbulnya serangan kedua dan selanjutnya sulit
diprediksi. Namun, dari berbagai penelitian dikemukakan bahwa semakin tinggi kadar asam
urat, semakin sering juga terjadi serangan nyeri dengan berbagai komplikasi. Serangan pun
tidak hanya di ibu jari tangan, tetapi menyebar ke pergelangan kaki, lutut, siku, telinga,
sendi kecil lain pada tangan, dan otot. Nyeri akan semakin bertambah saat tengah malam.
Sendi yang terserang akan tampak merah, mengilat, bengkak, kulit di atasnya terasa panas,
dan persendian sulit digerakkan. Selain itu, badan menjadi demam, kepala terasa sakit,
nafsu makan berkurang, dan jantung berdebar. (Silvia 2009)

D. STADIUM PENYAKIT ASAM URAT

Menurut Mutia Sari (2010) sama halnya dengan penyakit kanker, penyakit asam urat
terdiri atas beberapa stadium. Kasus asam urat tingkat keparahannya terdiri dari empat
tahapan/stadium:

1. Tahap Asimtomatik (stadium I)


Tanda-tanda penyakit asam urat/gout pada stadium I atau permulaan biasanya ditandai
dengan peningkatan kadar asam urat tetapi tidak dirasakan oleh penderita karena tidak
merasakan sakit sama sekali dan tidak disertai gejala nyeri, arthritis, tofi/tofus maupun batu
ginjal atau batu urat di saluran kemih.

326
2. Tahap Akut (stadium II)
Asam urat Stadium II biasanya terjadi serangan radang sendi disertai dengan rasa nyeri
yang hebat, bengkak, merah dan terasa panas pada pangkal ibu jari kaki. Biasanya serangan
muncul pada tengah malam dan menjelang pagi hari.

3. Tahap Interkritikal (stadium III)


Asam urat Stadium III adalah tahap interval di antara dua serangan akut. Biasanya
terjadi selelah satu sampai dua tahun kemudian.

4. Tahap Kronik (stadium IV)


Tahapan kronik ini ditandai dengan terbentuknya tofi dan deformasi atau perubahan
bentuk pada sendi-sendi yang tidak dapat berubah ke bentuk seperti semula, ini disebut
gejala irreversibel atau arthritis asam urat kronis. Pada kondisi ini frekuensi kambuh akan
semakin sering dan disertai rasa sakit terus menerus yang lebih menyiksa dan suhu badan
bisa tinggi. Bila demikian bisa menyebabkan penderita tidak bisa jalan atau lumpuh karena
sendi menjadi kaku kaku tak bisa ditekuk.

F. KOMPLIKASI

Tidak jarang, penderita menjadi depresi karena kualitas dan produktivitasnya


menurun drastis. Yang harus diwaspadai adalah komplikasi di kemudian hari, seperti
benjolan pada bagian tubuh tertentu, kerusakan tulang dan sendi sehingga dapat
pincang,peradangan tulang,kerusakan ligamen dan tendon (otot ), batu ginjal, kerusakan
ginjal, dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

G. PENATALAKSANAAN

Tujuan : untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah serangan berulang, dan
pencegahan komplikasi.

1. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg (pemberian oral), Colchicine 1,0-3,0
mg (dalam NaCl intravena), phenilbutazone, Indomethacin.

2. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)

327
3. Kompres dingin

4. Diet rendah purin

5. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)

6. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal asam urat
oleh netrofil sampai nyeri berkurang.

7. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan inflamasi.

8. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk mencegah
serangan.
9. Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan ekskresi asam urat dan
menghambat akumulasi asam urat (jumlahnya dibatasi pada pasien dengan gagal ginjal).
10. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan probenezid
0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (Anturane) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid
atau menurunkan pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2 kali/hari.

H. PENCEGAHAN

1. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu : Jeroan (jantung,
hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring, Kacang-kacangan, Bayam,
Udang, Daun melinjo.
2. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam
urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap
memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa
meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan mengurangi
pengeluaran asam urat melalui urine.
3. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat
baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan
pengeluaran asam urat melalui urine.
4. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar
asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam
jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa.

328
5. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan
yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari.
Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.
6. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar
yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka,
melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut,
buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit
mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian,
karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
7. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang
mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi
alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam
laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.
8. Olahraga ringan : Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi kekuatan dan
kelenturan sendi serta memperkecil risiko terjadinya kerusakan sendi akibat radang
sendi. Selain itu, olahraga memberi efek menghangatkan tubuh sehingga
mengurangi rasa sakit dan mencegah pengendapan asam urat pada ujung-ujung
tubuh yang dingin karena kurang pasokan darah. Jalan kaki, bersepeda, dan joging
bisa dijadikan alternatif olahraga untuk mengatasi rematik dan asam urat. Selain itu,
olahraga yang cukup dan teratur memperkuat sirkulasi darah dalam tubuh.

J. CARA PERAWATAN ASAM URAT SECARA MANDIRI

Perawatan yang dapat dilakukan berupa tindakan sewaktu terjadi serangan,


pengobatan dokter dan perawatan sendiri setelah memperoleh diagnosa.

Bila anda mengalami serangan gout secara tiba-tiba, lakukan tindakan darurat, berikut:

a. Istirahatkan sendi agar cepat sembuh. Beri kompres dingin (plastik berisi es) beberapa
jam sekali selama 15 samapai 20 menit pada sendi yang nyeri untuk mengurangi nyeri
akibat radang. Kalau perlu masukkan kaki yang bengkak ke dalam ember berisi air es.
Selimut atau kain lain yamg menempel pada sendi yang nyeri, karena lokasi tersebut
sedang dalam keadaan yang sensitif.
b. Minum obat pereda sakit (analgesik biasa) untuk menghilangkan rasa nyeri
c. Minum banyak air (lebih dari 3,5 liter atau 8-10 gelas sehari) untuk membantu
mengeluarkan asam urat dari tubuh melalui urin.

329
K. MAKANAN YANG DIAJURKAN PADA PENDERITA ASAM URAT

1. Konsumsi makanan yang mengandung potasium tinggi seperti kentang, yogurt, dan
pisang
2. Konsumsi buah yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk, pepaya dan
strawberry
3. Contoh buah dan sayuran untuk mengobati penyakit asam urat: buah naga, belimbing
wuluh, jahe, labu kuning, sawi hijau, sawi putih, serai dan tomat
4. Perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi
5. Kurangi konsumsi karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum
manis, gulali dan sirup

L. MAKANAN YANG HARUS DIHINDARI PADA PENDERITA ASAM URAT

a. Jeroan: ginjal, limpa, babat, usus, hati, paru dan otak.


b. Seafood: udang, cumi-cumi, sotong, kerang, remis, tiram, kepiting, ikan teri, ikan
sarden.
c. Ekstrak daging seperti abon dan dendeng.
d. Makanan yang sudah dikalengkan (contoh: kornet sapi, sarden).
e. Daging kambing, daging sapi, daging kuda.
f. Bebek, angsa dan kalkun.
g. Kacang-kacangan: kacang kedelai (termasuk tempe, tauco, oncom, susu kedelai),
kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping.
h. Sayuran: kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur kuping, daun singkong, daun
pepaya, kangkung.
i. Keju, telur, krim, es krim, kaldu atau kuah daging yang kental.
j. Buah-buahan tertentu seperti durian, nanas dan air kelapa.
k. Makanan yang digoreng atau bersantan atau dimasak dengan menggunakan
margarin/mentega.
l. Makanan kaya protein dan lemak.
m. Selain beberapa pantangan di atas, penderita penyakit asam urat juga harus selalu
banyak minum air putih apalagi bagi mereka yang mempunyai penyakit batu ginjal.
Dengan banyak minum air putih akan sangat membantu ginjal untuk mengeluarkan
kristal asam urat dari dalam tubuh melalui urine.

M. OBAT TRADISIONAL UNTUK PENDERITA ASAM URAT

. Obat tradisional untuk asam urat, antara lain :

330
1. Jus tomat dan wortel

Alat dan bahannya adalah 1 buah wortel, 1 buah tomat, jeruk nipis 1/3 sendok makan,
dan air putih 1/3 gelas belimbing, pisau dan blender.

Cara membuatnya : yaitu cuci bersih semua bahan, iris wortel dan tomat, masukkkan
kedalam blender, kemudian tambahkan 1/2 sendok makan jeruk nipis dan 1/3 air gelas putih
dan kemudian diblender hingga halus.

Cara penggunaannya : adalah minum jus ini pagi hari sebelum makan atau 2x perhari juka
diperlukan

2. Kumis Kucing

Rebus 30-60 gr kumis kucing kering atau 90-120 gr kumis kucing segar, lalu minum
air rebusannya. Kumis kucing segar atau kering juga dapat diseduh lalu diminum seperti teh.

3. Kompres Jahe

Kompres Jahe, karena jahe mengandung minyak asiri, gingerol dan oleoresin yang
bersifat menghangatkan. Kompres jahe baik digunakan bagi penderita asam urat yang telah
mengalami pembengkakan yang berfungsi untuk memperlebar pembuluh darah dan
memperlancar aliran darah, sehingga bengkak dan nyeri dapat berkurang atau hilang. Alat
dan bahan : jahe 3-5 ruas, parutan, mangkok dan kain perban. Cara membuatnya yaitu cuci
bersih jahe, kemudian parut jahe dan tempatkan dalam mangkok, aduk sampai seperti bubur.
Cara penggunaannya adalah balurkan parutan jahe tersebut pada sendi yang sakit, kemudian
sisa parutan jahe perbankan pada sendi yang bengkak.

331
DAFTAR PUSTAKA

Khomsun A. S. Halinawati. 2008. Terapi Jus untuk rematik dan Asam Urat, Cetakan V.
Jakarta : Puspa Swara, Anggota IKAPI

Mansjoer, A.. 2004 Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga, Jilid Satu. Jakarta :Media
Aeskulapius

Saraswati S., 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi dan Stroke,
Cetakan 1, Jogjakarta : A Plus Books

Sari M. 2010. Sehat dan Bugar tanpa Asam Urat, cetakan 1. Nopember, Araska Publisher

Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.

332
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ASAM
URAT DI DUSUN KUPANG DESA TEBEL KECAMATAN BARENG KABUPATEN
JOMBANG TANGGAL 14 Mei 2018

1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 14 Mei 2018, yang dimulai
dengan pembuatan pre planning, Selanjutnya dilakukan pembagian tugas masing-masing
mahasiswa untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang makan dan minum sehat lansia
di Dusun Kupang Desa Tebel Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang pada tanggal 14 Mei
2018 pada pukul 08.00 WIB di Kupang
2. Pelaksanan
a. Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 09.50 WIB. Waktu penyuluhan
sesuai dengan yang direncanakan di pre planning.
b. Kegiatan dilakukan pada saat Posyandu di Kupang sesuai dengan kesepakatan.
c. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 20 orang
d. Peserta tampak kooperatif dalam kegiatan penyuluhan tersebut.
e. Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan, diskusi tanya jawab, pembagian leaflet
tentang Asam Urat.
Berikut pertanyaan yang diajukan oleh peserta
Adapun susunan acara pada saat penyuluhan kesehatan tentang Asam Urat adalah sebagai
berikut :
No Jam Acara Pelaksana Waktu
1 08.00 Pembukaan Titin Suhartini, S.Kep 10 menit
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelskan tujuan
Menjelaskan kontrak waktu
2 08.10 Penyampaian materi Anis Sa’adah, S.kep 20 Menit
3 08.40 Penutup : Anis Sa’adah, S.Kep 10 Menit
Memberi kesempatan untuk bertanya
Menjawab pertanyaan yang diajukan
Menanyakan kembali pada
Bapak/Ibu Lansia tentang apa yang
sudah dijelaskan
Memberikan re inforcement positif
atas jawaban peserta
Menyimpulkan dan menutup diskusi
Mengucapkan salam

3. Tahap Evaluasi
g. Struktur
333
 Peserta penyuluhan sebanyak 20 Bapak/ibu Lansia di Dusun Kupang
 Perlengkapan yang digunakan selama diskusi adalah leaflet, penggunaan bahasa
komunikatif dan aplikatif dalam penyampaian penyuluhan kesehatan, Bapak/ibu
Lansia memahami dengan apa yang telah disampaikan oleh mahasiswa.
h. Proses
 Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Senin tanggal 14 Mei 2018 pukul 08.00,
jadwal sudah sesuai dengan yang telah ditentukan.
 Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir.
 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji.
i. Hasil
 90% peserta dapat menyebutkan pengertian Asam Urat
 75% peserta dapat menyebutkan cara Penanganan
 65% peserta dapat menyebutkan Komplikasi

334
Dokumentasi

335
1. Gaya Hidup Lansia

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik : Gaya Hidup Sehat Pada Lansia
Sasaran : Bapak/Ibu Lansia
Hari/Tanggal : Kamis/08 Juni 2018
Jam : 08.00 s/d selesei
Waktu : 30 menit
Tempat : Di Dusun Larangan

1. Analisa Situasi
a. Peserta :
Jumlah peserta dalam penyuluhan terdiri dari 20 orang, dimana peserta lansia rata-
rata berpendidikan SD dengan kisaran umur 60-70 tahun.
b. Ruangan :
1) Ruangan mendukung untuk dilakukan kegiatan pemberian penyuluhan kesehatan
di tempat dengan lingkungan yang cukup tenang.
2) Prasarana yang disediakan yaitu meja dan kursi.
3) Waktu pemberian penyuluhan kesehatan pada pagi hari selama ± 30 menit.
4) Tersedia alat bantu:
Laptop dan Leaflet.

c. Pengajar:
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) ICME
Jombang tahun 2018.

2. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan diharapkan peserta dapat
memahami tentang gaya hidup sehat sehingga dapat menjaga dan mengontrol
kesehatan.

b. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan diharapkan peserta dapat
menjelaskan kembali :
1) Dapat menyebutkan pengertian gaya hidup sehat
2) Dapat menyebutkan indikator gaya hidup sehat
3) Dapat menjelaskan keuntungan gaya hidup sehat
4) Dapat menjelaskan dampak dari tidak gaya hidup sehat

336
3. Materi (Terlampir)
a. Pengertian gaya hidup sehat
b. Indikator gaya hidup sehat
c. Keuntungan gaya hidup sehat
d. Dampak tidak gaya hidup sehat

4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi

5. Alat dan Media


a. Leaflet
b. Laptop

6. Kegiatan belajar mengajar


a. Pendekatan
Pendekatan ketrampilan proses dan edukasional
b. Langkah-langkah kegiatan:

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 Menit Pembukaan :
 Menjawab salam
 Memberi salam
 Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan
 Memperhatikan
Pembelajaran  Memberikan tanggapan
 Appresepsi dan korelasi materi
tentang materi yang akan
dengan pengetahuan dan
dibahas
pengalaman peserta

337
2. 12 Menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan
secara berurutan dan teratur
Materi :
 Menyimak dan
 Pengertian gaya hidup sehat
memperhatikan
 Indikator gaya hidup sehat
 Menyimak dan
 Keuntungan gaya hidup sehat
 Dampak tidak gaya hidup memperhatikan
sehat

3 7 Menit Evaluasi :
 Memberikan kesempatan  Bertanya
 Satu atau dua orang
kepada peserta untuk bertanya
 Meminta Peserta menjelaskan menjawab pertanyaan
kembali : keuntungan gaya
hidup sehat serta dampak tidak
gaya hidup sehat
 Memberikan pujian atas
keberhasilan peserta menjawab
pertanyaan dan memberikan
pertanyaan.

338
4 6 Menit Penutup :
 Merangkum materi yag telah  Memperhatikan
diberikan
 Menjawab salam
 Mengucapkan terimakasih dan
mengucapkan salam penutup

7. Pengorganisasian
Moderator:
Penyaji :
Notulen :
Fasilitator :
8. Evaluasi
a. Standar evaluasi
Sesuai dengan indikator yang ditetapkan, peserta diminta untuk:
1) Menyebutkan pengertian gaya hidup sehat
2) Menyebutkan indikator gaya hidup sehat
3) Menjelaskan keuntungan gaya hidup sehat
4) Menjelaskan dampak tidak gaya hidup sehat
b. Pertanyaan evaluasi
1) Sebutkan pengertian gaya hidup sehat
2) Sebutkan indikator gaya hidup sehat
3) Jelaskan keuntungan gaya hidup sehat
4) Jelaskan dampak tidak gaya hidup sehat

MATERI
GAYA HIDUP SEHAT (GHS)

1. Pengertian Gaya Hidup Sehat


Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam

aktivitas, minat, dan opininya. Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup

yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitasnya), apa yang

penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan

tentang diri sendiri dan dunia di sekitar/opini (Proverawati, 2012).

339
GHS adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam

menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat

mengganggu kesehatan (Proverawati, 2012).

2. Indikator Gaya Hidup Sehat


Menurut Depkes RI (2006) indikator gaya hidup sehat antara lain: tidak merokok di

dalam rumah, melakukan aktifitas fisik/ olahraga setiap hari, dan makan sayur dan buah-

buahan setiap hari. Indikator gaya hidup sehat, yaitu:


a. Tidak merokok di dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat

pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar

4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin,

Tar, Carbon-monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak

jantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker. Gas

CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga

sel-sel tubuh akan mati (Dikes Provinsi NTB, 2011).

Adapun faktor perilaku yang mempengaruhi gaya hidup lansia :


1. Perilaku yang dianjurkan
a Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b Mau menerima keadaan, sabar, dan optimis serta meningkat rasa percaya diri
dengan melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan.
c Menjalin hubungan yang teratur dengan keluarga dan sesame.
d Olahraga ringan tiap hari.
e Makan sedikit tapi sering, dan pilih makanan yang sesuai serta banyak minum.
g Minum obat sesuai dengan anjuran dokter/ petugas kesehatan yang lain.
h Mengembangkan hobi sesuai kemampuan.
i Tetap memelihara dan bergairah dalam kehidupan sex.
j Memeriksakan kesehatan dan gigi secara teratur.
2. Perilaku yang kurang baik
a Kurang berserah diri.
b Pemarah, merasa tidak puas, murung, dan putus asa.
c Menyendiri.
340
d Kurang gerak.
e Makan yang tidak teratur dan kurang tidur.
f Melanjutkan kebiasaan merokok dan minum minuman keras.
g Minum obat penenang dan penghilang rasa sakit tanpa aturan.
h Melakukan kegiatan yang melebihi kemampuan.
i Menganggap kehidupan sex tidak diperlukan lagi dimasa tua.
j Tidak memeriksakan kesehatan dan gigi secara teratur.

b. Melakukan aktivitas fisik/ olahraga setiap hari


Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan

pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental,

dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari

(Dikes Provinsi NTB, 2011).


Jenis aktivitas fisik yang dapat dilakukan setiap hari, yaitu (Dikes Provinsi

NTB, 2011):
a) Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun, kerja di taman,

mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga, membawa

belanjaan.
b) Berupa olahraga, yaitu: push-up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam,

bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/berat.


c. Istirahat
Istirahat yang cukup sangat di butuhkan dalam tubuh kita. Orang lansia harus tidur
lima sampai enam jam sehari. Banyak orang kurang tidur jadi lemas, tidak ada
semangat, lekas marah, dan stress. Bila kita kurang tidur hendaknya di isi dengan
ekstra makan. Dan bila tidur terganggu perlu konsultasi ke dokter. Hobkji untuk
menonton televise boleh saja, tapi jangan sampai larut malam.
d. Makan sayur dan buah-buahan setiap hari
Makanan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan
karena dari makanan manusia mendapatkan sumber tenaga atau kekuatan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.
Sayur dan buah-buahan yang bagus dikonsumsi, yaitu (Dikes Provinsi NTB,
2011):

341
a) Semua sayur bagus untuk dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau
tua, kuning dan oranye) seperti bayam, kangkung, daun katuk, wortel, kacang
panjang, selada hijau, atau daun singkong.
b) Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna (merah, kuning)
seperti mangga, jeruk, pepaya, jambu biji, atau apel lebih banyak kandungan
vitamin dan mineral serta seratnya.
c) Pilihlah sayur dan buah-buahan yang bebas peptisida dan zat berbahaya
lainnya. Biasanya ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas
dimakan ulat dan tetap segar.
Alasan pentingnya makan sayur dan buah-buahan setiap hari, karena (Dikes
Provinsi NTB, 2011):
a) Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh
b) Mengandung serat yang tinggi.
Manfaat vitamin yang ada di dalam sayur dan buah, yaitu (Dikes Provinsi
NTB, 2011):
a) Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata
b) Vitamin D untuk kesehatan tulang
c) Vitamin E untuk kesuburan dan awet muda
d) Vitamin K untuk pembekuan darah
e) Vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi
f) Vitamin B untuk mencegah penyakit beri-beri
g) Vitamin B12 untuk meningkatkan nafsu makan.
3. Keuntungan Gaya Hidup Sehat
Adapun keuntungan dari GHS (Proverawati, 2012), yaitu:
a. Merasa tentram, aman, dan nyaman memiliki rasa percaya diri, hidup seimbang,
tidur nyenyak
b. Berpenampilan lebih sehat dan ceria
c. Sukses dalam pekerjaan
d. Menikmati kehidupan sosial di lingkungan keluarga dan tetangga.

4. Dampak Tidak Gaya Hidup Sehat


Dengan semakin banyaknya penderita penyakit tidak menular (degeneratif) seperti
jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stress, dan penyakit tidak menular lainnya yang
disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, maka untuk menghindarinya kita perlu
bergaya hidup sehat setiap harinya (Proverawati, 2012).

342
343
DAFTAR PUSTAKA

Divine, Jon G. 2012. Program Olahraga: Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Citra Aji
Parama

Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi NTB. 2011. Rumah Tangga Sehat Dengan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Proverawati A, dkk. 2012. PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta: Nuha
Medika

Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2006. Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Di Rumah Tangga.

344
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GAYA
HIDUP SEHAT DI DUSUN LARANGAN DESA TEBEL KECAMATAN BARENG
KABUPATEN JOMBANG
TANGGAL 08 JUNI 2018

1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 07 Juni 2018, yang dimulai
dengan pembuatan pre planning, Selanjutnya dilakukan pembagian tugas masing-masing
mahasiswa untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang makan dan minum sehat lansia
di Dusun Larangan Desa Tebel Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang pada tanggal 07 Juni
2018 pada pukul 08.00 WIB di Kupang
2. Pelaksanan
k) Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 09.50 WIB. Waktu penyuluhan
sesuai dengan yang direncanakan di pre planning
l) Kegiatan dilakukan pada saat Posyandu di Larangan sesuai dengan kesepakatan
m)Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 20 orang
n) Peserta tampak kooperatif dalam kegiatan penyuluhan tersebut
o) Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan, diskusi tanya jawab, pembagian leaflet tentang
Gaya Hidup Sehat
Berikut pertanyaan yang diajukan oleh peserta
Adapun susunan acara pada saat penyuluhan kesehatan tentang Gaya Hidup Sehat adalah
sebagai berikut :
No Jam Acara Pelaksana Waktu
1 08.00 Pembukaan Elok Atutik, S.Kep 10 menit
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelskan tujuan
Menjelaskan kontrak waktu
2 08.10 Penyampaian materi Eko Dian, S.kep 20 Menit
3 08.40 Penutup : Eko Dian, S.Kep 10 Menit
Memberi kesempatan untuk bertanya
Menjawab pertanyaan yang diajukan
Menanyakan kembali pada
Bapak/Ibu Lansia tentang apa yang
sudah dijelaskan
Memberikan re inforcement positif
atas jawaban peserta
Menyimpulkan dan menutup diskusi
Mengucapkan salam

345
3. Tahap Evaluasi
j. Struktur
 Peserta penyuluhan sebanyak 20 Bapak/ibu Lansia di Dusun Larangan
 Perlengkapan yang digunakan selama diskusi adalah leaflet, penggunaan bahasa
komunikatif dan aplikatif dalam penyampaian penyuluhan kesehatan, Bapak/ibu
Lansia memahami dengan apa yang telah disampaikan oleh mahasiswa.
k. Proses
 Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Senin tanggal 08 Juni 2018 pukul 08.00,
jadwal sudah sesuai dengan yang telah ditentukan.
 Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir.
 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji.
l. Hasil
 90% peserta dapat menyebutkan pengertian Gaya Hidup Sehat
 75% peserta dapat menyebutkan keuntungan Gaya Hidup Sehat
 65% peserta dapat menyebutkan Dampak tidak Hidup Sehat

346
Dokumentasi

347

Anda mungkin juga menyukai