Anda di halaman 1dari 55

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) merupakan rangkaian
kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam
rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi
kebutuhannya di bidang kesehatan dan di bidang lain yang berkaitan agar mampu
mencapai kehidupan sehat sejahtera (Nasful Effendy.1998). Kegiatan tersebut
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional umumnya dan Pernbangunan
desa pada khususnya. Kegiatan ini diharapkan muncul atas kesadaran dan prakarsa
masyarakat sendiri dengan bimbingan dan pembinaan dari pemerintah secara lintas
program dan lintas sektoral (Depkes RI.1989). Kegiatan ini mempunyai ciri bahwa
setiap keputusan dalam rangka pelaksanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat
sendiri melalui musyawarah mufakat yang disebut Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD).

Desa X merupakan salah satu desa yang pengelolaan kesehatannya termasuk


dalam wilayah Puskesmas Y. Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan,
wilayah Y merupakan wilayah yang tepat untuk diadakan PKMD untuk
meningkatkan peran masyarakat desa. Berdasarkan data dari puskesmas Y, desa X
merupakan desa yang tergolong padat penduduknya dan pendidikan kesehatan
dirasakan belum menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Kesehatan lbu dan anak yang
menjadi fokus utama dalam kegiatan PKMD ini diharapkan dapat lebih memotivasi
masyarakat untuk meningkatkan kegiatan posyandu yang telah berjalan.

Untuk itu mahasiswa program studi kebidanan D-III Universitas Kadiri yang
melaksanakan PKMD di desa X akan berusaha membantu masyarakat dalam
memecahkan masalah kesehatan yang ada di lingkungan itu dengan memberikan
informasi, komunikasi dan edukasi sebagai wujud intervensi dan implementasi.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan mutu hidup.

1.2.2 Tujuan Khusus


 Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk
menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka.
 Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan
secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
 Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang
mampu terampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan
desa.
 Meningkatkan kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa
indikator :
- Angka kesakitan menurun.
- Angka kematian menurun, terutama kematian bayi dan anak.
- Angka kelahiran menurun.
- Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita

1.3 Metode Penulisan


Penyusunan laporan ini dilakukan dengan :

a. Wawancara
dilakukan dari rumah ke rumah tanggal 27 – 30 Januari 2014

b. Observasi
dilakukaan setelah implementasi melalui evaluasi

c. Studi Pustaka
Buku sumber yang digunakan adalah perawatan kesehatan masyarakat
karangan Nasrul Effendy.

2
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 1 Pendahuluan yaitu terdiri dari latar belakang, tujuan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.

BAB 2 Tinjauan Pustaka yaitu terdiri dari konsep komunitas dan


konsep PKMD.

BAB 3 Asuhan Kebidanan Komunitas terdiri dari pengkajian,


perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

BAB 4 Pembahasan.

BAB 5 Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Komunitas


Masyarakat adalah Sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan
istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu bersifat kontinue dan terikat oleh suatu rasa
identitas bersama. (Koentjaraningrat, 1990).
Komunitas adalah Menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal
disuatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu dimana yang
menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya
dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya. (Soerdjono Soekanto, 1982).
Masyarakat adalah Sekelompok manusia yang mendiami teritorial tertentu
dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung, adanya pembagian kerja dan
kebudayaan bersama. ( Mac Laver, 1957).

2.1.1 Ciri- Ciri Masyarakat


Masyarakat mempunyai ciri-ciri :

1. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat.


2. Menempati wilayah dengan batas- batas tertentu.
3. Saling tergantung satu dengan yang lain.
4. Memiliki adat istiadat tertentu/ kebudayaan.
5. Memiliki identitas bersama.
2.1.2 Tipe- Tipe Masyarakat
Menurut Gilin & Gilin lembaga masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Dilihat dari sudut perkembangannya
1. Crecive Institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan lembaga-lembaga
yang secara tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat dari masyarakat,
misalnya yang menyangkut : hak milik, perkawinan, agama.

2. Enacted Institution

4
Lembaga masyarakat yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan
tertentu, misalnya: lembaga perdagangan, pertanian.

b) Dari sudut sistem nilai


1. Basic Institution
Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan
mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, diantaranya keluarga,
sekolah-sekolah yang dianggap sebagain institusi dasar pokok.

2. Subsidiary Institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang
penting, karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja, misalnya
pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/ wisuda bersama dan sebagainya.

c) Dari sudut penerimaan masyarakat

1. Approved atau Social Sanctioned Institution


Adalah lembaga yuang diterima oleh masyarakat seperti sekolah,
perusahaan, koperasi dan sebagainya.

2. Unsanctioned Institution
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat,
walaupun kadang-kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya, misalnya
kelompok penjahat, pemeras, pelacur, gelandangan dan pengemis, dll.

d) Dari sudut penyebarannya


1. General Institution
Adalah lembaga masyarakat didasarkan atas faktor penyebarannya, misalnya
agama dan dikenal hampir semua masyarakat dunia.

2. Restriced Institution
Adalah lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyarakat tertentu saja,
misalnya Budha banyak dianut oleh Vietnam, Kristen Khatolik banyak
dianut oleh masyarakat Prancis, Italia. Islam banyak dianut oleh masyarakat
Arab dan sebagainya.

5
e) Dari sudut fungsimya
1. Operative Institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang
diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti
lembaga industri.

2. Regulative Institution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat-istiadat atau tata
kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari pada lembaga itu sendiri,
misalnya lembaga hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan dan
sebagainya.

2.1.3 Ciri-Ciri Masyarakat Indonesia


Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi dalam 3
kategori dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a) Masyarakat Desa
 Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat.
 Hubungan didasarkan pada adat- istiadat yang kuat sebagai organisasi sosial.
 Percaya pada kekuatan- kekuatan gaib.
 Tingkat buta huruf relatif tinggi.
 Berlaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami oleh setiap
orang.
 Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang tekhnologi dan keterampilan
diwariskan oleh orang tua langsung kepada keturunannya.
 Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dan sebagian kecil dijual dipasaran untuk memenuhi kebutuhan
lainnya dan uang berperan sangat terbatas.
 Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat kuat.

6
b) Masyarakat Madya
 Hubungan keluarga masih tetap kuat dan hubungan masyarakat mulai
mengendor.
 Adat- istiadat masih dihormati dan sikap masyarakat mulai terbuka dari
pengaruh luar.
 Timbul rasionalitas pada cara berfikir sehingga kepercayaan terhadap kekuatan
gaib mulai berkurang dan akan timbul kembali apabila telah kehabisan akal.
 Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan
dasar dan menengah.
 Tingkat buta huruf sudah mulai menurun.
 Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
 Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarh kepada produksi pasaran sehingga
menimbulkan deferensiasi dalam struktur masyarakat karenanya uang semakin
meningkat penggunaannya.
 Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial dikalangan keluarga
dan tetangga dan kegiatan umum lainnya didasarkan pada upah.
c) Masyarakat Modern
 Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan pribadi.
 Hubungan antar masyarakat secara terbuka dalam suasana saling pengaruh-
mempengaruhi.
 Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang didapat dan
dipelajari serta ditingkatkan dalam lembaga keterampilan dan kejuruan.
 Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata.
 Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks.
 Ekonomi hampir seluruhya ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan
uang dan alat pembayaran lainnya.

7
2.1.4 Ciri- Ciri Masyarakat Sehat
o Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
o Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
terutama untuk ibu dan anak
o Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan
sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh
measyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup
o Peningkatan ststus gizi masyarakat berkaitan dengan peninmgkatan
status sosial ekonomi masyarakat.
o Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan
penyakit.

2.2 Konsep PKMD


2.2.1 Pengertian
Pembangunan Kesehatan masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian
kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya
dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi
kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar mampu
mencapai kehidupan sehat sejahtera (Nasrul Effendy, 1998).

2.2.2 Tujuan
2.2.2.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri
dibidang kesehatan dalam rangka peningkatan mutu hidup.

2.2.2.2 Tujuan Khusus


 Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya
untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup
mereka.
 Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan
secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesehatn mereka
sendiri.

8
 Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang
mampu terampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan
desa.
 Meningkatkan kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa
indikator :
 Angka kesakitan menurun.
 Angka kematian menurun, terutama kematian bayi dan anak.
 Angka kelahiran menurun.
 Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita.

2.2.3 Ciri-ciri PKMD


 Kejadian dilaksanakan atas dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa
masyarakat sendiri, dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan kegiatan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang memang dirasakan oleh masyarakat
sendiri sebagal kebutuhan.
 Perencanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah dan
mufakat.
 Pelaksanaan kegiatan berlandaskan pada peran serta aktif dan swadaya
masyarakat dalam arti memanfaatkan secara optimal kemampuan dan sumber
daya yang dimiliki.
 Masukan dari luar hanya bersifat memacu, melengkapi dan menunjang tidak
nengakibatkan ketergantungan.
 Kegiatan dilakukan oleh tenaga-tenaga masyarakat setempat.
 Memanfaatkan teknologi tepat guna.
 Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah satu dari 8
unsur PHC.

2.2.4 Prinsip-Prinsip PKMD


 Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi
kebutuhan masyarakat setempat walaupun kegiatan tersebut bukan merupakan
kegiatan kesehatan secara secara langsung. Ini berarti bahwa kegiatan tidak hanya
terbatas pada aspek kesehatan saja, melainkan juga mencakup aspek-aspek

9
kehidupan lainnya yang secara tidak langsung menunjang peningkatan taraf
kesehatan.
 Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik :
 Antar dinas-dinas / instansi-instansi / lembaga-lembaga lainnya yang
bersangkutan.
 Antar dinas-dinas / instansi-instansi / lembaga-lembaga tersebut dengan
masyarakat
 Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau kebutuhannya
sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh sektor yang bersangkutan.

2.2.5 Ruang Lingkup


Tujuan PKMD adalah meningkatkan status kesehatan dalam rangka
meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Namun demikian status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama
lingkungan dan faktor perilaku masyarakat oleh karenanya kegiatan PKMD tidak
terbatas dalam bidang pelayanan kesehatan saja, akan tetapi menyangkut juga
kegiatan di luar kesehatan yang berkaitan dengan peningkatan status kesehatan
dan perbaikan mutu hidup masyarakat. Misalnya kegiatan usaha bersama dalam
bentuk koperasi simpan pinjam untuk meningkatkan pendapatan, atau usaha
bersama untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dengan bekerja sambil
belajar dan sebagainya. Pengembangan PKMD tidak terbatas pada daerah
pedesaan saja, akan tetapi juga meliputi masyarakat daerah perkotaan yang
berpenghasilan rendah.
Kegiatan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pos pelayanan terpadu
5 program (KIA, KB, gizi, imunisasi dan penaggulangan diare), juga merupakan
salah satu bentuk dari kegiatan PKMD.

2.2.6 Strategi pembinaan


 Tim Pembina PKMD di masing-masing tingkat sekaligus dijadikan sebagai
forum koordinasi di masing-masing tingkat

10
 Setiap kegiatan partisipasi masyarakat yang akan dipromosikan oleh salah satu
sektor, terlebih dahulu dibahas dalam forum koordinasi, untuk memungkinkan
bantuan dari sektor-sektor lain untuk menghindari tumpang tindih.
 Jenis bantuan apapun yang akan dijalankan harus selalu berdasarkan pada
proporsi kebutuhan masyarakat setempat
 Seluruh tahap kegiatan mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan,
penilaian, pembinaan, sampai pada perluasaan, dilakukan oleh masyarakat
sendiri dan di mana perlu dibantu oleh pemerintah secara lintas program dan
lintas sektoral.
 Wadah kegiatan PKMD adalah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
(LKMD) sesuai Surat Keputusan Presiden nomor 28 tentang Penyempurnaan
dan penempatan fungsi Lembaga Swadaya Desa menjadi LKMD. Maka pada
dasarnya LKMD merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam
pembangunan desa.
 PKMD adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyrakat dari masyarakat untuk
masyarakat. Pengembangan dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah
adalah suatu pendekatan, bukan program yang tersendiri.

2.2.7 Pengembangan dan Pembinaan


a. Pengembangan dan pembinaan PKMD berpedoman, kepada GBHN.
b. Pengembangan dan pembinaan PKMD dilaksanakan dengan kerjasama
lintas program dan lintas sektoral melalui pendekatan edukatif.
c. Koordinasi pembinaan melalui jalur fungsional pada tiap tingkatan,
tingkat propinsi oleh gubernur, tingkat kabupaten oleh bupati, tingkat
kecamatan oleh camat.
d. PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa secara
keseluruhan.
e. Kegiatan dilaksanakan dengan membentuk mekanisme kerja yang efektif
antara instansi-instansi yang berkepentngan dalam pembinaan masyarakat
desa
f. Puskesmas sebagai pusat pengembangan dan pembangunan kesehatan
berfungsi sebagai dinamisator.

11
2.2.8 Mekanisme pembinaan peran serta masyarakat dalam PKMD
a. Untuk mengenal masalah dan kebutuhan mereka sendiri, masyarakat
mendapatkan bimbingan dan motivasi dari puskesmas yang bekerjasama
dengan sektor-sektor yang bersangkutan.
b. Pemuka masyarakat diarahkan untuk membahas masalah dan kebutuhan
yang dirasakan oleh mereka dan membimbing untuk memecahkan
masalah dan memenuhi kebutuhan sumber daya setempat yang tersedia.
c. Dalam hal masalah, atau kebutuhan hanya sebagian dapat diatasi sendiri,
maka puskesmas bersama dengan sektor yang bersangkutan memberi
bantuan teknis, atau materi yang dibutuhkan dengan catatan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
d. Dalam hal masalah dan kebutuhan masyarakat tidak mungkin diatasi
sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh puskesmas dan atau
sektor yang bersangkutan.

2.2.9 Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD


a. Masyarakat perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang
kesehatan dan tentang program-program yang dilaksanakan pemerintah.
b. Masyarakat perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan sumber
daya yang dimiliki serta harus dikembangkan dan dibina kemampuan dan
keberaniannya untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam
meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka.
c. Sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan terlebih
dahulu agar dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan
potensi untuk menolong diri mereka sendiri, dalam meningkatkan mutu
hidup dan kesehatan mereka.
d. Harus ada kepekaan dari para pembina untuk memahami aspirasi yang
tumbuh di masyarakat dan dapat berperan secara wajar dan tepat.
e. Harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan berkesinambungan
baik antara para pembina maupun antara pembina dengan masyarakat,
sehingga muncul arus pemikiran yang mendukung kegiatan PKMD.

12
2.2.10 Persiapan bagi pelaksana
Persiapan bagi pelaksana dari Masyarakat sangat penting artinya. Persiapan
yang dimaksud dapat dilakukan melalui :

a. Pelatihan leader.
b. Kunjungan kerja.
c. Studi perbandingan.

2.2.11 Pengadaan fasilitas


Kelestarian PKMD akan lebih terjamin bila fasilitas yang disediakan
dari swadaya masyarakat melalui potensi dan sumber daya yang ada di
masyarakat yang dapat digali dan dimanfaatkan. Bila masyarakat tidak
memilikinya barulahpara penyelenggara pembinaan PKMD berusaha untuk
memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan ketentuan
tidak menimbulkan ketergatungan bagi masyarakat.

13
BAB 3

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

3.1 PENGKAJIAN

Tanggal : 26 Januari 2009 – 23 Februari 2009

3.1.1 Pengumpulan Data

3.1.1.1 Data Umum

Pendataan dilakukan pada desa X kec.Y kab.Z dengan jumlah KK 2136 dan
jumlah penduduk 7061 jiwa.

A. Identitas desa
Nama Desa :X
Kecamatan :Y
Kabupaten :Z
Terdiri dari : 4 Dusun
- Dusun X
- Dusun Bulu
- Dusun Karanganyar Barat
- Dusun Karanganyar Timur
B. Keadaan Geografis

Keadaan wilayah : 75 % dataran rendah

Batas Wilayah :

Batas Utara : Perkebunan Penataran dan Perkebunan candi sewu

Batas Selatan : Desa Kelurahan Y

Batas Timur : Desa Karang Rejo ( Garum )

Batas Barat : Desa Penataran

Luas wilayah : 1.074.180 ha/m²

14
C. Jumlah KK : 2136 Jiwa
D. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa X sbb:
1. Sarana dan prasarana keagamaan
Masjid :7
Musholla : 24
Gereja :1

2. Sarana dan prasarana pendidikan


TK : 6
SD : 5
TPA : 4

3. Sarana dan prasarana kesehatan


Polindes :1
BPS :1
Posyandu :9
Poskestren :1

4. Sarana dan prasarana olahraga


Lapangan sepakbola :5
Lapangan bulutangkis :2
Lapangan voli :4
Meja pingpong :2

E. Sumber Daya Manusia Kesehatan


Bidan :1
Kader Posyandu : 45
Dukun Bayi (dukun terlatih) : 1

E. Lembaga/ Organisasi Kemasyarakatan


PKK dilaksanakan 1 bulan sekali
Kelompok arisan dan yasinan dilaksanakan 1 minggu sekali

15
F. Demografi
Tabel.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin di Desa X
No Jenis Kelamin Jumlah %
1 Laki-laki 3567 51 %
2 Perempuan 3494 49 %
Jumlah 7061 100 %
Interpretasi data :
Dari tabel di atas didapatkan bahwa jumlah penduduk yang terbanyak adalah jenis
kelamin Laki –laki. Namun perbandingan antara laki-laki dan perempuan hampir
seimbang.

Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Golongan Umur di Desa X

No Golongan umur (tahun) Jumlah %

1. 0-<1 140 1,98 %

2. 1-<5 408 5,78 %

3. 5–6 198 2,80 %

4. 7 – 15 999 14,15 %

5. 16 – 21 710 10,05 %

6. 21 – 59 3846 54,50 %

7. > 60 760 10,74 %

Jumlah 7061 100 %

Interpretasi data :
Dari tabel di atas didapatkan bahwa golongan umur yang terbanyak adalah golongan
usia subur dan yang terkecil adalah bayi. Hal ini menandakan bahwa di Desa X
mempunyai sumber daya manusia yang produktif dan reproduktif tinggi.

16
G. Sosial-Ekonomi dan Budaya
Tabel.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Penduduk di Desa X
No. Tingkat Pendidikan Jumlah %
1. Tidak Sekolah 204 2,89 %
2. Belum Sekolah 568 8,04 %
3. TK 198 2,8 %
4. SD 3165 44,82 %
5. SLTP 1746 24,73 %
6. SLTA 994 14,08 %
7. PT 186 2,63 %
Jumlah 7061 100 %
Interpretasi data :
Dari tabel di atas didapatkan bahwa hampir sebagian penduduk masih mempunyai
pendidikan terakhir SD. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat
pengetahuan dan sumber daya manusia di desa X.

Tabel.4 Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan di Desa X


No Jenis Pekerjaan Jumlah %
1. PNS 170 2,40 %
2. Swasta 915 12,96 %
3. Wiraswasta 880 12,46 %
4. Buruh 1676 23,74 %
5. Petani 984 13,94 %
6. Tidak bekerja 2436 34,50%
Jumlah 7061 100 %

Interpretasi data :
Dari data yang ada dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa X tidak
bekerja. (keadaan tidak bekerja yang dimaksud adalah sebagian penduduk masih
sekolah dan lainnya usia lanjut).

Tabel.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Penghasilan Penduduk di Desa X

17
No Tingkat penghasilan Jumlah %

1. < 250 ribu 11 0,8 %

2. 250 – 500 ribu 160 11,4%

3. 500 – 750 ribu 395 28,3 %

4. 750 – 1 jt 324 23,2 %

5. > 1 Jt 508 36,3 %

Jumlah 1398 100 %

Interpretasi data :
Dari data di atas dapat disimpulkan keadaan ekonomi penduduk Desa X rata-rata
menengah ke atas.

Tabel.6 Distribusi Frekuensi Jenis Agama di Desa X


No Agama Jumlah %
1. Islam 6923 98 %
2. Non-Islam 138 2%
Jumlah 7061 100 %
Interpretasi data :
Dari tabel di atas didapatkan bahwa penduduk Desa X mayoritas beragama Islam.

18
Tabel.7 Distribusi Frekuensi Sumber Air Bersih di Desa X
No. Asal Air Frekuensi %
1 Ledeng 13 2%
2 Sumur 589 92 %
3 Sumber 38 6%
Jumlah 640 100 %
Interpretasi data :
Dari tabel diatas didapatkan bahwa sumber air bersih penduduk Desa X mayoritas
berasal dari sumur.

Tabel.8 Distribusi Frekuensi Status Kepemilikan Sumber Air Bersih


NO Status Kepemilikan Frekuensi %

1. Milik sendiri 558 87 %

2. Umum 44 7%

3. Menumpang 38 6%

Jumlah 640 100 %

Interpretasi data :
Dari tabel diatas didapatkan bahwa status kepemilikan sumber air bersih di Desa X
mayoritas milik sendiri.

Tabel. 9 Distribusi Frekuensi Jenis Jamban di Desa X


No Jenis Jamban Jumlah %
1 Latrin 397 62 %
2 Cemplung terbuka 26 4%
3 Cemplung tertutup 51 8%
4 Sungai 166 26 %
Jumlah 640 100 %

19
Interpretasi data :
Dari data didapatkan bahwa penduduk desa X mayoritas sudah menggunakan latrin
untuk sarana BAB. Namun, juga masih banyak penduduk yang menggunakan sungai
sebagai sarana BAB. Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pengetahuan
penduduk tentang personal hygiene.

Tabel.10 Distribusi Frekuensi Jarak Jamban Dengan Sumber Air di Desa X


NO Jarak Jamban Dengan Sumber Air Jumlah %

1. < 10 METER 246 62 %

2. > 10 METER 151 38 %

Jumlah 397 100 %

Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa masih banyak penduduk yang jarak jambannya
dengan sumber air < 10 meter. Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat
pengetahuan penduduk Desa X tentang pencemaran sumber air bersih.

Tabel.11 Distribusi Frekuensi Status Kepemilikan Jamban di Desa X


NO Status Kepemilikan Jamban Jumlah %

1. Milik sendiri 442 69 %

2. Umum 198 31 %

Jumlah 640 100 %

Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa penduduk desa X mayoritas telah memiliki jamban
sendiri.

20
Tabel.12 Distribusi Frekuensi Macam Pembuangan Limbah di Desa X
No Macam pembuangan limbah Jumlah %

1. Selokan 326 51 %

2. Paralon 26 4%

3. Resapan 288 45 %

Jumlah 640 100 %

Interpretasi Data:
Dari tabel di atas didapatkan bahwa sebagian besar masyarakat X memiliki
pembuangan limbah berupa selokan dan paralon.

Tabel.13 Distribusi Frekuensi Jenis Dinding Rumah Penduduk di Desa X


No Jenis dinding Jumlah %

1. Tembok 435 68 %

2. Bambu 202 31,5 %

3. Papan 3 0,5 %

Jumlah 640 100 %

Interpretasi Data :
Dari data diatas didapatkan bahwa mayoritas penduduk Desa X mempunyai rumah
berdinding tembok.

21
Tabel.14 Distribusi Frekuensi Jenis Lantai Rumah Penduduk di Desa X.
NO Jenis lantai Jumlah %

1. Semen 435 68 %

2 Tegel 147 23 %

3. Tanah 58 9%

JUMLAH 640 100 %

Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa mayoritas lantai rumah penduduk di Desa X masih
berjenis semen.

Tabel.15 Distribusi Frekuensi Penerangan di Desa X.


NO Jenis Penerangan Jumlah %

1. Non – listrik. 5 0,78 %

2 Listrik 635 99,22 %

Jumlah 640 100 %

Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa sebagian besar penduduk di Desa X Sudah
menggunakan penerangan listrik.Namun masih ada penduduk yang menggunakan
penerangan non – listrik.

22
Tabel.16 Distribusi Frekuensi Keberadaan Pekarangan di Desa X
No Keberadaan Pekarangan Jumlah %

1. Ada 602 94 %

2. Tidak ada 38 6%

Jumlah 640 100 %

Interpretasi data :
Dari data di atas didapatkan bahwa hampir seluruh penduduk di desa X memiliki
pekarangan rumah.

Tabel.17 Distribusi Frekuensi Keadaan Pekarangan Rumah di Desa X


No Keadaan Pekarangan Jumlah %

1. Bersih 260 43,2 %

2. Kotor 231 38,4 %

3. Kering 1 0,2 %

4. Becek 110 18,2 %

Jumlah 602 100 %

Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa keadaan pekarangan rumah penduduk desa X
sebagian dalam keadaan bersih dan sebagian lainnya masih kotor. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian penduduk kurang memperhatikan kebersihan
lingkungan.

23
Tabel.18 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Minum Jamu di Desa X
No Kebiasaan Minum Jamu Jumlah %

1. Ya 1567 74 %

2. Tidak 551 26 %

Jumlah 2118 100 %

Interpretasi data :
Dari data di atas didapatkan bahwa sebagian besar penduduk Desa X masih
mempunyai kebiasaan minum jamu. Hal ini menunjukkan rendahnya pengetahuan
penduduk akan dampak negatif dari minum jamu.

H. Data Kesehatan

Tabel.19 Distribusi Frekuensi Jenis Penyakit yang Sering Muncul


No Jenis Penyakit Jumlah %

1. Thypus 11 20 %

2. Hipertensi 31 57 %

3. Gagal Ginjal 1 2%

4. Kusta 1 3%

5. TB Paru 2 4%

6. DM 8 15 %

Jumlah 43 100 %

Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa jenis penyakit terbanyak pada masyarakat desa X
adalah Hipertensi.

24
Tabel.20 Distribusi Frekuensi Cara Pengolahan Sayuran di Desa X
No Cara Pengolahan Jumlah %

1. Dicuci dulu sebelum dipotong 90 14 %

2 Dipotong dulu sebelum dicuci 550 86 %

Jumlah 640 100 %

Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa sebagian besar penduduk memiliki kebiasaan cara
pengolahan sayuran dengan dipotong dulu sebelum dicuci. Hal ini menunjukkan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara pengolahan sayuran.

3.1.1.2 Data Khusus


Tabel.21 Distribusi Frekuensi Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil Desa X

No Pemeriksaan Ibu Hamil POSYANDU Jumlah  %


1 Pemeriksaan kehamilan Karang Talun 4 60 6,67 %
pertama tanpa melihat Bulu Barat 4 6,67 %
usia kehamilan Karang Nongko 1 1,67 %
(K1 Akses) K.Anyar Timur 10 16,7 %
Bulu Timur 10 16,7 %
X Selatan 15 25 %
K.Anyar Barat 9 15 %
X Utara 7 11,67%
K.Anyar - -
2 Pemeriksaan kehamilan Karang Talun 2 38 5,3 %
pertama kali pada usia Bulu Barat 4 10,5 %
kehamilan <3 bulan Karang Nongko 1 2,6 %
(K1 Murni) K.Anyar Timur 6 15,8 %
Bulu Timur - -
X Selatan 10 26,3 %
K.Anyar Barat 9 23,7 %

25
I X Utara 6 15,8 %
n K.Anyar Kebun - -
t
e
3 Pemeriksaan ibu hamil Karang Talun 2 13 15,4 %
r
sesuai standart Bulu Barat 1 7,7 %
p
( 4x selama kehamilan ) Karang Nongko - -
r
K.Anyar Timur - -
e
Bulu Timur - -
t
X Selatan 5 38,5 %
a
K.Anyar Barat 5 38,5 %
s
X Utara - -
i
K.Anyar Kebun - -

d
Interpretasi data:

Dari tabel di atas didapatkan bahwa masih adanya kesenjangan antara K 1 akses
dengan K4 murni. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran ibu hamil di Desa X untuk
periksa kehamilan pertama kali pada usia kehamilan <3 bulan masih tergolong
rendah. Begitu pula dengan pencapaian K4 yang terpaut jauh jika dibanding dengan
K1. Hal ini juga menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan
kunjungan kehamilan secara rutin.

26
Tabel. 22 Distribusi Frekuensi Penolong Persalinan, Tempat Persalinan,
Tindakan Serta Keterangan Lahir Berdasar Skor KSPR di Ds. X
Januari – Februari Tahun 2009

Penolong Persalinan Tempat Persalinan Tindakan


Skor
KSPR Dukun
dr. Bidan RS PKM Polindes BPS Rmh Operasi Spontan
Trltih
2 2 67 - 2 - - 67 - 2 67
6—10 4 5 - 4 5 - - - 4 5
>12 - - - - - - - - - -
Total 6 72 - 6 5 - 67 - 6 72
Interpretasi Data:

Dari tabel di atas didapatkan bahwa seluruh masyarakat di Desa X telah


memanfaatkan tenaga kesehatan dalam menolong persalinannya.

Tabel. 23 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif dan PMT (Pemberian


Makanan Tambahan) di Desa X

ASI dan PMT


Umur ASI Susu
No. Bubur Nasi Nasi Jumlah
(bulan) Eksklusif formu Nasi
susu Pisang tim
la
1 0 – <4 1 1 - 2 - -
2 4— <6 2 - 1 1 - - 4
4
3 6— <9 - - 1 1 - - 2
4 9— <10 - - - - 2 - 2
5 10- < 12 - - - - - - -
6 > 12 - - - - - 10 10
Jumlah 3 1 2 4 2 10 22
Persentasi 13,6% 4,6 % 9,2 % 18,3% 9,1% 45,2 % 100 %

Interpretasi data :

27
Dari data didapatkan bahwa hampir seluruh bayi mendapatkan MP-ASI dini. Hal ini
menunjukkan bahwa masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
ASI Eksklusif.

Tabel.24 Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui di Desa X

No. Menyusui Jumlah %


1 Ya 82 100 %
2 Tidak -
Jumlah 82 100 %
Interpretasi data :

Dari data didapatkan bahwa persentase ibu menyusui di Desa X tergolong tinggi. Hal
ini menunjukkan bahwa kesadaran ibu untuk memberikan ASI dalam pemenuhan
gizi untuk bayinya juga tinggi.

Tabel.25 Distribusi Frekuensi Imunisasi pada Bayi/Balita di Ds. X

No. Pemberian Imunisasi Jumlah %


1 Belum lengkap 62 46%
2 Lengkap 71 55%
3 Tidak lengkap 2 1%
Jumlah 135 100 %
Interpretasi Data :

Dari data didapatkan bahwa persentase paling tinggi pada pemberian imunisasi yang
lengkap karena usia belum memenuhi untuk pemberian imunisasi. Dari data
didapatkan bahwa masih adanya bayi/balita yang tidak lengkap mendapatkan
imunisasi. Hal ini terjadi karena adanya kesadaran yang masih rendah pada orang tua
untuk mengimunisasikan bayinya/adanya bayi yang sedang sakit pada saat jadwal
pemberian imunisasi.

28
Tabel.26 Distribusi Frekuensi Pencapaian SKDN di Desa X

Keterangan S K D N
Usia Karang Nongko 3 3 3 3
0 – 6 bln Bulu Timur 9 9 9 8
X Utara 8 8 8 8
Karang Talun 5 5 5 5
Bulu Barat 5 5 5 5
Modanga Selatan 8 8 6 6
K.Anyar Barat 17 17 15 14
K.Anyar Timur 5 5 2 2
K.Anyar Kebun 7 7 7 7

JUMLAH 67 67 60 58

Usia 6 – Karang Nongko 3 3 3 2


11 bln Bulu Timur 9 9 9 7
X Utara 10 10 7 5
Karang Talun 2 2 2 2
Bulu Barat 2 2 2 2
Modanga Selatan 10 10 6 6
K.Anyar Barat 7 7 7 6
K.Anyar Timur 9 9 9 5
K.Anyar Kebun 5 5 5 5

JUMLAH 57 57 50 40

Umur 13 – Karang Nongko 4 4 3 2


23 bln Bulu Timur 9 9 7 6
X Utara 21 21 16 14
Karang Talun 3 3 2 2
Bulu Barat 9 9 7 6

29
Modanga Selatan 11 11 3 3
K.Anyar Barat 12 12 8 7
K.Anyar Timur 24 24 13 12
K.Anyar Kebun 10 10 5 5

JUMLAH 103 103 64 57

Umur 24 – Karang Nongko 10 10 5 5


59 bln Bulu Timur 49 49 30 20
X Utara 39 39 24 22
Karang Talun 33 33 18 14
Bulu Barat 46 46 30 21
Modanga Selatan 41 41 23 16
K.Anyar Barat 61 61 31 26
K.Anyar Timur 51 51 25 21
K.Anyar Kebun 31 31 20 14

JUMLAH 361 361 206 159

TOTAL 588 588 380 314

30
Tabel.27 Distribusi Frekuensi Pencapaian SKDN Di Desa X

Keterangan Pencapaian Target


D/S 380/588 588/588
N/D 314/380 380/380
Keterangan :

S : Seluruh bayi dan balita yg ada di desa

K : Bayi dan balita yang punya KMS

D : Bayi dan balita yang datang/ditimbang

N : Bayi dan balita yang BB nya naik

Interpretasi data :

- Dari data didapatkan bahwa pencapaian angka kehadiran bayi dan balita dalam
Posyandu kurang dari target. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran ibu
untuk membawa bayinya ke Posyandu. Khususnya pada ibu yang mempunyai Balita
>1tahun tidak hanya dilakukan penimbangan tetapi juga dilakukan tes terhadap
tumbuh kembang anak (yaitu 2x/th)
- Dari data didapatkan bahwa jumlah bayi dan balita yang naik berat badannya setelah
dilakukan penimbangan kurang dari target. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi
Balita di Desa X masih rendah, ini dikarenakan masih rendahnya pengetahuan
masyarakat Desa X tentang gizi.

31
Tabel. 28 Distribusi Frekuensi Akseptor KB Aktif

No. Jenis Kontrasepsi Jumlah %

1. Suntik 355 37,09 %


2. Pil 179 18,70 %
3. IUD 325 33,96 %
4. Implan 61 6,37 %
5. MOW 37 3,86 %
6. Kondom 0 0
7. MOP 0 0

Jumlah 957 100 %


Interpretasi data:

Dari data didapatkan bahwa mayoritas peserta KB memakai jenis KB suntik dan tidak
ada pria yang ikut KB.Hal ini menunjukkan rendahnya keikutsertaan pria dalam ber-
KB.

32
3.1.2 Rumusan Masalah
Setelah melaksanakan pengkajian data primer dari masyarakat dan telah didapatkan
data kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak, maka telah ditemukan beberapa
masalah sehingga diadakan perencanaan masalah melalui musyawarah masyarakat
desa.
Musyawarah masyarakat desa di desa X :
a. Persiapan
Sebelum dilakukan acara MMD dilakukan persiapan-persiapan antara lain
1. Persiapan tempat
2. Persiapan konsumsi
3. Persiapan ruangan
4. Persiapan sound system
5. Menghubungi kepala desa X beserta perangkat, kepala puskesmas,
bidan desa
6. Membagikan undangan
b. Pelaksanaan MMD
MMD di desa X dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Februari 2009, jam
15.00 WIB, dengan dihadiri undangan yang terdiri dari:
1. Kepala desa X
2. Kepala Puskesmas Y
3. Pembimbing Lapangan ( Bidan Desa X )
4. Pamong desa X, ketua RT, kader beserta masyarakat desa X

 Adapun susunan acara MMD tersebut adalah :

1. Pembukaan
2. Sambutan-sambutan
- Ketua panitia Kelompok IX
- Kepala Desa X
- Kepala Puskesmas Y
- Bidan Pembimbing dan Koordinator
- Pembimbing Prodi Kebidanan D-III Universitas Kadiri

3. Acara inti MMD

33
- Pembacaan hasil pendataan
- Analisa data dan penggalian masalah - masalah kesehatan ibu dan
anak
- Penerimaan prioritas masalah
- Pemecahan masalah
4. Penutup

 Hasil dari Musyawarah Masyarakat Desa yang telah dilaksanakan


adalah ditemukannya masalah kesehatan masyarakat yang terdiri dari
:
1. Masalah balita dengan gizi kurang/BGM
2. Masalah kurangnya pemahaman ibu tentang ASI Eksklusif
3. Masalah pantangan makanan tertentu pada ibu nifas
4. Masalah imunisasi yang tidak lengkap
5. Masalah kurangnya kesadaran ibu untuk membawa bayi dan
balitanya ke posyandu
6. Masalah kurangnya pemahaman ibu tentang pengolahan sayuran
yang benar.
7. Masalah masih adanya pasangan usia subur yang tidak KB
8. Masalah kehamilan resiko tinggi yang masih banyak terdapat
pada ibu hamil.
9. Masalah kurangnya kesadaran pria usia subur untuk ber KB

34
No. Masalah Data Dasar
1 Balita dengan gizi S: Ibu mengatakan bahwa anaknya susah
kurang/BGM untuk makan dan lebih suka makan
snack
O: Pada KMS menunjukkan perbandingan
antara berat badan anak dengan usia
berada di Bawah Garis Merah
2 Kurangnya pemahaman ibu
tentang ASI Eksklusif S: Ibu mengatakan telah menyusui
bayinya dg ASI saja
O: Dari hasil tanya jawab ternyata ibu telah
memberi makanan tambahan pada
bayinya sebelum usia enam bulan
3 Pantangan makanan tertentu
pada ibu nifas S: Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi
jenis makanan tertentu saat menyusui.
O: Dari hasil tanya jawab kebanyakan ibu-
ibu tidak mengetahui apa yang
dimaksud menu gizi seimbang
4 Imunisasi yang tidak lengkap
S: Kader mengatakan bahwa masih ada
bayi yang imunisasinya tidak lengkap
O: Setelah dilakukan kunjungan rumah,
masih ada balita yang daftar imunisasi
pada KMS tidak lengkap
5 Kurangnya kesadaran ibu
untuk membawa bayi dan S:Ibu mengatakan karena kesibukan
balitanya ke posyandu dirinya dalam bekerja sehingga
mementingkan pekerjaannya dari pada
balitanya
O:Ibu lupa tempat meletakkan KMS
anaknya karena lama tidak membawa
6 Kurangnya pemahaman balitanya ke posyandu

35
tentang pengolahan sayuran
yang benar S:Ibu mengatakan bahwa ia mengolah
sayuran dengan cara dipotong dulu
sebelum dicuci.
O:Dari hasil tanya jawab kebanyakan ibu-
ibu tidak mengerti cara pengolahan
7 Masih adanya pasangan usia sayuran yang benar.
subur yang tidak KB
S: Kader mengatakan bahwa masih ada
PUS yang belum KB
O: Dari hasil pendataan masih banyak PUS
yang mempunyai anak lebih dari 2 dan
8 Tingginya kehamilan resiko tidak ber-KB
tinggi
S : Kader dan bidan mengatakan masih
banyak ibu hamil yang tergolong
RESTI
O: Dari hasil tanya jawab pada beberapa
9 Rendahnya keikutsertaan pria ibu hamil, KSPR menunjukkan
dalam KB tergolong RESTI

S: Kader dan bidan mengatakan bahwa di


Desa tidak ada peserta KB pria
O: Dari hasil Tanya jawab tidak ada pria
yang ikut KB

36
3.1.3 Prioritas Masalah

Kemungkinan Tersedianya
No Perhatian Poin Tingkat Aspek Nilai
Masalah Masalah utk di Sumber Daya
. Masyarakat Prevalensi Bahaya Politik Total
atasi Masyarakat
Balita
dengan gizi
1 ++++ +++ ++++ ++ ++ +++
kurang /
(4) (3) (4) (2) (2) (3)
BGM
Kurangnya
pemahaman

2 ibu tentang ++++ ++++ +++ ++++ ++++ ++++


ASI
(4) (4) (3) (4) (4) (4)
Eksklusif

Tingginya
ibu nifas
yang
+++ ++++ +++ ++++ +++ +++
3 berpantang
(3) (4) (3) (4) (3) (3)
terhadap
makanan
tertentu
Masih
adanya bayi
dengan
4 +++ + +++ +++ ++ ++++
Imunisasi
(3) (1) (3) (3) (2) (4)
yang tidak
lengkap
Kurangnya
kesadaran
ibu untuk
5 membawa ++ + ++ +++ ++ +++
bayi dan (2) (1) (2) (3) (2) (3)
balitanya ke
posyandu

37
Kurangnya
pemahaman
tentang
6 ++ ++ + +++ +++ +
pengolahan
(2) (2) (1) (3) (3) (1)
sayuran
yang benar
Masih
adanya
pasangan + ++ ++ ++ ++ ++++
7
usia subur (1) (2) (2) (2) (2) (4)
yang tidak
KB
Tingginya
kehamilan + +++ ++++ ++ ++ +++
8
resiko (1) (3) (4) (2) (2) (3)
tinggi

Rendahnya
keikutsertaa
9 + ++++ + + + +++
n pria dalam
KB (1) (4) (1) (1) (1) (3)

Minimnya
jumlah
keluarga + ++ ++ + + ++
10
yang (1) (2) (2) (1) (1) (2)
memiliki
jamban

38
Penyusunan masalah kesehatan sesuai dengan prioritas masalah yaitu :

1.Kurangnya pemahaman ibu tentang ASI Eksklusif

2.Tingginya ibu nifas yang berpantang terhadap makanan tertentu

3.Masih adanya Balita dengan gizi kurang / BGM

4.Masih adanya bayi dengan imunisasi yang tidak lengkap

5.Tingginya kehamilan resiko tinggi

6.Kurangnya kesadaran ibu untuk membawa bayi dan balitanya ke posyandu

7.Masih adanya pasangan usia subur yang tidak KB

8.Kurangnya pemahaman ibu tentang pengolahan sayuran yang benar

9.Rendahnya keikutsertaan pria dalam KB

10.Minimnya jumlah keluarga yang memiliki jamban

39
3.2 Rencana Tindakan dan Pelaksanaan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


1 Kurangnya Meningkatkan Lakukan  Melakukan S:
pemahaman pengetahuan& penyuluhan penyuluhan tentang Ibu mengatakan
ibu tentang kesadaran ibu tentang ASI- ASI-Eksklusif pada mengerti dengan
ASI Ekslusif tentang Ekslusif hari Senin tanggal 9 penjelasan yang
pentingnya Februari 2009 di diberikan
ASI Eksklusif Posyandu Bulu O:
bagi bayinya Barat Ibu bisa menjawab
pertanyaan yang
diajukan
A:
Kurangnya pengetahuan
dan pemahaman ibu
tentang ASI-Eksklusif
P:
Anjurkan ibu untuk
memberikan ASI saja
pada bayinya selama 6
bulan
2 Tingginya Meningkatkan Lakukan Melakukan S:
ibu nifas pengetahuan penyuluhan penyuluhan tentang Ibu-ibu mengatakan
yang ibu tentang tentang pentingnya sudah mengerti tentang
berpantangan pentingnya pentingnya pemenuhan nutrisi makanan – makanan
terhadap gizi pada saat pemenuhan nutrisi pada ibu nifas pada yang bergizi dan
makanan nifas pada ibu nifas. hari Minggu manfaat pemenuhan
tertentu tanggal 8 Februari nutrisi untuk masa nifas
2009 di acara O:
Yasinan Putri RW Ibu bisa menjawab
16 Desa X pertanyaan yang
diajukan

40
A:
Kurangnya pengetahuan
ibu akan pentingnya gizi
bagi ibu nifas
P:
Memotivasi ibu untuk
tidak berpantang makan
3 Masih Ibu-ibu  Adakan Melakukan S:
adanya mengetahui penyuluhan penyuluhan & demo Ibu-ibu mengatakan
Balita BGM dan tentang menu masak Modisco pada sudah mengerti tentang
memahami gizi seimbang hari Rabu, 11 Februari makanan – makanan
pentingnya dari bahan 2009 jam 09.00 WIB yang bergizi dan penting
menu gizi yang di Posyandu Karang untuk balita
seimbang & sederhana Anyar Barat O:
dapat  Demo Ibu bisa menjawab
membuat membuat pertanyaan yang
modisco Modisco diajukan dan tampak
menjadi memperhatikan demo
makanan yang memasak yang
diminati dilakukan
balitanya. A:
Masih adanya balita
yang BGM
P:
Memotivasi ibu untuk
mengolah mengolah
modisco semenarik
mungkin sehingga
diminati anaknya.

4 Masih Meningkatkan Lakukan Melakukan S:


adanya bayi pengetahuan& penyuluhan penyuluhan tentang Ibu-ibu mengatakan
dengan kesadaran ibu tentang manfaat imunisasi pada hari sudah mengerti tentang

41
Imunisasi tentang imunisasi dan Selasa 10 Februari pentingnya imunisasi
yang tidak pentingnya jenis – jenisnya 2009 di posyandu O:
lengkap imunisasi bagi Karang Talun desa X Ibu bisa menjawab
bayinya pertanyaan yang
diajukan
A:
Masih adanya balita
yang tidak mendapatkan
imunisasi lengkap
P:
Memotivasi ibu untuk
rutin mengikuti
posyandu dan
mengimunisasikan
anaknya
5 Tingginya Meningkatkan Lakukan Melakukan S:
kehamilan pengetahuan penyuluhan penyuluhan tentang Ibu-ibu mengatakan
resiko ibu tentang tentang kehamilan Kehamilan Resiko sudah mengerti tentang
tinggi ciri – ciri resiko tinggi Tinggi pada hari kriteria kehamilan resiko
kehamilan Kamis 12 Februari tinggi.
resiko tinggi 2009 di yasinan putri O:
Dusun X Desa X. Ibu bisa menyebutkan
kembali secara ringkas
karakteristik Kehamilan
resiko tinggi.
A:
Tingginya kehamilan
resiko tinggi
P:
Menganjurkan ibu untuk
mencegah kehamilan
resti dengan mengikuti
KB dan mengantisispasi

42
segala hal yang masuk
dalam kriteria kehamilan
resti.

6 Kurang-nya Meningkatkan Lakukan Melakukan kunjungan S:


kesadaran kesadaran ibu penyuluhan rumah untuk Ibu mengatakan
ibu balita balita untuk tentang melakukan penyuluhan mengerti dengan
untuk hadir hadir ke pentingnya hadir tentang pentingnya penjelasan yang
di Posyan- Posyandu ke Posyandu hadir ke Posyandu diberikan
du untuk pada ibu-ibu yang O:
menimbangkan tidak rutin Ibu bisa menjawab
balitanya melalui mengikutkan anaknya pertanyaan yang
kunjungan rumah ke Posyandu pada hari diberikan
pada ibu-ibu yang Sabtu-Minggu tanggal A:
jarang membawa 7-8 Februari 2009 di Kurangnya kesadaran
anaknya ke seluruh wilayah Desa ibu-ibu balita untuk
posyandu X. hadir ke Posyandu
P:
Memotivasi ibu-ibu
balita agar teratur datang
ke Posyandu untuk
menimbangkan
balitanya.
7 Masih Meningkatkan Lakukan Melakukan S:
adanya kesadaran penyuluhan penyuluhan tentang Ibu mengatakan
pasangan PUS untuk tentang pentingnya ikut KB mengerti dengan
usia subur ikut ber- KB pentingnya peran pada hari Jumat penjelasan yang
yang tidak KB dalam tanggal 13 Februari diberikan
KB membentuk 2009 di Yasinan Putri O:
keluarga kecil Dusun Karanganyar Ibu bisa menjawab
bahagia sejahtera. Barat pertanyaan yang
diberikan.
A:

43
Kurangnya kesadaran
PUS untuk ikut KB.
P:
Memotivasi ibu-ibu dan
bapak untuk segera ikut
KB.
8 Kurangnya Meningkatkan Lakukan Melakukan S:
pemahaman pengetahuan penyuluhan penyuluhan tentang Ibu-ibu mengatakan
tentang ibu tentang tentang prosedur prosedur mencuci sudah mengerti tentang
pengolahan cara mencuci mencuci sayuran sayuran yang baik dan materi penyuluhan yang
sayuran sayuran yang yang baik dan benar pada hari diberikan.
yang benar baik. benar. Minggu tanggal 8 O:
Februari 2009 di acara Ibu bisa menyebutkan
Yasinan Putri RW 16 kembali secara ringkas
Desa X cara mencuci sayuran
yang baik.
A:
Kurangnya pemahaman
tentang pengolahan
sayuran yang benar
P:
Menganjurkan ibu agar
mempraktikan mencuci
sayuran dengan benar
selama di rumah.

9 Rendahnya Meningkatkan Melakukan Melakukan S:


keikutsertaa kesadaran pria penyuluhan penyuluhan tentang Bapak-bapak
n pria dalam untuk ikut ber- tentang pentingnya mengatakan mengerti
KB KB pentingnya keikutsertaan pria dengan penjelasan yang
keikutsertaan pria dalam ber- KB pada: diberikan
dalam ber-KB.  Hari Rabu 11 O:
Februari 2009 Para bapak bisa

44
di Yasinan menjawab pertanyaan
Putra RW XVI yang diberikan.
Dusun A:
Karanganyar Rendahnya keikutsertaan
Timur . pria dalam KB
 Hari Kamis 12 P:
Februari 2009 Memotivasi bapak-
di Yasinan bapak untuk ikut andil
Putra Dusun X. dalam KB.
 Hari Kamis 12
Februari 2009
di Yasinan
Putra Dusun
Bulu.

10 Minimnya Meningkatkan Sebagai bahan Sebagai bahan -


jumlah kesadaran rekomendasi rekomendasi
keluarga masyarakat dengan pihak dengan pihak
yang tentang terkait (Puskesmas terkait (Puskesmas
memiliki pentingnya X) Y)
jamban jamban
keluarga

45
3.3 Evaluasi
1. Kurangnya pemahaman ibu tentang ASI Eksklusif
Tanggal : 9 Februari 2009

Jumlah peserta : 35 orang


Tempat : Posyandu Bulu Barat

Pre Test Post Test


Kategori
Jumlah Orang % Jumlah Orang %

Sangat Baik 2 5,7 % 8 22,8 %

Baik 5 14,3 % 15 42,9 %

Cukup 11 31,4 % 9 25,7 %

Kurang 17 48,6 % 3 8,6 %

2. Tingginya ibu nifas yang berpantang terhadap makanan tertentu


Tanggal : 8 Februari 2009
Jumlah peserta : 31 orang

Tempat : Yasinan Putri RW XVI Dusun Karanganyar Timur

Pre Test Post Test


Kategori
Jumlah Orang % Jumlah Orang %

Sangat Baik 3 9,7 % 10 32,3 %

Baik 5 16,1 % 13 41,9 %

Cukup 9 29 % 5 16,1 %

Kurang 14 45,1 % 3 9,7 %

46
3. Masih adanya balita dengan gizi kurang / BGM
Tanggal : 11 Februari 2009
Jumlah peserta : 63 orang

Tempat : Posyandu Karang Anyar Barat

Pre Test Post Test


Kategori
Jumlah Orang % Jumlah Orang %

Sangat Baik 6 9,52 % 20 31,74 %

Baik 11 17,46 % 24 38,1 %

Cukup 12 19,05 % 12 19,05 %

Kurang 34 53,97 % 7 11,11 %

4. Masih adanya bayi dengan Imunisasi tidak lengkap


Tanggal : 10 Februari 2009

Jumlah peserta : 17 orang


Tempat : Posyandu Karang Talun

Pre Test Post Test


Kategori
Jumlah Orang % Jumlah Orang %

Sangat Baik 6 35,29 % 10 58,8 %

Baik 5 29,41 % 7 41,2 %

Cukup 4 23,53 % - -

Kurang 2 11,76 % - -

47
5. Tingginya kehamilan resiko tinggi
Tanggal : 12 februari 2009
Jumlah peserta : 26 orang
Tempat : Yasinan Putri Dusun X

Pre Test Post Test


Kategori
Jumlah Orang % Jumlah Orang %

Sangat Baik 2 7,7 % 9 34,6 %

Baik 2 7,7 % 12 46,15 %

Cukup 7 26,92 % 4 15,4 %

Kurang 15 57,68 % 1 3,85 %

6. Kurangnya kesadaran ibu balita untuk hadir ke Posyandu


Tanggal : 7 Februari 2009

Jumlah peserta : 8 orang


Tempat : Kunjungan rumah bayi dan balita yang tidak ikut posyandu

Pre Test Post Test


Kategori
Jumlah Orang % Jumlah Orang %

Sangat Baik 1 12,5 % 3 37,5 %

Baik 1 12,5 % 4 50 %

Cukup 2 25 % 1 12,5 %

Kurang 4 50 % - -

48
7. Masih adanya pasangan usia subur yang tidak KB

Tanggal : 13 Februari 2009


Jumlah peserta : 36 Orang
Tempat : Yasinan Putri Dusun Karanganyar Barat

Pre Test Post Test


Kategori
Jumlah Orang % Jumlah Orang %

Sangat Baik 8 22,22 % 15 41,67 %

Baik 9 25 % 16 44,44 %

Cukup 14 38,89 % 4 11,11 %

Kurang 5 13,89 % 1 2,78 %

8. Kurangnya pemahaman tentang pengolahan sayuran yang benar


Tanggal : 8 Februari 2009
Jumlah peserta : 31 orang
Tempat : Yasinan Putri RW 16 Dusun Karanganyar Timur

Pre Test Post Test


Kategori
Jumlah Orang % Jumlah Orang %

Sangat Baik 5 16,1 % 12 38,71 %

Baik 5 16,1 % 15 48,39 %

Cukup 7 22,6 % 2 6,45 %

Kurang 14 45,2 % 2 6,45 %

49
9. Rendahnya keikutsertaan pria dalam KB
Tanggal : 11 Februari 2009
Jumlah peserta : 26 orang

Tempat : Yasinan Putra RW XVI Dusun Karanganyar Timur

Pre Test Post Test


Kategori
Jumlah Orang % Jumlah Orang %

Sangat Baik 1 3,8 % 6 23,1 %

Baik 3 11,5 % 14 53,9 %

Cukup 8 30,9 % 4 15,3 %

Kurang 14 53,8 % 2 7,7 %

50
BAB 4

PEMBAHASAN

Dari hasil pendataan dan MMD yang dilakukan di wilayah Desa X Kec.Y Kab. Z
masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat Desa X adalah kurangnya pemahaman
masyarakat tentang ASI Eksklusif, masih adanya ibu nifas yang berpantang terhadap
makanan tertentu, masih adanya balita yang BGM, masih adanya bayi yang imunisasinya
belum lengkap, tinggginya kehamilan resiko tinggi, masih adanya balita yang tidak ke
posyandu, masih adanya PUS yang belum ber-KB, kurangnya pengetahuan tentang cara
pengolahan sayuran yang benar, dan rendahnya keikutsertaan pria dalam KB.
Masalah – masalah yng ada di Desa X ini selain dikarenakan mayoritas penduduk
Desa X berpendidikan SD juga dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk
berpola hidup sehat.

Berdasarkan teori yang ada bahwa penanganan kasus masyarakat untuk


meningkatkan kesadaran tidaklah mudah dan bisa dilakukan secara bertahap. Dengan waktu
yang ada ± 2 minggu, dapat dilakukan penyuluhan tentang pentingnya ASI Eksklusif,
pentingnya nutrisi untuk ibu nifas, pentingnya nutrisi untuk balita, pentingnya imunisasi,
kehamilan resiko tinggi, pentingnya ke posyandu, pentingnya ber-KB pada PUS, pengolahan
sayuran yang benar, dan peran pria dalam KB. Dalam hal ini, kerjasama dengan Nakes yang
ada, tokoh masyarakat dan aparat kelurahan, sangatlah perlu sehingga rencana yang ada dapat
berkelanjutan.

Untuk masyarakat Desa X sudah mendapatkan penjelasan-penjelasan tentang


masalah kesehatan yang berhubungan dengan masalah yang ada di wilayah tersebut dari
tenaga kesehatan, antara lain :

1. Pentingnya ASI-Eksklusif
2. KB pada pria
3. Balita kurang gizi
4. Pentingnya nutrisi untuk ibu nifas
5. Dampak negative penggunaan sungai untuk BAB

51
Setelah dilakukan MMD di Desa X masyarakat mendapatkan tambahan penyuluhan
diantaranya : pentingnya nutrisi untuk balita, pentingnya imunisasi, kehamilan resiko tinggi,
pentingnya ke posyandu, pentingnya ber-KB pada PUS, pengolahan sayuran yang benar, dan
peran pria dalam KB.

Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat dapat mengerti dan melaksanakan


anjuran yang telah diberikan oleh Nakes.

52
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengkajian di wilayah Desa X didapatkan berbagai permasalahan di


antaranya kurangnya pemahaman masyarakat tentang ASI Eksklusif, masih adanya ibu
nifas yang berpantang terhadap makanan tertentu, masih adanya balita yang BGM,
masih adanya bayi yang imunisasinya belum lengkap, tinggginya kehamilan resiko
tinggi, masih adanya balita yang tidak ke posyandu, masih adanya PUS yang belum
ber-KB, kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan sayuran yang benar, dan
rendahnya keikutsertaan pria dalam KB serta minimnya jumlah penduduk yang
memiliki jamban. Dari berbagai kesimpulan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
prioritas utama adalah :

1. Kurangnya pemahaman ibu tentang ASI Eksklusif


2.Tingginya ibu nifas yang berpantang terhadap makanan tertentu
3.Masih adanya balita dengan gizi kurang / BGM
4.Masih adanya balita dengan imunisasi yang tidak lengkap
5.Tingginya kehamilan resiko tinggi
6.Kurangnya kesadaran ibu untuk membawa bayi dan balitanya ke posyandu
7.Masih adanya pasangan usia subur yang tidak KB
8.Kurangnya pemahaman tentang pengolahan sayuran yang benar
9.Rendahnya keikutsertaan pria dalam KB

Sehingga intervensi yang dilakukan yaitu memberikan penyuluhan tentang


pentingnya ASI-Eksklusif, penyuluhan tentang pentingnya nutrisi pada ibu nifas,
penyuluhan tentang pemenuhan gizi pada Balita dengan gizi kurang, penyuluhan tentang
pentingnya imunisasi pada balita dengan imunisasi yang tidak lengkap, penyuluhan
tentang kehamilan resiko tinggi, penyuluhan tentang pentingnya hadir dalam Posyandu
guna memantau tumbuh kembang balitanya, penyuluhan tentang pentingnya ber-KB pada
PUS, penyuluhan tentang pengolahan sayuran yang benar, dan penyuluhan tentang
pentingnya keikutsertaan pria dalam ber-KB.. Intervensi tersebut di atas dapat di

53
implementasikan di Posyandu dan pengajian tiap RW. Setelah dilakukan implementasi
didapatkan hasil ibu dan warga masyarakat mengerti dan akan melaksanakan anjuran dari
Nakes.

5.2 Saran

a) Masyarakat

1. Hendaknya masyarakat menyadari tentang pentingnya fasilitas kesehatan yang


ada dan mau memanfaatkan secara maksimal

2. Masyarakat mau dan mampu melaksanakan penyuluhan yang diberikan

3. Masyarakat khususnya yang mempunyai balita untuk rajin menimbangkan


balitanya ke Posyandu

b) Petugas Kesehatan

1. Hendaknya petugas supaya tidak bosan-bosannya memberikan materi penyuluhan


sesuai dengan masalah yang ada

2. Petugas kesehatan hendaknya mau bekerjasama dengan kader maupun dengan


tokoh masyarakat yang ada.

c) Puskesmas

Puskesmas dapat bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam kegiatan pemberian


makanan tambahan pada Balita.

d) Tokoh Masyarakat/Perangkat Desa

1. Tokoh masyarakat hendaknya mendukung dalam pengadaan kegiatan

2. Hendaknya tokoh masyarakat menghimbau & mendukung kegiatan yang


berhubungan dengan kesehatan

54
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta : EGC

Koentjoroningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru

Notoatmodjo, Soekidjo. 1996. Kesehatan Komuniti. Jakarta : BPKM FKM UI

Soekamto, Soerdjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV Rajawali

55

Anda mungkin juga menyukai