PENDAHULUAN
Untuk itu mahasiswa program studi kebidanan D-III Universitas Kadiri yang
melaksanakan PKMD di desa X akan berusaha membantu masyarakat dalam
memecahkan masalah kesehatan yang ada di lingkungan itu dengan memberikan
informasi, komunikasi dan edukasi sebagai wujud intervensi dan implementasi.
1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan mutu hidup.
a. Wawancara
dilakukan dari rumah ke rumah tanggal 27 – 30 Januari 2014
b. Observasi
dilakukaan setelah implementasi melalui evaluasi
c. Studi Pustaka
Buku sumber yang digunakan adalah perawatan kesehatan masyarakat
karangan Nasrul Effendy.
2
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 1 Pendahuluan yaitu terdiri dari latar belakang, tujuan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB 4 Pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. Enacted Institution
4
Lembaga masyarakat yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan
tertentu, misalnya: lembaga perdagangan, pertanian.
2. Subsidiary Institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang
penting, karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja, misalnya
pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/ wisuda bersama dan sebagainya.
2. Unsanctioned Institution
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat,
walaupun kadang-kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya, misalnya
kelompok penjahat, pemeras, pelacur, gelandangan dan pengemis, dll.
2. Restriced Institution
Adalah lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyarakat tertentu saja,
misalnya Budha banyak dianut oleh Vietnam, Kristen Khatolik banyak
dianut oleh masyarakat Prancis, Italia. Islam banyak dianut oleh masyarakat
Arab dan sebagainya.
5
e) Dari sudut fungsimya
1. Operative Institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang
diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti
lembaga industri.
2. Regulative Institution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat-istiadat atau tata
kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari pada lembaga itu sendiri,
misalnya lembaga hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan dan
sebagainya.
6
b) Masyarakat Madya
Hubungan keluarga masih tetap kuat dan hubungan masyarakat mulai
mengendor.
Adat- istiadat masih dihormati dan sikap masyarakat mulai terbuka dari
pengaruh luar.
Timbul rasionalitas pada cara berfikir sehingga kepercayaan terhadap kekuatan
gaib mulai berkurang dan akan timbul kembali apabila telah kehabisan akal.
Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan
dasar dan menengah.
Tingkat buta huruf sudah mulai menurun.
Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarh kepada produksi pasaran sehingga
menimbulkan deferensiasi dalam struktur masyarakat karenanya uang semakin
meningkat penggunaannya.
Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial dikalangan keluarga
dan tetangga dan kegiatan umum lainnya didasarkan pada upah.
c) Masyarakat Modern
Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan pribadi.
Hubungan antar masyarakat secara terbuka dalam suasana saling pengaruh-
mempengaruhi.
Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang didapat dan
dipelajari serta ditingkatkan dalam lembaga keterampilan dan kejuruan.
Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata.
Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks.
Ekonomi hampir seluruhya ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan
uang dan alat pembayaran lainnya.
7
2.1.4 Ciri- Ciri Masyarakat Sehat
o Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
o Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
terutama untuk ibu dan anak
o Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan
sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh
measyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup
o Peningkatan ststus gizi masyarakat berkaitan dengan peninmgkatan
status sosial ekonomi masyarakat.
o Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan
penyakit.
2.2.2 Tujuan
2.2.2.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri
dibidang kesehatan dalam rangka peningkatan mutu hidup.
8
Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang
mampu terampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan
desa.
Meningkatkan kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa
indikator :
Angka kesakitan menurun.
Angka kematian menurun, terutama kematian bayi dan anak.
Angka kelahiran menurun.
Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita.
9
kehidupan lainnya yang secara tidak langsung menunjang peningkatan taraf
kesehatan.
Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik :
Antar dinas-dinas / instansi-instansi / lembaga-lembaga lainnya yang
bersangkutan.
Antar dinas-dinas / instansi-instansi / lembaga-lembaga tersebut dengan
masyarakat
Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau kebutuhannya
sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh sektor yang bersangkutan.
10
Setiap kegiatan partisipasi masyarakat yang akan dipromosikan oleh salah satu
sektor, terlebih dahulu dibahas dalam forum koordinasi, untuk memungkinkan
bantuan dari sektor-sektor lain untuk menghindari tumpang tindih.
Jenis bantuan apapun yang akan dijalankan harus selalu berdasarkan pada
proporsi kebutuhan masyarakat setempat
Seluruh tahap kegiatan mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan,
penilaian, pembinaan, sampai pada perluasaan, dilakukan oleh masyarakat
sendiri dan di mana perlu dibantu oleh pemerintah secara lintas program dan
lintas sektoral.
Wadah kegiatan PKMD adalah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
(LKMD) sesuai Surat Keputusan Presiden nomor 28 tentang Penyempurnaan
dan penempatan fungsi Lembaga Swadaya Desa menjadi LKMD. Maka pada
dasarnya LKMD merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam
pembangunan desa.
PKMD adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyrakat dari masyarakat untuk
masyarakat. Pengembangan dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah
adalah suatu pendekatan, bukan program yang tersendiri.
11
2.2.8 Mekanisme pembinaan peran serta masyarakat dalam PKMD
a. Untuk mengenal masalah dan kebutuhan mereka sendiri, masyarakat
mendapatkan bimbingan dan motivasi dari puskesmas yang bekerjasama
dengan sektor-sektor yang bersangkutan.
b. Pemuka masyarakat diarahkan untuk membahas masalah dan kebutuhan
yang dirasakan oleh mereka dan membimbing untuk memecahkan
masalah dan memenuhi kebutuhan sumber daya setempat yang tersedia.
c. Dalam hal masalah, atau kebutuhan hanya sebagian dapat diatasi sendiri,
maka puskesmas bersama dengan sektor yang bersangkutan memberi
bantuan teknis, atau materi yang dibutuhkan dengan catatan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
d. Dalam hal masalah dan kebutuhan masyarakat tidak mungkin diatasi
sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh puskesmas dan atau
sektor yang bersangkutan.
12
2.2.10 Persiapan bagi pelaksana
Persiapan bagi pelaksana dari Masyarakat sangat penting artinya. Persiapan
yang dimaksud dapat dilakukan melalui :
a. Pelatihan leader.
b. Kunjungan kerja.
c. Studi perbandingan.
13
BAB 3
3.1 PENGKAJIAN
Pendataan dilakukan pada desa X kec.Y kab.Z dengan jumlah KK 2136 dan
jumlah penduduk 7061 jiwa.
A. Identitas desa
Nama Desa :X
Kecamatan :Y
Kabupaten :Z
Terdiri dari : 4 Dusun
- Dusun X
- Dusun Bulu
- Dusun Karanganyar Barat
- Dusun Karanganyar Timur
B. Keadaan Geografis
Batas Wilayah :
14
C. Jumlah KK : 2136 Jiwa
D. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa X sbb:
1. Sarana dan prasarana keagamaan
Masjid :7
Musholla : 24
Gereja :1
15
F. Demografi
Tabel.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin di Desa X
No Jenis Kelamin Jumlah %
1 Laki-laki 3567 51 %
2 Perempuan 3494 49 %
Jumlah 7061 100 %
Interpretasi data :
Dari tabel di atas didapatkan bahwa jumlah penduduk yang terbanyak adalah jenis
kelamin Laki –laki. Namun perbandingan antara laki-laki dan perempuan hampir
seimbang.
4. 7 – 15 999 14,15 %
5. 16 – 21 710 10,05 %
6. 21 – 59 3846 54,50 %
Interpretasi data :
Dari tabel di atas didapatkan bahwa golongan umur yang terbanyak adalah golongan
usia subur dan yang terkecil adalah bayi. Hal ini menandakan bahwa di Desa X
mempunyai sumber daya manusia yang produktif dan reproduktif tinggi.
16
G. Sosial-Ekonomi dan Budaya
Tabel.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Penduduk di Desa X
No. Tingkat Pendidikan Jumlah %
1. Tidak Sekolah 204 2,89 %
2. Belum Sekolah 568 8,04 %
3. TK 198 2,8 %
4. SD 3165 44,82 %
5. SLTP 1746 24,73 %
6. SLTA 994 14,08 %
7. PT 186 2,63 %
Jumlah 7061 100 %
Interpretasi data :
Dari tabel di atas didapatkan bahwa hampir sebagian penduduk masih mempunyai
pendidikan terakhir SD. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat
pengetahuan dan sumber daya manusia di desa X.
Interpretasi data :
Dari data yang ada dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa X tidak
bekerja. (keadaan tidak bekerja yang dimaksud adalah sebagian penduduk masih
sekolah dan lainnya usia lanjut).
17
No Tingkat penghasilan Jumlah %
Interpretasi data :
Dari data di atas dapat disimpulkan keadaan ekonomi penduduk Desa X rata-rata
menengah ke atas.
18
Tabel.7 Distribusi Frekuensi Sumber Air Bersih di Desa X
No. Asal Air Frekuensi %
1 Ledeng 13 2%
2 Sumur 589 92 %
3 Sumber 38 6%
Jumlah 640 100 %
Interpretasi data :
Dari tabel diatas didapatkan bahwa sumber air bersih penduduk Desa X mayoritas
berasal dari sumur.
2. Umum 44 7%
3. Menumpang 38 6%
Interpretasi data :
Dari tabel diatas didapatkan bahwa status kepemilikan sumber air bersih di Desa X
mayoritas milik sendiri.
19
Interpretasi data :
Dari data didapatkan bahwa penduduk desa X mayoritas sudah menggunakan latrin
untuk sarana BAB. Namun, juga masih banyak penduduk yang menggunakan sungai
sebagai sarana BAB. Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pengetahuan
penduduk tentang personal hygiene.
Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa masih banyak penduduk yang jarak jambannya
dengan sumber air < 10 meter. Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat
pengetahuan penduduk Desa X tentang pencemaran sumber air bersih.
2. Umum 198 31 %
Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa penduduk desa X mayoritas telah memiliki jamban
sendiri.
20
Tabel.12 Distribusi Frekuensi Macam Pembuangan Limbah di Desa X
No Macam pembuangan limbah Jumlah %
1. Selokan 326 51 %
2. Paralon 26 4%
3. Resapan 288 45 %
Interpretasi Data:
Dari tabel di atas didapatkan bahwa sebagian besar masyarakat X memiliki
pembuangan limbah berupa selokan dan paralon.
1. Tembok 435 68 %
3. Papan 3 0,5 %
Interpretasi Data :
Dari data diatas didapatkan bahwa mayoritas penduduk Desa X mempunyai rumah
berdinding tembok.
21
Tabel.14 Distribusi Frekuensi Jenis Lantai Rumah Penduduk di Desa X.
NO Jenis lantai Jumlah %
1. Semen 435 68 %
2 Tegel 147 23 %
3. Tanah 58 9%
Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa mayoritas lantai rumah penduduk di Desa X masih
berjenis semen.
Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa sebagian besar penduduk di Desa X Sudah
menggunakan penerangan listrik.Namun masih ada penduduk yang menggunakan
penerangan non – listrik.
22
Tabel.16 Distribusi Frekuensi Keberadaan Pekarangan di Desa X
No Keberadaan Pekarangan Jumlah %
1. Ada 602 94 %
2. Tidak ada 38 6%
Interpretasi data :
Dari data di atas didapatkan bahwa hampir seluruh penduduk di desa X memiliki
pekarangan rumah.
3. Kering 1 0,2 %
Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa keadaan pekarangan rumah penduduk desa X
sebagian dalam keadaan bersih dan sebagian lainnya masih kotor. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian penduduk kurang memperhatikan kebersihan
lingkungan.
23
Tabel.18 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Minum Jamu di Desa X
No Kebiasaan Minum Jamu Jumlah %
1. Ya 1567 74 %
2. Tidak 551 26 %
Interpretasi data :
Dari data di atas didapatkan bahwa sebagian besar penduduk Desa X masih
mempunyai kebiasaan minum jamu. Hal ini menunjukkan rendahnya pengetahuan
penduduk akan dampak negatif dari minum jamu.
H. Data Kesehatan
1. Thypus 11 20 %
2. Hipertensi 31 57 %
3. Gagal Ginjal 1 2%
4. Kusta 1 3%
5. TB Paru 2 4%
6. DM 8 15 %
Jumlah 43 100 %
Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa jenis penyakit terbanyak pada masyarakat desa X
adalah Hipertensi.
24
Tabel.20 Distribusi Frekuensi Cara Pengolahan Sayuran di Desa X
No Cara Pengolahan Jumlah %
Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa sebagian besar penduduk memiliki kebiasaan cara
pengolahan sayuran dengan dipotong dulu sebelum dicuci. Hal ini menunjukkan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara pengolahan sayuran.
25
I X Utara 6 15,8 %
n K.Anyar Kebun - -
t
e
3 Pemeriksaan ibu hamil Karang Talun 2 13 15,4 %
r
sesuai standart Bulu Barat 1 7,7 %
p
( 4x selama kehamilan ) Karang Nongko - -
r
K.Anyar Timur - -
e
Bulu Timur - -
t
X Selatan 5 38,5 %
a
K.Anyar Barat 5 38,5 %
s
X Utara - -
i
K.Anyar Kebun - -
d
Interpretasi data:
Dari tabel di atas didapatkan bahwa masih adanya kesenjangan antara K 1 akses
dengan K4 murni. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran ibu hamil di Desa X untuk
periksa kehamilan pertama kali pada usia kehamilan <3 bulan masih tergolong
rendah. Begitu pula dengan pencapaian K4 yang terpaut jauh jika dibanding dengan
K1. Hal ini juga menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan
kunjungan kehamilan secara rutin.
26
Tabel. 22 Distribusi Frekuensi Penolong Persalinan, Tempat Persalinan,
Tindakan Serta Keterangan Lahir Berdasar Skor KSPR di Ds. X
Januari – Februari Tahun 2009
Interpretasi data :
27
Dari data didapatkan bahwa hampir seluruh bayi mendapatkan MP-ASI dini. Hal ini
menunjukkan bahwa masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
ASI Eksklusif.
Dari data didapatkan bahwa persentase ibu menyusui di Desa X tergolong tinggi. Hal
ini menunjukkan bahwa kesadaran ibu untuk memberikan ASI dalam pemenuhan
gizi untuk bayinya juga tinggi.
Dari data didapatkan bahwa persentase paling tinggi pada pemberian imunisasi yang
lengkap karena usia belum memenuhi untuk pemberian imunisasi. Dari data
didapatkan bahwa masih adanya bayi/balita yang tidak lengkap mendapatkan
imunisasi. Hal ini terjadi karena adanya kesadaran yang masih rendah pada orang tua
untuk mengimunisasikan bayinya/adanya bayi yang sedang sakit pada saat jadwal
pemberian imunisasi.
28
Tabel.26 Distribusi Frekuensi Pencapaian SKDN di Desa X
Keterangan S K D N
Usia Karang Nongko 3 3 3 3
0 – 6 bln Bulu Timur 9 9 9 8
X Utara 8 8 8 8
Karang Talun 5 5 5 5
Bulu Barat 5 5 5 5
Modanga Selatan 8 8 6 6
K.Anyar Barat 17 17 15 14
K.Anyar Timur 5 5 2 2
K.Anyar Kebun 7 7 7 7
JUMLAH 67 67 60 58
JUMLAH 57 57 50 40
29
Modanga Selatan 11 11 3 3
K.Anyar Barat 12 12 8 7
K.Anyar Timur 24 24 13 12
K.Anyar Kebun 10 10 5 5
30
Tabel.27 Distribusi Frekuensi Pencapaian SKDN Di Desa X
Interpretasi data :
- Dari data didapatkan bahwa pencapaian angka kehadiran bayi dan balita dalam
Posyandu kurang dari target. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran ibu
untuk membawa bayinya ke Posyandu. Khususnya pada ibu yang mempunyai Balita
>1tahun tidak hanya dilakukan penimbangan tetapi juga dilakukan tes terhadap
tumbuh kembang anak (yaitu 2x/th)
- Dari data didapatkan bahwa jumlah bayi dan balita yang naik berat badannya setelah
dilakukan penimbangan kurang dari target. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi
Balita di Desa X masih rendah, ini dikarenakan masih rendahnya pengetahuan
masyarakat Desa X tentang gizi.
31
Tabel. 28 Distribusi Frekuensi Akseptor KB Aktif
Dari data didapatkan bahwa mayoritas peserta KB memakai jenis KB suntik dan tidak
ada pria yang ikut KB.Hal ini menunjukkan rendahnya keikutsertaan pria dalam ber-
KB.
32
3.1.2 Rumusan Masalah
Setelah melaksanakan pengkajian data primer dari masyarakat dan telah didapatkan
data kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak, maka telah ditemukan beberapa
masalah sehingga diadakan perencanaan masalah melalui musyawarah masyarakat
desa.
Musyawarah masyarakat desa di desa X :
a. Persiapan
Sebelum dilakukan acara MMD dilakukan persiapan-persiapan antara lain
1. Persiapan tempat
2. Persiapan konsumsi
3. Persiapan ruangan
4. Persiapan sound system
5. Menghubungi kepala desa X beserta perangkat, kepala puskesmas,
bidan desa
6. Membagikan undangan
b. Pelaksanaan MMD
MMD di desa X dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Februari 2009, jam
15.00 WIB, dengan dihadiri undangan yang terdiri dari:
1. Kepala desa X
2. Kepala Puskesmas Y
3. Pembimbing Lapangan ( Bidan Desa X )
4. Pamong desa X, ketua RT, kader beserta masyarakat desa X
1. Pembukaan
2. Sambutan-sambutan
- Ketua panitia Kelompok IX
- Kepala Desa X
- Kepala Puskesmas Y
- Bidan Pembimbing dan Koordinator
- Pembimbing Prodi Kebidanan D-III Universitas Kadiri
33
- Pembacaan hasil pendataan
- Analisa data dan penggalian masalah - masalah kesehatan ibu dan
anak
- Penerimaan prioritas masalah
- Pemecahan masalah
4. Penutup
34
No. Masalah Data Dasar
1 Balita dengan gizi S: Ibu mengatakan bahwa anaknya susah
kurang/BGM untuk makan dan lebih suka makan
snack
O: Pada KMS menunjukkan perbandingan
antara berat badan anak dengan usia
berada di Bawah Garis Merah
2 Kurangnya pemahaman ibu
tentang ASI Eksklusif S: Ibu mengatakan telah menyusui
bayinya dg ASI saja
O: Dari hasil tanya jawab ternyata ibu telah
memberi makanan tambahan pada
bayinya sebelum usia enam bulan
3 Pantangan makanan tertentu
pada ibu nifas S: Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi
jenis makanan tertentu saat menyusui.
O: Dari hasil tanya jawab kebanyakan ibu-
ibu tidak mengetahui apa yang
dimaksud menu gizi seimbang
4 Imunisasi yang tidak lengkap
S: Kader mengatakan bahwa masih ada
bayi yang imunisasinya tidak lengkap
O: Setelah dilakukan kunjungan rumah,
masih ada balita yang daftar imunisasi
pada KMS tidak lengkap
5 Kurangnya kesadaran ibu
untuk membawa bayi dan S:Ibu mengatakan karena kesibukan
balitanya ke posyandu dirinya dalam bekerja sehingga
mementingkan pekerjaannya dari pada
balitanya
O:Ibu lupa tempat meletakkan KMS
anaknya karena lama tidak membawa
6 Kurangnya pemahaman balitanya ke posyandu
35
tentang pengolahan sayuran
yang benar S:Ibu mengatakan bahwa ia mengolah
sayuran dengan cara dipotong dulu
sebelum dicuci.
O:Dari hasil tanya jawab kebanyakan ibu-
ibu tidak mengerti cara pengolahan
7 Masih adanya pasangan usia sayuran yang benar.
subur yang tidak KB
S: Kader mengatakan bahwa masih ada
PUS yang belum KB
O: Dari hasil pendataan masih banyak PUS
yang mempunyai anak lebih dari 2 dan
8 Tingginya kehamilan resiko tidak ber-KB
tinggi
S : Kader dan bidan mengatakan masih
banyak ibu hamil yang tergolong
RESTI
O: Dari hasil tanya jawab pada beberapa
9 Rendahnya keikutsertaan pria ibu hamil, KSPR menunjukkan
dalam KB tergolong RESTI
36
3.1.3 Prioritas Masalah
Kemungkinan Tersedianya
No Perhatian Poin Tingkat Aspek Nilai
Masalah Masalah utk di Sumber Daya
. Masyarakat Prevalensi Bahaya Politik Total
atasi Masyarakat
Balita
dengan gizi
1 ++++ +++ ++++ ++ ++ +++
kurang /
(4) (3) (4) (2) (2) (3)
BGM
Kurangnya
pemahaman
Tingginya
ibu nifas
yang
+++ ++++ +++ ++++ +++ +++
3 berpantang
(3) (4) (3) (4) (3) (3)
terhadap
makanan
tertentu
Masih
adanya bayi
dengan
4 +++ + +++ +++ ++ ++++
Imunisasi
(3) (1) (3) (3) (2) (4)
yang tidak
lengkap
Kurangnya
kesadaran
ibu untuk
5 membawa ++ + ++ +++ ++ +++
bayi dan (2) (1) (2) (3) (2) (3)
balitanya ke
posyandu
37
Kurangnya
pemahaman
tentang
6 ++ ++ + +++ +++ +
pengolahan
(2) (2) (1) (3) (3) (1)
sayuran
yang benar
Masih
adanya
pasangan + ++ ++ ++ ++ ++++
7
usia subur (1) (2) (2) (2) (2) (4)
yang tidak
KB
Tingginya
kehamilan + +++ ++++ ++ ++ +++
8
resiko (1) (3) (4) (2) (2) (3)
tinggi
Rendahnya
keikutsertaa
9 + ++++ + + + +++
n pria dalam
KB (1) (4) (1) (1) (1) (3)
Minimnya
jumlah
keluarga + ++ ++ + + ++
10
yang (1) (2) (2) (1) (1) (2)
memiliki
jamban
38
Penyusunan masalah kesehatan sesuai dengan prioritas masalah yaitu :
39
3.2 Rencana Tindakan dan Pelaksanaan
40
A:
Kurangnya pengetahuan
ibu akan pentingnya gizi
bagi ibu nifas
P:
Memotivasi ibu untuk
tidak berpantang makan
3 Masih Ibu-ibu Adakan Melakukan S:
adanya mengetahui penyuluhan penyuluhan & demo Ibu-ibu mengatakan
Balita BGM dan tentang menu masak Modisco pada sudah mengerti tentang
memahami gizi seimbang hari Rabu, 11 Februari makanan – makanan
pentingnya dari bahan 2009 jam 09.00 WIB yang bergizi dan penting
menu gizi yang di Posyandu Karang untuk balita
seimbang & sederhana Anyar Barat O:
dapat Demo Ibu bisa menjawab
membuat membuat pertanyaan yang
modisco Modisco diajukan dan tampak
menjadi memperhatikan demo
makanan yang memasak yang
diminati dilakukan
balitanya. A:
Masih adanya balita
yang BGM
P:
Memotivasi ibu untuk
mengolah mengolah
modisco semenarik
mungkin sehingga
diminati anaknya.
41
Imunisasi tentang imunisasi dan Selasa 10 Februari pentingnya imunisasi
yang tidak pentingnya jenis – jenisnya 2009 di posyandu O:
lengkap imunisasi bagi Karang Talun desa X Ibu bisa menjawab
bayinya pertanyaan yang
diajukan
A:
Masih adanya balita
yang tidak mendapatkan
imunisasi lengkap
P:
Memotivasi ibu untuk
rutin mengikuti
posyandu dan
mengimunisasikan
anaknya
5 Tingginya Meningkatkan Lakukan Melakukan S:
kehamilan pengetahuan penyuluhan penyuluhan tentang Ibu-ibu mengatakan
resiko ibu tentang tentang kehamilan Kehamilan Resiko sudah mengerti tentang
tinggi ciri – ciri resiko tinggi Tinggi pada hari kriteria kehamilan resiko
kehamilan Kamis 12 Februari tinggi.
resiko tinggi 2009 di yasinan putri O:
Dusun X Desa X. Ibu bisa menyebutkan
kembali secara ringkas
karakteristik Kehamilan
resiko tinggi.
A:
Tingginya kehamilan
resiko tinggi
P:
Menganjurkan ibu untuk
mencegah kehamilan
resti dengan mengikuti
KB dan mengantisispasi
42
segala hal yang masuk
dalam kriteria kehamilan
resti.
43
Kurangnya kesadaran
PUS untuk ikut KB.
P:
Memotivasi ibu-ibu dan
bapak untuk segera ikut
KB.
8 Kurangnya Meningkatkan Lakukan Melakukan S:
pemahaman pengetahuan penyuluhan penyuluhan tentang Ibu-ibu mengatakan
tentang ibu tentang tentang prosedur prosedur mencuci sudah mengerti tentang
pengolahan cara mencuci mencuci sayuran sayuran yang baik dan materi penyuluhan yang
sayuran sayuran yang yang baik dan benar pada hari diberikan.
yang benar baik. benar. Minggu tanggal 8 O:
Februari 2009 di acara Ibu bisa menyebutkan
Yasinan Putri RW 16 kembali secara ringkas
Desa X cara mencuci sayuran
yang baik.
A:
Kurangnya pemahaman
tentang pengolahan
sayuran yang benar
P:
Menganjurkan ibu agar
mempraktikan mencuci
sayuran dengan benar
selama di rumah.
44
di Yasinan menjawab pertanyaan
Putra RW XVI yang diberikan.
Dusun A:
Karanganyar Rendahnya keikutsertaan
Timur . pria dalam KB
Hari Kamis 12 P:
Februari 2009 Memotivasi bapak-
di Yasinan bapak untuk ikut andil
Putra Dusun X. dalam KB.
Hari Kamis 12
Februari 2009
di Yasinan
Putra Dusun
Bulu.
45
3.3 Evaluasi
1. Kurangnya pemahaman ibu tentang ASI Eksklusif
Tanggal : 9 Februari 2009
Cukup 9 29 % 5 16,1 %
46
3. Masih adanya balita dengan gizi kurang / BGM
Tanggal : 11 Februari 2009
Jumlah peserta : 63 orang
Cukup 4 23,53 % - -
Kurang 2 11,76 % - -
47
5. Tingginya kehamilan resiko tinggi
Tanggal : 12 februari 2009
Jumlah peserta : 26 orang
Tempat : Yasinan Putri Dusun X
Baik 1 12,5 % 4 50 %
Cukup 2 25 % 1 12,5 %
Kurang 4 50 % - -
48
7. Masih adanya pasangan usia subur yang tidak KB
Baik 9 25 % 16 44,44 %
49
9. Rendahnya keikutsertaan pria dalam KB
Tanggal : 11 Februari 2009
Jumlah peserta : 26 orang
50
BAB 4
PEMBAHASAN
Dari hasil pendataan dan MMD yang dilakukan di wilayah Desa X Kec.Y Kab. Z
masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat Desa X adalah kurangnya pemahaman
masyarakat tentang ASI Eksklusif, masih adanya ibu nifas yang berpantang terhadap
makanan tertentu, masih adanya balita yang BGM, masih adanya bayi yang imunisasinya
belum lengkap, tinggginya kehamilan resiko tinggi, masih adanya balita yang tidak ke
posyandu, masih adanya PUS yang belum ber-KB, kurangnya pengetahuan tentang cara
pengolahan sayuran yang benar, dan rendahnya keikutsertaan pria dalam KB.
Masalah – masalah yng ada di Desa X ini selain dikarenakan mayoritas penduduk
Desa X berpendidikan SD juga dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk
berpola hidup sehat.
1. Pentingnya ASI-Eksklusif
2. KB pada pria
3. Balita kurang gizi
4. Pentingnya nutrisi untuk ibu nifas
5. Dampak negative penggunaan sungai untuk BAB
51
Setelah dilakukan MMD di Desa X masyarakat mendapatkan tambahan penyuluhan
diantaranya : pentingnya nutrisi untuk balita, pentingnya imunisasi, kehamilan resiko tinggi,
pentingnya ke posyandu, pentingnya ber-KB pada PUS, pengolahan sayuran yang benar, dan
peran pria dalam KB.
52
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
53
implementasikan di Posyandu dan pengajian tiap RW. Setelah dilakukan implementasi
didapatkan hasil ibu dan warga masyarakat mengerti dan akan melaksanakan anjuran dari
Nakes.
5.2 Saran
a) Masyarakat
b) Petugas Kesehatan
c) Puskesmas
54
DAFTAR PUSTAKA
55