Anda di halaman 1dari 45

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang yang berkumpul dan tinggal

disuatu tempat, dibawah satu atap dalam keadaan selain ketergantungan.

Prmbangunan keluarga dan masyarakat merupakan bagian dari

pembangunan nasional. Dimana keluarga sebagai unit terkecil dari

masyarakat maka untuk membina masyarakat serta dalam pembinaan yang

dimulai dan ditujukan kepada keluarga. Keluarga yang merupakan unsur

dari masyarakat, karena didalam keluarga terdapat perilaku yang

mendukung kesehatan maupun yang bertolak belakang dengan kesehatan.

Jika perilaku kesehatan tersebut mendukung kesehatan maka akan

tercipta suatu masyarakat yang sehat, tetapi sebaliknya jika tidak

ditanamkan pendidikan tentang kesehatan maka potensial pada keadaan

tidak sehat pada masyarakat akan tinggi. Usaha untuk

meningkatkan suatau kesehatan pada keluarga diperlukan suatu bentuk

manajemen yang ditunjukkan khusus pada keluarga, agar

keluarga bisa meningkatkan mutu pelayanan dan mendekati pelayanan kepa

da masyarakat. Selain lebih bisa menekankan upaya promotif dan preventif,

manajemen kebidanan keluarga juga lebih cepat dan mudah dalam

melakukan deteksi dini hal-hal yang mengarah pada patologi.

Pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diwarnai oleh

1
2

rawannya derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang

paling rentan yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, serta bayi pada masa

perinatal, yang ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)

dan angka kematian Perinatal (AKP).

Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah angka

kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Dari hasil

penelitian yang ada, angka kematian bayi ini tidak berdiri sendiri, melainkan

terkait dengan faktor-faktor lain, terutama gizi. Status gizi ibu pada waktu

melahirkan,dan gizi bayi itu sendiri sebagai faktor tidak

langsung maupun langsung sebagai penyebab kematian bayi.

Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi bayi sangat perlu mendapat

perhatian yang serius. Gizi untuk bayi yang paling sempurna dan paling

murah adalah ASI atau Air Susu Ibu (Notoatmodjo S, 2007)

Lain halnya dengan Imunisasi dasar pada bayi, saat ini jika

ibu/keluarga menolak mengimunisasi anaknya, 3 dari 100 kelahiran anak

akan meninggal karena Campak, 2 dari 100 kelahiran anak akan meninggal

karena Pertusis, 1dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena Tetanus,

1 dari 200.000 anak akan menderita penyakit Polio, Memberikan suntikan

imunisasi pada bayi tepat pada waktunya adalah faktor yang sangat penting

untuk kesehatan bayi. Yakinlah bahwa dengan membawa bayi untuk

melakukan imunisasi adalah salah satu yang terpenting dari bagian tanggung

jawab sebagai orang tua. Salah satu upaya yang mempunyai dampak relatif

cepat terhadap penurunan AKI dan AKP adalah dengan Penyediaan

pelayanan kebidanan berkualitas yang dekat dengan masyarakat dan


3

didukung dengan peningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan rujukan.

Sebanyak 30% bidan memberikan pelayanan praktek perorangan (IBI,

2002), dengan berbagai jenis pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan

kontrasepsi suntik 58%, kontrasepsi pil, IUD dan implant 25%,

dan pelayanan pada ibu hamil dan bersalin masing-masing 93% dan 66%.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bidan mempunyai peran besar

dalam memberikan pelayanan kesehatan Ibu dan anak di masyarakat. Oleh

karena itu kegiataan keluarga binaan diselenggarakan dalam bentuk

kemitraan antara keluarga ( orang tua, pengasuh anak, dan anggota keluarga

lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga

swadaya masyarakat dsb). Dengan tenaga profesional (kesehatan,

pendidikan sosial) akan meningkatkan pengetahuan, kesehatan, dan

kesejahteraan wanita, bayi, anak usia sekolah, pasangan usia subur

sepanjang daur kehiduoannya.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah selesai mengikuti PKL Kebidanan Komunitas di lapangan

mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan bermutu dan

komprehensif kepada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai

dengan budaya setempat.


4

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah selesai mengikuti pratikum asuhan kebidanan komunitas

dilapangan mahasiswa dapat :

1. Mampu melakukan pengkajian data secara lengkap dan sesuai

kebutuhan

2. Mampu melakukan analisa data

3. Mampu menentukan proritas masalah

4. Mampu menggerakkan upaya KIA di wilayah praktek

5. Mampu menyusun perencanaan pemecahan masalah

6. Mampu melaksanakan Implementasi sesuai dengan intervensi yang

dibuat

7. Mampu melakukan evaluasi

1.3 Sasaran, Tempat dan waktu.

Sasaran : Masyarakat kelurahan Banaran khususnya kesehatan ibu dan anak.

Tempat : Kelurahan Banaran, RW 3 dan RW 4

Waktu : Dilaksanakan pada tanggal 28 Desember 2018 – 21 Januari 2019


5

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Institusi

Sebagai bahan pertimbangan, masukan dan informasi untuk mengambil

keputusan bagi Puskesmas dan jaringannya dalam upaya peningkatan

pelayanan kesehatan.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri di

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan mutu hidup serta

mengaktifkan kegiatan masyarakat dalam meningkatkan PHBS.

1.4.3 Bagi Mahasiswa

Dapat menambah pengetahuan tentang masyarakat khususnya Kesehatan

Ibu dan Anak dan masyarakat pada umumnya.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB 1 Pendahuluan yaitu terdiri dari latar belakang, tujuan, metode

penulisan dan sistematika penulisan

BAB 2 Tinjauan Pustaka yaitu terdiri dari konsep komunitas dan

konsep PKMD.

BAB 3 Asuhan Kebidanan Komunitas terdiri dari pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

BAB 4 Pembahasan

BAB 5 Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Komunitas

Masyarakat adalah Sekumpulan manusia yang saling bergaul atau

dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang saling

berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu bersifat kontinue dan

terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang

bertempat tinggal disuatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas

tertentu dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari

anggota-anggotanya dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya.

Masyarakat adalah Sekelompok manusia yang mendiami teritorial

tertentu dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung, adanya pembagian

kerja dan kebudayaan bersama.

2.2 Ciri- Ciri Masyarakat

Masyarakat mempunyai ciri-ciri :

1. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat

2. Menempati wilayah dengan batas- batas tertentu

3. Saling tergantung satu dengan yang lain

4. Memiliki adat istiadat tertentu/ kebudayaan

5. Memiliki identitas bersama.

6
7

2.3 Tipe- Tipe Masyarakat

Menurut Gilin & Gilin lembaga masyarakat dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

2.3.1 Dilihat dari sudut perkembangannya

2.3.1.1 Crecive Institution

Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan lembaga-

lembaga yang secara tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat dari

masyarakat, misalnya yang menyangkut : hak milik, perkawinan, agama.

2.3.1.2 Enacted Institution

Lembaga masyarakat yang sengaja dibentuk untuk memenuhi

tujuan tertentu, misalnya: lembaga perdagangan, pertanian.

2.3.2 Dari sudut sistem nilai

2.3.2.1 Basic Institution

Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk

memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat,

diantaranya keluarga, sekolah-sekolah yang dianggap sebagain institusi

dasar pokok.

2.3.2.2 Subsidiary Institution

Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap

kurang penting, karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja,

misalnya pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/ wisuda bersama dan

sebagainya.
8

2.3.3 Dari sudut penerimaan masyarakat

2.3.3.1 Approved atau Social Sanctioned Institution

Adalah lembaga yuang diterima oleh masyarakat seperti sekolah,

perusahaan, koperasi dan sebagainya.

2.3.3.2 Unsanctioned Institution

Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh

masyarakat, walaupun kadang-kadang masyarakat tidak dapat

memberantasnya, misalnya kelompok penjahat, pemeras, pelacur,

gelandangan dan pengemis, dll.

2.3.4 Dari sudut penyebarannya

2.3.4.1 General Institution

Adalah lembaga masyarakat didasarkan atas faktor

penyebarannya, misalnya agama dan dikenal hampir semua masyarakat

dunia.

2.3.4.2 Restriced Institution

Adalah lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyarakat

tertentu saja, misalnya Budha banyak dianut oleh Vietnam, Kristen

Khatolik banyak dianut oleh masyarakat Prancis, Italia. Islam banyak

dianut oleh masyarakat Arab dan sebagainya.


9

2.3.5 Dari sudut fungsimya

2.3.5.1 Operative Institution

Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau

tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang

bersangkutan, seperti lembaga industri.

2.3.5.2 Regulative Institution

Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat-istiadat

atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari pada lembaga itu

sendiri, misalnya lembaga hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan dan

sebagainya.

2.4 Ciri-Ciri Masyarakat Indonesia

Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat

Indonesia dibagi dalam 3 kategori dengan ciri-ciri sebagai berikut :

2.4.1 Masyarakat Desa

1. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat

2. Hubungan didasarkan pada adat- istiadat yang kuat sebagai organisasi

sosial

3. Percaya pada kekuatan- kekuatan gaib

4. Tingkat buta huruf relatif tinggi

5. Berlaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami oleh

setiap orang

6. Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang tekhnologi dan

keterampilan diwariskan oleh orang tua langsung kepada keturunannya


10

7. Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dan sebagian kecil dijual dipasaran untuk memenuhi

kebutuhan lainnya dan uang berperan sangat terbatas

8. Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat kuat

2.4.2 Masyarakat Madya

1. Hubungan keluarga masih tetap kuat dan hubungan masyarakat mulai

mengendor

2. Adat- istiadat masih dihormati dan sikap masyarakat mulai terbuka dari

pengaruh luar

3. Timbul rasionalitas pada cara berfikir sehingga kepercayaan terhadap

kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul kembali apabila telah

kehabisan akal

4. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama

pendidikan dasar dan menengah

5. Tingkat buta huruf sudah mulai menurun

6. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis

7. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarh kepada produksi pasaran

sehingga menimbulkan deferensiasi dalam struktur masyarakat

karenanya uang semakin meningkat penggunaannya

8. Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial dikalangan

keluarga dan tetangga dan kegiatan umum lainnya didasarkan pada

upah.
11

2.4.3 Masyarakat Modern

1. Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan pribadi

2. Hubungan antar masyarakat secara terbuka dalam suasana saling

pengaruh-mempengaruhi

3. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap ilmu pengetahuan dan

teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

4. Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang

didapat dan dipelajari serta ditingkatkan dalam lembaga keterampilan

dan kejuruan

5. Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata

6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks

7. Ekonomi hampir seluruhya ekonomi pasar yang didasarkan atas

penggunaan uang dan alat pembayaran lainnya.

2.4.4 Ciri- Ciri Masyarakat Sehat

1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,

pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama

untuk ibu dan anak

3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi

dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh measyarakat untuk

meningkatkan mutu lingkungan hidup

4. Peningkatan ststus gizi masyarakat berkaitan dengan peninmgkatan

status sosial ekonomi masyarakat


12

5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan

penyakit.

2.5 Konsep PKMD

2.5.1 Pengertian

Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah

rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong

dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan

masalah untuk memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang

lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera.

2.5.2 Tujuan

2.5.2.1 Tujuan Umum

Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri

dibidang kesehatan dalam rangka peningkatan mutu hidup.

2.5.2.2 Tujuan Khusus

1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya

untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup

mereka

2. Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk

berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesehatn

mereka sendiri
13

3. Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang

mampu terampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan

pembangunan desa

4. Meningkatkan kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa

indikator

5. Angka kesakitan menurun

6. Angka kematian menurun, terutama kematian Ibu dan bayi

7. Angka kelahiran menurun

8. Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita.

2.5.3 Ciri-ciri PKMD

1. Kejadian dilaksanakan atas dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa

masyarakat sendiri, dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan kegiatan

untuk mengatasi masalah kesehatan yang memang dirasakan oleh

masyarakat sendiri sebagal kebutuhan

2. Perencanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah

dan mufakat

3. Pelaksanaan kegiatan berlandaskan pada peran serta aktif dan swadaya

masyarakat dalam arti memanfaatkan secara optimal kemampuan dan

sumber daya yang dimiliki

4. Masukan dari luar hanya bersifat memac

5. Memanfaatkan teknologi tepat guna untuk melengkapi dan menunjang

tidak nengakibatkan ketergantungan

6. Kegiatan dilakukan oleh tenaga-tenaga masyarakat setempat


14

7. Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah satu dari 8

unsur PHC.

2.5.4 Prinsip-Prinsip PKMD

1. Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang

memenuhi kebutuhan masyarakat setempat walaupun kegiatan tersebut

bukan merupakan kegiatan kesehatan secara secara langsung. Ini berarti

bahwa kegiatan tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan saja,

melainkan juga mencakup aspek-aspek kehidupan lainnya yang secara

tidak langsung menunjang peningkatan taraf kesehatan.

2. Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang

baik :Antar dinas-dinas / instansi-instansi / lembaga-lembaga lainnya

yang bersangkutan.

3. Antar dinas-dinas / instansi-instansi / lembaga-lembaga tersebut dengan

masyarakat

4. Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau

kebutuhannya sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh sektor

yang bersangkutan

2.5.5 Ruang Lingkup

Tujuan PKMD adalah meningkatkan status kesehatan dalam

rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Namun demikian status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai

faktor terutama lingkungan dan faktor perilaku masyarakat oleh karenanya


15

kegiatan PKMD tidak terbatas dalam bidang pelayanan kesehatan saja,

akan tetapi menyangkut juga kegiatan di luar kesehatan yang berkaitan

dengan peningkatan status kesehatan dan perbaikan mutu hidup

masyarakat. Misalnya kegiatan usaha bersama dalam bentuk koperasi

simpan pinjam untuk meningkatkan pendapatan, atau usaha bersama untuk

meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dengan bekerja sambil belajar

dan sebagainya. Pengembangan PKMD tidak terbatas pada daerah

pedesaan saja, akan tetapi juga meliputi masyarakat daerah perkotaan yang

berpenghasilan rendah.

Kegiatan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pos

pelayanan terpadu 5 program (KIA, KB, gizi, imunisasi dan

penaggulangan diare), juga merupakan salah satu bentuk dari kegiatan

PKMD.

2.5.6 Strategi pembinaan

1. Tim Pembina PKMD di masing-masing tingkat sekaligus dijadikan

sebagai forum koordinasi di masing-masing tingkat

2. Setiap kegiatan partisipasi masyarakat yang akan dipromosikan oleh

salah satu sektor, terlebih dahulu dibahas dalam forum koordinasi,

untuk memungkinkan bantuan dari sektor-sektor lain untuk

menghindari tumpang tindih.

3. Jenis bantuan apapun yang akan dijalankan harus selalu berdasarkan

pada proporsi kebutuhan masyarakat setempat


16

4. Seluruh tahap kegiatan mulai dari persiapan, perencanaan,

pelaksanaan, penilaian, pembinaan, sampai pada perluasaan, dilakukan

oleh masyarakat sendiri dan di mana perlu dibantu oleh pemerintah

secara lintas program dan lintas sektoral.

5. Wadah kegiatan PKMD adalah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa

(LKMD) sesuai Surat Keputusan Presiden nomor 28 tentang

Penyempurnaan dan penempatan fungsi Lembaga Swadaya Desa

menjadi LKMD. Maka pada dasarnya LKMD merupakan wadah

partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.

6. PKMD adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyrakat dari

masyarakat untuk masyarakat. Pengembangan dan pembinaan yang

dilakukan oleh pemerintah adalah suatu pendekatan, bukan program

yang tersendiri.

2.5.7 Pengembangan dan Pembinaan

1. Pengembangan dan pembinaan PKMD berpedoman, kepada GBHN.

2. Pengembangan dan pembinaan PKMD dilaksanakan dengan kerjasama

lintas program dan lintas sektoral melalui pendekatan edukatif.

3. Koordinasi pembinaan melalui jalur fungsional pada tiap tingkatan,

tingkat propinsi oleh gubernur, tingkat kabupaten oleh bupati, tingkat

kecamatan oleh camat.

4. PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa secara

keseluruhan.
17

5. Kegiatan dilaksanakan dengan membentuk mekanisme kerja yang

efektif antara instansi-instansi yang berkepentngan dalam pembinaan

masyarakat desa

6. Puskesmas sebagai pusat pengembangan dan pembangunan kesehatan

berfungsi sebagai dinamisator.

2.5.8 Mekanisme pembinaan peran serta masyarakat dalam PKMD

1. Untuk mengenal masalah dan kebutuhan mereka sendiri, masyarakat

mendapatkan bimbingan dan motivasi dari puskesmas yang

bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan.

2. Pemuka masyarakat diarahkan untuk membahas masalah dan kebutuhan

yang dirasakan oleh mereka dan membimbing untuk memecahkan

masalah dan memenuhi kebutuhan sumber daya setempat yang tersedia.

3. Dalam hal masalah, atau kebutuhan hanya sebagian dapat diatasi

sendiri, maka puskesmas bersama dengan sektor yang bersangkutan

memberi bantuan teknis, atau materi yang dibutuhkan dengan catatan

bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

4. Dalam hal masalah dan kebutuhan masyarakat tidak mungkin diatasi

sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh puskesmas dan atau

sektor yang bersangkutan.

2.5.9 Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD

1. Masyarakat perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang

kesehatan dan tentang program-program yang dilaksanakan pemerintah


18

2. Masyarakat perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan

sumber daya yang dimiliki serta harus dikembangkan dan dibina

kemampuan dan keberaniannya untuk berperan secara aktif dan

berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka

3. Sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan

terlebih dahulu agar dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai

hak dan potensi untuk menolong diri mereka sendiri, dalam

meningkatkan mutu hidup dan kesehatan mereka

4. Harus ada kepekaan dari para pembina untuk memahami aspirasi yang

tumbuh di masyarakat dan dapat berperan secara wajar dan tepat

5. Harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan

berkesinambungan baik antara para pembina maupun antara pembina

dengan masyarakat, sehingga muncul arus pemikiran yang mendukung

kegiatan PKMD.

2.5.10 Persiapan bagi pelaksana

Persiapan bagi pelaksana dari Masyarakat sangat penting

artinya. Persiapan yang dimaksud dapat dilakukan melalui :

1. Pelatihan leader

2. Kunjungan kerja

3. Studi perbandingan

2.5.11 Pengadaan fasilitas

Kelestarian PKMD akan lebih terjamin bila fasilitas yang

disediakan dari swadaya masyarakat melalui potensi dan sumber daya


19

yang ada di masyarakat yang dapat digali dan dimanfaatkan. Bila

masyarakat tidak memilikinya barulahpara penyelenggara pembinaan

PKMD berusaha untuk memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Dengan ketentuan tidak menimbulkan ketergatungan bagi

masyarakat.
20

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

3.1 PENGKAJIAN
Tanggal : 29 Deasember 2018
3.1.1 Data Umum
A. Data Geografi
Nama Kelurahan : Banaran
Kecamatan : Pesantren
Kota : Kediri
Terdiri dari : 1 kelurahan banaran, 9 RW 25 RT,
dilakukan pengkajian di pos 2 terdiri dari 2 RW 6 RT
B. Keadaan wilayah : Dataran Rendah
-Batas Wilayah Kelurahan Banaran
Batas utara : Kelurahan Bangsal
Batas selatan : Pakunden
Batas timur : Pesantren
Batas barat : Tinalan
Luas wilayah : 124 Ha.
-Batas Wilayah POS 2
Batas utara : RW 09
Batas selatan : RW 05
Batas timur : RW 09
Batas barat : RW 02

C. Jumlah Penduduk
Laki-Laki : 2.511 jiwa ( RT 7-12 : 423 jiwa )
Perempuan : 2.520 jiwa ( RT 7-12 : 425 jiwa )
Jumlah : 4.831 jiwa ( RT 7-12 : 848 jiwa )
Jumlah KK : 1851 KK (RT 7-12 : 275 KK)

20
21

D. Sarana dan Prasarana


1. Sarana dan prasarana keagamaan
-Kelurahan Banaran
Masjid : 6
Musholla : 8
Gereja : 0
Pura : 0
Wihara : 0
-POS 2
Masjid : 1
Musholla : 2
Gereja : 0
Pura : 0
Wihara : 0
2. Sarana dan prasarana pendidikan
-Kelurahan Banaran
PAUD : 3
TK : 3
SD : 4
SLTP : 2
SLTA : 0
-POS 2
PAUD : 2
TK : 2
SD : 1
SLTP : 0
SLTA : 0
22

3. Sarana dan prasarana kesehatan


Puskesmas Pembantu : 1
POSLINDES :0
BPS :2
Posyandu : Balita :5
Lansia :5

E. Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas Peasantren


Bidan : 13
Kader Posyandu : 25 balita, 20 lansia
Perawat : 14
Dokter :3

F. Lembaga/ Organisasi Kemasyarakatan


PKK : 106
Kelompok yasinan : 68

G. Demografi
Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Golongan Umur Berdasarkan Jenis Kelamin
di RT: 07-12 Kelurahan Banaran Kecamatan Pesantren Kota
Kediri Tahun 2018
Laki-laki Perempuan Total
Golongan Umur
Frekuensi % frekuensi % Frekuensi %
0-<1 tahun 6 1,41 68 1,40 12 14 1,41
1-5 tahun 19 4,,49 24 27 5,64 43 46 5,07
6-7 tahun 17 4,04 19 4,45 36 4,22
8-18 tahun 83 19,62 74 17,20 157 18,40
19-56 tahun 224 52,95 229 53,25 453 53,12
>56 tahun 74 17,49 73 16,97 147 17,23
Jumlah 423 100% 425 100% 848 100%
SUMBER :survey penduduk 2018
23

Tabel 3.2 Disribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan berdasarkan Jenis


Kelamin di RT: 07-12 Kelurahan Banaran Kecamatan Pesantren
Kota Kediri Tahun 2018

Laki-laki Perempuan Total


Pendidikan
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Belum Sekolah 24 5,67 32 7,52 56 6,60
TK 12 2,53 3 0,69 15 1,75
Tamat SD 46 10,87 66 15,34 112 13,13
SD 45 10,56 40 9,30 85 9,96
Tamat SMP 48 11,34 42 9,70 90 10,55
SMP 20 5,61 23 5,34 43 5,04
Tamat SMA 131 30,96 112 26,04 243 28,48
SMA 29 6,85 26 6,04 55 6,44
Tamat PT 49 11,58 59 13,78 108 12,66
PT 12 2,83 18 4,18 30 3,56
Tidak Sekolah 7 1,65 4 0,93 11 1,28
Jumlah 423 100 425 100 848 100
SUMBER :survey penduduk 2018.

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Kelamin di RT:


07-12 Kelurahan Banaran Kecamatan Pesantren Kota Kediri
Tahun 2018
Laki-laki Perempuan Total
Pekerjaan
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
PNS/ABRI 23 5,43 13 3,02 36 4,22
Swasta 94 22,26 58 13,48 152 17,81
Wiraswasta 119 28,13 65 15,11 184 21,57
Petani 2 0,47 1 0,27 3 0,35
Buruh 14 3,30 2 0,46 16 1,87
Tidak Bekerja 21 4,96 125 29,06 146 17,11
Belum Bekerja 134 31,67 148 34,82 282 33,25
Pensiunan 16 3,78 13 3,02 29 3,39
Jumlah 423 100% 425 100 % 848 100 %
SUMBER:survey penduduk 2018.
24

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Agama di RT: 07-12 Kelurahan


BanaranKecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2018
Agama Frekuensi %
Islam 817 96,34
Kristen 29 3,39
Katolik 2 0,23
Budha 0 0
Hindu 0 0
Jumlah 848 100 %
SUMBER:survey penduduk 2018.

H. KIA
Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Kelahiran dan Kematiandi RT: 07-12
Kelurahan BanaranKecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun
2018
Indikator Jumlah
Kematian ibu 0
Kematian bayi 0
Kelahiran hidup 10
Kelahiran dengan BBLR 0
Jumlah 10
SUMBER: data sekunder dari puskesmas 2018.

Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Sasaran KIA di RT: 07-12 Kelurahan


Banaran Kecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2018
Indikator Jumlah
Ibu hamil 71
Ibu meneteki 69
Bayi 66
Balita 253
PUS 738
WUS 190
Peserta KB 853
Usia lanjut 147
SUMBER: data sekunder dari puskesmas 2018.
25

Tabel 3.7 Distribusi Pencapaian Pelayanan KIA di Kelurahan


BanaranKecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2018

Sasaran Jumlah Target Target Pencapaian Kesenjangan


Sasaran 1 tahun November Jumlah % (%)
(%) (%)
K1 71 100 91,6 70 89,5 -2,1
 Akses
 Murni
K4 71 100 91,6 68 79 -12,6
Deteksi resti 14 20 18,3 22 28,8 10,5
 Nakes
 Masyara
kat
Persalinan 69 100 91,6 68 87,6 -4
nakes
Ibu Nifas 69 97 88,9 67 86,3 -2,6
KN 1 64 100 91,6 68 95,4 3,8
KN 2 64 100 91,6 67 93,1 1,5
Bayi 70 97 88,9 68 86,4 -2,5
Paripurna
Apras 63 81 74,3 61 71,9 -2,4
Paripurna
SUMBER: data sekunder dari puskesmas 2018.

Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil di RT: 07-12 Kelurahan Banaran
Kecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2018

Kriteria ibu hamil Jumlah ibu hamil %


Kehamilan resiko rendah 4 57,14
Kehamilan resiko tinggi 1 14,28
Kehamilan resiko sangat tinggi 2 28,57
Jumlah 7 100
SUMBER: data sekunder dari puskesmas 2018.

Tabel 3.9Distribusi Frekuensi ibu hamil Berdasarkan Kelompok Resiko di


RT: 07-12 Kelurahan BanaranKecamatan Pesantren Kota
KediriTahun 2018
Kelompok Resiko Jumlah Bumil
FR I ( Jarak anak < 2 tahun, jarak anak > 10 tahun, kegagalan 2
kehamilan, riwayat SC)
FR II 0
FR III (Perdarahan Kehamilan) 1
SUMBER: survey penduduk 2018
26

Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Tempat Persalinan di RT: 07-12 Kelurahan


Banaran Kecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2018
No. Tempat persalinan Jumlah
1. BPS 1
2. RS 8
3. PUSTU 0
4. Puskesmas 1
SUMBER: data sekunder dari puskesmas 2018.

Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi Penolong Persalinan di RT: 07-12 Kelurahan


Banaran Kecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2018
No. Penolong persalinan Skor KSPR Frekuensi %
1. Bidan 2 6 60
2. Dokter > 6 4 40

3. Dukun 0 0 0
Jumlah 10 100
SUMBER: data sekunder dari puskesmas 2018.

I. KB
Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi Peserta KBdi RT: 07-12 Kelurahan Banaran
Kecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2018
Akseptor KB Frekuensi %
Peserta KB 74 51,38
Bukan peserta KB 70 48,61
Jumlah 144 100
SUMBER : survey penduduk 2018.

Tabel 3.13 Distribusi Frekuensi Jenis KB Yang Digunakandi RT: 07-12


Kelurahan Banaran Kecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun
2018
Akseptor KB Frekuensi %
MOW 3 4,0
IUD 7 9,45
Implant 4 5,4
Pil 12 16,21
Suntik 43 58,10
Kondom 4 5,4
Jumlah 74 100
SUMBER: survey penduduk 2018.
27

Tabel 3.14 Distribusi Tempat Mendapatkan Alat Kontrasepsidi RT: 07-12


Kelurahan BanaranKecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun
2018
Tempat pelayanann Jumlah
Jenis alkon Tenaga kesehatan Swasta
Frekuensi %
Frekuensi % Frekuensi %
Pil 7 10,94 5 50 12 16,21
Suntik 43 67,18 0 0 43 58,10
Implant 4 6,25 0 0 4 5,40
IUD 7 10,94 0 0 7 9,45
MOW 3 4,69 0 0 3 4,05
Jumlah 64 100 10 100 74 100
SUMBER: survey penduduk 2018.

Tabel 3.15 Distribusi Frekuensi Alasan Tidak Mengikuti KBdi RT: 07-12
Kelurahan BanaranKecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun
2018
Alasan tidak KB Frekuensi %
Suami pergi 11 15,46
Ingin anak 25 35,71
Takut 8 11,42
Medis 6 8,57
Hamil 8 11,42
Tidak ada keterangan 12 17,42
Jumlah 70 100
SUMBER : survey penduduk 2018.

J. Data Gizi
28

Tabel 3.16 SKDN di RT: 07-12 Kelurahan Banaran Kecamatan Pesantren


Kota Kediri Tahun 2018
Keterangan S K D N
Jumlah 55 55 25 20

Keterangan:
S : seluruh balita yang ada di desa tersebut
K : balita yang mempunyai KMS
D : balita yang datang atau di timbang
N : balita yang berat badannya naik

Keteranga Target 1 tahun Pencapaian(%) Kesenjangan


n
K/S 100 100 0
D/S 80 36,4 -40
D/K 80 36,4 -40
N/D 60 48 -11
N/S 40 14,5 -23,3

SUMBER: data sekunder dari puskesmas 2018.

Tabel 3.17 Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil di RT: 07-12
Kelurahan BanaranKecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun
2018
Indikator Jumlah
Jumlah ibu hamil dengan Hb < 11gr% 0
LILA < 23,5 cm 0
SUMBER: data sekunder dari puskesmas 2018.

Tabel 3.18 Distribusi Frekuensi Status Gizidi RT: 07-12 Kelurahan Banaran
Kecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2018
Gizi Anak Target 1 tahun (%) Frekuensi %
BGM < 1,8 0 0
Kurang < 15 6 1,5
Baik 0 48 87,2
Lebih 0 1 1,81
Jumlah 55 100
SUMBER : data sekunder dari puskesmas 2018.
29

Tabel 3.19 Distribusi Frekuensi ASI Eksklusifdi RT: 07-12 Kelurahan


Banaran Kecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2018
ASI Frekuensi %
ASI eksklusif 40 72,72
Tidak ASI eksklusif 15 31,25
Jumlah 55 100
SUMBER:survey penduduk 2018.

K. Imunisasi
Tabel 3.20 Distribusi Frekuensi Jumlah Imunisasi di RT: 07-12 Kelurahan
Banaran Kecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2018

Imunisasi Jumlah %
Lengkap 73 100

Tidak Lengkap -
Belum Lengkap -
Jumlah
Sumber: Survey penduduk 2018 dan data sekunder dari puskesmas 2018

Tabel 3.21Distribusi Pencapaian PelayananImunisasi Balita Bulan Januari-


Novemberdi RT: 07-12 Kelurahan Banaran Kecamatan
Pesantren Kota Kediri Tahun 2018

Target Target Pencapaian Kesenjangan (%)


Jenis Jumlah 1 November Jumlah %
imunisasi sasaran tahun (%)
(%)
HB0 70 95 87,1 69 85,9 -1,2
BCG 70 95 87,1 54 67,2 19,9
DPT/HB1 70 95 87,1 83 103,3 16,2
DPT/HB2 70 95 87,1 63 78,4 -8,7
DPT/HB3 70 95 87,1 63 78,4 -8,7
POLIO1 70 95 87,1 55 68,4 18,7
POLIO2 70 95 87,1 55 68,4 18,7
POLIO3 70 95 87,1 63 78,4 -8,7
POLIO4 70 95 87,1 63 78,4 -8,7
CAMPAK 70 95 87,1 73 90,8 3,7

SUMBER : data sekunder dari puskesmas 2018


30

L. Sanitasi

Tabel 3.22 Distribusi Frekuensi Sumber Air di RT: 07-12 Kelurahan


BanaranKecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2018
Sumber air Jumlah %
Sumur 227 91,16
Ledeng / PDAM 16 6,42
Sumber lain 6 2,40
Jumlah 249 100 %
SUMBER : survey penduduk 2018.

Tabel 3.23Distribusi Frekuensi Jamban Keluarga di RT: 07-12 Kelurahan


BanaranKecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2018
Jenis Jamban Frekuensi %
Latrin 248 99,5
Cemplung terbuka 0 0
Cemplung Tertutup 1 0,40
ODF 0 0
Jumlah 249 100 %
SUMBER : survey penduduk 2018.

Tabel 3.24 Distribusi Pembuangan Sampah di RT: 07-12 Kelurahan


BanaranKecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun 2018
Macam tempat pembuangan Frekuensi %
Bak sampah 233 89,55
Lubang sampah 15 6,02
Sembarang tempat 1 0,40
Jumlah 249 100 %
SUMBER: survey penduduk 2018.

Tabel 3.25 Indikator PHBS


No. Indikator Frekuensi
1. Mencuci tangan dengan air bersih 233
2. Memberantas jentik nyamuk 210
3. Makan buah dan sayur setiap hari 247
4. Melakukan aktifitas fisik 163
5. Tidak merokok di dalam rumah 135
31

3.2 ANALISA DATA


No Data Rumusan Masalah
1. Target D/S dalam 1 tahun 80% Rendahnya D/S
Target bulanNovember 73,3 %
Pencapaian 33,3 %
Kesenjangan – 40%

2. Jumlah balita 55 anak Terdapat Balita yang


Balita yang gizinya kurang 6 anak (10,3%) gizinya kurang
Pencapaian N/D44 %
Kesenjangan N/D11%

3. Jumlah ibu hamil 6 orang Kehamilan resiko tinggi


Ibu hamil Resti 2 orang (16,66%)
Ibu hamil resti berada pada FR I

4. Jumlah PUS 144 Terdapat PUS tidak ber-


Yang tidak KB 20 (28,84%) KB
Takut 8 (11,42)
Tidak ada keterangan 12 (17,42%)
32

3.3 PRIORITAS MASALAH

Masalah Perhatian Poin Tingkat Kemungkin Sumber Aspek Nilai Urutan


Masyarakat Prevalen Bahaya an Masalah Daya politis Total Prioritas
si Untuk Masyarak Masalah
Diatasi at
Rendahnya ++++ (4) ++++ (4) ++ (2) ++++ (4) ++++ +++ (3) 1536 1
D/S (4)
Ibu hamil + (1) + (1) ++++ + (1) + (1) + (1) 4 4
resti (4)
Balita +++(3) ++ (2) + (1) ++ (2) ++ (2) ++(2) 48 3
kurang gizi
PUS tidak ++(2) +++ (3) +++(3) +++(3) +++ (3) ++++ (4) 648 2
ber-KB
Dari masalah yang ditemukan kemudian diprioritaskan dengan urutan prioritas:
Prioritas I : Rendahnya pencapaian D/S
Prioritas I : PUS tidak ber-KB
Prioritas III : Balita kurang gizi
33

3.4 PERENCANAAN

No Masalah Rencana Ket


1. Rendahnya 1. Melakukan penyuluhan mengenai
manfaat dan pentingnya posyandu
D/S
2. Membuat permainan baru diposyandu
agar tidak jenuh diposyandu
3. Melakukan kunjungan rumah
4. Melakukan kerjasama dengan kader
untuk melakukan edukasi kepada
keluarga

2. PUS 1. Melakukan kunjungan rumah tentang


tidakber-KB pentingnya ber KB
2. Melakukan penyuluhan tentang
pentingnya ber KB

3. Balita kurang 1. Melakukan demonstrasi pembuatan


gizi modisco
2. Melakukan pemantauan dan
pendampingan balita yang kurang gizi
34

3.5 PELAKSANAAN

1. Rendahnya D/S

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tempat Hadir


1. Melakukan 12 - 16 Januari 2019 Rumah Sasaran : 30
kunjungan
Balita Balita
rumah
terkunjungi : 20
2. Melakukan 22 Januari 2019 Rumah Bu Sasaran : 30
penyuluhan
Langgeng Undangan : 20
mengenai
manfaat dan Hadir : 9
pentingnya
posyandu

3. Memberikan 23 Januari 2019 Posyandu Perwakilan Kader pos 2


permainan
baru
diposyandu
agar tidak
jenuh
diposyandu

2. PUS tidak ber KB


No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tempat Hadir
1. Melakukan 12 - 16 Januari 2019 Rumah PUS Sasaran : 20
kunjungan tidak ber-KB Yang dikunjungi : 20
rumah tentang
pentingnya ber
KB

2. Mengadakan 23 Januari 2019 Rumah Bu Sasaran : 20


sosialisasi
Langgeng Undangan : 15
pada PUS,
WUS, tentang Yang hadir : 6
KB dan alat
kontrasepsi
35

3. Balita dengan kurang gizi

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tempat Hadir


1. Melakukan 12 Januari 2019 Rumah Sasaran : 6
demonstrasi Balita Yang didatangi : 5
pembuatan
modisco

2. Melakukan 11-20 Januari 2019 Rumah Sasaran : 6


pemantauan Balita Yang didatangi : 5
dan
pendampingan
balita yang
kurang gizi
36

3.6 EVALUASI

1. Rendahnya D/S

INTERVENSI INDIKATOR KEGIATAN EVALUASI


SEBELUM SESUDAH
1. Melakukan Belum teredukasi Mengerti tentang Dari 20 kunjungan
kunjungan rumah
Ada : 83% pentingnya rumah 18 (90%) orang
Sudah mengetahui posyandu mau hadir posyandu
sedikit mengenai Ada : 100% balita bulan
posyandu: 27% berikutnya, 2 (10%)
orang tidak bisa
mengikuti posyandu
dengan alasan anak
sudah bersekolah.
Rekomendasi :
mengadakan posyandu
disekolah

2. Melakukan Belum tredukasi Mengerti tentang Dari 9 yang hadir saat


penyuluhan mengenai pentingnya penyuluhan dilakukan
manfaat dan posyandu tanya jawab mengenai
pentingnya posyandu materi penyuluhan.
85% ada feed back

3. Memberikan Permainan ada Permainan APE


37

permainan baru tetapi sedikit dan Memberikan dilanjutkan dan


diposyandu agar tidak membosankan permainan berupa diterima oleh kader
jenuh diposyandu APE kepada kader untuk posyandu
berikutnya

2. PUS tidak ber-KB


INTERVENSI INDIKATOR KEGIATAN EVALUASI
SEBELUM SESUDAH
1. Melakukan kunjungan Belum paham Mengerti tentang Dari 20 kunjungan rumah
rumah pada PUS tentang pentingnya KB 6 (30%) orang termotivasi
yang tidak ber KB
pentingnya KB untuk mengikuti KB (Kb
suntik 4 (20%) orang, Kb
IUD 2 (10%) orang).
1 (5%) orang tidak mau
menggunakan kb
dikarenakan bertentangan
dengan ajaran Agama,
13 (65%) orang masih
belum siap mengikuti KB
( dengan alasan takut
dengan efek samping Kb
yang pernah dialami)
Rekomendasi : mengikuti
safari Kb agar bisa
mencoba kontrasepsi
lainya
Dari 6 orang yang hadir
2. Mengadakan Belum paham Mengerti tentang dalam sosialisasi setelah
sosialisasi pada
PUS,WUS tentang tentang KB pentingnya KB dilakukan pre test dan post
KB dan alat dan efek test hasilnya 90%
kontrasepsi
sampingnya pengetahuan menjadi
38

bertambah.

3. Balita dengan Kurang Gizi


INTERVENSI INDIKATOR KEGIATAN EVALUASI
SEBELUM SESUDAH
1. Melakukan Belum paham Mengerti tentang Orang tua Balita kooperatif
demonstrasi tentang modisco modisco dan cara 5 Ortu Balita mau mencoba
pembuatan dan pembuatannya sesuai sendiri untuk membuat
modisco pembutannya variasi modisko, 1 balita tidak mau
dikunjungi tanpa alasan dan
tanpa mambuka pintu.

2. Melakukan Balita Gizi balita terpantau 4 balita mengalami


pemantauan mengalami dengan menimbangnya kenaikan BB rata-rata 0,6
dan kurang Gizi setiap hari setelah kg
pendampingan pemberian modisco Kenaikan terendah : 0,3 kg
balita yang Kenaikan tertinggi : 0.8 kg,
kurang gizi 1 balita tidak mengalami
kenaikan BB dikarenakan
pola asuh yang kurang
sesuai ( diasuh oleh suami,
makan ala kadarnya tanpa
mempertimbangkan
kandungan dari makanan.
Ex: menu nasi dan krupuk)
Proses : Rata-rata anak
mulai beradaptasi dengan
modisco pada pemberian
ke-3
39

Rekomendasi : Kader
bekerjasama dengan gizi
untuk pemberian nutrisi
berikutnya.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini kelompok kami akan membahas tentang hasil pelaksanaan praktek

belajar di,RT.07-12 Kelurahan Banaran,kecamatan Pesantren ,Kota Kediri.

Proses asuhan kebidanan komunitas terdiri dari:

Pengkajian :pada tahap pengkajian,data diperoleh melalui observasi dan

wawancara yang dilakukan dari rumah ke rumah,yang dilakukan pada tanggal 29

desember 2018 – 02 januari 2019. Di kelurhan Banaran kami mengambil data dari

RT.07-12.dari data-data yang dikumpulkn ini kami mendapatkan beberapa data

dari masyarakat berupa. jumlah pendudukn RT.07-12:848 jiwa dan terdiri dari

275 KK

Analisa Data :pada analisa data membahas tentang data dan rumusan

masalah yang diperoleh di RT.07-12 yang terdiri dari: Data1.Target D/S dalam 1

tahun 80%,taget bulan November 73,3%, pencapaian 33,3%, kesenjangan -40%

dengan rumusan masalah Rendahnya D/S. Data 2. jumlah balita 55 anak, balita

yang gizinya kurang 6 anak (10,3%),pencapaian N/D 44%,kesenjangan N/D11%

dengan rumusan masalah terdapat balita yang gizinya kurang. Data 3.jumlah ibu

hamil 6 orang ibu hamil resti 2 orang (16,66%),ibu hamil resti berada pada FR I.

dengan rumusan masalah kehamilan resiko tinggi. Data 4: jumlah PUS 144,yang
40

tidak KB 20(28,84%),takut 8(11,42%),tidak ada keterangan 12 (17,42%) dengan

rumusan masalah terdapat PUS tidak ber-KB.

Prioritas masalah pada prioritas masalah akan membahas tentang masalah

yang akan di tangani terlebih dahulu, dari masalah yang di temukan kemudian di

prioritaskan dengan urtan prioritas sebagai berikut: 1.rendahnya D/S. 2. PUS tidak
39
ber-KB, 3. Balita kurang gizi.

Perencanaan: pada perencanaan ini membahas tentang rencana yang akan di

laksanakan untuk menangani masalah yang terjadi di RT. 07-12.antara lain:

1.Rendahnya D/S,Dengan rencana tindakan:1.1 Melakukan penyuluhan mengenai

manfaat dan pentingnya posyandu.1.2. membuat permainan baru di posyandu agar

tidak jenuh di posyandu.1.3. melakukan kunjungan rumah.1.4. melakukan

kerjasama dengan kader untk melakukan edukasui kepada keluarga . 2. PUS tidak

ber-KB, dengan rencana tindakan :2.1. melakukan kunjungan rumah ,. 2.2

melakukan penyuluhan tentang pentingnya ber-KB. 3. Balita kurang gizi,,

dengan rencana tindakan : 3.1 melakukan demonstrasi pembuatan modisco.3.2

melakukan pemantauan dan pendampingan balita kurang gizi.

Pelaksanaan:pada pelasanaan ini membahas tentang tindakan yang di

lakukan sesuai dengan perencanaan yang ada anatara lain:1.rendahnya

D/S.dengan kegiatan:1.1,melakukan kunjungan rumah yang di laksanakan pada

tanggal 12-16 januari 2019,bertempat di rumah balita,dengan sasaran 30,balita

terkunjungi:20. 1.2. melakukan penyuluhan mengenai manfaat dan pentingnya

posyandu yang dilaksanakan pada tanggal 22 januari 2019, bertempat di rumah

Ibu Langgeng ,dengan sasaran :30, umdangan:20, hadir 9. 1.3. memberikan

permainan baru di posyandu agar tidak jenuh di posyandu,yang dilaksanaka pada


41

tanggal 23 januari 2019,bertempat di posyandu dengan perwakilan kader pos 2.

2.PUS tidak ber-KB. Dengan kegiatan.2.1melakukan kunjungan rumah yang

dilaksanakan pada tanggal 12-16 januari 2019, bertempat di rumah PUS tidak ber-

KB,dengan sasaran 20,yang di kunjungi 20. 2.2. mengadakan sosialisasi pada

PUS,WUS tentang pentingnya KB dan alat kontrasepsi yang dilaksanakan pada

tanggal 23 januari 2019,di tempat rumah Ibu Langgeng,dengan sasaran 20,

undangan 15,yang hadir 6,3.balita dengan kurang gizi.dengan

kegiatan:3.1melakukan demonstrasi pembuatan modisco yang di laksanakan pada

tanggal 12 januari 2019 bertempat di rumah balita. 3.2.melakukan pemantaun dan

pendampingan balita kurang gizi,yang di laksanakan pada tanggal 11-20 januari

2019 bertempat di rumah balita,dengan sasaran 6,yang di datangi 5.

Evaluasi:evaluasi berisi tentang hasil dari implementasi atau pelaksanaan

kegiatan di RT.07-12 dengan hasil sebagai berikut:I.rendahnya D/S .dengan hasil

kegiatan dari 20 kunjungan rumah,18 orang yang mau hadir ke posyandu balita ,2

orang tidak bisa mengikuti posyandu di dengan alasan anak sudah bersekolah, dan

rekomendasinya mengadakan posyandu di sekolah.2 melakukan penyuluhan

mengenai manfaat dan pentingnya posyandu, dengan hasil kegiatan dari 9 yang

hadir saat penyuluhan dilakukan Tanya jawab mengenai materi penyuluhan .dan

85% ada feed back.3. memberikan mainan baru di posyandu agar tidak jenuh di

posyandu dengan hasil kegiatan permainan APE dilanjutkan dan diterima oleh

kader untuk posyandu berikutnya. II. PUS tidak ber-KB.1. melakukan kunjungan

rumah pada PUS yang tidak ber-KB dengan hasil kegiatan dari 20 kunjungan

rumah 6 orang termotivasi untuk mengikuti KB (KB suntik 4 orang, KB IUD 2

orang, 5% tidak mau mengikuti KB karena bertentangan dengan ajaran


42

agama,65% masih belum siap mengikuti KB (65% takut dengan efek samping KB

yang pernah dialami).2.mengadakan sosialisasi pada PUS,WUS tentang KB dan

alat kontrasepsi. Dengan hasil kegiatan dari 6 orang yang hadir dalam sosialisasi

setelah di lakukan post test hasilnya 90% pengetahuan menjadi bertambah. III.

Balita dengan kurang gizi.1. melakukan demonstrasi pembuatan modisco dengan

hasil kegiatan orang tua balita kooperatif ,5 oarang tua balita mau mencoba sendiri

untuk membuat modisco,1 balita tidak mau dikunjungi tanpa alasan dan tanpa

membuka pintu. 2. Melakukan pemantauan dan pendampingan balita yang kurang

gizi.. dengan hasil kegiatan 4 balita mengalami kenaikan BB rata-rata 0,6%kg,

kenaikan terendah 0,4 kg dan kenaikan tertinggi 0,8 kg.1 balita tidak mengalami

kenaikan BB di karenakan pola asuh yang kurang sesuai( diash oleh suami ,

makan ala kadarnya tanpa mempertimbangkan kandungan dari makanan Ex :menu

nasi dan kerupuk),proses: rata-rata anak mulai eradaptasi dengan modisco pada

pemberian hari ke -3,rekomendasi: kader bekerja sama dengan gizi untuk

pemberian nutrisi berikutnya.


43

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari data yang diperoleh dari hasil pendataan Setelah pelaksana di RT :

07-12 KELURAHAN BANARAN KECAMATAN PESANTREN diperoleh 4

masalah . Dari hasil MMD di sepakati oleh masyarakat untuk diprioritaskan 3

masalah yaitu :

1. Rendahnya pencapaian D/S

2. PUS tidak ber-KB

3. Balita kurang gizi

Rencana tindak lanjut yang telah terlaksana adalah :

1. Rendahnya pencapaian D/S

a. Melakukan penyuluhan mengenai manfaat dan pentinggnya psyandu.

b. Membuat permainan baru diposyandu agat tidak jenuh diposyandu.

c. Melakukan kunjungan rumah

2. PUS tidak ber-KB

a. Melakukan kunjungan rumah tentang pentingnya ber- KB

b. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya KB.

3. Balita kurang gizi


44

a. Melakukan demostrasi pembuatan modisco .

b. Melakukan pemantauan dan pendampingan yang kurang gizi

Hasil evaluasinya adalah semua kegiatan dapat berjalan lancar

dan masyarakat lebih mengerti tentang masalah yang ada di desanya. Dan

masyarakat berusaha untuk melanjutkan kegiatan yang dibentuk.

43
5.2 SARAN

1. Bagi tenaga kesehatan agar sering memberikan penyuluhan di posyandu

tentang pentingnya posyandu , pentingnya gizi untuk bayi dan balita dan

juga penyuluhan tentang KB sehingga diharapkan masyarakat dapat

mendapatkan pengetahuan yang baru.

2. Bagi masyarakt agar lebih peduli terhadap masalah kesehatan dan

terutama pada rendahnya pencapain D/S, pus tidak ber- KB , balita

kurang gizi , dan juga partisipasi masyarakt untuk datang ke posyandu

3. Bagi kader kesehatan agar lebih aktif dalam menjalankan posyandu

dengan kriteria 5 meja .


45

DAFTAR PUSTAKA

1. Effendi, Nasrul.1998. Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta


:EGC
2. Koentjoroningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara
Baru
3. Notoatmodjo, Soekidjo. 1996. Kesehatan Komuniti. Jakarta :BPKM FKM
UI
4. Soekamto, soerdjono. 1982. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta : CV
Rajawali

Anda mungkin juga menyukai