Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan pelayanan kesehatan suatu Negara di tentukan dengan
perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka perinatal,
dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu
Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan, dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal, sebagai upaya-upaya kesehatan yang diselenggarakan
keluarga berencana dengan peraturan kelahiran, nasehat perkawinan dan pengobatan
kemandulan dengan pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan rumah sakit.
(Nugroho, 2014).
Dalam kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan dalam melayani
keluarga dan masyarakat. Bidan dapat berperan sebagai pelaksana, pengelola,
pendidik, dan peneliti. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang merupakan
mata rantai yang sangat penting, karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam
upaya peningkatan sumber daya manusia.(Nugroho, 2014).
Kesempatan partisipasi wanita ialah dinyatakan dalam garis besar haluan
Negara. Wanita memegang peranan khusus dalam kehidupan keluarga terutama
pengembangan anak dan remaja dalam pembangunan, peranan kaum wanita penting
di berbagai kebijaksanaan dari program pembangunan ekonomi secara nyata.(Pinem,
2012).
Sasaran komunitas adalah kelompok ibu (wanita) kaum ibu sesuai dengan
kuadratnya yang mengalami masa hamil, melahirkan, menyusui, nifas, mengasuh dan
mendidik anak. Kebidanan komunitas tidak hanya memandang ibu sebagai manusia
dan kuadratnya. (Norkoosiani, 2012).
Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar dalam melayani keluarga dan
masyarakat didalam konsep tersebut berbagai unsur tercakup didalam unsur-unsur

1
tersebut adalah bidan sebagai pelaksana, pendidik, pengelola dan peneliti.
(Norkoosiani, 2012).
Mahasiswa sebagai calon bidan dalam kebidanan komunitas di desa Tampok
Blang dapat menerapkan ilmu-ilmu yang sudah dipelajari tentang kebidanan
komunitas sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat terutama wanita yang
merupakan sasaran utama dalam kebidanan.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas dengan
teknik problem solving dan menerapkan masalah kebidanan komunitas yang
dijumpai setiap masyarakat di Desa Tampok Blang Kecamatan Suka Makmur
Kabupaten Aceh Besar serta penanggulannya.
2. Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengkajian dan pendataan di Desa Tampok Blang
Kabupaten Aceh Besar.
b. Dapat melakukan tabulasi dan merumuskan masalah kebidanan komunitas
yang ada pada Desa Tampok Blang.
c. Dapat melakukan analisa data dan analisa masalah di Desa Tampok Blang.
d. Membantu dan mendorong masyarakat/keluarga ikut berpartisipasi dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan di masyarakat di Desa Tampok Blang.
e. Dapat mengevaluasi hasil penerapan manajemen asuhan kebidanan dengan
hasil yang diharapkan.

C. Manfaat
1. Bagi Kelompok
a. Merupakan kewajiban dan tugas selama KKL dan sebagai alat bantu dalam
menerapkan Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas.

2
b. Dapat menambah wawasan kebidanan komunitas dan melatih penulis
mengaplikasikan kemampuan bertindak secara objektif dan menjadi suatu
pengalaman yang berguna.

2. Bagi Masyarakat
Sebagai alat untuk mencari solusi bersama masyarakat mengenai permasalahan
kesehatan keluarga dan masyarakat terutama bayi, balita, PUS, WUS, ibu
hamil, menyusui, nifas dan sebagainya.

3. Bagi Instansi
Dengan adanya laporan ini dapat di pergunakan sebagai refensi di perpustakaan
dan laporan tentang kesehatan ibu dan anak di Desa Tampok Blang Kabupaten
Aceh Besar.

D. Metode
Adapun metode yang dipakai dalam mengkaji masalah dengan penanganan
yang ada di dalam konteks pelayanan kesehatan di Desa Tampok Blang Kecamatan
Suka Makmur, adalah :
1. Home visite
2. Observasi
3. Tanya jawab
4. Wawancara

E. Langkah kerja
1. Mendata seluruh masyarakat yang ada di Desa Tampok Blang.
2. Mengkaji dan mentabulasi data yang meliputi
 Distribusi jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin
 Imunisasi bayi dan balita

3
 Jumlah ibu yang menggunakan KB
 Gizi bayi dan balita
 Jumlah ibu hamil, nifas dan menyusui
 Kesehatan lingkungan

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian komunitas atau masyarakat


Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu komunitas yang bearti kesamaan
juga komunitas yang bearti sama, public, ataupun banyak. Istilah komuniti dapat
diterjemahkan sebagai masyarakat setempat, istilah yang menujukkan pada warga
sebuah desa, kota, suku atau bangsa. Komunitas adalah sekelompok orang yang
berada disuatu lokasi atau disuatu daerah atau disuatu area tertentu.( Soenarno, 2002 )
Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seseorang
tinggal berserta aspek- aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individual dalam
sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu system
kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit.
(Soenarno, 2002 )

B. Definisi Masyarakat Menurut Para Ahli


Dalam buku Nazriah, SKM, M.Pd. Kebidanan Komunitas. 2011, terdapat
definisi masyarakat menurut Notoadmojo (2003) menjelaskan komunitas, masyarakat
beserta ciri-cirinya berdasarkan tokoh dari berbagai belahan dunia yaitu :
1. Menurut Linton (1936)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan
bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir tentang
dirinya sebagai satu kesatuan social dengan batas-batas tertentu.

2. Menurut M,J. herkovitas


Masyarakat adalah sekelompok inddividu yang dikoordinasikan dan mengikuti
satu cara hidup tertentu.

5
3. Menurut J.L. gilin dan J.P gilin
Masyarakat adalah sekompok manusia yang terbesar yang mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.

4. Menurut Mas laver (1957)


Masyarakat adalah sekompok manusia yang mendiami territorial tertentu dan
adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama.

5. Menurut Kontjaraningrat (1990)


Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan
istilah lain saling berinteraksi, kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu system adaptasi tertentu yang bersifat kontinu atau terikat oleh
suatu rasa identitas bersama.

C. Ciri-ciri masyarakat
Dari berbagai pengertian tentang masyarakat di atas maka dapat di simpulkan
bahwa masyarakat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Interaksi di antara sesama anggota masyarakat
b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
c. Saling tergantung satu dengan yang lainnya
d. Memiliki adat istiadat kebudayaan tertentu
e. Memiliki indentitas tertentu
f. Memiliki identitas bersama (Achjar 2010).

D. Tipe-Tipe Komunitas Atau Masyarakat


Menurut J.L Gilin dan J.P Gilin ( Syahlan, 2007) dalam buku Nazriah (2011)
lembaga masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai berikat:

6
1. Berdasarkan sudut perkembangan
a. Cresive institution
Lembaga masyarakat yang paling prima, merupakan lembaga yang tidak
secara sengaja tumbuh secara adat istiadat masyarakat misalnya yang
menyangkut hak milik, perkawinan. Agama dan sebagainya.

b. Enacted institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan
tertentu, misalnya menyangkut lembaga utang piutang, lembaga kebiasaan-
kebiasaan dalam masyarakat. Pengalaman-pengalaman dalam melaksanakan
kebiasaan-kebiasaan tersebut disistematisasi yang kemudian dituang dalam
lembaga-lembaga yang disahkan dalam Negara.

2. Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat


a. Approved atau social sanctioned
Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti sekolah, perusahaan,
koperasi dan sebagainya.

b. Unsanctioned institution
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat walau
kadang-kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya, misalnya :
kelompok penjahat, pemeras, pelacur, gelandangan dan pemgemis.

3. Dari sudut system yang diterima oleh masyarakat


a. Basic institution
Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan
mempertahankan tata tertib dalam masyarakat diantaranya keluarga,
sekolah-sekolah yang dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.

7
b. subsidiary institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang
penting Karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentuu saja. Miisalnya
pembentukan panitia rkreasi, pelantikan/wisuda bersama.

4. Dari Sudut Penyebarannya


a. General Institution
Adalah lembaga masyarakat didasarkan atas faktor penyebarannya, misalnya
agama karena dikenal hampir semua masyarakatt di dunia.

b. Restricted Institution
Adalah lembaga-lembaga yang dianut oleh masyarakat tertentu saja.
Misalnya budha banyak dianut oleh Muangthai, Vietnam. Kristen katolik
banyak dianut oleh Itali, Prancis. Islam oleh Araab dan sebagainya.

5. Dari Sudut Fungsi


a. Operative Insstitution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun polaa-pola/tata cara yang
diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan seperti
lembaga industri.

b. Regulative Institution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat/dat kelakuaan
yang tidak menjadi bagian mutlak pada lembaga itu sendiri. Misalnya
lembaga hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.
(sumber:Effendii, Nasrul, 2002).

E. Ciri-ciri masyarakat sehat


a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

8
b. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya [eningkatan pencegahan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pencegahan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak
c. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyedian sanitasi dasar
yang dikembangkan dan di mamfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan
mutu lingkungan hidup.
d. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status social
ekonomi masyarakat.
e. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.
(Nazriah, 2011).

9
BAB III
ASUHAN MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KOMUNITAS

A. Data dan Identifikasi (Pengkajian)


1. Data Demografi dan Geografi
a. Lingkungan fisik
Nama Desa : Tampok Blang
Kecamatan : Suka Makmur
Kabupaten : Aceh Besar

b. Luas
Luas wilayah : 1035 Ha

c. Batas wilayah
Utara : Gampong Tampok Jeurat Raya
Selatan : Gampong Tantuha
Barat : Gampong Lamteh Dayah
Timur : Gampong Seumeureng

d. Pembagian Wilayah Desa Tampok Blang


Jumlah desa : 1 (satu)
Jumlah dusun : 4 (empat)
Jumlah RW :-
Jumlah RT :-

e. Jumlah KK
Jumlah KK keseluruhan : 176 KK

10
f. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk : 616 orang
 Laki-laki : 309 orang
 Perempuan : 307 orang

g. Keadaan Geografis dan Iklim


Desa Tampok Blang termasuk tropis karena sedikit dingin dengan hembusan
angin dan juga termasuk daerah persawahan.

h. Kebiasaan masyarakat
Memecahkan masalah yang menyangkut lebih dari suatu keluarga yaitu
dimeunasah /dibalai desa melalui metode musyawarah bersama.

i. Keadaan kesehatan lingkungan komunitas


 Sistim penyediaan air bersih masyarakat menggunakan air sumur untuk
mencuci.
 Pembuangan tinja masyarkat menggunakan wc dan sungai.
 Kebiasaan membuang sampah yaitu di dalam tong sampah besar
kemudian diambil setiap hari oleh petugas kebersihan.

2. Pelayanan kesehatan dan social


Pusat dan jenis layanan kesehatan yang ada dikomunitas didapat dari
posyandu dan puskesmas.

3. Keamanan dan Transportasi


 Jenis kriminal yang terjadi tidak ada
 Jenis transportasi yang ada dikomunitas yaitu : sepeda, sepeda motor,
dan mobil.

11
4. Politik dan Pemerintah
 Struktur pemerintah desa Tampok Blang : Geuchiek, Sekretaris Desa,
Bendahara dan Perangkat Desa.
 Stuktur organisasi dan kelompok pelayanan masyarakat yaitu PKK,
Pemuda Desa
5. Komunitas
 Sumber informasi yang didapatkan masyarakat yaitu : TV, radio,
pengeras suara.
 Bahasa yang dominan adalah Bahasa Aceh.

STRUKTUR INTI KOMUNITAS


Tabel. 1 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Umur(tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah Presentasi


0-1 7 6 13 2,11 %
1-5 39 23 62 10,06 %
6-12 37 38 75 12,17 %
13-20 43 53 96 15,58 %
21-35 72 73 145 23,53 %
36-49 52 51 103 16,72 %
50-60 35 29 64 10,38 %
>60 26 32 58 9,41 %
Jumlah 311 305 616 100 %

12
Jenis Kelamin dan Penduduk

> 60 Tahun 26 32 58

50 - 60 Tahun 35 29 64 0

36 - 49 Tahun 52 51 103 0

21 - 35 Tahun 72 73 145 0

13 - 20 Tahun 43 53 96 0

6 - 12 Tahun 37 38 75 0

1 - 5 Tahun 39 23 62 0

0 - 1 Tahun 7 6 130

0 50 100 150 200 250 300

Laki-laki Perempuan Jumlah Presentase

Grafik 1. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin


di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Table.2 Distribusi Tingkat Pendidikan Penduduk


di Desa Tampok Blang Tahun 2021
Tingkat pendidikan Jumlah Penduduk Persentase
Tidak sekolah/ tidak tamat sd 50 8,11 %

Tamat SD 159 25,81 %


Tamat SMP 142 23,05 %
Tamat SMA 150 24,35 %
Tamat Perguruan Tinggi 39 6,33 %
Tamat Pasca Sarjana 1 0,16 %
Belum Sekolah 75 12,17 %
Jumlah 616 100%

13
0
160 0
0
140
120
100
159 150 0
80 142
60 0
0 75
40 50 39
20
0
1
0
P i a
sd SD A gg jan ah
at at t SM t SM Tin r kol
ta
m m a a an Sa Se
Ta m m ca
da
k Ta Ta ru as lu
m
ti r gu P Be
/ Pe at
olah at Tam
k m
se Ta
ak
Tid

Jumlah Presentasi
Grafik 2. Distribusi Tingkat Pendidikan Penduduk
di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Table 3.3. Distribusi Pendidikan Kepala Keluarga


di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Pendidikan KK Jumlah KK Presentase


Tidak sekolah / tidak tamat 5 2,84 %
SD
Tamat SD 69 39,20 %
Tamat SMP 35 19,88 %
Tamat SMA 60 34,09 %
Tamat Perguruan Tinggi 7 3,97 %
Tamat Pasca Sarjana 0 0
Jumlah 176 100%
Sumber : SMD STIKes Muhammadiyah Aceh 2021

14
Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga
4% 3%

Tidak sekolah/tidak tamat sd


Tamat SD
Tamat SMP
34%
39% Tamat SMA
Tamat Perguruan Tinggi
Tamat Pasca Sarjana

20%

Diagram 1. Distribusi Pendidikan Kepala Keluarga


di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Table. 4 Distribusi Mata Pencaharian KK


di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Mata pencaharian Jumlah Presentasi


Pegawai negri 4 2,27 %
Pegawai swasta 4 2,27 %
TNI-POLRI 1 0,56%
Pensiunan 1 0,56%
Pengrajin 0 0
Petani 129 73,29 %
Pedagang 8 4,54 %
Buruh 23 13,06 %
Tidak Bekerja 6 3,40%
Jumlah 176 100 %

15
Mata Pencaharian Kepala Keluarga
13% 3% 2% 2% 1%
Pegawai negri
5% 1%
Pegawai swasta
TNI-POLRI
Pensiunan
Pengrajin
Petani
Pedagang
Buruh
Tidak Bekerja

73%

Diagram 2. Distribusi Mata Pencaharian KK


di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Table. 5 Distribusi Penghasilan Kepala Keluarga


di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Jumlah penghasilan Jumlah KK Presentase


<Rp.500.000,- 20 11,36 %
Rp.500,000,- s/d Rp.1.000.000,- 130 73,86 %
>Rp.1.000.000,- 26 14,77 %
Jumlah 176 100%

16
Jumlah Penghasilan Kepala Keluarga

15% 11%

<Rp 500.000
Rp 500.000,-s/d Rp 1.000.000
>Rp 1.000.000

74%

Diagram 3. Distribusi Penghasilan Kepala Keluarga


di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Table. 6 Distribusi Sasaran Kebidanan


di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Sasaran Kebidanan Jumlah Presentase


Bayi 13 2,11 %
Balita 62 10,06 %
Remaja awal 60 9,74 %
Remaja akhir 81 13,14 %
Dewasa awal 123 19,96 %
Dewasa akhir 92 14,93 %
Lansia awal 80 12,98 %
Lansia akhir 49 9,75 %
Manula 31 5,03 %
Bumil 4 0,64 %
Bulin 0 0
Bufas 1 0,16 %
Busui 20 3,24 %
Jumlah 616 100%

17
Sasaran Kebidanan

Bayi
8% 1% 0% 3% 2% 10% Balita
5% 10% Remaja Awal
Remaja Akhir
Dewasa Awal
13% Dewasa Akhir
Lansia Awal
Lansia Akhir
13% Manula
Bumil
Bulin
Bufas
15% 20% Busui

Diagram 4. Distribusi Sasaran Kebidanan


di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Table.7 Distribusi Imunisasi Pada Bayi dan Balita


di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Imunisasi Jumlah Presentase


Lengkap 20 26,66 %
Tidak lengkap 27 36 %
Belum lengkap 13 17,33 %
Tidak imunisasi 15 20 %
Jumlah 75 100%

18
Jumlah Imunisasi Pada Bayi dan Balita

20%
27%
Lengkap
Tidak Lengkap
Belum Lengkap
Tidak imunisasi
17%

36%

Diagram 5. Distribusi Imunisasi Pada Bayi Dan Balita


di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Tablel. 8 Distribusi Ibu Hamil


di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Ibu Hamil Jumlah Presentase


Trimester 1 1 25%
Trimester 2 2 50 %
Trimester 3 1 25 %
Jumlah 4 100%

19
Jumlah Ibu Hamil
25% 25%

Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3

50%

Diagram 6. Distribusi Ibu Hamil


di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Table.10 Distribusi Data Pemberian ASI Eksklusif


di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Data Jumlah Presentase


ASI eksklusif 8 40 %
ASI tidak eksklusif 9 45 %
Tidak beri ASI 3 15 %
Jumlah 20 100 %

20
Jumlah Pemberian ASI Eksklusif
15%

40%

ASI eksklusif
ASI tidak eksklusif
Tidak beri ASI

45%

Diagram 7. Distribusi Pemberian ASI Eksklusif


di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Table.11
Distribusi Akseptor KB di Desa Tampok Blang Tahun 2021

Kontrasepsi Jumlah Presentase


Pil 8 16,66%
Suntik 32 66,66% %
AKDR 1 2,08%
Implant 4 8,33 %
MOW 2 4,16 %
MOP 0 0
Kalender 0 0
Kondom 1 2,08%
Tidak KB 19 39,58 %
Jumlah 48 100 %

21
Akseptor KB
35

30

25

20

15

10

0
Pil Suntik AKDR Implant MOW MOP Kalender Kondom Tidak KB

Jumlah Presentasi
Diagram 8. Distribusi Akseptor KB
di Desa Tampok Blang Tahun 2021

B. Analisa data
Tingkat pengetahuan masyarakat Desa Tampok Blang khususnya ibu dan
masyarakat terhadap :
1. Imunisasi lengkap kepada anak – anaknya masih belum baik karena masih
banyak ibu atau bapak tidak memberikan imunisasi lengkap terhadap anaknya :
Dari jumlah bayi dan balita 75 orang yang masih jangkauan imunisasi hanya 20
orang yang melakukan imunisasi lengkap, tidak lengkap 27 orang, belum
lengkap 13 orang dan tidak imunisasi 15 orang.
2. Dalam pemberian Asi Eksklusif Ibu – Ibu menyusui Desa Tampok Blang
masih belum mengerti :
Ibu menyusui yang berjumlah 20 orang, 8 orang yang bersedia memberikan
Asi Eksklusif, 9 diantaranya masih tidak eksklusif, dan 3 diantaranya tidak
memberikan Asi.

22
3. Pandangan masyarakat tentang keluarga berencana juga mempengaruhi jumlah
akseptor KB di Desa Tampok Blang. Sehingga dari 67 orang PUS yang
menjadi akseptor KB hanya 48 orang.

C. Perumusan masalah
Data dan analisa yang telah dilakukan, maka didapatkan bahwa permasalahan
yang muncul sebagian besar disebabkan karena kurangnya pengetahuan. Adapun
masalah yang ada di Desa Tampok Blang dalah sebagai berikut :
a. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya Imunisasi terhadap anak – anak.
b. Kurangnya kesadaran Ibu untuk memberikan Asi Eksklusif.
c. Kurangnya pengetahuan PUS tentang keluarga berencana.

D. Prioritas masalah
Prioritas masalah merupakan masalah selanjutnya setelah masalah ditemukan
dan ditentukan keluarga bersama dengan tenaga kesehatan yaitu bidan. Prioritas
disusun karena memungkinkannya menyelesaikan masalah yang ada di Desa Tampok
Blang secara bersama-sama. Oleh karena itu prioritas disusun untuk menentukan
tingkat permasalahan agar penyelesaian lebih terfokus dan sesuai sasaran serta
harapan.
Setelah menentukan masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan
prioritas masalah kesehatan masyarakat, didasarkan pada beberapa kriteria sebagai
berikut:
1. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya imunisasi
2. kurangnya kesadaran Ibu untuk memberikan Asi Eksklusif.
3. Kurangnya pengetahuan PUS tentang Keluarga Berencana

23
1. Imunisasi

Kriteri Perhitungan Skor Pembenaran

a
Sifat masalah 2/3x1 2/3 Ancaman karena dengan

ketidaktahuan ibu tentang imunisasi

dapat membuat anak mudah terserang

penyakit
Kemungkinan 2/2x2 2 Kemungkinan dapat diubah dengan

diubah memberikan pengetahuan tentang

pentingnya imunisasi
Potensi 2/3x1 2/3 Cukup karena dapat dicegah dengan

dicegah pendidikan kesehatan tentang

pentingnya imunisasi
Penonjolan 1/2x1 ½ Masalah tidak terlalu berat sehingga

masalah tidak perlu penanganan segera


Jumlah 4½

2. Kurangnya pengetahuan tentang ASI Ekslusif

Kriteri Perhitunga Skor Pembenaran

a n
Sifat masalah 2/3x1 2/3 Ancaman karena dengan
ketidaktahuan ibu tentang ASI
Esklusif akan mempengaruhi
tumbuh kembang dan tingkat
kekebalan tubuh bayi

24
Kemungkinan 2/2x2 2 Hanya sebagian, karena susah
Diubah merubah kebiasaan masyarakat
dengan budaya serta kebiasaan
sehari-hari

Potensi 2/3x1 2/3 Cukup karena dapat dicegah


Dicegah dengan pendidikan kesehatan

Penonjolan 1/2x1 1/2 Masalah tidak terlalu berat


Masalah sehingga tidak perlu penanganan
segera

Jumlah 3 5/6

3. Kurangnya pengetahuan PUS tentang Keluarga Berencana


Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman karena jika PUS
tidak menggunakan KB bisa
menyebabkan kerugian bagi
tumbuh kembang anak karena
kasih sayang orang tua tidak
tercukupi sebab orang tua nya
sudah hamil lagi dan
mempengaruhi kesehatan ibu.
Kemungkinan 1/2 x 2 1 Adanya keinginan keluarga
masalah dapat untuk mengikuti program
diubah KB, karena anak adalah
titipan Tuhan yang harus
disyukuri.
Potensi 1/3 x 1 1/3 Keluarga tidak nyakin bahwa
pencegahan program KB akan dapat
meningkatkan kesejahteraan

25
keluarga. Terutama dalam
bidang ksehatan ibu dan anak.
Penonjolan 0/2 x 1 0 Keluarga tidak menyadari
masalah bahwa banyak anak
merupakan masalah
Jumlah 2

E. Manajemen kebidanan komunitas di Desa Tampok Blang Kecamatan Suka


Makmur Kabupaten Aceh Besar

NO MASALAH PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI


1 Kurangnya Mengadakan Memberikan Masyarakat
pengetahuan ibu penyuluhan penyuluhan sudah
tentang Imunisasi tentang Imunisasi tentang Imunisasi mengerti
lengkap dan lengkap dan lengkap dan tentang
pentingnya pentingnya pentingnya Imunisasi
Imunisasi pada Imunisasi pada Imunisasi pada lengkap
anak – anaknya anak – anaknya anak – anaknya terhadap dan
pentingnya
Imunisasi
pada anak –
anaknya

NO MASALAH PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI


1 Kurangnya Mengadakan Memberikan Ibu sudah
Kesadaran Ibu penyuluhan penyuluhan mengerti
Untuk tentang tentang pentingnya tentang
memberikan Asi pentingnya Asi Asi Eksklusif pentingnya
Eksklusif Eksklusif Asi

26
Eksklusif

NO MASALAH PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI


1 Kurangnya Mengadakan Memberikan Masyarakat
pengetahuan PUS penyuluhan penyuluhan (PUS) sudah
tentang Keluarga tentang tentang mengerti
Berencana pentingnya pentingnya tentang
menggunakan KB menggunakan KB pentingnta
menggunakan
KB

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
A. Manajemen Kebidanan Komunitas Pada Ibu Dan Keluarga Tentang
Imunisasi, Asi Eksklusif Dan Keluarga Berencana

1. Manajemen Kebidanan Komunitas Pada Pentingnya Imunisasi


Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan
yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. (Karwati, 2011).

27
Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan meliputi :
a. Bidan bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan praktiknya.
b. Menghargai wanita sebagai individu dan melayaninya dengan rasa hormat.
c. Menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang up to date.
d. Mengutamakan keamanan dan kesejahteraan ibu/klien secara menyeluruh.
e. Berupaya untuk mendukung pemahaman ibu tentang kesejahteraan dan
pemberdayaan untuk menyatakan pilihannya (pengambilan keputusan).
(Runjati, 2010).
Imunisasi telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1956 dan mulai
tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan
imunisasi dalam rangka pencegahan penularan penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD31). Sejak dimulainya program imunisasi di Indonesia
pada tahun 1956, saat ini telah dikembangkan tujuh jenis vaksinasi yaitu BCG,
Campak, Polio, DPT, DT, TT, Hep.B.
Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program
pemerintah dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen
internasional Universal Child Immunization  (UCI) pada akhir 1990. Tujuan
program imunisasi dalam komitmen internasional (ultimate goal) adalah
eradikasi polio (ERAPO), eliminasi tetanus neonatorum (ETN), serta reduksi
campak, yang akan dicapai pada tahun 2000. Sedangkan target UCI 80-80-80
merupakan tujuan antara (intermediate goal) berarti cakupan imunisasi untuk
BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis B, harus mencapai 80% baik di tingkat
nasional, provinsi, kabupaten bahkan di setiap desa.
Adapun pertimbangan Imunisasi Komunitas, yaitu :
a. Pada tahap awal mengidentifikasi apakah ibu mengetahui secara umum
manfaat imunisasi terhadap anak – anaknya.
b. Bidan menggunakan seluruh keterampilannya bukan hanya untuk memberi
asuhan tentang imunisasi tetapi juga menjelaskan manfaat serta pentingnya
imunisasi terhadap tubuh seorang anak.

28
c. Mendorong ibu agar membicarakan tentang alasan tidak ingin memberikan
imunisasi kepada anaknya.
d. Jika sudah diberikan pengertian serta pemahaman kepada ibu atau
masyarakat, ibu dapat bertemu dengan bidan dan memberikan imunisasi
kepada anaknya setelah dilakukan pengkajian yang menyeluruh.

2. Manajemen Kebidanan Komunitas Pada Pentingnya Asi Eksklusif


ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi,
yang bersifat alamiah. (Dwi Sunar Prasetyo:2009). ASI  Eksklusif menurut
WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu
formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain yang diberikan
saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.
ASI eksklusif  adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan
cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa
tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat (Roesli, 2000).
Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan
tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan
dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi
mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan
sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2011). Jadi, yang dikatakan ASI
Eksklusif yaitu bayi hanya diberikan ASI saja selama 6 bulan tanpa
memberikan tambahan zat lain baik padat maupun cair.
Manfaat ASI Eksklusif sangat banyak baik bagi untuk si bayi maupun
si ibu diantaranya:
1. Asi merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mudah dicerna dan
diserap.
2. ASI menyempurnakan pertumbuhan bayi sehingga menjadikan bayi sehat
dan cerdas.

29
3. ASI memberikan perlindunganterhadap berbagai penyakit terutama
infeksi.
4. Memperindah kulit, dan gigi serta bentuk rahang.
5. Bayi yang menyusui jarang mengalami diare akibat alergi.
6. Dapat menurunkan berat badan ibu.
7. Membantu meningkatkan kontraksi rahim.
8. Menurunkan resiko ibu mengalami depresi postpartum.
9. Mencegah kehamilan.

3. Manajemen Kebidanan Komunitas Pada Pentingnya Keluarga Berencana


Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak,
jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas. Pengaturan kehamilan dilakukan dengan
menggunakan cara, alat, dan obat kontrasepsi. Pelayanan kontrasepsi adalah
pemberian atau pemasangan kontrasepsi maupun tindakan – tindakan lain
yang berkaitan kontrasepsi kepada calon dan peserta Keluarga Berencana
yang dilakukan dalam fasilitas pelayanan KB. Penyelenggaraan pelayanan
kontrasepsi dilakukan dengan cara yang dapat dipertanggung jawabkan dari
segi agama, norma budaya, etika, serta segi kesehatan (Kemenkes RI, 2014).
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang berusia antara 15
sampai 49 yang belum menikah, menikah dan sudah pernah menikah/janda
dan wanita pada usia ini memiliki potensi untuk mempunyai keturunan
(BKKBN, 2012). Pemilihan kontrasepsi pada WUS dibagi menjadi 3 fase.
Fase menunda kehamilan yaitu pada usia kurang dari 20 tahun. Fase
menjarangkan kehamilan yaitu pada usia antara 20 sampai 35 tahun. Fase
tidak hamil lagi yaitu pada WUS dengan usia lebih dari 35 tahun (BKKBN,
2012).

30
Pelayanan kontrasepsi diberikan dengan menggunakan metode
kontrasepsi baik hormonal maupun non hormonal. Menurut jangka waktu
pemakaiannya kontrasepsi dibagi menjadi Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non-MKJP)
(Kemenkes RI, 2014). Jenis – jenis kontrasepsi menurut Affandi dan Albar
(2011):
a. Kontrasepsi non-hormonal, terdiri dari:
1) Kontrasepsi tanpa menggunakan alat/obat yaitu senggama terputus dan
pantang berkala.
2) Kontrasepsi sederhana untuk laki – laki adalah kondom.
3) Kontrasepsi sederhana untuk perempuan yaitu pessarium dan
kontrasepsi dengan obat – obat spermitisida
b. Kontrasepsi hormonal, terdiri dari:
1) Metode hormonal kombinasi (estrogen dan progesteron) yaitu pil
kombinasi dan suntik kombinasi (cyclofem)
2) Metode hormonal progesteron saja yaitu pil progestin (minipil), implan,
suntikan progestin (Depo Medroksiprogesterone Asetat/DMPA).
c. Kontrasepsi mantap terdiri dari tubektomi dan vasektomi.
Kelebihan dan efek samping dari jenis-jenis alat kontrasepsi beragam
diantaranya :

a. Pil KB
Kelebihan :
 Tidak mempengaruhi kesuburan.
 Pil KB dapat mengatasi nyeri haid, mencegah kurang darah dan
mencegah penyakit kanker.
Efek Samping :
 Mual, flek-flek dimasa haid, naik berat badan dan sakit kepala.

31
 Pil KB tidak bisa digunakan pada ibu menyusui karena dapat
memberhentikan pengeluaran ASI.
b. Suntik KB
Kelebihan :
 Suntik KB aman digunakan bagi wanita menyusui setelah 6 minggu
pasca persalinan.
Kekurangan :
 Keluar Flek-flek
 Pendarahan ringan diantara dua masa haid.
 Sakit kepala.
 Naik berat badan.
 Jika berhenti menggunakan, bisa hamil dengan segera.
c. Susuk KB/ Implan
Kelebihan :
 Dapat digunakan setelah 6 minggu pasca persalinan.
Kekurangan :
 Perubahan pola haid.
 Keluar flek-flek.
 Tidak haid.
 Sakit kepala.

d. Kondom
Kelebihan :
 Bisa mencegah kehamilan dan bisa juga mencegah menularnya penyakit
kelamin termasuk infeksi HIV/AIDS.
Kekurangan :
 Bisa menyebabkan alergi

32
 Jika tidak tepat pemakaian kondom bisa lepas dan bisa menyebabkan
kehamilan.
e. IUD
Kelebihan :
 Bisa bertahan 8-10 tahun, namun bisa lepas kapan saja.
 IUD sangat efektif mencegah kehamilan.
Kekurangnya :
 Masa haid berubah lama dan banyak.
 Ada kemungkinan terjadi infeksi panggul.
f. Sistem Kalender KB
Kelebihan :
 Tidak mempengaruhi kesuburan
Kekurangannya :
 Tidak terlalu efektif

B. Tindakan
Melakukan penyuluhan tentang Imunisasi, ASI Eksklusif dan KB pada
minggu ke- 2 dengan metode wawancara dan Tanya jawab. Penyuluhan yang
diberikan berupa :
1. Imunisasi
 Apa itu Imunisasi
 Manfaat dari Imunisasi.
2. Asi Eksklusif
 Definisi Asi Eksklusif
 Manfaat Asi Eksklusif.

3. Keluarga Berencana (KB)


 Definisi KB

33
 Jenis-jenis alat kontrasepsi.
 Kelebihan dan kekurangan KB.

C. Evaluasi
Setelah melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) selama 2 minggu di desa
Tampok Blang Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar pada tanggal 18-30
Januari 2021 setelah melakukan penyuluhan tentang Imunisasi pada setiap anak –
anak usia 0 – 1 th. Dan pentingnya Asi Eksklusif pada ibu PUS dan Ibu yang sedang
menyusui, kemudian penyuluhan tentang keluarga berencana bahwa dapat
disimpulkan :
1. Imunisasi
 Ibu sudah mengerti apa itu Imunisasi
 Ibu sudah mengetahuiapa manfaat dari Imunisasi kepada anak - anaknya.
 Ibu sudah ingin melakukan Imunisasi.
2. Asi Eksklusif
 Ibu sudah mengerti tentang Asi Eksklusif
 Ibu sudah mengetahui manfaat Asi Eksklusif
 Ibu sudah ingin memberikan Asi
3. Keluarga Berencana (KB)
 Ibu sudah mengerti tentang KB
 Ibu sudah mengetahui manfaat KB
 Ibu sudah ingin memakai KB
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebidanan Komunitas adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga
dan masyarakat.Di dalam konsep tersebut berbagai unsur terdapat didalamnya.Unsur-
unsur tersebut adalah bidang sebagai pelaksana dan teknologi kebidanan serta faktor

34
yang mempengaruhi seperti lingkungan yang masing-masing unsur karakteristik
sendiri.(Nugroho, 2014).
Kegiatan KKL oleh Mahasiswi D – III Kebidanan STIKes Muhammadiyah
Aceh di desa Tampok Blang Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar
dilakukan dua pendekatan yaitu pendekatan keluarga binaan dan pembinaan wilayah
atau masyarakat.
Keluarga binaan di prioritaskan pada keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan terutama dibidang kesehatan ibu dan anak.Setiap kegiatan pembinaan
wilayah (masyarakat) dilakukan melalui pendekatan terhadap kepala desa, sekretaris
desa, aparatur desa, serta masyarakat setempat.
Pelaksanaan praktik belajar lapangan kebidanan komunitas didesa Tampok
Blang, mahasiswa melakukan pendekatan kebidanan melalui :
a. Musyawarah masyarakat desa
b. Pengkajian
c. Analisa data
d. Perumusan masalah
e. Perencanaan
f. Evaluasi
Pelaksanaan, Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa dalam kesehatan ibu dan anak, pribadi/individu, serta lingkungan
sudah meningkat, ini dapat dilihat dari masing-masing kunjungan setiap rumah
masyarakat, kepedulian serta peran aktif masyarakat dalam bidang masyarakat.
Masalah kesehatan masyarakat sudah mulai membaik, yaitu :
1. Ibu dan keluarga sudah mengerti manfaat dan keuntungan dari Imunisasi,
2. Asi Eksklusif dan
3. Juga KB.

B. Saran (untk 3 masalah ditas)

35
Kepada mahasiwa yang melakukan KKL ditahun yang akan datang perlu
ditingkatkan kemampuan kognitif dan psikomotor serta kedisiplinan dalam
memberikan arahan bagi masyarakat, dan penempatannya diharapkan benar-benar
pada situasi dan keadaan masyarakat desa yang dari kualitas kesehatan.
Tokoh masyarakat atau organisasi yang ada di desa serta seluruh masyarakat
agar dapat meningkat atau mengembangkan derajat kesehatan, kebersihan dan
keindahan.Keluaraga yang telah dibina hendaknya terus dilanjutkan pembinaannya
dan kader hendaknya memantau keberhasilan yang telah dicapai sehingga dapat
dipertahankan.
Masyarakat diharapkan mampu mengenal masalah yang akan terjadi, resiko
bagi kesehatan dirinya, keluarga, masyarakat dan warga sekitarnya.Masyarakat
diharapkan mempunyai kemampuan untuk berperan serta dalam kegiatan program
kesehatan baik yang sudah di programkan oleh mahasiswa maupun yang telah
diprogramkan oleh pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA
Notoatmojo, Soekidjo. 2016. Ilmu Prilaku yang menceritakan orang lain. EGC.
Jakarta.

Notoatmojo, Soekidjo. 2016. Ilmu Prilaku. EGC. Jakarta

Notoatmojo, Soekidjo. 2016. Ilmu Prilaku yang menceritakan orang lain. EGC.
Jakarta.

36
37

Anda mungkin juga menyukai