PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan pelayanan kesehatan suatu Negara di tentukan dengan
perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka perinatal,
dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu
Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan, dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal, sebagai upaya-upaya kesehatan yang diselenggarakan
keluarga berencana dengan peraturan kelahiran, nasehat perkawinan dan pengobatan
kemandulan dengan pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan rumah sakit.
(Nugroho, 2014).
Dalam kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan dalam melayani
keluarga dan masyarakat. Bidan dapat berperan sebagai pelaksana, pengelola,
pendidik, dan peneliti. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang merupakan
mata rantai yang sangat penting, karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam
upaya peningkatan sumber daya manusia.(Nugroho, 2014).
Kesempatan partisipasi wanita ialah dinyatakan dalam garis besar haluan
Negara. Wanita memegang peranan khusus dalam kehidupan keluarga terutama
pengembangan anak dan remaja dalam pembangunan, peranan kaum wanita penting
di berbagai kebijaksanaan dari program pembangunan ekonomi secara nyata.(Pinem,
2012).
Sasaran komunitas adalah kelompok ibu (wanita) kaum ibu sesuai dengan
kuadratnya yang mengalami masa hamil, melahirkan, menyusui, nifas, mengasuh dan
mendidik anak. Kebidanan komunitas tidak hanya memandang ibu sebagai manusia
dan kuadratnya. (Norkoosiani, 2012).
Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar dalam melayani keluarga dan
masyarakat didalam konsep tersebut berbagai unsur tercakup didalam unsur-unsur
1
tersebut adalah bidan sebagai pelaksana, pendidik, pengelola dan peneliti.
(Norkoosiani, 2012).
Mahasiswa sebagai calon bidan dalam kebidanan komunitas di desa Tampok
Blang dapat menerapkan ilmu-ilmu yang sudah dipelajari tentang kebidanan
komunitas sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat terutama wanita yang
merupakan sasaran utama dalam kebidanan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas dengan
teknik problem solving dan menerapkan masalah kebidanan komunitas yang
dijumpai setiap masyarakat di Desa Tampok Blang Kecamatan Suka Makmur
Kabupaten Aceh Besar serta penanggulannya.
2. Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengkajian dan pendataan di Desa Tampok Blang
Kabupaten Aceh Besar.
b. Dapat melakukan tabulasi dan merumuskan masalah kebidanan komunitas
yang ada pada Desa Tampok Blang.
c. Dapat melakukan analisa data dan analisa masalah di Desa Tampok Blang.
d. Membantu dan mendorong masyarakat/keluarga ikut berpartisipasi dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan di masyarakat di Desa Tampok Blang.
e. Dapat mengevaluasi hasil penerapan manajemen asuhan kebidanan dengan
hasil yang diharapkan.
C. Manfaat
1. Bagi Kelompok
a. Merupakan kewajiban dan tugas selama KKL dan sebagai alat bantu dalam
menerapkan Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas.
2
b. Dapat menambah wawasan kebidanan komunitas dan melatih penulis
mengaplikasikan kemampuan bertindak secara objektif dan menjadi suatu
pengalaman yang berguna.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai alat untuk mencari solusi bersama masyarakat mengenai permasalahan
kesehatan keluarga dan masyarakat terutama bayi, balita, PUS, WUS, ibu
hamil, menyusui, nifas dan sebagainya.
3. Bagi Instansi
Dengan adanya laporan ini dapat di pergunakan sebagai refensi di perpustakaan
dan laporan tentang kesehatan ibu dan anak di Desa Tampok Blang Kabupaten
Aceh Besar.
D. Metode
Adapun metode yang dipakai dalam mengkaji masalah dengan penanganan
yang ada di dalam konteks pelayanan kesehatan di Desa Tampok Blang Kecamatan
Suka Makmur, adalah :
1. Home visite
2. Observasi
3. Tanya jawab
4. Wawancara
E. Langkah kerja
1. Mendata seluruh masyarakat yang ada di Desa Tampok Blang.
2. Mengkaji dan mentabulasi data yang meliputi
Distribusi jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin
Imunisasi bayi dan balita
3
Jumlah ibu yang menggunakan KB
Gizi bayi dan balita
Jumlah ibu hamil, nifas dan menyusui
Kesehatan lingkungan
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
3. Menurut J.L. gilin dan J.P gilin
Masyarakat adalah sekompok manusia yang terbesar yang mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
C. Ciri-ciri masyarakat
Dari berbagai pengertian tentang masyarakat di atas maka dapat di simpulkan
bahwa masyarakat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Interaksi di antara sesama anggota masyarakat
b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
c. Saling tergantung satu dengan yang lainnya
d. Memiliki adat istiadat kebudayaan tertentu
e. Memiliki indentitas tertentu
f. Memiliki identitas bersama (Achjar 2010).
6
1. Berdasarkan sudut perkembangan
a. Cresive institution
Lembaga masyarakat yang paling prima, merupakan lembaga yang tidak
secara sengaja tumbuh secara adat istiadat masyarakat misalnya yang
menyangkut hak milik, perkawinan. Agama dan sebagainya.
b. Enacted institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan
tertentu, misalnya menyangkut lembaga utang piutang, lembaga kebiasaan-
kebiasaan dalam masyarakat. Pengalaman-pengalaman dalam melaksanakan
kebiasaan-kebiasaan tersebut disistematisasi yang kemudian dituang dalam
lembaga-lembaga yang disahkan dalam Negara.
b. Unsanctioned institution
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat walau
kadang-kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya, misalnya :
kelompok penjahat, pemeras, pelacur, gelandangan dan pemgemis.
7
b. subsidiary institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang
penting Karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentuu saja. Miisalnya
pembentukan panitia rkreasi, pelantikan/wisuda bersama.
b. Restricted Institution
Adalah lembaga-lembaga yang dianut oleh masyarakat tertentu saja.
Misalnya budha banyak dianut oleh Muangthai, Vietnam. Kristen katolik
banyak dianut oleh Itali, Prancis. Islam oleh Araab dan sebagainya.
b. Regulative Institution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat/dat kelakuaan
yang tidak menjadi bagian mutlak pada lembaga itu sendiri. Misalnya
lembaga hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.
(sumber:Effendii, Nasrul, 2002).
8
b. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya [eningkatan pencegahan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pencegahan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak
c. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyedian sanitasi dasar
yang dikembangkan dan di mamfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan
mutu lingkungan hidup.
d. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status social
ekonomi masyarakat.
e. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.
(Nazriah, 2011).
9
BAB III
ASUHAN MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KOMUNITAS
b. Luas
Luas wilayah : 1035 Ha
c. Batas wilayah
Utara : Gampong Tampok Jeurat Raya
Selatan : Gampong Tantuha
Barat : Gampong Lamteh Dayah
Timur : Gampong Seumeureng
e. Jumlah KK
Jumlah KK keseluruhan : 176 KK
10
f. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk : 616 orang
Laki-laki : 309 orang
Perempuan : 307 orang
h. Kebiasaan masyarakat
Memecahkan masalah yang menyangkut lebih dari suatu keluarga yaitu
dimeunasah /dibalai desa melalui metode musyawarah bersama.
11
4. Politik dan Pemerintah
Struktur pemerintah desa Tampok Blang : Geuchiek, Sekretaris Desa,
Bendahara dan Perangkat Desa.
Stuktur organisasi dan kelompok pelayanan masyarakat yaitu PKK,
Pemuda Desa
5. Komunitas
Sumber informasi yang didapatkan masyarakat yaitu : TV, radio,
pengeras suara.
Bahasa yang dominan adalah Bahasa Aceh.
12
Jenis Kelamin dan Penduduk
> 60 Tahun 26 32 58
50 - 60 Tahun 35 29 64 0
36 - 49 Tahun 52 51 103 0
21 - 35 Tahun 72 73 145 0
13 - 20 Tahun 43 53 96 0
6 - 12 Tahun 37 38 75 0
1 - 5 Tahun 39 23 62 0
0 - 1 Tahun 7 6 130
13
0
160 0
0
140
120
100
159 150 0
80 142
60 0
0 75
40 50 39
20
0
1
0
P i a
sd SD A gg jan ah
at at t SM t SM Tin r kol
ta
m m a a an Sa Se
Ta m m ca
da
k Ta Ta ru as lu
m
ti r gu P Be
/ Pe at
olah at Tam
k m
se Ta
ak
Tid
Jumlah Presentasi
Grafik 2. Distribusi Tingkat Pendidikan Penduduk
di Desa Tampok Blang Tahun 2021
14
Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga
4% 3%
20%
15
Mata Pencaharian Kepala Keluarga
13% 3% 2% 2% 1%
Pegawai negri
5% 1%
Pegawai swasta
TNI-POLRI
Pensiunan
Pengrajin
Petani
Pedagang
Buruh
Tidak Bekerja
73%
16
Jumlah Penghasilan Kepala Keluarga
15% 11%
<Rp 500.000
Rp 500.000,-s/d Rp 1.000.000
>Rp 1.000.000
74%
17
Sasaran Kebidanan
Bayi
8% 1% 0% 3% 2% 10% Balita
5% 10% Remaja Awal
Remaja Akhir
Dewasa Awal
13% Dewasa Akhir
Lansia Awal
Lansia Akhir
13% Manula
Bumil
Bulin
Bufas
15% 20% Busui
18
Jumlah Imunisasi Pada Bayi dan Balita
20%
27%
Lengkap
Tidak Lengkap
Belum Lengkap
Tidak imunisasi
17%
36%
19
Jumlah Ibu Hamil
25% 25%
Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3
50%
20
Jumlah Pemberian ASI Eksklusif
15%
40%
ASI eksklusif
ASI tidak eksklusif
Tidak beri ASI
45%
Table.11
Distribusi Akseptor KB di Desa Tampok Blang Tahun 2021
21
Akseptor KB
35
30
25
20
15
10
0
Pil Suntik AKDR Implant MOW MOP Kalender Kondom Tidak KB
Jumlah Presentasi
Diagram 8. Distribusi Akseptor KB
di Desa Tampok Blang Tahun 2021
B. Analisa data
Tingkat pengetahuan masyarakat Desa Tampok Blang khususnya ibu dan
masyarakat terhadap :
1. Imunisasi lengkap kepada anak – anaknya masih belum baik karena masih
banyak ibu atau bapak tidak memberikan imunisasi lengkap terhadap anaknya :
Dari jumlah bayi dan balita 75 orang yang masih jangkauan imunisasi hanya 20
orang yang melakukan imunisasi lengkap, tidak lengkap 27 orang, belum
lengkap 13 orang dan tidak imunisasi 15 orang.
2. Dalam pemberian Asi Eksklusif Ibu – Ibu menyusui Desa Tampok Blang
masih belum mengerti :
Ibu menyusui yang berjumlah 20 orang, 8 orang yang bersedia memberikan
Asi Eksklusif, 9 diantaranya masih tidak eksklusif, dan 3 diantaranya tidak
memberikan Asi.
22
3. Pandangan masyarakat tentang keluarga berencana juga mempengaruhi jumlah
akseptor KB di Desa Tampok Blang. Sehingga dari 67 orang PUS yang
menjadi akseptor KB hanya 48 orang.
C. Perumusan masalah
Data dan analisa yang telah dilakukan, maka didapatkan bahwa permasalahan
yang muncul sebagian besar disebabkan karena kurangnya pengetahuan. Adapun
masalah yang ada di Desa Tampok Blang dalah sebagai berikut :
a. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya Imunisasi terhadap anak – anak.
b. Kurangnya kesadaran Ibu untuk memberikan Asi Eksklusif.
c. Kurangnya pengetahuan PUS tentang keluarga berencana.
D. Prioritas masalah
Prioritas masalah merupakan masalah selanjutnya setelah masalah ditemukan
dan ditentukan keluarga bersama dengan tenaga kesehatan yaitu bidan. Prioritas
disusun karena memungkinkannya menyelesaikan masalah yang ada di Desa Tampok
Blang secara bersama-sama. Oleh karena itu prioritas disusun untuk menentukan
tingkat permasalahan agar penyelesaian lebih terfokus dan sesuai sasaran serta
harapan.
Setelah menentukan masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan
prioritas masalah kesehatan masyarakat, didasarkan pada beberapa kriteria sebagai
berikut:
1. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya imunisasi
2. kurangnya kesadaran Ibu untuk memberikan Asi Eksklusif.
3. Kurangnya pengetahuan PUS tentang Keluarga Berencana
23
1. Imunisasi
a
Sifat masalah 2/3x1 2/3 Ancaman karena dengan
penyakit
Kemungkinan 2/2x2 2 Kemungkinan dapat diubah dengan
pentingnya imunisasi
Potensi 2/3x1 2/3 Cukup karena dapat dicegah dengan
pentingnya imunisasi
Penonjolan 1/2x1 ½ Masalah tidak terlalu berat sehingga
a n
Sifat masalah 2/3x1 2/3 Ancaman karena dengan
ketidaktahuan ibu tentang ASI
Esklusif akan mempengaruhi
tumbuh kembang dan tingkat
kekebalan tubuh bayi
24
Kemungkinan 2/2x2 2 Hanya sebagian, karena susah
Diubah merubah kebiasaan masyarakat
dengan budaya serta kebiasaan
sehari-hari
Jumlah 3 5/6
25
keluarga. Terutama dalam
bidang ksehatan ibu dan anak.
Penonjolan 0/2 x 1 0 Keluarga tidak menyadari
masalah bahwa banyak anak
merupakan masalah
Jumlah 2
26
Eksklusif
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
A. Manajemen Kebidanan Komunitas Pada Ibu Dan Keluarga Tentang
Imunisasi, Asi Eksklusif Dan Keluarga Berencana
27
Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan meliputi :
a. Bidan bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan praktiknya.
b. Menghargai wanita sebagai individu dan melayaninya dengan rasa hormat.
c. Menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang up to date.
d. Mengutamakan keamanan dan kesejahteraan ibu/klien secara menyeluruh.
e. Berupaya untuk mendukung pemahaman ibu tentang kesejahteraan dan
pemberdayaan untuk menyatakan pilihannya (pengambilan keputusan).
(Runjati, 2010).
Imunisasi telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1956 dan mulai
tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan
imunisasi dalam rangka pencegahan penularan penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD31). Sejak dimulainya program imunisasi di Indonesia
pada tahun 1956, saat ini telah dikembangkan tujuh jenis vaksinasi yaitu BCG,
Campak, Polio, DPT, DT, TT, Hep.B.
Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program
pemerintah dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen
internasional Universal Child Immunization (UCI) pada akhir 1990. Tujuan
program imunisasi dalam komitmen internasional (ultimate goal) adalah
eradikasi polio (ERAPO), eliminasi tetanus neonatorum (ETN), serta reduksi
campak, yang akan dicapai pada tahun 2000. Sedangkan target UCI 80-80-80
merupakan tujuan antara (intermediate goal) berarti cakupan imunisasi untuk
BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis B, harus mencapai 80% baik di tingkat
nasional, provinsi, kabupaten bahkan di setiap desa.
Adapun pertimbangan Imunisasi Komunitas, yaitu :
a. Pada tahap awal mengidentifikasi apakah ibu mengetahui secara umum
manfaat imunisasi terhadap anak – anaknya.
b. Bidan menggunakan seluruh keterampilannya bukan hanya untuk memberi
asuhan tentang imunisasi tetapi juga menjelaskan manfaat serta pentingnya
imunisasi terhadap tubuh seorang anak.
28
c. Mendorong ibu agar membicarakan tentang alasan tidak ingin memberikan
imunisasi kepada anaknya.
d. Jika sudah diberikan pengertian serta pemahaman kepada ibu atau
masyarakat, ibu dapat bertemu dengan bidan dan memberikan imunisasi
kepada anaknya setelah dilakukan pengkajian yang menyeluruh.
29
3. ASI memberikan perlindunganterhadap berbagai penyakit terutama
infeksi.
4. Memperindah kulit, dan gigi serta bentuk rahang.
5. Bayi yang menyusui jarang mengalami diare akibat alergi.
6. Dapat menurunkan berat badan ibu.
7. Membantu meningkatkan kontraksi rahim.
8. Menurunkan resiko ibu mengalami depresi postpartum.
9. Mencegah kehamilan.
30
Pelayanan kontrasepsi diberikan dengan menggunakan metode
kontrasepsi baik hormonal maupun non hormonal. Menurut jangka waktu
pemakaiannya kontrasepsi dibagi menjadi Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non-MKJP)
(Kemenkes RI, 2014). Jenis – jenis kontrasepsi menurut Affandi dan Albar
(2011):
a. Kontrasepsi non-hormonal, terdiri dari:
1) Kontrasepsi tanpa menggunakan alat/obat yaitu senggama terputus dan
pantang berkala.
2) Kontrasepsi sederhana untuk laki – laki adalah kondom.
3) Kontrasepsi sederhana untuk perempuan yaitu pessarium dan
kontrasepsi dengan obat – obat spermitisida
b. Kontrasepsi hormonal, terdiri dari:
1) Metode hormonal kombinasi (estrogen dan progesteron) yaitu pil
kombinasi dan suntik kombinasi (cyclofem)
2) Metode hormonal progesteron saja yaitu pil progestin (minipil), implan,
suntikan progestin (Depo Medroksiprogesterone Asetat/DMPA).
c. Kontrasepsi mantap terdiri dari tubektomi dan vasektomi.
Kelebihan dan efek samping dari jenis-jenis alat kontrasepsi beragam
diantaranya :
a. Pil KB
Kelebihan :
Tidak mempengaruhi kesuburan.
Pil KB dapat mengatasi nyeri haid, mencegah kurang darah dan
mencegah penyakit kanker.
Efek Samping :
Mual, flek-flek dimasa haid, naik berat badan dan sakit kepala.
31
Pil KB tidak bisa digunakan pada ibu menyusui karena dapat
memberhentikan pengeluaran ASI.
b. Suntik KB
Kelebihan :
Suntik KB aman digunakan bagi wanita menyusui setelah 6 minggu
pasca persalinan.
Kekurangan :
Keluar Flek-flek
Pendarahan ringan diantara dua masa haid.
Sakit kepala.
Naik berat badan.
Jika berhenti menggunakan, bisa hamil dengan segera.
c. Susuk KB/ Implan
Kelebihan :
Dapat digunakan setelah 6 minggu pasca persalinan.
Kekurangan :
Perubahan pola haid.
Keluar flek-flek.
Tidak haid.
Sakit kepala.
d. Kondom
Kelebihan :
Bisa mencegah kehamilan dan bisa juga mencegah menularnya penyakit
kelamin termasuk infeksi HIV/AIDS.
Kekurangan :
Bisa menyebabkan alergi
32
Jika tidak tepat pemakaian kondom bisa lepas dan bisa menyebabkan
kehamilan.
e. IUD
Kelebihan :
Bisa bertahan 8-10 tahun, namun bisa lepas kapan saja.
IUD sangat efektif mencegah kehamilan.
Kekurangnya :
Masa haid berubah lama dan banyak.
Ada kemungkinan terjadi infeksi panggul.
f. Sistem Kalender KB
Kelebihan :
Tidak mempengaruhi kesuburan
Kekurangannya :
Tidak terlalu efektif
B. Tindakan
Melakukan penyuluhan tentang Imunisasi, ASI Eksklusif dan KB pada
minggu ke- 2 dengan metode wawancara dan Tanya jawab. Penyuluhan yang
diberikan berupa :
1. Imunisasi
Apa itu Imunisasi
Manfaat dari Imunisasi.
2. Asi Eksklusif
Definisi Asi Eksklusif
Manfaat Asi Eksklusif.
33
Jenis-jenis alat kontrasepsi.
Kelebihan dan kekurangan KB.
C. Evaluasi
Setelah melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) selama 2 minggu di desa
Tampok Blang Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar pada tanggal 18-30
Januari 2021 setelah melakukan penyuluhan tentang Imunisasi pada setiap anak –
anak usia 0 – 1 th. Dan pentingnya Asi Eksklusif pada ibu PUS dan Ibu yang sedang
menyusui, kemudian penyuluhan tentang keluarga berencana bahwa dapat
disimpulkan :
1. Imunisasi
Ibu sudah mengerti apa itu Imunisasi
Ibu sudah mengetahuiapa manfaat dari Imunisasi kepada anak - anaknya.
Ibu sudah ingin melakukan Imunisasi.
2. Asi Eksklusif
Ibu sudah mengerti tentang Asi Eksklusif
Ibu sudah mengetahui manfaat Asi Eksklusif
Ibu sudah ingin memberikan Asi
3. Keluarga Berencana (KB)
Ibu sudah mengerti tentang KB
Ibu sudah mengetahui manfaat KB
Ibu sudah ingin memakai KB
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebidanan Komunitas adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga
dan masyarakat.Di dalam konsep tersebut berbagai unsur terdapat didalamnya.Unsur-
unsur tersebut adalah bidang sebagai pelaksana dan teknologi kebidanan serta faktor
34
yang mempengaruhi seperti lingkungan yang masing-masing unsur karakteristik
sendiri.(Nugroho, 2014).
Kegiatan KKL oleh Mahasiswi D – III Kebidanan STIKes Muhammadiyah
Aceh di desa Tampok Blang Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar
dilakukan dua pendekatan yaitu pendekatan keluarga binaan dan pembinaan wilayah
atau masyarakat.
Keluarga binaan di prioritaskan pada keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan terutama dibidang kesehatan ibu dan anak.Setiap kegiatan pembinaan
wilayah (masyarakat) dilakukan melalui pendekatan terhadap kepala desa, sekretaris
desa, aparatur desa, serta masyarakat setempat.
Pelaksanaan praktik belajar lapangan kebidanan komunitas didesa Tampok
Blang, mahasiswa melakukan pendekatan kebidanan melalui :
a. Musyawarah masyarakat desa
b. Pengkajian
c. Analisa data
d. Perumusan masalah
e. Perencanaan
f. Evaluasi
Pelaksanaan, Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa dalam kesehatan ibu dan anak, pribadi/individu, serta lingkungan
sudah meningkat, ini dapat dilihat dari masing-masing kunjungan setiap rumah
masyarakat, kepedulian serta peran aktif masyarakat dalam bidang masyarakat.
Masalah kesehatan masyarakat sudah mulai membaik, yaitu :
1. Ibu dan keluarga sudah mengerti manfaat dan keuntungan dari Imunisasi,
2. Asi Eksklusif dan
3. Juga KB.
35
Kepada mahasiwa yang melakukan KKL ditahun yang akan datang perlu
ditingkatkan kemampuan kognitif dan psikomotor serta kedisiplinan dalam
memberikan arahan bagi masyarakat, dan penempatannya diharapkan benar-benar
pada situasi dan keadaan masyarakat desa yang dari kualitas kesehatan.
Tokoh masyarakat atau organisasi yang ada di desa serta seluruh masyarakat
agar dapat meningkat atau mengembangkan derajat kesehatan, kebersihan dan
keindahan.Keluaraga yang telah dibina hendaknya terus dilanjutkan pembinaannya
dan kader hendaknya memantau keberhasilan yang telah dicapai sehingga dapat
dipertahankan.
Masyarakat diharapkan mampu mengenal masalah yang akan terjadi, resiko
bagi kesehatan dirinya, keluarga, masyarakat dan warga sekitarnya.Masyarakat
diharapkan mempunyai kemampuan untuk berperan serta dalam kegiatan program
kesehatan baik yang sudah di programkan oleh mahasiswa maupun yang telah
diprogramkan oleh pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmojo, Soekidjo. 2016. Ilmu Prilaku yang menceritakan orang lain. EGC.
Jakarta.
Notoatmojo, Soekidjo. 2016. Ilmu Prilaku yang menceritakan orang lain. EGC.
Jakarta.
36
37