Dosen Pembimbing :
Penanggung Jawab :
Angota :
Putria Damayanti
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah S.W.T, karena atas karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
tugas Laporan Keperawatan Komunitas dengan judul, UNIT KESEHATAN KELUARGA
(UKK). Dan Alhamdulillah tugas ini selesai tepat pada waktunya.Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Dosen pembimbing Ns. Alfianur, S.Kep, M.Kep yang telah memberi arahan untuk
membuat tugas ini yang mana secara tidak langsung memberi pengetahuan lebih mendalam
kepada penulis.
Penulis menyadari segala bentuk kekurangan dalam tulisan ini, maka dari itu penulis
menerima saran dan masukan yang positif hingga memberikan motivasi bagi penulis untuk
menyempurnakan tulisan selanjutnya.
Penulis
Kelompok UKK
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Defenis
2. Peran Perawat Komunitas
1) Peran sebagai pelaksanan kesehatan
2) Peran sebagai pendidik
3) Peran sebagai administrator
4) Peran sebagai konsellor
5) Perean sebagai peneliti
Peran Manajerial
1) Perencanaan
2) Organisasi
3) Penggerakkan
4) Pengawasan dan pendidikan
5) Penilaian
3. Fungsi Keperawatan Komunitas
A. Fungsi independen
B. Fungsi dependen
C. Fungsi interdependen
C. Diagnosis Keperawatan
F. Intervensi
G. Implementasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Definisi
Definisi komunitas
Para ahli mendefinisikan komunitas dari berbagai sudut pandang, yaitu
sebagai berikut :
1. Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah
tertentu, memiliki nilai-nilai keakinan dan minat yang relatif sama, serta
berinteraksi satu sama lain dengan mencapai tujuan.
2. WHO tahun 1974 mendefinisikan komunitas sebagai suatu kelompok
sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan
minat yang sama, sertaada rasa saling mengenal dan interaksi antara
anggota masyarakat yang stu dan yang lainnya.
3. Spradley (1985), komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling
bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.
4. Koentjaradiningrat (1990), komunitas sebagai suatu kesatuan hidup
manusia yang menempati suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh rasa identitas suatu komunitas.
5. Sounders (1991), komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang-orang
atau sitem sosial.
Peran perawat komunitas pada individu atau keluarga adalah sebagai berikut.
1. Peran sebagai pelaksana kesehatan
Peran ini meliputi seluruh kegiatan / upaya pelayanan kesehatan masyarakat
dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui ker ja sama dengan
timkesehatan lain, sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan
kesehatan.
Peran sebagai pelaksana dapat berupa clinical nurse specialist (CNS) dan
family nurse practitioner (FNS).CNS atau perawat spesialis klinik
memberikan pelayanan pada tingkat individu, keluarga dan kelompok, dan
bentuk tanggung jawab pada peran ini adalah melalui upaya promotif dan
preventif dalam kaitannya untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Perawat spesialis klinik memberikan perawatan kesehatan pada klien,
biasanya di unit rawat jalan atau tempat praktik komunitas pada klien dengan
masalah kompleks, dan memberikan perhatian yang lebih pada gejala kondisi
nonpatologis, kenyamanan, dan perawatan komprehensif(roy &
obloy,1979).tujuan dari perawat spesialis klinik adalah untuk menurunkan
jumlah morbiditas, menurunkan infact mortality rate atau angka kematian
bayi, serta mencegah terjadinya gangguan dan kecacatan pada anggota
masyarakat. Sedangkan pelaksanaannya di fokuskan pada identifikasi
masyarakat yang beresiko. Sementara family nurse practitioner memberikan
perawatan ambulasi untuk keluarga. Biasanya berkolaborasi dengan dokter
keluarga. Perawat pada kelompok ini memenuhi kebutuhan perawatan
kesehatan umum, mengatasi masalah kesehatan dengan memberikan
perawatan langsung, dan memberikan bimbingan / konseling pada keluarga
jika dibutuhkan. Tujuan family nurse practitioner adalah untuk peningkatan
kesehatan(promotif). Mencegah terjadinya penyakit(preventif).
Melaksanakan pengelolaan pada penyakit yang bersifat kronis, dan
menghindari adanya pembatasan kecacatan. Bentuk tanggung jawabnya
meliputi pengelolaan masalah kesehtan dan penyakit yang umum terjadi pada
segala usia baik pria maupun wanita. Sedangkan pelaksanaannya dapat berupa
pengkajian fisik, psikologi dan lingkungan, mengkaji status kesehatan dan
resiko terhadap penyakit baik individu/keluarga, mendiagnosis masalah aktual
dan potensial , serta mengambil keputusan untuk memecahkan tindakan
bersama klien dan keluarga. Dalam melaksanakan peran tersebut, perawat
menggunakan pendekatan pemecahan masalah klien melalui proses
keperawatan. Perawat bertindak selaku:
Peran manajerial
Manajemen berarti suatu proses yang merupakan rangkaian dari kegiatan-
kegiatan yang sistematis. Manajemen adalah administrasi untuk mencapai
tujuan. Tugas –tugas manajer antara lain sebagai berikut.
a) Pengambil keputusan
b) Pemikul tanggung jawab
c) Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan
d) Pemikir konseptual
e) Bekerjasama dengan dan melalui orang lain
f) Mediator, politikus, dan diplomat
1) Perencanaan (planning)
Kegiatan yang di lakukan adalah sebagai berikut.
2) Organisasi (Organizing)
Leadership = f (leader,follower,situation)
4) Pengawasan dan Pengendalian (controlling)
5) Penilaian (Evaluating)
1. Fungsi Independen
Fungsi independen perawat adalah fungsi dimana perawat melaksanakan
perannya secara mandiri, tidak tergantung pada orang lain, atau tim kesehatan
lainnya. Perawat harus dapat memberikan bantuan terhadap adanya
penyimpangan atau tidakterpenuhinya kebutuhan dasar manusia baik bio-
psiko-sosio-kultural, maupun spiritual, mulai dari individuyang utuh
mencangkupseluruh siklus kehidupan, sampai pada tingkat masyarakat yang
mencerminkan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat sistem organ
fungsional sampai molekuler, seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis
()pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolitpemenuhan kebutuhan nutrisi,pemenuhan kebutuhan aktivitas dan
istirahat, pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi dan urin), pemenuhan
kebutuhan rasa aman dan nyaman, pemenuhan kebutuhan cinta dan mencintai,
pemenuhan kebutuhan harga diri. Kegiatan ini di lakukan dengan diprakarsai
oleh perawat, dimana perawatbertanggung jawab serta bertanggung gugat atas
rencana dan keputusan tindakannya.
2. Fungsi Dependen
Kegiatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat ats
instruksi dari tim
kesehatan lain atau tindakan pelimpahan tugas yang diberikan,
seperti pelimpahan
dari dokter, ahli gizi, radiologi dag sebagainya.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi Interdependen berupa kerja tim yang bersifat
ketergantumgan, baik dalam keperawatan maupun kesehatan. Fungsi
ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama
tim dalam pembaerian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks.
Keadaan tersebut diatas tidak dapat diatasi haya oleh perawat, tetapai
juga membutuhkan kerja sama dengan timkesehatan lainnya. Pada
kenyataannya, perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya
masih jauh dari harapan yaitu sebagai perawat yang mampu mandiri
dan [profesional dalam tatanan praktik keperawatan secara langsung
di rumah sakitmaupun puskesmas.
Survei Mawas Diri adalah kegiatan perkenalan, pengumpulan, dan pengkajian masalah
kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader setempat di bawah bimbingan petugas kesehatan
atau perawat di desa (Depkes RI, 2007). Tujuan Survei Mawas diri adalah sebagai berikut.
1) Masyarakat mengenal, mengumpulkan data, dan mengkaji masalah kesehatan yang ada di
desa
2) Timbulnya minat dan kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan pentingnya
permasalahan tersebut untuk diatasi
Survey Mawas diri dilaksanakan di desa terpilih dengan memilih lokasi tertentu yang dapat
menggambarkan keadaan desa pada umumnya. SMD dilaksanakan oleh kader masyarakat yang
telah ditunjuk dalam pertemuan tingkat desa. Informasi tentang masalah-masalah kesehatan di
desa dapat diperoleh sebanyak mungkin dari kepala keluarga yang bermukim di lokasi terpilih
tersebut. Waktu pelaksanaan SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuan
desa. Cara pelaksanaan Survei Mawas Diri adalah sebagai berikut.
1) Perawat komunitas dan kader yang ditugaskan untuk melakukan survey mawas diri
meliputi :
2) Penentuan sasaran, baik jumlah KK maupun lokasinya
3) Penentuan jenis informasi masalah kesehatan yang akan dikumpulkan dalam mengenal
masalah kesehatan
4) Penentuan cara memperoleh informasi kesehatan, misalnya apakah akan mempergunakan
cara pengamatan atau wawancara. Cara memperoleh informasi dapat dilakukan dengan
kunjungan dari rumah ke rumah atau melalui pertemuan kelompok sasaran
5) Pembuatan instrument atau alat untuk memperoleh informasi kesehatan. Misalnya dengan
menyusun daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan dipergunakan dalam wawancara atau
membuat daftar hal-hal yang akan dipergunakan dalam pengamatan.
6) Kelompok pelaksanaan SMD dengan bimbingan perawat di desa mengumpulkan
informasi masalah kesehatan sesuai dengan yang direncanaakan
7) Kelompok pelaksanaan SMD dengan bimbingan perawat di desa mengolah informasi
masalah kesehatan yang telah dikumpulkan sehingga dapat diperoleh perumusan masalah
kesehatan dan prioritas masalah kesehatan di wilayahnya.
Pengkajian asauhan keperawatan komunitas terdiri atas dua bagian utama, yaitu inti
komunitas (core) dan delapan subsistem yang melengkapinya. Inti komunitas menjelaskan
kondisi penduduk yang dijabarkan dalam demografi, vital statistic, sejarah komunitas, nilai dan
keyakinan, serta riwayat komunitas, sedangkan delapan subsistem lainnya meliputi lingkingan
fisik, pendidikan, keamanan, dan transportasi, politik dan pemerintah, layanan kesehatan dan
social, komunitas, ekonomi, dan rekreasi.
Komponen lingkungan fisik yang dikaji meliputi lingkungan sekolah dan tempat tinggal
yang mampu mepengaruhi kesehatan, batasan wilayah, luas daerah, denah atau peta wilayah,
iklim, jumlah dan kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan, dan kegiatan penduduk sehari-
hari. Lingkungan fisik juga dapat dikaji melalui wienshield.
Data yang dikaji dari subsistem layanan kesehatan dan sosial meliputi fasilitas di dalam
komunitas dan di luar komunitas. Layanan kesehatan meliputi ketersediaan layanan kesehatan,
bentuk layanan, jenis layanan, sumber daya, karaktersirtik konsumen, statistik, pembayaran,
waktu pelayanan, kemanfaatan, keterjangkuan, keberlangsungan, dan keberterimaan layanan
komunitas. Layanan sosial dapat meliputi layanan konseling, panti wreda bagi lansia, pusat
perbelanjaan, dan lain-lain yang merupakan sistem pendukung bagi komunitas dalam
menyelesaikan masalah kesehatan. Pengkajiaan pelayanan kesehatan dan sosial juga meliputi
kebijakan dari pemerintah setempat terhadap kedua layanan tersebut.
Pada subsistem ekonomi dikaji pendapatan penduduk, rata-rata penghasilan, status
pekerjaan, jenis pekerjaan, sumber penghasilan, jumlah penduduk miskin, keberadaan indrustri,
toko/pusat pembelanjaan, dan tempat komunitas bekerja, dan bantuan dana untuk pemeliharaan
kesehatan. Komponen ini mempermudah komunitas memproleh bahan makanan dan sebagainya.
Sementara itu pada komponen politik dan pemerintah dikaji situasi politik dan
pemerintahan di komunitas, peraturan dan kebijakan pemerintah daerah terkait kesehatan
komunitas, dan adaya program kesehatan yang ditunjukan pada penigkatan kesehatan komunitas
Pengkajian subsistem komunikasi meliputi media informasi yang dimanfaatkan, bagaimana
komunikasi sering dimanfaatkan masyarakat, orang-orang yang berpengaruh, keikutsertaan
dalam pendidikan kesehatan, bagaimana biasanya komunitas memproleh informasi tentang
kesehatan, adakah perkumpulan atau wadah bagi komunitas sebagai sarana untuk mendapatkan
informasi, dari siapa komunitas memproleh banyak informasi tentang kesehatan, dan adakah
sarana komunikasi formal dan informal dalam komunitas.
Komponen pendidikan meliputi status pendidikan masyarakat, ketersediaan dan
keterjangkauan sarana pendidikan, fasilitas pendidikan yang ada di komunitas, jenis pendidikan,
tingkat pendidikan, komunitas yang buta huruf.
Pengkajian subsistem rekreasi diarahkan pada kebiasaan komunitas berekreasi, aktivitas di
luar rumah termasuk dalam mengisi waktu luang dan jenis rekreasi yang dapat dimanfaatkan
oleh komunitas, dan sarana penyaluran bakat komunitas.
55% remaja memiliki kemampuan tentang kesehatan gangguan organ reproduksi remaja
reprosuksi yang masih rendah dan kurangnya kebiasaan perawatan
40,8% remaja meliki pengetahuan terkait kebiasaan organ reproduksi remaja.
hygiene personal kesehatan reproduksi yang masih
rendah
2) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan MMd adalah sebagai berikut :
a. Musyawarah masyarakat desa harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa,
petugas puskesmas, dan sector terkait di kecamatan
b. MMD dilaksanakan dib alai desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa
c. MMD dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan
Rencana kegiatan yang akan dilakukan bersama masyarakat dijabarkan secara operasional dalam
planning of action (POA) yang disusun dan disepakati bersama masyarakat saat MMD atau
lokakarya mini masyarakat.
sehari – hari meningkat dari …% dalam memberikan materi Guru BP Minggu Sekolah Dana sekolah Leaflet,