OLEH:
NIRSAN
P201801043
KENDARI
(2020)
1
KATA PENGANTAR
الصلو له واصحابه اجمعين ٰ والمرسلين وعلى,الحمد هلل ة والسالم على اشرف االنبياء ٰ الذى انعم علينا بنعمة االيمان واالسالم
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah swt. atas berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya yang senantiasa tercurahkan kepada segenap makhluknya di seluruh alam jagat raya ini.
Kita semua menyadari, tanpa Dia kita tiada, tanpa Dia kita bukanlah siapa-siapa dan tanpa Dia kita tidak
dapat berbuat apaapa. Dengan rahmat-Nya kita semua diciptakan, dengan rahmat-Nya kita menjalani
kehidupan dan dengan rahmat-Nya pula kita akan dikembalikan kepada-Nya.
Salawat salam tak lupa penulis haturkan keharibaan beliau Nabi Besar Muhammad SAW.
Seorang sosok manusia paripurna, suri tauladan yang mulia, publik figur yang agung dan pembawa
rahmat bagi segenap alam semesta, pembawa risalah yang tak pernah salah dalam menyampaikan dan
pembawa amat yang tak pernah khianat terhadap tanggung jawab.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Permasalahan ........................................................................ 1
C. Manfaat ………………………............................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 7
B. Saran ..................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan dan praktik
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan
penduduk.
Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran dan fungsi.
Diataranya Peran yang dapat dilaksanakan adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan,
pendidik, koordinator pelayananan kesehatan, pembaharu(innovator), pengorganisasian
pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role model), sebagai fasilitator (tempat
bertanya), dan sebagai pengelola (manager). Selain peran perawat juga memiliki fungsi,
diantaranya adalah fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen. Dengan
tanggung jawab fungsi dan peran tersebut kehadiran perawat diharapkan mampu meningkatkan
status kesehatan masyarakat indonesia.
4
1.2.5 Apa sajakah Fungsi Keperawatan Komunitas ?
1.2.6 Apakah pengertian Komunitas Sebagai Klien serta penatalaksanaannya dalam praktik
keperawatan komunitas ?
1.3 Tujuan
1.3.6 Untuk mengetahui pengertian komunitas sebagai klien serta penatalaksanaanya dalam
praktik keperawatan komunitas.
1.4 Manfaat
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi
Definisi komunitas
Para ahli mendefinisikan komunitas dari berbagai sudut pandang, yaitu sebagai berikut :
1. Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki
nilai-nilai keakinan dan minat yang relatif sama, serta berinteraksi satu sama lain dengan
mencapai tujuan.
2. WHO tahun 1974 mendefinisikan komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang
ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta
ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang stu dan yang
lainnya.
5. Sounders (1991), komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang-orang atau sitem
sosial.
1. Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada individu,
keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan
9
2. American Nursis Association (1973), keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari
praktek kepeawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan
serta memelihara kesehatan penduduk.
4. Ruth B.Freeman (1981), keperawtan komunitas adalah kesatuan yang unik dari
praktik keperawatan dan kesehatan masayarakat yang ditujukan pada pengembanagn serta
peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara
kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus, atau masyarakat.
6. Pradley (1985), Logan dan Dawkin (1987), keperawtan komunitas adalah pelayanan
keperawatan profesional ynag ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal yang melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, jugan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan
8. Menurut IOM (2003), Praktik pelayanan komunitas adalah layanan keperawatan profesional
yang diberikan oleh perawat yang telah memperoleh pendidikan keperawatan komunitas atau
disiplin lain yang berkaitan dan bekerja untuk meningkatkan derajat kesehatan yang berfokus
pada masyarakat
1
0
9. Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang
berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007)
10. Winslow (1920), seorang ahli kesehatan adalah ilmu dan senio mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, serta meningkatkan efisiensi hidup melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat untuk hal-hal berikut ini:
1807 telah melakukan upaya pelatihan dukun bayi dalam praktik persalinan. Upaya ini
dilakukan dalam rangka menurunkan angka kematian bayi dalam praktik persalinan. Upaya
ini dilakukan dalam rangka menurunkan angka kematian bayi (infan mortality rate) yang
tinggi. Namun, upaya ini tidak bertahan lama, akibat langkanya tenaga pelatih kebidanan.
Baru kemudian di tahun 1930, program ini dimulai lagi dengan didaftarkannya
para dukun bayi sebagai penolong dan perawat persalinan.pada tahun
1851 berdiri sekolah dokter jawa oleh dr. Bosch dan dr. Blekker-kepala pelayanan kesehatan
sipil dan militer di indonesia. Sekolah ini dikenal dengan nama STOVIA (SCHOOL Tot
Oplelding van Indiche Arsten) atau sekolah pendidikan dokter pribumi. Pada tahun 1913
didirikan sekolah dokter yang ke-2 di S urabaya dengan nama NIAS ( Nederland Indische
Artsen School). Pada tahun 1927 STOVIA berubah menjadi sekolah kedokteran dan sejak
1
1
berdirinya universitas indonesia tahun 1947, STOVIA berubah menjadi Fakulitas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Pada tahun 1922, penyakit pes masuk ke indonesia dan tahun 1933-1935 penyakit ini menjadi
epidemis di beberapa tempat, terutama dipulau jawa. Pada tahun 1935 dilakukan program
pemberantasan penyakit pes dengan cara melakukan penyemprotan DDT terhadap rumah-
rumah penduduk dan vaksinasi masal. Tercatat sampai pada tahun 1941,15 juta orang telah di
vaksinasi. Pada tahun 1945, hydrich- seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda- melakukan
pengamatan terhadap masalah tingginya angka kematian dan kesakitan di Banyumas purwokerto.
Dari hasil pengamatan dan analisisnya, disimpulkan bahwa tingginya angka kesakitan dan
kematian dikedua daerah tersebut dikarenakan buruknya kondisi sanitasi lingkungan,
masyarakat buang air besar di sembarangan tempat, dan pengguna air minum dari sungai yang
telah tercemar. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa rendahnya sanitasi lingkungan
dikarenakan perilaku penduduk yang kurang baik, sehingga Hydrich memulai upaya kesehatan
masyarakat dengan mengembangkan daerah percontohan, yaitu dengan cara melakukan promosi
mengenai pendidikan kesehatan. Sampai sekarang usaha Hydrich ini dianggap sebagai awal
kesehatan masyarakat di indonesia.
1
2
1. Sumatra utara : indrapura
2. Lampung
5. Yokyakarta : Godean
7. Bali : Kesiman
Kedelapan wilayah tersebut merupakan cikal bakal sistem puskesmas sekarang ini. Pada
bulan november 1967, dilakukan seminar yang membahas dan merumuskan program kesehatan
masyarakat terpadu sesuai dengan kondisi dan kemampuan rakyat indonesia, yaitu mengenai
konsep puskesmas- yang dipaparkan oleh dr. Achmad Dipodilogo- yang mengacu pada konsep
Bandung dan proyek Bekasi. Dalam seminar ini telah disimpulakan dan disepakati mengenai
sistem puskesmas yang terdiri atas tipe A,B, dan C. Akhirnya pada pada tahun 1968 dalam rapat
kerja kesehatan nasional, dicetuskan bahwa puskesmas merupakan suatu sistem pelayanan
kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah ( Departemen Kesehatan )
menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas).
Puskesmas disepakati sebagai suatu unit yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara
terpadu, menyeluruh, dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian
kecamatan di kotamadya atau kabupaten. Sebagai lini terdepan pembangunan kesehatan,
puskesmas diharapkan selalu tegar. Untuk itu, diperkenalkanlah program untuk selalu menguatkan
puskesmas (strengthening puskesmas). Di negara berkembang seperti Indonesia, fasilitas
kesehatan berlandaskan masyarakat disarankan lebih efektif dan penting.
Departemen kesehatan telah membuat usaha intensif untuk membangun puskesmas yang
kemudian dimasukkan ke dalam master plan untuk operasi penguatan pelayanan kesehatan
nasional. Kegiatan pokok dalam program dasar dan utama puskesmas mencakup 18 kegiatan,
yaitu :
3. Gizi
1
3
4. Kesehatan Lingkungan
7. Pengobatan
12. Optometri
Pada tahun1969, sistem puskesmas hanya disepakati dua saja, yaitu puskesmas tipe A
yang dikelola oleh dokter dan puskesmas tipe B yang dikelola oleh seorang paramedis. Dengan
adanya perkembangan tenaga medis, maka pada tahun 1979btidak diadakan perbedaan puskesmas
tipe A atau tipe B- hanya ada satu puskesmas saja, yang dikepalai oleh seorang dokter. Namun,
kebijakan tentang pimpinan puskesmas mulai mengalami perubahan tahun 2000, yaitu puskesmas
tidak harus dipimpin oleh seorang dokter,tapi dapat juga dipimpin oleh Sarjana Kesehatan
Masyarakat. Hal ini tentunya diharapkan dapat membawa perubahan yang positif,dimana tenaga
medis lebih diarahkan pada pelayanan langsung pada klien dan tidak disibukkan dengan urusan
administratif/manajerial, sehingga mutu pelayanan dapat ditingkatkan. Di provinsi Jawa Timur
misalnya, sudah dijumpai kepala puskesmas dari lulusan sarjana kesehatan masyarakat seperti di
kabupaten Gresik, Bojonegoro, dan lain sebagainya. Pada tahun 1979 dikembangkan satu
peranti manajerial guna penilaian puskesmas, yaitu stratifikasi puskesmas,sehingga dibedakan
adanya :
1
4
1. Strata 1, puskesmas dengan prestasi sangat baik
Peranti manajerial puskesmas yang lain berupa microplanning untuk perencanaan dan
lokakrya mini untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim. Pada tahun
1984, tanggung jawab puskesmas ditingkatkan lagi dengan berkembangnya program
paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana (posyandu) yang mencakup kesehatan ibu
dan anak, keluarga berencana, gizi, penanggulangan penyakit diare, dan imunisasi.
Sampai dengan tahun 2002, jumlah puskesmas di Indonesia mencapai 7.309. hal ini
berarti 3,6 puskesmas per 100.000 penduduk atau satu puskesmas melayani sekitar 28.144
penduduk.
Sementara itu, jumlah desa di Indonesia mencapai 70.921 pada tahun 2003, yang berarti
setidaknya satu puskesmas untuk tiap sepuluh desa-dibandingkan dengan rumah sakit
yang harus melayani 28.000 penduduk. Jumlah puskesmas masih teus dikembangkan dan
diatur lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan pelayanan yang prima. Jumlah puskesmas
masih jauh dari memadai, terutama di daerah tepencil. Diluar jawa dan sumatra,
puskesmas harus menangani wilayah yang uas,( terkadang beberapa kali lebih luas dari satu
kabupaten di Jawa) dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit. Sebuah puskesmas terkadang
hanya melayani 10.000 penduduk. Selain itu, bagi sebagian penduduk puskesmas terlalu jauh
untuk dicapai.
TujuanUmum
Tujuan Khusus
1
5
b. Meningkatkannya kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju
keadaan sehat optimal.
Sebelum membahas tentag model-model konseptual dalam keperawatan komunitas, maka disini
penulis ingin mencoba untuk menguraikan secara singkat tentang apa itu model dan model praktek
keperawatan.
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktek yang bermmutu yang mewakili
sesuatu yang nyata. Model keperawatan adalah aplikasi dari struktur keperwatan itu sendiri yang
memungkinkan seorang perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja.
Model praktek keperawatan didasarkan isi dari sebuah teori dan konsep praktek, sedangkan teori
dan konsep mencerminkan philosofi, nilai dan keyakinan tentang manusia. Ada tiga komponen dasar
dari praktek yaitu :
Keyakinan dan nilai sebuah model praktek merupakan dasar dari dari seluruh model-modelyang
akan dibangun dan akan mempengaruhi praktek.
1
7
2) Tujuan praktek
Yaitun tujuan praktisi apa yang ingin dicapai untuk memberikan pelayanan berdasarkan
kebutuhan klien
Pengetahuan dan keterampilan merupakan hal yang ingin dibutuhkan seorang praktisi untuk
mengembangkan upaya pencapaian tujuan.
Keperawatan sebagi profesi terdiri dari komponen disiplin dan praktik. Sebagai disiplin,
keperawatan memiliki dan menghasilkan ilmu pengetahuan yang memperkaya “body of
knowledge” keperawatan untuk memastikan ketepatan penerapannya dalam praktik. Perkembangan
pengetahuan pada ilmu keperawatan telah mengikuti pola hirarki structural pengetahuan yang
berkembang dari paradigma tunggal menjadi beberapa model konseptual yang kemudian tiap model
diuji untuk mengetahui efektifitasnya dalam asuhan keperawatan.
Paradigma keperawatan terdiri dari empat konsep sentral yaitu manusia, lingkungan,
kesehatan,dan intervensi kepetrawatan yang menjadi fokus pengembangan model konseptual dan
teori keperawatan. Pengembangan konsep dan teori keperawatan dalam disiplin keperawatan
diperlukan untuk menghindarkan pendekatan yang tidak tepat dalam mengatasi masalah
keperawatan yang timbul dengan pendekatan ilmiah.
Dalam disiplin keperawatan, klien sebagaii target pelayanan bisa sebagai individu, keluarga,
kelopok atau komunitas. Dalam kesempatan ini akan diuraikan konsep model keperawatan keluarga
menurut friedman (1998) dan beberapa konsep model keperawatan yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga. Model –model keperawatan ini diuraikan
berdasarkan empat konsep utama yaitu manusia, masyarakat/ lingkungan, kesehatan dan
keperawatan, klien, peran ners, sumber masalah, fokus intervensi, dan cara intervensi.
Berikut disajikan secara singkat lima konseptual model keperawatan yang dapat diaplikasikan
pada keperawatan keluarga yaitu:
1. Friedman model
1
8
Friedman mengemukakan bahwa proses keperawatan keluarga relatife berbeda dengan proses
keperwatan individu, dimana perawat mengkonseptualisasikan keluarga sebagai unit pelayanan
berbagai fokusnya. Dalam praktiknya perawat dirumah akan bekerja sekaligus untuk keluarga dan
anggota keluarga secara individu, hal ini mengandung arti bahwa perawat keluarga akan
menggunakan proses keperawatan pada dua tingkat, yakni tingkat individu dan keluarga, sehingga
pengkajian, diagnose, perencanaan, interfensi dan evaluasi menjadi lebih luas.
1) Manusia
Suatu kesatuanyang di pandang sebagai berfungsinya secara biologis simbolik dan social serta
berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/ perawatan mandiri untuk mempertahankan
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan/ perawatan mandiri terkait dengan
udara, air, makanan, eliminasi, kegiatan, dan istirahat, interaksi social, pencegahan terhadap
bahaya kehidupan, kesejahteraan dan peningkatan manusia.
2) Masyarakat/ lingkungan
3) Sehat/ kesehatan
Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang berkembang secara fisik dan
jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik, interpersonal,dan sosial. Kesejahteraan digunakan
untuk menjelaskan tentang kondisi persepsi individu ternadap keberadaannya. Kesejahteraan
merupakan suatu keadaannya. Kesejateraan merupakan suatu keadan yang dicirikan oleh
pengalaman yang menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagian lain, pengalaman
spiritual,gerakan untuk memenuhi ideal diri dan melalui personalisasi berkesinambungan.
Kesejahteraan berhubungan dengan kesehatan, keberhasilan dalam berusah dan sumber yang
memadai.
4) Perawatatan
Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan sepenuhnya atau sebagian,
ketika mereka tidak lagi mampu merawat dirinya,keperawatan merupakan tindakan yang
1
9
dilakukan dengan sengaja, suatu fungsi yang dilakukan perawat karena memiliki kecerdasan serta
tindakan yang memuluhkan kondisi secara manusiawi.
2) Klien : suatu kesatuan yang berfungsi secara biologic,simbolik dan social serta berininisiasi
dan melakukan kegiatan asuhan/ perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan kesejahterahaan.
1) Manusia
Manusia merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan yang harmoni dan
merupakan satu kesatuan dari variable - variable fisiologis,psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual.
2) Masyarakat /lingkungan
Meliputi semua factor internal dan eksternal atau saling pengaruh dengan sistem sehingga klien
mempertahankan berbagai keseimbangan yang harmonis.
3) Sehat / kesehatan
2
0
Suatu keseimbangan bio-psiko-kultural-spritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel,
normal dan resisten.
4) Keperawatan
2) Klien: merupakan sistem terbuka yang terdiri dari struktur dasar atau titik sentral dari factor
kehidupan, dikelilingi oleh lingkaran yang dibatasi oleh garis pertahanan fleksibel, normal dan
resisten.
3) Peran ners : mengidentifikasi stressor yang meliputi stressor intrapersonal dan ekstrapersonal
dan membantu memperkuat ketiga garis pertahanan
4) Sumber kesulitan masalah : sressor intrapersonal, dan ekstrapersonal yang ada di lingkungan
internal maupun eksternal.
- Promosi untuk gangguan pada garis fleksibel berupa : pendidikan kesehatan dan
mendemontrasikan ketrampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan di rumah.
- Preverensi untuk gangguan pada garis pertahanan normal berupa : deteksi dini gangguan
kesehatan, memberikan zat kekebalan (proteksi)
- Kurasi dan rehabilitasi untuk gangguan pada garis resisten berupa : melakukan prosedur
keperawatan oleh perawat, memberikan konseling penyelesaian masalah, melakukan KLIS /KLP,
melakukan rujukan.
1) Manusia
2
1
Makhluk biopsikososial yang berinteraksi secara konstan dengan lingkungan dan memiliki empat
metode adaptasi : kebutuhan fisiologis, konsep diri fungsi peran dan hubungan interdependen
2) Masyarakat / lingkungan
Semua kondisi lingkungan disekitar yang mempengaruhi perkembangan dan prilaku individu
atau kelompok, masukan ( input ) sebagai sistem terdiri dari factor internal dan eksternal.
3) Sehat / kesehatan
Suatu keadan dan proses menjadi manusia yang holistic dan terintegrasi. Tidak adanya intergrasi
menunjukan tidak adanya kesehatan.
4) Sistem teoritis pengetahuan yang memungkinkan suatu proses analisis dan tindakan
berhubungan dengan asuhan terhadap klien. Sebagai ilmu keperawatan merupakan sistem
pengetahuan yang terus berkembang. Sebagai suatu disipli, body of knowledge digunakan untuk
memberikan pelayanaan yang sesuai pada masyarakat yaitu meningkatkan pengetahuan untuk
mempengaruhi kesehatan secara positif.
1) Tujuan asuhan keperawatan : adaptasi pada empat mode Dalam situasi sehat dan sakit.
2) Klien : suatu kesatuan utuh yang yang memiliki empat mode adaptasi.
3) Peran ners : meningkatkjan prilaku adaptif klien dengan memanipulasi stimulus fokal,
kontektual dan residul.
4) Sumber kesulitan / masalah : kegiatan koping yang tidak adekuat untuk mempertahankan
integritas dalam menghadapi deficit atau kelebihan kebutuhan.
1) Manusia
2
2
Manusia sebagai sistem perilku dengan pola dan sikap tertentu menghubungakan diri dengan
lingkungan. Manusia adalah sistem dari bagian bagian yang terindependen yang membutuhkan
beberapa pengaturan untuk menjaga keseimbangan.
2) Masyarakat / lingkungan
Seluruh factor yang bukan dari sistem prilaku individu tetapi mempengaruhi sistem dan dapat
dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan klien.
3) Sehat / kesehatan
Kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit di pahami dan dinamis yang di pengaruhi oleh factor-
factor bologis,psikologis dan social
4) Keperawatan
Tindakan eksternal untuk memperbaiki prilaku lien ketika klien dalam kondisi stress dengan
menggunakan mekanisasi pengaturan. Aktifitas keperawatan tidak tergantung pada wewenang
medis, tetapi bersifat komplementer (pelengkap)
3) Peran ners sebagai regulator eksternal yang bertindak memulihkan keseimbangan sistem
prilaku.
1. Manusia
2
3
Manusia adalah mahkluk yang tidak terpisah dari latar belakang budaya dan struktur sosialnya.
2. Masyarakat / lingkungan
Merupakan kumpulan individu yang memiliki dimensi konsepp budaya dan struktur social yang
berbeda satu dengan lainya.
3. Sehat / kesehatan
Gangguan akibat stress fisik, genetic dan tubuh bagian dalam. Gangguan penyakit juga
merupakan pengalaman ekstspersonal dan budaya.
4. Keperawatan
Ilmu dan seni humanistis yang dpat di pelajari, berfokus pada prilaku, fungsi dan proses asuhan,
diarahkan untuk meningkatkan dan mempertahankan prilaku sehat atau memulihkan penyakit
yang memiliki maksa fisik, psikokultursl dan social dari dari mereka yang biasanya di bimbang
oleh perawat professional.
2) Klien : yang membutuhkan pelayanaan perawatan tetapi cenderung minta pertolongan orang
orang non professional dan mereka akan mencari pertolongan professional jika keadaan
memburuk atau menghadapi kematian.
3) Peran ners
4) Sumber kesulitan / masalah : kurang pahaman tentang latar belakang budaya dan struktur
social seseorang akan menimbulkan masalahdan konflik budaya.
6) Cara intervensi : membina hubungan saling percaya melalui penghargaan terhadap nilai –
nilai budaya, agama dan social serta mengatasi masalah atau konflik dengan pendekatan budaya
klien.
2
4
7) Konsekuensi Praktik keperawatan transcultural dapat dii terap dan menjadi salah satu yang
penting dan relevan dalam mempertahankan keyakinan dan nilai – nilai budaya orang lain.
Teori – teori ilmu social keluarga berkaitan dengan bagaimana keluarga berfungsi, berintegrasi
dengan lingkungan, berinteraksi diantara keluarga, bagaiman keluarga berubah dari waktu ke
waktu dan bagaimana keluarga berespon terhadap stress. Teori – teori tersebut adalah:
a. Teori sistem
Dalam teori ini keluarga di pandang sebagai sistem terbuka. Bronfrenbenner ( 1979)
menggambarkan keluarga sebagai bagian dari struktur seperti sarang dengan anggota keluarga
secara individu bersarang didalmnya dalam lingkungan social yang meliputi ideology, nilai –
nilai dan institusi social komunitas.
Struktural keluarga menganalisis bagaimana keluarga di susun, dan bagiman unit unit tersebut
saling terkait satu sama yang lain. Sedangkan fungsi fungsi keluarga diartikan sebgai hasil atau
konsekuensi dari struktur keluarg.
Pendekatan interaksi keluarga berasal dari interaksi simbolik yang di terapkan dalam keluarga.
Interaksi keluarga di fokuskan pada cara anggota keluarga berhubungan satu sama lain
Teori peran menghanalisis interaksi dan peran di mana anggota keluarga saling beradapan satu
sama lain dalam berbagai situasi, sedang teori stress keluarga menguraikan bagaiman mengalami
kejadian – kejadian (stressor) dan beradapatasi terhadapa stressor tersebut. Teori konfilik
keluarga menguraikan perubahan social, konflik dan ketidakluwesan
2
5
(Murpihy,1983) atau jawaban bagaimana dan mengapa stabilitas dan instabilitas terjadi, dan
dalam kondisi yang bagaimana ikatan personal yang harmonis bisa terjadi (Sprey,1979)
Teori pembelajaran social diterapkan pada keluarga berorientasi pada bidang akademi(kognitif)
sebagai terapi prilaku keluarga.
Teori ini dikembangkan untuk menangani keluarga-keluarga yang bermasalah sehingga banyak
berorientasi pada patologi. Tujuan dari teori ini adalah menjelaskan disfungsi keluarga dan
menuntun tindakan terapeutik maka selanjutnya dikembangkan terapi klinis terapi modalitas, dan
terapi komplementer.
Dalam melaksanakan asuhan keperawtan keluarga kode etik yang digunakan berpedoman pada kode
etik yang telah ditetapkan pada PPNI melalui munas PPNI IV. Kode etik tersebut perawat perlu
memelihara hubungan yang serasi dengan klien, praktik, masyarakat, teman sejawat, dan profesi.
a. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 32 ayat (2) ditulis bahwa penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan. Ayat (3)
berbunyi pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu keperawatan yang
dapat dipertanggung jawabkan
c. PP no 32 1996, tentang tenaga kesehatan permenkes 920 1986, tentang pelayanan medis
swasta.
Asuhan keperawatan yang diberikan pada komunitas atau kelompok adalah sebagai berikut.
1) Pengkajian
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai berikut
2
6
a) Inti (core), meliputu: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang
beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas
Ø Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan penduduk untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Ø Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang, sehingga
memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
Ø Pelayan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat/ memantau
gangguan yang terjadi.
Ø Sistem komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat dimanfaatkan di
masyarakat tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit.
Misalnya media televisi, radio, koran yang diberikan pada masyarakat.
Ø Rekreasi, apakah terssedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya dapat
dijangkau oleh masyarakat. Rekreasi hendaknya dapat digunakan masyarakat untuk membantu
masyarakat untuk membantu mengurangi stressor.
2) Diagnosis keperawatan
Diagnosis ditegakkan berdasrkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada.
Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen P (problem atau masalah), E (etiology atau
penyebab), dan S (symptom atau manifestasi/data penunjang). Misalnya, resiko tinggi
peningkatan gangguan penyakit kardiovaskuler pada komunitas di RT 01 RW 10 kelurahan
somowinangun sehubungan dengan dengan kurangnya kesadaran masyarakat hidup sehat
ditandai dengan:
2
7
Ø 0,15 ditemukan angka dirawat dengan gangguan kardiovaskular
3) Perencanaan intervensi
Perencanaaan intervensi yang dapat dilakukan dengan diagnosis keperawatan komunitas yang
muncul di atas adalah:
Ø Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi yang beresiko
Ø Lakukan kerja sama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk memperbaiki
lingkungan atau komunitas apabila ditemui ada penyebab stressor
4) Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat:
Ø Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini berperilaku hidup sehat dan
melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
5) Evaluasi/penilaian
2
8
Ø Menilai kemajuan yang dicapai oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan
2
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran dan fungsi.
Diataranya Peran yang dapat dilaksanakan di antaranya adalah sebagai pelaksana pelayanan
keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan kesehatan, pembaharu(innovator),
pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role model), sebagai fasilitator
(tempat bertanya), dan sebagai pengelola (manager). Selain peran perawat juga memiliki
fungsi, diantaranya adalah fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen.
3.2 Saran
33
33
DAFTAR PUSTAKA
34
34
7
7