Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“ TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS ”

OLEH

KELAS B10-A KELOMPOK 1

1. A.A DEWI LESTARI (173222764)


2. A.A ISTRI YUDI MAHARANI (173222765)
3. A.A RAKA PURWANTA (173222767)
4. DESAK GEDE WULANDARI (173222768)
5. HERMINIA CAROLINA NAY (173222775)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah tentang Keperawatan Komunitas II.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

.
Denpasar, 4 Nopember 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 2

1.3 Tujuan..................................................................................................................2

1.4 Manfaat...................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas..........................................................................3

2.2 Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas....................................................4

2.3 Prinsip Pekerawatan Komunitas.................................................................................5

2.4 Paradigma Keperawatan Komunitas..........................................................................5

2.5 Sasaran Keperawatan Komunitas................................................................................7

2.6 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas.................................................................9

2.7 Peran Perawat Komunitas............................................................................................9

2.8 Teori Dan Model Keperawatan Komunitas..............................................................10

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan................................................................................................................. 16

3.2 Saran........................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah keadaan sehat,


baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang optimal bagi setiap individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya
keperawatan komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan
batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun
dkk, 2006).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari
(Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan
dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak melupakan upaya-
upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit
maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011). Dari
penjelasan diatas maka kelompok tertarik membahas mengenai konsep dasar keperawatan
kounitas.
1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah pengertian keperawatan komunitas?

b. Bagaimanakah perkembangan sejarah keperawatan komunitas?


c. Bagaimanakah prinsip keperawatan komunitas?
d. Bagaimanakah teori dan model keperawatan komunitas?
1.3 Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian keperawatan komunitas

1
b. Mengetahui perkembangan sejarah keperawatan komunitas c. Mengetahui prinsip keperawatan kom
d. Megetahui teoridan model keperawatan komunitas
1.4 Manfaat

a. Manfaat Teoritis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai teori dan model keperawatan komunitas.
b. Manfaat Praktis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu
pembelajaran bagi mahasiswa yang nantinya ilmu tersebut dapat dipahami dan
diaplikasikan dalam praktik keperawatan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas


1. Komunitas
a Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai suatu
kelompok sosial yang di tentutkan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan
dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota
masyarakat yang satu dan yang lainnya.
b Menurut Spradley (1985) Harnilawati (2013) komunitas sebagai sekumpulan orang
yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.
c Menurut Sumijatun dkk (2006) dalam Harnilawati (2013) komunitas (community)
adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values),
perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi
yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga.
2. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia (Harnilawati, 2013)
3. Keperawatan Komunitas
a Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas mencakup
perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengindentifikasi masalah
kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum
mereka meminta bantuan kepada orang lain (WHO,1947).
b Kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yag
ditujukan pada pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri
sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok
khusus atau masyarakat (Ruth B. Freeman,1981)

3
c Praktik Keperawatan komunitas (communiy health nursing practice) merupakan
sintesi teori keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk promosi,
pemeliharaan dan perawatan kesehatan populasi melalui pemberian pelayanan
keperawatan pada individu, keluarga dan kelompok yag mempunyai pengaruh
terhadapat kesehatan komunitas (Stanhope dan Lancaster, 2010).
d Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi kesehatan
dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan ilmu
keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada
tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat (Anderson & McFarlane,
2011).
2.2 Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas

Pembagian era sejarah perkembangan keperawatan komunitas


1. Empirical health era (< 1850 )
a. Pendekatan kearah symptom/gejala yg dikeluhkan si sakit, pendidikan,

yankes, penelitian berorientasi pada gejala penyakit


2. Basic science era (1850-1900)

a. Ditemukannya laboratorium, Ilmu kesehatan berkembang ke arah

penyebab terjadinya penyakit yg dapat dibuktikan secara laboratoris.


3. Clinical science era ( 1900-1950)

a. Ilmu kesehatan, bagaimana mendiagnosis, mengobati dan memulihkan

individu yg menderita sakit tertentu/ Patient oriented.


4. Publc health science era (1950-2000)

a. Mulai dikembangkan kesehatan masyarakat (public health), yankes tdk lagi

mengutamakan upaya kuratif tetapi juga memikirkan upaya promotif dan


rehabilitatif.
5. Political health science era (sekarang)

a. Konsep pendekatan terhadap semua penduduk.

b. Masalah yang dihadapi meliputi : environment, health services, behavior dan


herediter.

4
2.3 Prinsip Keperawatan Komunitas

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip,


yaitu :

1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat
dan kerugian (Mubarak, 2009).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007)
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2009).
5. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
(Mubarak, 2009).
2.4 Paradigma Keperawatan Komunitas

Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu


manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai
sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan
masyarakat.

5
a. Individu Sebagai Klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai
klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan
biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus
pelayanan keperawatan yaitu :
1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang

menyangkut kehidupan masyarakat.


2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam
kelompoknya sendiri.
3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita

salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga


tersebut.
c. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh
adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang
kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas
didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif.
Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas,
konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang
mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan

6
keturunan.

7
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik
yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah,
iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit
kulit akibat kesulitan air bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling
berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan
derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai
bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga,
dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses
keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara
komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan
masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia.
Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan
lingkungan spiritual.

2.5 Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,keluarga dan kelompok yang

8
Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari 3 tingkat,
yaitu : a. Tingkat Individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan pada individu yang mempunyai masalah
kesehatan tertentu (misalnya, TBC,Ibu hamil,dll) yang dijumpai di poliklinik,
puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan individu.
b. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarganya yang mempunyai
masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh
mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu, mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan,memberikan perawatan
pada anggota keluarga,menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan
sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas
pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu :
1) Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: Ibu

hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan
neo- natusnya,balita tertentu,penyakit kronis menular yang tidak bisa di intervensi
oleh
program,penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan
kecacatan tertentu.
2) Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki

masalah gizi, seperti anemia gizi berat (hb kurang dari 8 gr%) ataupun kurang
Energi Kronis (KEK),keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti, pendarahan,
infeksi, hipertensi,keluarga dengan balita dengan BGM,keluarga dengan neonates
BBLR,keluarga dengan usia lanjut jompo,atau keluarga dengan kasus percobaan
bubuh diri.
3) Keluarga dengan tindak lanjut perawatan

c. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai
klien 1) Pembinaan kelompok khusus
2) Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah

9
2.6 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas mencangkup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan


baik upaya promotif,preventif,kuratif,rehabilitatih maupun resosialitatif. Upaya promotif
dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat
dengan melakukan kegiatan penyauluhan kesehatan, peningkatan gizi,pemeliharaan
kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur,rekreasi,dan
pendidikan seks.
a. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu,keluarga,kelompok dan masyarakat melalui kegiatan imunisasi,pemeriksaan
kesehatan berkala melalui posyandu,puskesmas,dan kunjungan rumah,pemberian vit
A,iodium,ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan,nifas dan menyusui.
b. Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah
kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah,perawatan orang sakit
sebagai tindak lanjut dari puskesmas atau rumah sakit,perawatan ibu hamil dengan
kondisi patologis,perawatan buah dada,ataupun perawatan tali pusar bayi baru lahir.
c. Upaya rehabilitatif uatau pemulihan terhadap pasien yang dirawat di rumah atau
kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti,TBC,kusta dan cacat
fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta,patah tulang dan lain
sebagainya,kegiatan fisioterapi pada penderita stroke,batuk efektif pada penderita
TBC,dan lain-lain.
d. Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke masyarakat,yang
karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS,kusta,dan
wanita tuna susila.

2.7 Peran Perawat Komunitas

a. Pendidik (Educator)
Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang memungkinkan klien
membuat pilihan dan mempertahankan autonominya. Perawat selalu mengkaji dan
memotivasi belajar klien.

1
b. Advokat
Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.
c. Manajemen Kasus
Perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan pelayanan
kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi, serta meningkatkan kualitas
hidup klien.
d. Kolaborator

Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota
tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.
e. Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat menjadi panutan bagi setiap individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan peran yang diharapkan. Perawat
dituntut berperilaku sehat jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari-hari.
f. Peneliti
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu mengidentifikasi serta
mengembangkan teori-teori keperawatan yang merupakan dasar dari praktik
keperawatan.
g. Pembaharu (Change Agent)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan
pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
2.8 Teori dan Model Keperawatan Komunitas

a. Model Sistem Imogene M.King (1971)


Teori keperawatan model king memahami model konsep dari teori keperawatan
dengan menggunakan psistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan
limgkungan, sehingga King mengemukakan kkonsep kerjanya yang meliputi adanya
system personal, system interpersonal dan system sosial yang saling berhubungan
satu dengan yang lain.
Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana di dalamnya
terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kemban, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari

1
individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu
hubungan antara perawat dan pasien serta huhbungan sosial yang mengandung arti
bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan system sosial sesuai
dengan situasi yang ada. Melalui dasar system tersebut maka king memandang
manusia merupakan individu yang relative yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan
objek.Manusia sebagai makhluk yang beriorentasi terhadap waktu tidak lepas dari
masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yanf akan daatang dan sebagai
mahluk sosial manusia akan hidup bersama dengan orang lain yang akan berinteraksi
satu dengan yang lain.
Tujuan yang ingin dicapai dari teori king (1971, 1981, 1987) berfokus pada interaksi
tiga system : Sistem personal, system interpersonal antara perawat dan klien
merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, dimana proses interpersonal
dinamis yang ditampilkan oleh perawat dank lien di pengaruhi oleh perilaku satu
dengan yang lain, demikian juga oleh system asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan
perawat adalah memanmfaatkan komunikasi untuk membantu kklien dalam
menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan
b. Model Adaptasi C.Roy (1976)
Aplikasi dari model adaptasi pada keperawatan komunikasi tujuannya adalah untuk
mempertahankan perilaku adaptif dan merubah perilaku maladaptive pada komunitas.
Adapun upaya pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah untuk meningkatkan
kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif.
Menurut Roy elemen dari proses keperawatan meliputi pengkajian tingkat pertama dan
kedua, diagnosa keperawatan, penentuan tujuan, intervensi dan evaluasi.
Fokus dari model ini adalah adaptasi dan tujuan pengkajian adalah mengidentifikasi
tingkah laku yang actual dan potensial apakah memperlihatkan maladaptive dan
mengidentifikasi stimulus atau penyebab perilaku maladaptif. Empat model adaptasi
dapat digunakan sebagai dasar kerangka kerja untuk pedoman pengkajian. Mode ini
juga meliputi psikologis, konsep diri, fungsi peran dan model interdependensi.

1
c. Model “Self Care” D.E Orem (1971)
Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah : “Suatu pelaksanaan kegiatan
yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan
guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai keadaan, baik
sehat maupun sakit” (Orem,1980)
Keyakinan Orem’s tentang empat konsep utama keperawatan adalah:
1) Klien : Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/trauma atau
coping dan efeknya.
2) Sehat : Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care yang

berperan untuk mempertahankan ndan meningkatkan integritas structural fungsi dan


perkembangan
3) Lingkungan : Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan

self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik


4) Keperawatan : Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup integritas structural, fungsi dan
perkembangan berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem
mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan.
Tujuan
Tujuan keperawatan pada model Orem secara umum adalah :

1) Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini

berarti menghilangkan self care deficit.


2) Memungkinkan klien meningkaatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self

care
3) Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan

depenent (dependent care) jika self carae tidak memungkinkan, oleh karena self
care deficit apapun dihilangkan.

1
4) Jika ketiganya diatas tidak ada yang tercapai, perawat secara langsung dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien

Tujuan keperawatan pada model Orem yang diterapkan kedalam praktek


keperawatan keluarga/komunitas adalah:

1) Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara
therpeutik
2) Menolong klien bergerak kearah tindakan-tindakan asuhan mandiri

3) Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang


mengalami gangguan secara kompoten.

Dengan demikian maka focus asuhan keperawatan pada model Orem yang
diterapkan pada praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah:

1) Aspek Interpersonal : Hubungan didalam keluarga

2) Aspek sosial : Hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.

3) Aspek Prosedural : Melatih keterampilan dasar keluarga sehingga mampu

mengantisipasi perubahan yang terjadi


4) Aspek Tehnis : Mengerjakan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang

dilakukan dirumah misalnya melakukan tindakan kompres secara benar


d. Model “Health carae System” B. Neuman (1972)
Model konsepsual dari Neuman memberi penekanan pada penurunan stress dengan
memperkuat garis pertahanan diri baik yang bersifat fleksibel, normal maupun yang
resisten. Intervensi ini diarahkan pada ketiga garis pertahanan tersebut yang terkait
dengan tiga level prevensi. Model ini menganalisa interaksi dari empat variable yang
menunjang komunitas, yaitu fisiologis, Psikologis, Sosial cultural, dan perkembangan
spiritual, adapun tujuan keperawatan adalah stabilitas klien dan keluarga dalam
lingkungan yang dinamis.
Asumsi yang dikemukakan oleh Neuman berdasarkan empat konsep utama dari
paradigma keperawatan yang terkait dengan keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut:

1
1) Manusia : Merupakan suatu system terbuka, yang selalu mencari keseimbangan
dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel-variabel fisiologis,
psikologis, sosiokultural, dan perkembangan spiritual.
2) Lingkungan : Meliputi semua factor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar atau system klien
3) Kesehatan : Kemampuan komunitas mempertahankan keseimbangan terhadap
stresor yang ada dan mempertahankan keharmonisan antara bagian dan subbagian
keseluruhan komunitas. Model ini pun menjelaskan bahwa sehat merupakan
respons sistem terhadap stresor dilihat dalam satu lingkaran konsentris core (inti)
dengan tiga garis pertahanan, yaitu fleksibel, normal, dan resisten, dengan lima
variabel yang saling memengaruhi, yaitu fisiologi, psikologi, sosiobudaya,
spiritual dan perkembangan.
4) Keperawatan : Model ini menjelaskan bahwa keperawatan memperhatikan
manusia secara utuh untuk mempertahankan semua variabel yang memengaruhi
respons klien terhadap stresor. Melalui penggunaan model keperawatan ini,
diharapkan dapat membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan
mempertahankan level maksimum dari total wellness. Perawat membantu
komunitas menjaga kestabilan dengan lingkungannya dengan melakukan prevensi
primer untuk garis pertahanan fleksibel, prevensi sekunder untuk garis pertahanan
normal, dan prevensi tersier untuk garis pertahanan resisten. Pelayanan
keperawatan juga disesuaikan dengan kondisi yang dialami komunitasnya. Contoh,
jika stresor ada di lingkungan klien, yaitu menembus garis pertahanan fleksibel,
maka yang dilakukan perawat adalah melakukan prevensi primer (tingkat
pencegahan primer), seperti mengkaji faktor-faktor risiko, memberi pendidikan
kesehatan atau membantu klien sesuai dengan kebutuhannya. Jika stresor telah
menembus garis pertahanan normal, maka yang dilakukan perawat adalah
melakukan prevensi sekunder, seperti melakukan deteksi dini, menentukan sifat
dari proses penyakit dan memberikan pelayanan keperawatan segera. Jika stresor
telah mengganggu garis pertahanan resisten, maka upaya prevensi tersier dapat

Anda mungkin juga menyukai