Anda di halaman 1dari 37

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan kesehatan adalah sebagai suatu lapangan khusus di bidang

kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan keteramilan organisasi

diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota profesi

kesehatan lain dan kepada tenaga social demi untuk memelihara kesehatan

masyarakat (Ruth B. Freeman, 1961). Oleh karenanya perawatan kesehatan

masyarakat ditujukkan kepada individu, keluarga, kelompok yang mempengaruhi

kesehatatan keseluruhan penduduk, meliputi: peningkatan kesehatan,

pemeliharaaan kesehatan, penyuluhan kesehata, koordinasi dan pelayanan

keperawatan berkelanjutan dipergunakan sebagai suatu pendekatan komprehensif.

Selain itu komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan,

yang bertujuan mencapai kesehatan komunitas sebagai suatu peningkatan

kesehatan dan kerjasama sebagai suatu mekanisme untuk mempermudah

pencapaian tujuan yang berarti masyarakat atau komunis dilibatjan secara aktif

untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam pelaksanaanya “Nursing Process Community” di upayakan dakat

dengan masyarakat, sehigga strategi pelayanan kesehatan utama merupakan

pendekatan yang juga menjadi acuan. Artinya upaya pelayanan atau asuhan yang

diberikan merupakan upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan komunitas dan

secara universal upaya tersebut mudah di jangkau. Dengan demikian didalam

keperawatan komunitas penggunaan tehnologi tepat guna sangat ditekankan.

Contoh: seorang perawat community dapat menstimulus pada masyarakat diwilayah


binaannya apabila bisa memilih alat edukatif sederhana yang tersedia di wilayah

tersebut.

Peran serta komunitas tersebut diartikan sebagai suatu proses dimana:

individu. Keluarga daan komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya

berdasarkan atas kebersamaan dan kemandirian. Banuan yang diberikan karena

ketidakmampuan, ketidaktahuan, dan ketidakmauan dengan menggunakan potensi

lingkungan untuk memandirikan masyarakat, sehingga pengembangan wilayah

setempat merupakan bentuk pengorganisasian yang tepat digunakan. Didalam

praktek keperawatan komunitas pendekatan ilmiah yang digunakan adalah proses

keperawatan komunis yang terdiri dari empat tahap yaitu: assement (pengkajian),

planning (perencanaan), implementasi (pelaksanaan), dan evaluating (evaluasi).

Intervensi keperawatan yang dilakukan haruslah dapat dilakukan oleh perawatan

secara mandiri, maupun dengan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain melalui

lintas program dan lintas sektoral.

Namun demikian pada kenyataanya belum semua tenaga keperawatan

komunitas mampu memberikan pelayanan sesuai konsep, hal ini dapat disebabkan

pemahaman yang belum sama tentang konsep dasar keperawatan komunitas dan

perannnya dalam keperawatan komunitas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan definisi dari komunitas dan keperawatan komunitas?

2. Sebutkan fungsi, tujuan, sasaran, dan strategi intervensi keperawatan

komunitas!

3. Sebutkan prinsip, falsafah, peran dan etika keperawatan komunitas!


4. Jelaskan perbedaan pelayanan keperawatan di klinik (rumah sakit) dengan

keperawatan di komunitas, higene perusahaan dan kesehatan kerja dengan

kesehatan masyarakat!

5. Sebutkan tingkat pencegahan dalam keperawatan komunitas!

6. Sebutkan asumsi dasar dan keyakinan dalam keperawtan komunitas!

1.3 Tujuan

1. Mendeskripsikan definisi dari komunitas dan keperawatan komunitas.

2. Mendeskripsikan fungsi, tujuan, sasaran, dan strategi intervensi keperawatan

komunitas.

3. Mendeskripsikan prinsip, falsafah, peran dan etika keperawatan komunitas

4. Mendeskripsikan perbedaan pelayanan keperawatan di klinik (rumah sakit)

dengan keperawatan di komunitas, higene perusahaan dan kesehatan kerja

dengan kesehatan masyarakat.

5. Mendeskripsikan tingkat pencegahan dalam keperawatan komunitas.

6. Mendeskripsikan asumsi dasar dan keyakinan dalam keperawatan komunitas.


BAB 2

PEMBAHASAN

1.1 Definisi

1.1.1 Definisi komunitas

Para ahli mendefinisikan komunitas dari berbagai sudut pandang

sebagaimana berikut:

 WHO (World Health Organisatiton) 1974: komunitas sebagai kelompok social

yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat

yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara anggota

masyarakat yang satu dan yang lainnya.

 Spradley (1985) mendefinisikan komunitas adalah sebagai sekumpulan orang

yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.

 Koentjaraningrat (1990) mendifinisikan komunitas adalah sebagai suatu

kesatuan hidup manusia, yang menempati suatu wilayah nyata dan yang

berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat serta terikat oleh suatu rasa

identitas suatu komunitas.

 Sounders (1991) mendefinisikan komunitas adalah sebagai suatu tempat atau

kumpulan orang-orang atau sistem sosial. Dengan demikian dapat

disimpilkan bahwa komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada

wilayah tertentu, memiliki nilai-niali keyakinan dan minat relative sama serta

adanya satu sama lain untuk mencapai tujuan.

1.1.2 Definisi keperawatan komunitas


 American Nurses Assocation (1973) suatu sintesa dari praktek keperawatan

dan praktek kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan dan

memelihara kesehatan penduduk.

 WHO (World Health Organisation) 1973: mencakup perawatan kesehatan

keluarga (Nurse health family) dan juga meliputi kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat luas, membant masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan

sendiri serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan

kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan

kepada orang lain.

 Ruth B. Freeman (1981) keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik

dari praktek keperawatan dan kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan

maupun secara kolegtif sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat

dan pelayanan tersebut mencakup spectrum pelayanan kesehatan untuk

masyarakat.

 Departemen kesehatan R.I (1986): keperawatan kesehatan masyarakat

adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral

dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan dengan

mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh

tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat.

 Pradley, 1985; Logan dan Dakwin, 1987: keperawatan komunitas adalah

pelayanan keperawatan professional yang ditunjukkan kepada masyarakat

professional yang ditunjukkan kepada masyarakat dengan penekanan pada

kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapain derajat kesehatan yang

optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan

menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan


melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi

pelayanan keperawatan .

 Rapat kerja keperawatan kesehatan masyrakat (1990): mendefinisikan

sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara

keperawatan dan kesehatan masyarakat (Public Health) dengan dukungan

peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif

dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan

kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu yang ditunjukan

pada: individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sebagai kesatuan utuh

melalui proses keperawatan (Nursing Process) untuk meningkatkan fungsi

kehidupan manusia secara optimal sehingga mapu mandiri dalam upaya

kesehatan.

 Winslow (1920) adalah seorang ahli kesehatan masyarakat atau tokoh Public

Health, membuat batasan yang sampai saat ini masih relevan, yakni Public

Health atau kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,

memperpanjang hidup, dan meningkatkan efisiensi hidup melalui upaya dan

usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.

1.2 Fungsi, Tujuan, sasaran dan strategi intervensi keperawatan komunitas

1.2.1 Fungsi keperawatan komunitas

a. Meberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi

kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah

klien melalui asuhan keperawatan.

b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan

kebutuhannya di bidang kesehatan.


c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pencegahan

masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta

masyarakat.

d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan

permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan

dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses

penyembuahan.

Fungsi perawat dalam melaksanakan perannya

 Fungsi independent

Yaitu fungsi dimana perawat melaksanakan perannya secara mandiri, tidak

tergantung pada orang lain atau tim kesehatan lainnya. Perawat harus

dapat memberikan bantuan terhadap adanya penyimpangan atau tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia baik bio-psiko-sosio maupun

spiritual, mulai dari tingkat individu utuh, mencakup seluruh siklus

kehidupan sampai pada tingkat masyarakat yang juga mencerminkan pada

tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat sistem organ fungsional

sampai molecular. Kehiatan ini dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat

dan perawat bertanggung jawab serta bertanggung gugaat atas rencana

dan keputusan tindakannya.

 Fungsi Dependent

Kegiatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat atas

instruksi dari tim kesehatan lainnya (dokter, ahli gizi, dan radilogi).

 Fungsi Interdependent

Fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan bbaik

dalam keperawatan maupun kesehatan.


1.2.2 Tujuan keperawatan komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan

kesehatan masyarakat melalui upaya:

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga dan kelompok konteks komunitas.

2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (Health General

Community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue

kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan

kelompok.

Dan selanjutnya secara spesifik diharapkan: individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat mempunyai kemampuan untuk:

a) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.

b) Menetapkan masalah kesehatan dan mempriotaskan masalah tersebut.

c) Merumuskan serta memecahkan.

d) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.

e) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi yang

akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan

secara mandiri (self care).

1.2.3 Sasaran keperawatan komunitas

Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok baik yang

sehat maupun yang sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam

masyarakat.

1. Individu
Indvidu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,

psikologi, social dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai masalah

kesehatan karena ketikmampuan merawat dirinya sendiri oleh karena sesuatu

hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhui anggota keluarga lainnya

dan keluarga yang ada dilingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Maka

disini peran perawat komunitas adalah membantu individu agar dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan mental

yang dialami, kesehatan pengetahuannya dan kurangnya kemauan

kemandirian.

2. Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu

rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi.

Antara keluarga satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi,

bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah

kesehatan maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lainnya

dan keluarga disekitarnya. Dari permasalaan tersebut diatas maka keluarga

merupakan focus pelayanan kesehatan yang strategis:

a) Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan

b) Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh

anggota keluarga.

c) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan

d) Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan (dicision making) dalam

perawatan kesehatan.
e) Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha-usaha

kesehatan masyarakat.

3. Kelompok khusus

Yang dimaksud adalah sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis

kelamin, umur, permasalahan (problem), kegiatan yang terorganisasi yang

sangat rawan terhadap masalah kesehatan antara lain:

a) Sekolompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat

perkembangan dan pertumbuhan (growth and development), seperti: ibu

hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah dan usia lansia atau usia

lanjut usia.

b) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan

bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain: kasus penyakit kelamin,

tuberculosis, AIDS, kusta dan lain-lain.

1.2.3 Strategi Intervensi keperawatan komunitas

Strategi intervensi keperawatan komunitas:

1. Proses kelompok (Group Process).

2. Pendidikan kesehatan (Health Promotion).

3. Kerja sama (Partnership).

1.3 Prinsip keperawatan komunitas

Yang harus menjadi prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas

haruslah mempertimbangkan:

1) Kemanfaatan

Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat

sebesar-besarnya bagi komunitas artinya: ada keseimbangan antara manfaat

dan kerugian.
2) Autonomi

Dalam keperawatan komunitas diberikan kebebasan untuk melakukan atau

memilih alternative yang terbaik yang disediakan untuk komunitas.

3) Keadilan

Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan

kemampuan atau kapasitas komunitas

1.4 Falsafah keperawatan komunitas

Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian

terhadap pengaruh lingkungan baik: biologis psikologis, social cultural dan spiritual

terhadap kesehatan komunitas. Dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan

penyakit dan peningkata kesehatan. Falsafah merupakan keyakinan terhadap nilai

tertentu yang menjadi pedoman untuk mencapai tujuan atau sebagai pandangan

hidup. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada falsafah

atau paradigm keperawatan secara umum yaitu: manusia yang merupakan titik

sentral dari setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan dan bertolak dari pandangan ini di susunlah paradigm keperawatan

komunitas yang terdiri empat komponen dasar yaitu: 1) Manusia, 2) Kesehatan, 3)

Lingkungan dan 4) keperawatan. Untuk lebih jelas lihat gambar 1.1: paradigm

keperawatan komunitas.
Komunitas dengan
keluarga sebagai unit
pelayanan dasar.
Manusia

Keperawatan Keperawatan
dengan tiga level dengan tiga
pencegahan level

Lingkungan (fisik, biologis,


psikologis, sosial, kultural,
dan spiritual)

1) Manusia

Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu ataunklien yang berada

pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan

dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk

mencapai tujuan. Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi


keluarga. Komunitas sebagai klien ysng dimaksud termasuk kelompok resiko

tinggi antara lain: daerah terpencil daerah rawan dan daerah kumuh.

2) Kesehatan

Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan

kebutuhan dasar klien atau komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang

dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.

3) Lingkungan

Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang

bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.

4) Keperawatan

Intervensi atau tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor atau

meningkatkan kemampuan klien atau komunitas menghadapi stressor melalui

upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Beberapa keyakinan yang harus dimiliki perawat dalam melaksanakan

asuhan keperawatan adalah sebagai berikut.

 Manusia adalah individu yaang memiliki kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual

yang unik. Kenyakinan ini menjadi pedoman bagi perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan. Perawat harus memenuhi kebutuhan

klien secara holistik.

 Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan

meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Keperawatan merupakan

suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan bagian

integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu kiag keperawatan, yang

berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditunjukan


bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun

saakit yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia

 Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari

semua anggota tim kesehatan dan pasien. Asuhan keperawatan

merupakan bentuk layanan keperawatan profesional kepada klien dengan

menggunakan metodologi proses keperawatan. Asuhan keperawatan

diberikan untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar klien pada semua

tingkatan usia dan tingkatan fokus.

 Daalam melakukan asuhan keperawata, perawat menggunakan proses

keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan klien. Proses

keperawatan merupakan metode ilmiah sistematik yang digunakan dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada klien guna mencapai dan

mempertahankan keadaan bio-psiko-sosio-spiritual yang optimal.

Dikatakan sebagai metode ilmiah karena proses keperawatan terdiri atas

beberapa tahap atau langkah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

dasar hidup klien.

 Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang

dalam melakukan asuhan keperawatan secarautuh berdasarkan standar

asuhan keperawatan. Sebagai tenang kesehatan yang profesional, perawat

harus siap bertanggung jawab terhadap apapun yang dilakukannya.

Tanggung jawab perawat bukan hanya ditunjukan kepada klien dan

keluarga, tetapi juga kepada masyarakat, prifesi perawat itu sendiri dan

terutama bertanggung jawab kepada Tuhan.

 Pendidikan keperawatan harus dilaksanakan terus-menerus untuk

mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan staf dalam pelayanan


kesehatan. Keperawatan merupakan profesi sepanjang hayat, dengan

demikian perawat adalh pelajar sejati. Artinya, setiap perawat dituntut untuk

terus meningkatkan kompetensi dirinya, baik dari segi kognitif, psikomotor,,

maupun efektif melalui salah satu cara yaitu pendidikan formal dan

informal.

1.5 Peran perawat

a. Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehaatan Tahun 1989

Berdasarkan konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri

dari:

 Pemberi asuhan keeperawatan

Peran sebbagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat

dengan mempertahankan keadaan kebutuhan dasar manusia yang

dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan

menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis

keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang

tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan manusia, kemudian dapat

dievaluasi tingkat perkembangannya. Asuhan keperawatan yang diberikan

dari hal yang sederhana sampai dengan yang kompleks.

 Advokat

Peran ini dilakukan perawat dalaam membantu klien, keluarga dalam

menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau

informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atau tindakan

keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan

mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas

pelayanan yang sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya,


hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk

menerima ganti rugi akibat kelalaian.

 Edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat

pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,

sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan

pendidikan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.

 Koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta

mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga

pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan

kebutuhan klien.

 Kolaborator

Peran ini dillakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang

terdiri dari: dokter, disioterapis, ahli gizi dan lain dengan berupaya

mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk

diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan

selanjutnya.

 Konsultan

Yaaitu sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan

keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas

permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan

keperawatan yang diberikan.

 Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakaan

perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai

dengan metode pemberi pelayanan keperawatan.

b. Peran perawat menurut Hasil Lokakarya keperawatan tahun 1983

Berdasarkan hassil lokakarya keperawatan tahun 1983 maka peran perawat

dibagi menjadi empat yaitu:

 Pelaksana pelayanan keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan

dari yang bersifat sederhana saampai yang paling kompleks, secara

langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

 Pengelola pelayanan dan institusi keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan baik

dimasyarakat maupun di dalam institusi dalam pengelolaan pelayanan

keperawatan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

 Pendidik dalam keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu

keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga

kesehatan lainnya.

 Peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan

Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu dalam ilmu

keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap

terhadap rangsangan dari lingkungannya.

c. Peran perawat kesehatan masyarakat

Peran yaang dapat dilaksanakan diantaranya adalah :


 Pelaksana pelayanan keperawatan

 Sebbagai pendidik

 Sebagai koordinator pelayanan kesehatan

 Sebagai panutan

 Sebagai fasilitator

 Sebagai pengelola

1.5 Etika keperawatan komunitas

a) Definisi Etika

Pengertian etika (secara etimologi), berasal dari bahasa yunani yaitu ethos,

yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya

berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa

Latin, yaitu mor dan dalam bentuk jamaknya morer, yang berarti juga adat

kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang

baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal atau tindakan-tindakan yang

buruk. Etika dan moral secara garis besar mempunyai pengertian yang sama,

tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau

moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah

untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

b) Macam-macam Etika

 Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan

perilaku menusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam

hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya, etika deskriptif

berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai

dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi
dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa dalam nilai

atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan

kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

 Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan

seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan

oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidupnya. Jadi,

etika normative merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar

manusia bertindak secara baik dan menghindari hal-hal buruk, sesuai

dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

1.6 Perbedaan pelayanan keperawatan di klinik (rumah sakit) dengan keperawatan

dikomunitas (masyarakat), higiene perusahaan dan kesehatan kerja dengan

kesehatan masyarakat.

Perbedaan pelayanan antara keperawatan di klinik dan keperawatan pada

Komunitas, hal ini dapat ditinjau dari 5 aspek:

1) Tempat kegiatan

2) Tipe pasien yang dilayani

3) Ruang lingkup pelayanan

4) Fokus (perhatian) utama

5) Sasaran pelayanan
Tabel 1.1 Perbedaan pelayanan keperawatan di klinik dan keperawatan di

komunitas
Nomor ASPEK Perbedaan
Rumah Sakit Komunitas
1. Tempat kegiatan 1. Bangsal 1. Puskesmas

Perawatan 2. Rumah

2. Klinik 3. Sekolah

4. Perusahaan-perusahaan

5. Panti-panti
2. Tipe pasien yang di 1. Orang sakit 1. Orang sehat

layani 2. Orang meninggal 2. Orang sakit

3. Orang maninggal
3. Ruang lingkup pelayanan 1. Pencegahan 1. Peningkatan kesehatan.

2. Pemulihan 2. Pencegahan kesehatan.

3 Pengobatan

4. Pemulihan

5. Pengembalian fungsi

sosial pada masyarakat.


4. Fokus utama Rasa aman selama 1. Peningkatan kesehatan.

sakit 2. Pencegahan penyakit.


5. Sasaran pelayanan Individu 1. Individu

2. Keluarga

3. Kelompok khusus

4. Masyarakat

Pada table 1.1 diatas dapat dilihat bahwa: perawatan pada komunitas memiliki ruang

lingkup kegiatan yang lebih luas. Oleh karena itu perawat kesehatan masyarakat

dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang kesehatan masyarakat

dan berbagai tehnik yang berkaitan dengan perawatan pada masyarakat.


Tabel 1.2 Perbedaan antara Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja dengan

Kesehatan Masyarakat.

Nomor Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kesehatan Masyarakat (Kesmas)

Kerja
1. Kesehatan masyarakat tenaga kerja Kesehatan masyarakat umum

merupakan tujuan utama adalah sasaran utama


2. Yang diurusi golongan karyawan Mengurusi masyarakat yang

yang mudah didekati kurang mudah dicapai


3. Ditandai dengan sangat efektifnya Sulit untuk melaksanakan

pemeriksaan kesehatan sebelum pemeriksaan periodik

kerja dan periodik


4. Yang dihadapi lingkungan kerja Lingkungan umum merupakan

suatu problem pokok


5. Tujuan utama peningkatan Kesehatan dan kesejahteraan

produktivitas masyarakat merupakan tujuan

pokoknya, sedangkan aspek

produktivitas hanya menonjol

apabila terjadi wabah-wabah


6. Dibiayai oleh perusahaan atau Dibiayai oleh anggaran

masyarakat tenaga kerja pemerintah


7. Perkembangannya sangat pesat Perkembangannya sangat cepat

sesudah revolusi industri setelah kemajuan-kemajuan di

bidang ilmu jasad renik


8. Perundang-undangan berada dalam Perundang-undangan termasuk

ruang lingkup ketenaga kerjaan dalam ilmu kesehatan

Pada table 1.2 maka dapat kita pahami bahwa terdapat kecenderungan bahwa

usaha-usaha Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja diluaskan kepada keluarga

dan masyarakat sekitar perusahaan, sedangkan program kesehatan masyarakat

meluas mencakup tenaga kerja dan keluarganya.


1.7 Tingkat Pencegahan dalam keperawatan komunitas

Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan atau asuhan yang

berfokus kepada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan

atau pola pirilaku masyarakat yang tidak sehat, ketidak mampuan masyarakat untuk

beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal. Intervensi keperawatan

mencakup:

1) Pendidikan kesehatan atau keperawatan komunitas.

2) Mendemostrasikan keterampilan dasar yang dapat dilakukan di komunitas.

3) Interensi keperawatan memerlukan keahlian perawat seperti: melakukan

konseling pada remaja, balita, usia lanjut dan pasangan yang akan mau

menikah.

4) Kerja sama lintas program dan lintas sektoral dalam mengatasi masalah

kesehatan di komunitas.

5) Rujukan keperawatan dan non keperawatan apabila diperlukan.

Berdasarkan pendapat Leavell dan Clark baahw tingkat pencegahan dalam

keperawatan komunitas dapat dilakukan pada tahap sebelum terjadinya penyakit

(Prepathogenesis Phase) dan pada tahap Phathogesesis Phase.

1. Prepathogenesis Phase

Pada tahap ini dapat dilakukan melalui kegiatan primary prevention atau

pencegahan primer. Pencegahan primer ini dapa dilaksanaan selama fase

pathogenese suatu kejadian penyakit atau masalah kesehatan. Pencegahan

dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau ketidakfungsian dan di

aplikasikan ke populasi sehat pada umumnya. Pencegahan promer

mwrupakan usaha agar masyarakat yang berada da stage of otimum healt


tidak jatuh kedalam stage lain yang buruk. Primary prevention dilakukan

dengan dua kelompok kegiatan yaitu:

a. Health Promotion atau peeningkatan kesehatan.

Merupakan peningkatan status kesehatan masyarakat, dengan melalui

beberapa kegiaatan.

1) Pendidikan kesehatan atau health education

2) Penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) seperti: penyuluhan tentang

masalah gizi

3) Pengamatan tumbuh kembang anak atau growth and development

monitoring

4) Pengadaan rumah sehat

5) Konsultasi perkawinan atau marriage counseling

6) Pendidikan sex atau sex.education

7) Pengadilan lingkunga

8) Program PPM (Pemberantasan Penyakit Menular) melalui kegiatan

immunisasi dan pemberantasan vector

9) Stimulasi daan bimbingan dini atau awal dalam kesehatan keluarga

dan asuhan keperawatan pada anak atau balita penyuluhan tentang

pencegahan terhadap kecelakaan

10) Program kesehatan lingkungan dengan tujuaan menjaga lingkungan

hidup manusia agar aman dari bibit penyakit seperti bakteri, virus dan

jamur serta mencegah kemungkinan berkembangnya vektor

11) Asuhan keperawatan pre natal

12) Pelayanan keluarga berencana (KB)

13) Perlindungan gizi (Dental prophylaxis)


14) Penyuluhan untuk pencegahhan keracunan

Masalah kebutuhan yang dicegah bukan hanya penyakit infeksi yang

menular tetapi juga masalah kesehatan yang lainnya yaitu kecelakaan,

kesehatan jiwa, kesehatan kerja dan lain sebagainnya. Besarnya masalah

kesehatan masyarakat dapat diukur dengan menghitung tingkat morbiditas

(kejadian sakit), mortalita (kematian), fertilisasi (tingkat kelahiran), dan

disability (tingkat kecataan) pada kelompok-kelmpok masyarakat.

b. General and specific protection ( perlindungan umum dan khusus).

Merupakan usaha kesehatan untuk memberikan perlindungan secara khusus

atau umum kepada seseorang atau masyarakat, antara lain:

1) Immunisasi

2) Hygiene perseorangan

3) Perlindungan diri dari kecelakaan 9accidental safety)

4) Perlindungan diri dari lingkungan

5) Kesehatan kerja (occupational health)

6) Perlindungan diri dari carcinogen, toxin dan allergen

7) Pengendalian sumber-sumber pencemaran.

2. Pathogenesis Phase

Pada tahap pathogenesis dapat dilakukan dua kegiatan pencegahan yaitu:

a. Secodary prevention (pencegahan sekunder)

Yaitu pencegahan terhadap masyarakat yang masih sakit, dengan dua

kelompok kegiatan:

1) Early diagnosis and prompt treatment ( diagnosis dini dan pengobatan

segera adekuat), antara lain melalui:

 Penemuan kasus secara dini


 Pemeriksaan umum lengkap

 Pemeriksaan massal

 Survey terhadap kontak, sekolah dan rumah

 Penanganan kasus

 Pengobatan adekuat

2) Disability limitation (Pembatasan kecatatan)

 Penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjut

 Pencegahan komplikasi

 Perbaikan fasilitas kesehatan

 Penurunan beban sosial penderita

Pada pencegaahan level ini menekankan pada upaya penemuan kasus

secara dini dan pengobatan tepat atau “early diagnosis and promt

treatment”. Pencegahan sekunder dilakukan mulai saat fase patogenesis

(masa inkubasi) yang dimulai saat bibit penyakit masuk kedalam tubuh

manusia sampai saat timbulnya gejala penyakit atau gangguan kesehatan.

Diagnosis dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses

patologik (proses perjalanan penyakit) sehingga dapat memperpendek

waktu sakit dan tingkat keparahan tau keseriusan penyakit.

Contoh:

 Melakukan pengkajian hambatan tumbuh kembang anak atau balita

kenapa sampai terjadi keterlambatan.

 Melakukan motivasi pada keluarga untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan berkala termasuk gigi dan mata pada balita.

Upaya ini daapat dilakukan melalui upaya: program PPM khususnya

kegiatan surveilen (active and passive case detecion), program


pengobatab (pengobatan pasien umum, mata, gigi dan gangguan jiwa),

program gizi melalui penimbangan anak balita, program KIA melalui

deteksi dini faktor resiko gangguan dan kelainan kehamilan, program UKS

melalui deteksi dini adanya gangguan kesehatan gigi, mata pada

kelompok anak-anak sekolah.

b. Tertiary prevention (pencegahan tersier)

Yaitti usaha pencegahan terhadap masyarakat yang setelah sembuh dari

sakit serta mengalami kecacatan antara lain:

 Pendidikan kesehatan lanjutan

 Terapi kerja

 Perkampungaan rehabilitasi sosial

 Penyadaran masyarakat

 Lembaga rehabilitasi dan partisipasi masyarakat

Upaya pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau ketidaakmampuan

terjadi sampai stabil atau tidak dapat diperbaiki. Dalam pencegahan ini dapat

dilaksanakan melalui program rehabilitasi untuk mengurangi

ketidakmampuan dan dapat dilaksanan melalui program rehabilitasi untuk

mengurangi ketidakmampuan dan meningkatkan efisiensi hidup penderita.

Kegiatan rehabilitasi meliputi aspek medis dan sosial. Pencegahan tertier

dilaksanakan pada fase lanjut proses patogenese suatu suatu penyakit atau

gangguan kesehatan. Penerapannya pada upaya pelayanan kesehatan

masyarakat melalui program PHN (Public Health Nursing) yaitu merawat

lenderita penyakit kronis di luar pusat-pusat pelayanan kesehata ( di

rumahnya sendiri). Perawatan penderita pada stadium terminal (pasien

yaang tidak mampu diatasi penyakitnya atau yang mendekati meninggal)


jarang dikategorikan sebagai pencegahan tersier tetapi bersifat paliatif.

Prinsip upaya pencegahan adalah mencegah agar individu atau kelompok

masyarakat tidak jatuh sakit, diringankan gejala penyakitnya atau akibat

komplikasi sakitnya, dan ditingkatkan fungsi tubuh penderita setelah

perawatan. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan tersier lebih dari upaya

menghambat proses penyakitnya sendiri yaitu: mengembalikaan individu

kepada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya. Contoh:

 Perawatan mengajarkan pada keluarga untuk melakukaan perawatan

anak dengan kasus kolostomi dirumah.

 Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan masalah kelupuhan

anggota gerak untuk latihan secara teratur dirumah.

Jadi pencegahan pada tahap pathogenesis ini dimaksudkan untuk memperbaiki

keadaan masyarakat yang sudah jatuh pada tahap sakit ringan, sakit, dan sakit berat

agar sedapat mungkin kembali ke tahap optimum.

1.8 Asumsi Dasar dan Kenyakinan Dalam Keperawatan Komunitas

1. Asumsi Dasar

Menurut American Association (ANA,1989), asumsi dasar keperawatan

komunitas didasarkan pada asumsi:

 Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks.

 Pelayanaan kesehatan primer, sekunder, dan tersier merupakan

komponen sistem pelayanan kesehatan.

 Keperawatan merupakan subsistem pelayannan kesehatan, dimana hasil

pendidikan penelitian melandasi praktek.


 Fokus utama adalah keperawatan primer, sehingga keperawatan

komunitas dikembangkan ditatanan esehatan utama.

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan

dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan

komunitas.

2. Keyakinan

Keyakinan yang mendasari praktek keperawatan komunitas yaitu:

 Pelayanan kesehata sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat

diterima semua orang.

 Penysunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam

hal ini komunitas.

 Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima

pelayanan perlu terjalin kerja sama yang baik.

 Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatab komunitas, baik bersifat

mendukung maupun menghambat, untuk itu perlu diantisipasi.

 Pencegahhan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.

 Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.

Dari asumssi dasar dan keyakinan yang mendasar maka dikembangkan falsafah

keperawatan komunitas, yang akan menjadi landasan praktek keperawatan

komunitas

. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang

merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu

sosial

yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang

sakit

(mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya

promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran

serta

aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat

mengenal

masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-

masalah

yang mereka miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai

dengan

hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan

seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara

kesehatannya

(Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan

dan

melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang merupakan

perpaduan

antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada

seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009).

Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan

melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan

menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada

proses
keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang

dimulai

dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa,

perencanaan,

implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok

Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis

terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang

dihadapi oleh

masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah

pada fisiologis,

psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.

a. Pengumpulan Data

Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :

1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas

usia yang

beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta

riwayat

timbulnya kelompok atau komunitas.

2) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:

a. Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya

karena

dapat menjadi stresor bagi penduduk

b. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan

untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat

c. Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan tempat

tinggal,

apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag sering mengalami stres

akibat

keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin

d. Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang,

sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang

termasuk kesehatan

e. Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau gangguan

yang

terjadi

f. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat

atau

memantau gangguan yang terjadi

g. Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan

masyarakat

untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan gangguan penyakit

h. Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah

pendapatan yang terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi (UMR) atau

sebaliknya

i. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya

dapat dijangkau masyarakat

b. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data objektif

(Mubarak,

2005):

1) Data Subjektif

Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh

individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung

melalui lisan.

2) Data Objektif

Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran

c. Sumber Data

1) Data primer

Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga, kelompok,

masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.

2) Data sekunder

Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: kelurahan,

catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record.

3) Cara Pengumpulan Data

a. Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab

b. Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra

c. Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu

4) Pengelolaan Data

a. Klasifikasi data atau kategorisasi data

b. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly

c. Tabulasi data

d. Interpretasi data
5) Analisa Data

Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan

kemampuan

kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah

yang dihadapi

oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.

6) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah

keperawatan

yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan.

7) Prioritas Masalah

Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan Abraham H

Maslow:

• Keadaan yang mengancam kehidupan

• Keadaan yang mengancam kesehatan

• Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

2. Diagnosa Keperawatan

Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan

baik

yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan

memeberikan gambaran

tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang

mungkin terjadi.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang

ada.
Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology

atau

penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).

 Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang

seharusnya terjadi.

 Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat

memeberikan

arah terhadap intervensi keperawatan.

 Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.

3. Perencanaan/ Intervensi

Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan

yang

akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan

yang sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan

intervensi yang dapat

dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas

adalah

(Mubarak, 2005):

a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit

b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit

c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit

d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat

e. Lakukan olahraga secara rutin

f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk memperbaiki

lingkungan komunitas
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

4. Pelaksanaan/Implementasi

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang

telah

disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus bekerjasama

dengan

angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan

anggota

masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan

tindakan yang

telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:

a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit

b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan

melaksanakan upaya peningkatan kesehatan

c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit

d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan

komunitas

5. Penilaian/Evaluasi

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.

Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan

dengan

pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat

dilihat dengan

membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-

hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau

dirumuskan

sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:

a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi

b. b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawata

c. c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit


DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jaakarta:

Salemba Medika.

Hidayat, A. Azir Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan . Jakarta:

Salemba Medika.

Mubarak, Wahit Iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori

Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, Wahit Iqbal dan Chayatin, N. 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas: Konsep

dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Swarjana, I Ketut. 2016. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Yokyakarta: Andi.

Sumijatun dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC.

Widyanto, Falsado Candra. 2014. Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Medical

Book.

http://puputlilisdianhusada.blogspot.co.id/p/blog-page_9833.html?m=1.

https://www.kompasiana.com/detra18/konsep-dasar-keperawatan-asuhan-

keperawatan-tahap-perencanaan_5529d02bf17e610929d62479.

http://www.academia.edu/4948439/ASUHAN_KEPERAWATAN_ASUHAN_KEPERA

WATAN_KOMUNITAS_KOMUNITAS.

Anda mungkin juga menyukai