Anda di halaman 1dari 25

KEPERAWATAN KOMUNITAS II PERAN PERAWAT KOMUNITAS DALAM

MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN

Tugas kelompok
Dosen : Rosnia SKM, M.Kes

KEPERAWATAN KOMUNITAS II
PERAN PERAWAT KOMUNITAS
DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN

oleh:
IWANSYAH
10.2033

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


GUNUNG SARI MAKASSAR
2013 2014

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah subhana wa taala, pencipta alam

semesta atas limpahan rahmat dan nikmat yang tidak pernah terputus kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Salam dan salawat, senantiasa penulis ucapkan kepada

Rasulullah Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa berada

dalam panutan beliau untuk mencari kemaslahatan hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan

terselesaikan. Olehnya itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada ibu Rosnia, SKM, M.Kes selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan

Komunitas II yang telah mengorbankan waktunya untuk memberikan bimbingan belajar selama

proses perkuliahan berlangsung.

Akhirnya, penulis berharap semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari

Allah swt. dengan pahala yang berlipat ganda. Amin ya rabbal alamin. Assalamu alaikum

warahmatullahi wabarakatu.

Makassar, Maret 2013

Ii

Kelompok Tiga

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................2
C. Tujuan ....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Seputar keperawatan komunitas ............................................................................3


B. Pelayanan keperawatan komunitas ........................................................................6
C. Peran perawat komunitas dalam memberikan pelayanan kesehatan......................11
D. Pelayanan Keperawatan Kesehatan di Rumah (home health care)........................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................................25
B. Saran ......................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan demikian
pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional khususnya
dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu modal dasar
pembangunan nasional.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk
pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal.
Perawatan kesehatan masyarakat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan kesehatan
masyarakat yang optimal, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang
keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang
didukung peran serta masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh,
melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal
sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan
meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong
kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.
1

Secara bertahap sistem keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem kesehatan
nasional. Bermakna bahwa sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan profesional
dikembangkan secara terintegrasi dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Dalam banyak hal, sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan profesional
bersifat saling berhubungan (interrelation) dan saling bergantung (interdependent) dengan sistem
pemberian pelayanan profesional lain dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan, seperti
sistem pelayanan/asuhan medis termasuk pelayanan kedokteran gigi, sistem pelayanan kesehatan
masyarakat atau kesehatan publik, dan sistem pelayanan kefarmasian.

B. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang yang telah diuraikan maka penulis menarik suatu rumusan
masalah yakni:
1. Apa arti dari keperawatan komunitas?
2. Seperti apa Pelayanan kesehatan masyarakat?
3. Bagaimana peran keperawatan komunitas dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat?
4. Bagaimana peran perawat komunitas dalam memeberilakan pelayanan (home healthcare)?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari pemaparan makalah kami yakni Setidaknya Mengetahui Peran
Dari Keperawatan Komunitas Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
2. Tujuan Khusus
a. Menambah wawasan akan keperawatan kmunitas dari definisi serta perannya
b. Mengetahui tentang pelayanan kesehatan masyarakat
c. Mengerti akan peran keperawatan kmunitas dalam memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat.
d.
2

Mengetahui akan peran perawat komunitas dalam memeberilakan pelayanan (home healthcare)

BAB II
PEMBAHASAN

A. Seputar Keperawatan Komunitas


1. Definisi keperawatan komunitas
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns
meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang
mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pads kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik
kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak
membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan
melibatkan masyarakat.
3

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah
suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif
dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses
keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.
2. Ruang lingkup keperawatan komunitas
Perawatan Kesehatan Masyarakat merupakan sintesa dari praktek keperawatan dan praktek
kesehatan masyarakat yang diaplikasikan untuk meningkatkan kesehatan dan pemeliharaan
kesehatan dari masyarakat. Perawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai tujuan membantu
masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif),
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah
upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif.
3. Peran keperawatan komunitas
Peran adl seperangkat tingkah laku yg diharapkan o/ org lain thd sso sesuai kedudukannya
dlm s/u system. Peran adl bentuk dr perilaku yg diharapkan dr sso pd situasi sosial tertentu
(Kozier Barbara,1995:21).
Beberapa peran dari keperawatan komunitas diantaranya :
a. Clinician Role
4

Peran perawat yg paling familiar sbg care provider. Memberikan asuhan keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok & komunitas. Holistic practice yang komprehensif, total care yang
meliputi fisik, emosi, social, spiritual dan ekonomi. Fokus pada promosi kesehatan yaitu at risk
population / vulnerable. Seorang perawat komunitas harus memiliki Skill expansion:
communication, listening, skill of observation, counseling.
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang
meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan
masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang
lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
b. Educator Role
Disebut juga health teacher, memberikan pengajaran atau informasi tentang kesehatan.
Educator role merupakan peran dominan perawat komunitas dalam memberikan pelayanan
keperawatan. Mayoritas klien (community) dalam kondisi tidak sakit akut dan mampu
menangkap informasi kesehatan. Perawat harus signifikan dalam menjangkau populasi yang
lebih luas. Pemberian informasi dapat dilakukan pada institusi formal atau pilihan sesuai dengan
tingkat kemampuan masyarakat.
c. Advocate Role
Perawat komunitas berperan memberikan advocacy kepada klien (komunitas). Setiap
individu, kelompok, dan masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sederajat.
Sistem pelayanan kesehatan yang ada bersifat terbagi-bagi dan depersonalisasi. Masyarakat
miskin, kurang beruntung, tanpa asuransi kesehatan, penduduk pendatang tidak merasakan
pelayanan kesehatan yang sederajat. Perawat komunitas memberikan arahan dan penjelasan
terhadap kompleksitas sistem pelayanan kesehatan yang tujuannya agar masyarakat
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
Advocacy goals, Membantu klien memperoleh informasi yang relevan terkait pelayanan
kesehatan atau sebagai self-determination. Membuat sistem pelayanan kesehatan lebih responsif
dan relevan terhadao kebutuhan kesehatan masyarakat
d. Manager Role
5

Perawat komunitas dapat mengkaji, merencanakan, mengorganisasi kebutuhan klien, mengatur,


mengawasi dan mengevaluasi dari pelayanan yang diberikan. Peran ini berkaitan dengan 4 hal
yaitu Nurse as planner, Nurse as organizer, Nurse as leader, Nurse as controller and evaluator .
Nurse as planner adalah melakukan kolaborasi, menentukan target dan evaluasi. Nurse as
organizer adalah mendisain struktur dgn siapa bekerja dan apa tugas yg akan dilakukan. Nurse as
leader adalah perawat harus punya kemampuan mengatur, mempengaruhi, membujuk orang lain
agar memberikan perubahan positif terhadap kesahatan masyarakat. Nurse as controller and
evaluator adalah bagaimana program dan rencana berjalan dgn baik.
e. Collaborator Role
Perawat komunitas jarang bekerja sendiri. Berkolaborasi dengan tenaga profesional yang
lain, seperti: dokter, bidan, ahli gizi, LSM, ahli lingkungan, kesmas. Perawat komunitas dalam
melakukan kolaborasi harus memiliki kemampuan komunikasi, kerjasama tim, sikap asertif thdp
anggota tim yang lain.
f. Leadership Role
Kepemimpinan berfokus pada terjadinya perubahan. Disebut juga agent of change. Perawat
komunitas memulai perubahan positif untuk kesehatan masyarakat. Mengajak orang lain untuk
melakukan perubahan. Dalam mewujudkan perubahan tersebut, perawat juga bekerjasama
dengan tim profesional lainnya.
g. Researcher Role
Perawat juga sebagai peneliti. Perawat terlibat dalam investigasi sistematis, pengumpulan
data, analisa data, mencari pemecahan masalah dan menerapkan solusi / intervensi. Harapannya
hasil penelitian dapat diterapkan di lapangan / praktik dengan tujuan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.

B. Pelayanan kesahatan masyrakat


6

pelayanan kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat yang memerlukan,
baik di tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat, maupun di tatanan pelayanan rumah sakit.
Pelayanan dikembangkan bersifat berjenjang mulai dari keperawatan dasar sampai dengan
keperawatan yang bersifat rumit atau spesialistik bahkan subspesialistik, disertai dengan sistem
rujukan keperawatan sebagai bagian dari rujukan kesehatan yang efektif dan efisien.
sistem pemberian pelayanan kesehatan di masyarakat atau komunitas, tempat sistem
pemberian pelayanan/asuhan keperawatan dilaksanakan secara terintegrasi dengan sistem
pemberian pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Terdapat sifat interdependen berbagai
pelayanan profesional yang dikembangkan, seperti pelayanan medis termasuk pelayanan
kedokteran gigi, pelayanan kesehatan publik, dan pelayanan kefarmasian dalam mencapai tujuan
bersama, yaitu masyarakat sehat. Masing-masing bekerja, bertolak dari masalah yang dihadapi
oleh komunitas dan ditinjau dari masing-masing keprofesian, seperti masalah medis, masalah
kesehatan publik, masalah keperawatan, dan mas
alah kefarmasian, dengan tujuan sama, yaitu mengatasi berbagai masalah tersebut sehingga
pada akhirnya tercapai masyarakat yang bebas dari masalah kesehatan, dan mencapai derajat
kesehatan setinggi mungkin.
1. Tingkat pelayanan kesehatan
Tingkat pelayanan kesehatan Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan pada masyarakat. Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan
harus memandang pada tingkat pelayanan lesehatan yang akan diberikan, yaitu:
a. Health Promotion (Promosi Kesehatan) Merupakan tingkat pertama dalam memberikan
pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat. Contoh: kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
b. Specific Protection (perlindungan khusus) Perlindungan khusus adalah masyarakat terlindung
dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh: Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.
c.
Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Contoh: survey penyaringan kasus
2. pemberian pelayanan kesehatan
Pemberian pelayanan kesehatan, merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang
diberiakan pada masyarakat yang meliputi;
a. Rawat Jalan
Pusat pelayanan rawat jalan, sama dengan klinik, memberi pelayanan kesehatan dengan cara
rawat jalan. Pusat tersebut mungkin bergabung dengan rumah sakit atau berfungsi secara mandiri
dibawah suatu yayasan atau dibawah pengawasan seorang dokter atau sekelompok dokter. Pusat
pelayanan rawat jalan mungkin dapat berlokasi dalam suatu fasilitas rawat inap; tetapi sebagian
besar berdiri sendiri dan berlokasi jauh dari institusi rawat inap yang besar. Pusat-Bedah
merupakan salah satu contoh dari pusat pelayanan rawat jalan dimana klien datang untuk
melakukan prosedur oprasi minor seperti pengangkatan katarak, bedah plastik, dan prosedur
endoskopi. Pusat perawatan darurat yang memberikan pelayanan 24 jam bagi klien dengan
cedera minor atau penyakit seperti laserasi dan influenza. Pusat perawatan darurat menawarkan
alternatif pelayanan seperti yang diberikan pada ruang kedaruratan rumah sakit.
b. Institusi
Lembaga institusional terdiri dari rumah sakit, fasilitas perawatan yang diperluas, fasilitas
psikiatri, dan pusat rehabilitasi. Semuanya menawarkan bentuk pelayanan kesehatan rawat inap
(klien diterima masuk dan tingga;l di suatu institusi untuk penentuan diagnosa, menerima
pelayanan pengobatan dan rehabilitasi). Sebagian besar institusi juga menawarkan pelayanan
rawat jalan (klien berkunjung ke suatu institusi untuk menerima suatu episode diagnosa atau
pengobatan yang akan selesai dalam beberapa jam).
c. Hospice
8

Adalah suatu sistem perawatan yang berpusat pada keluarga yang bertujuan agar klien dapat
tinggal dirumahnya dengan aman, mandiri, dan penuh harga diri, sambil meringankan
penderitaan yang disebabkan oleh penyakit terminal yang dideritanya. Fokus perawatan hospice
adalah perawatan paliatif, bukan pengobatan kuratif. Hospice dapat bermanfaat untuk klien yang
berada pada tahap terminal dengan penyakit apapun, seperti kardiomiopati, sklerosis multiple,
AIDS, kanker, emfisema, atau penyakit ginjal.
d. Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada
keluarganya, sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat keluarga dan
lain-lain.
3. Jenis jenis pelayanan kesehatan
Jenis pelayanan kesehatan terdiri dari beberapa macam. Adapun jenis pelayanan kesehatan
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan seperti
mandi, makan minum berjalan dan lain-lain.
b. Pemeriksaan status mental.
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan
dicatat dalam grafik indeks massa tubuh.
d. Pengukuran tekanan darah. \
e. Pemeriksaan laboratorium sederhana (hemoglobin) pemeriksaan gula dalam air seni sebagai
deteksi awal adanya penyakit diabetis mellitus, dan pemeriksaan protein dalam air seni sebagai
deteksi awal penyakit ginjal.
f. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila diperlukan.
g. Penyuluhan, bisa dilakukan di dalam atau di luar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan
konseling kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu atau
kelompok lansia.
h.
9

Dokter praktik swasta terutama menangani para lansia yang memerlukan tindakan kuratif
insidential. Seperti telah ditemukan di atas, semua pelayanan kesehatan harus diintegrasikan
dengan layanan kesejahteraan harus diintergasikan dengan layanan kesejahteraan yang lain dari
dinas sosial, agama, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain.
Selain pelayanan di atas, bagi lansia juga diperlukan kualitas pelayanan yang baik,
intensitas perawatan yang tinggi, maupun pengkajian komprehensif yang meliputi pengkajian
terhadap status fisik, mental psikologis, sosial, nutrisi lingkungan. Semua hal tersebut harus
dilakukan oleh sebuah tim multidisiplinier. Pelayanan semacam itu kemudian disebut juga oleh
pelayanan geriatrik terpadu.
1. Pelayanan kesehatan geriatric
Pelayanan kesehatan geriatrik terpadu bagi lansia berdaarkan fasilitas yang dimilikinya
untuk pasien geriatrik dikategorikan sebagai berikut:
a. Pelayanan sederhana (hanya memiliki fasilitas poliklinik) Jenis kegiatan yang dapat dilakukan
berupa pengkajian, konsultasi, pemeriksaan, penyuluhan, dan supervisi ke puskesmas. Bentuk
fasilitas pelayananya berupa poliklinik, sedangkan sumber daya manusia yang diperlukan adalah
internist-geriatrist, perawat geriatrik, ahli gizi, dan pekerja sosio-medik.
b. Pelayanan sedang (memiliki fasilitas poliklinik dan klinik siang). Pelayanan sedang merupakan
gabungan antara pelayanan tingkat sederhana yang ditambah terapi fisik, terapi okupasi, terapi
bicara, rekrasi dan pemeriksaan maupun perawatan gigi-mulut sederhana. Adapun bentuk
fasilitas pelayanannya berupa poliklinik dan day hospital .Dengan demikian sumber daya yang
diperlukan disesuaikan dengan jenis pelayanan tersebut.
c. Pelayanan lengkap (memiliki fasilitas poliklinik, klinik siang, ruang rawat akut, dan kronik).
Pada tingkat ini, jenis pelayanan maupun SDM relatif sama dengan tipe sedang namun memiliki
ruang rawat akut.
d. Pelayanan paripurna (pelayanan lengkap ditambah fasilitas panti werdha) Pada tingkat
paripurna, selain semua jenis pelayanan yang terdapat di tingkat lengkap ditambah dengan ruang
rawat kronik atau panti werdha.
10

Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu
yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral,
pelayanan keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana
tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu.
sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam
memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan
yang ada.
C. Peran perawat komunitas dalam memberikan pelayanan kesehatan
Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus rnempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus
memberikan manfaat yang besar bagi komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan komunitas
dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara
langsung mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan keperawatan
komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan
disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu. sendiri, prinsip yang lanilla
yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
Perawat komunitas berperan memberikan advocacy kepada klien (komunitas). Setiap
individu, kelompok, dan masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sederajat.
Sistem pelayanan kesehatan yang ada bersifat terbagi-bagi dan depersonalisasi. Masyarakat
miskin, kurang beruntung, tanpa asuransi kesehatan, penduduk pendatang tidak merasakan
pelayanan kesehatan yang sederajat. Perawat komunitas memberikan arahan dan penjelasan
terhadap kompleksitas sistem pelayanan kesehatan yang tujuannya agar masyarakat
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.

Dengan terjadinya pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model
medikal yang menitik beratkan pelayanan pada diagnosis dan pengobatan ke paradigma sehat
yang lebih holistik melihat penyakit dan gejala sebagi informasi dan bukan sebagai fokus
pelayanan (Cohen, 1996) maka perawat berada pada posisi kunci dalam reformasi bidang
kesehatan ini. Hal ini ditopang oleh kenyatan bahwa 40-60 persen pelayanan di Rumah Sakit
adalah pelayanan Keperawatan (Gilles, 1994) dan hampir semua pelayanan promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit baik di Rumah Sakit maupun ditatanan pelayanan kesehatan lain
dilakukan oleh Perawat.
Bila sehat merupakan fokus pelayanan kesehatan, dan tidak mengabaikan fungsi
pengobatan dan pemulihan, maka sebenarnya telah terjadi pergeseran pada lokasi pelayanan, tipe
dan sifat pelayanan yang diberikan. Orang sehat berada di masyarakat, sekolah dan tempat kerja,
karena itu promosi dan rumatan kesehatan perlu tersedia pada tempat dimana orang
membutuhkan pelayanan tersebut. Tujuan pelayanan seperti ini adalah agar setiap orang yang
sehat tersebut dapat selalu menjalani kehidupannya secara produktif sesuai dengan kondisi sosial
ekonominya dalam situasi kehidupan yang berkualitas baik.
Sebaliknya, keberadaan orang yang mengalami sakit membutuhkan pelayanan kesehatan
yang berkesinambungan dan dapat memenuhi kebutuhan para penerima pelayanan secara
holistik. Para pemberi pelayanan khususnya keperawatan harus dapat mewujudkan pelayanan
keperawatan sebagai suatu pelayanan untuk mempertahankan kualitas kehidupan orang lain yang
saling berhubungan termasuk didalamnya kematian dan perpanjangan hidup (Watson, 1979
dalam Tomey, 1994).
Dengan demikian, wujud tatanan baru dalam pelayanan kesehatan ini memerlukan praktik
keperawatan yang maju, dimana perawat memberikan dan mengkoordinasi pelayanan, pengelola
kasus, memberi nasihat dan konsultasi pada klien tentang perilaku sehat. Disamping itu perawat
juga melakukan fungsi triase, monitoring, membela keluarga dan membantu klien untuk
bijaksana dalam memilih pelayanan kesehatan dan mengevaluasinya.
12

Tidak salah bila komunitas perawat dan stake holder di Indonesia memulai untuk
mengembangkan pelayanan Keperawatan Kesehatan di rumah Sebagai satu alternatif pilihan
pelayanan kesehatan oleh masyarakat sesuai dengan kemampuan dan kondisi sosial budaya di
Indonesia yang sangat terkenal dengan kekeluargaan dan dukungan lingkungan yang masih
sangat tinggi.
Dengan mulai maraknya upaya pelayanan keperawatan kesehatan keluarga dikembangkan
maka akan makin terasa sentuhan peran perawat dalam melayani klien sesuai dengan lingkup
kewenangan dan keilmuannya, sekaligus bagi pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan
lapangan kerja baru sebagaimana yang telah diaksanakan diberbagai negara.
Akhirnya bersama dengan bentuk-bentuk pelayanan keperawatan lainnya tentu akan
meningkatkan profesionalisme keperawatan terutama dimasyarakat, luar gedung akan makin
meningkat dan dapat menurunkan citra yang kurang tepat akan peran dan eksistensi perawat
sebagai Profesi, bukan sebagai pembantu tenaga kesehatan lainnya
Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus rnempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus
memberikan manfaat yang besar bagi komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan komunitas
dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara
langsung mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan keperawatan
komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan
disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu. sendiri, prinsip yang lanilla
yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
13

Perawat komunitas berperan memberikan advocacy kepada klien (komunitas). Setiap individu,
kelompok, dan masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sederajat. Sistem
pelayanan kesehatan yang ada bersifat terbagi-bagi dan depersonalisasi. Masyarakat miskin,
kurang beruntung, tanpa asuransi kesehatan, penduduk pendatang tidak merasakan pelayanan
kesehatan yang sederajat. Perawat komunitas memberikan arahan dan penjelasan terhadap
kompleksitas sistem pelayanan kesehatan yang tujuannya agar masyarakat mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam
memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed
Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan
dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

D. Pelayanan Keperawatan Kesehatan di Rumah (home health care)


Pelayanan Keperawatan dirumah atau Praktik Keperawatan dirumah adalah pelayanan
keperawatan profesional oleh seorang atau tim keperawatan yang ditujukan kepada klien dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Pokja Keperawatan CHS, 1997).
Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan
komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang berasal dari spesialisasi keperawatan tertentu.
Pelayanan keperawatan di rumah mencakup pencegahan primer, sekunder, dan tersier yang
berfokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga atau pemberi pelayanan
yang lain (ANA, 1992).
Tujuan Pelayanan dari keperawatan dirumah atau praktik keperawatan dirumah yakni,
Terpenuhinya kebutuhan dasar (biologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual) bagi pasien
secara mandiri. Meningkatnya kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan dan
perawatan pasien di rumah. Meningkatnya kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
14

Ruang lingkup pelayanan keperawatan kesehatan di rumah, Memberikan pelayanan asuhan


keperawatan secara komprehensif pada proses penyembuhan kesehatan, rehabilitasi,
pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan. Melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya tentang kondisi yang dialami. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga
dalam rangka mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Peran dan fungsi keperawatan komunitas dalam memberikan pelayanan keperawatan
kesehatan dirumah:
1. Peran keperawatan komunitas dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah
diantaranya :
a. Manajer Kasus: Mengelola dan mengkolaborasikan dengan anggota keluarga dan penyedia
pelayanan kesehatan atau pelayanan sosial yang lain untuk meningkatkan pencapaian pelayanan,
b. Pelaksana /Pemberi Asuhan: Memberikan pelayanan langsung dan melakukan supervisi
pelayanan yang diberikan oleh anggota keluarga atau pelaku rawat (care giver),
c. Pendidik: Mengajarkan keluarga tentang sehat sakit dan bertindak sebagai penyedia informasi
kesehatan.
d. Kolaborato : Mengkoordinir pelayanan yang diterima oleh keluarga dan mengkolaborasikan
dengan keluarga dalam merencanakan pelayanan,
e. Pembela (Advocate): Melakukan pembelaan terhadap pasien melalui dukungan peraturan,
f. Konselor: Membantu pasien dan keluarga dalam menyelesaikan masalah dan mengembangkan
koping yang konstruktif,
g. Penemu Kasus dan Melakukan Rujukan: Melibatkan diri dalam menemukan kasus di keluarga
dan melakukan rujukan secara cepat,
h. Penata lingkungan rumah: Melakukan modifikasi lingkungan bersama pasien dan keluarga dan
tim kesehatan lain untuk menunjang lingkungan sehat,
i. Peneliti: Mengidentifikasi masalah praktik dan mencari jawaban melalui pendekatan ilmiah.
2. Fungsi keperawatan komunitas dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah
diantaranya :
a.
15

Fungsi sebagai Manajer Kasus:


1) Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan,
2) Menyusun rencana pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan lainnya di rumah,
3) Mengkoordinir aktifitas tim kesehatan multidisiplin dalam memberikan pelayanan sesuai
kebutuhan pasien di rumah,
4) Memantau kualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan lainnya yang diberikan
kepada pasien di rumah.
b. Fungsi sebagai Pemberi Asuhan:
1) Melakukan pengkajian asuhan keperawatan secara komprehensif,
2) Menetapkan masalah (diagnosa keperawatan),
3) Menyusun rencana keperawatan dengan mempertimbangkan kebutuhan pasien dan potensi
keluarga,
4) Melakukan tindakan keperawatan langsung mencakup tindakan mandiri dan tindakan
kolaboratif,
5) Melakukan observasi terhadap kondisi kesehatan dan perkembangan/respon pasien,
6) Membantu pasien dan anggota keluarga mengembangkan perilaku koping yang efektif,
7) Melibatkan anggota keluarga dalam memberikan perawatan pasien di rumah,
8) Membimbing semua anggota keluarga dalam melakukan aktifitas promosi dan pemeliharaan
kesehatan,
9) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan,
10) Mendokumentasikan asuhan keperawatan.
c. Fungsi sebagai Pendidik:
1) Mengidentifikasi pasien dan keluarga akan pendidikan kesehatan,
2) Memilih metode pembelajaran dan menyiapkan materi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan masalah pasien dan keluarga,
3) Menyusun rencana kegiatan pendidikan kesehatan,
4)
16

Melaksanakan pendidikan kesehatan terkait dengan masalah kesehatan pasien,


5) Mengajarkan anggota keluarga tentang keterampilan dan strategi yang dibutuhkan dalam
mengasuh anggota keluarga yang sakit,
6) Mendorong keluarga untuk melakukan upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan melalui
perilaku hidup sehat,
7) Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.
d. Fungsi sebagai Kolaborator:
1) Melakukan kerjasama dengan anggota tim kesehatan lain untuk menyelesaikan masalah
kesehatan pasien,
2) Melakukan kerjasama dengan sumber-sumber/fasilitas pelayanan yang ada di masyarakat untuk
menyelesaikan masalah kesehatan pasien.
e. Fungsi sebagai Pembela:
1) Mendemonstrasikan tehnik komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga di rumah,
2) Menghormati hak pasien,
3) Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan,
4) Melaksanakan fungsi pendampingan,
5) Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan sumber-sumber yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kesehatan,
6) Memfasilitasi pasien dalam memanfaatkan sumber-sumber untuk mengatasi masalah
kesehatannya.
f. Fungsi sebagai Konselor:
1) Membantu penyelesaian masalah pasien dan keluarganya,
2) Membantu pasien dan keluarga mempertimbangkan berbagai solusi dalam rangka menetapkan
cara yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
3) Menunjang komunikasi efektif keluarga untuk meningkatkan penyelesaian masalah,
4) Mengkomunikasikan bahwa keluarga bertanggung jawab memilih alternatif penyelesaian
masalah.
17

g. Fungsi Penemu Kasus dan Melakukan Rujukan:


1) Mengembangkan pengetahuan tentang tanda-tanda dan gejala atau faktor yang berkontribusi
dengan kondisi atau masalah yang akan dicari,
2) Menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensi masalah kesehatan atau kondisi
tertentu,
3) Menetapkan kebutuhan rujukan yang sesuai,
4) Melakukan rujukan terhadap kasus yang perlu penanganan dari tim kesehatan lainnya,
5) Menyediakan pelayanan tindak lanjut terhadap kasus yang teridentifikasi.
h. Fungsi Penata Lingkungan Rumah
1) Memodifikasi lingkungan yang memungkinkan peningkatan kesehatan pasien,
2) Memodifikasi lingkungan yang memungkinkan pasien mandiri dalam perawatan dirinya.
i. Fungsi Peneliti:
1) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat diteliti,
2) Merancang dan melakukan penelitian keperawatan,
3) Menyebarluaskan hasil penelitian,
4) Mengaplikasikan temuan hasil riset ke dalam praktik.
Strategi pelaksanaan, Dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan di
rumah terdapat tiga kegiatan yang dilakukan oleh seorang perawat, meliputi; Pendekatan dengan
Manajemen Kasus, Asuhan Keperawatan Profesional, serta Pencatatan dan Pelaporan.
1. Manajemen Kasus
18

Model manajemen kasus melibatkan pelayanan multidisiplin. Dalam model ini, perawat sebagai
manajer kasus bekerja dengan disiplin lain memberikan pelayanan kepada pasien dengan
berbagai penyakit atau ketidakmampuan fungsional. Perawat menentukan jenis pelayanan yang
dibutuhkan pasien, membuat perencanaan kunjungan (jadwal kunjungan) multidisiplin dan
mengadakan konferensi dengan tenaga kesehatan lain secara periodik atau sesuai kebutuhan
untuk menilai perkembangan pasien/ keluarga terhadap pelayanan yang diberikan serta menilai
kualitas pelayanan yang diberikan.
Proses manajemen kasus dalam pelayanan keperawatan kesehatan di rumah mencakup:
a. Melakukan seleksi kasus yang membutuhkan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah
melalui metode manajemen kasus antara lain:
1) Resiko tinggi; Bayi, Balita, remaja, Ibu maternal, lansia;
2) Cidera Tulang Belakang, Fraktur Multiple, Cidera Kepala;
3) Pasien koma, Diabetes Melitus (DM), AIDS, Gagal Jantung, Asma berat, Pasien yang mendapat
terapi atau Nutrisi melalui infus;
4) Cerebro Vascular Accident (CVA, Stroke, Masalah ibu post partum dan masalah reproduksi;
5) Pasien dengan amputasi;
6) Ketergantungan obat;
7) Pasien dengan luka kronis, Kekerasan dalam rumah tangga.
8) Disfungsi kandung kemih, neurologis;
9) Pasien yang menerima pelayanan rehabilitasi, Pasien psikiatri, demensia;
b. Membuat Perencanaan Penyediaan Pelayanan, dalam membuat perencanaan, manajer kasus
bekerja sama dengan pasien, keluarga dan berkoordinasi dengan tim kesehatan lain. Kegiatan
yang dilakukan:
1) Membuat rencana kunjungan (jadwal kunjungan) yang berisi;
2) Membuat rencana berkaitan dengan tindakan dan pembiayaan yang diperlukan pasien dari
berbagai pemberi pelayanan;
3) Menyeleksi sumber-sumber yang tersedia di masyarakat seperti pemberi pelayanan dan
pelayanan kesehatan yang tersedia sesuai kebutuhan pasien.
c.
19

Melakukan Koordinasi Penyediaan Pelayanan, manajer kasus melakukan koordinasi penyediaan


pelayanan dengan tim kesehatan lain serta melakukan rujukan kasus. Kegiatan yang dilakukan,
meliputi :
1) Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang berbagai pelayanan kesehatan yang
tersedia di masyarakat yang dapat digunakan pasien sesuai dengan kebutuhan mereka;
2) Membuat perjanjian (kesepakatan) dengan pasien dan keluarga tentang tenaga kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang akan diberikan (Informed Consent);
3) Mengkoordinasikan rencana manajemen kasus kepada tim kesehatan yang akan memberikan
pelayanan kepada pasien berdasarkan jadwal kunjungan yang telah dibuat;
4) Bekerjasama dengan tim kesehatan lain dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
sepanjang rentang perawatan yang dibutuhkan pasien;
5) Melaksanakan pelayanan keperawatan berfokus pada tujuan yang telah ditetapkan hingga pasien
mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhannya;
6) Melakukan rujukan dengan berbagai pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan kondisi
pasien yang akan dirujuk, keterjangkauan pelayanan dan sumber-sumber yang tersedia.
d. Melakukan Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan, yaitu melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan untuk menilai perkembangan pasien dan
ketercapaian tujuan serta kualitas pelayanan yang diberikan.
1) Melakukan monitor tindakan yang dilakukan oleh tim kesehatan serta perkembangan pasien
terkait dengan perubahan status medis, perubahan kemampuan fungsional pasien, kebutuhan
pendidikan kesehatan pasien dan keluarga;
2) Menilai respon atau hasil akhir pelayanan untuk membuat keputusan tentang penghentian
perawatan di rumah.
2. Mengevaluasi Proses Manajemen Kasus
20

Mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan. Dalam sistem Praktik Keperawatan Mandiri,
struktur organisasi pengelola dapat digambarkan seperti pada bagan dibawah ini yang dapat pula
diterapkan dalam Pelayanan Keperawatan Kesehatan Di Rumah. Pemimpin unit yang
membawahi dua sub unit yaitu sub unit yang bertanggung jawab terhadap administrasi dan sub
unit yang bertanggung jawab terhadap pelayanan. Sub unit pelayanan membawahi tenaga
Koordinator Kasus (case manager) dan tenaga pemberi pelayanan (care giver).
Dalam pelaksanaannya struktur organisasi dapat disesuaikan dengan sumber daya yang
tersedia sehingga beberapa fungsi dapat dilaksanakan oleh satu orang. Demikian pula
sebutan/penamaannya sesuai dengan kesepakatan setempat.
3. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian adalah pasien harus dilihat
secara holistik dan unik, perawat harus selalu obyektif, format-format yang digunakan harus
sesuai, memperhatikan tempat untuk wawancara, pengumpulan data dilakukan secara terus
menerus dan dicatat secara menyeluruh, akurat, dan sistematik.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data yang terkumpul untuk merefleksikan
respon pasien. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berkaitan dengan masalah aktual, dan
risiko, atau potensial.
c. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses penyusunan strategi atau intervensi keperawatan yang
dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi, memelihara, atau mengatasi masalah kesehatan pasien
yang telah diidentifikasi dan telah divalidasi selama fase perumusan diagnosa.
Dalam merumuskan perencanaan ini menekankan pada partisipasi pasien, keluarga, dan
koordinasi dengan anggota tim kesehatan lain. Perencanaan mencakup penentuan prioritas
masalah, penentuan tujuan serta penyusunan rencana tindakan secara komprehensif.
d. Implementasi
21

Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat bekerjasama dengan pasien, keluarga, pelaku
rawat dan tenaga lain (kesehatan maupun non kesehatan). Tindakan yang dilakukan mengacu
pada Standard Operational Procedure (SOP) yang berlaku. Jenis tindakan yang dapat dilakukan
yaitu tindakan yang bersifat mandiri maupun tindakan kolaborasi.
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi pelayanan yang telah dilakukan
dan sejauh mana pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia. Evaluasi dilakukan selama proses
pemberian pelayanan asuhan keperawatan maupun pada akhir pemberian asuhan keperawatan.
4. Pencatatan dan pelaporan
a. Pencatatan
1) Menejemen kasus
Manajer kasus bertanggung jawab untuk membuat dokumentasi tentang pelayanan yang
diberikan pada pasien dan keluarga dengan meminta masukan dari tenaga kesehatan yang
merawat pasien. Dokumentasi tersebut mencakup:
Lembar Persetujuan Dokter, jika pasien dirawat dokter;
Lembar Persetujuan Pasien/Keluarga (Informed Consent);
Jadwal Kunjungan Perawat;
Pertemuan Tim Perawat;
Lembar Pengobatan;
Tindakan Tim Perawat;
Rujukan kasus ke Sarana kesehatan lain;
Penghentian perawatan di rumah.
2) Pelaksanaan asuhan keperawatan
Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan bertanggung jawab membuat dokumentasi
asuhan keperawatan setiap kali melakukan kunjungan sesuai dengan prinsip-prinsip
pendokumentasian.
22
b. Pelaporan
Manajer kasus secara rutin (bulanan, triwulan, semester, tahunan) memberikan laporan
kepada pengelola pelayanan keperawatan kesehatan di rumah. Laporan dari pengelola
pelayanan tersebut kemudian diteruskan kepada pimpinan unit pelayanan kesehatan (Agensi/
Puskesmas/ Rumah Sakit) disesuaikan dengan sistem pelaporan yang sudah berlaku di Institusi
(terintegrasi dengan laporan Institusi yang bersangkutan). Selanjutnya laporan diteruskan secara
berjenjang sesuai dengan alur bagan di atas. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus mempunyai
sistem informasi yang baik tentang pelayanan keperawatan kesehatan di rumah yang bisa di
akses oleh Propinsi maupun Depkes. Materi yang dilaporkan mencakup:
1) Jumlah pasien yang dikunjungi dan pola penyakit berdasarkan usia;
2) Periode kunjungan untuk setiap kasus (frekuensi kunjungan dan lama perawatan);
3) Jumlah pasien yang dapat pengobatan;
4) Jumlah pasien yang dirujuk ke pelayanan kesehatan lain;
5) Jumlah pasien yang meninggal dan penyebab kematian;
6) Tingkat keberhasilan pelayanan yang diberikan (kemandirian pasien dan keluarga);
7) Tenaga kesehatan dan non kesehatan yang memberikan Pelayanan.
Mekanisme Pelayanan di Rumah, merupakan alur pelayanan keperawatan komunitas dalam
memberikan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah diantaranya :
1. Proses Penerimaan Kasus
Unit Pelayanan Keperawatan Kesehatan di rumah menerima pasien dari Rumah Sakit,
Puskesmas, sarana pelayanan kesehatan lain dan dikirim dari keluarga/kelompok atau
masyarakat;
23

Pimpinan Pelayanan Keperawatan Kesehatan di rumah menunjuk dan memberikan mandat


kepada salah seorang perawat untuk menjadi seorang manajer kasus untuk mengelola kasus
tersebut;
Manajer kasus membuat surat persetujuan dan dilanjutkan untuk melakukan proses
pengelolaan kasus (Manajemen Kasus).
2. Pembiayaan
Penentuan tarip pelayanan keperawatan kesehatan di rumah ditetapkan berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
a. Pemerintah dan masyarakat bertanggungjawab dalam memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat
b. Tarif pelayanan keperawatan kesehatan di rumah sebaiknya memperhatikan kemampuan
keuangan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat
c. Penetapan tarif meskipun dimungkinkan untuk mencari laba, namun harus mempertimbangkan
kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah dengan asas gotong royong
d. Tarif pelayanan keperawatan kesehatan di rumah untuk golongan yang pembayarannya dijamin

oleh pihak asuransi ditetapkan atas dasar saling membantuTarif pelayanan keperawatan
kesehatan di rumah harus mencakup seluruh unsur pelayanan secara proporsiona.
24

23

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang
diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang
mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan
menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang
merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara
menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.
pelayanan kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat yang
memerlukan, baik di tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat, maupun di tatanan pelayanan
rumah sakit.
Perawat komunitas berperan memberikan advocacy kepada klien (komunitas). Setiap
individu, kelompok, dan masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sederajat.
Sistem pelayanan kesehatan yang ada bersifat terbagi-bagi dan depersonalisasi. Masyarakat
miskin, kurang beruntung, tanpa asuransi kesehatan, penduduk pendatang tidak merasakan
pelayanan kesehatan yang sederajat. Perawat komunitas memberikan arahan dan penjelasan
terhadap kompleksitas sistem pelayanan kesehatan yang tujuannya agar masyarakat
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
25

pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu
yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan,
lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama
peningkatan kesehatan, pelayanan keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip
keadilan dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu.
B. Saran
pelayanan keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana
tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu.
sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam
memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan
yang ada.
Dengan mulai maraknya upaya pelayanan keperawatan kesehatan keluarga dikembangkan
maka akan makin terasa sentuhan peran perawat dalam melayani klien sesuai dengan lingkup
kewenangan dan keilmuannya, sekaligus bagi pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan
lapangan kerja baru sebagaimana yang telah diaksanakan diberbagai negara.
26
DAFTAR PUSTAKA

Allender, et all. (1999). Community Health Nursing. Philladelphia: Lippincott.


Ayers, et all. (1998). Community Based Nursing Care. Philladelphia: Mosby Years Books.
Clark, M. J. (1999). Nursing in The Community. California: Appleton & Lange.
Dainur. 1995. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta, Widya Medika
Departemen Kesehatan RI. (2004). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Departemen Kesehatan RI. (2004). Pedoman Perawatan Kesehatan di Rumah. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI. (1992). Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV, Jakarta
Gilliss, C. L., et all. (1989). Toward a Science of Family Nursing.California: Addison and Whalley.
Knollmueler. 1998. Buku Saku Keperawatan Komunitas Kesehatan Rumah, Jakarta: EGC
Smith, M. C. (2001). Community Nursing Care. Philadelphia: Mosby Years Books.
Stanhope, Marcia. (1997). Perawatan Kesehatan Masyarakat Suatu Proses dan Praktek untuk Peningkatan
Kesehatan Jilid 2. Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran Bandung

Anda mungkin juga menyukai