Disusun Oleh:
Ibnu Agustin
S1 KEPERAWATAN TK.3
STIKES YPIB MAJALENGKA
Jln.Gerakan Koperasi No.003 Majalengka 45411
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang “Bentuk Terapi
Komplementer Meditasi dan Imagery” ini dengan baik.Tugas Makalah ini ditujukan untuk
memenuhi kurangnya kehadiran mata kuliah keperawatan komunitas di STIKes YPIB
Majalengka.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara.
Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan di
Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder & Lindquis, 2002). Estimasi di Amerika Serikat
627 juta orang adalah pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang yang mengunjungi praktik
konvensional (Smith et al., 2004). Data lain menyebutkan terjadi peningkatan jumlah pengguna
terapi komplementer di Amerika dari 33% pada tahun 1991 menjadi 42% di tahun 1997
(Eisenberg, 1998 dalam Snyder & Lindquis, 2002). Klien yang menggunakan terapi
komplemeter memiliki beberapa alasan. Salah satu alasannya adalah filosofi holistik pada terapi
komplementer, yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi
komplementer. Alasan lainnya karena klien ingin terlibat untuk pengambilan keputusan dalam
pengobatan dan peningkatan kualitas hidup dibandingkan sebelumnya. Sejumlah 82% klien
melaporkan adanya reaksi efek samping dari pengobatan konvensional yang diterima
menyebabkan memilih terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002). Terapi komplementer
yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan
kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi komplementer atau alternatif pada petugas
kesehatan seperti dokter ataupun perawat. Masyarakat mengajak dialog perawat untuk
penggunaan terapi alternatif (Smith et al., 2004). Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan
pelayanan yang sesuai dengan pilihannya, sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak
ada kepuasan klien. Hal ini dapat menjadi peluang bagi perawat untuk berperan memberikan
terapi komplementer. Peran yang dapat diberikan perawat dalam terapi komplementer atau
alternatif dapat disesuaikan dengan peran perawat yang ada, sesuai dengan batas
kemampuannya. Pada dasarnya, perkembangan perawat yang memerhatikan hal ini sudah ada.
Sebagai contoh yaitu American HolisticNursing Association (AHNA), Nurse HealerProfesional
Associates (NHPA) (Hitchcock et al., 1999). Ada pula National Center
forComplementary/Alternative Medicine (NCCAM) yang berdiri tahun 1998 (Snyder &
Lindquis, 2002).
Kebutuhan masyarakat yang meningkat dan berkembangnya penelitian terhadap terapi
komplementer menjadi peluang perawat untuk berpartisipasi sesuai kebutuhan masyarakat.
Perawat dapat berperan sebagai konsultan untuk klien dalam memilih alternatif yang sesuai
ataupun membantu memberikan terapi langsung. Namun, hal ini perlu dikembangkan lebih lanjut
melalui penelitian (evidence-based practice) agar dapat dimanfaatkan sebagai terapi keperawatan
yang lebih baik.
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar terapi komplementer, imajinasi terbimbing dan
terapi meditasi.
Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa mampu menyebutkan definisi terapi komplementer, imajinasi terbimbing dan
terapi meditasi.
2. Mahasiswa mampu menyebutkan jenis- jenis terapi komplementer, imajinasi terbimbing dan
terapi meditasi.
3. Mahasiswa mampu menyebutkan fokus terapi komplementer, imajinasi terbimbing dan
terapi meditasi.
4. Mahasiswa mampu menyebutkan peran perawat dalam terapi komplementer, imajinasi
terbimbing dan terapi meditasi.
BAB II
PEMBAHASAN TERAPI KOMPLEMENTER
A. Definisi Terapi Komplementer
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk
Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan
pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah
dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi di
Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar
Pengobatan Medis yang Konvensional.
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat
75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-konvensional. Di
Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan
komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non –
konvensional di berbagai media
2. Terapi hiperbarik
Terapi heperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan
yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1
atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca,
minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik
Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal
terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar
yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap
keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih
lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk
mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya karena
masing – masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri – sendiri. Terapi hiperbarik
misalnya, umumnya digunakan untuk pasien – pasien dengan gangren supaya tidak perlu
dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya
tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan umum,
meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan
serta menghilangkan atau mengurangi efek samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker
itu sendiri, seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.
1. Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki
kompetensi.
2. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi.
3. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus – menerus
BAB III
PEMBAHASAN TERAPI MEDITASI
A. Definisi Terapi Meditasi
Dalam kamus, meditasi adalah:
1. Tindakan meditatif atau pikiran yang terus mendalam.
2. Refleksi yang mendalam tentang berbagai hal sebagai tindakan kebaktian agama (ibadah).
3. Perhatian yang terus-menerus terhadap subjek tertentu.
4. Refleksi terhadap sebuah subjek; kontemplasi.
Praktik relaksasi yang melibatkan pengosongan pikiran dari semua hal yang menarik,
membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari. Makna harfiah meditasi adalah
kegiatan mengunyah-unyah atau membolak-balik dalam pikiran, memikirkan, merenungkan. Arti
definisinya, meditasi adalah kegiatan mental terstruktur, dilakukan selama jangka waktu tertentu,
untuk menganalisis, menarik kesimpulan, dan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk
menyikapi, menentukan tindakan atau penyelesaian masalah pribadi, hidup, dan perilaku.
Dengan kata lain, meditasi melepaskan kita dari penderitaan pemikiran baik dan buruk
yang sangat subjektif yang secara proporsional berhubungan langsung dengan kelekatan kita
terhadap pikiran dan penilaian tertentu. Kita mulai paham bahwa hidup merupakan serangkaian
pemikiran, penilaian, dan pelepasan subjektif yang tiada habisnya yang secara intuitif mulai kita
lepaskan. Dalam keadaan pikiran yang bebas dari aktivitas berpikir, ternyata manusia tidak mati,
tidak juga pingsan, dan tetap sadar. Guruterbaik untuk meditasi adalah pengalaman. Tidak ada
guru, seminar, atau buku-buku meditasi yang dapat mengajarkan secara pasti bagaimana
seharusnya kita melakukan hidup bermeditasi.Setiap orang dapat secara bebas memberikan nilai-
nilai tersendiri tentang arti meditasi bagi kehidupannya. Oleh karena hanya dengan
mempraktekkan meditasi dalam hidup, orang bisa merasakan manfaat suatu perjalanan meditasi.
Ada banyak arti tentang meditasi, di antaranya adalah:
Selama anda melakukan meditasi, detak jantung melambat, tekanan darah menjadi
normal, pernapasan menjadi tenang, dan tingkat hormon stres menurun. Selama meditasi, lama-
kelamaan Anda bisa mendengarkan denyutan jantung, bahkan lebih lanjut lagi Anda dapat
mengkoordinasikan irama denyut jantung dengan irama keluar masuknya napas. Di masa lalu
testimoni mengenai manfaat meditasi datang hanya dari orang-orang yang mempraktikkan
meditasi, saat ini ilmu pengetahuan menunjukkan manfaat meditasi secara objektif.
Riset atas para pendeta oleh Universitas Wisconsin menunjukkan bahwa praktik meditasi
melatih otak untuk menghasilkan lebih banyak gelombang Gamma, yang dihasilkan saat orang
merasa bahagia. Dari penelitian terungkap bahwa meditasi dan cara relaksasi lainnya bermanfaat
untuk mengatasi gangguan fungsi ginjal dengan meningkatkan produksi melatonin dan serotonin
serta menurunkan hormon streskortisol. Dr. Herbert Benson, seorang ahli jantung dari
Universitas Harvard, adalah orang pertama yang dengan penuh keyakinan menggabungkan
manfaat meditasi dengan pengobatan gaya barat. Secara ilmiah, ia menjelaskan manfaat-manfaat
dari meditasi yang telah dipraktikkan orang selama berabad-abad. Manfaat meditasi:
1. Apabila anda secara rutin melakukan meditasi, organ-organ tubuh dan sel tubuh akan
mengalami keadaan baik dan bekerja lebih teratur.
2. Mampu mengatur dan mengendalikan orang lain serta memaafkannya.
3. Mampu mengerti orang lain dan memaafkannya.
4. Selalu bertekun dalam hidup yang baik, sebagai pembawa berkat bagi sesama.
5. Mampu menerima suka dan duka, kesulitan, dan kebaikan hidup dengan baik.
D. Sikap Mental Dalam Meditasi
1. Jangan mengharapkan apapun
2. Jangan tegang
3. Jangan terburu-buru
4. Jangan melekati apa pun dan jangan menolak apapun
5. Lepaskan segala pikiran yang terpendam
6. Terimalah apapun yang muncul
7. Perlakukanlah diri dengan lembut
8. Selidikilah diri sendiri
9. Pandanglah semua masalah sebagai tantangan
10. Janganlah terjebak dalam perbedaan
E. Cara Melakukan Meditasi
Meditasi itu alami, organis, dan bukan barang impor. Ada banyak cara untuk bermeditasi,
termasuk meditasi sebagai gerakan atau tarian dan meditasi atas bunyi, musik, dan imajeri visual.
Ada yang melakukannya sambil bervisualisasi, ada yang melakukannya sambil berkontemplasi
ke dalam sebuah konsep (misalnya tentang cinta, kasih sayang, persahabatan, atau Tuhan), ada
yang melakukannya sambil merapal mantra atau melakukan afirmasi (meneguhkan diri dengan
mengucapkan kalimat-kalimat yang dapat memberikan motivasi), ada yang melakukannya
sambil memandangi cahaya lilin, dan ada juga yang bermeditasi sambil mempertajam sensitivitas
indra tubuh dan menghayatinya.
Untuk melakukan meditasi, Anda harus dapat menurunkan frekuensi gelombang otak terlebih
dulu dengan cara relaksasi. Kenali irama gelombang yang mengalir yang sering mengacaukan
peningkatan kesadaran dalam meditasi agar dapat menemukan cara yang khas untuk
membuatnya menjadi selaras. Ada banyak buku bagus mengenai teknik bermeditasi, tapi berikut
dasar-dasarnya:
F. Praktik Meditasi