Anda di halaman 1dari 15

BENTUK TERAPI KOMPLEMENTER

MEDITASI DAN IMAGERY


MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu tugas kurangnya kehadiran

Disusun Oleh:
Ibnu Agustin

S1 KEPERAWATAN TK.3
STIKES YPIB MAJALENGKA
Jln.Gerakan Koperasi No.003 Majalengka 45411
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang “Bentuk Terapi
Komplementer Meditasi dan Imagery” ini dengan baik.Tugas Makalah ini ditujukan untuk
memenuhi kurangnya kehadiran mata kuliah keperawatan komunitas di STIKes YPIB
Majalengka.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Tujuan Pembelajaran .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN TERAPI KOMPLEMENTER
A. Definisi Terapi Komplementer ................................................................... 3
B. Jenis-jenis Terapi Komplementer ............................................................... 3
C. Fokus Terapi Komplementer ...................................................................... 4
D. Peran Perawat dalam Terapi Komplementer .............................................. 4
E. Teknik Terapi Komplementer .................................................................... 4
F. Persyaratan dalam Terapi Komplementer .................................................. 5
BAB III PEMBAHASAN TERAPI MEDITASI
A. Definisi Terapi Meditasi ............................................................................ 6
B. Tujuan Meditasi ......................................................................................... 7
C. Manfaat dan Kegunaan Meditasi ............................................................... 7
D. Sikap Mental dalam Meditasi .................................................................... 8
E. Cara Melakukan Meditasi .......................................................................... 9
F. Praktik Meditasi ........................................................................................ 10
G. Posisi Tubuh .............................................................................................. 10
H. Posisi Duduk .............................................................................................. 11
I. Pengertian yang Salah Tentang Meditasi .................................................. 11
J. Permasalahan dalam Meditasi ................................................................... 11
BAB IV PEMBAHASAN TERAPI IMAJINASI TERBIMBING
A. Definisi Imajinasi Terbimbing .................................................................... 13
B. Manfaat Imajinasi Terbimbing ................................................................... 13
C. Dasar Imajinasi Terbimbing ....................................................................... 13
D. Proses Asosiasi Imajinasi ........................................................................... 14
E. Macam Teknik Imajinasi Terbimbing ........................................................ 15
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 16
B. Saran ......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara.
Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan di
Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder & Lindquis, 2002). Estimasi di Amerika Serikat
627 juta orang adalah pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang yang mengunjungi praktik
konvensional (Smith et al., 2004). Data lain menyebutkan terjadi peningkatan jumlah pengguna
terapi komplementer di Amerika dari 33% pada tahun 1991 menjadi 42% di tahun 1997
(Eisenberg, 1998 dalam Snyder & Lindquis, 2002). Klien yang menggunakan terapi
komplemeter memiliki beberapa alasan. Salah satu alasannya adalah filosofi holistik pada terapi
komplementer, yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi
komplementer. Alasan lainnya karena klien ingin terlibat untuk pengambilan keputusan dalam
pengobatan dan peningkatan kualitas hidup dibandingkan sebelumnya. Sejumlah 82% klien
melaporkan adanya reaksi efek samping dari pengobatan konvensional yang diterima
menyebabkan memilih terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002). Terapi komplementer
yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan
kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi komplementer atau alternatif pada petugas
kesehatan seperti dokter ataupun perawat. Masyarakat mengajak dialog perawat untuk
penggunaan terapi alternatif (Smith et al., 2004). Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan
pelayanan yang sesuai dengan pilihannya, sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak
ada kepuasan klien. Hal ini dapat menjadi peluang bagi perawat untuk berperan memberikan
terapi komplementer. Peran yang dapat diberikan perawat dalam terapi komplementer atau
alternatif dapat disesuaikan dengan peran perawat yang ada, sesuai dengan batas
kemampuannya. Pada dasarnya, perkembangan perawat yang memerhatikan hal ini sudah ada.
Sebagai contoh yaitu American HolisticNursing Association (AHNA), Nurse HealerProfesional
Associates (NHPA) (Hitchcock et al., 1999). Ada pula National Center
forComplementary/Alternative Medicine (NCCAM) yang berdiri tahun 1998 (Snyder &
Lindquis, 2002).
Kebutuhan masyarakat yang meningkat dan berkembangnya penelitian terhadap terapi
komplementer menjadi peluang perawat untuk berpartisipasi sesuai kebutuhan masyarakat.
Perawat dapat berperan sebagai konsultan untuk klien dalam memilih alternatif yang sesuai
ataupun membantu memberikan terapi langsung. Namun, hal ini perlu dikembangkan lebih lanjut
melalui penelitian (evidence-based practice) agar dapat dimanfaatkan sebagai terapi keperawatan
yang lebih baik.
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar terapi komplementer, imajinasi terbimbing dan
terapi meditasi.
Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa mampu menyebutkan definisi terapi komplementer, imajinasi terbimbing dan
terapi meditasi.
2. Mahasiswa mampu menyebutkan jenis- jenis terapi komplementer, imajinasi terbimbing dan
terapi meditasi.
3. Mahasiswa mampu menyebutkan fokus terapi komplementer, imajinasi terbimbing dan
terapi meditasi.
4. Mahasiswa mampu menyebutkan peran perawat dalam terapi komplementer, imajinasi
terbimbing dan terapi meditasi.
BAB II
PEMBAHASAN TERAPI KOMPLEMENTER
A. Definisi Terapi Komplementer
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk
Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan
pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah
dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi di
Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar
Pengobatan Medis yang Konvensional.
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat
75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-konvensional. Di
Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan
komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non –
konvensional di berbagai media

B. Jenis – Jenis Terapi Komplementer


1. Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur.
2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
3. Homeopati atau jamu-jamuan.
4. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki
5. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
6. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral
C. Fokus Terapi Komplementer
1. Pasien dengan penyakit jantung.
2. Pasien dengan autis dan hiperaktif
3. Pasien kanker

D. Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer


1. Perawat adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer selain dokter dan praktisi terapi.
2. Perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara holistik
dengan memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara ekonomi kepada
pasien.

E. Teknik Terapi Komplementer


Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu
sebagai berikut :
1. Akupuntur
Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya. Metode yang
berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi
kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan
mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu
pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem
tubuh.

2. Terapi hiperbarik
Terapi heperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan
yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1
atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca,
minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik
Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal
terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar
yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap
keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih
lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk
mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya karena
masing – masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri – sendiri. Terapi hiperbarik
misalnya, umumnya digunakan untuk pasien – pasien dengan gangren supaya tidak perlu
dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya
tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan umum,
meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan
serta menghilangkan atau mengurangi efek samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker
itu sendiri, seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.

F. Persyaratan Dalam Terapi Komplementer


Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :

1. Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki
kompetensi.
2. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi.
3. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus – menerus

BAB III
PEMBAHASAN TERAPI MEDITASI
A. Definisi Terapi Meditasi
Dalam kamus, meditasi adalah:
1. Tindakan meditatif atau pikiran yang terus mendalam.
2. Refleksi yang mendalam tentang berbagai hal sebagai tindakan kebaktian agama (ibadah).
3. Perhatian yang terus-menerus terhadap subjek tertentu.
4. Refleksi terhadap sebuah subjek; kontemplasi.
Praktik relaksasi yang melibatkan pengosongan pikiran dari semua hal yang menarik,
membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari. Makna harfiah meditasi adalah
kegiatan mengunyah-unyah atau membolak-balik dalam pikiran, memikirkan, merenungkan. Arti
definisinya, meditasi adalah kegiatan mental terstruktur, dilakukan selama jangka waktu tertentu,
untuk menganalisis, menarik kesimpulan, dan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk
menyikapi, menentukan tindakan atau penyelesaian masalah pribadi, hidup, dan perilaku.

Dengan kata lain, meditasi melepaskan kita dari penderitaan pemikiran baik dan buruk
yang sangat subjektif yang secara proporsional berhubungan langsung dengan kelekatan kita
terhadap pikiran dan penilaian tertentu. Kita mulai paham bahwa hidup merupakan serangkaian
pemikiran, penilaian, dan pelepasan subjektif yang tiada habisnya yang secara intuitif mulai kita
lepaskan. Dalam keadaan pikiran yang bebas dari aktivitas berpikir, ternyata manusia tidak mati,
tidak juga pingsan, dan tetap sadar. Guruterbaik untuk meditasi adalah pengalaman. Tidak ada
guru, seminar, atau buku-buku meditasi yang dapat mengajarkan secara pasti bagaimana
seharusnya kita melakukan hidup bermeditasi.Setiap orang dapat secara bebas memberikan nilai-
nilai tersendiri tentang arti meditasi bagi kehidupannya. Oleh karena hanya dengan
mempraktekkan meditasi dalam hidup, orang bisa merasakan manfaat suatu perjalanan meditasi.
Ada banyak arti tentang meditasi, di antaranya adalah:

1. Meditasi adalah jalan untuk masuk dalam kesadaran jiwa.


2. Meditasi adalah jalan untuk introspeksi diri.
3. Meditasi adalah jalan untuk berkomunikasi dengan sang pencipta.
4. Meditasi adalah jalan untuk mengubah hidup anda.
5. Meditasi adalah jalan untuk meraih ketenangan batin.
B. Tujuan Meditasi
Tujuannya adalah mencapai kesempurnaan diri dari semua sifat luhur dan bajik yang masih
tertidur dalam pikiran bawah sadar.
Tujuan ini mengandung lima elemen:
1. Memurnikan pikiran
2. Menanggulangi kesedihan dan duka cita
3. Mengatasi penderitaan dan ratap tangis
4. Melangkah pada jalan menuju tercapainya kedamaian abadi
5. Mencapai kebahagiaan dengan mengikuti jalan tersebut.
C. Manfaat dan Kegunaan Meditasi
Meditasi sering diartikan secara salah, dianggap sama dengan melamun sehingga
meditasi dianggap hanya membuang waktu dan tidak ada gunanya. Meditasi justru merupakan
suatu tindakan sadar karena orang yang melakukan meditasi tahu dan paham akan apa yang
sedang dia lakukan. Manfaat meditasi yang kita lakukan bisa secara langsung maupun tidak
langsung kita rasakan secara fisik. Salah satu manfaat tersebut adalah kesembuhan yang kita
peroleh, jika kita menderita sakit tertentu. Dari sudut pandang fisiologis, meditasi adalah anti-
stres yang paling baik. Saat anda mengalami stres, denyut jantung dan tekanan darah meningkat,
pernapasan menjadi cepat dan pendek, dan kelenjar adrenalin memompa hormon-hormon stres.

Selama anda melakukan meditasi, detak jantung melambat, tekanan darah menjadi
normal, pernapasan menjadi tenang, dan tingkat hormon stres menurun. Selama meditasi, lama-
kelamaan Anda bisa mendengarkan denyutan jantung, bahkan lebih lanjut lagi Anda dapat
mengkoordinasikan irama denyut jantung dengan irama keluar masuknya napas. Di masa lalu
testimoni mengenai manfaat meditasi datang hanya dari orang-orang yang mempraktikkan
meditasi, saat ini ilmu pengetahuan menunjukkan manfaat meditasi secara objektif.

Riset atas para pendeta oleh Universitas Wisconsin menunjukkan bahwa praktik meditasi
melatih otak untuk menghasilkan lebih banyak gelombang Gamma, yang dihasilkan saat orang
merasa bahagia. Dari penelitian terungkap bahwa meditasi dan cara relaksasi lainnya bermanfaat
untuk mengatasi gangguan fungsi ginjal dengan meningkatkan produksi melatonin dan serotonin
serta menurunkan hormon streskortisol. Dr. Herbert Benson, seorang ahli jantung dari
Universitas Harvard, adalah orang pertama yang dengan penuh keyakinan menggabungkan
manfaat meditasi dengan pengobatan gaya barat. Secara ilmiah, ia menjelaskan manfaat-manfaat
dari meditasi yang telah dipraktikkan orang selama berabad-abad. Manfaat meditasi:

1. Apabila anda secara rutin melakukan meditasi, organ-organ tubuh dan sel tubuh akan
mengalami keadaan baik dan bekerja lebih teratur.
2. Mampu mengatur dan mengendalikan orang lain serta memaafkannya.
3. Mampu mengerti orang lain dan memaafkannya.
4. Selalu bertekun dalam hidup yang baik, sebagai pembawa berkat bagi sesama.
5. Mampu menerima suka dan duka, kesulitan, dan kebaikan hidup dengan baik.
D. Sikap Mental Dalam Meditasi
1. Jangan mengharapkan apapun
2. Jangan tegang
3. Jangan terburu-buru
4. Jangan melekati apa pun dan jangan menolak apapun
5. Lepaskan segala pikiran yang terpendam
6. Terimalah apapun yang muncul
7. Perlakukanlah diri dengan lembut
8. Selidikilah diri sendiri
9. Pandanglah semua masalah sebagai tantangan
10. Janganlah terjebak dalam perbedaan
E. Cara Melakukan Meditasi
Meditasi itu alami, organis, dan bukan barang impor. Ada banyak cara untuk bermeditasi,
termasuk meditasi sebagai gerakan atau tarian dan meditasi atas bunyi, musik, dan imajeri visual.
Ada yang melakukannya sambil bervisualisasi, ada yang melakukannya sambil berkontemplasi
ke dalam sebuah konsep (misalnya tentang cinta, kasih sayang, persahabatan, atau Tuhan), ada
yang melakukannya sambil merapal mantra atau melakukan afirmasi (meneguhkan diri dengan
mengucapkan kalimat-kalimat yang dapat memberikan motivasi), ada yang melakukannya
sambil memandangi cahaya lilin, dan ada juga yang bermeditasi sambil mempertajam sensitivitas
indra tubuh dan menghayatinya.

Untuk melakukan meditasi, Anda harus dapat menurunkan frekuensi gelombang otak terlebih
dulu dengan cara relaksasi. Kenali irama gelombang yang mengalir yang sering mengacaukan
peningkatan kesadaran dalam meditasi agar dapat menemukan cara yang khas untuk
membuatnya menjadi selaras. Ada banyak buku bagus mengenai teknik bermeditasi, tapi berikut
dasar-dasarnya:

1. Cari tempat yang tenang.


2. Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman.
3. Bagi sebagian orang duduk bersila terasa tenang. Anda boleh duduk di atas bantalan atau
handuk. Anda juga bisa menggunakan kursi, tapi usahakan duduk hanya pada setengah bagian
depan kursi. Ada orang-orang yang suka memakai handuk atau syal pada bahu untuk mencegah
kedinginan.
4. Bahu Anda harus rileks dan tangan diletakkan di pangkuan.
5. Buka mata setengah tanpa benar-benar menatap apa pun.
6. Jangan berusaha mengubah pernapasan Anda biarkan perhatian Anda terpusat pada aliran
napas. Tujuannya adalah agar kehebohan dalam pikiran Anda perlahan menghilang.
7. Lemaskan setiap otot pada tubuh Anda. Jangan tergesa-gesa, perlu waktu untuk bisa rileks
sepenuhnya; lakukan sedikit demi sedikit, dimulai dengan ujung kaki dan terus ke atas sampai
kepala.
8. Visualisasikan tempat yang menenangkan bagi Anda. Bisa berupa tempat yang nyata atau
khayalan.
Waktu yang baik untuk melakukan meditasi adalah antara pukul 02.00-04.00 dini hari
atau subuh. Namun, jika waktu tersebut tidak memungkinan maka dapat dipilih waktu yang
cocok tanpa gangguan saat melakukan meditasi.

F. Praktik Meditasi

Yang harus diingat dalam meditasi:

1. Anda sedang mempraktikan Sati


2. Mengolah Sati dan merealisasikannya
3. Ingin tahu cara kerja kompleks mind body and soul
4. Terbebas dari kebencian psikologis
G. Posisi Tubuh
1. Posisi tubuh dan peraturan umumnya
2. Membuat tubuh terasa stabil
3. Posisi-posisi ini membantu tidak bergeratknya fisik yang kemudian terefleksi dalam tidak
bergeraknya pikiran.
4. Posisi-posisi ini membuat anda mampu duduk dalam waktu yang lama, tanpa menyerah pada
tiga musuh utama meditator: rasa sakit, ketegangan otot, jatuh tertidur.
H. Posisi Duduk
Posisi duduk pun juga ada beberapa ragam, seperti:
1. Gaya Indian Amerika.
2. Gaya Burma
3. Setengah teratai.
4. Teratai penuh.
5. Bisa juga menggunakan kursi.
I. Pengertian yang Salah Tentang Meditasi
1. Meditasi hanyalah suatu teknik relaksasi
2. Meditasi berarti masuk ke dalam trans (keadaan tak sadar)
3. Meditasi merupakan praktek misterius yang tidak dapat dipahami
4. Tujuan meditasi adalah menjadi superman praktis
5. Meditasi itu berbahaya dan orang bijak harus menghindarinya
6. Meditasi itu untuk orang suci dan bukan untuk orang awam
7. Meditasi berarti melarikan diri dari realitas
8. Meditasi adalah cara yang ampuh untuk merasa di awang-awang
9. Meditasi itu egois
10. Ketika meditasi anda duduk memikirkan buah pikir yang agung
11. Meditasi beberapa minggu akan melenyapkan masalah
J. Permasalahan dalam Meditasi
1. Rasa sakit fisik
2. Kaki yang kesemutan
3. Sensasi Aneh
4. Rasa Mengantuk
5. Tidak mampu berkosentrasi
6. Bosan
7. Takut
8. Berusaha terlalu keras
9. Patah Semangat
10. Penolakan terhadap meditasi
11. Rasa Malas
BAB IV
PEMBAHASAN TERAPI IMAJINASI TERBIMBING
A. Definisi Imajinasi Terbimbing
Imajinasi terbimbing atau imajinasi mental merupakan suatu teknik untuk mengkaji
kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak sadar untuk menciptakan bayangan gambar yang
membawa ketenangan dan keheningan (National Safety Council,2004).
Imajinasi terbimbing adalah sebuah teknik relaksasi yang bertujuan untuk mengurangi
stress dan meningkatkan perasaan tenang dan damai serta merupakan obat penenang untuk
situasi yang sulit dalam kehidupan.
B. Manfaat Imajinasi Terbimbing
Imajinasi terbimbing merupakan salah satu jenis dari teknik relaksasi sehingga manfaat
dari teknik ini pada umumnya sama dengan manfaat dari teknik relaksasi yang lain. Para ahli
dalam bidang teknik imajinasi terbimbing berpendapat bahwa imajinasi merupakan penyembuh
yang efektif. Teknik ini dapat mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan dan membantu
tubuh mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan asma (Holistic-
online,2006).
C. Dasar Imajinasi Terbimbing
Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk berkomunikasi dengan tubuh.
Segala sesuatu yang kita lakukan akan diproses oleh tubuh melalui bayangan. Imajinasi
terbentuk melalui rangasangan yang diterima oleh berbagai indera seperti gambar aroma, rasa
suara dan sentuhan (Holistic-online, 2006). Respon tersebut timbul karena otak tidak mengetahui
perbedaan antara bayangan dan aktifitas nyata. Penelitian membuktikan bahwa dengan
menstimulasi otak melalui imajinasi dapat menimbulkan pengaruh langsung pada system saraf
dan endokrin (Tusek, 2000).
D. Proses Asosiasi Imajinasi
Imajinasi terbimbing merupakan suatu teknik yang menuntut seseorang untuk membentuk
sebuah bayangan/imajinasi tentang hal-hal yang disukai. Imajinasi yang terbentuk tersebut akan
diterima sebagai rangsang oleh berbagai indra, kemudian rangsangan tersebut akan dijalankan ke
batang otak menuju sensor thalamus. Di talamus rangsang diformat sesuai dengan bahasa otak,
sebagian kecil rangsangan itu ditransmisikan ke amigdala dan hipokampus sekitarnya dan
sebagian besar lagi dikirim ke korteks serebri, dikorteks serebri terjadi proses asosiasi
pengindraan dimana rangsangan dianalisis, dipahami dan disusun menjadi sesuatu yang nyata
sehingga otak mengenali objek dan arti kehadiran tersebut. Hipokampus berperan sebagai
penentu sinyal sensorik dianggap penting atau tidak sehingga jika hipokampus memutuskan
sinyal yang masuk adalah penting maka sinyal tersebut akan disimpan sebagai ingatan. Hal – hal
yang disukai dianggap sebagai sinyal penting oleh hipokampus sehingga diproses menjadi
memori. Ketika terdapat rangsangan berupa bayangan tentang hal – hal yang disukai tersebut,
memori yang telah tersimpan akan muncul kembali dan menimbulkan suatu persepsi dari
pengalaman sensasi yang sebenarnya, walaupun pengaruh / akibat yang timbul hanyalah suatu
memori dari suatu sensasi (Guyton&Hall, 1997).
Amigdala merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah sadar. Amigdala
berproyeksi pada jalur system limbic seseorang dalam hubungan dengan alam sekitar dan
pikiran. Berlandaskan pada informasi ini, amigdala dianggap membantu menentukan pola respon
perilaku seseorang sehingga dapat menyesuaikan diri dengan setiap keadaan. Dari hipokampus
rangsangan yang telah mempunyai makna dikirim ke amigdala. Amigdala mempunyai
serangkaian tonjolan dengan reseptor yang disiagakan untuk berbagai macam neurotransmitter
yang mengirim rangsangan kewilayah sentralnya sehingga terbentuk pola respons perilaku yang
sesuai dengan makna rangsangan yang diterima (Guyton&Hall, 1997).
E. Macam Teknik Imajinasi Terbimbing
Berdasarkan pada penggunaannya terdapat beberapa macam teknik imajinasi terbimbing
(holistic-online.2006) :
1. Guided Walking Imagery
Teknik ini ditemukan oleh psikoleuner. Pada teknik ini pasien dianjurkan untuk
mengimajinasikan pemandangan standar seperti padang rumput, pegunungan, pantai dll.
kemudian imajinasi pasien dikaji untuk mengetahui sumber konflik.
2. Autogenic Abeaction
Dalam teknik ini pasien diminta untuk memilih sebuah perilaku negatif yang ada dalam
pikirannya kemudian pasien mengungkapkan secara verbal tanpa batasan. Bila berhasil akan
tampak perubahan dalam hal emosional dan raut muka pasien
3. Covert sensitization
Teknik ini berdasar pada paradigma reinforcement yang menyimpulkan bahwa proses imajinasi
dapat dimodifikasi berdasarkan pada prinsip yang sama dalam modifikasi perilaku.
4. Covert Behaviour Rehearsal
Teknik ini mengajak seseorang untuk mengimajinasikan perilaku koping yang dia inginkan.
Teknik ini lebih banyak digunakan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan kesehatan yang tidak termasuk dalam standar praktek pengobatan berat disebut
“alternative” atau “komplementer”.
Meditasi adalah kegiatan mental terstruktur, dilakukan dalam jangka waktu tertentu, untuk
menganalisis, menarik kesimpulan, dan mmengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk
menyikapi menentukan tindakan atau penyelesaian masalah pribadi, hidup dan perilaku. Manfaat
meditasi dapat kita rasakan secara fisik baik langsung maupun tidak langsung, salah satunya
adalah kesembuhan yang kita peroleh jika kita menderita sakit tertentu. Selama melakukan
meditasi, detak jantung melambat, tekanan darah menjadi normal, pernapasan menjadi tenang,
dan tingkat hormone stress menurun.
Imajinasi terbimbing adalah sebuah teknik relaksasi yang bertujuan untuk mengurangi stress dan
meningkatkan perasaan tenang dan damai serta merupakan obat penenang untuk situasi yang
sulit dalam kehidupan. Teknik ini dapat mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan dan
membantu tubuh mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan asma.
Imajinasi terbentuk melalui rangsangan yang diterima oleh berbagai indera seperti gambar
aroma, rasa suara dan sentuhan. Respon tersebut timbul karena otak tidak mengetahui perbedaan
antara bayangan dan aktivitas nyata.
B. Saran
1. Tidak ada salahnya kita mencoba terapi komplementer seperti meditasi dan imagery untuk
menjaga kesehatan tubuh kita baik fisik maupun mental.
2. Jika kita sedang depresi, apa salahnya kita mencoba melakukan meditasi untuk menenangkan
pikiran kita.
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis, J.A., & Johnson, P.H. (1999). Nurse’s
handbook of alternative and complementary therapies. Pennsylvania: Springhouse
Widyatuti, W. 2008. Terapi Komplementer Dalam Keperawatan. jki.ui.ac.id/index.php / jki/
articledownload /200/pdf_65. Diakses tanggal 20 Februari 2015.
Hadibroto dan Alam, S. (2006). Seluk Beluk Pengobatan Komplementer. Jakarta: Buana Ilmu
Populer

Anda mungkin juga menyukai