Anda di halaman 1dari 7

A.

Latar Belakang Masalah

Awalnya ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia masih ralatif sederhana. Bangsa Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan nilai-nilai pancasila, karena pancasila memiliki bermacam-macam fungsi dan
kedudukan antara lain sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa,ideologi negara dan kepribadian
bangsa. Oleh karena itu pancasila secara normatif dijadikan sebagai acuan atas tindakan baik dan secara
filosofis dapat dijadikan perpektik kajian atas nilai dan norma yang berkembang di masyarakat. Akal
manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin
menjadi hal yang mungkin.

Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasawarsa terakhir telah
berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh
ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru
antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal. Selain
itu, pada abad pengetahuan ini, diperlukan masyarakat cendekia yang yang tidak enggan untuk belajar
sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus
dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan sumber nilai atau orientasi dasar
yang disertai dengan kemampuan dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi
situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian.

Pancasila sebagai ideologi bangsa harus dapat dijadikan acuan yang mengakomodir dan mengantisipasi
laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga setiap warga negara dapat mengimbangi
sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan
hidup manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan “keadilan” ?

2. Bagaimana Penerapan nilai pancasila sila ke lima dalam pengembangan ilmu ?

3. Bagaimana implementasi dalam sila ke lima?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui arti dari sebuah keadilan.

2. Untuk mengetahui penerapan nilai pancasila dalam sila ke lima dalam pengembangan ilmu.

3. Untuk mengetahui Impementasi dalam pendidikan berdasarkan sila ke lima dalam Pancasila.
D. Manfaat

v Pembaca

Dapat mengetahui pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu sehingga dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan penuh rasa tanggung jawab

v Penulis

Dapat mengetahui cara memecahkan masalah dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dengan
menerapkan dan mengembangkan ilmu berdasarkan nilai-nilai pancasila.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Keadilan

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral, mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda
atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. Keadilan
adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem
pemikiran. Tapi, menurut kebanyakan teori, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang
adil". Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan
sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan
variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan
realita ketidakadilan. Di samping itu, pada penerapanya, keadilan sendiri harus sesuai proporsionalitas.
Sebagai contoh, akan tidak adil apabila tiga anak dengan tinggi yang berbeda diberikan satu kursi yang
sama. Dengan demikian, keadilan haruslah media yang meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adil berarti tidak berat sebelah atau tidak memihak atau
sewenang-wenang. Selain itu menurut para akhli ada 5 pendapat

1. Thomas Aquinas, keadilan dibedakan menjadi 2 kelompok :

a) Keadilan Umum : keadilan menurut humum yang harus dilaksanakan demi kepentingan bersama.

b) Keadilan distribuktif : keadilan berdasarkan kesamaan atau proposionalitas.

2. Plato, keadilan diumpamakan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang bisa
mengendalikan diri dan perasaan dengan akalnya. Keadilan hanya ada didalam hukum dan perundang-
undanganyang dibuat oleh para ahli yang khusus memikirkan hal itu.

3. Aristoteles,keadilan adalah kelayakan dalam manusia, dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Keadila Distributif : pembagian menurut hak atau jasa individu. (berperan pada individu dan
masyarakat).

b. Keadilan kumulatif : pembagian berdasarkan suka rela maupun tidak. (berperan dalam hukum
perdata, perjanjian tukar-menukar).

4. Kong Hu Chu, keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila ibu
sebagai ibu, bil raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya.

5. Notohamidjojo, keadila dibedakan menjadi 2 :

a) Keadilan kreatif : keadilan yang memberikan setiap orang kebebasan menciptakan sesuatu sesuai
dengan daya kreatifitasnya.

b) Keadilan protektif : keadilan yang memberikan

Sila Kelima dalam Dasar Negara RI mengandung makna setiap manusia Indonesia menyadari hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk
itu dikembangkan perbuatannya luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong
royong. Untuk itu diperlukan sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan antara hak dan
kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.

Nilai-nilai keadilan haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam hidup bersama
kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan, mencerdaskan, dan
melindungi seluruh warganya dan wilayahnya. Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar
dalam pergaulan antara negara sesama bangsa didunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup
bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa didunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan
bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial).

B. Penerapan Nilai Pancasila Sila Ke-5 dalam Pengembangan Ilmu


Tujuan diikutsertakannya nilai keadilan dalam sila kelima Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu
antara lain:

a) Mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat manusia.

b) Ilmu pengetahuan dan teknologi pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai Pancasila.

Dalam implementasi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat harus menjaga
keseimbangan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri,
manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan masyarakat bangsa dan
negara serta manusia dengan alam lingkungannya.

Nilai-nilai Pancasila menjadi sumber motivasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
nasional dalam mencerdaskan bangsa yang mempunyai nilai-nilai Pancasila tinggi serta menegakkan
kemerdekaan secara utuh, berdaulat dan bermartabat nasional dalam wujud negara Indonesia yang
merdeka.

Nilai-nilai Pancasila merupakan dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena nilai-nilai
ini mendorong dan mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dan terarah.
Dengan nilai-nilai Pancasila tersebut, masyarakat perlu menyadari bahwa untuk meningkatakan IPTEK di
Indonesia, masyarakat hendaknya memiliki dan memegang prinsip dan tekad yang kukuh serta
berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dimulai dari sejak dini.

Teori tanpa aplikasi pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tidak patut dipelajari. Oleh sebab itu,
penerapan aplikatif Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah hal penting mengingat Pancasila
sebagai paradigma pembangunan ilmu itu sendiri. “Keadilan Sosial” merupakan suatu masyarakat atau
sifat suatu masyarakat yang adil dan makmur, berbahagia untuk semua orang, penempatan sesuai
dengan proporsionalitas, dan tidak ada pencederaan terhadap Pancasila. Nilai-nilai “Keadilan Sosial”
sebagaimana tiga pilar keilmuan, Butir-Butir Pancasila, dan Pasal-Pasal dalam UUD 1945 sepatutnya
menjadi pedoman penerapan nilai-nilai yang dimaksud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan diikutsertakannya nilai keadilan dalam sila kelima Pancasila, masyarakat diharapkan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan asas tidak bebas nilai, namun terikat pada
nilai Pancasila. Akan tetapi, pada praktiknya, masih banyak fenomena yang mencederai pelaksaan sila
“Keadilan Sosial” dalam konteks peningkatan kualitas ilmu bangsa ini.

C. Implementasi dalam Sila Kelima

Sila ini memiliki makna bahwa seluruh rakyat indonesia mendapatkan perlakuan yang adil dalam bidang
hukum, politik, ekonomi, kebudayaan dan kebutuhan spiritual rohani sehingga tercipta masyarakat yang
adil dan makmur. Implementasi sila kelima sebagai brikut :

a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhuryang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotong-royongan. Agar setiap warga berbuat baik satu sama lain. Perbuatan luhur
seperti yang telah diprintahkan Tuhan dan menjauhi apa yang dilarang. Perbuatan baik dan luhur dapat
dilakukan pada setiap manusia dengan cara saling membantu bergotong-royong, dan
b. Bersikap adil. Menghendaki dalam melaksanakan kegiatan antar manusia untuk tidak saling pilih
kasih. Pengertian adil juga sesuai dengan kebutuhan manusia untuk hidup layak, dan tidak pilih-pilih
terhadap sesama manusia yang akan ditolong.

c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghendaki bahwa manusia indonesia jangan
hanya mendahulukan hak-haknya seperti hak hidup bebas, berserikat, perlakuan yang sama,
kepemilikan dll, tetapi menjaga kewajiban yang harus dilakukan secara seimbang. Kewajiban yang harus
dilakukan adalah berhubungan baik dengan sesama manusia, membela yang teraniaya, memberikan
nasihat yang benardan menghormati kebebasan beragama. Apabila kewajiban dan hak berjalan
seiringan, maka hidup damai dan rukun akan tercipta.

d. Menghormati hak-hak orang lain. Menghendaki setiap manusia untuk menghormatihak orang dan
memberikan peluang orang lain dalam mencapai hak, dan tidak berusaha menghalang-halangi hak orang
lain. Misalnya : Perbuatan seperti mencuri harta orang lain, menyiksa, pelit bersedekah, merusak tempat
beridah agama lain.

e. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain. Mengembangkan sikap dan budaya bangsa yang
saling tolong menolong seperti gotong royong dan menjauhkan diri dari sikap egoisdan individualisme.
Contohnya seperti membantu orang buat menyebrang jalan, memberi makan anak yatim dan orang
yang membutuhkan, membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok di sembarang tempat.

f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain. Manusia indonesia bukanlah homo
hominilupus(manusia yang memakan manusia lain). Manusia indonesia tidak boleh memeras oarng lain
demi kepentingan sendiri. Contoh perbuatan memeras ini seperti melakukan perampokan, memberikan
bunga terlalu tinggi kepada peminjam terutama kalangan orang kecil, serta tidak memberikan upah yang
layak kepada pkerja terutama buruh dan pembantu rumah tangga.

g. Tidak bersikap boros. Menghendaki manusia indonesia tidak memakai atau mengeluarkan uang,
barang dan sumber daya scara berlebihan. Pemborosan akan menguras sumber daya, menimbulkan
banyak utang, dan menciptakan beban berat bagi masa depan.

h. Tidak bergaya hidup mewah. Menghendaki manusia indonesia untuk tidak bergaya hidup mewah,
tetapi secukupnyasesuai dengan kebutuhan. Ukuran mewah memang relatif, namun dapat disejajarkan
dengan tingkat kehidupan dan keadilan pada setiap strata kebutuhan manusia. Perbuatan membuang
makanan, makan berlebihan, memakai pakaian, perumahan, dan mobil yang berlebihan, juga wujud
kehidupan mewah

i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum. Menghendaki warna indonesia
menjaga kepentingan umum dan prasarana umum, sehingga sarana tersebut berguna bagi masyarakat
luas. perilaku yang merugikan kepentingan umum misalnya merusak telepone umum, rambu lalu lintas,
mencuri kabel kereta apiatau berkelahi antarwarga.
j. Suka bekerja keras. Menghendaki warga indonesia untuk bekerja keras, berusaha secara maksimal
dan tidak hanya pasrah terhadap takdir. Sebagai manusia yang bertaqwa kepada Tuhan, diwajibkan
berusaha dan diiringi dengan doa. Tidak seperti bolos kuliah, suka mencontek, meminta-minta.

D. Studi Kasus

Banyak pendidik yang masih kesulitan melakukan pembelajaran di daerah 3T dikarenakan fasilitas dan
prasarananya belum memenuhi dan juga belum mencukupinya tunjangan gaji bagi guru honorer 3T dan
kadang juga guru honorer masih bekerja serabutan untuk membiayai hidup mereka dan keluarganya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penerapan aplikatif Pancasila dalam kehidupan sehari – hari adalah hal penting mengingat Pancasila
sebagai paradigma pembangunan ilmu itu sendiri. Nilai – nilai “Keadilan Sosial” sebagaimana tiga pilar
keilmuan. Pancasila dan pasal – pasal UUD 1945 sepatutnya menjadi pedoman penerapan nilai – nilai
yang di maksud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan diikutsertakannya nilai keadilan
dalam sila kelima Pancasila masyarakat diharapkan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
berdasarkan asas tidak bebas nilai, namun terikat pada nilai Pancasila. Jadi Nilai Keadilan dalam
Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu yaitu nilai yang menekankan tentang hak dan hakikat
untuk seluruh masyarakat Indonesia, yang tidak memihak atau sewenang-wenang untuk pemerataan
keadilan pengembangan ilmu bagi seluruh rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai