Anda di halaman 1dari 49

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan nasional bertujuan untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila melalui serangkaian tahapan pembangunan
lima tahun. Salah satu cara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur
adalah melalui strategi kesejahteraan rakyat yang menonjol antara lain yaitu
tingginya angka kelahiran dan kematian Bayi dan Balita.
Maslaah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang
saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri
demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya
dilihat dari segi kesehatan sendiri tapi harus dilihat dari seluruh segi yang
ada pengaruhnya terhadap masalah sehat sakit atau kesehatan tersebut.
Berbagai usaha telah dilaksanakan untuk mengatasi hal tersebut,
namun beberapa upaya ksehatan masyarakat yang memerlukan dukungan
dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah berbagai pelayanan dasar
Puskesmas khususnya dalam hal kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi,
keluarga berencana, kesehatan lingkungan, pemberantasan dan pencegahan
penyakit menular, penyuluhan kesehatan dan lain-lain yang mencakup 18
usaha pokok kesehatan Puskesmas dan upaya perawatan kesehatan
masyarakat masyarakat meliputi berbagai upaya baik di dalam maupun di
luar gedung puskesmas, khususnya bagi keluarga-keluarga. Upaya ini
dilakukan terutama melalui jaringan pos pelayanan terpadu yang merupakan
kegiatan tindak lanjut hasil pengobatan di Puskesmas dan sarana kesehatan
yang pun serta pembinaan kemampuan individu, keluarga, masyarakat dan
kelompok-kelompok khusus untuk hidup sehat secara mandiri. Oleh karena
itu, upaya perawatan kesehatan masyarakat dewasa ini telah mengalami
peningkatan, yangt adinya merupakan salah satu kesehatan pokok
Puskesmas, tetapi sekarang kegiatnanya mengkoordinasikan semua upaya-
2

upaya kesehatan pokok Puskesmas dan memberikan pelayanan kesehatan


masyarakat untuk meningkatkan derajat ksehatan masyarakat seoptimal
mungki.
Diantara masalah-masalah masyarakat, salah satunya adalah masalah
gizi yang menduduki peringkat yang tinggi, yang banyak terjadi pada anak.
Karena gizi adalah faktor lingkungan yang ikut menentukan kualitas tumbuh
kembang diantaranya energi dan protein yang sampai kini masih menjadi
masalah dunia khususnya di negara berkembang.
Sebagai upaya kesehatan telah diselenggarakan atau dilakukan Asuhan
Kebidanan pada masyarakat diharapkan mampu diidentifikasi sejak dini
adanya masalah-masalah dalam masyarakat terutama di bidang kesehatan
sehingga dapat dilakuakn intervensi untuk mengatasi masalah tersebut.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya dapat
mempunyai pengalaman dalam memberikan perawatan dan pelayanan
terhadap masalah keluarga dengan KEP dengan menerapkan management
kebidanan komunitas di Desa Sepande, Kecamatan Candi, Kabupaten
Sidoarjo.
1.2.2 Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengkaji gambaran masyarakat untuk memperoleh data mengenai
penyakit yang paling sering dialami oleh masyarakat desa Sepande,
khususnya Balita.
2. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa pada masyarakat
3. Mengantisipasi masalah potensial pada masyarakat
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada masyarakat
5. Membuat intervensi pada masyarakat
6. Melaksanakan implementasi yang telah dibuat pada masyarakat
7. Melaksanakan evaluasi
3

1.3 Batasan dan Ruang Lingkup


Setelah melakukan beberapa penyuluhan pada masyarakat dan
melakukan kunjungan, penyusun juga menemukan beberapa masalah
kesehatan. Mengingat bahwa Asuhan Kebidanan pada masyarakat di Desa
Sepande, Kelurahan Candi, Kabupaten Sidoarjo cukup komplek dan juga
kemampuan penyusun yang terbatas maka penyusun membatasi hanya pada
masalah penyakit yang paling sering dialami oleh masyarakat.

1.4 Metode Penulisan


1.4.1 Studi Kepustakaan
Penulis membekali diri dengan membaca literature yang berkaitan dengan
topik penyakit yang paling sering dialami khususnya KEP Ringan.

1.4.2 Praktek Langsung


Penulis melakukan Asuhan Kebidanan dan penyuluhan pada masyarakat di
Desa Sepande, Kelurahan Candi, Kabupaten Sidoarjo.

1.4.3 Bimbingan dan Konsultasi


Dalam penyusunan laporan ini penulis melakukan konsultasi dengan
Pembimbing lahan dan pendidikan.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Batasan dan Ruang Lingkup
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
4

BAB 2 LANDASAN TEORI


2.1 Konsep Dasar Masyarakat
2.2 Konsep Dasar KEP Ringan
2.3 Konsep Manajemen Kebidanan

BAB 3 TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian Data
3.2 Interpretasi Data
3.3 Analisa Data
3.4 Perumusan Masalah
3.5 Prioritas Masalah
3.6 Rencana Pengembangan

BAB 4 PEMBAHASAN

BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Masyarakat


2.1.1 Pengertian
1. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau
dengan istilah lain salin berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
(Konjaraningrat, 1990).
2. Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama
hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan
dirinya dan berfikir tentang diringa sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas-batas tertentu. (Indah Enjang, 1991)
3. Masyarkaat adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang tertempat
tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas
tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih
besar dari anggota-anggotanya, dibandingkan dengan penduduk di luar
batas wilayahnya. (Effendy Nasrul, 1998)

2.1.2 Ciri-ciri Masyarakat


1. Ciri-ciri masyarakt Indonesia
Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia
dibagi dalam 3 kategori dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Masyarakat Desa
1) Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat
2) Hubungan didasarkan kepada adat istiadat yang kuat sebagai
organisasi sosial
3) Percaya kepada kekuatan-kekuatan gaib
6

4) Tingkat buta huruf relatif tinggi


5) Berlaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan
dipahami oleh setiap orang
6) Tidak ada lembaga pendidikan khusus di bidang teknologi dan
ketrampilan diwariskan oleh orang tua langsung kepada
keturuanannya.
7) Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga dan sebagian kecil dijual dipasaran untuk
memenuhi kebutuhan lainnya dan yang berperan sangat
terbatas.
8) Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi
sangat kuat.
b. Masyarakat Madya
1) Hubungan keluarga masih dihormati, dan sikap masyarakat
mulai terbuka dari pengaruh luar
2) Timbul rasionalitas pada cara berfikir, sehingga kepercayaan
terhadap kekuatan-kekuatan gaib mulai berkurang dan akan
timbul kembali apabila telah kehabisan akal.
3) Timbul lembaha pendidikan formal dalam masyarakat terutama
pendidikan dasar dan menengah.
4) Tingkat buta huruf sudah mulai menurun
5) Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis
6) Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi
pasaran, sehingga menimbulkan deferensi dalam struktur
masyarakat karenanya uang semakin meningkat
penggunaannya.
7) Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial
dikalangan keluarga dan tetangga. Dan kegiatan-kegiatan
umum lainnya didasarkan upah.
7

c. Ciri-ciri masyarakat modern


1) Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan-
kepentingan pribadi.
2) Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam
suasana saling pengaruh mempengaruhi.
3) Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
4) Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian
yang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga-lembaga
ketrampilan dan kejujuran.
5) Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata
6) Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks.
7) Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang didasarkan
atas penggunaan uang dan alat pembayaran lainnya.
2. ciri-ciri masyarakat sehat
a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
b. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan terutama untuk ibu dan anak.
c. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan
sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup
d. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan
status sosial ekonomi masyarakat.
e. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan
penyakit. (Effendy Nasrul, 1998)

2.1.3 Tipe-tipe Masyarakat


8

Menurut J.L. Gilin dan J.P Gilin Lembaga masyarakat dapat


diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Dilihat dari sudur perkembangannya
a. Cresive institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan lembaga-
lembaga yang secara tidak disengaja tumbuh dari adat-istiadat
masyarakat, misalnya yang menyangkut : hak milik, perkawinan,
agama dan sebagainya.
b. Enancted institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi
tujuan tertentu, misalnya yang menyangkut : lembaga utang-
piutang, lembaga perdagangan, pertanian, pendidikan yang
kesemuanya berakar kepada kebiasaan-kebiasaan tersebut
disistematisasi, yang kemudian dituangkan ke dalam lembaga-
lembaga yang disyahkan oleh negara.
2. Dari sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat
a. Basic institution
Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk
memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat,
diantaranya keluarga, sekolah-sekolah yang dianggap sebagai
institusi dasar yang pokok.
b. Subsidiary institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap
kurang penting, karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu
saja. Misalnya pembentukan panitia rekreasi, pelantikan atau
wisuda bersama dan sebagainya.
3. Dari sudut penerimaan masyarakat
a. Approved atau social sanctioned institution
Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti sekolah,
perusahaan, koperasi dan sebagainya.
b. Unsanctioned institution
9

Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh


masyarakat, walaupun kadang-kadang masyarakat tidak dapat
memberantasnya, misalnya kelompok penjahat, pemeras, pelacur,
gelandangan, dan pengemis.
4. Dari sudut penyebarannya
a. General institution
Adalah lembaga masyarakat didasarkan atas faktor penyebarannya,
misalnya agama karena dikenal hampir semua masyarakat di dunia
b. Restricted institution
Adalah lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyarakat
tertentu saja, misalnya Budha banyak dianut oleh Muangthai,
Vietnam, Kristen Katolik banyak dianut oleh masyarakat Italia,
Perancis, Islam oleh masyarakat Arab.
5. Dari sudut fungsi
a. Operative institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau tata
cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan, seperti lembaga industri
b. Regulative institution
Adalah lembaga yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tata
kelakukan yang tidak menjadi bagian mutlak dari pada lembaga itu
sendiri, misalnya lembaga diantaranya kejaksaan, pengadilan.
(Effendy Nasrul, 1998)

2.2 Konsep Dasar Kekurangan Energi Protein (KEP) Ringan


2.2.1 Pengertian
KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). (Depkes RI, 2000)
10

2.2.2 Klasifikasi KEP


Untuk tingkat Puskesmas penentuan KEP yang dilakukan dengan
menimbang BB anak dibandingkan dengan umur dan menggunakan KMS
dan tabel BB/U:
1. KEP ringan bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak
pada pita warna kuning.
2. KEP sedang bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak
dibawah garis merah (BGM).
3. KEP berat atau gizi buruk bila hasil penimbangan BB/U < 60% KMS
tidak ada garis pemisah KEP berat / gizi buruk dan KEP sedang.
(Depkes RI, 2000)

2.2.3 Tanda-tanda Klinis


Pada pemeriksaan klinis, penderita KEP akan memperlihatkan tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Marasmus
a. Tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit
b. Wajah seperti orang tua
c. Cengeng, rewel
d. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak
ada
e. Perut cekung
f. Sering disertai penyakit kronik, diare kronik
2. Kwasiorkor
a. Edema, umumnya seluruh tubuh dan terutama pada kaki
b. Wajah membulat dan lembab
c. Pandangan mata sayu
d. Rambut tipis, kemerahan, seperti warna rambut jagung, mudah
dicabut tanpa rasa sakit, rontok
11

e. Perubahan status mental : cengeng, rewel, dan kadang apatis


f. Pembesaran hati
g. Otot mengecil, lebih nyata bila diperiksa dalam posisi berdiri
h. Kelainan kulit yang berupa bercak merah muda yang meluas dan
berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas
i. Sering disertai infeksi, anemia, dan diare
3. Marasmik-Kwashiorkor
Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinis
kwashiorkor dan merasmus, dengan BB/U < 60% baku media WHO-
NCHS disertai oedeme yang tidak mencolok.
(Manjoer Arief, 2000)

2.2.4 Cara Menentukan Balita KEP


Penemuan kasus Balita KEP dapat dimulai dari :
1. Posyandu / Pusat Pemulihan Gizi
Pada penimbangan balasan di Posyandu dapat diketahui apakah anak
Balita berada pada daerah pita warna hijau, kuning atau dibawah garis
merah (BGM).
Bila hasil penimbangan BB Balita dibandingkan dengan umur di KMS
terletak pada pita kuning dapat dilakukan perawatan di rumah, tetapi
bila anak dikategorikan dalam KEP sedang, berat/BGM, harus sedera
di rujuk ke Puskesmas.
2. Puskesmas
Apabila ditemukan BB anak pada KMS berada dibawah garis merah
(BGM) segera lakukan penimbangan ulang dan kaji secara teliti. Bila
KEP berat/gizi buruk (BB<60% standar WHO-NCHS) lakukan
pemeriksaan klinis dan bila tanpa penyakit penyerta dapat dilakukan
rawat inap di Puskesmas. Bila KEP berat/gizi buruk dengan penyakit
penyerta harus di rujuk ke Rumah Sakit Umum. (Depkes RI, 2000)
12

2.2.5 Penggolongan KEP menurut Gomez


Kategori BB/U (% Baku) BB/TB (% Baku)
KEP Ringan 70-80 80-90
KEP Sedang 60-70 70-80
KEP Berat < 60 < 70

2.2.6 Penyebab Kurang Kalori Protein


1. Karena secara umum penyediaan bahan makanan yang tidak
mencukupi.
2. Masukkan makanan kurang dalam waktu yang lama. Dapat karena
dengan sengaja diberi makanan sedikit (anak yang tidak ikut orang tua
sendiri) atau karena tidak ada nafsu makan disebabkan anak menderita
penyakit menahun seperti tuberculosisi, batuk rejan yang tidak
mendapat pengobatan dan sebagainya.
3. Pendayagunaan makanan yang tidak benar karena ada gangguan sistem
pencernaan misalnya malabsorbsi seperti malabsorbsi protein, lemak,
karbohidrat, dsb.
4. Dapat juga karena gangguan psikologis. Dewasa ini dengan banyaknya
kaum wanita yang bekerja dan pada umumnya tempat tinggal dan
tempat pekerjaan jauh menyebabkan mereka sampai di rumah sudah
hampir petang sehingga kesempatan berhubungan dengan anak
menjadi sedikit. Tidak jarang anak hanya dipercayakan kepada
pembantu yang kurang mengerti bagaimana memberikan makanan
yang baik dan juga hubungan pribadinya yang kurang memberikan
kasih sayang kepada anak, maka tidak jarang Bayi atau Balita yang
dibawah ke dokter dengan keadaan berat badan tidak sesuai dengan
umumnya walaupun belum KEP. (Ngastiyah, 2005)

2.2.7 Penatalaksanaan Medis


13

Prinsip pengobatan adalah makanan yang mengandung banyak protein


bernilai tinggi, banyak cairan, cukup vitamin tinggi, banyak cairan, cukup
vitamin dan mineral, masing-masing dalam bentuk yang sudah dicerna dan
diserap. Karena toleransi makanan masih rendah pada permulaan maka
makanan jangan diberikan sekaligus, tetapi dinaikkan bertahap setiap hari.
Diperlukan makanan yang mengandung protein 3-4 kg/kg BB/hari 150-
175 kalori. Antibiotic diberikan jika terdapat infeksi penyakit penyerta
marasmus. (Ngastiyah, 2005)

2.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan


2.3.1 Definisi
Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisir pikiran serta tindakan berdasarkan
teori yang ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian
tahapan untuk mengambil keputusan yang berfokus pada klien (Varney,
1997).

2.3.2 Tujuan Asuhan Kebidanan


Adapun Kebidanan pada Balita gizi buruk dalam konteks keluarga
berutjuan untuk :
1. Mempertahankan kesehatan Balita dengan gizi buruk.
2. Mencegah komplikasi yang lebih parah pada Balita gizi buruk
3. Mendapatkan Balita yang sehat

2.3.3 Sasaran Asuhan Kebidanan


Sasaran Asuhan Kebidanan adalah Balita gizi buruk dan seluruh anggota
keluarga, terutama anggota keluarga yang tinggal serumah karena keluarga
mempunyai peran yang sangat besar terhadap kesehatan Balita.

2.3.4 Metode Asuhan Kebidanan


14

Dalam melakukan Asuhan Kebidanan pada Balita gizi kurang digunakan


manajemen kebidanan menurut Nasrul Effendy.

2.3.5 Proses Manajemen Menurut Nasrul Effendy (1998)


Proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah dengan metode
pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang
logis dan menguntungkan bagi bagi klien maupun tenaga kesehatan.
1. Pengkajian
a. Data Umum
Merupakan data yang berisi tentang keadaan Geografi, Deografi,
Lingkungan, Sarana kesehatan, dll dari desa binaan yang dikaji
secara umum atau secara keseluruhan. Data umum biasanya
merupakan data sekunder yang diperoleh dari kecamatan atau balai
desa setempat.
1) Geografi
a) Luas Desa binaan
b) Batas-batas wilayah desa binaan
c) Denah desa binaan
d) Keadaan desa binaan (Pegunungan, pantai, rawa-rawa, dsb)
e) Jarak desa dan fasilitas kesehatan serta pemerintahan
2) Demografi
a) Jumlah penduduk
b) Komposiis penduduk (Berdasarkan umur dan jenis
kelamin)
c) Jumlah keluarga
d) Mata pencaharian penduduk (Jenis pekerjaan berdasarkan
presentasi)
e) Pertumbuhan penduduk
f) Dinamika penduduk (Perpindahan, transmigrasi)
3) Status kesehatan penduduk desa binaan
a) Kesehatan ibu dan anak
15

b) Keadaan gizi masyarakat


c) Keluarga Berencana
d) Imunisasi
e) Penyakit-penyakit yang diderita
4) Keadaan Lingkungan desa binaan
a) Jumlah sarana air minum
b) Pembuangan sampah dan kotoran
c) Pembuangan Limbah
d) Kondisi Rumah
5) Sosial-Ekonomi penduduk desa binaan
a) Pendidikan (Berdasarkan sekolah dasar, sekolah menengah,
dan perguruan tinggi)
b) Pendapatan per kapita (rata-rata) penduduk
c) Organisasi dari lembaga swadaya masyarakat yang ada
d) Media TV dan Komunikasi yang dimiliki masyarakat (surat
kabar, radio, televisi, telephone, dsb)
(Syahlah JH, 1996)
b. Data Khusus
Merupakan data primer yang diperoleh dari hasil pendataan atau
pengkajian yang telah dilakukan terhadap beberapa jumlah
keluarga yang telah dipilih sebagai sampel dari penduduk desa
setempat.
1) Identitas Keluarga
a) Nama kepala keluarga : untuk dapat mengenal kepala
keluarga dan mencegah kekeliruan bila ada kesamaan nama
(Christina Ibrahim, 1995).
b) Agama : dinyatakan untuk mengetahui kepercayaan yang
dianut oleh keluarga.
c) Pekerjaan : untuk menentukan taraf hidup dan sosial
ekonomi agar nasehat sesuai dengan kondisi keluarga
(Christina Ibrahim, 1995).
16

d) Penghasilan : dinyatakan untuk mengetahui taraf hidup dan


pemenuhan kebutuhan sehari-hari apakah dapat terpenuhi.
e) Keadaan kesehatan : dinyatakan untuk mengetahui taraf
kesehatan tiap individu keluarga pada saat pengkajian.
f) Umur : untuk menentukan kematangan sebuah keluarga,
perkawinan yang sehat dilakukan pada usia diatas 20 tahun
bagi wanita dan diatas 25 tahun bagi pria (Depag RI; 2002).
g) Pendidikan : digunakan untuk menentukan bahasa yang
digunakan dalam penyampaian informasi.
h) Perkawinan : untuk menentukan keadaan alat reproduksi
ayah dan ibu.
2) Alamat
Meliputi antara lain lokasi tempat tinggal keluarga, kecamatan,
RT, RW. Alamat untuk mengetahui dimana tempat tinggal
keluarga untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah
(Nasrul Effendy, 1998).
3) Susunan anggota keluarga
Dinyatakan untuk mengetahui jumlah keluarga dalam satu
rumah, status keluarga, hubungan dalam keluarga, dan
pengambil keputusan dalam keluarga.
4) Kesehatan
a) Imunisasi
Untuk mengetahuikelengkapan imunisasi setiap anggota
keluarga.
b) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Untuk menilai keterjangkauan keluarga terhadap sarana
kesehatna dan apabila dalam keluarga ada salah satu
anggota keluarga yang sakit dan kepercayaan keluarga pada
tenaga kesehatan
c) Jenis penyakit yang sering diderita
17

Untuk menilai tingkat kesehatan masing-masing anggota


keluarga, penanganan apa saja yang sudah diterima dan
hasil yang didapat, apakah penyakit yang diderita dapat
disembuhkan dengan tuntas atau belum.
d) Pemeriksaan kehamilan
Untuk memantau kehamilannya oleh petugas kesehatan,
berapa kali periksa kehamilan, apakah sudah pernah
mendapatkan imunisasi TT, apakah sudah mendapatkan
tablet tambah darah minimal 90 tablet dan Vit. B complek
serta yodium, penyuluhan tentang bahaya kehamulan, gizi
ibu hamil.
e) Pertolongan menyapih
Ditanyakan untuk menilai nutrisi pada anak khususnya
dalam pemberian ASI pada Bayi.
f) Kebiasaan menyapih
Ditanyakan untuk menilai nutrisi pada anak khususnya
dalam pemberian ASI pada Bayi.
g) Pemberian makanan tambahan
Dintanyakan untuk mengetaui apakah ibu melaksanakan
program ASI eksklusif pada saat anaknya masih Bayi yaitu
pemberian ASI sampai Bayi berusia 6 bulan dan setelah itu
diberikan makanan tambahan.
h) Tanggapan terhadap KB
Ditanyakan untuk menilai apakah keluarga telah
melaksanakan program KB serta menilai pengetahuan ibu
terhadap KB yang telah dipilih dan digunakan tentang
manfaat dan efek samping dari KB.
i) Vitamin A
Ditanyakan untuk mengetahui apakah Bayi dan Balita pada
keluarga sudah mendapatkan vitamin A atau belum, dan
apakah didapatkan rutin setiap 6 bulan sekali atau tidak.
18

2. Identifikasi Masalah/Diagnosa
a) Menurut masyarakat
1) Menetapkan masalah
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan masyarakat berdasarkan
hasil MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) yang dilaksanakan
oleh Masyarakat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan
petugas kesehatan. Masalah yang ditetapkan berasal dari :
a.) Data-data yang diperoleh dari data umum dan khusus
Contoh :
Keadaan kesehatan lingkungan yang kotor atau kurang
memenuhi syarat kesehatan.
- 76% keluarga tidak mempunyai tempat sampah
- 83% keluarga membuang air limbah di got
- 74% keluarga menggunakan sumber air dari sumber
gali tanpa selongsong, dan jarak dengan WC/got kurang
dari 8 meter
- 68% tingkat pendidikan rendah (SD, buta aksara)
b.) Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan
kesehatan. Adanya kesenjangan pelayanan kesehatan
masyarakat akibat dari faktor ketidaktahuan dan
ketidakmampuan sasaran dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi, yang
memerlukan tindak lanjut pelayanan puskesmas.
Contoh :
Rendahnya cakupan keluarga berencana
Data yang menunjang :
- Dari 400 pasangan usia subur cakupan KB baru
mencapai 20%
19

- 68% pendidikan PUS rendah (SD dan buta aksara)

2) Menetapkan skala prioritas


Menetapkan skala prioritas dilakuakn untuk menentukan
tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap
dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan,
dengan mempertimbangkan :
a. Masalah spesifik yang memengaruhi kesehatan masyarakat
b. Kebijakan daerah setempat
c. Kemampuan dan sumberdaya masyarakat
d. Keterlibatan partisipasi dan peran serta masyarakat
Skala prioritas dapat ditetapkan melalui perhitungan hasil telly
dari peserta MMD yang hadir pada saat itu, kemudian hasil
terbanyak merupakan prioritas masalah yang harus segera
ditangani. Berikut adalah salah satu contoh perhitungan dalam
menentukan skala prioritas masalah di masyarakat pada desa
binaan :

Masalah Hasil Telly Jumlah


Malnustrisi +++++++ 7
ANC yang kurang baik ++++++++ 8
Imunisasi +++++ 5
Penyakit-penyakit +++++ 5
1. GED ++++++
2. TBC
3. Pneumonia
4. Kulit
(Effendy Nasril, 1998)

b) Berdasarkan Petugas
Untuk mengatasi masalah masyarakat desa yang dibina secara
keseluruhan tidak mungkin. Oleh karena itu, perlu dilakukan
prioritas masalah kesehatan, dimana masalah kesehatan yang
20

mengancam kehidupan dan mengancam kesehatan masalah itulah


yang menjadi prioritas utama. Agar dapat melakukan prioritas
masalah masyarakat maka dilakukan pembobotan masalah dengan
menggunakan bahasa prioritas. Skala prioritas dalam menyusun
masalah kesehatan masyarakat untuk dapat menentukan prioritas
kesehatan dan keperawatan masyarakat perlu disusun skala
prioritas, sebagai berikut :

No. Kriteria Nilai Bobot


1 Sifat masalah 1
Skala :
Ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3
Krisis 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala :
Dengan masalah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah dapat diubaj 1
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjol masalah 1
Skala :
Masalah berat harus ditangani 2
Masalah yang tidak perlu segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
(Effendy Nasrul, 1998)
Skoring :
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
21

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot


Skor
 Bobot
Angka tertinggi

c. Jumlahnya skor untuk semua kriteria


d. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

3. Intervensi
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak
lengkap dapat dilengkapi.
a) Tetapkan masalah yang sudah ditetapkan
b) Tetapkan tujuan yang akan dicapai berdasarkan masalah / prioritas
masalah yang ditetapkan.
c) Tetapkan sasaran dan target kegiatan yang akan dicapai dan setiap
permasalahan yang akan ditanggulangi dan dibandingkan dengan
target daerah.

Intervensi :
a) Tetapkan jadwal penyuluhan beserta tempat penyuluhan
b) Buat undangan untuk TOMA, TOGA, dan masyarakat
c) Buat SAP, leaflet, materi penyuluhan dengan flipchart.
d) Siapkan AVA dan doorprise
e) Siapkan bahan untuk demo
f) Lakukan penyuluhan
g) Lakukan kunjungan rumah untuk setiap warga binaan

4. Implementasi
22

Pada langkah ini merupakan realisasi dari intervensi yang dilaksanakan


secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh tenaga kesehatan lainnya.
a) Menetapkan jadwal penyuluhan beserta tempat penyuluhan
b) Membuat undangan untuk TOMA, TOGA, dan masyarakat
c) Membuat SAP, leaflet, materi penyuluhan dengan flipchart
d) Menyiapkan AVA dan doorprise
e) Menyiapkan bahan untuk demo
f) Melakukan penyuluhan
g) Melakukan kunjungan rumah untuk setiap warga binaan.
5. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa dapat diterapkan
dalam bentuk SOAP.

BAB 3
23

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
DI RW. 01 – 05 KELURAHAN SEPANDE, KECAMATAN
CANDI,
KABUPATEN SIDOARJO
TANGGAL 28 – 30 JANUARI 2013

Pengkajian
Pengkajian dilakukan tanggal 28 – 30 Januari 2013 dengan cara mengadakan
pendekatan pada masyarakat, kader dan tokoh masyarakat di wilayah RT. 01 – 05
Kelurahan Sepande, terdiri dari :
I. Pengumpulan Data
a. Data Umum
1) Lokasi daerah binaan
Desa : Sepande,
Perdukuhan : Sepande,
RW : 01 - 05
2) Denah Wilayah
Batas-batas wilayah
Sebelah Utara : Desa Banjar Bendo
Sebelah Selatan : Desa Sumokali
Sebelah Barat : Desa Sidodadi
Sebelah Timur : Kelurahan Sidokare
Keadaan Geografi
Terdiri dari perumahan Warga
3) Luas Wilayah
Luas Desa : 160,195 ha
Luas sawah dan ladang : 35 ha
Luas pemukiman : 125,195 ha
Luas jalan : 10.000 m2
24

4) Pola demografi
Jumlan penduduk : 9.283 jiwa
Laki-laki : 4.676 jiwa
Perempuan : 4.607 jiwa
Jumlah kepala keluarga : 2.436 KK
Jumlah RT : 42 KK
Jumlah RW : 11 KK
5) Fasilitas
Sarana Pendidikan
TK : 2
SD : 2
SLTP : 1
SLTA : 2
6) Sarana Kesehatan
Polindes : 1
Posyandu : 10
Dokter Praktek : 3
BPS : 3
7) Sarana Pendidikan Kursus
Pondok Pesantren : 1
8) Sarana Non Formal
LBB (Lembaga Bimbingan Belajar) : 2
9) Sarana Olahraga
Lapangan sepak bola : 1
Lapangan volly : 1
Lapangan bulu tangkis : 1
Meja tenis : 2
10) Sarana Perhubungan
Jalan dusun : 4
Jalan Protokol : 1
Jembatan : 4
25

11) Data Kultural data tahun 2012


a) Tingkat Pendidikan Desa Sepande,
Tidak tamat SD : 79 (3,76%)
Tamat SD-SMP : 702 (33,2%)
Tamat SMA : 879 (41,5%)
Perguruan Tinggi : 452 (21,4%)
Jumlah : 2109
b) Jenis Pekerjaan Desa Sepande,
TNI / ABRI : 50 (1,28%)
Tani : 15 (0,38%)
Swasta : 3450 (88,6%)
Buruh : 200 (5,14%)
Polisi : 25 (0,64%)
PNS : 125 (3,21%)
Satuan Pengamanan : 26 (0,66%)
Jumlah : 3891
12) Pencapaian PWS-Kia 20012
K1 : 56
K1 Akses : 105
Resti Nakes : 98
Resti Masyarakat : -
Persalinan Nakes : 99
Persalinan Non Nakes : -
KN1 : 100
KN2 : 105
b. Data Khusus
Jumlah KK : 200 KK
Jumlah warga yang dapat didata : 759 jiwa
Laki-laki : 364 jiwa
Perempuan : 395 jiwa
26

Tabel 3.1 Komposisi penduduk berdasarkan usia di RW 01-05 Kelurahan


Sepande,, Kecamatan Candi,, Kabupaten Sidoarjo 28 – 30 Januari 2013
Usia (Tahun) Jumlah Presentase
0-1 (Bayi) 41 5,4
71-5 (Balita) 101 13,3
6-12 (Anak Prasekolah) 107 14,1
13-18 (Remaja) 57 7,5
> 18-45 (Usia Produktif) 377 49,6
> 45-55 (Pra Lansia) 49 6,5
> 55 (Lansia) 27 3,6
TOTAL 759 100

Analisa
Dari data diatas diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk
di desa Sepande, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo mayoritas berusia
produktif yaitu > 18-55 tahun : 377 jiwa (56,1%)

Tabel 3.2 Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di RW


01-05 Desa Sepande, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo 28-30
Januari 2013
Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase
Buta Aksara 1 0,2
Paud 3 0,6
TK 16 3,4
Belum tamat SD 60 12,6
Tamat SD 86 18,1
Tamat SMP 102 21,4
Tamat SMA 163 34,2
Perguruan Tinggi 45 9,5
TOTAL 476 100%

Analisa
27

Dari data diatas distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan di RW 01-05


Desa Sepande, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo yang terbanyak yaitu
Tamat SMA sebesar 163 (34,4%)

Tabel 3.3 Komposisi jenis pekerjaan Warga RW. 01-05 Desa Sepande,
Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo 28-30 Januari 2013
Jenis Pekerjaan Jumlah Presentase
Wiraswasta 110 27,5
Pris 1 0,25
Swasta 154 38,5
ABRI 9 2,25
Nakes 4 1
Petani 1 0,25
Tidak bekerja 121 30,25
TOTAL 400 100%

Analisa
Dari data diatas distribusi penduduk menurut tingkat pekerjaan yang
terbanyak adalah pekerjaan swasta sebesar 154 (38,5%).
Keterangan :
- Pegawai swasta : Karyawan Pabrik, Tukang Bangunan, Buruh Tani,
Supir Angkutan di Sidoarjo, Atlit (Sepak Bola)
- Wiraswasta : Pembuat Tempe, Pembuat Lontong, Pembuat Krupuk,
dan toko Kelontong
Apabila dilihat dari tingkat pendidikan berjumlah 476 jiwa yang sudah
mengenyam pendidikan, sedangkan dilihat dari jenis pekerjaan, jumlah yang
bekerja adalah 400 jiwa dan 76 jiwa yang tidak bekerja saat ini karena masih
paud, TK dan belum tamat SD.

Tabel 3.4 Data Ibu Hamil di RW. 01-05 Desa Sepande, Kecamatan Candi,
Kabupaten Sidoarjo 23-30 Januari 2013.
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)
28

Kehamilan Jumlah Presentase


Periksa :
a. Nakes 13 100
b. Non NAkes - 0
Total 13 100
Therapy :
a. Fe 12 92,3
b. Yodium 13 100
c. Vitamin 13 100

Analisa
Dari data diatas didapatkan mayoritas ibu hamil periksa ditenaga kesehatan
sebanyak 13 orang (100%) dan mayoritas mendapatkan tablet Fe sebanyak 12
orang (92,3%) dan Yodium sebanyak 13 orang (100%), Vitamin 13 orang
(100%). Fe tidak mencapai 100% karena pada 13 sampel yang diambil, 1
orang ibu hamil berada pada Trimester I (dalam kondisi emesir).

Tabel 3.4 Data Pertolongan Persalinan di RW. 01-05 Desa Sepande,


Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo 28-30 Januari 2013
Ibu Bersalin Jumlah Presentase
Nakes / Instansi Kesehatan 48 100
Dukun / Non NAkes - -
TOTAL 48 100%

Analisa
Dari data diatas didapatkan mayoritas ibu bersalin di tolong oleh nakes
sebanyak 48 Nakes (100%) termasuk di dalamnya di tolong di instalasi
kesehatan.
Tabel 3.6 Data Ibu Meneteki di RW. 01-05 Desa Sepande, Kecamatan
Candi, Kabupaten Sidoarjo 28-30 Januari 2013
Ibu Meneteik Jumlah Presentase
Ya 31 75,6
tidak 10 24,4
29

TOTAL 41 100%

Lama Meneteki
Lama Meneteki Jumlah Presentase
0-4 bulan 12 29,3
5-6 bulan 9 21,9
7 bulan – 1 tahun 20 48,8
TOTAL 41 100%

Analisa
Dari data diatas mayoritas ibu meneteki sebanyak 31 orang (75,6%) dengan
mayoritas lama meneteki 7 bulan – 1 tahun sebesar 20 orang (48,8%).

Tabel 3.7 Data Imunisasi Dasar di RW. 01-05 Desa Sepande, Kecamatan
Candi, Kabupaten Sidoarjo 28-30 Januari 2013
Imunisasi Jumlah Presentase
Lengkap 39 95,1
Tidak lengkap 2 4,9
TOTAL 41 100%

Analisa
Dari data diatas, mayoritas Bayi yang imunisasi lengkap sebesar 39 Bayi
(95,1%). Dua Bayi tidak di imunisasi karena satu Bayi sakit dan satu Bayi dari
ibu menolak untuk mengimunisasikan anaknya oleh karena ibu lebih memilih
herbal.

Tabel 3.8 Data Penimbangan Posyandu Bayi dan Balita di RW. 01-05
Desa Sepande, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo 28-30 Januari
2013
Kriteria Jumlah Presentase
Sering 116 81,7
Sekali-kali 22 15,5
Tidak pernah 4 2,8
TOTAL 142 100%
30

Tempat Penimbangan
Tempat Penimbangan Jumlah Presentase
Posyandu 118 85,5
Puskesmas 1 0,7
Dokter / BPS 19 13,8
TOTAL 138 100%

Analisa
Dari data diatas mayoritas Bayi dan Balita sering melakukan penimbangan
sebesar 116 (81,7%) dengan tempat penimbangan mayoritas di posyandu
sebesar 118 (85,5%).

Tabel 3.9 Jenis Gizi pada Bayi dan Balita di RW. 01-05 Desa Sepande,
Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo 28-30 Januari 2013 Jumlah Bayi
dan Balita : 142
Pada Bayi : 0-12 bulan (41 Bayi)
Gizi Jumlah Presentase
Gizi Baik 39 92,2
KEP ringan 2 4,9
TOTAL 41 100%

Pada Balita : 13-60 bulan (101 Balita)


Gizi Jumlah Presentase
Gizi baik 79 78,2
Gizi lebih 5 5
KEP ringan 16 15,8
KEP berat 1 1
TOTAL 101 100%

Analisa
Dari data diatas pada Bayi usia 0-12 bulan yang menderita KEP ringan
sebanyak 2 Bayi (4,9%) dari 41 Bayi dan pada Balita usia 13-60 bulan yang
31

menderita KEP ringan sebanyak 16 Bayi (15,8%), yang menderita gizi lebih 5
Balita (5%) dan yang menderita KEP berat 1 Balita (1%) sehingga Balita yang
bermasalah gizi sebanyak (21,89%) berarti yang menderita KEP ringan secara
keseluruhan (Bayi dan Balita) sebanyak (26,7%) harus dilakukan penanganan
khusus.

Tabel 3.10 Data Hasil Kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) di RW. 01-
05 Desa Sepande, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo 28-30 Januari
2013
Keikutsertaan Jumlah Presentase
Yang menggunakan KB 143 72,6
Yang tidak menggunakan KB 54 27,4
TOTAL 497 100%

Jenis Kontrasepsi yang dipakai


Jenis KB Jumlah Presentase
Suntik 78 54,5
Pil 31 21,1
AKDR (IUD) 51 10,5
AKBK (implant / susuk) 3 2,1
Kondom 3 2,1
Kontap (MOW) 10 7
Alami 3 2,1
TOTAL 143 100%

Analisa
Dari data diatas mayoritas pasangan usia subur (pus) mengikuti KB suntik
sebesar 78 (54,5%). Alasan pasangan usia subur tidak menggunakan KB
yaitu : suami di luar kota, menganut agama yang melarang untuk ber KB, ibu
ingin hamil lagi.
32

Tabel 3.11 Data Penyakit yang terjadi pada Bayi, Balita, anak dan dewasa
di RW. 01-05 Desa Sepande, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo 28-
30 Januari 2013
Penyakit Jumlah Presentase
ISPA (Batuk, pilek)
a. Bayi dan Balita 9 1,3
b. Dewasa 19 2,6
GE
a. Bayi dan Balita 2 0,5
b. Dewasa 11 1,6
TOTAL 759 jiwa 6

Analisa
Dari data diatas sebanyak 41 jiwa penduduk (6%) menderita sakit diantaranya
yaitu ISPA dan GE dan sisanya sebanyak 718 jiwa penduduk (94%) sehat.

Tabel 3.12 Data Pemberian vitamin A pad Bayi dan Balita di RW. 01-05
Desa Sepande, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo 28-30 Januari 2013
Pemberian Vit. A Jumlah Presentase
Ya 100 99
Tidak 1 1
TOTAL 101 100%

Analisa
Dari data diatas mayoritas pemberian vitamin A pada Bayi dan Balita
sebanyak 100 orang (99%). Alasan tidak mendapat vitamin A karena belum
waktunya (umur masih 6 bulan).

c. Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan :


- Mengikutsertakan kader dalam program pelaksanaan posyandu
- Pemberian pembinaan atau pelatihan kader
33

II. Interpretasi Data Dasar


Tanggal Diagnosa Data Dasar
28 – 30 KEP Ringan DS :
Sebagian besar masyarakat mengatakan
Januari 2013
bahwa berat badan anaknya tidak naik setiap
kali penimbangan di posyandu

DO :
Dari data yang diperoleh pada bayi usia 0 –
12 bulan yang menderita KEP ringan
sebanyak 2 bayi (4,9%) dari 41 bayi dan
pada Balita usia 13-60 bulan yang menderita
gizi lebih 5 bulan (5%) dan yang menderita
KEP Berat 1 balita (1%) sehingga balita
yang bermasalah dengan gizi sebanyak
(21,89%).
Berarti yang menderita KEP Ringan secara
keseluruhan (Bayi dan Balita) sebanyak
29,7% harus dilakukan penanganan secara
khusus.

Analisa Data :
Dari data-data diatas dapat ditemukan satu masalah yang timbul di Desa
Sepande, Kecamatan Candi yang disebabkan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang cara pemenuhan nutrisi pada bayi dan balita, sehingga
timbullah masalah kesehatan yaitu kurang gizi atau kurang energi protein.
Faktor ketidaktahuan, ketidakmampuan dan kurangnya perhatian masyarakat
dalam bidang kesehatan dapat menjadi hambatan yang berat yang harus
dihadapi oleh tenaga kesehatan dalam membina masyarakat. Oleh karena itu
dari beberapa faktor yang timbul, dapat dilakukan berbagai intervensi
pentingnya kesehatan. Intervensi dilakukan secara bertahap dengan cara
memberikan penyuluhan-penyuluhan yang bertahap dengan cara memberikan
34

penyuluhan-penyuluhan yang berisi motivasi-motivasi yang dapat


meningkatkan kesadaran masyarakat ke arah perilaku sehat. Perlu melibatkan
keluarga dan masyarakat secara aktif mulai dari perencanaan, penanggulangan
masalah sampai dengan pelaksanaan tindakan. Sehingga masyarakat dapat
mengetahui tentang pentingnya kesehatan terutama nutrisi yang baik mulai
dari pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan dan pemberian makanan
tambahan sesuai umur anak.
Setelah usia anak 6 bulan, melanjutkan pemberian ASI sampai 2 tahun dna
pemberian makanan tambahan yang dapat meningkatkan berat badan anak
dengan cepat pada anak kurang gizi untuk usia lebih dari 6 bulan seperti susu
modisco.

Rangkaian kegiatan PKL Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya periode 28-
16 Februari 2013 di Desa Sepande, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo.
Tanggal
No Tempat Kegiatan Evaluasi
Waktu
1 31 – 01 – 2013 Balai Desa Sepande Pelaksanaan MMD Yang hadir : 20 orang
19.00 – 21.30 prioritas masalah
WIB berdasarkan Telly : KEP
Ringan
2 05 – 02 – 2013 Posyandu RW. III - Penyluhan tentang Yang hadir : 45 orang
09.00 WIB gizi bayi dan balita
- Demo Modisco
3 06 – 02 – 2015 Posyandu RW. I - Penyuluhan tentang Yang hadir : 41 orang
09.00 WIB gizi bayi dan balita
- Penyuluhan kanker
serviks
4 07 – 02 – 2013 Posyandu RW. IV - Penyuluhan tentang Yang hadir : 30 orang
09.00 WIB gizi bayi dan balita
5 07 – 02 – 2013 - RW. I - Kunjungan keluarga
09.00 WIB (RT. 03, RW. 01) binaan 6 KK dengan
- RW. II (RW. 04) masalah :
- RW. IV 1. KEP ringan
(RT. 14, RT. 12, RT. 2. Bumil dengan
12) hipertensi
3. KEP ringan
4. KEP ringan
35

5. KEP ringan
6. KEP ringan
6 07 – 02 – 2013 RW. II - Pengajian dengan Yang hadir : 74 orang
18.30 WIB penyuluhan kanker
rahim
7 14 – 02 – 2013 RW. I : RT. 2 Kunjungan keluarga
10.30 WIB RW. II : RT. 4 binaan 3 KK dengan
RW. II : RT. 4 masalah :
1. KEP ringan
2. KEP ringan
3. KEP ringan

III. Perumusan Masalah


a. Menetapkan masalah menurut masyarakat
Beberapa masalah sesuai dengan hasil MMD menurut masyarakat :
1) Kurang gizi / KEP ringan
2) Batuk pilek / ISPA
3) Darah tinggi / hipertensi
4) Banjir
Perhitungan dalam menentukan prioritas masalah di masyarakat menurut
hasil Telly :
Masalah Hasil Telly Jumlah
Kurang gizi / KEP ringan ++++++++++ 10
Batuk-pilek / ISPA +++++ 5
Darah tinggi / hipertensi +++ 3
Banjir ++ 2

b. Menetapkan masalah menurut petugas


Menurut petugas terdapat satu masalah kesehatan yang sangat penting
untuk di tangani yaitu :
- KEP ringan

IV. Prioritas Masalah


36

Menurut hasil Telly dan penetapan masalah menurut petugas dapat ditetapkan
satu prioritas masalah kesehatan yang harus ditangani yaitu :
- KEP Ringan

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1 Sifat masalah : 2/3 x 1 2/3 Jika tidak segera di tangani
tidak / kurang sehat akan mengancam kesehatan
2 Kemungkinan masalah ½x2 1 Masalah dapat teratasi
dapat diubah : dengan apabila ibu balita dengan
mudah KEP ringan diberikan
penyuluhan tentang nutrisi
dan bahaya KEP ringan
3 Potensial masalah dapat 3/3 x 1 1 Masalah dapat diubah
diubah : asalkan ibu dan keluarga
Tinggi turut serta memperhatikan
dan melaksanakan saran dari
petugas
4 Penonjolan masalah : 2/2 x 1 1 Masyarakat menyadari
masalah berat harus bahwa KEP ringan
ditangani merupakan masalah yang
dapat mengancam kesehatan
balita
Total Skor 3 2/3
37
38

3.5 Rencana Pengembangan


Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Jam Implementasi Evaluasi
01/02/13 KEP Jangka Pendek 1. Lakukan 1. Pendekatan secara 09.00 1. Melakukan pendekatan secara Tanggal : 07-02-13
Jam Ringan Setelah pendekatan secara theraupetik dengan WIB theraupetik kepada Jam : 09.50 WIB
09.00 dilakukan asuhan therapeutik dengan masyarakat masyarakat terutama kader DS :
WIB kebidanan, masyarakat menimbulkan dan masyarakat yang Masyarakat
diharapkan terutama warga hubungan yang memiliki anak Balita dan Bayi mengatakan
masyarakat yang memiliki baik antara seperti : mengerti tentang
bertambah anak balita dan petugas dengan - Memberikan salam penjelasan yang
wawasannya bayi masyarakat - Bersikap ramah dan sopan telah diberikan
tentang KEP
dengan kriteria : 2. Kaji penyebab 2. Pengkajian 09.05 2. Mengkaji penyebab tingginya DO :
- Ibu mengerti tingginya anka merupakan tahap WIB angka kejadian KEP ringan : - Masyarakat
penjelasan kejadian KEP awal untuk - Makan makanan dengan tampak tertarik
petugas ringan mencari penyebab gizi tidak seimbang dengan
- Ibu bertanya dari angka - Penyakit infeksi penjelasan yang
pada petugas kejadian KEP - Anak pilih-pilih makanan telah diberikan
- Ibu mampu ringan di Desa - Masyarakat
menjawab Sepande mampu
pertanyaan dari menjawab
petugas 3. Lakukan 3. Pertemuan 09.10 3. Melakukan pertemuan dengan pertanyaan-
pertemuan dengan merupakan WIB masyarakat untuk pertanyaan yang
Jangka Panjang : masyarakat untuk interaksi awal membicarakan masalah yang diberikan
Setelah menyelesaikan untuk melakukan ada melalui MMD petugas
dilakukan asuhan masalah yang ada komunikasi antara (Musyawarah masyarakat

38
kebidanan petugas kesehatan Desa), yaitu : A : KEP Ringan
39

diharapkan dengan - Penyampaian masalah


penderita KEP masyarakat - Faktor penyebab P:
bisa berkurang tentang penentuan munculnya masalah - Lanjutkan
dengan kriteria : masalah di RW. 01 intervensi :
- Masyarakat – 05 Desa Sepande - Motivasi
yang memiliki masyarakat
Bayi dan Balita 4. Penjelasan untuk rutin
rutin 4. Berikan penjelasan merupakan proses 09.20 4. Memberikan penjelasan melakukan
melakukan pada masyarakat menerangkan KEP WIB kepada masyarakat tentang penimbangan
penimbangan yang dilakukan KEP ringan, yaitu : di posyandu
di Posyandu oleh petugas - Pengertian KEP ringan - Motivasi
- Ibu-ibu yang kesehatan kepada - Penyebab KEP ringan masyarakat
memiliki Bayi masyarakat - Tanda dan gejala KEP untuk lebih
dan Balita ringan telaten dalam
terutama - Pencegahan KEP ringan memberi makan
dengan KEP 5. Susu modisco anak terutama
lebih telaten 5. Beri penjelasan merupakan 09.35 5. Menjelaskan tentang susu yang terkena
dalam tentang susu minuman tinggi WIB modisco, yaitu minuman KEP ringan
memberikan modisco kalori dan tinggi bernilai gizi tinggi, mudah
makanan pada protein, mudah cerna dan kaya akan kalori
anak dicerna karena dan protein yang terdiri dari
- Angka KEP terdiri dari lemak susu, gula pasir, dan
menurun nabati dan lemak margarin / minyak goreng
berantai sedang yang dapat dimodifikasi
dalam berbagai masakan
- Cara membuatnya yaitu :

39
40

 Susu, gula pasir dan


margarin diberi air
panas sedikit demi
sedikit sampai
tercampur
 Saring
 Bisa diminum langsung
 Agar lebih tahan lama
dapat di tim dahulu 15
menit baru diminum
 Dapat juga dimodifikasi
dalam bentuk makanan
seperti kue, pudding
atau es krim
6. Respon
6. Nilai respon masyarakat 09.40 6. Menilai respon masyarakat
masyarakat tentang merupakan WIB terhadap materi penyuluhan
penyuluhan yang penilaian dengan memeri pertanyaan
telah diberikan pemahaman ataupun kesempatan bagi
tentang mereka untuk bertanya
penyuluhan yang
di berikan petugas

7. Bertanya

40
41

7. Berikan merupakan respon 09.45 7. Memberikan kesempatan


kesempatan pada masyarakat WIB kepada masyarakat untuk
masyarakat untuk terhadap menanyakan hal-hal yang
bertanya hal-hal penjelasan yang belum jelas tentang KEP
yang belum jelas telah diberikan ringan
tentang KEP ringan petugas kesehatan

8. Lakukan evaluasi 8. Evaluasi


hasil penyuluhan merupakan 09.48 8. Melakukan penilaian dengan
langkah penilaian WIB cara memberi pertanyaan-
dari keberhasilan pertanyaan kepada masyarakat
asuhan kebidanan tentang materi yang telah di
yang diberikan sampaikan

41
42

BAB 4
PEMBAHASAN

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan


istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continue dan rasa identitas
bersama (Nasrul Effendy, 1998). Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan
kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi protein dalam makanan
sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) (Mansjoer,
2000).
Pada pengkajian yang dilakukan pada 200 kepala keluarga pada tanggal
28 Januari – 16 Februari 2013 diperoleh data umum dan data khusus. Data umum
yaitu berisi tentang demografi dan komposisi penduduk menurut usia, tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan. Data khusus yaitu berisi tentang data ibu hamil, data
pertolongan persalinan, data ibu meneteki, posyandu, gizi bayi dan balita,
ekseptor KB, penyakit terbanyak di Desa Sepande, pemberian vitamin A, dan Asi
eksklusif.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan kepada warga di Desa Sepande,
Kecamatan Candi timbul masalah-masalah kesehatan diantaranya adalah KEP
(Kekurangan Energi Protein), ISPA, darah tinggi dan banjir. Berdasarkan diagnosa
yang sudah diidentifikasi telah ditentukan prioritas masalah yang harus segera
diatasi yaitu KEP ringan dengan alasan karena masyarakat menginginkan anak
dan cucunya sehat dan tumbuh secara normal (pertumbuhan dan perkembangan
baik) sebagai generasi penerus.
Menurut ibu-ibu yang memiliki anak dengan KEP ringan disebabkan
karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang nutrisi, sehingga timbullah
masalah yaitu banyaknya balita yang menderita kurang gizi. Faktor ketidaktahuan,
ketidakmampuan dan kurangnya perhatian masyarakat dalam bidang kesehatan
terutama dalam membina masyarakat.
43

Dari data dan masalah yang didapatkan telah ditentukan beberapa solusi
yang dapat diberikan oleh petugas kepada masyarakat untuk menangani kasus
KEP ringan yaitu :
1. Memberikan penyuluhan yang berisi motivasi-motivasi yang dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat
2. Mendemonstrasikan modisco beserta cara pembuatannya
3. Melakukan kunjungan rumah terhadap keluarga binaan
Solusi diatas dilaksanakan dengan melibatkan anggota keluarga dan
masyarakat secara aktif sehingga masyarakat dapat mengetahui tentang
pentingnya berperilaku sehat, pemberian makanan tambahan (untuk menambah
berat badan balita) untuk anak usia lebih dari 6 bulan, pemberian modisco untuk
anak kurang gizi dan meningkatkan kesadaran ibu-ibu untuk mengikuti posyandu
agar dapat memantau tumbuh-kembang anak dengan baik.
Dampak yang dapat ditimbulkan apabila masalah KEP ringan tersebut
tidak segera ditangani adalah anak akan jatuh ke dalam kondisi KEP sedang
bahkan KEP berat. Sedangkan KEP sendiri dapat berdampak secara luas, yang
pertama dampak terhadap kematian anak. Yang kedua KEP sangatlah
berhubungan dengan penurunan produktifitas kerja. Menurut penelitian ditemukan
bahwa anak yang diberikan makanan tambahan yang kaya energi protein
menunjukkan pertumbuhan badan dan tingkat kecerdasan yang baik dibandingkan
dengan yang tidak mendapatkan makanan tambahan. Penelitian lain menemukan
pada anak-anak KEP dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit,
terutama penyakit infeksi dan mengakibatkan penurunan tingkat kecerdasan.
(Kartika Windia blogspot.com)
44

BAB 5
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dalam kasus yang kami peroleh dari Asuhan Kebidanan Komunitas di Desa
Sepande Kecamatan Candi pada tanggal 28 Januari – 16 Februari 2013 dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pada pengkajian 200 KK diperoleh data umum dan data khusus. Data umum
yaitu berisi tentang demografi dan komposisi penduduk menurut usia, tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan. Data khusus yaitu berisi tentang data ibu hamil,
data pertolongan persalinan, data ibu meneteki, posyandu, gizi bayi dan balita,
akseptor KB, penyakit terbanyak di Desa Sepande, dan pemberian vitamin A,
ASI eksklusif.
2. Menentukan Diagnosa / Masalah
Dari hasil pengkajian yang dilakukan kepada warga di Desa Sepande
Kecamatan Candi timbul masalah-masalah kesehatan diantaranya adalah KEP
(kekurangan Energi Protein), ISPA, darah tinggi, banjir.
3. Prioritas Masalah
Berdasarkan diagnosa yang sudah diidentifikasikan telah ditentukan prioritas
masalah yang harus segera diatasi yaitu KEP ringan dengan alasan karena
masyarakat menginginkan anak dan cucunya sehat dan tumbuh secara normal
(pertumbuhan dan perkembangan baik) sebagai generasi penerus.
4. Penyebab Masalah
Untuk memecahkan masalah yang ditemukan di Desa Sepande yaitu KEP
ringan, digunakan pemecahan masalah dengan menggunakan diagram telly.
5. Perencanaan Masalah
Untuk menyelesaikan / memecahkan masalah yang ada di Desa Sepande
tentang KEP ringan dengan melakukan penyuluhan di posyandu juga
45

dilakukan demo modisco untuk membantu meningkatkan gizi anak yang


kurang.
6. Analisa Masalah
Dari berbagai masalah yang ditemukan di Desa Sepande telah ditemukan
masalah prioritas yaitu KEP ringan
7. Pelaksanaan dan Evaluasi
Beberapa pelaksanaan yang dilakukan sebagai implementasi dari rencana
asuhan yang telah disusun sebagai berikut :
Tanggal
No Tempat Kegiatan Evaluasi
Waktu
1 31 – 01 – 2013 Balai Desa Sepande Pelaksanaan MMD Yang hadir : 20 orang
19.00 – 21.30 prioritas masalah
WIB berdasarkan Telly : KEP
Ringan
2 05 – 02 – 2013 Posyandu RW. III - Penyluhan tentang Yang hadir : 45 orang
09.00 WIB gizi bayi dan balita
- Demo Modisco
3 06 – 02 – 2015 Posyandu RW. I - Penyuluhan tentang Yang hadir : 41 orang
09.00 WIB gizi bayi dan balita
- Penyuluhan kanker
serviks
4 07 – 02 – 2013 Posyandu RW. IV - Penyuluhan tentang Yang hadir : 30 orang
09.00 WIB gizi bayi dan balita
5 07 – 02 – 2013 - RW. I - Kunjungan keluarga
09.00 WIB (RT. 03, RW. 01) binaan 6 KK dengan
- RW. II (RW. 04) masalah :
1. KEP ringan
- RW. IV
2. Bumil dengan
(RT. 14, RT. 12, RT.
hipertensi
12) 3. KEP ringan
4. KEP ringan
5. KEP ringan
6. KEP ringan
6 07 – 02 – 2013 RW. II - Pengajian dengan Yang hadir : 74 orang
18.30 WIB penyuluhan kanker
rahim
46

7 14 – 02 – 2013 RW. I : RT. 2 Kunjungan keluarga


10.30 WIB RW. II : RT. 4 binaan 3 KK dengan
RW. II : RT. 4 masalah :
1. KEP ringan
2. KEP ringan
3. KEP ringan

5.2 Faktor Penghambat dan Faktor Penunjang


Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada masyarakat di Desa Sepande,
Kecamatan Candi faktor tersebut antara lain :
1) Faktor Penunjang
a. Keluarga memberi kepercayaan kepada petugas kesehatan
b. Tersedianya waktu dan tempat dalam memberikan asuhan kebidanan
2) Faktor Penghambat
a. Keterbatasan waktu
b. Rendahnya perhatian masyarakat terhadap kesehatan

5.3 Saran
5.3.1 Untuk Masyarakat
1. Diharapkan masyarakat lebih memperhatikan kesehatannya
2. Diharapkan masyarakat mau dan mampu melaksanakan nasehat
yang diberikan oleh petugas kesehatan

5.3.2 Untuk Petugas Kesehatan


Diharapkan petugas kesehatan lebih perhatian terhadap masalah
kesehatan warganya sehingga tidak terjadi KEP ringan.

DAFTAR PUSTAKA
47

Dekpes RI, 2001. Asuhan Kebidanan Anak Dalam Konteks Keluarga. Jakarta :
Depkes.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2.


Jakarta, EGC.

Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

Entjang, Indah, 1991. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : Citra Aditya Bukti.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar.


Jakarta : Rineka Cipta.

LAPORAN
48

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


DI DESA SEPANDE, KECAMATAN CANDI, KABUPATEN
SIDOARJO
PADA TANGGAL 28 – 16 FEBRUARI 2013

DISUSUN OLEH
KELOMPOK :
1. Indrawati (10.13.943)
2. Monika Fenty Winasari (10.13.953)
3. Nindya Alfiorisa (10.13.958)
4. Nunung Istianawati (10.13.960)
5. Nur Nadya Afriyanti (10.13.963)
6. Nur Yatim Abdillah (10.13.964)
7. Rochimah (10.13.971)
8. Sakai Laskmi Almira (10.13.972)
9. Yohanista Maria G.R.L (10.13.979)

AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA


SURABAYA
2013

LEMBAR PENGESAHAN
49

Telah diperiksa dan disetujui untuk disyahkan sebagai Laporan Asuhan


Kebinanan Komunitas di Desa Sepande, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo
pada tanggal 28 Januari – 16 Februari 2013, pada :

Pada tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan

(Ely Tjahjani, S.Kep. Ns., M.Kep) (Triselvia W., Amd. Keb)

Direktur

(Hermina Humune, S.Kp., M.Kes)

Anda mungkin juga menyukai