Disusun Oleh
20174030047
N
Masalah Keperawatan Tujuan/ NOC Intervensi/NIC
o
1. Nyeri Akut Kontrol Nyeri Manajemen Nyeri
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi
1x1 jam, nyeri pasien terkontrol dengan kriteria lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,
hasil intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus.
Melaporkan nyeri yang terkontrol dari level 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
9 ke level 8 dengan pengukuran Visual ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak dapat
Analog Pain Scale berkomunikasi secra efektif.
3. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan
penerimaan pasien terhadap nyeri.
4. Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas
hidup pasien (misalnya., tidur, nafsu makan, perasaan,
hubungan, performa kerja dan tanggung jawab peran).
5. Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat
menurunkan atau memperberat nyeri.
6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lainnya,
mengenai efektifitas tindakan pengontrolan nyeri yang
pernah digunakan sebelumnya.
7. Pilih dan mengimplimentasikan tindakan yang beragam
(misalnya, farmakologi, nonfarmakologi, interpersonal)
untuk memfasilitasi penurunan nyeri, sesuai dengan
kebutuhan.
8. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri.
9. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (seperti,
biofeed-back, TENS, hypnosis, relaksasi, bimbingan
antisipatif, terapi musik, terapi bermain, terapi aktivitas,
akupressur, aplikasi panas/dingin dan pijatan, sebelum,
sesudah dan jika memungkinkan, ketika melakukan
aktivitas yang menimbulkan nyeri; sebelum nyeri terjadi
atau meningkat; dan bersamaan dengan tindakan penurun
rasa nyeri lainnya).
N
Masalah Keperawatan Tujuan/ NOC Intervensi/NIC
o
10. Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri.
11. Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim
kesehatan lainnya untuk memilih dan
mengimplementasikan tindakan penurun nyeri
nonfarmakologi, sesuai kebutuhan.
12. Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol nyeri yang
dipakai selama pengkajian nyeri dilakukan.
2. Ansietas Tingkat Kecemasan Terapi Relaksasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1. Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis
1x8 jam, tingkat kecemasan menurun dengan relaksasi yang tersedia (misalnya., music, meditasi,
kriteria hasil: bernafas dengan ritme, relaksasi rahang dan relaksasi
Pasien dari tidak dapat beristirahat menjadi otot progresif)
dapat beristirahat selama kontraksi 2. Uji penurunan tingkat energy saat ini, ketidakmampuan
Meremas-remas tangan dari sering menjadi untuk konsentrasi, atau gejala lain yang mengiringi yang
Distress dilisankan berkurang mungkin mempengaruhi kemampuan kognisi untuk
Perasaan gelisah dijelaskan berkurang dari berfokus pada tehnik relaksasi
sangat gelisah menjadi 3. Tentukan apakah ada intervensi relaksasi di masa lalu
Otot tegang menajdi rileks disemua yang sudah memberikan manfaat
ekstremitas 4. Berikan deskripsi detail terkait intervensi relaksasi yang
Wajah tegang menjadi rileks dipilih
5. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi
Rasa takut yang disampaikan secara lisan
dengan lampu yang redup dan suhu lingkungan yang
berkurang menjadi bias menerima
nyaman, jika memungkinkan
Rasa cemas yang disampaikan secara lisan
6. Dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman
berkurang menjadi bias menerima
dengan pakaian longgar dan mata tertutup
Peningkatan tekanan darah tidak terjadi dan 7. Dapatkan perilaku yang menunjukkan terjadinya
tetap berada direntang normal systole 99- relaksasi, misalnya bernafas dalam, menguap, pernafasan
139 mmhg perut, atau bayangan yang menyenangkan
Peningkatan frekuensi nadi tidak terjadi dan 8. Evaluasi laporan individu terkait dengan relaksasi yang
tetap direntang normal 60-120x/menit dicapai secara teratur dan monitoring ketegangan otot
Peningkatan frekuensi pernafasan terjadi secara periodic, denyut nadi, tekanan darah dan suhu
dan berada di rentang normal atas 24x/menit tubuh dengan tepat
Dilatasi pupil<2cm 9. Gunakan relaksasi sebagai strategi tambahan dengan
N
Masalah Keperawatan Tujuan/ NOC Intervensi/NIC
o
penggunaan obat-obatan nyeri atau sejalan dengan terapi
lainnya dengan tepat
10. Evaluasi dan mendokumentasikan respon terhadap terapi
relaksasi
3. Keletihan Tingkat Keletihan Manajemen Energi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan
1x1 jam, keleitihan pasien teratasi dengan kelelahan
kriteria hasil: 2. Pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan baik secara
Kelelahan tidak terjadi farmakologis maupun non farmokologis, dengan tepat
Kesadaran tetap compos mentis 3. Monitor intake/asupan untuk mengetahui sumber energi
Saturasi oksigen di rentang normal 96%- yang adekuat
100% 4. Monitor/ mencatat waktu dan lama istirahat/ tidur pasien
5. Monitor lokasi dan sumber ketidaknyamanan/ nyeri yang
dialami pasien selama aktivitas
6. Anjurkan periode istirahat dan kegiatan secara bergantian
7. Evaluasi secara bertahap kenaikan level aktivitas pasien
8. Bantu pasien untuk memantau secara mandiri dengan
mencatat intake/asupan kalori dan energi yang digunakan
sesuai kebutuhan
9. Instruksikan pasien untuk mengenali tanda dan gejala
kelelahan yang memerlukan pengurangan aktivitas
D. MASALAH KEPERAWATAN DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KALA II, KALA III, DAN KALA IV
No Masalah Keperawatan Tujuan/ NOC Intervensi/NIC
1. Kerusakan Integritas Integritas Jaringan: Kulit dan Membran Perlindungan Infeksi
Jaringan Mukosa 1. Monitor adanya tanda dan gejala ineksi sistemik dan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama lokal
1x8 jam, diharapkan jaringan kulit pasien tidak 2. Monitor kerentanan terhadap infeksi
mengalami kerusakan dengan kriteria hasil: 3. Batasi jumlah pengunjung, yang sesuai
Suhu kulit 36,5 0C - 37,50C 4. Pertahankan tehnik-tehnik isolasi, yang sesuai
Pasien tidak mengalami hidrasi 5. Berikan perawatan kulit yang tepat untuk area yang
No Masalah Keperawatan Tujuan/ NOC Intervensi/NIC
Pertumbuhan rambut pada kulit normal mengalami edema
Tidak terdapat lesi pada kulit 6. Periksa kulit dan selaput lendir untuk adanya kemerahan,
Tidak terdapat pengerasan kulit kehangatan ekstrim atau drainase
7. Periksa kondisi setiap sayatan bedah atau luka
8. Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
9. Anjurkan asupan cairan, dengan tepat
10. Anjurkan istirahat
11. Anjurkan pernafasan dalam dan batuk, dengan tepat
12. Instruksikan pasien utnuk meminum antibiotik yang
diresepkan
13. Jaga penggunaan antibiotik dengan bijaksana
2. Risiko Infeksi Keparahan Infeksi Kontrol Infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan
1x1 jam, diharapkan infeksi tidak terjadi dengan untuk setiap pasien.
kriteria hasil: 2. Ganti peralatan perawatan per pasien sesuai protokol
Tidak terjadi kemerahan institusi.
Tidak terdapat piuria/nanah dalam urin 3. Batasi jumlah pengunjung.
Pasien tidak demam 4. Ajarkan cara cuci tangan bagi tenaga kesehatan.
Pasien tidak hipotermia 5. Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan yang
Pasien tidak nyeri sesuai.
6. Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan perawatan
pasien.
7. Pakai sarung tangan steril dengan tepat.
8. Gosok kulit pasien dengan agen antibakteri yang sesuai.
9. Ganti IV kateter dan tempat saluran penghubung serta
balutannya.
10. Pastikan penanganan aseptik dari semua saluran IV.
11. Pastikan teknik perawatan luka yang tepat.
12. Tingkatkan intake nutrisi yang tepat.
13. Berikan terapi antibiotik yang sesuai.
14. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala
infeksi dan kapan harus melaporkannya kepada penyedia
perawatan kesehatan.
15. Ajarkan pasien dan anggota keluarga mengenai
No Masalah Keperawatan Tujuan/ NOC Intervensi/NIC
bagaimana menghindari infeksi.
3. Risiko Syok Keparahan Syok: Hipovolemik Pencegahan Syok
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Monitor terhadap adanya respon kompensasi awal syok
1x1 jam jam, diharapkan syok tidak terjadi (misalnya., tekanan nadi melemah, hipotensi ortostatik
dengan kriteria hasil: ringan [15-20mmhg], perlambatan pengisisan kapiler,
Tidak ada penurunan tekanan nadi perifer pucat/dingin pada kulit atau kulit kemerahan, takipnea
Tidak ada penurunan tekanan darah sistolik ringan, mual dan muntah, peningkatan rasa haus, dan
Tidak ada penurunan tekanan darah kelemahan)
diastolik 2. Monitor terhadap adanya tanda awal dari penurunan
Nadi tidak lemah dan halus fungsi jantung (misalnya penurunan CO dan urin output,
Tidak aritmia bunyi crackles pada paru, bunyi jantung S3 dan S4 dan
takikardi)
3. Monitor kemungkinan penyebab kehilangan cairan
(mislanya selang dada, luka, drainase nasogastrik, diare,
muntah, dan peningkatan lingkar perut dan ekstremitas,
hematemesis atau hematokesis)
4. Monitro status sirkulasi (misalnya., tekanan darah, warna
kulit, temperature kulit, bunyi jantung, denyut nadi dan
irama nadi, kekuatan dan kualitas nadi perifer dan
pengisisan kapiler)
5. Monitor terhadap adanya tanda ketidakadekuatan perfusi
oksigen ke jaringan (misalnya., respon terhadap stimulasi,
peningkatan kecemasan, perubahan status mental, agitasi,
oliguria, akral teraba dingin, warna kulit tidak sama dan
merata)
6. Monitro tekanan oksimetri
7. Monitor status suhu dan respirasi
8. Monitor EKG
9. Anjurkan pasien dan keluarga mengenali tanda/gejala
syok yang mengancam jiwa seperti kesadaran hilang,
henti nafas, henti jantung.
10. Anjurkan pasien dan keluarga mengenali langkah-langkah
yang harus dilakukan terhadap timbulnya syok
4. Risiko Asfiksia Status Pernapasan: Kepatenan Jalan Nafas Manajemen Jalan Nafas
No Masalah Keperawatan Tujuan/ NOC Intervensi/NIC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw thrust,
1x30 menit, diharapakan jalan nafas pasien baik sebagaimana mestinya.
dengan kriteria hasil: 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
Frekuensi pernafasan 40-60 untuk bayi 3. Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk
memasukkan alat membuka jalan nafas.
Tidak terdapat suara nafas tambahan 4. Masukkan alat nasopharyngeal airway (NPA) atau
Tidak terdapat akumulasi sputum oropharingeal airway (OPA), sbeagaimana mestinya.
Pasien tidak batuk 5. Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk
melakukan batuk atau menyedot lendir.
6. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya
menurun atau tidak ada dan adanya suara tambahan.
7. Lakukan penyedotan melalui endotraakea atau
nasotrakea, sebagaimana mestinya.
8. Kelola pemberian bronkodilator, sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA