Bencana non alam yang disebabkan oleh Corona Virus atau COVID-19 telah
berdampak meningkatnya jumlah korban dan kerugian harta benda, meluasnya cakupan
wilayah yang terkena bencana, serta menimbulkan implikasi pada aspek sosial ekonomi
yang luas di Indonesia. Pemerintah telah menetapkan bencana non alam ini sebagai
bencana nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020
tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) sebagai Bencana Nasional.
Di Indonesia, kematian ibu dan kematian neonatal masih menjadi tantangan besar
dan perlu mendapatkan perhatian dalam situasi bencana COVID-19. Berdasarkan data
dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 per tanggal 14 September 2020,
jumlah pasien terkonfirmasi Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi
Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru | 2 COVID-19 sebanyak 221.523 orang,
pasien sembuh sebanyak 158.405 (71,5% dari pasien yang terkonfirmasi), dan pasien
meninggal sebanyak 8.841 orang (3,9% dari pasien yang terkonfirmasi).
Dalam situasi pandemi COVID-19 ini, banyak pembatasan hampir ke semua
layanan rutin termasuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Seperti ibu hamil
menjadi enggan ke puskesmas atau fasiltas pelayanan kesehatan lainnya karena takut
tertular, adanya anjuran menunda pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu hamil, serta
adanya ketidaksiapan layanan dari segi tenaga dan sarana prasarana termasuk Alat
Pelindung Diri. Hal ini menyebabkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi Pedoman
Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan
Baru 3 baru lahir menjadi salah satu layanan yang terkena dampak, baik secara akses
maupun kualitas.
Saat ini bangsa Indonesia harus memulai adaptasi kebiasaan baru agar tetap dapat
hidup sehat dalam situasi pandemi COVID-19. Adaptasi kebiasaan baru harus dilakukan
agar masyarakat dapat melakukan kegiatan sehari-hari sehingga dapat terhindar dari
COVID-19. Dengan adaptasi kebiasaan baru diharapkan hak masyarakat terhadap
kesehatan dasar dapat tetap terpenuhi.
B. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui gambaran sebelum pandemi covid pada dan gambaran setelah adanya
pandemi covid serta permasalahannya
2. Untuk mengetahui bagaimana implementas pelayanan Antenatal Care di indonesia
BAB II
ISI
b) Dilakukan oleh tenaga kebidanan dan atau tenaga medis yang memiliki Surat
Tanda Registrasi (STR)
c) Memenuhi kriteria minimal 10 T
d) Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun swasta
3. Praktik pemberian ANC
a) Penerapan Pencegehan dan Pengedalian Infeksi (PPI) pada Pemeriksaan
Antenatal
b) Pengaturan dan Penjadwalan Pelayanan Antenatal pada Masa Pandemi
c) Penilaian klinis pada masa pandemi
d) Mekanisme rujukan
e) Pelayanan ANC pada Ibu Hamil dengan suspek /terkonfirmasi COVID-19 di
rumah sakit
f) Pelayanan Antenatal untuk Ibu Hamil yang telah pulih dari COVID-19
4. Rekomendasi Utama untuk Tenaga Kesehatan yang Menangani Pasien COVID-19
Khususnya Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, dan Bayi Baru Lahir
a) Penggunaan APD sesuai standar dan tetap lakukan protokol kesehatan
pencegahan penularan COVID19.
b) Penularan COVID-19 terjadi melalui kontak, droplet dan airborne. Untuk itu
perlu dijaga agar proses penularan ini tidak terjadi pada tenaga kesehatan dan
pasien.
c) Isolasi tenaga kesehatan dengan APD yang sesuai dan tatalaksana isolasi bayi
dari ibu suspek/kontak erat/terkonfirmasi COVID-19 merupakan fokus utama
dalam manajemen pertolongan persalinan.
d) Jaga jarak minimal 1 meterjika tidak diperlukan tindakan
e) Segera menginfokan kepada tenaga penanggung jawab infeksi di tempatnya
bekerja (Komite PPI) apabila kedatangan ibu hamil yang telah terkonfirmasi
COVID-19 atau suspek.
f) Tempatkan pasien yang telah terkonfirmasi COVID-19, probable, atau suspek
dalam ruangan khusus (ruangan isolasi infeksi airborne) yang sudah disiapkan
sebelumnya bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah siap / sebagai pusat
rujukan pasien COVID-19. Jika ruangan khusus ini tidak ada, pasien
harussesegera mungkin dirujuk ke tempat yang ada fasilitas ruangan khusus
tersebut.
g) Asuhan maternal dilakukan di ruang isolasi khusus initermasuk saat
persalinan dan nifas
5. Pelayanan antenatal untuk ibu hamil yang telah pulih dari covid-19
a) Melanjutkan pelayanan antenatal pada ibu hamil yang telah sembuh dari
COVID-19.
b) Pelayanan yang terlewat selama isolasi mandiri atau perawatan di RS dapat
segera di lengkapi setelah periode isolasi berakhir.
c) Ibu hamil dengan riwayat sakit berat perlu menjalani pemeriksaan
ultrasonografi 14 hari setelah sembuh untuk melihat pertumbuhan janin,
kecuali terdapat indikasi lain yang membutuhkan pemeriksaan ultrasonografi
lebih cepat dari 14 hari. Kriteria sembuh untuk pasien dengan gejala menurut
WHO yaitu 10 hari setelah onset gejala dan minimal 3 hari tanpa gejala
(Sumber Kesehatan Reproduksi Indonesia 2020)
BAB III
PENUTUP
A. Tenaga kesehatan harus memperkuat kemampuan ibu dan keluarga dalam memahami Buku
KIA untuk mengenali tanda bahaya dan menerapkan asuhan selama kehamilan dan pasca
persalinan dalam kehidupan sehari-hari
B. Penyelenggaraan Pelayanan antenatal (ANC) pada masa Pandemi harus mempertimbang kan
pencegahan penularan COVID-19 dengan penerapan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) baik bagi ibu dan janinnya, maupun tenaga kesehatan.