Anda di halaman 1dari 7

PELAYANAN KESEHATAN

PERSALINAN DALAM MASA


ADAPTASI KEBIASAAN BARU
No.Dok :
SOP No.Revisi :
Tgl.Terbit : 18 Maret 2020
Halaman :

BLUD PAIJO, S.ST


PUSKESMAS SUNGAI RADAK NIP.19640517 198803 1 013

1.Pengertian Persalinan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian


kegiatan yang ditujukan pada ibu sejak dimulainya persalinan
hingga 6 (enam) jam sesudah melahirkan
2.Tujuan menjaga kelangsungan hidup dan derajat kesehatan yang tinggi
bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintergrasi dan
lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada
tingkat yang diinginkan (optimal)
1.Kebijakan SK kepala Puskesmas Sungai Radak 008/ / Pusk.Radak
tentang jenis pelayanan Puskesmas Sungai Radak
2.Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97
Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan
Kesehatan Seksual
2. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas dan Bayi baru
lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru Tahun 2020
3.Prosedur/Langkah- 1. Layanan Persalinan
langkah Persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan, termasuk di Puskesmas. Persalinan kepada ibu
bersalin dalam bentuk 5 (lima) aspek dasar meliputi
meliputi:
a. membuat keputusan klinik;
b. asuhan sayang ibu dan sayang bayi;
c. pencegahan infeksi;
d. pencatatan (rekam medis) asuhan persalinan; dan
e. rujukan pada kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Sehubungan dengan terjadinya Pandemi Covid-19,
maka terdapat perubahan dalam persalinan yang
dilaksanakan di fasilitas kesehatan, dengan tujuan utama
untuk menurunkan resiko penularan terhadap tenaga
kseshatan dan mencegah morbiditas dan moratlitas pada
ibu besalin, mengingat 13.7% ibu hamil tanpa gejala bisa
menunjukkan hasil pemeriksaan PCR Covid 19 yang positif.
Oleh karena itu pelayanan persalinan di FKTP harus
memperhatikan aspek :
1. Melindungi petugas di ruang bersalin dan petugas KIA
lainnya
2. Menyediakan persalinan yang aman dan efektif .
3. Mememelihara dan menjaga keberlangsungan system
kesehatan Ibu dengan pencegahan infeksi terhadap
resiko penularan Virus penyebab COVID-19 yang
dikenal sebagai Sars-CoV-2.
Sehingga terjadi perubahan kebijakan dalam
pelaksanaan persalinan dalam Era Adaptasi Kebiasaan
Baru
1. Rapid test WAJIB dilakukan kepada seluruh ibu
hamil sebelum proses persalinan (kecuali rapid test
tidak tersedia).
2. Persalinan dilakukan di tempat yang memenuhi
persyaratan dan telah dipersiapkan dengan baik.
3. FKTP hanya memberikan layanan persalinan tanpa
penyulit kehamilan/persalinan ATAU tidak ada tanda
bahaya ATAU bukan kasus suspek (ODP, PDP atau
terkonfirmasi COVID-19)
4. Jika didapatkan ibu bersalin dengan rapid test positif,
maka rujuk ke RS rujukan COVID-19 atau RS
mampu PONEK.
5. Penolong persalinan di FKTP menggunakan APD
level-2.
6. Jika kondisi sangat tidak memungkinan untuk
merujuk kasus suspek atau hasil skrining rapid test
positif, maka pertolongan persalinan hanya dilakukan
dengan menggunakan APD level-3 dan Ibu bersalin
dilengkapi dengan delivery chamber (lihat gambar)
7. Bahan habis pakai dikelola sebagai sampah medis
yang harus dimusnahkan dengan incinerator.
8. Alat medis yang telah dipergunakan serta tempat
bersalin dilakukan disinfetan dengan menggunakan
larutan chlorine 0,5%.
9. Pastikan ventilasi ruang bersalin yang
memungkinkan sirkulasi udara dengan baik dan
terkena sinar matahari.

2. Layanan Paska Bersalin.


Pasca Bersalin, ibu diobservasi selama 6 jam diruang
nifas, bersama dengan bayi baru lahirnya (rawat gabung).
Jarak tempat tidur diruang nifas yg menyelenggarakan
rawat gabung minimal 1,8 m untuk mengurangi transmisi
pathogen yang ditularkan melaui udara (airborne).
Apabila tidak ada perdarahan dan kondisi ibu stabil,
untuk mengurangi resiko infeksi, selanjutnya ibu
dipulangkan dan dilakukan kunjungan rumah nifas
(KN1) antara 6 jam -48 jam dst hingga 4 kali kunjungan
nifas (KN4).
FKTP memberikan pelayanan KB Pasca
Salin(diutamakan metode kontrasepsi jangka panjang)
segera setelah persalinan. Jika ibu tidak bersedia, maka
dilakukan konseling KB serta nasihat untuk mendapatkan
layanan KB paska bersalin.
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang bukan ODP, PDP
atau terkonfirmasi COVID-19 pada 0-6 jam pertama, tetap
mendapatkan: perawatan tali pusat, inisiasi menyusu dini,
injeksi vitamin K1, pemberian salep/tetes mata antibiotik
dan pemberian imunisasi hepatitis B dan HbIg (Hepatitis B
immunoglobulin). Ibu dan keluarga mendapat nasihat dan
edukasi tentang perawatan bayi baru
lahir termasuk ASI ekslusif dan tanda bahaya jika ada
penyulit pada bayi baru lahir dan jika terjadi infeksi masa
nifas.
Tenaga kesehatan mengambil sampel skrining
hipotiroid kongenital (SHK) pada bayi yang dilakukan
setelah 24 jam persalinan, sebelum ibu dan bayi pulang dari
fasilitas kesehatan.
FKTP memberikan layanan kunjungan pasca bersalin
pada ibu bukan PDP atau tidak terkonfirmasi COVID-19:
a. Pemeriksaan pada ibu nifas (sesuai SOP)
b. Asuhan neonatal (sesuai Pedoman)
c. Konseling menyusui (sesuai Pedoman)
d. Edukasi hidup bersih dan sehat, termasuk tanda bahaya
pneumonia.
3. Pencegahan infeksi di kamar bersalin dan ruang nifas.
Ruang bersalin termasuk dalam Zona Resiko Tinggi,
sedangkan ruang nifas (sepanjang tidak ada pasien dgn
penyakit menular) termasuk dalam Zona Sedang. Oleh
karena itu dalam Adaptasi Kebiasaan baru, maka perlu
diperhatikan;
a. Pengendalian Kualitas udara, dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya penyebaran droplet yang di udara
ruangan dan mengurangi kontaminasi pada permukaan
dan sarana yg digunakan. Sehingga pengaturan
ventilasi diruang bersalin maupun ruang nifas harus
memperhatikan pertukaran udara > 12 Air Circulating
per Hour (ACH)*. Penghawaan/ventilasi dalam ruang
memenuhi 3 (tiga) elemen dasar, yaitu: (1). jumlah
udara luar berkualitas baik yang masuk dalam ruang
pada waktu tertentu; (2). arah umum aliran udara dalam
gedung yang seharusnya dari area bersih ke area
terkontaminasi serta distribusi udara luar ke setiap
bagian dari ruang dengan cara yang efisien dan
kontaminan airborne yang ada dalam ruang dialirkan ke
luar dengan cara yang efisien; (3). setiap ruang
diupayakan proses udara di dalam ruang bergerak dan
terjadi pertukaran antara udara didalam ruang dengan
udara dari luar. Untuk menghindari kemungkinan
aerosol, Ibu bersalin menggunakan masker medis.
b. Air yang digunakan dalam pertolongan persalinan
maupun yang digunakan dalam perawatan nifas harus
memiliki kualitas yang baik yaitu: (1) Air bersih untuk
keperluan Puskesmas dapat diperoleh dari Perusahaan
Air Minum, sumber air tanah atau sumber lain yang
telah diolah sehingga memenuhi persyaratan kesehatan
(2) Memenuhi persyaratan kualitas air bersih,
memenuhi syarat fisik, kimia, bakteriologis yang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (3) Distribusi air ke
ruang-ruang menggunakan sarana perpipaan dengan
tekanan positif (4) Sumber air bersih dan sarana
distribusinya harus bebas dari pencemaran fisik, kimia
dan bakteriologis (5) Tersedia air dalam jumlah yang
cukup.Diruang bersalin dan nifas harus tersedia tempat
cuci tangan dengan air mengalir, sabun dan tissue
pengering
c. Pengendalian permukaan lingkungan, yang
dimaksudkan adalah pembersihan secara berkala
menggunakan desifektan: klorin 0,05%, atau H2O2 0,5-
4%. (Apabila permukaan lingkungan terpapar cairan
tubuh dibersihkan menggunakan Klorin 0,5 %).
Pembersihan berkala tsb meliputi:
1) Pembersihan permukaan datar dirunag bersalin
maupun nifas harus Bebas debu, bebas sampah,
bebas serangga dan binatang pengganggu lainnya
2) Tdk dianjurkan ada karpet, bunga segar, tanaman
pot dan bunga plastik di R perawatan nifas
3) Pembersihan bagian Ruangan : teras/selasar,
jendela/jalusi, pintu, ventilasi, dinding, atap/plafond,
lantai
4) Pembersihan Fasilitas Ruangan: perlengkapan
elektrik (saklar, lampu dinding, lampu atap, AC,
kipas angin, dll); perlengkapan rumah tangga
(furnitur, tirai, lemari) dan permukaan yg sering
disentuh mis pegangan pintu.
5) Pembersihan Alat Pasien : meliputi tempat tidur,
standar infus, lemari pasien, kursi pasien, serta
Lingkungan sekitar ruangan.
d. Pengendalian Desain dan Konstruksi Bangunan ruang
bersalin dan nifas, sesuai dengan persyaratan
konstruksi bangunan sebagaimana tercantum dalam
PMK no 43 tahun 2019, Tentang Puskesmas.
e. Penyehatan makanan dan minuman diruang barsalin
dan nifas, tetap memperhatikan kebutuhan sesuai
kondisi Ibu dan memperhatikan aspek hygiene dan
kalori yg diperlukan.

4.Hal-hal yang perlu di


perhatikan
5. Unit Terkait 1. Kepala Puskesmas
2. Penanggungjawab KIA dan KB
6. Dokumen Terkait
7. Rekaman histori No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai