Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE (ANC)

RESUME KEPERAWATAN MATERNITAS TRIMESTER III PADA Ny.N


DI POLI OBGYIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM
TANGGAL 7 FEBRUARI 2023

Disusun oleh:

NI MADE WINI PUTRI FEBRINA SARI


P07120522076

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Ni Made Wini Putri Febrina Sari


NIM : P07120522076
Judul Laporan Kasus : RESUME KEPERAWATAN MATERNITAS
TRIMESTER III PADA Ny.N DI POLI OBGYIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM
TANGGAL 7 FEBRUARI 2023

TELAH DISAHKAN

PADA TANGGAL ……………………… DI ………………………

OLEH

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING LAHAN

(Mardiatun, M.Kep) (Fitriani Asriani, Amd.Keb)


NIP. 198002052006042001 NIP. 198606282009012006
VISI DAN MISI PRODI PROFESI NERS

VISI:
“Menjadi Program Studi yang Menghasilkan Tenaga Ners yang Expert, Inovatif,
Enterpreneur dan Berdaya Guna di Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan
Bencana dalam Mewujudkan Masyarakat Sehat, Produktif dan Berkeadilan pada
Tahun 2022”

MISI:
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang expert, inovatif dan
entrepreneur di bidang keperawatan gawat darurat dan bencana.
b. Mengembangkan penelitian berbasis inovatif di bidang keperawatan gawat
darurat dan bencana.
c. Menyelenggarakan dan meningkatkan pengabdian masyarakat yang berdaya
guna di bidang keperawatan gawat darurat dan bencana dalam mewujudkan
masyarakat sehat, produktif dan berkeadilan.
d. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah, institusi pendidikan dan
lembaga pelayanan kesehatan dalam bidang keperawatan.
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE

A. Konsep Teori
1. Definisi Antenatal Care (ANC)
Menurut Depkes RI (2007) pelayanan antenatal merupakan
pelayanan terhadap individu yang bersifat preventive care untuk mencegah
terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan
antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan
presisi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan. Antenatal care adalah
pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam Rahim. Sedangkan pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada ibunya disebut antenatal care.
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim.
(Manuaba 2010). Dalam sumber lain dikatakan bahwa pelayanan antenatal
ialah suatu upaya untuk mencegah adanya komplikasi obstetric bila
mungkin dan memastikan bahwa komplikasi obstetric dideteksi sedini
mungkin dan ditangani secara memadai.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama masa kehamilan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan
Antenatal bagi Petugas Puskesmas.
2. Tujuan Antenatal Care/ ANC
Tujuan dilakukannya antenatal care antara lain:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahakan kesehatan fisik, mental, dan sosial
ibu.
c. Mengenali dan menanggulangi secara dini adanya penyulit-penyulit
atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersipakan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
memperisapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
janin agar dapat tumbuh kembang normal.
g. Mengurangi bayi lahir premature, kelahiran mati dan kematian
neonatal.
h. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.
3. Standar Minimal Pelayanan Antenatal Care (ANC)
Standar minimal asuhan antenatal care (10T), yaitu sebagai
berikut: (Depkes RI, 2009)
a. Timbang berat badan dan pengukuran berat badan
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu
berdasarkan massa tubuh (BMI: Body Massa Index) di mana metode
ini untuk menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama
masa kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI
wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang
normal 11,5-16kg. adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul
ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain
> 145 cm.
b. Pemeriksaan Tekanan Darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan
nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu
untuk mempertahankan fungsi plasenta tetapi tekanan darah sistolik
140 mmHg atau diastolic 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat
mengindikasi potensi hipertensi.
c. Ukur Tinggi Fundus Uteri
Apabila usia kehamilan di bawah 24 minggu pengukuran
dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan di atas 24 minggu
memakai pengukuran mc Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi
fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian
ditentukan sesuai rumusnya.
d. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) Lengkap
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya
diberikan 2 kali saja imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan
16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian. Akan
tetapi memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program jadwal
pemberian imunisasi pada ibu hamil.
Imunisasi TT 0,5 cc: Antigen Interval (Selang Waktu Minimal)
Interval (Selang Waktu Lama (%)
Antigen
Minimal) Perlindungan Perlindungan
TT1 Pada kunjungan antenatal - -
pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun* 80
TT3 6 Bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 99
Keterangan:
*: dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang
dilahirkan akan terlindungi dari TN (Tetanus Nenonatrum).
e. Pemberian Tablet Besi minimal 90 tablet selama kehamilan
f. Tes terhadap penyakit menular seksual: menganjurkan untuk
pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS) lain pada kecurigaan
adanya resiko IMS.
g. Tentukan presentasi janin dan hitung DJJ
Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi dari dini
ada atau tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut
(hipoksia/asfiksia gangguan pertumbuhan cacat bawaan dan infeksi).
Pemeriksaan denyut jantung janin adalah salah satu cara untuk
memantau janin.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu
hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan
16 minggu/ 4 bulan. Gambaran DJJ:
1) Takikardi berat: detak jantung diatas 180x/menit
2) Takikardi ringan: antara 160-180x/menit
3) Normal: antara 120-160x/menit
4) Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit
5) Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit
6) Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit
h. Tetapkan Status Gizi
Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan suatu
cara untuk mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau
kurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer
nutrient ke janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat
dan berpotensi melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang anak.
Kurang energy kronis (ukuran LILA < 23,5cm), yang menggambarkan
kekurangan pangan dalam jangka panjang baik dalam jumlah maupun
kualitasnya. Cara melakukan pengukuran LILA:
1) Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku
dengan meteran.
2) Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita
LILA baca menurut tanda panah
3) Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku
dengan pita LILA.
i. Temu Wicara (Konseling dan Pemecahan Masalah)
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan
kunjungan. Bisa berupa anamnesa konsultasi dan persiapan rujukan.
Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan,
riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikososial dan
pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama
penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara
antara lain:
1) Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan
pilihan yang tepat.
2) Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan.
3) Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat
hasil rujukan.
4) Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan.
5) Memberikan asuhan antenatal.
6) Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah.
7) Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga
tentang rencana proses kelahiran.
8) Persiapan dan biaya persalinan.
4. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari
indung telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan
masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke
dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki
rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh
sperma biasana terjadi dibagian yang mengembang oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan
ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada
tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan
(konsepsi= fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak
(oleh rambut getar tuba) menuju ruang Rahim peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari.
Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan dan janin, dipersiapkan uri
(plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada
ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi=fertilitas),
nidasi dan plasenta.
a. Sel telur (ovum): pertumbuhan embrional oogonium yang kelak
menjadi ovum terjadi di geneta-bridge.
b. Sel mani (spermatozoa): sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri
atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher
yang menguhubungkan dengan bagian tengah dan ekor yang dapat
bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
c. Pembuahan (konsepsi=fertilitas): pembuahan adalah suatu peristiwa
penyatu antara sel mani dengan sel telur di tuba pallofi.
d. Nidasi (implantasi): nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi ke dalam endometrium.
5. Pathway Antenatal Care / ANC
6. Manifestasi Klinis/ Tanda dan Gejala Kehamilan
a. Tanda Presumsi
1) Subyektif
a) Amenorrhea: dapat disebabkan oleh gangguan endokrin,
abnormalitas sistem saraf, penyakit infeksi, anemia, obstruksi
servikal, atau ketegangan emosi.
b) Kelamahan dan keletihan, dapat diakibatkan karena anemia
atau infeksi.
c) Mual dan muntah (morning sickness): merupakan respon awal
tubuh terhadap tingginya kadar progesterone, dapat disebabkan
karena gangguan pada saluran cerna atau alergi. Terjadi antara
minggu ke 2-6 dan menghilang pada minggu ke 12.
d) Perubahan payudara: terasa penuh dan nyeri, hiperpigmentasi
areola mammae, perubahan nipple, sekresi kolostrum,
pelebaran vena.
e) Peningkatan sekresi berkemih: kongesti darah pada organ-
organ pelvik meningkat sensitivitas jaringan tekanan karena
pembesaran uterus menstimulasi saraf dan mentrigger
keinginan untuk berkemih selama hamil. Dapat pula
disebabkan oleh penyakit infeksi saluran kencing, trauma dan
pertumbuhan tumor vesika urinaria.
f) Perubahan mood: letih, pusing, sakit kepala.
g) Leukorea Quickening: sensasi adanya gerakan dapat diraskan
pada minggu ke-22 pada primipara dan minggu ke-20 pada
multipara
2) Obyektif (Probabilitas)
a) Perubahan fisiologi dan anatomi.
b) Peningkatan temperature basal tubuh (basal body temperature).
c) Perubahan kulit: stirae gravidarum dan pigmentasi (kloasma,
linea nigra).
d) Perubahan payudara.
e) Pembesaran abdomen.
f) Perubahan rahim dan vagina.
b. Tanda Kemungkinan Hamil
Merupakan tanda-tanda yang dapat diobservasi oleh pemeriksa.
Bila digabung dengan tanda dan gejala presumsi maka tanda
kemungkinan memberi dugaan kuat adanya kehamilan. Tandanya
meliputi:
1) Pembesaran rahim.
2) Utterin shouffle adalah goyangan, desiran nadi yang terdengar di
atas uterus ibu hamil.
3) Kontraksi Braxton Hicks.
4) Ballotement: pantulan yang terjadi ketika pemeriksa mengetuk
janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang
menjauh dan kemudian kembali ke posisinya semula.
5) Hegar sign: me;unaknya segmen bawah rahim.
6) Goodell sign: melunaknya serviks.
7) Test kehamilan positif.
c. Tanda Positif Kehamilan (absolut)
1) Terlihat bentuk tubuh janin melalui USG dan rangka janin pada x-
ray.
2) Terdengar detak jantung janin.
3) Teraba bagian-bagian janin
4) Teraba gerakan janin.
7. Penatalaksanaan Ibu Hamil
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-
komponen sebagai berikut:
a. Informasi yang dapat diberikan
1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga
karena selama kehamilan terjadi peningkatan secret vagina.
3) Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat.
4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau
tenaga medis lainnya.
5) Wanita perokok atau peminum alcohol harus menghentikan
kebiasaannya. Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan
istrinya yang sedang hamil.
b. Anamnesis
1) Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan
hari pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat
ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur ±28 hari
dengan menggunakan rumus Naegele.
2) Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan
janin. Untuk primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18
minggu, sedangkan multigravida 16 minggu. Nausea biasanya
hilang pada usia kehamilan 12-14 minggu.
3) Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya
serta berat bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat
penyakit yang pernah diderita seperti penyakit jantung, paru,
ginjal, DM. selain itu ditanyakan riwayat menstruasi, kesehatan,
keluarga, sosial, obstetric, kontrasepsi, dan faktor risiko yang
mungkin ada pada ibu.
c. Pemeriksaan Umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian
keadaan umum, status gizi, dan tanda vital. Pada mata dinilai ada
tidaknya konjungtiva pucat, sclera ikterik, edema kelopak mata dan
kloasma gravidarum. Periksa gigi untuk melihat adanya infeksi local.
Periksa pula jantung, paru, mammae, abdomen, anggota gerak secara
lengkap.
d. Pemeriksaan Obstetri
Terdiri atas pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum
pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta
berbaring terlentang dan pemeriksaan dilakukan disisi kanan ibu.
e. Pemeriksaan Luar
1) Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi
harus ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa
dengan teliti. Agar tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat
perbedaan suhu dengan tangan pemeriksa sebelum palpasi kedua
tangan pemeriksa digosokkan dahulu.
2) Cara pemeriksaan yang umu digunakan cara leopold yang dibagi
dalam 4 tahap. Pada pemeriksaan leopold I, II, dan III pemeriksa
menghadap kea rah muka ibu, sedangkan pada leopold IV ke arah
kaki. Pemeriksaan leopold I untuk menentukkan tinggi fundus
uteri, sehingga usia kehamilan dapat diketahui. Selain secara
anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan dengan pita
pengukur. Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan HPHT.
Selain itu, tentukan pula bagian janin pada fundus uteri. Kepala
teraba sebagai benda keras dan bulat. Sedangkan bokong lunak dan
tidak bulat.
3) Dengan pemeriksaan leopold II ditentukan batas samping uterus
dan posisi punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak
lintang ditentukan kepala. Pemeriksaan leopold III menentukan
bagian janin yang berada di bawah. Leopold IV selain menentukan
bagian janin yang berada dibawah juga bagian kepala yang telah
masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala belum masuk PAP
teraba balotemen kepala.
4) Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop
monoaural atau Doppler. Dengan stetoskop monoaural terdengar
pada kehamilan 18-20 minggu. Sedangkan dengan Doppler
terdengar pada kehamilan 12 minggu.
5) Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak
janin, presentase janin, kondisi janin, serta Taksiran Berat Janin
(TBJ). Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson
Toshack. Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan
rencana persalinan pervaginam secara spontan. Dengan rumus:
(TBJ) = (Tinggi Fundus Uteri (dalam cm)-N) x 155
f. Pemeriksaan Dalam
1) Siapkan ibu dalam posisi litotomi lalu bersihkan derah vulva dan
perineum dengan larutan antiseptic. Inspeksi vulva dan vagina
apakah terdapat luka, varises, radang, atau tumor. Selanjutnya
lakukan pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan warna pursio,
dinding, dan secret agina. Periksa adanya massa di adneksa dan
parametrium. Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus serta
periksa konsistensi arah, panjang, porsio, dan pembukaan servik.
Pemeriksaan dalam ini dilakukan dengan cara palpasi bimanual.
2) Ukuran uterus wanita yng tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam.
Pada kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar
telur angsa, dan 16 minggu sebesa kepala bayi atau tinju orang
dewasa.
g. Pemeriksaan Panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36
minggu karena jaringan dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga
tidak menimbulkan rasa sakit. Masukkan telunjuk dan jari tengah ke
dalam liang vagina. Arahkan ujung kedua jari ke promontorium, coba
untuk merabanya. Bila teraba, tentukan panjang konjugata diagonalis.
Dengan ujung jari menelusuri line inominata kiri dan kanan sejauh
mungkin tentukan bagian yang teraba. Taba lengkung sacrum dan
tentukan apakah sina iskiadika kiri dan kanan menonjol ke dalam.
Raba dinding pelvik apakah luruh atau konvergen ke bawah dan
tentukan panjang distansia interspinarum. Arahkan bagian palmar jari-
jari tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut yang dibentuk
antara Os pubis kiri dan kanan.
h. Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah,
hematocrit, dan hitung leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein,
dan glukosa.
8. Frekuensi Kunjungan
a. Kunjungan I (12-24 minggu): anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik
dan obstetric, pemeriksaan laboratorium, antopometri, penilaian resiko
kehamilan, KIE.
b. Kunjungan II (28-32 minggu): anamnesis, USG, penilaian resiko
kehamilan, nasehat perawatan payudara dan senam hamil, vaksin TT I.
c. Kunjungan III (34 minggu): anamnesis, pemeriksaan ulang
laboratorium, vaksin TT II.
d. Kunjungan IV, V, VI, dan VII (36-42 minggu): anamnesis, perawatan
payudara dan persiapan persalinan.
9. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
1) Darah (Hb, Golongan darah, Glukosa, VDRL)
2) Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
3) Pemeriksaan Swab (Lendir vagina dan servik)
b. USG
1) Jenis kelamin.
2) Taksiran kelahiran, taksiran berat janin, jumlah cairan amnion.
10. Perubahan Fisiologi Wanita Hamil
Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan terutama pada alat
kandungan dan juga organ lainnya.
a. Uterus
1) Ukuran: karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim
30x25x20 cm dengan kapasitas 400 cc (pada kelamin cukup
bulan).
2) Berat dari 30 gr- 1000 gr.
3) Bentuk dan konsistensi: bulan pertama; alpukat, 4 bulan; bulat,
akhir kehamilan; bujur telur.
4) Posisi: awal; antfleksi/retrofleksi, 4 bulan; berada pada rongga
pelvis, akhir; rongga perut sampai hati.
5) Serviks: menjadi lunak yang disebut tanda “boodell”
b. Indung Telur (Ovarium)
1) Ovulasi terhenti
2) Masih terdapat korpus luteum gravidas sampai terbentuknya uri.
c. Vagina dan Vulva
1) Vagina dan vulva terlihat lebih merah dan kebiruan.
2) Warna lipid pada vagina dan portio serviks disebut “tanda
Chadwick”, hipervaskularisasi.
11. Perubahan Pada Organ dan Sistem Lainnya
a. Sistem Sirkulasi Darah
1) Volume darah: volume darah dan volume plasma meningkat.
2) Protein darah: jumlah protein, albumin menurun, pada triwulan I
secara bertahap meningkat sampai akhir kehamilan.
3) Hitung jenis dan Hb: hematocrit menurun karena volume plasma
darah eritrosit meningkat untuk kebutuhan oksigen.
4) Nadi dan TD: TD menurun, nadi meningkat rata-rata 84x/menit
5) Jantung: pompa jantung meningkat pada triwulan I sampai
menurun pada minggu terakhir, EKG kadang memperlihatkan
deviasi aksis ke kiri.
b. Sistem Pernapasan
1) Sesak dan napas pendek sampai usus tertekan kea rah diafragma
akibat pembesaran rahim.
2) Kapasitas vital paru meningkat.
3) Napas dalam dan yang lebih menonjol pernapasan dada.
c. Sistem Pencernaan
1) Saliva meningkat, mual dan muntah.
2) Tonus otot saluran pencernaan menurun sehingga motilitas.
3) Muntah (emes gravidarum) pada pagi hari (morning sickness).
d. Tulang dan Gigi
1) Sendi panggul terasa lebih longgar sampai ligament dan melunak.
2) Kalsium maternal pada tulang panjang menurun untuk memenuhi
kebutuhan kalsium janin.
e. Kulit
Terjadi hiperpigmentasi pada:
1) Muka: cloasma garvidarum
2) Payudara: putting susu dan areola payudara.
3) Perut: linea nigra.
f. Kelenjar Endokrin
1) Kelenjar tiroid: dapat membesar sedikit.
2) Kelenjar hipofise: dapat membesar terutama lobus anterior.
3) Kelenjar adrenal: tidak satu berpengaruh (-)
g. Payudara
1) Payudara bertambah besar, tegang dan berat.
2) Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli.
3) Bayangan vena lebih membiru.
4) Kalau diperas keluar kolostrum berwarna kuning.
h. Metabolism
1) BMR meningkat 15-20% terutama trimestetr III.
2) Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan fetus, payudara,
laktasi.
3) Sering haus, nafsu makan kuat, sering kencing.
4) Kolesterol meningkat karena somatotoropin membentuk lemak.
5) BB bumil meningkat 6,5-16kg
6) Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi.
12. Penampilan Umum
Dapat dilakukan dengan pemeriksaan umum, tujuan:
a. Untuk mengetahui keadaan umum ibu.
b. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan yang dapat
mempengaruhi kehamilan.
c. Untuk membantu menetapkan diagnosis.
Dilakukan pada:
a. Ibu yang pertama kali datang periksa.
b. Ibu yang akan melahirkan dan belum pernah memeriksakan diri.
13. Macam - Macam Pemeriksaan
a. Bagaiman kesadaran umum klien, keadaan gizi, kelainan bentuk
badan, kesadaran.
b. Adakah anemia, syanosis, icterus, dan dyspnoe.
c. Bagaimana keadaan jantung dan keadaan paru.
d. Adakah oedema
e. Tekanan Darah
f. Berat badan
g. Pemeriksaan laboratorium
h. Pemeriksaan semua sistem: dilakukan dengan anamneses
i. Pemeriksaan panggul luar
Tujuan:
1) Untuk mengetahui panggul seseorang normal atau tidak.
2) Untuk memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya.
3) Untuk mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
1) Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil (primigravida)
2) Pada ibu multipara, bila ada kelainan-kelainan pada persalinan
yang lalu.
3) Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah
memeriksakan diri terutama pada primipara.
Ukuran-ukuran panggul luar yang penting:
1) Distansia spinarum: jarak antara spina iliaka anterior superior
kanan dan kiri ukuran normal 23-26cm.
2) Distansia vristarum: jarak yang terpanjang antara crista iliaka
kanan dan kiri, ukuran normal: 26-29cm.
3) Distansia tuburuk: ukuran melintang pintu buah panggul jarak
antara tuberositas ischi kanan dan kiri, ukuran normal: 10,5-11cm.
4) Conyugata ekstern: jarak antara pinggir atas sympisis dan ujung
proses spinosus (ruas tulang lumbal lima)
5) Lingkar panggul: jarak dari pinggir atas sympisis melalui spina
iliaka anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor
kiri, kepertengahan spina iliaca anterior superior kiri, kemudian
kembali ke atas sympisis, ukur normal: 80-90cm.
14. Pertumbuhan Janin
a. 0-4 minggu: pertumbuhan yang cepat, gigi, sistem pusat saraf, jantung
mulai berdenyut, jari mulai keluar/ Nampak.
b. 4-8 minggu: pertumbuhan cel yang cepat, kepala, muka, genitalia
eksterna mulai tampak tapi jenis kelamin belum ada, janin bergerak
(USG).
c. 8-12 minggu: mata, ginjal mulai berfungsi untuk pengeluaran urin
(10mg), sirkulasi fetal lancer, mulai mengisap/ menelan, sex terlihat,
bergerak bebas, beberapa rfleks primitive mulai.
d. 12-16 minggu: berkembang skeletal, meconium ada di usus, lanugo
ada, spetum hidung dan palatum menyatu.
e. 16-20 minggu: ibu merasakan, auskultasi, verniks kaseosa, jari dapat
terlihat, selaput kulit.
f. 20-24 minggu: sebagian organ mampu berfungsi, respon pada suara,
kulit merah keriput.
g. 24-28 minggu: kelangsungan hidup dapat- lahir pergerakan kelopak
mata-respon pernapasan.
h. 28-32 minggu: mengisap, lemak dan besi, testis turun skrotum, lanugo
tidak ada di muka, kulit mulai putih dan keriput kurang.
i. 32-36 minggu: meningkatnya lemak seluruh tubuh, lanugo tidak ada,
ramut kepala panjang, kuku sampai ujung jari, tulang rawan, telingan,
rmabut.
j. 38-40 minggu: batas untuk lahir, tulang tengkorak kuat.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Antenatal Care (ANC)
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Nama Suami dan Istri
Ditanyakan agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien dan
keluarga dapat terjalin komunikasi dengan cepat.
2) Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi disbanding umur 20-
30 tahun.
3) Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan/ informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat
tersebut bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/ klien dan
lingkungannya.
4) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
permasalahan kesehatan pasien/ klien.
5) Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/ klien.
6) Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
7) Status Perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah
kesehatan, bila diperlukan ditanyakan tentang keberapa kalinya.
8) Lama perkawinan
Kalau orang hamil sudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali
dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal).
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/
klien datang mencari pertolongan. Riwayat keluhan utama:
1) P: Provokasi/ palatif (penyebab)
2) Q: Quality/ bagaimana gejala dirasakan
3) R: Region/ dimana gejala dirasakan
4) S: Skala keadaan/ seberapa parah yang dialami pasien
5) T: Time/ sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur
kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan,
teraphie yang didapatkan, penyuluhan yang didapatkan gerakan
anak, kalau kehamilan masih muda adalah mual, muntah, sakit
kepala, perdarahan. Kalau kehamilan tua adalah bengkak di kaki/
muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
a) Riwayat Kesehatan Klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid
berapa hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan,
terdapat sakit waktu haid atau tidak.
b) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia,
sehat atau tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
c) Riwayat Pemakaian Alat Kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti
KB. Hal ini penting diketahui apakah kehamilan sekarang
direncanakan atau tidak.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit turunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit
menular yang dapat mempengaruhi persalinan.
5) Pemeriksaan Fisik dan Pengkajian Fungsional
a) Inspeksi
(1) Muka: adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata
pucat atau merah adakah oedema pada muka, bagaimana
keadaan lidah, gigi.
(2) Leher: apakah vena terbendung dileher, apakah ada
pembesaran kelenjar gondok dan limpe.
(3) Dada: bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan
gelanggang susu, keadaan putting susu, adakah kolostrum.
(4) Abdomen GIT: bentuk abdomen, warna, adakah luka bekas
operasi apendiksitis, terbagi 9 regio hipokondria kanan
(pembesaran hepar), epigastrik (gastritis), hipokondria kiri
(pembesaran lien), lumbal kanan dan kiri (ginjal),
umbilicus, iliaka kanan (apendiksitis), hipokondria, iliaka
kiri (scibala).
(5) Abdomen obstetric: perut membesar ke depan atau ke
samping, keadaan pucat, pigmentasi linia alba, nampakkah
gerakan anak atau kontraksi uterus, adakah stirae
gravidarum atau bekas luka.
(6) Vulva: keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick,
condyloa akuminata, flour albus.
(7) Anggota bawah: cari varises, oedema, luka, cicatrix pada
lipat paha, CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui
kemungkinan dehidrasi.
b) Palpasi
(1) Tujuan:
(a) Menentukkan besarnya rahim dan dengan ini
menentukan usia kehamilan.
(b) Menentukan letaknya anak dalam rahim.
(2) Menentukkan usia kehamilan menurut Mc. Donald
Umur kehamilan dalam bulan diukur dari panjang antara
simfisis pubis dan puncak fundus uteri dalam sentimeter
dibagi 3½ cm.
(3) Menentukkan usia kehamilan menurut perhitungan TFU
secara internasional:
(a) Kurang dari 12 minggu: belum dapat diraba di atas
simfisis.
(b) 12 minggu: 1-2 jari di atas simfisis.
(c) 16 minggu: pertengahan antara simfisis dan pusat.
(d) 24 minggu: setinggi pusat.
(e) 28 minggu: 3 jari diatas pusat.
(f) 32 minggu: pertengahan antara pusat dan px.
(g) 36 minggu: 3 jari dibawah px.
(h) 40 minggu: pertengahan px dan pusat (3 jari diatas
pusat)
(4) Menurut Leopold
(a) Leopold 1
(1)) Kaki penderita di tekuk pada lutu dan lipatan
paha.
(2)) Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita
dan melihat ke arah muka penderita.
(3)) Rahim dibawa ke tengah.
(4)) Tingginya fundus uteri ditentukan dan
bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
(5)) Tujuan: untuk mengetahui usia kehamilan
dan TFU dan bagian apa yang di fundus.
(b) Leopold 2
(1)) Keadaan tangan pindah kesamping.
(2)) Tentukan dimana punggung anak, punggung
anak terdapat di pihak yang memberikan rintangan
yang terbesar, carilah bagian-bagian kecil, yang
biasanya terletak bertentangan dengan pihak yang
memberi rintangan terbesar.
(3)) Kadang-kadang di samping terdapat kepala/
bokong ialah letak lintang.
(4)) Tujuan: untuk menentukan dimana letaknya
punggung anak dan dimana letaknya bagian-bagian
kecil.
(c) Leopold 3
(1)) Dipergunakan satu tangan saja.
(2)) Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan
jari lainnya.
(3)) Cobalah apakah bagian bawah masih dapat
digoyangkan.
(4)) Tujuannya: menentukan apa yang terdapat di
bagian bawah dan apakah bagian bawah anak ini
sudah/ belum terpegang oleh pintu atas panggul.
(d) Leopold 4
(1)) Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat
ke arah kaki si penderita.
(2)) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang
menjadi bagian bawah.
(3)) Ditentukan apakah bagian bawah sudah
masuk ke dalam pintu atas panggul dan berapa
masuknya bagian bawah.
(4)) Jika kita rapatkan ke dua tangan pada
permukaan dari bagian terbawah dari kepala yang
masih teraba diluar:
(a))Convergent: bagian kecil dari kepala turun ke
rongga panggul.
(b)) Sejajar: separuh dari kepala masuk ke dalam
rongga panggul.
(c))Divergent: sebagian besar dari kepala masuk
kedalam rongga panggul.
(d)) Tujuan: menentukan apa yang menjadi
bagian bawah dan berapa masuknya bagian
bawah kedalam rongga panggul.
c) Auskultasi
(1) DJJ terdengar dimana, rekuensi, irama, dengan cara 5 detik
berselang, 30 menit dikaitkan 2/ dihitung selama 1 menit
penuh.
(2) Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120x/menit atau
lebih dari 160x/menit atau tidak teratur, makan anak dalam
keadaan asphyxia (kekurangan O2)
d) Pemeriksaan Panggul
(1) Pengukuran ukuran-ukuran panggul luar, meliputi:
(a) Distantia spinarum (N: 23-26 cm)
(b) Distantia cristarum (N: 26-29 cm)
(c) Conjungtiva externa/ boudelogue (N: 18-20 cm)
(d) Lingkar panggul (N: 80-90 cm)
(e) Distantia spina illiaca posterior superior (N: 8-10 cm)
(f) Distantia tuberum (N: 10,5-11 cm)
(2) Pengukuran panggul dalam, meliputi:
(a) Promotorium (N: tidak teraba)
(b) Linea inominata (N: teraba 2/3 bagian)
(c) Sacrum (N: cekung)
(d) Spina ischiadica (N: menonjol)
(e) Arcus pubis (N: >900)
e) Pemeriksaan Laboratorium
(1) Urine Albumin
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada air
kemih, missal: gejala pre-eklampsia, penyakit ginjal,
radang kandung kencing.
(2) Urine Reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, sehingga
dapat mendeteksi penyakit DM pada ibu hamil yang
merupakan faktor risiko dalam kehamilan maupun
persalinan.
(3) Haemoglobin
Untuk mendeteksi adanya anemia, bila Hb kurang dari 10gr
% (normalnya: 11gr%)
f) USG
Untuk mengetahui keadaan janin, letak janin, usia kehamilan
dan perkiraan persalinan.
g) Pola kebiasaan sehari-hari
(1) Nutrisi: perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi
selama hamil, apakah sudah selesai kebutuhan ibu hamil.
(2) Eliminasi: bagaimana pola BABnya, konstipasi merupakan
hal yang umum selama kehamilan karena aksi hormonal
yang mengurangi gerakan peristaltic usus dan pembesaran
uterus yang menahannya. Sering kencing merupakan hal
umum yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir masa
kehamilan karena rongga perut dipenuhi oleh pembesaran
uterus.
(3) Istirahat: waktu istirahat lebih lama ± 10-11 jam untu
wanita hamil. Istirahat hendaknya diadakan pula waktu
siang hari.
(4) Aktivitas: bagi ibu hamil pekerjaan rumah tangga dapat
dilaksanakan, bekerja sesuai kemampuan dan makin
dikurangi semakin tuanya kehamilan.
(5) Personal Hygiene: kebersihan tubuh merupakan salah satu
pokok-pokok yang perlu diperhatikan dalam hygiene
kehamilan meliputi: kebersihan mulut, pemelihara gigi,
kebersihan tubuh, kulit, muka dan kebersihan pakaian luar
dan dalam.
(6) Sexual: perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang
terjadi selama kehamilan, berapa kali dalam seminggu
melakukannya.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas berhubungan dengan adanya faktor-faktor resiko khusus,
krisis situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak
disadari tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan
napsu makan, mual/ muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan
metabolic.
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan
(muntah), peningkatan kebutuhan cairan.
d. Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan penekanan
atau pergeseran diafragma.
e. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika
urinaria.
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan
pola tingkat aktivitas, sesak.
g. Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal.
h. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme
regulator, retensi natrium/ air.
i. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
3. Intervensi Keperawatan
a. Ansietas berhubungan dengan adanya faktor-faktor resiko khusus,
krisis situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak
disadari tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
cemas berkurang/hilang.
Kriteria hasil:
1) Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan kecemasan
2) Melaporkan hasil penatalaksanaan kecemasan
Intervensi :
1) Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
Rasional: mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan
menentukan arah dan kemungkinan pilihan / intervensi.
2) Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko
yang dalam reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
Rasional: dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan
ketidaktahuan dan membantu keluarga mengenai stress, membuat
keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap pilihan
3) Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
Rasional: kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji
pemecahan situasi.
4) Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
Rasional: dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan
napsu makan, mual/ muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan
metabolic.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam
kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil:
1) BB Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
2) Mengikuti diet yang dianjurkan
3) Mengkonsumsi suplemen zat besi atau vitamin sesuai resep
4) Menunjukkan penambahan yang sesuai
Intervensi:
1) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang
dengan menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut,
kuku dan kulit.
Rasional:  kesejahteraan janin/ ibu tergantung pada nutrisi ibu
selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum
kehamilan.
2) Berikan informasi tertulis/ verbal yang tepat tentang diet prenatal
dan suplemen vitamin zat besi setiap hari.
Rasional:  meningkatkan kemungkinan klien memilih diet
seimbang.
3) Perhatikan adanya mengidam kaji pilihan bahan bukan makanan
dan tingkat motivasi untuk makanannya.
Rasional: memakan bahan bukan makanan pada kehamilan
mungkin dibiasakan pada kebutuhan psikologis, fenomena budaya,
respon terhadap lapar, dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan
nutrisi.
4) Timbang BB klien berikan informasi tentang penambahan prenatal
yang optimum.
Rasional: ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan
atau dibawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan
resiko retardasi pertumbuhan intrauterine (iugr) pada janin dengan
BBLR.
5) Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
Rasional: mual/ muntah trimester pertama dapat berdampak
negative pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis
perkembangan janin.
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan
(muntah), peningkatan kebutuhan cairan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam
kebutuhan volume cairan tubuh terpenuhi.
Kriteria hasil:
a) Menurunkan keparahan mual dan muntah.
b) Mengkosumsi caiarn dalam jumlah cukup per hari
c) Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang memerlukan tindakan
Intervensi :
a) Tentukan frekuensi/ beratnya mual/ muntah.
Rasional:  peningkatan kadar hormone gonadotropin khorionik
(hcg) perubahan metabolisme kh dan penurunan motilistas gastric
memperberat mual dan muntah pada trimester pertama.
b) Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus
peptikum, gastritis, kolesistitis)
Rasional: membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain.
Untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi
intervensi.
c) Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu,
masukan/haluran.
Rasional: indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/
kebutuhan hidrasi.
d) Anjurkan klien mempertahankan masukan/ haluaran, tes urin dan
penurunan BB setiap hari.
Rasional: membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak
dapat dikontrol.
a) Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan
enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi
karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum bangun tidur).
Rasional: membantu dalam meminimalkan mual/ muntah dengan
menurunkan keasaman lambung.
d. Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan penekanan
atau pergeseran diafragma.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam pola
napas efektif.
Kriteria hasil:
a) Melaporkan penurunan frekuensi/ beratnya keluhan.
b) Mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi nafas.
Intervensi :
a. Kaji status pernapasan (mis: sesak napas pada pergerakan tenaga
kesehatan)
Rasional: menentukan luas/ beratnya masalah yang terjadi pada
kira-kira 60% klien normal meskipun kapasitas vital meningkat,
fungsi pernapasan diubah saat kemampuan difragma untuk turun
pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
b. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada
seblumnya (mis: alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan
tuberculosis.
Rasional: masalah lain dapat terus mengubah pola pernafasan dan
menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin.
c. Berikan informasi tentang rasional: kesulitan pernafasan dan
program aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat
tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu dan latihan
ringan seperti berjalan.
Rasional: menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernafasan yang
disebabkan oleh kelebihan.
d. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk
mengurangi masalah (mis: pstur yang baik, menghindari merokok,
makan sedikit tapi sering, dengan menggunakan posisi semi-
fowleer, untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
Rasional: pstur yang baik dan makan sedikit membantu
memaksimalkan penurunan diafragmatik meningkatkan
ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan
persediaan oksigen untuk pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi
tegak dapat meningkatkan ekspansi paru seusai penurunan uterus
gravid.
e. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika
urinaria.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
klien dapat memahami perubahan yang terjadi.
Kriteria hasil :
a) Mengidentifikasi perilaku yang dapat menurunkan statis urin.
b) Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi
intervensi.
c) Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Intervensi:
a) Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan
dengan trimester III.
Rasional: membantu klien memahami alasan fisiologi dan
frekuensi berkemih dan/ nokturia pembesaran uterus trimester III
menurunkan kapasitas kandung kemih mengakibatkan sering
berkemih.
b) Berikan informasi mengenai perlunya masukan cairan 6-8 gelas
sehari.
Rasional: mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal
adekuat yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan
status isotonic.
c) Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan
penghilang natrium dan diet.
Rasional: kehilangan/ pembatasan natrium dapat menekan
regulator rennin, angiostensin, aldosteron dan kadar cairan,
mengakibatkan dehidrasi/ hipovolemi berat.
d) Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur,
perhatikan keluhan-keluhan nokturia.
Rasional: meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang
mengalami edema dependent, edema berkurang pada pagi hari
pada kasus edema fisiologi.
e) Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam
waktu yang lama.
Rasional: posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava
dan menurunkan aliran vena.
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan
pola tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
gangguan pola tidur dapat teratasi.
Kriteria hasil: Pola tidur teratur
Intervensi:
a) Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan
kehamilan, teruskan pola tidur saat ini.
Rasional: membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola
tidur yang berbeda waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini.
b) Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur,
anjurkan alat bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca,
mandi air hangat, dan penurunan aktivitas tepat sebelum
beristirahat.
Rasional: ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan
fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
c) Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi.anjurkan tidur
pada posisi semi fowler.
Rasional: pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ
abdomen menekan diafragma hingga membatasi ekspansi paru,
penggunaan posisi semi fowler memungkinkan diafragma
menueun, membantu mengembangkan ekspansi paru dengan
optimal. 2 jam dan dapatkan 8 jam tidur per malam.
d) Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat 
Rasional : peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan
pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah, khususnya
pada multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan lain.
g. Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
nyeri hilang/berkurang.
Kriteria hasil:
a) Tanda-tanda vital dalam batas normal
b) Ungkapan verbal/non verbal dari kenyamanan
Intervensi:
a) Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien
Rasional: data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
b) Kaji status pernapasan klien.
Rasional: penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan
diafragma, mengakibatkan dispnea khususnya pada multigravida.
c) Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan
perubahan cara jalan.
Rasional: lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh
hormone (relaxing-progesteron) pada sambungan pelvis dan
perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
d) Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk
meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke
posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering mengganti
posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.
Rasional: menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan
perubahan kadar kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau
karena tekanan dari pembesaran uterus, pada saraf yang menyuplai
ekstremitas bawah.
e) Kaji adanya/ frekuensi konsistensi braxton hicks.berikan informasi
mengenai fisiologi aktivitas uterus.
Rasional: kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada
multigravida pada trimester II maupun ke-III. Primigravida
biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester
akhir. Saat efek perubahan progesterone pada aktivitas uterus
menurun dan kadar oksitosin meningkat.
h. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme
regulator, retensi natrium/ air.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam
kelebihan volume cairan tubuh teratasi.
Kriteria hasil:
a) Klien akan mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan
keseimbangan masukan dan pengeluaran,
b) bunyi nafas bersih/jelas,
c) tanda vital dalam rentang yang dapat diterima
d) berat badan stabil dan tidak ada edema.
e) Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.
Intervensi :
a) Pantau berat badan secara teratur.
Rasional: mendeteksi perubahan berat badan kelebihan dan retensi
cairan yang tidak kelihatan yang potensial patologis.
b) Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau
lokasi/luasnya edema, masukan atau haluaran cairan.
Rasional: indicator edema patologis, meskipun HKK karena retensi
cairan berlebihan biasanya tidak terlihat sampai akhir minggu ke-
10 kehamilan, dapat terjadi diawal khususnya pada klien dengan
frekuensi predisposisi seperti DM, penyakit ginjal.
c) Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak
menambahkan garam meja, menghindari makanan dan minuman
tinggi natrium).
Rasional: nutrisi adekuat, khususnya peningkatan protein menurun-
kan kemungkinan hak natrium berlebihan dapat memperberat
retensi air (terlalu sedikit natrium dapat mengakibatkan dehidrasi).
d) Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari.
Rasional: edema fisiologis dari ektremitas bawah terjadi di
penghujung hari adalah normal, tetapi harus dapat diatasi dengan
tindakan sederhana.
i. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
klien dapat toleransi terhadap aktifitas.
Kriteria hasil: klien akan berpartisipasi pada ktivitas yang diinginkan,
memenuhi perawatan diri sendiri, mencapai peningkatan toleransi
aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelemahan
dan kelelahan.
Intervensi:
a) Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap
pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri.
Rasional : membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu
untuk menguji komitmen.
b) Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
Rasional: istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic
berkenaan dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin.
c) Pantau kadar hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan
mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
Rasional: kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, M. Rencana Perawatan Maternitas / Bayi, EGC : jakarta. 2001.
Mansjoer, A. Dasar-dasar Keperwatan Maternitas, EGC : jakarta. 1995.
Mochtar, R. Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial, jilid 2. EGC :
Jakarta. 2002.
Syaifudin, Abdul Bari, Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. 2002.
Winkjosastro, H. Dkk. Ilmu kebidanan, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:
Jakarta. 2002.
Winkjosastro, H. Dkk. Ilmu bedah kebidanan, Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta. 2000.

Anda mungkin juga menyukai