Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pelayanan kesehatan selama masa kehamilan, persalinan dan nifas
sangat penting bagi keberlangsungan hidup ibu dan bayi, termasuk dalam
upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Pelayanan
kesehatan ibu menjadi prioritas utama pembangunan kesehatan nasional
maupun global (Kemenkes RI, 2018). Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 97 Tahun 2014 mengamanatkan bahwa pelayanan kesehatan ibu
selama kehamilan dilakukan melalui pelayanan pemeriksaan kehamilan
(selanjutnya disebut antenatal care atau ANC) yang komprehensif dan
berkualitas, guna mempersiapkan persalinan yang bersih, aman dan sehat
(Kemenkes RI, 2014).
Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama
sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan dalam upaya percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang terampil melakukan procedural
klinis dengan kemampuan analisis, kritis, dan tepat dalam penatalaksanaan
asuhan pada perempuan. Keterlibatan bidan dalam asuhan normal dan
fisiologis sangat menentukan demi penyelamatan jiwa ibu dan bayi oleh
karena wewenang dan tanggung jawab profesionalnya sangat berbeda
dengan tenaga kesehatan lain (Kemenkes RI, 2018). Hal ini merupakan
upaya untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDG’s)
atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dalam menurunkan AKI
secara global kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2030.
Penyebab utama kematian ibu hamil adalah perdarahan, hipertensi,
infeksi, dan penyebab tidak langsung, sebagian besar karena interaksi
antara kondisi medis yang sudah ada dan kehamilan (WHO, 2018).
1
Kematian ibu tertinggi pada tahun 2015 adalah karena eklampsia (34%),
kedua adalah karena perdarahan (28%), disebabkan karena penyakit
(26%), dan lain-lain (12%) (Sri & Mubarokah, 2018). Laporan Survei
Demokrasi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) selama 5 tahun terakhir
menyatakan gangguan atau komplikasi kehamilan yang dialami oleh
wanita 15-49 tahun adalah delapan dari sepuluh (81%) wanita tidak
mengalami komplikasi selama hamil dan 19% lainnya mengalami
komplikasi. Di antara wanita yang mengalami komplikasi kehamilan, 5%
mengalami perdarahan berlebihan, masing-masing 3% mengalami muntah
terus menerus dan bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala yang
disertai kejang, serta masing-masing 2% mengalami mulas sebelum 9
bulan dan ketuban pecah dini serta 9% wanita mengalami keluhan
kehamilan lainnya, di antaranya demam tinggi, kejang dan pingsan,
anemia serta hipertensi (Kemenkes RI, 2017).
Data profil kesehatan Indonesia menyatakan AKI di Indonesia 305
per 100.000 KH pda tahun 2015 (Kemenkes RI, 2018). Sedangkan SDKI
di tahun 2017 menyatakan AKB di Indonesia dalam 5 tahun terakhir
adalah 24 per 1000 KH, artinya 1 dari 24 bayi meninggal sebelum berusia
satu tahun (Kemenkes RI, 2018). Dinas kesehatan kota samarinda pada
tahun 2017 menyatakan jumlah AKI sebanyak 15 per 100.000 KH,
sedangkan pada tahun yang sama AKB di kota samarinda sejumlah 95 per
1000 KH (Dinkes Kota Samarinda, 2017). Berdasarkan latar belakang di
atas maka sangat penting bagi seorang bidan untuk memberikan asuhan
kebidanan secara komprehensif pada ibu sebagai kontribusi untuk
menurunkan AKI.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memberikan Asuhan Kebidanan bedasarkan
pendekatan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP
pada kasus Kehamilan Trimester III.
2
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori kehamilan trimester III.
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada kasus
kehamilan trimester III berdasarkan 7 langkah Varney
c. Melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan trimester III dengan
pendekatan Varney, yang terdiri dari:
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasi data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis/ masalah potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
d. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada kehamilan
trimester III dalam bentuk catatan SOAP
e. Membahas adanya kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Teori Asuhan Kebidanan Antenatal Care (ANC)


1. Pengertian
Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil.
Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar .
Menurtut Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 Pelayanan Kesehatan Masa
Hamil bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh
pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga mampu menjalani
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi
yang sehat dan berkualitas.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke
bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil
untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan Antenatal
ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan
memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani
secara memadai. Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan
pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu
dan anak dalam kehamilan,persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan
mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga
mental.
Pelayanan Kesehatan Masa Hamil wajib dilakukan melalui
pelayanan antenatal terpadu. Pelayanan antenatal terpadu merupakan
pelayanan kesehatan komprehensif dan berkualitas yang dilakukan
melalui: a. pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk
stimulasi dan gizi agar kehamilan berlangsung sehat dan janinnya lahir

4
sehat dan cerdas; b. deteksi dini masalah, penyakit dan
penyulit/komplikasi kehamilan; c. penyiapan persalinan yang bersih dan
aman; d. perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi; e. penatalaksanaan kasus serta
rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan; dan f. melibatkan ibu
hamil, suami, dan keluarganya dalam menjaga kesehatan dan gizi ibu
hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi
penyulit/komplikasi (Permenkes No 97 Tahun 2014).

2. Standar Pelayanan Antenatal Care


Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh
standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan
yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T
adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2009) :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b. Pemeriksaan tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
d. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid dan Difteri (Td) bila diperlukan.
Tabel rentang pemberian imunisasi Td dan lama
pelindungannya:

Imunisasi Selang Waktu


Lama Perlindungan
Td Minimal

Langkah awal pembentukan


pembentukan kekebalan
Td 1
tubuh terhadap penyakit
Tetanus

5
Td 2 1 bulan setelah Td 3 tahun

Td 3 6 bulan setelah Td 5 tahun

Td 4 12 bulan setelah Td 10 tahun

Td 5 12 bulan setelah Td >25 tahun

g. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan


h. Test laboratorium (rutin dan khusus)
1) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil
bila diperlukan.
2) Tes hemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah
(anemia)
3) Tes pemeriksaan urine
4) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria
dan Tripel Eliminasi (HIV/AIDS, Sifilis, Hepatitis B).
i. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan
j. Tatalaksana kasus

B. Konsep Dasar Teori Kehamilan Trimester III


1. Pengertian
Kehamilan adalah proses normal yang menghasilkan serangkaian
perubahan fisiologis dan psikologis pada wanita hamil (Tsegaye et al,
2016). Trimester ketiga berlangsung selama 12 minggu, mulai dari
minggu ke -28 sampai minggu ke- 40. Pada trimester ketiga, organ tubuh
janin sudah terbentuk. Hingga pada minggu ke – 40 pertumbuhan dan
perkembangan utuh telah dicapai (Manuaba, 2010). Kehamilan trimester
III merupakan kehamilan dengan usia 28-40 minggu dimana merupakan
waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua,

6
seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga
sebagai periode penantian (Vivian, 2015).

2. Pertumbuhan Dan Perkembangan Janin Trimester III


Trimester ke tiga yang berlangsung 12 minggu, mencakup
minggu ke-28 hingga minggu ke-40. Usia kehamilan ini ekuivalen
dengan minggu ke-26 hingga minggu ke-38 sejak pascafertilisasi
(Varney, 2008).
Adapun pertumbuhan dan perkembangan janin pada kehamilan
trimester III antara lain:
a. Minggu ke-29 hingga ke-32 (bulan kedelapan)
Simpanan lemak pada lapisan subkutan membuat kulit
semakin halus, tetapi kerutan pada janin masih belum hilang
sepenuhnya. Verniks caseosa mulai tebal menutupi tubuh
janin.rambut kepala semakin tumbuh dan lanugo semakin banyak,
kecuali pada area wajah. Kuku jari sudah mencapai ujungnya.
Janin telah memiliki kendali terhadap gerak pernapasan yang
berirama dan temperatur tubuh. Mata mulai terbuka dan refleks
cahaya terhadap pupil muncul pada akhir bulan. Ukuran panjang
rata-rata kepala-bokong adalah 28 cm dan berat kurang lebih 3,75
pon (1700 gram).
b. Minggu ke-33 hingga ke-36 (bulan kesembilan)
Pada akhir bulan ini kulit menjadi halus tanpa kerutan
karena lemak subkutan menebah dari cadangan tambahan. Tubuh
menjadi bulan sedangkan lengan dan kaki menjadi lenih montok.
Rambut memanjang, sedangkan kuku pada jari kaki tlah mencapai
ujungnya, dan testis sebelah kiri biasanya sudah turun ke skrotum.
Ukuran panjang rata-rata kepala-bokong adalah31,7 cm lebih
sedikit dan berat badan kurang lebih 5,5 pon (2500 gram) selama
minggu ke-36.
c. Minggu ke-37 hingga ke-40 (bulan kesepuluh)
7
Bulan kesepuluh merupakan waktu untuk sentuhan terakhir
yang penting. Petumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai.
Janin kini bulat sempurna dengan dada dan kelenjar payudara
menonjol pada kedua jenis kelamin. Kedua testis telah masuk ke
skrotum pada akhir bulan ini. Lanugo telah menghilang pada
hampir seluruh tubuh. Kuku-kuku mulai mengeras melebihi kedua
ujung jari tangan dan jari kaki. Warna kulit bervariasi mulai dari
puting hingga merah muda hingga merah muda kebiruan tanpa
menghiraukan ras karena malnin yang bertanggung jawab memberi
warna pada kulit hanya dihasilkan setelah terpapar cahaya. Ukuran
panjag rata-rata kepala-bokong kini 36 cm. Berat badan tergantung
pada sejumlah variable, tetapi rata-rata 7,5 pon (3400 gram).

3. Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester III


Menurut Prawirohadjo (2014), adapun perubahan fisiologis
yang dialami ibu selama Trimeser III antara lain:
a. Uterus
Pada akhir kehamilan, otot-otot uterus bagian bawah akan
berkontraksi sehingga segmen bawah rahim akan melebar dan
menipis. Saat kehamilan memasuki trimester III tinggi fundus uteri
telah mencapai 3 jari diatas umbilikus atau pada pemeriksaan Mc
Donald sekitar 26 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri
akan turun kembali dan terletak tiga jari di bawah procesus
xifoideus (px) oleh kepala janin yang turun dan masuk ke dalam
rongga panggul (Halimatussakdiah & Mediawati, 2016).
b. Vagina
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang
merupakan persiapan untuk mengalami peregengan pada saat
persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya
jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Papilla mukosa juga
mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti paku sepatu.
8
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai
persiapan untuk persalinan yang seringnya melibatkan peregangan
vagina. Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor,dan
sel otot polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan
volume sekresi vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental
(Sutanto & Fitriana, 2018).
c. Serviks
Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan
lebih lanjut dari konsentrasi kolagen. Penurunan konsentrasi
kolagen lebih lanjut secara klinis terbuti dengan melunaknya
serviks.
Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin
mempengaruhi penurunan konsentrasi serabut kolagen pada
serviks. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada
waktu persalinan (Sutanto & Fitriana, 2018).
d. Kandung kemih
Pada akhir kehamilan kepala mulai turun kedalam rongga
panggul yang menyebabkan terjadinya tekanan pada kandung
kemih, hal tersebut menyebabkan ibu mengalami rasa ingin
kencing yang semakin sering.

4. Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester III


Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan
waspada karena pada masa ini ibu sering tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya, ibu merasa khawatir bila bayinya lahir sewaktu-
waktu, dan khawatir bayinya lahir tidak normal. Kebanyakan ibu
bersikap melindungi bayinya dan cenderung menghindari orang atau
benda yang dianggapnya membahayakan. Rasa tidak nyaman akibat
kehamilan timbul kembali pada trimester III dan banyak ibu merasa
aneh dan jelek. Ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari
bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil.
9
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bagi bayi
dan kebahagian dalam menanti rupa bayinya (Rahmawati & Ningsih,
2017).
Sedangkan perubahan psikologis yang dialami oleh ibu dan
ayah pada Trimester III yaitu perubahan psikologis ibu meliputi
penerimaan terhadap janin meningkat, fantasi terhadap perubahan
peran, rasa cemas akan keadaan janin meningkat, fokus perhatian pada
persalinan selain itu perubahan psikologis yang mungkin dialami
ayah adalah butuh perhatian, kecemasan meningkat, parent hood,
fantasi terhadap perubahan peran (Sulistyowati, 2016).

5. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III


Menurut Andrianz (2018), perubahan yang terjadi pada
kehamilan trimester III antara lain:
a. Sakit pinggang dan punggung
Disebabkan oleh meningkatnya beban berat janin dalam
kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh sehingga
menyebabkan tekanan kearah tulang belakang.
Kondisi ini disebabkan oleh pembesaran uterus yang
menyebabkan pusat gravitasi bergeser kearah depan dan
perubahan tulang punggung dan dapat diatasi dengan senam
hamil dan jalan-jalan (Putri et al., 2018).
b. Konstipasi
Selain akibat dari perubahan hormon progesteron, tekanan
rahim yang membesar kearah usus juga menjadi penyebab sulit
BAB yang dialami ibu hamil pada trimester ke III. Penurunan
peristaltik usus yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus
besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesterone
menyebabkan konstipasi. Keluhan ini dapat diatasi dengan cara
perbanyak mengkonsumsi sayuran, buah-buahan berserat, banyak
minum, berolahraga dengan teratur, dan tidak menahan keinginan
10
buang air besar serta minum satu gelas air hangat saat bangun
tidur (Sutanto & Fitriana, 2018).
c. Sering buang air kecil
Selama kehamlan trimester III terjadi pembesaran rahim
dan penurunan kepala ke rongga panggul yang menyebabkan
terjadinya tekanan pada kandung kemih, sehingga meningkatkan
keinginan ibu untuk berkemih dan meningkatnya frekuensi BAK.
Pada trimester ini presentase keluhan yang paling dirasakan ibu
adalah sering kencing. Dari keluhan sering kencing ini, ibu hamil
yang tidak melakukan penanganan dengan benar dapat terkena
ISK (Putri et al., 2018).
Mengatasi keluhan sering BAK dapat dilakukan dengan
batasi minum sebelum tidur, perbanyak minum di siang hari tanpa
mengurangi kebutuhan minum minimal 8 gelas per hari, dan
anjurkan ibu untuk melakukan senam kegel (Mail, 2020).
d. Verices
Selama hamil terjadi peningkatan volume darah dan
alirannya serta adanya pembesaran rahim yang menekan daerah
panggul dan vena di kaki, yang menyebabkan vena menonjol dan
dapat pula terjadi didaerah vulva vagina.
Kehamilan merupakan salah satu penyebab tersering
varises tungkai. Saat kehamilan, faktor hormon dalam sirkulasi
meningkatkan distensibilitas dinding vena. Pada saat yang
bersamaan, vena harus mengatur sirkulasi darah yang bertambah
dalam volume yang besar. Saat kehamilan tua, pembesaran uterus
yang menekan vena kava inferior menyebabkan hipertensi vena
lebih lanjut dan distensi sekunder vena pada kaki (Fahlevie &
Semadi, 2019).
e. Bengkak pada kaki dan tangan
Oedem atau bengkak disebabkan oleh perubahan
hormonal yang menyebabkan retensi cairan serta tekanan pada
11
daerah kaki dan pergelangan kaki ibu kadang membuat tangan
ikut membengkak. Bengkak pada kaki terjadi akibat gangguan
sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas
bagian bawah, hal ini disebabkan oleh tekanan uterus yang
membesar. Dapat diatasi dengan minum yang cukup dan kaki
ditinggikan jika istirahat (Rahmawati & Ningsih, 2017).

6. Tanda Bahaya Kehamilan


Menurut Romauli (2017) tanda bahaya yang dapat terjadi pada
ibu hamil trimester III, yaitu:
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan 28 minggu sampai sebelum
bayi dilahirkan disebut sebagai perdarahan pada kehamilan lanjut
atau perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum merupa-kan
suatu kasus gawat darurat yang berkisar 3-5% dari seluruh
persalinan. Penyebab utama perdarahan antepartum yaitu plasenta
previa dan solusio plasenta; penyebab lainnya biasanya pada lesi
local vagina/ serviks (Londok et al., 2016). Dalam penelitian
Elizabet (2017) penyebab perdarahan yang paling tinggi
disebabkan oleh plasenta previa sebesar 92,9%, sedangkan solusio
plasenta sebesar 5,9 % , dan 1,2% penyebab yang lain.
b. Keluar cairan pervaginam
Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut
merupakan kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila
pengeluaran berupa mukus bercampur darah dan mungkin disertai
mules, kemungkinan persalinan akan dimulai lebih awal. Bila
pengeluaran berupa cairan, perlu diwaspadai terjadinya ketuban
pecah dini (KPD). Menegakkan diagnosis KPD perlu diperiksa
apakah cairan yang keluar tersebut adalah cairan ketuban.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan speculum untuk

12
melihat darimana asal cairan, kemudian pemeriksaan reaksi Ph
basa.
c. Gerakan janin tidak terasa
Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah
usia kehamilan 28 minggu atau selama persalinan, maka waspada
terhadap kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin
dalam uterus. Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat
terjadi pada solusio plasenta dan ruptur uteri.
Janin harus bergerak paling sedikit 10 gerakan dalam 12
jam. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu
berbaring/beristirahat, makan dan minum. (Kusumawati, 2014).
Jika ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah usia 28 minggu
atau saat memasuki persalinan, maka perlu diwaspadai terjadinya
gawat janin atau kematian janin dalam uterus (Sandra, 2018).
d. Nyeri perut hebat
Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur
uteri, solusio plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur
uteri disertai syokk, perdarahan intraabdomen dan atau
pervaginam, kontur uterus yang abnormal, serta gawat janin atau
DJJ tidak ada.
Nyeri pada daerah abdomen yang tidak berhubungan
dengan persalinan normal adalah suatu kelainan. Nyeri abdomen
yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah nyeri perut yang
hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, terkadang
dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir (Sandra, 2018).
e. Sakit kepala hebat
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah tertentu
adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat
(Prawirohardjo, 2010). Sakit kepala yang menunjukkan suatu
masalah serius adalah sakit kepala hebat, menetap dan tidak hilang
dengan beristriahat. Terkadang karena sakit kepala yang hebat
13
tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi
kabur atau berbayang (Sandra, 2018). Sakit kepala yang hebat
dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsi. Perubahan visual
(penglihataan) secara tiba-tiba (pandangan kabur) dapat berubah
pada masa kehamilan (Kusumawati, 2014).
f. Tekanan darah tinggi
Kenaikan tekanan darah tinggi baik sistole maupun diastole
setelah 20 minggu usia kehamilan. Apabila diikuti dengan protein
urine yang postif dan bengkak pada wajah dan kaki.
Salah satu penyebab kematian ibu hamil yaitu hipertensi
dalam kehamilan. Hipertensi ini terjadi karena berbagai macam
faktor yang sudah dilakukan penelitian dari beberapa penelitian
ditemukan faktor-faktornya yaitu umur, tingkat pendidikan,
dukungan keluarga, stres, penambahan berat badan dan dukungan
keluarga (Basri et al., 2018).

C. Konsep Dasar Manajemen Kehamilan Trimester III


I. PEGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian :
Tempat pengkajian :
Nama pengkaji :
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas

Nama Istri : Untuk mencegah Nama Suami :


adanya kekeliruan
apabila ada nama yang
sama.

Umur : usia 21 – 35 tahun Umur :


adalah masa di mana
14
ibu hamil memiliki
risiko kesehatan paling
rendah. Secara umum,
masa-masa ini disebut
sebagai
waktu ideal untuk hami
l dan melahirkan
(Saraswati C. 2017).

Suku : Suku :

Agama : Agama :

Pendidikan : Untuk mengetahui Pendidikan :


tingkat intelektual
klien. Tingkat
pendidikan
mempengaruhi tingkat
kesadaran kesehatan
seseorang, hal ini juga
dibutuhkan dalam
memberikan KIE yang
akan disampaikan
kepada klien.

Pekerjaan : Pekerjaan :

Alamat : Diperlukan untuk


mengetahui tempat
tinggal ibu, menjaga
kemungkinan adanya
nama yang sama.
Mempermudah
hubungan apabila ada
15
keadaan yang
mendadak. Alamat juga
diperlukan apabila akan
diadakan kunjungan
kepada klien.

No. Register :

2. Alasan Datang Periksa/ Keluhan Utama


Apakah alasan ibu datang periksa karena ada keluhan atau
hanya untuk pemeriksaan kehamilan.

3. Riwayat Kesehatan Klien

Penyakit Jantung : Dapat berpengaruh pada pertumbuhan


dan perkembangan janin

Hipertensi : Dapat menyebabkan terjadinya PEB

Hepatitis : Dapat menular pada bayi saat persalinan


maupun melalui plasenta. Dapat
menyebabkan gagal hati pada bayi dan
abortus pada ibu.

TBC : pada kehamilan dengan TBC dapat


meningkatkan resiko prematuritas, IUGR,
dan BBLR, serta resiko kematian
perinatal meningkat 6 kali lipat. (Sarwono
Prawihardjo, 2014)

Asma Bronchial : sebanyak 20% dari ibu dengan asma


ringan dan moderat mengalami serangan
intrapartum, serta penignkatan resiko
serangan 18 kali lipat setelah persalinan
16
dengan seksiosesaria jika dibandingkan
dengan persalinan pervaginam.(Sarwono
Prawihadjo, 2014)

Ginjal : gagal ginjal akut merupakan komplikasi


yang sangat gawat dalam kehamilan dan
nifas karena dapat menimbulkan
kematian atau kerusakan fungsi ginjal
yang tidak bisa sembuh lagi. (Sarwono
Prawihadjo, 2014)

Diabetes Militus : Dapat menghambat pertumbuhan janin,


bayi besar, bayi lahir mati, premature,
abortus, dan bayi berpotensi mengidap
penyakit gula.

Anemia : Anemia pada kehamilan dapat


menggangu pertumbuhan janin. (Sarwono
Prawihardjo, 2014)

Infeksi Saluran : dapa menyebabkan demam tinggi,


Kemih (ISK) abortus, dan persalinan premature

IMS/HIV/AIDS : Dampak IMS pada kehamilan dapat


meyebabkan hasil konsepsi yang tidak
sehat, misalnya kematian janin (abortus
spontan atau lahir mati), BBLR (akibat
prematuritas, atau retardasi pertumbuhan
janin dalam rahim), dan infeksi
kongenital atau perinatal (kebutaan,
pneumonia nenonatus, dan retardasi
mental). (Sarwono Prawihardjo, 2014)

Epilepsi : Dapat menyebakan kejang, mulut

17
berbuih, dan selanjutnya koma diluar
kehamilan, dan bersifat menurun.

Malaria Dapat menyebabkan pertumbuhan janin


yang lambat, persalinan premature,
BBLR, sill birth, dan gawat janin.

Haemoroid : Ibu hamil sangat rentan sekali untuk


menderita ambeien karena peningkatan
kadar hormon saat kehamilan yang dapat
melemahkan dinding vena pada bagian
dubur.

Psokosis/ : kehamilan adalah periode penuh stres


Gangguan mental drcsrs emodionsl, ysng dimsnifedtsdiksn
dengsn sdsnys emosi yang labil dan
mudah tersinggung. Masalah psikologis
yang tidak segera ditangi dapat
menyebabkan perempuan melukai dirinya
sendiri mauoun bayinya. (Sarwono
Prawihadjo, 2014)

Penyakit autoimun : Ibu hamil dengan penyakit autoimun


dapat menjadi risiko yang serius bagi ibu
dan janin. Risikonya termasuk stroke,
pembentukan bekuan darah, hipertensi,
dan keguguran berulang.

Riwayat alergi : kehamilan dengan riwayat alergi dapat


menyebabkan kelahiran prematur, janin
kekurangan oksigen, rhinitis alergi, dan
komplikasi alergi obat.

Riwayat : kehamilan dengan riwayat pembedahan

18
pembedahan dapat menyebabkan komplikasi baik pada
ibu maupun janin

Lain-lain

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Hepatitis : Ibu hamil anggota keluarga dekat dan


serumah memiliki resiko tertular hepatitis
yang dapat mempengaruhi wanita dan
janinnya. (Varney, Helen, 2006)

TBC : Ibu hamil yang tinggal bersama keluarga


yang mengidap TBC memiliki resiko
tertular melalui percikan dahak/air liur.
(Varney, Helen, 2006)

HIV/AIDS : Ibu hamil yang tinggal atau berhubungan


dengan pengidap HIV/AIDS dapat
meningkatkan resiko penularan HIV/AIDS
baik secara seksual, melaui pajnan darah,
atau cairan tubuh lain, dan secara perinatal.
(Varney, Helen, 2006)

Malaria : Ibu hamil dari daerah endemi yang tidak


mempunyai kekebalan terhadap malaria
dapay menderita malaria klinis berat sampai
menyebabkan kematian. (Ir.Indra
ChahayaS, Msi)

Hipertensi : Perempuan yang lahir dari keluarga


dengan riwayat hipertensi dapat
menyebabkan ibu hamil h=juga mengidap
penyakit hipertensi.
19
Asma : Apabila orang tua dari ibu hamil memilik
asma, maka ibu hamil dapat memiliki faktor
risiko asma atau memiliki resiko alergi.
(Varney, Helen, 2006)

Diabetes Militus : perempuan yang lahir dari keluarga yang


memiliki riwayat diabetes dapat
menyebabkan perempuan tersebut memiliki
resiko mengalami diabetes militus. (Varney,
Helen, 2006)

Hemofilia : Perempuan dari keluarga penderita


hemofilia umumnya adalah pembaa
(carrier). Perempuan pembawa dapat
berisiko perdarahan yang bermakna.
(Sarwono Prawihardjo, 2014)

Gameli : riwayat kehamilan kembar pada keluarga


juga dapat terjadi pada kehamilan sekarang

Lain-lain

5. Riwayat Menstruasi
HPHT : merupakan dasar untuk menentukan usia
kehamilan dan perkiraan taksiran partus
Siklus : 3-8 hari (Mochtar, 2011)
Siklus : 28 ± 7 hari
Jumlah :

6. Riwayat Obstetric

20
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N
T Abnor
o. Suam U Pe Je Pn Pe J BB/ Laktas pen
Anak mp H M malita
i K ny nis lg ny K PB i y
t s

1 1 Hamil ini

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


Riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk mendeteksi
komplikasi, beberapa ketidaknyamanan, dan setiap keluhan
seputar kehamilan yang dialami klien sejak haid terakhir (HPHT).
Berisi keluahan tiap trimester, pergerakan anak pertama kali
(quickening), riwayat pemeriksaan kehamilan, imunisasi Td dan
tablet Fe, serta pendidikan kesehatan yang telah didapatkan.
8. Riwayat Ginekologi
Veginitis : Vaginitis seringkali menyebabkan kelahiran
premature dan BBLR. Selain itu gejala lain dari
vaginitis menyebabkan ibu hamil merasa nyeri
seperti gatal dan terbakar saat buang air.
Endometritis : endometritis dapat terjadi pada saat keguguran
atau saat pemasangan alat rahim yang kurang
legeartis. (Mauaba, 2010)
Mioma uteri : Tumor lebih cepat tumbuh akibat hipertrofi,
odema, dan perdarahan
Kista ovarium: Kista bisa menyebabkan letak janin pada rahim
berubah menjadi abnormal karena terdesak oleh adanya
kista ovarium.
Endometriosis : Endometriosis dapat menyebabkan nyeri
perut dan daerah panggul yang progresif, nyeri saat
BAK dan BAB, maupun nyeri saat menstruasi.

21
PID : Radang panggul atau pelvic inflammatory
disease (PID) dapat menyebabkan nyeri panggul
kronis dan kehamilan ektopik
Lain-lain :

9. Riwayat Kontrasepsi
Alat kontrasepsi yang digunakan sebelum kehamilan dapat
mempengaruhi hormon yang merupakan faktor penting dalam
masa kehamilan.
Jenis :
Lama pemakaian :
Keluhan/ efek samping pemakaian :
Kapan penghentian pemakaian kontrasepsi :

10. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan

Nutrisi Secara keseluruhan seorang wanita hamil setidaknya


harus menambahkan 300 kalori selain asupan 2200 kalori
yang dianjurkan bagi wanita yang tidakmengandung dan
60 gram protein, yakni 10 gram per hari melebihi asupan
50 gram yang dianjurkan bagi wanita yang tidak
mengandung. (Varney, 2007)

Eliminasi Biasanya BAK sering karena kandung kemih tertekan


oleh rahim yang membesar. Akan hilang pada trimester
kedua kehamilan (Mochtar, 2011). Sedangkan BAB
mengalami Konstipasi/obstipasi karena tonus otot usus
menurun oleh pengaruh hormon steroid (Mochtar, 2011).

Istirahat Wanita hamil dianjurkan untuk tidur siang 1 sampai 2

22
jam setiap hari, 8 jam setiap tidur malam.

Aktivitas Wanita hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-hari


asal bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah hingga
pekerjaan harus diselingi dengan istirahat

Personal Ibu hamil harus menjaga kebersihan badannya untuk


Hygiene mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi,
pemeliharaan buah dada juga penting, puting susu harus
dibersihkan setiap terbasahi oleh colostrum. Puting susu
yang datar diusahakan supaya menonjol dengan cara
pemijatan keluar setiap selesai mandi. Perawatan gigi
diperlukan dalam kehamilan karena gigi yang baik
menjamin pencernaan yang sempurna (Tsegaye et al,
2016).

Seksualitas Kehamilan dapat mempengaruhi kualitas dari


kenyamanan saat melakukan hubungan seksual, wanita
dengan kehamilan tua (trimester tiga) merasa capek
karena badan yang lebih berat dibandingkan saat usia
kehamilan yang masih muda ( trimester pertama dan
kedua) Rustikayanti et al. (2016).

Kebiasaan Kebiasaan minum alkohol, jamu-jamuan, obat-obatan,


perokok aktif maupun pasif, narkoba dan kepemilikan
binatang peliharaan merupakan salah satu pencetus
gangguan kehamilan yang memperlukan pengawasan
antenatal tambahan (Myles, 2019)

11. Riwayat Psikososiokulturalspiritual


Psikologis : Kehamilan direncanakan/tidak, Kehamilan
diterima/tidak
23
Sosial : Riwayat pernikahan : Pernikahan keberapa, Lama
menikah, Status pernikahan, Penerimaan keluarga
terhadap kehamilan ini
Kultural : Budaya yang dapat membahayakan ibu dan janin
Spiritual : Tradisi keagamaan yang dapat membahayakan ibu
dan janin

DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 60-90x/menit
Pernapasan : 12-20x/menit
Suhu : 36,5-37,5oC
Antropometri:
LILA :
Tinggi Badan:
Berat badan sebelum hamil:
Berat badan sekarang: Berat badan sangat besar pengaruhnya
pada kesuburan. Karena berat badan kurang
atau berlebihan, keseimbangan homon
dalam tubuh akan terganggu.
- BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)
- BMI 18.5 – 24 = normal
- BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight)
- BMI > 30 = obesitas
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : tidak ada lesi, konstruksi mbut lebat, distribusi
rambut merata, tekstur rambut halus, rambut bersih
24
Wajah : ada/tidak hiperpigmentasi, oedema/tidak,
pucat/tidak
Mata : konjungtiva warna merah muda, sclera putih, tidak
ada oedem pada palpebra, ada/tidak gangguan
pengelihatan
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada peradangan, tidak
ada pengeluaran sekret
Mulut dan gigi : bibir warna merah muda, terdapat peningkatan
jumlah mukosa, tidak ada caries dentis, tidak ada
stomatitis, lidah bersih berwarna merah muda dan
tremor
Telinga/Pendengaran: bersih, tidak ada pengeluaran cairan, tidak
ada gangguan pendengaran
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe.
Tidak ada bendungan pada vena jugularis
Payudara : simetris, ada/tidak pengeluaran kolostrum, putting
Susu menonjol/tenggelam/datar,ada/tidak
hiperpigmentasi
Abdomen : pembesaran sesuai kehamilan, terdapat linea nigra
dan striae, tidak ada luka bekas operasi
TFU :

Tinggi Fundus Uteri Usia Kehamilan

3 jari di atas simfisi 12 minggu

½ pusat dan simfisis 16 minggu

3 jari dibawah pusat 20 minggu

Setinggi pusat 24 minggu

3 jari diataas pusat 28 minggu

25
½ pusat dan prosesus xifodeus 32 minggu

Setinggi prosesus xifodeus 36 minggu

Dua jari (4cm) di bawah


40 minggu
prosesus xifodeus

Leopold I : menentukan tuanya kehamilan dan bagian


apa yang terdapat dalam fundus uteri (bagian
atas perut ibu).
Leopold II : menentukan bagian janin yang terletak
pada kedua sisi uterus.
Leopold III : menentukan bagia apa yang terdapat
dibagian bawah rahim dan apakah bagian
bawah janin sudah memasuki pintu atas
panggul (PAP).
Leopold IV : menentukan bagian janin apa yang terdapat
dibagian bawahperut ibu dan berapa jauhnya
bagian bawah ini masuk kedalam panggul.
Taksiran berat janin :
Rumus menghitung Taksiran berat janin

PBJ (perkiraan berat janin) = Tinggi Fundus (cm) – n (11 atau 12) x 155

n = -12 jika kepala belum masuk PAP


n = -11 jika kepala sudah masuk PAP
(Rumus Johnson Toshack)
DJJ : 120-160 dmp
Genetalia : terdapat tanda chadwick (warna kebiruan pada
vagina), tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada

26
oedem, tidak ada vertices, tidak ada hemoroid pada
anus
Ekstermitas
Ekstermitas atas : simetris, tidak oedem, reflex trisep
bisep positif, CRT < 2 dtk
Ekstermitas bawah : simtris, tidak oedem, rekfleks
patellah positif, human sign negative,
CRT <2dtk
3. Pemeriksaan Khusus
a. Pemeriksaan panggul (jika perlu)
b. Pemeriksaan dalam (jika perlu)

4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan urine : protein urine
Pemeriksaan darah : haemoglobin, Golongan darah
b. Pemeriksaan USG
Untuk mengetahui pertumbuhan janin dan apakah persalinan
cukup bulan atau tidak juga dapat diketahui taksiran berat
janin, letak plasenta, jumlah air ketuban serta adanya lilitan
tali pusat.
c. Pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Data yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Diagnosis : G…Papah usia kehamilan….. minggu
Janin tunggal/ganda,hidup/mati,intrauterin/ekstrauterin
G : Gravida
P : Para
a : aterm
27
p : premature
a : abortus
h : hidup (Varney, 2006)
intrauterin hanya boleh ditulis jika ada pemeriksaan
penunjangberupa USG atau dilakukan pemeriksaan khusus (VT)
dan diyakini kehamilan merupakan kehamilan intrauterin.
Masalah : hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman yang
sedang dialami klien yang dotemukan dari hasil
pengkajian atau menyertai diagnosis.
Kebutuhan : hal-hal yang dibutuhkan oleh klien belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Identifikasi masalah atau diagnosis potensial ditegakkan
berdasarkan diagnosis dan masalah yang telah ditentukan. Pada
langkah ini dituntut untuk merumuskan tindakan antisipasi agar
diagnosis/masalah potensial tersebut tidak terjadi.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Untuk menentukan tindakan segera yang perlu diambil
berdasarkan diagnosa dan masalah yang ada. Pada langkah ini
mencakup tindakan segera yang bisa dilakukan secara mandiri,
kolaborasi, atau bersifat rujukan.

V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasi.
1. Memberitahu hasil pemeriksaan.
2. Memberi KIE tentang perubahan fisik pada kehamilan trimester
III.
28
3. Memberi KIE perubahan psikologis pada kehamilan trimester
III.
4. Memberi KIE ketidaknyamanan yang mungkin terjadi pada
kehamilan trimester III.
5. Memberikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan
trimester III.
6. Memberi KIE tentang nutrisi ibu hamil.
7. Memberi KIE mengenai persiapan persalinan.
8. Menjadwalkan kunjungan ulang minimal 2 kali pada trimester
III atau jika merasakan adanya keluhan.

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang kebersihan dan
keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

BAB III

29
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN

Tnggal pengkajian : 01 Maret 2021 Jam 11.00 wita

Tempat pengkajian : Poli BKIA RS Dirgahayu

Nama pengkaji : Paskalia Monik

S.

1. Identitas

Nama Istri : Ny. I Nama Suami : Tn. T

Umur : 26 th Umur : 26 th

Suku : Bugis Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : MBI Rt.12

2. Keluhan Utama/Alasan Datang


Nyeri perut bagian bawah

3. Riwayat Kesehatan Klien

30
Tidak ada riwayat alergi dan penyakit seperti hipertensi, asma, DM, TBC,
hepatitis B atau penyakit menurun dan menular lainnya yang dapat
mempengaruhi kehamilan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga seperti hipertensi, asma, DM,
TBC, atau penyakit lainnya yang dapat mempengaruhi kehamilan ibu.
5. Riwayat menstruasi
HPHT : 5-06-2020
TP : 12-03-2021
Siklus : 28 hari/ 5-6 hari tiap siklus
Jumlah : 3-4 kali ganti pembalut perhari
Usia menarche : 12 tahun

6. Riwayat obstertri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


N
Abnor
o Suami Ank UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M mal
Laktsi Peny

2700 -
At 5
1. Tn.T I - SC DR RS PEB P gr/ 50 - 3 bln -
m th
cm

2. Tn.T Hamil ini

7. Riwayat kehamilan sekarang


Ini merupakan kehamilan kedua ibu, selama hamil ibu rutin memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas, ibu sudah melalukan pemeriksaan USG di
dr.SpOG sebanyak dua kali. Pada kehamilan TM 1 tidak ada keluhan yang
dirasakan yang mengganggu aktivitas ibu, pada usia kehamilan 4 bulan ibu
mulai merasa adanya gerakan janin. Pada akhir TM 3 keluhan yang dialami

31
berupa nyeri perut bagian bawah hingga membuat ibu kesulitan berjalan. Ibu
rutin konsumsi vitamin dan tablet Fe setiap harinya, status imunisasi Td4,
serta ibu telah mendapatkan pendidikan kesehatan seputar kehamilan.

8. Riwayat ginekologi
Tidak ada rieayat penyakit seperti endometritis, mioma uteri, vaginitis, kista
ovarium, atau penyakit ginekologi lain yang dapat mempengaruhi kehamilan.

9. Riwayat kontrasepsi
Sebelumnya menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan, tidak ada keluhan
selama menggunakan kontrasepsi dan mulai menghentikan penggunaan KB
sejak tahun 2019.

10. Pola fungsional kesehatan

Pola Keterangan

Makan 3 kali sehari dengan porsi nasi, sayur, dan lauk pauk, minum
Nutrisi 6-8 gelas perhari, tidak ada gangguan pada pola nutrisi. Konsumsi
susu ibu hamil 1 gelas perhari

BAK 8-10 kali perhari, warna kuning jernih


Eliminasi
BAB dua hari sekali, konsistensi lunak

Mengalami gangguan pola istirahat karena dada terasa sesak saat


Istirahat
tidur, tidur malam 5-6 jam, tidur siang 1-2 jam sehari

Sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga, olahraga biasa


Aktivitas dengan berjalan santai di sekitar rumah, sesekali melakukan aktivitas
berkebun menanam sayuran di kebun.

32
Personal Mandi, ganti pakaian, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 1 kali sehari,
Hygiene ganti celana dalam 2-3 kali karena merasa rishi

Seksualitas Melakukan 1 kali seminggu

Tidak ada kebiasaan konsumsi jamu, minum obat-obatan tanpa resep


Kebiasaan dokter, tidak menggunakan cairan pembersih vagina, yang dapat
mempengaruhi kesehatan

11. Riwayat psikososio kultural spiritual


Psikologis : ini merupakan kehamilan yang direncanakan, ibu bahagia
dengan kehamilan saat ini,jenis kelamin tidak jadi masalah
karena perempuan dan laki-laki sama saja.
Sosial : ini merupakan pernikan ke 1 ibu, usia ibu saat pertama
menikah 20 tahun, suami dan keluarga bersama-sama
menjaga kehamilan ibu.
Kultural : tidak ada kebudayaan yang dapat mempengaruhi
kehamilan
Spiritual : tetap dapat menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan
ibu, tidak ada kepercayaan dalam agama yang dapat
mempengaruhi kehamilan

O.

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis
Keadaan emosional : baik
b. Antropometri
Tinggi badan : 168 cm
Berat badan sebelum hamil : 48 Kg

33
Berat badan saat ini : 58 Kg
Lila : 24 cm
IMT : 17,1
c. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84x /menit
Suhu : 36,7 oC
Pernapasan : 18x /menit
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : bersih, warna rambut hitam, distribusi rambut merata, tidak ada
nyeri tekan, tidak teraba oedem atau massa.
Wajah : simetris, tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum pada bagian
pipi
Mata : simetris, tidak ada oedem pada palpebral, sclera putih,
konjungtiva merah muda, tidak ada gangguan pengelihatan.
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung
Telinga : simetris, terdapat serumen pada kedua telinga, tidak ada
gangguan pendengaran
Mulut : simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada pembesaran tonsil dan
ovula, terdapat lubang pada gigi geraham, lidah merah muda dan
tremor.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, tidak ada
bendungan pada vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada rentraksi dinding dada,
Payudara : simetris, terdapat hiperpigmentasi pada areola dan putting, putting
susu menonjol, tidak teraba massa, terdapat pengeluaran
kolostrum.
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra dan
setriae
TFU : 27 cm
Leopold I : teraba bagian janin bulat, tidak melenting pada bagian
34
fundus yaitu bokong.
Leopold II : teraba bagian janin memanjang seperti papan pada sisi kiri
abdomen yaitu punggung dan teraba bagian kecil janin pada
isi kanan abdomen yaitu ekstermitas.
Leopold III : teraba bagian janin keras, bulat, dan melenting pada
segmen bawah rahim, kepala sudah masuk PAP dan tidak
dapat digoyangkan
Leopold IV : Divergen
DJJ : 154x /menit
TBJ : (TFU-11)x155 = (27-11)x155 = 2480 gram
Genetalia : terdapat pengeluaran cairan keputihan, tidak ada vertices dan
pembesaran kelenjer bartolini
Anus : terdapat haemoroid
Ekstermitas
Atas : simetris, kuku jari tangan panjang, tidak oedem, rekflesk trisep
dan bisep positif, CRT <2dtk
Bawah : simetris, tidak oedem, rekleks patella positif, human sign
negative, CRT <2dtk

3. Pemeriksaann Khusus
Tidak dilakukan

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Tanggal : 1 maret 2021
Haemoglobin : 12,1 gr/dL

A.
Diagnosis : GIIP1001 usia kehamilan 38 minggu 3 hari, janin tunggal hidup
intrauterin
Masalah : nyeri perut bagian bawah
35
Diagnosis potensial : tidak ada
Masalah potensial : tidak ada
Kebutuhan segera : tidak ada

P.

No. Tanggal Penatalaksanaan

Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu


normal TB=168cm, BB=58kg, LILA= 24cm, IMT= 17,1,
1. 1/03/2021 TD= 120/80 mmHg, N= 84x/i, T= 36,7 oC, RR= 18x/i, dan
keadaan janin baik DJJ=154x/i; ibu mengetahui kondisi
janin dan dirinya saat ini

Memberi KIE mengenai keluhan yang dialami ibu yaitu


nyeri perut bagian bawah, hal tersebut merupakan keluhan
yang normal dialami oleh ibu hamil dikarenakan ukuran
Rahim yang semakin membesar dan menyebabkan otot-otot
disekitar perut meregang dan tertarik sehingga terasa nyeri,
2.
selain itu pada trimester ke tiga terjadi penurunan kepala ke
panggul ibu menyebabkan tekanan yang lebih besar pada
kandung kemih sehingga menyebabkan ibu merasa nyeri dan
meningkatnya frekuensi berkemih; ibu mengetahui
penyebab nyeri perut bagian bawah yang dialaminya.

3. Memberi KIE ketidaknyamanan pada trimester III yang


mungkin dialami ibu antara lain sakit pinggang/punggung
karena meningkatnya berat janin yang dapat mempengaruhi
postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan pada tulang
belakang, sulit BAB karena meningkatnya hormone
progesterone yang menyebabkan relaksasui otot pada usus
sehingga menurunnya peristaltic usus dan menyebabkan
konstipasi, sering BAK karena adanya tekanan pada
36
kandung kemih akibat pembesaran Rahim dan penurunan
kepala ke rongga panggul, dan bengkak pada kaki dan
tangan yang disebabkan oleh perubahan hormonal dan
adanya tekanan pada vena yang menyebabkan gangguan
sirkulasi sehingga terjadi begkak pada ekstermitas; ibu
mengetahui ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III

Memberi KIE mengenai persiapan persalinan yaitu dengan


ibu mempersiapkan diri sebelum menghadapi persalinan,
mengikuti kelas ibu hamil dapat memberi memberi wawasan
lebih banyak bagi ibu, selain itu mempersiapkan tas yang
4.
berisi perlengkapan ibu seperti jarik, baju bersih, pembalut,
serta perlengkapan bayi seperti topi, baju dan celana bayi,
kain lampin, dan popok; ibu bersedia menyiapkan
perlengkapan persalinan

Memberi KIE mengenai Program Perencanaan Persalinan


dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yaitu menganjurkan ibu
untuk menyiapkan calon pendonor darah, menyiapkan
tabungan/dana persalinan, menyiapkan kendaraan,
5. merencanakan penggunaan kontrasepsi pasca salin, serta
mempersiapkan tempat bersalin agar persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan yang kompeten; ibu memahami
mengenai P4K dan bersedia merencanakan persalinan yang
aman.

Memberi KIE mengenai tanda-tanda persalinan antara lain


adanya kontraksi yang sering dan teratur setiap 10 menit,
6. adanya pengeluaran lender bercampur darah, serta adanya
pengeluaran cairan ketuban; ibu mengetahui tanda-tanda
persalinan.

37
Memberi KIE mengenai perawatan payudara yaitu dengan
rutin membersihkan putting susu dengan air hangat dan
kapas dan membasuh hingga bersih saat mandi,
menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang dapat
7.
membantu produksi ASI seperti daun katu, daun kelor, dan
bayam sehingga setelah bersalin diharapkan ibu sudah siap
menyusui bayinya; ibu bersedia melakukan perawatan
payudara.

Menganjurkan ibu untuk melanjutkan konsumsi vitamin dan


8. tablet Fe yang ada dirumah secara rutin; ibu bersedia
menghabiskan vitamin dan tablet Fe yang masih ada.

Menjadwalkan kunjungan ulang 1 minggu yang akan datang


pada tanggal 8 Maret 2021 atau jika ibu memiliki keluhan
atau terdapat tanda-tanda persalinan dapat segera
9.
memeriksakan diri ke Puskesmas atau tempat pelayanan
kesehatan terdekat; ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
sesuai jadwal atau jika memiliki keluhan.

38
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data Dasar


Pada pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) pada tanggal 1 Maret
2021. Dilakukan pengkajian dan pemeriksaan kehamilan meliputi
pemeriksaan fisik lengkap. Pada tahap pengkajian yang dilakukan pada Ibu I
GIIP1001 kehamilan trimester III didapatkan data sebagai berikut : umur Ibu I
26 tahun, usia kehamilan 38 minggu 3 hari, KU ibu baik, TD : 120/80
mmHg, N : 84 x/menit, R : 18 x/menit, T : 36,7 ºC, TB : 168 cm, BB
sebelum hamil : 48 Kg, BB saat ini : 58 Kg, LILA : 24 cm.
Usia Ibu I adalah 26 tahun hal ini sesuai dengan usia ideal ibu untuk
hamil yaitu 20-35 tahun, kehamilan diatas usia 35 tahun tergolong berisiko
tinggi, dan memiliki kemungkinan mengakibatkan Sindrom Down. (Nadesul,
2008). Usia yang ideal untuk hamil dan melahirkan adalah umur 20–35 tahun
dimana pada usia tersebut memiliki risiko yang lebih rendah untuk terjadinya
komplikasi dalam kehamilan maupun persalinan (Sukorini U, 2017). Dalam
penelitian Prihandini, Pujiastuti & Hastuti (2016) menyatakan perempuan
dengan usia <20 tahun masih memiliki sisi psikologis yang belum matang,
perkembangan otot-otot rahim belum cukup baik kekuatan dan kontraksinya,
dan sistem hormonal belum terkoordinasi lancar dan belum stabil sedangkan
perempuan usia >35 tahun akan disertai dengan penyakit kronis seperti
hipertensi, serta sel telur dan kondisi rahim akan mengalami penurunan
kesuburannya. Faktor psikologis pada ibu usia <20 tahun memiliki kondisi
yang labil, reasa tidak siap akan kehamilannya dan perasaan tertekan pada
kasus kehamilan yang tidak diinginkan serta mendapat cercaan dari keluarga,
teman atau lingkungan masyarakatakan menambah stres ibu. Masalah yang
dihadapi wanita hamil berusia lebih tua (35 atau lebih) biasanya merupakan
akibat dari penyakit kronis seperti hipertensi yang lebih sering terjadi pada
39
wanita yang beranjak tua dimana dapat mening-katkan risiko aborsi spontan,
persalinan premature, gengguan pertumbuhan intrauterin, makrosomia, dan
bayi lahir mati pada gravida lebih tua.
Ibu memiliki keluhan nyeri perut bagian bawah, sesuai dengan teori
nyeri perut bagian bawah selama hamil terjadi akibat peregangan dan
penekanan berat uterus yang meningkat pesat pada ligamentum teres uteri
(Varney, 2007). Nyeri perut bagian bawah disebabkan karena terjadinya
penurunan kepala janin ke rongga panggul sehinga menekan organ yang ada
di daerah perut bagian bawah seperti vesika urinaria, oleh sebab itu selain
terasa nyeri juga berdampak pada meningkatnya frekuensi berkemih (Sutanto
& Fitriana, 2018). Menurut Adrianz (2018) pada kehamilan trimester III
terdapat ketidaknyamanan yang mungkin terjadi antara lain sakit pinggang
dan punggung, konstipasi, meningkatnya frekuensi berkemih, nyeri perut
bagian bawah, timbul varices, serta bangkak pada kaki dan tangan. Selain itu
dalam penelitian Kusmiyati & Yuni (2019) menyatakan bahwa ibu hamil
akan mengalami ketidaknyamanan pada Trimester III yaitu sering kencing,
sesak nafas, pegal-pegal, nyeri perut bagian bawah.
Dari data didapatkan hasil bahwa kenaikan berat badan ibu selama
hamil adalah 10 Kg. Berdasarkan perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) ibu
sebelum hamil didapatkan hasil 17,1 atau masuk dalam kategori rendah. Hal
tersebut tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ibu hamil dengan
ketegori IMT rendah (<18,5) dianjurkan dapat menaikan berat badan
sebanyak 12,5 Kg pada akhir kehamilan (Mitayani, 2010). Kenaikan berat
badan yang dianjurkan selama kehamilan trimester III adalah 0,3-0,5 Kg
perminggu, sekitar 60% kenaikan berat badan ibu dipengaruhi oleh
penimbunan lemak tubuh serta jaringan janin dan perkembangan otak janin
yang pesat (Pantiawati, 2016). Faktor-fakto yang mempengaruhi kenaikan
berat badan ibu hamil pada trimester ke-3 meliputi faktor pengetahuan ibu
mengenai nutrisi selama hamil, faktor sosial yaitu pekerjaan atau aktifitas ibu
dan faktor usia ibu hamil (Arisman, 2017).

40
Jarak kehamilan ini dari kehamilan sebelumnya adalah 5 tahun, hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan jarak ideal antar kehamilan adalah 2-5
tahun. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dianggap menganggu kesehatan
karena ibu belum benar-benar pulih dari persalinan sebelumnya dan masih
dalam masa menyusui (Nathan, 2013). Jarak kehamilan terlalu dekat adalah
jarak antara kehamilan satu dengan kehamilan berikutnya <2 tahun (24
bulan). Pada saat itu kondisi rahim ibu belum pulih sempurna dan waktu ibu
menyusui dan merawat bayinya menjadi berkurang (Kemenkes RI, 2016).
Penelitian yang dilaporkan dalam Journal Of The American Medical
Assosciation menyatakan bahwa ibu yang sudah hamil kembali setelah 6
bulan kelahiran meningkatkan risiko melahirkan prematur dan meningkatkan
61% risiko anak lahir dengan berat badan yang rendah (Saraswati C, 2017).
Jarak kehamilan yang terlalu jauh (atau > 10 tahun) maupun terlalu dekat (< 2
tahun), sama-sama memiliki risiko terhadap kesehatan ibu dan janin, hal ini
juga ditunjukan pada kartu skor poedji rochyati yang digunakan sebagai alat
deteksi dini komplikasi (Laili & Masruroh, 2018).
Pada pemeriksaan fisik telah terdapat pengeluaran kolostrum,
Pengeluaran colostrum pada kehamilan sesuai dengan teori yang menyatakan
tubuh ibu hamil mulai memproduksi kolostrum pada usia kehamilan tiga
sampai empat bulan, pada usia kehamilan tersebut hormon prolaktin dari
hipofisisanterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan
colostrum yang pada umumnya akan keluar sedikit menjelang akhir
kehamilan (Irawati, 2010). Menurut Dewi, VNL dan Sunarsih, T (2016)
cairan pertama yang diperoleh bayi pada ibunya adalah colostrum. Colostrum
mengandung zat yang kaya akan protein, mineral, dan antibodi dari pada ASI
yang telah matur. Dari hasil penelitian (Laili & Masruroh, 2018) diperoleh
hasil bahwa 58,6% ibu hamil trimester III mengalami pengeluaran colostrum
dan 41,4% dari responden tidak ada pengeluaran colostrum hingga menjelang
persalinan. Pada akhir masa kehamilan payudara akan memproduksi
colostrum walaupun jumlah air susu yang dapat dihasilkan belum banyak.
Kondisi yang demikian disebabkan oleh kerja dari hormon progesteron. Saat
41
bersalin, saat plasenta keluar dari tubuh, kadar progesteron langsung turun
secara drastis, sedangkan hormon prolaktin tetap tinggi. Keadaan yang
demikian membuat produksi ASI meningkat jumlahnya. Kekebalan bayi akan
bertambah dengan adanya kandungan zat-zat dan vitamin yang terdapat pada
air susu ibu tersebut, serta volum colostrum yang meningkat dan ditambah
dengan adanya isapan bayi baru lahir secara terus menerus (Bahiyatun, 2014).
Pada pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada tanggal 1 Maret
2021 dilakukan pemeriksaan kadar haemoglobin didapatkan hasil Hb 12,1
gr/dL yaitu dalam kategori normal. Kadar haemoglobin pada ibu hamil yang
dianjurkan oleh WHO >11 gr/dL. Menurut teori menyatakan ibu hamil akan
mengalami perubahan fisiologis yang mempengaruhi jumlah sel darah normal
pada kehamilan yang dimulai sejak trimester pertama hingga menjelang
minggu ke-32 yang menyebabkan ibu mengalami anemia fisiologis
(Manuaba, 2010). Tetapi pada Ibu I kadar hemoglobin jumlahnya normal hal
tersebut dapat terjadi karena konsumsi makanan ibu yang tinggi zat besi,
konsumsi tablet Fe yang adekuat bersamaan dengan konsumsi vitamin C,
serta ibu yang tidak suka mengkonsumsi minuman seperti teh dan kopi.

B. Interpretasi Data Dasar


Data yang didapatkan dalam konsep asuhan kebidanan kehamilan
trimester III yang ditemukan dalam lahan praktik di Puskesmas Muara Badak
pada Ibu I GIIP1001 usia kehamilan 38 minggu 3 hari penulis menegakkan
diagnose sesuai nomenklatur kebidanan.

C. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Diagnosa ditegakkan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang dianalisis
untuk menentukan masalah dan kemungkinan penyebab dari konsep dasar
asuhan kebidanan. Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada
masalah atau penyakit yang berpotensi mengganggu kesehatan dan kehamilan
ibu.

42
D. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera
Pada kasus yang ditemukan di lahan praktek pada ibu I usia kehamilan 38
minggu 3 hari tidak ada tindakan kebutuhan segera yang perlu dilakukan.

E. Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh


Pada tahap perencanaan asuhan pada ibu I usia kehamilan 38 minggu 3 hari
antara lain pemberian asuhan sejumlah 8 yaitu : pemeriksaan fisik, pemberian
konseling informasi dan edukasi mengenai persiapan persalinan, Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K),
ketidaknyamanan pada trimester ke-3, tanda-tanda persalinan, perawatan
payudara, pemberian suplemen vitamin dan tablet Fe, serta menjadwalkan
kunjungan ulang.

F. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan dari 8 asuhan yang direncanakan terdapat 1 asuhan yang
tidak diberikan yaitu pemberian vitamin dan tablet Fe, asuhan tersebut tidak
diberikan karena ibu masih memiliki vitamin dan Tablet Fe dirumah yang
diperoleh dari kunjungan antenatal care sebelumnya

G. Evaluasi
Secara keseluruhan asuhan kebidanan pada Ny.I dengan asuhan pada
kehamilan trimester III dengan nyeri perut bagian bawah sudah diberikan
dengan baik.
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus

43
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kasus yang dibahas pada laporan ini adalah asuhan pada ibu hamil
fisiologis trimester III pada Ibu I umur 26 tahun GIIP1001 usia kehamilan 38
minggu 3 hari. Berdasarkan hasil pengkajian, pemeriksaan fisik, evaluasi dan
pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, pelaksanaan asuhan
kebidanan kehamilan di Puskesmas Muara Badak telah dilakukan dengan
baik dan terdapat hubungan timbal balik antara ibu dengan mahasiswa.

B. Saran
Setelah menyimpulkan proses kegiatan asuhan kebidanan pada
kehamilan trimester III maka terdapat beberapa saran yang diajukan, antara
lain:
1. Bagi ibu, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin selama hamil untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan
janin.
2. Bagi tenaga kesehatan, diharapkan agar memberikan pelayanan sesuai
dengan standar yang berlaku agar dapat menghasilkan pelayanan yang
berkualitas

44
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, R., Wahyuddin. 2017. Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis


Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil Di Puskesmas Bantimurung. Jurnal
Medika Nusantara Vol. 25 No. 2.

Basri, H., Akbar, R., & Dwinata, I. (2018). Faktor Yang Berhubungan Dengan
Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Kota Makassar. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, 14(2), 21. Https://Doi.Org/10.24853/Jkk.14.2.21-30

Dinas Kesehatan Kota Samarinda. 2017. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun
2016. Samarinda

Fahlevie, E., & Semadi, I. N. (2019). Prevalensi Varises Tungkai Pada Ibu Hamil
Di Puskesmas Wilayah Denpasar Selatan 1. 8(8), 5–9.

Halimatussakdiah, H., & Mediawati, M. (2016). Pengaruh Perubahan Fisiologis


Ibu Hamil Terhadap Antropometri Bayi Baru Lahir Di Aceh Besar. Idea
Nursing Journal, 3(1), 32–41.

Isdiaty & Ungsianik. 2016. Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan Dan Perilaku
Perawatan Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester Iii. Jurnal Keperawatan
Indonesia.

Kementerian Kesehatan Ri. 2016. Buku Kia. Jakarta

Kementerian Kesehatan Ri. 2018. Survei Demogravi Dan Kesehatan Indonesia


2017. Jakarta

Kementerian Kesehatan Ri. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di


Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Londok, Lengkong, & Suparman. (2016). Karakteristik Perdarahan Antepartum


45
Dan Perdarahan Postpartum. Jurnal E-Biomedik (Ebm), 1, 614–620.

Mail, E. (2020). Attitude Of Pregnant Women During Trimester 2 Nd And 3 Rd


Toward Physiological Changes. Jurnal Kebidanan, 9(2), 83–89.
Https://Akbid-Dharmahusada-Kediri.E-Journal.Id/Jkdh/Index

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan Kb. Jakarta: Egc

Mandriwati, G. A. 2012. Asuhan Kebidanan Antenatal Edisi 2. Jakarta: Egc

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: Egc

Peraturan Menteri Kesehatan No. 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan


Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan
Kesehatan Seksual

Putri, V., Rahmiati, L., & Andrianie, K. (2018). Gambaran Kebiasaan Ibu Hamil
Dalam Mengatasi Ketidaknyamanan Selama Kehamilan Di Rsud R.
Syamsudin, Sh. Jurnal Sehat Masada, Xii, 31–40.

Rahmawati, L., & Ningsih, M. (2017). Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Perubahan Psikologis Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pariaman.
Jurnal Ilmiah Kebidanan, 8(February), 1–9.

Rustikayanti, Ek, Al. 2016. Korelasi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan
Tingkat Kepuasan Seksual Suami. Midwife Jurnal.

Sandra, D. (2018). Tanda Bahaya Kehamilan Lanjut. In Вестник


Росздравнадзора (Vol. 4).

Sri, H., & Mubarokah, K. (2018). Kondisi Demografi Ibu Dan Suami Pada Kasus
Kematian Ibu. Higeia Journal Of Public Health Research And Development,
3(5), 99–108. Https://Doi.Org/10.15294/Higeia/V3i1/23060

Suryani & Handayani. 2018. Senam Hamil Dan Ketidaknyamanan Ibu Hamil
46
Trimester Ketiga. Midwifw Journal

Sutanto, A. V., & Fitriana, Y. (2018). Perubahan Fisiologis Kehamilan. 7–32.

47

Anda mungkin juga menyukai