PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pelayanan kesehatan selama masa kehamilan, persalinan dan nifas
sangat penting bagi keberlangsungan hidup ibu dan bayi, termasuk dalam
upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Pelayanan
kesehatan ibu menjadi prioritas utama pembangunan kesehatan nasional
maupun global (Kemenkes RI, 2018). Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 97 Tahun 2014 mengamanatkan bahwa pelayanan kesehatan ibu
selama kehamilan dilakukan melalui pelayanan pemeriksaan kehamilan
(selanjutnya disebut antenatal care atau ANC) yang komprehensif dan
berkualitas, guna mempersiapkan persalinan yang bersih, aman dan sehat
(Kemenkes RI, 2014).
Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama
sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan dalam upaya percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang terampil melakukan procedural
klinis dengan kemampuan analisis, kritis, dan tepat dalam penatalaksanaan
asuhan pada perempuan. Keterlibatan bidan dalam asuhan normal dan
fisiologis sangat menentukan demi penyelamatan jiwa ibu dan bayi oleh
karena wewenang dan tanggung jawab profesionalnya sangat berbeda
dengan tenaga kesehatan lain (Kemenkes RI, 2018). Hal ini merupakan
upaya untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDG’s)
atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dalam menurunkan AKI
secara global kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2030.
Penyebab utama kematian ibu hamil adalah perdarahan, hipertensi,
infeksi, dan penyebab tidak langsung, sebagian besar karena interaksi
antara kondisi medis yang sudah ada dan kehamilan (WHO, 2018).
1
Kematian ibu tertinggi pada tahun 2015 adalah karena eklampsia (34%),
kedua adalah karena perdarahan (28%), disebabkan karena penyakit
(26%), dan lain-lain (12%) (Sri & Mubarokah, 2018). Laporan Survei
Demokrasi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) selama 5 tahun terakhir
menyatakan gangguan atau komplikasi kehamilan yang dialami oleh
wanita 15-49 tahun adalah delapan dari sepuluh (81%) wanita tidak
mengalami komplikasi selama hamil dan 19% lainnya mengalami
komplikasi. Di antara wanita yang mengalami komplikasi kehamilan, 5%
mengalami perdarahan berlebihan, masing-masing 3% mengalami muntah
terus menerus dan bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala yang
disertai kejang, serta masing-masing 2% mengalami mulas sebelum 9
bulan dan ketuban pecah dini serta 9% wanita mengalami keluhan
kehamilan lainnya, di antaranya demam tinggi, kejang dan pingsan,
anemia serta hipertensi (Kemenkes RI, 2017).
Data profil kesehatan Indonesia menyatakan AKI di Indonesia 305
per 100.000 KH pda tahun 2015 (Kemenkes RI, 2018). Sedangkan SDKI
di tahun 2017 menyatakan AKB di Indonesia dalam 5 tahun terakhir
adalah 24 per 1000 KH, artinya 1 dari 24 bayi meninggal sebelum berusia
satu tahun (Kemenkes RI, 2018). Dinas kesehatan kota samarinda pada
tahun 2017 menyatakan jumlah AKI sebanyak 15 per 100.000 KH,
sedangkan pada tahun yang sama AKB di kota samarinda sejumlah 95 per
1000 KH (Dinkes Kota Samarinda, 2017). Berdasarkan latar belakang di
atas maka sangat penting bagi seorang bidan untuk memberikan asuhan
kebidanan secara komprehensif pada ibu sebagai kontribusi untuk
menurunkan AKI.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memberikan Asuhan Kebidanan bedasarkan
pendekatan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP
pada kasus Kehamilan Trimester III.
2
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori kehamilan trimester III.
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada kasus
kehamilan trimester III berdasarkan 7 langkah Varney
c. Melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan trimester III dengan
pendekatan Varney, yang terdiri dari:
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasi data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis/ masalah potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
d. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada kehamilan
trimester III dalam bentuk catatan SOAP
e. Membahas adanya kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
sehat dan cerdas; b. deteksi dini masalah, penyakit dan
penyulit/komplikasi kehamilan; c. penyiapan persalinan yang bersih dan
aman; d. perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi; e. penatalaksanaan kasus serta
rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan; dan f. melibatkan ibu
hamil, suami, dan keluarganya dalam menjaga kesehatan dan gizi ibu
hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi
penyulit/komplikasi (Permenkes No 97 Tahun 2014).
5
Td 2 1 bulan setelah Td 3 tahun
6
seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga
sebagai periode penantian (Vivian, 2015).
12
melihat darimana asal cairan, kemudian pemeriksaan reaksi Ph
basa.
c. Gerakan janin tidak terasa
Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah
usia kehamilan 28 minggu atau selama persalinan, maka waspada
terhadap kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin
dalam uterus. Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat
terjadi pada solusio plasenta dan ruptur uteri.
Janin harus bergerak paling sedikit 10 gerakan dalam 12
jam. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu
berbaring/beristirahat, makan dan minum. (Kusumawati, 2014).
Jika ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah usia 28 minggu
atau saat memasuki persalinan, maka perlu diwaspadai terjadinya
gawat janin atau kematian janin dalam uterus (Sandra, 2018).
d. Nyeri perut hebat
Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur
uteri, solusio plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur
uteri disertai syokk, perdarahan intraabdomen dan atau
pervaginam, kontur uterus yang abnormal, serta gawat janin atau
DJJ tidak ada.
Nyeri pada daerah abdomen yang tidak berhubungan
dengan persalinan normal adalah suatu kelainan. Nyeri abdomen
yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah nyeri perut yang
hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, terkadang
dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir (Sandra, 2018).
e. Sakit kepala hebat
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah tertentu
adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat
(Prawirohardjo, 2010). Sakit kepala yang menunjukkan suatu
masalah serius adalah sakit kepala hebat, menetap dan tidak hilang
dengan beristriahat. Terkadang karena sakit kepala yang hebat
13
tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi
kabur atau berbayang (Sandra, 2018). Sakit kepala yang hebat
dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsi. Perubahan visual
(penglihataan) secara tiba-tiba (pandangan kabur) dapat berubah
pada masa kehamilan (Kusumawati, 2014).
f. Tekanan darah tinggi
Kenaikan tekanan darah tinggi baik sistole maupun diastole
setelah 20 minggu usia kehamilan. Apabila diikuti dengan protein
urine yang postif dan bengkak pada wajah dan kaki.
Salah satu penyebab kematian ibu hamil yaitu hipertensi
dalam kehamilan. Hipertensi ini terjadi karena berbagai macam
faktor yang sudah dilakukan penelitian dari beberapa penelitian
ditemukan faktor-faktornya yaitu umur, tingkat pendidikan,
dukungan keluarga, stres, penambahan berat badan dan dukungan
keluarga (Basri et al., 2018).
Suku : Suku :
Agama : Agama :
Pekerjaan : Pekerjaan :
No. Register :
17
berbuih, dan selanjutnya koma diluar
kehamilan, dan bersifat menurun.
18
pembedahan dapat menyebabkan komplikasi baik pada
ibu maupun janin
Lain-lain
Lain-lain
5. Riwayat Menstruasi
HPHT : merupakan dasar untuk menentukan usia
kehamilan dan perkiraan taksiran partus
Siklus : 3-8 hari (Mochtar, 2011)
Siklus : 28 ± 7 hari
Jumlah :
6. Riwayat Obstetric
20
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N
T Abnor
o. Suam U Pe Je Pn Pe J BB/ Laktas pen
Anak mp H M malita
i K ny nis lg ny K PB i y
t s
1 1 Hamil ini
21
PID : Radang panggul atau pelvic inflammatory
disease (PID) dapat menyebabkan nyeri panggul
kronis dan kehamilan ektopik
Lain-lain :
9. Riwayat Kontrasepsi
Alat kontrasepsi yang digunakan sebelum kehamilan dapat
mempengaruhi hormon yang merupakan faktor penting dalam
masa kehamilan.
Jenis :
Lama pemakaian :
Keluhan/ efek samping pemakaian :
Kapan penghentian pemakaian kontrasepsi :
Pola Keterangan
22
jam setiap hari, 8 jam setiap tidur malam.
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 60-90x/menit
Pernapasan : 12-20x/menit
Suhu : 36,5-37,5oC
Antropometri:
LILA :
Tinggi Badan:
Berat badan sebelum hamil:
Berat badan sekarang: Berat badan sangat besar pengaruhnya
pada kesuburan. Karena berat badan kurang
atau berlebihan, keseimbangan homon
dalam tubuh akan terganggu.
- BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)
- BMI 18.5 – 24 = normal
- BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight)
- BMI > 30 = obesitas
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : tidak ada lesi, konstruksi mbut lebat, distribusi
rambut merata, tekstur rambut halus, rambut bersih
24
Wajah : ada/tidak hiperpigmentasi, oedema/tidak,
pucat/tidak
Mata : konjungtiva warna merah muda, sclera putih, tidak
ada oedem pada palpebra, ada/tidak gangguan
pengelihatan
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada peradangan, tidak
ada pengeluaran sekret
Mulut dan gigi : bibir warna merah muda, terdapat peningkatan
jumlah mukosa, tidak ada caries dentis, tidak ada
stomatitis, lidah bersih berwarna merah muda dan
tremor
Telinga/Pendengaran: bersih, tidak ada pengeluaran cairan, tidak
ada gangguan pendengaran
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe.
Tidak ada bendungan pada vena jugularis
Payudara : simetris, ada/tidak pengeluaran kolostrum, putting
Susu menonjol/tenggelam/datar,ada/tidak
hiperpigmentasi
Abdomen : pembesaran sesuai kehamilan, terdapat linea nigra
dan striae, tidak ada luka bekas operasi
TFU :
25
½ pusat dan prosesus xifodeus 32 minggu
PBJ (perkiraan berat janin) = Tinggi Fundus (cm) – n (11 atau 12) x 155
26
oedem, tidak ada vertices, tidak ada hemoroid pada
anus
Ekstermitas
Ekstermitas atas : simetris, tidak oedem, reflex trisep
bisep positif, CRT < 2 dtk
Ekstermitas bawah : simtris, tidak oedem, rekfleks
patellah positif, human sign negative,
CRT <2dtk
3. Pemeriksaan Khusus
a. Pemeriksaan panggul (jika perlu)
b. Pemeriksaan dalam (jika perlu)
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan urine : protein urine
Pemeriksaan darah : haemoglobin, Golongan darah
b. Pemeriksaan USG
Untuk mengetahui pertumbuhan janin dan apakah persalinan
cukup bulan atau tidak juga dapat diketahui taksiran berat
janin, letak plasenta, jumlah air ketuban serta adanya lilitan
tali pusat.
c. Pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya
V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasi.
1. Memberitahu hasil pemeriksaan.
2. Memberi KIE tentang perubahan fisik pada kehamilan trimester
III.
28
3. Memberi KIE perubahan psikologis pada kehamilan trimester
III.
4. Memberi KIE ketidaknyamanan yang mungkin terjadi pada
kehamilan trimester III.
5. Memberikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan
trimester III.
6. Memberi KIE tentang nutrisi ibu hamil.
7. Memberi KIE mengenai persiapan persalinan.
8. Menjadwalkan kunjungan ulang minimal 2 kali pada trimester
III atau jika merasakan adanya keluhan.
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang kebersihan dan
keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
BAB III
29
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
S.
1. Identitas
Umur : 26 th Umur : 26 th
30
Tidak ada riwayat alergi dan penyakit seperti hipertensi, asma, DM, TBC,
hepatitis B atau penyakit menurun dan menular lainnya yang dapat
mempengaruhi kehamilan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga seperti hipertensi, asma, DM,
TBC, atau penyakit lainnya yang dapat mempengaruhi kehamilan ibu.
5. Riwayat menstruasi
HPHT : 5-06-2020
TP : 12-03-2021
Siklus : 28 hari/ 5-6 hari tiap siklus
Jumlah : 3-4 kali ganti pembalut perhari
Usia menarche : 12 tahun
6. Riwayat obstertri
2700 -
At 5
1. Tn.T I - SC DR RS PEB P gr/ 50 - 3 bln -
m th
cm
31
berupa nyeri perut bagian bawah hingga membuat ibu kesulitan berjalan. Ibu
rutin konsumsi vitamin dan tablet Fe setiap harinya, status imunisasi Td4,
serta ibu telah mendapatkan pendidikan kesehatan seputar kehamilan.
8. Riwayat ginekologi
Tidak ada rieayat penyakit seperti endometritis, mioma uteri, vaginitis, kista
ovarium, atau penyakit ginekologi lain yang dapat mempengaruhi kehamilan.
9. Riwayat kontrasepsi
Sebelumnya menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan, tidak ada keluhan
selama menggunakan kontrasepsi dan mulai menghentikan penggunaan KB
sejak tahun 2019.
Pola Keterangan
Makan 3 kali sehari dengan porsi nasi, sayur, dan lauk pauk, minum
Nutrisi 6-8 gelas perhari, tidak ada gangguan pada pola nutrisi. Konsumsi
susu ibu hamil 1 gelas perhari
32
Personal Mandi, ganti pakaian, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 1 kali sehari,
Hygiene ganti celana dalam 2-3 kali karena merasa rishi
O.
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis
Keadaan emosional : baik
b. Antropometri
Tinggi badan : 168 cm
Berat badan sebelum hamil : 48 Kg
33
Berat badan saat ini : 58 Kg
Lila : 24 cm
IMT : 17,1
c. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84x /menit
Suhu : 36,7 oC
Pernapasan : 18x /menit
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : bersih, warna rambut hitam, distribusi rambut merata, tidak ada
nyeri tekan, tidak teraba oedem atau massa.
Wajah : simetris, tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum pada bagian
pipi
Mata : simetris, tidak ada oedem pada palpebral, sclera putih,
konjungtiva merah muda, tidak ada gangguan pengelihatan.
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung
Telinga : simetris, terdapat serumen pada kedua telinga, tidak ada
gangguan pendengaran
Mulut : simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada pembesaran tonsil dan
ovula, terdapat lubang pada gigi geraham, lidah merah muda dan
tremor.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, tidak ada
bendungan pada vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada rentraksi dinding dada,
Payudara : simetris, terdapat hiperpigmentasi pada areola dan putting, putting
susu menonjol, tidak teraba massa, terdapat pengeluaran
kolostrum.
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra dan
setriae
TFU : 27 cm
Leopold I : teraba bagian janin bulat, tidak melenting pada bagian
34
fundus yaitu bokong.
Leopold II : teraba bagian janin memanjang seperti papan pada sisi kiri
abdomen yaitu punggung dan teraba bagian kecil janin pada
isi kanan abdomen yaitu ekstermitas.
Leopold III : teraba bagian janin keras, bulat, dan melenting pada
segmen bawah rahim, kepala sudah masuk PAP dan tidak
dapat digoyangkan
Leopold IV : Divergen
DJJ : 154x /menit
TBJ : (TFU-11)x155 = (27-11)x155 = 2480 gram
Genetalia : terdapat pengeluaran cairan keputihan, tidak ada vertices dan
pembesaran kelenjer bartolini
Anus : terdapat haemoroid
Ekstermitas
Atas : simetris, kuku jari tangan panjang, tidak oedem, rekflesk trisep
dan bisep positif, CRT <2dtk
Bawah : simetris, tidak oedem, rekleks patella positif, human sign
negative, CRT <2dtk
3. Pemeriksaann Khusus
Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Tanggal : 1 maret 2021
Haemoglobin : 12,1 gr/dL
A.
Diagnosis : GIIP1001 usia kehamilan 38 minggu 3 hari, janin tunggal hidup
intrauterin
Masalah : nyeri perut bagian bawah
35
Diagnosis potensial : tidak ada
Masalah potensial : tidak ada
Kebutuhan segera : tidak ada
P.
37
Memberi KIE mengenai perawatan payudara yaitu dengan
rutin membersihkan putting susu dengan air hangat dan
kapas dan membasuh hingga bersih saat mandi,
menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang dapat
7.
membantu produksi ASI seperti daun katu, daun kelor, dan
bayam sehingga setelah bersalin diharapkan ibu sudah siap
menyusui bayinya; ibu bersedia melakukan perawatan
payudara.
38
BAB IV
PEMBAHASAN
40
Jarak kehamilan ini dari kehamilan sebelumnya adalah 5 tahun, hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan jarak ideal antar kehamilan adalah 2-5
tahun. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dianggap menganggu kesehatan
karena ibu belum benar-benar pulih dari persalinan sebelumnya dan masih
dalam masa menyusui (Nathan, 2013). Jarak kehamilan terlalu dekat adalah
jarak antara kehamilan satu dengan kehamilan berikutnya <2 tahun (24
bulan). Pada saat itu kondisi rahim ibu belum pulih sempurna dan waktu ibu
menyusui dan merawat bayinya menjadi berkurang (Kemenkes RI, 2016).
Penelitian yang dilaporkan dalam Journal Of The American Medical
Assosciation menyatakan bahwa ibu yang sudah hamil kembali setelah 6
bulan kelahiran meningkatkan risiko melahirkan prematur dan meningkatkan
61% risiko anak lahir dengan berat badan yang rendah (Saraswati C, 2017).
Jarak kehamilan yang terlalu jauh (atau > 10 tahun) maupun terlalu dekat (< 2
tahun), sama-sama memiliki risiko terhadap kesehatan ibu dan janin, hal ini
juga ditunjukan pada kartu skor poedji rochyati yang digunakan sebagai alat
deteksi dini komplikasi (Laili & Masruroh, 2018).
Pada pemeriksaan fisik telah terdapat pengeluaran kolostrum,
Pengeluaran colostrum pada kehamilan sesuai dengan teori yang menyatakan
tubuh ibu hamil mulai memproduksi kolostrum pada usia kehamilan tiga
sampai empat bulan, pada usia kehamilan tersebut hormon prolaktin dari
hipofisisanterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan
colostrum yang pada umumnya akan keluar sedikit menjelang akhir
kehamilan (Irawati, 2010). Menurut Dewi, VNL dan Sunarsih, T (2016)
cairan pertama yang diperoleh bayi pada ibunya adalah colostrum. Colostrum
mengandung zat yang kaya akan protein, mineral, dan antibodi dari pada ASI
yang telah matur. Dari hasil penelitian (Laili & Masruroh, 2018) diperoleh
hasil bahwa 58,6% ibu hamil trimester III mengalami pengeluaran colostrum
dan 41,4% dari responden tidak ada pengeluaran colostrum hingga menjelang
persalinan. Pada akhir masa kehamilan payudara akan memproduksi
colostrum walaupun jumlah air susu yang dapat dihasilkan belum banyak.
Kondisi yang demikian disebabkan oleh kerja dari hormon progesteron. Saat
41
bersalin, saat plasenta keluar dari tubuh, kadar progesteron langsung turun
secara drastis, sedangkan hormon prolaktin tetap tinggi. Keadaan yang
demikian membuat produksi ASI meningkat jumlahnya. Kekebalan bayi akan
bertambah dengan adanya kandungan zat-zat dan vitamin yang terdapat pada
air susu ibu tersebut, serta volum colostrum yang meningkat dan ditambah
dengan adanya isapan bayi baru lahir secara terus menerus (Bahiyatun, 2014).
Pada pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada tanggal 1 Maret
2021 dilakukan pemeriksaan kadar haemoglobin didapatkan hasil Hb 12,1
gr/dL yaitu dalam kategori normal. Kadar haemoglobin pada ibu hamil yang
dianjurkan oleh WHO >11 gr/dL. Menurut teori menyatakan ibu hamil akan
mengalami perubahan fisiologis yang mempengaruhi jumlah sel darah normal
pada kehamilan yang dimulai sejak trimester pertama hingga menjelang
minggu ke-32 yang menyebabkan ibu mengalami anemia fisiologis
(Manuaba, 2010). Tetapi pada Ibu I kadar hemoglobin jumlahnya normal hal
tersebut dapat terjadi karena konsumsi makanan ibu yang tinggi zat besi,
konsumsi tablet Fe yang adekuat bersamaan dengan konsumsi vitamin C,
serta ibu yang tidak suka mengkonsumsi minuman seperti teh dan kopi.
42
D. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera
Pada kasus yang ditemukan di lahan praktek pada ibu I usia kehamilan 38
minggu 3 hari tidak ada tindakan kebutuhan segera yang perlu dilakukan.
F. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan dari 8 asuhan yang direncanakan terdapat 1 asuhan yang
tidak diberikan yaitu pemberian vitamin dan tablet Fe, asuhan tersebut tidak
diberikan karena ibu masih memiliki vitamin dan Tablet Fe dirumah yang
diperoleh dari kunjungan antenatal care sebelumnya
G. Evaluasi
Secara keseluruhan asuhan kebidanan pada Ny.I dengan asuhan pada
kehamilan trimester III dengan nyeri perut bagian bawah sudah diberikan
dengan baik.
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kasus yang dibahas pada laporan ini adalah asuhan pada ibu hamil
fisiologis trimester III pada Ibu I umur 26 tahun GIIP1001 usia kehamilan 38
minggu 3 hari. Berdasarkan hasil pengkajian, pemeriksaan fisik, evaluasi dan
pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, pelaksanaan asuhan
kebidanan kehamilan di Puskesmas Muara Badak telah dilakukan dengan
baik dan terdapat hubungan timbal balik antara ibu dengan mahasiswa.
B. Saran
Setelah menyimpulkan proses kegiatan asuhan kebidanan pada
kehamilan trimester III maka terdapat beberapa saran yang diajukan, antara
lain:
1. Bagi ibu, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin selama hamil untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan
janin.
2. Bagi tenaga kesehatan, diharapkan agar memberikan pelayanan sesuai
dengan standar yang berlaku agar dapat menghasilkan pelayanan yang
berkualitas
44
DAFTAR PUSTAKA
Basri, H., Akbar, R., & Dwinata, I. (2018). Faktor Yang Berhubungan Dengan
Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Kota Makassar. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, 14(2), 21. Https://Doi.Org/10.24853/Jkk.14.2.21-30
Dinas Kesehatan Kota Samarinda. 2017. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun
2016. Samarinda
Fahlevie, E., & Semadi, I. N. (2019). Prevalensi Varises Tungkai Pada Ibu Hamil
Di Puskesmas Wilayah Denpasar Selatan 1. 8(8), 5–9.
Isdiaty & Ungsianik. 2016. Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan Dan Perilaku
Perawatan Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester Iii. Jurnal Keperawatan
Indonesia.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan Kb. Jakarta: Egc
Putri, V., Rahmiati, L., & Andrianie, K. (2018). Gambaran Kebiasaan Ibu Hamil
Dalam Mengatasi Ketidaknyamanan Selama Kehamilan Di Rsud R.
Syamsudin, Sh. Jurnal Sehat Masada, Xii, 31–40.
Rahmawati, L., & Ningsih, M. (2017). Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Perubahan Psikologis Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pariaman.
Jurnal Ilmiah Kebidanan, 8(February), 1–9.
Rustikayanti, Ek, Al. 2016. Korelasi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan
Tingkat Kepuasan Seksual Suami. Midwife Jurnal.
Sri, H., & Mubarokah, K. (2018). Kondisi Demografi Ibu Dan Suami Pada Kasus
Kematian Ibu. Higeia Journal Of Public Health Research And Development,
3(5), 99–108. Https://Doi.Org/10.15294/Higeia/V3i1/23060
Suryani & Handayani. 2018. Senam Hamil Dan Ketidaknyamanan Ibu Hamil
46
Trimester Ketiga. Midwifw Journal
47