BAB I
PENDAHULUAN
dikategorikan siap dan sebaliknya bila mempersiapkan kurang dari keenam unsur
kesiapan persalinan dikategorikan tidak siap (Gitonga, 2014).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa masih rendahnya wanita yang
dikategorikan siap dalam kesiapan persalinan (Mutreja dan Kumar, 2015; Bintabara et al,
2015). Menurut Gebre et al (2015) salah satu faktor yang mendorong kesiapan persalinan
adalah kunjungan ANC. Terdapat proporsi kesiapan yang lebih tinggi pada wanita yang
melakukan kunjungan ANC 4 kali atau lebih dibandingkan yang melakukan kunjungan
ANC kurang dari 4 kali (Bintabara et al, 2015; Gitonga, 2014).
Pelayanan kesehatan masa hamil dapat diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang berlaku
(PMK 97, 2014). Pada umumnya 80-90% kehamilan berlangsung secara fisiologis, dan
hanya 10-20% kehamilan akan disertai dengan penyulit. Bidan dalam pelayanan
kesehatan ibu memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan antenatal pada
kehamilan normal (PMK 28, 2017). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
menunjukkan bahwa 88% pelayanan antenatal diberikan oleh bidan dan 52,5%
dilaksanakan di praktek bidan (Kemenkes RI, 2013).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. S G1P0A0 menggunakan
manajemen SOAP.
2.2.1 Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif pada
Ny. S G1P0A0 di Puskesmas Sidomulyo.
b. Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk Ny. S G1P0A0 di
Puskesmas Sidomulyo.
c. Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada Ny.
S G1P0A0 di Puskesmas Sidomulyo.
d. Dapat melakukan evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai
akhir pada Ny. S G1P0A0 di Puskesmas Sidomulyo.
e. Dapat melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Ny. S G1P0A0 di
Puskesmas Sidomulyo.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya
pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot
yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan
sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu
(Masriroh, 2013).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif
care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar
melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu
sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Winjosastro, 2002).
B. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui
masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan bayi
yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.
3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi yang dapat
muncul selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum,kebidanan dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman dengantrauma
seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan mempersiapkan ibu agar
dapat memberi asi secara eksklusif.
5
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agartumbuh
kembang secara normal.
7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematianneonatal.
(Bobak, 2004).
E. Adaptasi Fisiologi
1. Perubahan fisiologisi.
a. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram,
dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang muka belakang 22 cm.
Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh didaerah implantasi dari
ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrophy
dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda juga terbentuk sel-sel otot yang
baru. Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga saat
disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba bahwa
sewaktu pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat menjadi keras
dan kemudian lunak kembali (Kusmiyati, et al, 2008).
b. Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah menjadi
lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapat ditemukan sebulan setelah konsepsi.
Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dan
karena timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.
c. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
membiru, kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya regangnya bertambah
sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam masa
kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. Reaksi asam ini disebabkan
terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada
9
dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai
sifat bekterisida.
d. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis, tetapi
setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.
e. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie memanjang
atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang-kadang
garis-garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada seorang primi gravida
warnanya menbiru disebut striae lividae. Pada seorang multigravida, di samping
strie lividae, terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrick)
dari strie gravidarum yang disebut strie albicans.
f. Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae, papilla
mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala hyperpigmentasi ini
akan menghilang.
g. Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli.
Di bawah kulit payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang
meluas. Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acap
kalimengeluarkan colostrum. Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan
karena pengaruh hormonal.
h. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt,
tetapi penambahan volume plasma yang disebabkan oleh hydramia
lebih menonjolhingga biasanya kadar Hb turun.
2. Perubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan perubahan
status emosional seorang calon ibu. Bagi pasangan dengan perkawinan yang
10
G. Komplikasi Kehamilan
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013):
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8. Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. (Bobak, 2004).
H. Pemeriksaan Penunjang
1. LABORATORIUM
a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
2. USG
a) Jenis kelamin.
b) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).
laboratorium dan kadang-kadang dapat dideteksi dalam urine 14 hari setelah konsepsi
(Bobak, 2005).
Dengan TPP adalah taksiran perkiraan partus. Menurut Abdul Bahri Saifuddin
dalam Salmah dkk (2006), kunjungan antenatal untuk pemantauan pengawasan
kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali pemeriksaan selama kehamilan dalam
waktu sebagai berikut:
1. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan.
2. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan.
3. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali
kunjungankecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan
penatalaksanaanmedik lain, harus lebih sering dan intensif.
pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang berbeda untuk menemukan
bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba cembung dan resisten.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di atas
simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan menghembuskannya.
Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan menekan
sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika
disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV:
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk
ke pintu atas panggul. Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan
tangan turun ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan
bagian tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang
masuk baru sebagiankecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah,
divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga
panggul.
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta
ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya.
Pemeriksaan panggul luar.
Tujuan :
a. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak.
b. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya.
c. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.