Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena
mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan
pertama kehidupan bayi. World Health Organization (WHO) dan United
NationsChildrens Fund (UNICEF) merekomendasikan agar ibu menyusui
bayinya saat satu jam pertama setelah melahirkan dan melanjutkan hingga
usia 6 bulan pertama kehidupan bayi. Pengenalan makanan pelengkap
dengan nutrisi yang memadai dan aman diberikan saat bayi setelah usia 6
bulan dengan terus menyusui sampai 2 tahun atau lebih (WHO, 2016).
Dari penelitian Mahandan Stump menunjukan bahwa IQ pada bayi yang
diberi ASI memiliki 4,3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih
tinggi pada usia tiga tahun, dan 8, 3 point lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, di
bandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI (Rahmawati, 2013). Menurut
penelitian Edmond yang dilakukan di Ghana, apabila bayi segera menyusu
setelah lahir menunjukkan bahwa 16% kematian bayi dapat dicegah melalui
pemberian ASI pada bayi sejak hari pertamanya. Jika pemberian ASIserta
kontak kulit dilakukan selamasatu jam pertama setelah kelahiran bayimaka
22% kematian bayi dapat diselamatkan (Maryunani, 2012).Cakupan ASI
eksklusif di seluruh dunia hanya sekitar 36% selama periode 2007-2014
(WHO, 2016). Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia sebesar 54,3%,
dimana persentase tertinggi terdapat di Provinsi NTB sebesar 79,7% dan
terendah di Provinsi Maluku sebesar 25,2%. Sedangkan Sumatera Utara
menempati posisi kelima terendah dengan cakupan ASI eksklusif sebesar
41,3%. Angka ini jelas di bawah target WHO yang mengharuskan cakupan
ASI minimal 50 persen (Infodatin, 2014).
ASI eksklusif sangat sulit untuk dicapai tren prevalensinya bahkan masih
jauh dari target. Salah satu penyebab masih rendahnya cakupan ASI
Eksklusif adalah pada ibu yang aktif bekerja, upaya pemberian ASI Eksklusif
seringkali mengalami hambatan, meski itu bukan satu-satunya faktor
penyebab kegagalan serta gencarnya promosi produk susu formula
dikalangan masyarakat (Djitowiyono, 2010).
Ibu yang aktif bekerja, upaya pemberian ASI Eksklusif seringkali
mengalami hambatan lantaran singkatnya masa cuti hamil dan melahirkan
mengakibatkan sebelum masa pemberian ASI Eksklusif berakhir mereka
sudah harus kembali bekerja. Bagi ibu yang bekerja sebenarnya menyusui
tidak perlu dihentikan, jika memungkinakan bayi dapat dibawah ketempat
bekerja atau ibu bisa pulang ke rumah dan memberikan ASI pada bayinya .
Namun hal ini sangat sulit dlaksanakan karena sebagian besar tempat kerja
saat ini belum menyediakan sarana penitipan bayi atau pojok laktasi yaitu
tempat ibu memberikan ASI kepada bayinya. Alternatif lain yang dapat ibu
lakukan yaitu dengan cara pompa ASI atau pumping ASI. Ibu dapat
memompa ASI sebelum pergi bekerja, kemudian ASI dapat disimpan di
freezer dan bisa diberikan kepada bayi saat bayi haus atau lapar. Namun
sebagian besar ibu memlilih untuk tidak melaksanakan pompa ASI, alasanya
karena saat ibu menggunakan pompa ASI ibu akan merasakan
ketidaknyamanan bahkan ibu akan merasakan sakit saat menggunakan alat
pompa ASI tersebut, ibu akan menjadi ketergantungan terhadap alat pompa
ASI sehingga ketika ibu tidak membawa pompa ASI maka ibu tidak bisa
melakukan pemompaan ASI. Hal inilah yang menyebabkan banyak ibu
memilih memberikan susu formula dari pada harus melaksanakan pompa
ASI. (Azzisya, 2010).
Berdasarkan undang-undang peraturan pemerintah RI No.33 Tahun 2012
tentang pemberian ASI eksklusif, salah satunya adalah pasal 30 ayat 3 yang
isinya pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus
menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI sesuai
dengan kondisi kemampuan perusahaan (jika tidak, setiap pengurus tempat
kerjadan/atau penyelenggara tempat sarana umum yang tidak melaksanakan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dan ayat (3),atau
Pasal 34, dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan).
Menurut Depkes, menyusui merupakan hak setiap ibu tidak terkecuali
pada ibu yang bekerja, maka agar dapat terlaksananya pemberian ASI
dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai manfaat dari ASI dan menyusui
serta bagaimana melakukan manajemen laktasi. Selain itu diperlukan
dukungan dari pihak manajemen, lingkungan kerja, dan pemberdayaan
pekerja wanita sendiri (Fiddini, 2010).
Menurut Siregar, manajemen laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan
oleh ibu untuk menunjang keberhasilan menyusui. Manajemen laktasi dimulai
pada masa kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Pada
ibu bekerja ruang lingkup manajemen laktasi periode post natal meliputi ASI
eksklusif, cara menyusui, memeras ASI, menyimpan ASI peras dan
memberikan ASI peras (Putri, 2013).
Banyak ibu yang bekerja mengatakan hanya dapat cuti bekerja selama
tiga bulan sehingga tidak bisa menyusui eksklusif dan tidak mengerti tentang
manajemen ASI atau menyimpan ASI yang baik dan benar. Sehingga
memutuskan untuk memberikan susu formula untuk memenuhi kebutuhan
gizi bayi (Putri, 2013).
Menurut Siregar, manajemen laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan
oleh ibu untuk menunjang keberhasilan menyusui. Manajemen laktasi dimulai
pada masa kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Pada
ibu bekerja ruang lingkup manajemen laktasi periode post natal meliputi ASI
eksklusif, cara menyusui, memeras ASI, menyimpan ASI peras dan
memberikan ASI peras (Putri, 2013).

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan
pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen laktasi dan dukungan tempat
kerja denganperilaku ibu dalam pemberian ASI

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu bekerja tentang
manajemen laktasi dan dukungan tempat kerja dengan perilaku ibu dalam
pemberian ASI
2. Tujuan Khusus.
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen
laktasi
b. Untuk mengetahui dukungan tempat kerja ibu dalam pemberian ASI
c. Untuk mengetahui perilaku ibu dalam pemberian
d. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan ibu bekerja tentang
manajemen laktasi dengan perilaku ibu dalam pemberian
e. Untuk menganalisis dukungan tempat kerja dengan perilaku ibu
dalam pemberian ASI
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengalaman peneliti dalam
mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama berkuliah dijurusan
Kebidanan
2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai salah satu sumber informasi dan dapat menambah pengetahuan
mengenai hubungan pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen laktasi
dan dukungan tempat kerja dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI
sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi peneliti
selanjutnya.
3. Manfaat Bagi Ibu Bekerja yang Menyusui
Sebagai bahan masukan kepada ibu menyusui yang bekerja agar
mengetahui tentang manajemen ASI dan dapat memanfaatkan
fasilitas/ruang laktasi dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan
gizi bayi dengan memberikan ASI eksklusi

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I, Bab Ii Kia
    Bab I, Bab Ii Kia
    Dokumen15 halaman
    Bab I, Bab Ii Kia
    Oktavia Pratiwi 1721303402
    Belum ada peringkat
  • Cover Imunisasi
    Cover Imunisasi
    Dokumen1 halaman
    Cover Imunisasi
    Oktavia Pratiwi 1721303402
    Belum ada peringkat
  • Inc Isi Iv
    Inc Isi Iv
    Dokumen2 halaman
    Inc Isi Iv
    Oktavia Pratiwi 1721303402
    Belum ada peringkat
  • Imun 2
    Imun 2
    Dokumen4 halaman
    Imun 2
    Oktavia Pratiwi 1721303402
    Belum ada peringkat
  • Imun IV
    Imun IV
    Dokumen3 halaman
    Imun IV
    Oktavia Pratiwi 1721303402
    Belum ada peringkat
  • Inc Isi 2
    Inc Isi 2
    Dokumen17 halaman
    Inc Isi 2
    Oktavia Pratiwi 1721303402
    Belum ada peringkat
  • Inc Isi 1
    Inc Isi 1
    Dokumen2 halaman
    Inc Isi 1
    Oktavia Pratiwi 1721303402
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Isi Nifas
    Bab Iv Isi Nifas
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv Isi Nifas
    Oktavia Pratiwi 1721303402
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Isi Nifas
    Bab Ii Isi Nifas
    Dokumen8 halaman
    Bab Ii Isi Nifas
    Oktavia Pratiwi 1721303402
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kelompok 6 (Bu Risna)
    Makalah Kelompok 6 (Bu Risna)
    Dokumen12 halaman
    Makalah Kelompok 6 (Bu Risna)
    Oktavia Pratiwi 1721303402
    Belum ada peringkat
  • Bab I Isi Nifas
    Bab I Isi Nifas
    Dokumen2 halaman
    Bab I Isi Nifas
    Oktavia Pratiwi 1721303402
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Biostatistik
    BAB 1 Biostatistik
    Dokumen4 halaman
    BAB 1 Biostatistik
    Oktavia Pratiwi 1721303402
    Belum ada peringkat
  • Judul Artikel
    Judul Artikel
    Dokumen1 halaman
    Judul Artikel
    Oktavia Pratiwi 1721303402
    Belum ada peringkat
  • Budi Pekerti Oktavia Pratiwi
    Budi Pekerti Oktavia Pratiwi
    Dokumen1 halaman
    Budi Pekerti Oktavia Pratiwi
    Oktavia Pratiwi 1721303402
    Belum ada peringkat
  • Ips Rasya
    Ips Rasya
    Dokumen2 halaman
    Ips Rasya
    Oktavia Pratiwi 1721303402
    Belum ada peringkat