Anda di halaman 1dari 11

HOAX DALAM MEDIA TIK

Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah TIK

Dosen Pengampu : Birru Muqdamien, M.Kom

Pemakalah :
Ridwan Kurnia Sandi (221420063)
Ratu Siti Haerunnisa (221420077)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena nikamat dan karunia-Nya
pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu untuk melengkapi
nilai tugas mata kuliah TIK.
Tidak lupa kami sebagai pemakalah mengucapkan terima kasih kepada Bapak Birru
Muqdamien, M.Kom. Sebagai dosen pengampu mata kuliah TIK yang telah membantu
memberikan arahan dalam menyusun makalah ini sehingga kami bisa menyelesaikannya.
Kami sebagai pemakalah menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan
makalah karena keterbatasan kami. Maka dari itu saran dan kritik sangat dibutuhkan,
sehingga pemakalah dapat menyempurnakan makalah ini.

Hormat kami

i
Daftar Isi

BAB I....................................................................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................2

BAB II..................................................................................................................................................3

A. Definisi Hoax............................................................................................................................3

B. Macam-Macam Hoax..............................................................................................................4

C. Cara Mengatasi Hoax di Internet...........................................................................................5

BAB III.................................................................................................................................................7

A. Kesimpulan..............................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
. Hoax atau berita bohong meresahkan bahkan merugikan masyarakat. Penyebaran
luaskan hoax sangat mudah, melalui media online dan dengan waktu singkat masyarakat
dapat mengakses dan dengan mudahnya mempercayai berita ini bahkan tidak tertutup
kemungkinan membagikan kembali. Hoax dapat menipu siapa saja, mulai dari yang buta
huruf, berpendidikan tinggi, mempunyai jabatan, bahkan orang taat beragama sekalipun dapat
tertipu.
Berita ini juga merupakan usaha untuk menipu dan mengakali pembaca atau pendengar
supaya mempercayai sesuatu berita, palsu. Pemicu meletusnya Perang Dunia II, penyerangan
yang dilakukan Amerika pada tahun 1964 ke Vietnam yang menelan korban sebanyak 3 juta
jiwa, melakukan operasi badai gurun dan menewaskan lebih dari 20.000 tentara Irak. Di
Indonesia Kalimantan Barat, pria berumur 53 tahun tewas diamuk massa karena di tuduh
menculik anak, kejadian ini semua disebabkan oleh hoax. Mempercayai hoax terjadi karena
tidak memahami dengan jelas konteks yang di dengar di baca.
Hasil penelitian menungkap bahwa 70% responden dewasa di Indonesia memiliki
kemampuan literasi sangat rendah berada pada level 1 artinya orang dewasa hanya mampu
membaca teks singkat dengan topik yang familiar baginya. Hanya mampu menangkap satu
buah pesan atau informasi dari teks tersebut sedangkan dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan pada level ini, hanya membutuhkan perbendaharaan kata yang sederhana. Artinya
kemampuan membaca pemahaman pada level 1 ini hanya sedikit mampu mengekstrak dan
memperoleh arti dari teks yang di baca.
Sedangkan proses pemahaman simbol tertulis serta pengertian pesan yang di maksud
penulis bahkan pemahaman isi bacaan yang melibatkan kemampuan motoris berupa gerakan
mata, pikiran atau penalaran dalam rangka menemukan atau memahami informasi yang
dikomunikasikan oleh penulis belum mampu. Juga belum memiliki empat tingkat kategori
pemahaman membaca yakni literal, inferensial, kritis, dan kreatif.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hoax?
2. Apa saja bentuk-bentuk Hoax?
3. Bagaimana cara terhindar dari Hoax?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Hoax
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk Hoax yang marak dalam kehidupan
3. Untuk mengetahui cara agar terhindar dari Hoax

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi Hoax
Menurut Ahli komunikasi dari Universitas Indonesia, Profesor Muhammad Alwi Dahlan
hoaks adalah manipulasi berita yang sengaja dilakukan dan bertujuan untuk memberikan
pengakuan atau pemahaman yang salah. Di dalam berita hoaks terdapat penyelewengan fakta
yang membuatnya menjadi menarik perhatian. Sesuai dengan tujuannya, untuk mendapat
perhatian.

Robert Nares tahun 1822. Ia menulis mengenai  asal-muasal kata hoaks. Menurutnya
hoaks berasal dari kata “hocus” dalam “hocus pocus”. Menurutnya, hocus pocus adalah
mantra yang diucapkan oleh para penyihir.  Robert juga mengatakan bahwa mantra tersebut
adalah asal dari kata hoaks. Menurut Robert, hoaks adalah kabar bohong yang dibuat untuk
melucu. Selain itu, hoaks juga sengaja dibuat. Hoaks bertujuan untuk membuat bingung
penerima informasi dengan maksud menghibur berupa candaan. Seiring berjalannya waktu
kata hoaks semakin dikenal dan berkembang, dari sebuah lelucon atau candaan menjadi
candaan yang agak serius.

Berita hoaks adalah berita yang sengaja dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab. Banyak faktor yang menjadi penyebab kenapa banyak berita hoaks. Salah satu
penyebabnya adalah terbatasnya pengetahuan mengenai dunia luar. Hal ini juga memiliki
banyak faktor seperti keterbatasan berita yang didapat dan keterbatasan media untuk
menerima berita tersebut.

Penyebab lainnya adalah seringkali saat mendapat sebuah berita pembaca hanya
membaca sebagian dari informasi. Bahkan banyak yang hanya membaca judul beritanya saja.
Itu akan menyebabkan pembaca tidak berpikir ulang mengenai berita yang didapat dan
menganggapnya benar. Terkadang juga berkaitan dengan dari siapa berita tersebut didapat.
Tidak bisa dikatakan salah bahwa setiap orang memiliki pemikiran sendiri yang dianggapnya

3
benar. Jika menemukan sesuatu yang memiliki persamaan dengan pemikiran tersebut, maka
hal itu akan membuat kita memberikan tingkat kepercayaan yang sedikit lebih besar terhadap
hal tersebut. Akibatnya adalah kita hanya bisa mempercayai sesuatu yang dianggap memiliki
persamaan.

Terkadang hal ini akan berlaku saat menerima berita dari seseorang atau sumber tertentu.
Itu akan membuat kita langsung percaya bahwa informasi-informasi yang ada di dalam berita
tersebut adalah sebuah kebenaran. Dengan kata lain, tidak terbuka untuk sumber informasi
lain. Banyak masyarakat yang sulit membedakan berita hoaks dengan berita benar juga
disebabkan karena sering melihat berita tersebut muncul di media sosial sehingga malas
untuk mencari kebenarannya lagi.

B. Macam-Macam Hoax
1. Hoaks virus

Hoaks ini berkaitan tentang teknologi. Berisi tentang penyebaran virus di smartphone,
komputer, atau laptop.

2. Hoaks kirim pesan berantai

Hoaks ini berisi tentang sesuatu yang harus diteruskan ke orang lain. Ada perintah dan
mitos-mitos yang ditambahkan dalam pesan-pesan ini. Jika seseorang yang mendapat pesan
ini tidak menyebarkannya, maka akan mendapat kesialan. Biasanya terjadi di aplikasi
chatting seperti WhatsApp atau BBM.

3. Hoaks urban legend

Hoaks ini berisi tentang berita yang mengandung informasi seram di dalamnya.
Contohnya seperti tempat-tempat yang berbau mistis atau terkesan kramat. Lebih lanjut,
informasi yang tertera dalam berita tersebut adalah melarang pembaca untuk
mengunjunginya. Hal ini akan mengakibatkan kerugian secara ekonomi bagi yang
bersangkutan tersebut.

4
4. Hoaks mendapat hadiah

Contoh lain yaitu hoaks berisi tentang berita penerimaan hadiah gratis. Hoaks ini
sudah sering terjadi. Terkadang meskipun pembaca tidak mengalami kerugian materi tetapi
mereka bisa tertipu dengan mengisi survey tertentu. Dampaknya akan semakin besar jika
korban mengisi identitasnya secara lengkap.

5. Hoax kisah menyedihkan

Hoaks ini berisi tentang kisah menyedihkan seseorang yang mengalami nasib buruk.
Biasanya mengenai seseorang yang sedang sakit atau kecelakaan. Kemudian meminta
bantuan berupa dana.

6. Hoax pencemaran nama baik

Hoaks ini banyak beredar di media sosial. Berisi tentang fakta-fakta mengenai seseorang
yang diputar balikan. Dampak dari hoaks ini adalah tercemarnya nama seseorang.

C. Cara Mengatasi Hoax di Internet


1. Hati-hati dengan judul provokatif
Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan
langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi,
hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat
hoax.
Oleh karenanya, apabila menjumpai berita denga judul provokatif, sebaiknya Anda
mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya,
apakah sama atau berbeda. Dengan demikian, setidaknya Anda sebabagi pembaca bisa
memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.

2. Cermati alamat situs

5
Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat
URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers
resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.
Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang
mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs
berita resmi tak sampai 300. Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi
menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai.

3. Periksa fakta
Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi
seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari pegiat
ormas, tokoh politik, atau pengamat. Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya
ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.
Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta
dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini
adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk
bersifat subyektif.

4. Cek keaslian foto


Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi,
melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga
mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google,
yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian
akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa
dibandingkan.

5. Ikut serta grup diskusi anti-hoax


Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti hoax, misalnya Forum Anti
Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage
Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berita bohong atau hoax terjadi karena sesuatu yang sebenarnya ketidakjelasan dalam
memahami konteks yang di dengar dan dibaca. Pembaca yang hanya mampu membaca teks
singkat dengan topik yang familiar baginya dan menangkap satu buah pesan atau informasi
dari teks yang dibaca belum dapat dikatakan sebagai pembaca yang baik. Pembaca
pemahaman bila dengan mengekstrak dan memperoleh arti dari teks yang dibaca, proses
pemahaman simbol tertulis serta pengertian pesan yang dimaksud penulis bahkan memahami
isi bacaan yang melibatkan kemampuan motoris berupa gerakan mata, pikiran atau penalaran
dalam rangka menemukan atau memahami informasi yang dikomunikasikan oleh penulis dan
telah memiliki empat tingkat kategori pemahaman membaca yakni literal, inferensial, kritis,
dan kreatif.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hoaks/
https://www.kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-
maya/0/sorotan_media
Hawala Noibe. (2022). Mengentaskan Hoax Dengan Membaca Pemahaman Di Era Digital.
https://mti.binus.ac.id/2018/04/04/teknologi-informasi-dan-berita-hoax-di-masyarakat/

Anda mungkin juga menyukai