Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ARIFAH NAILAH

NIM : 221420058
KELAS : PBS 3C
MATA KULIAH : KEWIRAUSAHAAN
DOSEN PENGAMPU : ASTI AINI, M.Ak.

“WARDAH’S FOUNDER SUCCESS STORY”

Dibalik nama besar Wardah Cosmetics, rupanya ada seorang wanita bernama Nurhayati
Subakat. Ibu tiga anak ini mendirikan usaha kosmetik dari bisnis kecil-kecilan di rumahnya.
Nurhayati Subakat adalah seorang perempuan asal Minangkabau. Beliau merupakan pemilik
dari Wardah, produk kecantikan asli Indonesia yang kini digandrungi banyak orang. Beliau
merupakan anak kedua dari delapan bersaudara yang lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat,
27 Juli 1950.

Setelah menyelesaikan kuliahnya di Jurusan Farmasi ITB, beliau kemudian pulang ke


kampung halamannya dan sempat bekerja sebagai apoteker honorer di rumah sakit kota Padang
yang hanya digaji Rp 20.000 per bulan, tetapi karena merasa tak berkembang jika terus-terusan
di kampung halaman, Nurhayati pun memilih merantau ke Jakarta dan bekerja di perusahaan
Wella Cosmetic selama lima tahun. Meski karirnya terbilang bagus pada akhirnya ia memilih
resign sebab lokasi kantor yang terbilang jauh dari tempat tinggal ditambah kala itu ia sudah
berkeluarga. Dari sinilah ia mengawali bisnisnya sendiri dari rumah.

Berbekal ilmu saat kuliah dan pengalaman kerjanya, pada tahun 1985 beliau mengawali
dengan membuka industri rumahan. Semula tenaga kerjanya hanya satu orang, yaitu pembantu
rumah tangganya sendiri. Produk pertamanya adalah sampo yang diberi merek “Putri”. Produk
buatannya dijual dengan harga bersaing, dengan tetap mengutamakan kualitas. Nurhayati pun
tak segan-segan memasarkan produknya door to door yang kala itu ia menyasar salon-salon
pinggiran kota di kawasan Tangerang. Perlahan tapi pasti, sehingga produk sampo Putri mulai
diterima di kalangan masyarakat. Beberapa produk karyanya dengan merek Putri pun mulai
dikenal di salon kecantikan ternama di Jakarta. Usaha rumahan ini berkembang pesat dan
berhasil mendirikan pabrik sendiri dengan mengklaim nama perusahaan, PT Pusaka Tradisi
Ibu.

Lima tahun di awal merintis bisnis, pabriknya hangus terbakar yang membuatnya
banyak menelan kerugian. Usaha yang dirintis dari nol tiba-tiba saja menjadi arang. Beliau pun
hendak untuk menutup perusahaan tersebut, namun ia memikirkan nasib karyawan yang belum
ia gaji dan utang di bank yang belum lunas. Ia pun memulai lagi dari nol berbekal modal usaha
yang diperoleh dari tabungan gaji suaminya untuk membayarkan gaji karyawan dan
membangun kembali pabriknya.

Di saat bisnisnya kembali sudah mulai berjalan, pada tahun 1995 Nurhayati Subakat
melakukan sebuah terobosan. Salah satu terobosan itu ialah masuk ke bisnis kosmetik dengan
membuat brand bernama “Wardah”. Ia jitu membidik konsumen sebagai target bisnisnya,
merekam apa yang diperlukan dunia di sekitarnya. Dari pergaulan sehari-hari ia merasa bahwa
ada kebutuhan di kalangan para muslimah untuk tampil elegan. Sebab Ia sadar banyak
muslimah yang ingin merias diri secara bebas tanpa perlu khawatir mengenai halal atau
tidaknya suatu produk. Awalnya semua itu tidak mudah banyak juga yang menudingnya
menjual agama karena branding halalnya itu, namun dengan cepat Wardah menjadi salah satu
pilihan produk kosmetik muslimah di Indonesia. Distribusi produk Wardah pun tidak hanya
terbatas pada tingkat nasional saja, tetapi juga merambah hingga internasional, khusunya di
Malaysia.

Kini Wardah menjadi salah satu produk kosmetik terbesar di negeri ini dengan lebih
dari 11 ribu karyawan di seluruh Indonesia dan memiliki kurang lebih 20 hektar pabrik yang
merupakan salah satu pabrik lokal terbesar di Indonesia. Wardah selalu melakukan inovasi-
inovasi, seperti mengeluarkan produk baru. Dalam satu tahun minimal mereka mengeluarkan
100 item produk baru untuk semua brand. Selain itu, Wardah juga selalu mengikuti tren
penjualan di dunia e-commerce khusunya meningkatkan penjualan online. Wardah juga
berkolaborasi dengan sejumlah selebritas ternama untuk memperluas pasarnya, seperti Dian
Pelangi dan Zaskia Sungkar. Berkat kesuksesannya, Nurhayati Subakat masuk dalam deretan
100 tokoh wanita paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Pada 2018, Nurhayati Subakat
masuk dalam daftar 25 Pebisnis Wanita yang memiliki dampak besar di dunia bisnis Asia versi
Majalah Forbes.

Perusahaan tersebut kemudian berganti nama menjadi PT Paragon Technology &


Innovation pada 2011 yang menaungi Wardah juga menaungi ratusan item kosmetik termasuk
Emina dan Make Over. Untuk mencapai tangga kesuksesan seperti saat ini, Nurhayati
menekankan pentingnya kerja keras, sikap pantang menyerah, sabar menghadapi kendala yang
ada, dan peduli terhadap sesama. Beliau juga mengatakan, bahwa Wardah mampu mencapai di
titik seperti ini tak lain karena pertolongan Allah.

Anda mungkin juga menyukai