Anda di halaman 1dari 8

|1

Business Beyond Boundaries:


Internationalization Strategies, Processes, and Practices
The 9th Call for Developing and Writing International Business Case MM FEB UGM 2022

PROPOSAL

"Business Beyond Boundaries: Strategi, Proses, dan Praktik Internasionalisasi Teknologi dan Inovasi PT.
Paragon untuk Tetap Bertahan dan Maju di Sektor Bisnis Yang Kompetitif."

PERTANYAAN PENELITIAN
Pertama-tama izinkan kami atas nama pribadi dan UGM mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga
atas izin yang diberikan untuk melakukan penelitian. Moga penelitian ini akan bermanfaat bagi pembaca
khususnya dan kalangan akademik umumnya serta menjadi amal bagi Paragon. Dan kami ikut
mendoakan moga cita-cita Paragon menjadi raja di bidang kosmetik dan healthcare di Indonesia menjadi
kenyataan.

1. Lingkup usaha: PT Paragon dikenal sebagai perusahaan yang terdepan dalam produk kosmetik di
Indonesia. Bisakah dijelaskan sejarah, profil pemilik dan manajemen, ruang lingkup kegiatan perusahaan,
yaitu penelitian, pengembangan, dan pemasaran produk kecantikan dan kesehatan?
Jawaban:
Paragon didirikan oleh Ibu Nurhayati Subakat, seorang lulusan Sekolah Farmasi dan Apoteker ITB
dengan pengalaman bekerja di perusahaan multinasional yang bergerak di bidang hair care, pada 28
Februari 1985 berawal dari industri rumahan, bernama PT Pusaka Tradisi Ibu, dengan 2 orang karyawan
yang merupakan asisten rumah tangga Ibu Nur. Brand pertamanya adalah Putri, produk hair care yang
diperuntukkan untuk salon. Di tahun 1990, hampir semua salon di Tangerang sudah menggunakan Putri,
saat itu Ibu Nur memiliki 25 orang karyawan, tetapi naasnya terjadi kebakaran di rumah yang juga
sekaligus tempat produksi dan juga kantor Pusaka Tradisi Ibu saat itu. Di ujung pilihan untuk menutup
usaha atau bangkit kembali, Ibu Nur memilih untuk membuka kembali usahanya dengan pertimbangan
memikirkan nasib karyawannya jika perusahaan ditutup, terlebih saat itu di tengah bulan Ramadan dan
akan segera lebaran sehingga para karyawan juga sudah mengharapkan adanya THR untuk keluarga. Tiga
hari setelah kebakaran, Ibu Nur membuka dan menjalankan kembali usahanya, dan dapat bertahan hingga
saat ini.

Beberapa tahun setelah usahanya dibuka kembali, Ibu Nur mendapat kunjungan dari seorang teman dari
Pesantren Hidayatullah dan memberikan masukan kepada Ibu Nur untuk membuat produk kosmetik halal
untuk para muslimah. Hal ini Ibu Nur tanggapi dengan positif karena di saat itu produk kosmetik
mayoritas adalah import dan belum ada yang mempertimbangkan kehalalan produknya, padahal
muslimah memerlukan produk yang halal agar tenang saat menggunakannya sehari-hari, karena akan
digunakan dalam aktivitasnya, termasuk beribadah dan juga produk tersebut pun melekat pada diri
mereka. Atas masukan dan pertimbangan tersebut, di tahun 1995 diluncurkanlah Wardah sebagai brand
kosmetik halal pertama di Indonesia. Tetapi tidak langsung sukses, ternyata muslimah di pesantren tidak
menggunakan produk kosmetik. Ibu Nur merubah target pasar dan strateginya dengan berusaha mencari
distributor dengan memasang iklan di salah satu harian yang tidak terlalu terkenal saat itu karena adanya
keterbatasan biaya, darisana Ibu Nur mendapatkan 2 distributor yang merupakan MLM Syariah. Pada

Correspondence:
Dwi Suci Candraningsih (Corporate Communication Paragon - 087787021918)
|2

tahun 1998 terjadi krisis moneter, dimana banyak masyarakat yang terkena PHK, menjadikan bisnis
MLM berkembang dan anggota MLM Syariah yang menjualkan produk-produk Wardah justru
bertumbuh. Di tahun 2002 anak pertama Ibu Nur, Harman, bergabung ke perusahaan sesaat setelah
menyelesaikan kuliahnya di ITB jurusan Kimia. Disusul oleh anak kedua Ibu Nur, Salman Subakat,
bergabung di tahun 2003 setelah menyelesaikan studinya di Teknik Elektro ITB.

Dengan bergabungnya generasi kedua, perusahaan semakin berkembang, banyak kantor cabang yang
dibuka di berbagai daerah di Indonesia. Di tahun 2004, MLM Syariah yang menjadi kanal penjualan
Wardah mengalami penurunan karena adanya konflik internal dari perusahaan tersebut. Kondisi ini
mendorong manajemen untuk memikirkan business model baru untuk menjual Wardah. Kemudian
diputuskanlah untuk menjualkan Wardah langsung ke retail. Semenjak saat itu pembukaan kantor cabang
terus diperluas jangkauan areanya untuk bisa semakin banyak menyentuh market hingga saat ini sudah
ada 41 kantor cabang Paragon di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk ada satu di Malaysia. Selain
menyasar retail daerah, produk Wardah juga dipasarkan melalui retail network nasional. Hal ini membuat
produk Wardah sangat mudah ditemui oleh konsumen dimanapun berada sekarang.

Selain kanal penjualan dan business model yang berubah, Pak Salman juga memprakarsai pembaharuan
dari brand Wardah sehingga dilakukan relaunching pada tahun 2009 menjadi lebih modern dan dapat
menyasar pasar konsumen yang lebih luas. Setelahnya Paragon meluncurkan berbagai brand baru untuk
memenuhi kebutuhan dan menjawab permasalahan yang muncul di tengah masyarakat, hingga kini
terdapat 10 brand yaitu Make Over (2010), Emina (2014), Instaperfect (2018), Crystallure (2019), Kahf
(2020), Laboré (2021), dan Tavi (2022).

Paragon saat ini merupakan holding company dengan brand name ParagonCorp, yang di dalamnya
terdapat 2 perusahaan yaitu Paragon Technology and Innovation (Paragon) dan Parama Global Inspira
(Parama). Paragon bergerak di industri kosmetik sedangkan Parama di bidang distribusi produk.

Pada mulanya perusahaan ini dimulai dari perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik, yaitu Paragon
Technology and Innovation (Paragon), yang berdiri sejak tahun 1985 dengan nama Pusaka Tradisi Ibu,
kemudian berganti nama menjadi Paragon Technology and Innovation pada tahun 2011. Sedangkan
Parama didirikan menyusul pada tahun 2016 sebagai perusahaan distribusi untuk produk-produk Paragon.

Paragon sendiri memiliki ruang lingkup kegiatan usaha dari awal riset kepada masyarakat, ide produk
dicetuskan, produksi, pemasaran, hingga penjualan memastikan barang dapat sampai di tangan konsumen.
Lingkup pekerjaan ini didukung dengan adanya 8 direktorat yang ada di Paragon, yaitu:
1. Commercial Directorate
2. Marketing Directorate
3. Product Innovation & Development Directorate
4. Research and Development Directorate
5. Supply Chain Management Directorate
6. Human Resource & Corporate Affair Directorate
7. Finance, Accounting, Tax and Legal Directorate
8. Information Technology Directorate

Correspondence:
Dwi Suci Candraningsih (Corporate Communication Paragon - 087787021918)
|3

Selain 8 direktorat di dalam perusahaan Paragon, di holding company ParagonCorp ada 2 direktorat yaitu:
1. Corporate Audit, Risk Management and Business Transformation Directorate
2. Group Corporate Innovation Office Directorate

Reference:
- Presentasi Ibu Nur tentang sejarah Paragon: https://youtu.be/BHaz-g7-yN8
- Materi presentasi Ibu Nur terbaru di HIAKOS:
https://docs.google.com/presentation/d/1Ha_9BX_MQm2l6cHMsU4oJRgAaCNnnWg1/edit?usp
=sharing&ouid=115827541748700749923&rtpof=true&sd=true
- Orasi ilmiah Ibu Nur di Honoris Causa ITB: https://youtu.be/PaRR9Mm0Big
- Interview Ibu Nur dengan Kumparan: https://youtu.be/DN-3MDEn9mA

2. Marketing Mix 4 Ps: Dari studi literatur kelihatan Paragon telah menerapkan konsep Marketing Mix 4
Ps. Bagaimana implementasi konsep marketing mix ini, yaitu 4P – product (produk) [jumlah produk yang
dihasilkan dan apa saja – cosmetic, healthcare, personal care]; price (harga) [apakah harga yang
ditawarkan bersaing; promotion (promosi) (kegiatan dalam bidang promosi apa saja dan mengapa bidang
tertentu lebih diutamakan dari yang lain?] dan place (tempat penjualan dan manufaktur serta aspek
hygiene)? Di Paragon kabarnya ada tambahan satu P lagi sehingga konsep marketing mix yang
dikembangkan E. Jerome McCarthy dalam bukunya yang berpengaruh Basic Marketing, A Managerial
Approach tahun 1960 menjadi lima. P kelima adalah Pertolongan Allah. [Apa inti dari konsep P kelima
ini dan apa yang mendorong Paragon menambahkan konsep kelima ini?]
Jawaban:
Tentunya Paragon turut mempraktekkan konsep Marketing Mix 4Ps. P tambahan dari konsep yang sudah
berjalan, yaitu Pertolongan Allah berasal dari pengalaman Paragon yang telah berkali-kali mengalami
krisis dan juga kebangkitan, serta banyaknya momentum yang pas mendukung usaha yang dilakukan oleh
Paragon. Sehingga Ibu Nur menjadikan adanya tambahan 1P ini sebagai wisdom dalam keberjalanan
Paragon. Dimana ada kesulitan ada kemudahan dan juga manusia dapat berusaha tetapi yang membuatnya
sukses atau tidak adalah adanya pertolongan dari Allah.

Dengan kita menerapkan konsep percaya pada Pertolongan Allah, kita akan lebih tenang dalam menjalani
bisnis, karena kita percaya apa yang kita jalani baik itu kondisi yang baik maupun kurang baik adalah
ketetapan dari Tuhan dan ada pertolongan yang hadir selama kita tidak berhenti berusaha dan melakukan
yang terbaik yang kita bisa. Menurut Ibu Nur, kepercayaan terhadap adanya Pertolongan Allah ini yang
membuatnya dapat menjadi seorang pengusaha yang tangguh.

3. Internasionalisasi dan AmorePacific

3a. Persiapan: Cita-cita pemilik dan manajemen Paragon untuk menjadikan perusahaan tidak hanya jago
di kandang (Indonesia) tapi go internasional seperti AmorePacific di Korea Selatan yang menguasai
pasar negara tersebut sebesar 40 persen patut didukung oleh negara dan semua anak bangsa. Bagaimana
proses internasionalisasi ini sebagai keputusan strategis tumbuh dan berkembang di Paragon? Apakah
menjadi motivasi utama lahirnya cita-cita besar ini dan bagaimana proses persiapannya? Apa alasan
Paragon memilih negara tertentu sebagai prioritas seperti Malaysia, Singapura dan Brunei untuk ekspansi
bisnis bukan negara Timur Tengah? Dan target ekspansi berikutnya negara dan wilayah mana?
Pertimbangannya – pasar potensial, izin mudah dan kebijakan pemerintah setempat mendukung.

Correspondence:
Dwi Suci Candraningsih (Corporate Communication Paragon - 087787021918)
|4

Jawaban:
Paragon lahir dengan tujuan untuk dapat memberikan kebermanfaatan seluas-luasnya bagi masyarakat,
dan tujuan ini masih sama sejak pertama Paragon berdiri di tahun 1985 hingga saat ini dan juga terus ke
depannya. Segala proses bisnis yang Paragon lakukan tentunya bertujuan untuk dapat mewujudkan tujuan
Paragon. Termasuk di dalamnya upaya Paragon untuk dapat merambah pasar global adalah wujud upaya
kami agar semakin banyak masyarakat yang mendapat manfaat dari adanya produk Paragon di negaranya.

Permintaan atas masuknya produk-produk Paragon ke berbagai negara awalnya banyak disampaikan oleh
warga negara Indonesia yang tinggal di luar Indonesia, namun kini produk Paragon tidak hanya diminati
oleh WNI yang berada di luar negeri tetapi dari warga negara tersebut juga seperti yang terjadi di
Malaysia. Malaysia dipilih sebagai negara pertama dilakukannya ekspansi produk Paragon karena dari
segi kondisi kulit masyarakatnya, iklim, budaya memiliki kemiripan. Untuk memasuki pasar negara lain
ada berbagai aspek yang perlu diteliti dan kita sesuaikan. Faktor kebijakan impor pemerintah dari
berbagai negara juga salah satu hal yang menjadi pertimbangan Paragon dalam melakukan ekspansi.

Saat ini brand-brand yang sudah masuk di pasar Malaysia ada Wardah, Emina, dan Kahf. Wardah sendiri
di Malaysia bertumbuh cukup baik sampai menduduki posisi secara keseluruhan di Key Account tempat
Wardah dipasarkan (Watson & Guardian), sebagai berikut:
1. Make Up: Top 3 Brand
2. Skin Care: Top 10 Brand
Serta memiliki berbagai penghargaan sebagai berikut:
1. 2019 :
a. Watsons - Brand Best Growth.
i. Exclusive TWC - Flawless Face Powder.
ii. C-Defense Serum - Best affordable serum.
2. 2020 :
a. Watsons - Exclusive TWC - Flawless Face Powder.
b. Guardian - Exclusive TWC - Best Face Powder
3. 2021 :
a. Watsons - Exclusive TWC, Lightening Toner : Menang di kategori-nya.
b. Guardian - Exclusive TWC - Best Face Powder

Beberapa ecommerce juga telah menawarkan kepada Paragon untuk membawa beberapa brand ke
negara-negara seperti Cina dan Filipina. Paragon juga sedang melakukan riset untuk dapat memasuki
pasar Timur Tengah dan Eropa.

3b. Proses dan bangkit lagi dan lagi: Seperti kebanyakan perusahaan lain, Paragon dalam kurun waktu
hampir 40 tahun sejak didirikan tahun 1985 mengalami ups and down (turun naiknya bisnis). Meskipun
yang terberat mungkin terbakarnya rumah dan pabrik tahun 1990. Kemudian krisis moneter 1998 dan
Pandemi Covid-19 tahun 2020 yang menimpa hampir seluruh sektor dan mengubah tata kelola bisnis.
Tapi pemilik sekaligus manajemen bangkit dari keterpurukan dan musibah yang melanda. Apa yang
menjadi pendorong (driver) untuk bangkit, kemudian maju lebih cepat dan sekarang bahkan mau go
internasional?

Correspondence:
Dwi Suci Candraningsih (Corporate Communication Paragon - 087787021918)
|5

Jawaban:
Yang menjadi pendorong atau motivasi bagi Paragon dan para owner untuk bangkit kembali dari berbagai
krisis yang terjadi adalah adanya kepedulian terhadap karyawan dan orang lain yang telah menjadi
penerima manfaat dari bertumbuhnya Paragon. Sejak awal Paragon berdiri, Ibu Nur sudah selalu
mengalokasikan keuntungan untuk menjadi beasiswa kepada mahasiswa yang memerlukan, hingga kini
kepedulian Ibu Nur kepada orang lain ini diejawantahkan dalam 4 pilar CSR yaitu Pendidikan, Kesehatan,
Pemberdayaan Perempuan dan Lingkungan.

Ibu Nur pernah menyampaikan, dengan kita peduli kepada orang lain justru membuat kita lebih semangat
dibandingkan saat kita hanya memikirkan diri sendiri. Dalam forum ulang tahun Paragon yang ke-35 di
tahun 2020, Ibu Nur juga menyampaikan kepada karyawan bahwa manajemen Paragon tidak pernah
menetapkan target kepada Paragonian, tetapi yang menentukan target kita adalah para penerima manfaat
kita. Hal ini lah yang membuat Paragon terus berupaya bangkit dan terus tumbuh, agar dapat memberikan
kebermanfaatan yang sustainable dan lebih luas lagi.

Berikut terlampir CSR report Paragon pada tahun 2021:


https://drive.google.com/file/d/1_uJGcsFqqpgG3IYwZeTIh8fDoEWjZ8zP/view?usp=sharing

3c. Internasionalisasi vs respon lokal: Apakah ada dilema yang dihadapi oleh Paragon dalam
menyeimbangkan (trade-off) antara integrasi global dengan segala regulasi seperti good manufacturing
practice (GMP) dan respons lokal? Bagaimana paragon menyiasati dilema tersebut?

3d. Hasil: Apa dampak dari tren globalisasi atau internasionalisasi yang paling dirasakan Paragon
sebagai perusahaan kosmetik dan healthcare yang diatur secara ketat. Apakah seperti yang dialami
Program Magister UGM sebelum dan setelah mendapatkan akreditasi internasional AACSB? Misalnya,
adanya pengeluaran tambahan, kesibukan menyiapkan administrasi, memenuhi tuntutan jumlah dosen
yang memiliki gelar dan atau pangkat profesor dan doktor dan lain sebagainya?

4. Delegasi kepemimpinan: Banyak perusahaan yang tutup karena pemilik tidak menyiapkan proses
regenerasi kepemimpinan. Pemilik Paragon kelihatannya menyadari masalah ini. Bagaimana jalannya
proses delegasi kepemimpinan dari generasi pertama ke generasi kedua di Paragon? Diantara sekian
banyak model proses regenerasi, model dari negara mana yang dipilih oleh Paragon – perusahaan Korea
atau Jepang atau negara lain? Dan apa pertimbangannya?

Jawaban:
Untuk regenerasi mungkin bisa mencoba melihat dari sesi sharing Ibu Nur, Pak Salman dan Pak Harman
mengenai family business ini ya Mba:
- The family’s role in business success and structuring family business:
https://us02web.zoom.us/rec/share/qeOxAA9HlkxYTP76TF_cCvghu8j6nR1lrN3y0YOW
CLiuxYrlnaQ6aTAIoJh71Wdh.3b3032CQkB0d1jmm (Password: E4q!1ZTx)
- Managing change in family business and compensating family members:
https://us02web.zoom.us/rec/share/w98OzRAunTtWvQ-EtF1iS7e85xy7mJWPiHpg49Mp
Oe0Mqqn_8HzWg1_oQsQJ2FYv.lg7Gdz6BuuuyfYXo?startTime=1640258908000
(Dd%Unik3)

Correspondence:
Dwi Suci Candraningsih (Corporate Communication Paragon - 087787021918)
|6

5. Paragonian: Dalam wawancara dengan penulis buku Legacy & Wisdom yang terbit Juni 2021, Ibu Nur
(Nurhayati Subakat) menyebutkan sebuah kata kunci untuk sebuah perusahaan, yaitu Paragonian.
Dapatkah dijelaskan latar belakang lahirnya istilah ini? Apakah Paragonian merupakan filosofi
perusahaan yang mengandung nilai-nilai seperti sinergi, kolaborasi, kerja keras, kerja pintar, dan kerja
tuntas yang ingin diteruskan oleh pemilik kepada manajemen dan karyawan? Siapa yang merumuskan dan
bagaimana pemahaman karyawan setelah proses sosialisasinya?

Jawaban:
Paragonian adalah sebutan bagi karyawan Paragon, bagi perusahaan karyawan yang berkarya di Paragon
adalah faktor penting. Pak Subakat, komisaris Paragon sekaligus suami Ibu Nur, pernah menyampaikan
bahwa sebuah perusahaan hanya akan sebesar orang-orang di dalamnya. Begitupun Paragon, hanya dapat
seperti sekarang karena peran dan kerja keras seluruh Paragonian.

Di Paragon, kami percaya bahwa yang penting bagi sebuah organisasi dalam menjalani kegiatannya
adalah “the who” dan “the why”, jadi siapa yang menjalankan dan mengapa kita menjalankannya. Dari
tim yang memiliki niat baik dan juga kemampuan yang baiklah yang membuat sebuah kegiatan dapat
berjalan dengan baik dan berbeda dari yang lain.

6. Bahan baku: Untuk bahan baku kosmetik dan healthcare, apakah tersedia di dalam negeri? Atau
apakah diimpor? Dapatkan dijelaskan persentase masing-masing – lokal dan impor? Adakah kendala jika
diimpor? Misalnya, dihalangi oleh kompetitor internasional yang tidak mau pasar mereka digerogoti oleh
pendatang baru?
Jawaban:
Untuk persentase dan tantangan bisa dilihat pada recording ini ya Mba:
https://youtu.be/5x-z4w02Ua8

7. Teknologi: Apakah perusahaan yang memproduksi kosmetik dan healthcare membutuhkan teknologi
tinggi atau teknologi tingkat menengah saja? Untuk teknologi khususnya mesin-mesin apakah tersedia di
pasar lokal (Indonesia) atau diimpor? Apakah ada masalah yang dihadapi jika teknologinya diimpor?
Jawaban:
Bagi Paragon, pemanfaatan teknologi dan inovasi perlu untuk diterapkan di berbagai level, tidak hanya
teknologi dan inovasi tingkat menengah maupun sedang yang menjadi perhatian.

Untuk mesin sendiri, kami sebagian mesin impor

8. Regulasi dan GMP: Pertanyaan pendalaman. Mengingat bidang kosmetik dan healthcare diatur secara
ketat, adakah regulasi internasional seperti good manufacturing practice (GMP) dan regulasi lainya yang
menjadi hambatan bagi perusahaan lokal termasuk Paragon dalam melakukan kegiatan produksi,
distribusi dan pemasaran?

9. Kreativitas dan Inovasi: Seperti bidang lainnya, inovasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang
bergerak dalam bidang riset, pengembangan dan pemasaran beauty dan health products. Apa strategi
Paragon untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi? Misalnya, sosialisasi melalui pelatihan kerja,

Correspondence:
Dwi Suci Candraningsih (Corporate Communication Paragon - 087787021918)
|7

pendidikan, atau teknik lain seperti merekrut ekspatriat yang terampil dalam rangka transfer of
knowledge?

10. Sumber daya manusia (SDM): Berbicara tentang inovasi tentu tidak lepas dari ketersediaan sumber
daya manusia (SDM). Apakah lulusan perguruan tinggi atau universitas di Indonesia siap untuk bekerja di
industri kosmetik dan kesehatan? Atau mereka masih perlu pelatihan tambahan, berapa lama dan di mana
mereka dilatih?

11. Paten: Produk yang dihasilkan Paragon, tentu saja, memerlukan paten untuk melindungi produk dari
pembajakan atau duplikasi. Apakah semua produk Paragon sudah dipatenkan? Apakah ada kendala dalam
mendapatkan paten? Kalau ada apakah kendala tersebut?

12. Iklan dan branding: Kedua topik ini -- iklan dan branding – saling mengkait. Singkat kata,
perusahaan perlu memasang iklan agar konsumen mengenal produk mereka. Iklan juga diperlukan untuk
membangun merek (brand). Apakah strategi PT Paragon sehingga sebuah perusahaan raksasa
internasional yang selama ini menguasai segmen pasar kosmetik dan healthcare Indonesia kabarnya
sempat khawatir dengan keberhasilan Paragon merebut pangsa pasar mereka?

13. Lingkungan bisnis: Lingkungan bisnis sifatnya dinamis. Berubah terus akibat perubahan yang terjadi
dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial. Apakah perubahaan ini juga mempengaruhi kegiatan
perusahaan yang memproduksi dan menjual produk kosmetik dan healthcare? Bagaimana Paragon
menyiasatinya?

14. Pandemi Covid-19 : Pandemi Covid-19 semakin memperumit kondisi bisnis yang sudah sulit. Apa
dampak pandemi global ini pada kegiatan PT Paragon? Bagaimana PT Paragon atau strategi apa yang
digunakan untuk menghadapi tantangan baru ini?

15. Persaingan bisnis: PT Paragon bukan satu-satunya pemain di sektor kosmetik dan healthcare di
Indonesia. Pesaing tersebut perusahaan lokal dan perusahaan internasional. Tapi PT Paragon berhasil
keluar sebagai pemenang. Strategi apa yang digunakan PT Paragon untuk memenangkan persaingan
bisnis?
Jawab:
- Bisa dari interview berikut: https://youtu.be/m1Fh2zvlCqQ

Ancaman (Threat)
16. Kekuatan pemasok: Berapa produk Paragon sukses menjadi merek terkemuka di Indonesia.
Keberhasilan Paragon tentunya juga berkat adanya pemasok yang setia. Di sisi lain pemasok bahan baku
kosmetik di Indonesia masih terbatas, khususnya bahan baku untuk produk halal. Sehingga pemasok yang
berada pada posisi dominan dan dengan begitu dapat menggunakan kekuatan mereka dengan
mendiktekan kepentingan seperti menetapkan harga yang tinggi. Kondisi ini tentu berpotensi mengurangi
margin keuntungan perusahaan. Apakah strategi perusahaan menghadapi kondisi seperti ini atau
bagaimana memilih pemasok bahan baku yang setia dan berkelanjutan? Dan apakah Paragon memiliki
kebun bahan baku sendiri?

Correspondence:
Dwi Suci Candraningsih (Corporate Communication Paragon - 087787021918)
|8

17. Kekuatan Pembeli: Fokus iklan produk kecantikan biasanya pada wajah sebagai bagian dari identitas
individu untuk mengaplikasikan produk kecantikan. Namun, dengan munculnya Covid-19, masyarakat
mengembangkan kebiasaan baru untuk menutupi wajah mereka dengan menggunakan masker. Seberapa
signifikan fenomena baru ini mempengaruhi minat konsumen untuk membeli dan menggunakan produk
kecantikan? Bagaimana PT. Paragon merespon atau menyiasati dampak Covid-19 ini?

18. Substitusi: PT. Paragon memproduksi produk kosmetik dan healthcare termasuk perawatan kulit
untuk wanita dan pria di Indonesia. Produk-produk tersebut sangat mengesankan dan mendapat
penerimaan yang tinggi oleh masyarakat (termasuk di pasar luar negeri terutama di Malaysia dan Brunei).
Di tengah-tengah keberhasilan Paragon menguasai pangsa pasar, saat ini hadir di pasaran kosmetik halal
dengan harga yang lebih terjangkau. Pada satu sisi kehadiran produksi substitusi ini positif karena
memberi alternatif pada konsumen. Pada sisi lain dapat mengancam keberadaan produk perusahaan yang
sudah mapan. Bagaimana PT. Paragon merespon keberadaan produk substitusi tersebut?

19. Ancaman Pendatang Baru: Pertanyaan nomor 19 ini ada hubungannya dengan pertanyaan nomor
18. PT Paragon memiliki beberapa merek, seperti Wardah, Make Over, Emina, Putri dan Kahf. Wardah
adalah brand lokal unggulan PT Paragon yang berhasil merebut perhatian segmen muslimah dan
membawa PT Paragon berkembang pesat. Dalam beberapa tahun belakangan, banyak pendatang baru
muncul di industri kosmetik. Namun demikian, keadaan tersebut kelihatannya tidak dapat mempengaruhi
posisi PT Paragon dalam industri kosmetik. Praktik atau strategi terbaik apa yang digunakan PT Paragon
agar dapat tetap bertahan sebagai pemimpin pasar dengan kehadiran pendatang baru?

PERMINTAAN DATA
1. Update Laporan Tahunan PT. Teknologi & Inovasi Paragon
2. Outlook report

Data yang dapat kami bagi kurang lebih sudah kami lampirkan dalam link-link per pertanyaan, berikut
juga kami lampirkan internal magazine kami, semoga dapat menambahkah informasi:
1. Edisi 1-3: https://cloud.pti-cosmetics.com/index.php/s/jan54agH4dnWnkX
2. Edisi 4: http://bit.ly/MAGNAEDISI4

Correspondence:
Dwi Suci Candraningsih (Corporate Communication Paragon - 087787021918)

Anda mungkin juga menyukai