FAKULTAS BISNIS INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA 2023 1. PROFIL TOKOH Nurhayati Subakat lahir di Padang Panjang pada 27 Juli 1950. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara dan berasal dari keluarga Minang asal Nagari Bungo Tanjung, Tanah Datar. Ayahnya Abdul Muin Saidi, seorang pedagang dan pimpinan cabang Muhammadiyah di Padang Panjang, sedangkan ibunya bernama Nurjanah. Beliau menjalani masa kecil dan remaja di Padang Panjang. Tamat dari SD Latihan SPG, kemudian beliau masuk ke Diniyyah Puteri. Menjelang tahun terakhirnya di pesantren, sang ayah meninggal sehingga beliau harus sekolah sambil bekerja membantu ibunya berdagang. Meski demikian, nilai rapornya tetap bagus dan beliau diterima di SMA Negeri 1 Padang pada 1967. Tamat SMA sebagai juara umum, beliau diterima di Jurusan Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB). Dan beliau menjadi lulusan terbaik S-1 Farmasi ITB saat diwisuda pada 1975. Setelah menyelesaikan kuliah tepat waktu, ia kemudian pulang ke kampung halamannya di Sumatera Barat dan bekerja di rumah sakit di kota Padang sebagai seorang Apoteker. Setelah lama bekerja di rumah sakit, beliau kemudian pindah ke Jakarta dan bekerja di perusahahan kosmetik terkenal sebagai staf quality control.
2. BISNIS YANG DIJALANKAN
Beliau adalah seorang pengusaha kosmetik dan filantropis Indonesia. Ia merupakan pendiri dan Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation yang mengelola merek Wardah, Make Over, Emina dan Lain-lain. Menjadi pionir merek kosmetik halal, perusahaan tersebut menguasai sekitar 30 persen pangsa pasar kosmetik Indonesia dan menjadi perusahaan kosmetik nasional terbesar di Indonesia. Saat ini Paragon telah memiliki lebih dari 12.000 karyawan dan memiliki lebih dari 41 distribution center yang tersebar di seluruh Indonesia dan Malaysia.
3. FAKTOR PENDORONG UNTUK MENJALANKAN BISNIS
Berbekal pengalaman ketika bekerja di perusahaan kosmetik tersebut, beliau kemudian mencoba untuk membuat produk sampo bermerk Puteri. Usahanya produk sampo tersebut beliau jalankan di rumahnya sendiri dengan dibantu oleh satu karyawan yaitu pembantunya sendiri. Beliau kemudian memperkenalkkan produknya di salon-salon yang berada di wilayah Jakarta. Pelan tapi pasti, produknya kemudian mulai diterima di masyarakat. Meskipun Industri rumahan, usaha beliau berkembang pesat berkat kejelian melihat peluang pasar. Keuangan perusahaan kemudian terus meningkat. Beliau bahkan mendirikan PT Pusaka Tradisi Ibu dalam memanajemen usaha shamponya. Seperti kata pepatah “Semakin tinggi pohon maka angin angin yang menerpa”. Cobaan datang beberapa tahun kemudian. Lima tahun setelah usaha beliau berkembang pesat, pabrik milik Nurhayati Subakti dilalap api dan terbakar. Kejadian tersebut membuat nasib usaha shampo milik beliau berada di titik nadir. Pabrik terbakar dan utang di bank yang belum lunas membuat beliau sempat ingin menutup usahanya. Belum lagi beliau memiliki karyawan yang harus beliau bayarkan gajinya. Namun disinilah titik balik dari Nurhayati Subakat. Beliau menolak menyerah dengan keadaanya. Beliau kemudian mencoba memulai dari nol lagi. Modal usaha beliau peroleh dari tabungan suaminya, dana tersebut kemudian beliau pakai untuk membayarkan gaji karyawan dan mencoba membangun pabrik kembali. Pabrik yang baru PT. Paragon Technology and Innovation akhirnya berdiri dan beroperasi lagi, selain itu beliau kemudian mencoba untuk melakukan inovasi baru dengan membidik konsumen muslimah yang pada akhirnya meluncurkan produk yang kemudian dikenal dengan nama Wardah pada tahun 1995 dan juga mulai masuk di pasar tata rias. Produk kosmetik Wardah ditujukan untuk kaum muslimah yang ingin tampil elegan tanpa perlu cemas kehalalan produk sebab produk wardah mengedepankan prinsip halal, aman serta memiliki kualitas yang baik sekali.
4. STRATEGI DALAM MENJALANKAN BISNIS
Dalam mencapai bisnis berkelanjutan seperti halnya PT. Paragon Technology and Innovation, ada berbagai tantangan yang harus dihadapi, yaitu menyelaraskan kebutuhan dengan sumber daya yang ada, tuntutan pasar yang selalu dinamis, dan kemunculan pesaing yang semakin kompetitif. Beberapa hal tersebut dapat direspons dengan 5 karakter (core value Paragon) yang terdiri atas ketuhanan, kepedulian, rendah hati, ketangguhan, serta inovasi. “5 core value inilah yang seolah menjadikan PT. Paragon Technology and Innovation sebagai perusahaan yang bermanfaat, bertumbuh, dan berkelanjutan.” Beliau juga menambahkan pengetahuan tentang rumus marketing mix andalannya yang sering disebut (4+1) P yaitu product, price, placement, promotion, dan yang terakhir adalah pertolongan Tuhan. Ia menilai bahwa seluruh kesuksesan PT. Paragon Technology and Innovation hingga sekarang tidak terlepas dari campur tangan Tuhan. Maka dari itu, PT. Paragon Technology and Innovation bertekad untuk menyebarkan kebermanfaatan dan berkontribusi dalam pembangunan negeri berdasarkan 4 pilar, yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan pemberdayaan perempuan.
5. KUNCI SUKSES DALAM MENJALANKAN BISNIS
“Jadi kata kuncinya di sini bagaimana selalu berinovasi, mengeluarkan brand-brand baru, produk-produk baru” ungkapnya. Menurut beliau, industri kosmetik merupakan industri yang sangat menjanjikan karena pertumbuhannya selalu lebih tinggi daripada industri lainnya. Beliau juga menyebutkan bahwa untuk kategori kosmetik, PT. Paragon Technology and Innovation jauh melewati perusahaan lain dengan share 29,7%, berada di atas seluruh perusahaan lokal dan multinasional yang ada di Indonesia. “Bukan tumbuh dulu baru bermanfaat, tapi bagaimana kita tujuannya bermanfaat maka dari itu kita tumbuh. Semangat inilah yang kita pegang hingga sekarang,” pungkasnya