Anda di halaman 1dari 14

FILSAFAT MANUSIA

IDEALISME
GEORGE WILHEM
FREDERICH HEGEL
Idealisme Absolut

 Menurut Hegel, kenyataan akhir yang


sungguh-sungguh nyata adalah pikiran
(idea) dan bukanlah benda di luar pikiran
(materi).
 Dunia eksternal dapat dipahami dengan
merujuk pada ide-ide dan pandangan
tentang alam eksternal selalu dimediasi
oleh tindakan pikiran.
Realitas

 Kenyataan akhir yang nyata adalah pikiran


(idea) yang merupakan dasar dari
keberadaan sesuatu dan sudah ada sebelum
keberadaan sesuatu yang lain
 Hakekat dunia fisik hanya dapat dipahami
dalam kebergantungan pada jiwa (mind) dan
spirit (roh).
 Dunia eksternal dapat dipahami dengan
merujuk idea, pandangan tentang alam
eksternal dimediasi oleh tindakan pikiran.
Sejarah

 Realitas seluruhnya adalah proses


penyadaran Roh Absolut yang
berlangsung terus dalam sejarah manusia
 Roh sudah menjadi sadar akan diri
sendiri sebelum dalam alam dan sejarah
filsafat merupakan bentuk tertinggi
proses penyadaran itu.
 Sejarah sebagai dialektika berlangsung
dalam waktu ke waktu, dari tesis ke
antitesis menuju sintesis, setiap
langkahnya merupakan tahap yang lebih
tinggi dalam perkembangan diri dari yang
Mutlak.
 Proses ini akan berakhir bila roh menjadi
Mutlak, sadar akan dirinya atau mencapai
titik penghabisan.
Dialektika

 Dialektika adalah proses roh atau ide


(idea).
 Dialektika dapat dijadikan keterangan
untuk segala kejadian.
 Dialektika mendamaikan dan
mengkompromikan hal-hal yang
berlawanan.
 Proses dialektika terdiri atas tiga fase :
1. Fase pertama adalah tesis
2. Fase kedua adalah antitesis
3. Fase ketiga yaitu sintesis.
 Tesis adalah suatu pernyataan diajukan
bagi suatu argumen.
 Antitesis adalah suatu pernyataan
kontradiktif atau bertentangan dengan
tesis
 Dari pertentangan tesis-antitesis muncul
suatu sintesis yang memadukan.
Proses Roh

 Logika : Tahap pertama ketika roh “ada


dalam dirinya sendiri”
 Filsafat alam : Tahap kedua ketika roh
“berbeda dengan dirinya sendiri”,
berbeda dengan “yang lain”
 Filsafat roh : Tahap ketiga ketika roh
berada “dalam dirinya dan bagi dirinya
sendiri”
Logika

 Roh dalam dirinya bebas dalam batas


ruang dan waktu.
 Logika yang dimaksud adalah metafisika.
 Logika berusaha mempelajari kategori
yang menjelaskan hakikat Yang Absolut
atau realitas yang terwujud dalam alam
dan sejarah
Filsafat alam

 Roh keluar dari dirinya sendiri dalam


bentuk alam, yang terikat ruang dan waktu
 Alam adalah alienasi diri karena Yang
Absolut mengasingkan diri dalam alam.
 Alam adalah roh absolute yang belum sadar
diri, maka tak ada kebebasan dalam alam.
 Alam adalah tahap ekternalitas kehidupan
Yang Absolut namun berbeda dengan Yang
Absolut (Allah)
Filsafat Roh

 Roh kembali kepada dirinya sendiri,


kembali setelah berada diluar dirinya.
 Yang Absolut mengenali dirinya kembali,
dan menjadi sesuatu yang ada “pada dan
bagi dirinya”.
 Filsafat roh terdiri dari : Roh subjektif,
roh objektif dan moralitas.
 Roh Subjektif dibagi menjadi tiga tahap,
yakni :
1. Tahap terendah adalah peralihan dari
alam ke roh yang terjadi pada jiwa
manusia sebagai subjek yang
melakukan penginderaan.
2. Tahap kedua adalah kesadaran diri.
3. Tahap ketiga adalah membicarakan
mengenai pikiran subjektif.
 Roh Objektif yaitu roh yang
mengobjektifikasi diri dalam kehidupan
sosial dan terbagi dalam tiga tahap.
1. “Hak” dalam kesadaran atau roh
subjektif yang dinyatakan dalam hal-
hal material.
2. Hak dialienasi dalam kontrak dan
dipersatukan.
3. Hak disintesiskan dalam bentuk
moralitas yang bukan berupa kesadaran
akan kewajiban yang konkret
 Moralitas diperoleh dengan
mengabstraksikan kesadaran menjadi
kehendak bebas yang sadar pada dirinya
sendiri.
 Kesadaran terhadap keseluruhan
kehidupan etis manusia bersifat subjektif
dan objektif.
 Kesatuan subjektivitas dengan objektivitas
disebut dengan kesusilaan (die
Sttlichkeit).

Anda mungkin juga menyukai