Anda di halaman 1dari 4

Menurut bahasa Istilah ontologi berasal dari kata Yunani onta yang berarti sesuatu yang sunguh-

sungguh ada, kenyataan yang sesungguhnya, dan logos yang berarti teori atau ilmu. Maka
ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang kebcradaan. Ontologi mempelajari
keberadaan dalam bentuknya yang paling abstrak. Ontologi merupakan cabang filsafat yang
membicarakan tatanan dan struktur kenyataan dalam arti luas.

Jadi ontology dapat diartikan sebagai studi yang membahas sesuatu yang sungguh - sungguh ada.
Secara terminologis ontologi juga diartikan sebagai metafisika umum yaitu cabang filsafat yang
mempelajari sifat dasar dari kenyataan yang terdalam, ontology membahas asas-asas rasional
dari kenyataan Ontologi merupakan pembahasan tentang bagaimana cara memandang hakekat
sesuatu itu, apakah dipahami sebagai sesuatu yang tunggal dan bisa dipisah dari sesuatu yang
lain atau bernuansa jamak, terikat dengan sesuatu yang lain, sehingga harus dipahami sebagai
suatu kebulatan (holistik).

Monisme adalah aliran yang mempercayai bahwa hakikat dari segala sesuatu yang ada adalah
satu saja, baik yang asa itu berupa materi maupun rohani yang menjadi sumber dominan dari
yang lainnya. Istilah monisme berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti tunggal atau
sendiri.
Contoh dari monisme itu adalah Dalam kebudayaan kita masyarakat Indonesia erat kaitannya
dengan kepercayaan religi yaitu seluruh alam ini diciptakan oleh Tuhan yang Maha Esa. Pada
masyarakat mayoritas Indonesia yang beragam Islam maka Allah yang dinyatakan Esa. Dan ada
pula beberapa suku adat di Indonesia yang menganggap arwah leluhur yang mengatur hidup
manusia.

1.2Pengertian materalisme :

Materialisme adalah asal atau hakikat dari segala sesuatu, dimana asal atau hakikat dari segala
sesuatu ialah materi.Karena itu materialisme mempersoalkan metafisika, namun metafisikanya
adalah metafisika materialisme.
Maksudnya, suatu keyakinan bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu selain materi yang sedang
bergerak. Pada sisi ekstrem yang lain, materialisme adalah sebuah pernyataan yang menyatakan
bahwa pikiran ( roh, kesadaran, dan jiwa ) hanyalah materi yang sedang bergerak.

1.2Tokoh-tokoh Materalisme

Ada beberapa tokoh dari pemikiran Materalisme antara lain:

a. Karl Marx (1818-1883)


b. Thomas Hobbes (1588-1679 M)
c. Homby (1974)
d. Van Der Welj (2000)

1.3 Macam-Macam Materialisme

1. Materialisme rasionalistik

Materialisme rasionalistik menyatakan bahwa selurub realitas dapat dimengeti selurubn ya


berdasarkan ukuran dan bilangan (jumlah);

2. Materialisme mitis atau biologis.

Materialisme mitis atau biologis ini menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa material terdapat
misteri yang mengungguli manusia. Misteri itu tidak berkaitan dengan prinsip immaterial.

3. Materialisme parsial

Materialisme parsial ini menyatakan bahwa pada sesuatu yang material tidak tedapat
karakteristik khusus unsur immaterial atau formal;

4. Materialisme antropologis.

Materialisme antropologis ini menyatakan bahwa jiwa itu tidak ada karena yang dinamakan jiwa
pada dasarnya hanyalah materi atau perubahan- perubahan fisik-kimiawi mater
5. Materialisme dialektik

Materialisme dialektik ini menyatakan bahwa realitas seluruhan yang berarti bahwa tiap-tiap
benda atau atau kejadian dapat dijabarkan kepada materi atau salah satu proses material. Salah
satu prinsif di materialisme dialektik adalah bahwa perubahan dalam kuantitas. Oleh karena itu,
perubahan dalam materi dapat menimbulkan perubahan dalam kehidupan, atau dengan kata lain
kehidupan berasal dari materi yang mati.

1.2Pengertian spiritualisme

Spiritualisme berasal dari kata Spiritus(bahasa latin) yang berarti pernafasan, kehidupan, sukma,
jiwa. Pada awalnya “Spirituit”,diartikan sebagai semua unsur yang menghidupi dan memberikan
energi kepada alam semesta. Kadang-kadang “Spirit”, diartikan sebagai sesuatu yang bersifat
imateriel yang mempunyai kesadaran dan kehendak, serta kecerdasan.

Spiritualisme merupakan suatu ajaran yang menyatakan bahwa realistas mutlak dalam alam
semesta adalah jiwa, yang menjadi dasar alam semesta dan memberikan penjelasan secara
rasional. Kadang-kadang spiritualisme dipergunakan untuk menunjuk pada pandangan idealistis,
bahwa tidak ada yang ada kecuali suatu kehidupan mutlak dan kehidupan-kehidupan yang
terbatas.

Sesuai hukum dialektika roh meningkatkan diri, tahap demi tahap menuju kepada Yang Mutlak.
Sesuai dengan perkembangan roh, maka filsafat Hegel disusun dalam 3 tahap, yaitu:

1. Tahap ketika roh berada dalam keadaan “ada dalam dirinya sendiri”. Ilmu filsafat yang
membicarakan roh berada dalam keadaan ini disebutnya logika.

2. Tahap kedua roh berada dalam keadaan “berada dengan dirinya sendiri”, berbeda dengan
“yang lain”. Roh disini keluar dari dirinya sendiri, menjadikan dirinya diluar” dirinya
dalam bentuk alam, yang terikat kepada ruang dan waktu. Ilmu filsafat yang
membicarakan tahap ini disebutnya filsafat alam.
3. Tahap ketiga ketika roh kembali kepada dirinya sendiri, yaitu kembali pada diluar
dirinya, sehingga roh berada dalam keadaan “dalam dirinya dan bagi dirinya sendiri”.

Dalam hal ini filsafat roh dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu :

1. Roh Subjektif

Roh subyektif atau roh individual (subjective Geist, individuelle Geist) : roh yang terdapat pada
setiap manusia.

Roh indivividual merupakan struktur yang harus dipahami yang bertujuan untuk mencapai atau
menjelmakan nilai-nilai tertentu dan hanya dapat dipahami dengan jalan memahami system nilai-
nilai itu.

2. Roh Objektif

Roh obyektif atau roh supra-individual, atau kebudayaan (Objective Geist, Uber individuelle,
Kultur) : roh seluruh umat manusia yang dalam sistemnya merupakan kebudayaan yang telah
terjelma dan berkembang selama berabad-abad bersama-sama manusia individual.

3. Roh Mutlak

Roh mutlak adalah tahap akhir yang memungkinkan Roh mengetahui bahwa perenungan dirinya


adalah perenungan Absolut.

Anda mungkin juga menyukai